Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM KB DAN METODE KONTRASEPSI, KONTRASEPSI 4 TERLALU DAN 3 TERLAMBAT Abstrak : Program Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu

bentuk tindakan yang dicaangkan Pemerintah dengan tujuan awal adalah sebagai upaya penurunan tingkat fertilitas di Indonesia. Cepatnya laju pertumbuhan penduduk yang tidak di imbangi dengan pertumbuhan ekonomi mendorong Pemerintah khususnya bidang kependudukan untuk mengatur pertumbuhan penduduk dan mengurangi dampak yang akan ditimbulkannya. Dalam pelaksanaan tindakan Keluarga Berencana (KB) ternyata mendapat respon positif dari masyarakat dan bahkan menjadi suatu kebutuhan.Dalam perkemabangannya, kemudian Pemerintah berupaya untuk

meningkatkan pertisipasi masyarakat secara nyata dengan lebih diberdayakan sebagai KB Mandiri dimana masyarakat secara sadar dan aktif untuk berpartisipasi dalam program tersebut tanpa adanya paksaan. Secara kuantitatif KB Mandiri telah menunjukkan peningkatan yang signifikan, dan secara kualitatif Pemerintah, Departemen Kesehatan dan BKKBN lebih mengedepankan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan tingkat kesadaran masyarakat dalam KB Mandiri yang lebih megedepankan Kesehatan Reproduksi. Walaupun demikian tidak semua masyarakat yang aktif dalam KB Mandiri termotivasi karena usaha dalam penjagaan kesehatan reproduksinya.Atas dasar pemikiran tersebut, maka peneliti ingin meneliti mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan istri dalam keluarga berencana mandiri dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi di Desa Tanjung, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang sejauh mana pengetahuan para istri di Desa Tanjung mengenai kesehatan reproduksi, untuk mengetahui sikap mereka terkait dengan pengetahuan yang dimilikinya seputar kesehatan reproduksi, serta mengetahui tindakan yang dilakukan dalam upaya pelaksanaan KB Mandiri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.Dalam penelitian ini mengambil para istri di Desa Tanjung sebagai informan.teknik pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi sedangkan untuk pengambilan sampel peneltian dilakukan dengan teknik purposive sampling, maximum variation sampling. Analisa data yang digunakan adalah dengan model analisa interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan KB Mandiri telah

dilaksanakan secara aktif walaupun pengetahuan yang dimiliki tentang kesehatan reproduksi masih dirasa kurang, tapi sikap positif terhadap usaha penjagaan kesehatan reproduksi dirasa cukup baik. 1. Mahasiswa Prodi Kebidanan Fikkes UNIMUS 2. Pemerhati masalah kebidanan 3. Dosen Kebidanan Fikkes UNIMUS A. PENGERTIAN KB KB atau Keluarga Berencana merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengontrol jumlah populasi rakyat di Indonesia yang makin meledak. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi. Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alatalat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan). http://jurnal.unimus.ac.id

Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga

didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.

B.

METODE-METODE KB Apabila sudah mengambil keputusan akan menggunakan kontrasepsi dalam penerapan program Keluarga Berencana ini, kini tiba saatnya memilih metode yang paling cocok. Kontrasepsi dalam KB sendiri memiliki tujuh metode dalam penerapannya, yaitu :

1.

Metode perintang, yang bekerja dengan cara menghalangi sperma dari pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan). Metode ini tidak mengubah cara kerja tubuh perempuan maupun pasangannya. Efek sampingnya sangat sedikit serta aman untuk ibu yang sedang menyusui.Sebagian besar juga melindungi dari penularan berbagai penyakit melalui hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Contoh alat yang digunakan pada metode ini adalah kondom (untuk lelaki), kondom perempuan, diafragma, serta spermisida.

2.

Metode hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki. Metode KB hormonal memakai obat-obatan yang mengandung 2 hormon yaitu estrogen dan progestin.Keduanya serupa dengan hormon-hormon alamiah yang dihasilkan tubuh Anda, yakni estrogen dan progesteron. Dalam metode hormonal terdapat 3 jenis alat KB : 1. 2. Pil pengendali kehamilan, yang harus diminum setiap hari. Suntikan yang diberikan setiap beberapa bulan sekali.

3.

Susuk yang biasanya dimasukkan ke dalam lengan Anda, dan tahan sampai beberapa tahun.

Perbedaan antara metode hormonal dan metode perintang adalah metode hormonal mengubah proses kerja tubuh, sedangkan metode perintang tidak. Dengan metode hormonal, indung telur

(ovarium) dihalangi sehingga tidak melepas sel telur ke dalam rahim.Selain itu metode ini juga menyebabkan lendir mulut rahim menjadi kental, sehingga menghalangi sperma bila hendak masuk. Kebanyakan pil KB dan beberapa suntikan mengandung hormon progestin dan estrogen sekaligus.Ini disebut pil atau suntikan terpadu.Kedua hormon itu bersama-sama bekerja memberi perlindungan yang bagus agar tidak hamil.Namun bila ada masalah-masalah kesehatan tertentu, sebaiknya jangan memakai metode terpadu.Bila sedang menyusui, sebaiknya juga jangan menggunakan pil atau suntikan terpadu. Pil progestin, susuk, dan beberapa suntikan lain, tidak mengandung estrogen.Progestin saja (tanpa estrogen) lebih aman ketimbang pil atau suntikan terpadu, bila sedang mengalami problema kesehatan yang berhubungan dengan estrogen, atau sedang dalam masa menyusui bayi.

3.

Metode yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.

(IUD), gunanya

Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra Uterine Devices, disingkat IUD.Tergantung jenis spiral apa yang dipakai, spiral bisa bertahan dalam rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti.

4.

Metode alamiah, yang membantu mengetahui kapan masa subur, sehingga dapat menghindari hubungan seks pada masa itu. Yang dimaksudkan dengan istilah alamiah di sini adalah metode-metode yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi ciri khas metode perintang), juga tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metode hormonal). Ada 3 metode KB alami: 1. 2. 3. memberi ASI selama 6 bulan pertama metode pengecekan lendir metode pengamatan irama

5.

Metode permanen, atau metode yang menjadikan seseorang tak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya lewat suatu operasi. Contohnya melalui proses sterilisasi, yaitu operasi pada tubuh perempuan atau laki-laki agar steril atau tak mampu tak lagi mempunyai anak. Kemungkinan terjadi kehamilan setelah sterilisasi hampir nol. Karena itu perlu pemikiran yang matang sebelum memilih metode ini dan harus yakin betul apabila sudah tidak ingin punya anak lagi di masa mendatang. Contoh lain dari metode permanen meliputi tindakan :

a. b. c.

Vasektomi atau vas Ligation Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur) Histerektomi (operasi pengangkatan rahim)

6.

Metode Tradisional Tiap masyarakat punya metode-metode pencegahan kehamilan khasnya sendiri yang diturunkan dari nenek moyang.Meski jarang seefektif metode KB modern, banyak juga yang berhasil. Yang harus diingat adalah ada metode-metode tradisional yang tidak membawa hasil sama sekali dan ada yang malah membahayakan.

Ada dua metode yang umumnya manjur untuk mencegah kehamilan: 1. Menarik keluar penis sebelum ejakulasi Dalam bahasa ilmiah ini dinamakan coitus interruptus atau senggama terputus. Caranya, lelaki segera menarik keluar penisnya menjauhi vagina ketika ia merasa sudah akan mengeluarkan air mani. Namun metode ini tidak selalu berhasil dengan baik. 2. Memisahkan suami dengan istri sesudah kelahiran bayi

Adat beberapa masyarakat menentukan bahwa sesudah bayi lahir, suami istri dilarang berhubungan seks sampai beberapa bulan, bahkan beberapa tahun lamanya.Metode bisa berhasil baik. Lagipula sang ibu punya waktu untuk memulihkan kondisi kesehatannya sendiri serta merawat bayi tanpa gangguan.

7.

Metode Darurat

Metode-metode darurat adalah cara-cara menghindari kehamilan setelah terlanjur berhubungan seks tanpa pelindung.Metode-metode ini mengupayakan agar sel telur yang telah dibuahi oleh sperma jangan menempel ke dinding rahim dan berkembang menjadi janin. Jadi, metode-metode darurat tidak dianjurkan untuk dipilih dalam keadaan apapun.Metodemetode ini hanya untuk keperluan mendesak dan jangan dijadikan acuan kebiasaan.Lagipula, metode-metode ini hanya berhasil bila dilakukan seketika atau secepat mungkin setelah selesai berhubungan seks. C. 4 TERLALU DAN 3 TERLAMBAT Empat Terlalu. faktor internal berasal dari si ibu itu sendiri. istilah empat terlalu yang dapat mengakibatikan persalinan berisiko tinggi. Diantaranya terlalu muda (usia di bawah 16 tahun), terlalu tua (usia diatas 35 tahun), terlalu sering (eprbedaan usia antar anak sangat dekat) dan terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak). Bukan hanya itu saja, penyakit yang diderita ibu pun turut mempengaruhi. Misalnya anemia, jantung, hipertensi, diabetes dan sebagainya. Orang sering mengabaikan faktor kekurangan darah atau anemia. Padahal, seorang wanita hamil berarti ia membagi darahnya dengan janin. Jadi, yang paling utama adalah mengonsumsi vitamin tambah darah. Banyak ibu-ibu yang merasa dirinya sehat-sehat saja, makannya juga kuat, tubuhnya gemuk. Akhirnya malas minum vitamin. Saya selalu bilang kepada pasien, kalau vitamin itu adalah tabungan hari depan, wanita mana yang melahirkantidak berdarah. Adapun faktor lain yang menyebabkan persalinan berisiko tinggi adalahperdarahan, infeksi, keguguran (abortus), pre eklampsia dan eklampsia. Hingga kini yang cukup berbahaya adalah pre eklampsia atau keracunan sebelum hamil, si ibu tidak mengalami hipertensi. Tetapi setelah hamil, tekanan darahnya meningkat secara drastis. Jadi, risikonya amat tinggi. Apalagi hingga kini penyebabnya belum ditemukan. Selain beberapa faktor diatas, pentingnya riwayat persalinan ibu sebelumnya. Misalnya seorang ibu pernah hamil dan mengalami keguguran berulang kali. Berarti kehamilah sekarang tidak bisa diharapkan maksimal kualitasnya. Atau proses persalinan sebelumnya sangat lama dan bayinya meninggal. Begitu pula jika proses persalinan yang dulu dilakukan dengan cara caesar, risikonya juga tinggi, Satu lagi faktor internal yang tak boleh dilupakan yaitu kondisi janin. Kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang saja sudah merupakan suatu risiko. Apalagi jika ditemukan pertumbuhannya terhambat dan terjadi cacat bawaan,

Biasanya kasus-kasus seperti itu terjadi pada kehamilan yang tidak diinginkan. Tapi, bukan hanya terjadi pada anak umur belasan saja yang tidak siap atau tidak mengerti menjaga kehamilan. Justru hal ini dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah terlalu banyak anak. Boleh dikatakan si ibu sudah capek dan bosan hamil. Jadi pasrah saja, sehingga perawatan dirinya juga kurang. itu penjelasan tentang 4 terlalu. sekarang apa itu Tiga terlambat ??????? Tiga Terlambat faktor eksternal atau faktor di luar kondisi ibu, yaitu pendidikan, sosial ekonomi, kultur dan geografis. Ia menyebutkan dengan istilah tiga terlambat. Pertama, terlambat mengetahui adanya kelainan atau penyakit pada ibu hamil. Kebanyakan disebabkan oleh taraf pendidikan yang rendah. Kedua, terlambat mengambil keputusan, yang akhirnya terlambat ke rumah sakit. Faktor keterlambatan ini dapat pula karena kondisi ekonomi dan letak geografis yang tidak strategis. Bagi orang-orang yang tinggal di tempat terpencil. Kemungkinan jarak ke Puskesmas atau Rumah Sakitnya perlu ditempuh dalam waktu lebih lama. Apalagi jika harus menyewa kapal misalnya. Selain tentunya butuh dana besar untuk biaya persalainan, Ketiga, terlambat mengirim dan menangani. Karena sudah terlambat sampai di tempta rujukan, kondisi ibu sudah makin melemah. Ditambah lagi bila sesampainya disana, fasilitasnya kurang lengkap atau tenaga medisnya kurang. Akhirnya benar-benar terlambat ditangani.

DAFTAR PUSTAKA 1. BKKBN, Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi, Gender, dan Pembangunan Kependudukan, Jakarta. 2003a 2. Junaedi, Kesertaan KB Pria Masih Rendah, http://www.jatengprov.go.id, diambil Pada tanggal 25 April 2010, Yogyakarta. 2010 3. BKKBN, Peningkatan Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia, Jakarta. 2003b Jurnal KES MAS UAD Vol. 4, No. 1, September 2010 ISSN : 1978-0575 KES MAS Vol. 4, No. 1, Januari 2010 : 1 - 75 4. Uly, Pencapaian program KB di Jateng belum ideal , http:/ / www.wawasandigital.com,diambil pada tanggal 5 Juni 2010, Yogyakarta. 2010 5. Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. 2005

6. Notoatmodjo, S., Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Karya Cipta, Jakarta. 2003 7. Riadi, A.A., Beberapa Karakteristik Ibu Yang Berhubungan Dengan Pemakaian Tubektomi Pada Peserta KB Aktif Di Desa Kantonsari Kecamatan Demak Kota Kabupaten Demak Bulan September Tahun 2001. Skripsi Fak Ilmu Kesehatan UMS. 2001

Anda mungkin juga menyukai