Anda di halaman 1dari 13

#setaminofen &parasetamol' N-acetyl-para-aminophenol

Berat molekul +umus empiris &Metabolisme' 2olongan hamil &farmasi'

()(.(* ,-./!01 .ati B &#"' # &#us'

Parasetamol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik and antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang. adi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis !"#ID. Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arteriosus pada janin.

[sunting] Asal kata


$ata asetaminofen dan parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut: %ersi #merika !-asetil-para-aminofenol asetominofen %ersi Inggris para-asetil-amino-fenol parasetamol

[sunting] Sejarah

"ebelum penemuan asetaminofen, kulit sinkona digunakan sebagai agen antipiretik, selain digunakan untuk menghasilkan obat antimalaria, kina. $arena pohon sinkona semakin berkurang pada (--3-an, sumber alternatif mulai dicari. 4erdapat dua agen antipiretik yang dibuat pada (--3-an5 asetanilida pada (--6 dan fenasetin pada (--*. 7ada masa ini, parasetamol telah disintesis oleh .armon !orthrop 8orse melalui pengurangan p-nitrofenol bersama timah dalam asam asetat gletser. Biarpun proses ini telah dijumpai pada tahun (-*9, paraetamol tidak digunakan dalam bidang pengobatan hingga dua dekade setelahnya. 7ada (-/9, parasetamol telah ditemui di dalam air kencing seseorang yang mengambil fenasetin, yang memekat kepada hablur campuran ber:arna putih dan berasa pahit. 7ada tahun (-//, parasetamol dijumpai sebagai metabolit asetanilida. !amun penemuan ini tidak dipedulikan pada saat itu. 7ada (/;6, Lembaga "tudi #nalgesik dan 0bat-obatan "edatif telah memberi bantuan kepada Departemen $esehatan !e: <ork untuk mengkaji masalah yang berkaitan dengan agen analgesik. Bernard Brodie dan ulius #=elrod telah ditugaskan untuk mengkaji mengapa agen bukan aspirin dikaitkan dengan adanya methemoglobinemia, sejenis keadaan darah tidak berbahaya. Di dalam tulisan mereka pada (/;-, Brodie dan #=elrod mengaitkan penggunaan asetanilida dengan methemoglobinemia dan mendapati pengaruh analgesik asetanilida adalah disebabkan metabolit parasetamol aktif. 8ereka membela penggunaan parasetamol karena memandang bahan kimia ini tidak menghasilkan racun asetanilida.

OBA A!A"#$SI% A! IPI&$ I%


0bat saraf dan otot golongan analgesik atau obat yang dapat menghilangkan rasa sakit> obat nyeri sedangkan obat antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh. Analgesik sendiri dibagi dua 'aitu ( (. Analgesik opioid / analgesik narkotika Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. 2olongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri. 4etap semua analgesik opioid menimbulkan adiksi>ketergantungan, maka usaha untuk mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuan mendapatkan analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi. Ada ) golongan obat ini 'aitu ( (. 0bat yang berasal dari opium-morfin, 1. "enya:a semisintetik morfin, dan 9. "enya:a sintetik yang berefek seperti morfin.

1. Analgesik lainnya, "eperti golongan salisilat seperti aspirin, golongan para amino fenol seperti paracetamol, dan golongan lainnya seperti ibuprofen, asam mefenamat, naproksen>napro=en dan banyak lagi. Berikut *ontoh obat+obat analgesik antipiretik 'ang beredar di Indonesia ( ,- Para*etamol.a*etaminophen

8erupakan derivat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. "ebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. ika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasi dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektivitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

Parasetamol, Obat Demam dan Nyeri Andalan

Parasetamol adalah obat pereda demam dan nyeri yang paling banyak dipergunakan. Senyawa ini dikenal dengan nama lain asetaminofen, merupakan senyawa metabolit aktif fenasetin, namun tidak memiliki sifat karsinogenik (menyebabkan kanker) seperti halnya fenasetin.

Senyawa berkhasiat obat ini, tidak seperti obat pereda nyeri lainnya (aspirin dan ibuprofen), tidak digolongkan ke dalam obat anti inflamasi non steroid (NSA D) karena memiliki khasiat anti inflamasi yang relatif ke!il.

Parasetamol umumnya digunakan untuk mengobati demam , sakit kepala, dan rasa nyeri ringan. Senyawa ini bila dikombinasikan dengan obat anti inflamasi non steroid (NSA D) atau obat pereda nyeri opioid, dapat digunakan untuk mengobati nyeri yang lebih parah. Parasetamol relatif aman digunakan, namun pada dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati. "isiko kerusakan hati ini diperparah apabila pasien #uga meminum alkohol. Penelitian pada tahun $%%& membuktikan bahwa pemberian parasetamol pada usia bayi dapat meningkatkan risiko ter#adinya asma pada usia kanak'kanak ((,$,)). Parasetamol memiliki sebuah !in!in ben*ena, tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para ((,+). Senyawa ini dapat disintesis dari senyawa asal fenol yang dinitrasikan menggunakan asam sulfat dan natrium nitrat. Parasetamol dapat pula terbentuk apabila senyawa +' aminofenol direaksikan dengan senyawa asetat anhidrat. ,ekanisme ker#a yang sebenarnya dari parasetamol masih men#adi bahan perdebatan. Parasetamol menghambat produksi prostaglandin (senyawa penyebab inflamasi), namun parasetamol hanya sedikit memiliki khasiat anti inflamasi. -elah dibuktikan bahwa parasetamol mampu mengurangi bentuk teroksidasi en*im siklooksigenase (.O/), sehingga menghambatnya untuk

membentuk senyawa penyebab inflamasi (+,0). Sebagaimana diketahui bahwa en*im siklooksigenase ini berperan pada metabolisme asam arakidonat men#adi prostaglandin 1$, suatu molekul yang tidak stabil, yang dapat berubah men#adi berbagai senyawa pro'inflamasi. 2emungkinan lain mekanisme ker#a parasetamol ialah bahwa parasetamol menghambat en*im siklooksigenase seperti halnya aspirin, namun hal tersebut ter#adi pada kondisi inflamasi, dimana terdapat konsentrasi peroksida yang tinggi. Pada kondisi ini oksidasi parasetamol #uga tinggi, sehingga menghambat aksi anti inflamasi. 1al ini menyebabkan parasetamol tidak memiliki khasiat langsung pada tempat inflamasi, namun malah beker#a di sistem syaraf pusat untuk menurunkan temperatur tubuh, dimana kondisinya tidak oksidatif (3). ,etabolisme parasetamol ter#adi di hati. ,etabolit utamanya meliputi senyawa sulfat yang tidak aktif dan kon#ugat glukoronida yang dikeluarkan lewat gin#al. 1anya sedikit #umlah parasetamol yang bertanggung#awab terhadap efek toksik (ra!un) yang diakibatkan oleh metabolit NAP4 (N'asetil'p'ben*o'kuinon imina). 5ila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis normal, metabolit toksik NAP4 ini segera didetoksifikasi men#adi kon#ugat yang tidak toksik dan segera dikeluarkan melalui gin#al (6). Namun apabila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis tinggi, konsentrasi metabolit bera!un ini men#adi #enuh sehingga menyebabkan kerusakan hati.
"eferensi ((). 7auran!e, 8eremy (September (9, $%%&). :Para!etamol gi;en to babies is linked to global rise in asthma:, -he ndependent. Akses (9 September $%%&. ($). 5easley, "i!hard< .layton, -add< .rane, 8ulian< ;on ,utius, =rika< 7ai, .hristopher< ,ontefort, Stephen< Stewart, Alistair ($%%&). :Asso!iation between para!etamol use in infan!y and !hildhood, and risk of asthma, rhino!on#un!ti;itis, and e!*ema in !hildren aged 3>6 years? analysis from Phase -hree of the SAA. programme.:. The Lancet 372: 1039-1048, http?@@www.thelan!et.!om@#ournals@lan!et@arti!le@P S%(+%36)3%&3(++0$@abstra!t. Akses (9 September $%%&. ()). :5aby para!etamol asthma !on!ern:, 55. News ($%%&'%9'(9). Akses (9 September $%%&. (+). Aronoff D,, Oates 8A, 5outaud O ($%%3). :New insights into the me!hanism of a!tion of a!etaminophen? ts !lini!al pharma!ologi! !hara!teristi!s refle!t its inhibition of the two prostaglandin 1$ synthases:. Clin. Pharmacol. Ther. 79 (1): 919.

(0). "oberts, 7.8 . A ,arrow, 8.D. :Analgesi!'antipyreti! and Antiinflammatory Agents and Drugs =mployed in the -reatment of Bout: in, :Boodman A BilmanCs -he Pharma!ologi!al 5asis of -herapeuti!s (%th =dition: by 1ardman, 8.B. A 7imbird, 7.=. Published by ,!Braw 1ill, $%%(, p.3&6>6)(. (3). .handrasekharan ND, Dai 1, "oos 27, et al ($%%$). :.O/'), a !y!looEygenase'( ;ariant inhibited by a!etaminophen and other analgesi!@antipyreti! drugs? !loning, stru!ture, and eEpression:. Proc. Natl. Acad. ci. !. .A. 99 ("1): 139"#31. (6). Borne, +onald ?. @!onsteroidal #nti-inflammatory Drugs@ in Principles of Medicinal Chemistry, ?ourth Adition. Ads. ?oye, Billiam 0.5 Lemke, 4homas L.5 Billiams, David #. 7ublished by Billiams C Bilkins, (//). p. );;D);).

PARASETAMOL Parasetamol adalah deri;at para amino fenol. Asetaminofen (parasetamol) merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama dan telah digunakan se#ak tahun (&9). efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminoben*en. Asetaminofen di ndonesia lebih dikenal dengan nama parasetamol, dan tersedia dalam bentuk obat bebas (obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter). INDIKASI Di ndonesia, penggunaan parasetamol yaitu sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgesik (kerusakan pada gin#al). 8ika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Penggunaannya untuk meredakan demam tidak seluas penggunaannya sebagai analgesik. FARMAKOKINETIKA Farmakokinetika adalah ilmu yang mempela#ari tentang nasib obat dalam tubuh yang meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi (ekskresi). Absorpsi merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkut kelengkapan dan ke!epatan proses. Setelah diabsorpsi obat akan didistribusi keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah, karena selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat #uga ditentukan oleh sifat fisikokimianya. 5iotransformasi atau lebih dikenal dengan metabolisme obat, adalah proses perubahan struktur kimia obat yang ter#adi dalam tubuh dan dikatalisis oleh en*im. Pada proses ini molekul obat diubah men#adi lebih polar atau lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak, sehigga lebih mudah diekskresi

melalui gin#al. =liminasi obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi (dalam bentuk asalnya). Obat (metabolit polar) lebih !epat diekskresi daripada obat larut lemak, ke!uali yang melalui paru. Bin#al merupakan organ ekskresi yang terpenting dimana sebagian besar obat diekskresikan melalui gin#al. ,aka, setelah masuk ke dalam tubuh, parasetamol #uga akan mengalami absorbsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi (ekskresi). Parasetamol dan fenasetin diabsorpsi !epat dan sempurna melalui saluran !erna. 2onsentrasi tertinggi dalam plasma di!apai dalam waktu G #am dan massa paruh plasma antara (') #am. Obat ini tersebar keseluruh !airan tubuh. Dalam plasma $0H parasetamol dan )%H fenasetin terikat protein plasma. 2edua obat ini dimetabolisme oleh en*im mikrosom hati. Sebagian asetaminofen (&%H) dikon#ugasikan dengan asam glukoronat dan sebagian ke!il lainnya dengan dengan asam sulfat. Selain itu kedua obat ini dapat mengalami hidroksilasi. ,etabolit hasil hidroksilasi ini dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis eritrosit. 2eduaobat ini diekskresi melalui gin#al, sebagian ke!il sebagai parasetamol ()H) dan sebagian besar dalam bentuk terkon#ugasi. FARMAKODINAMIKA Farmakodinamika mempela#ari kegiatan obat terhadap organisme hidup, terutama !ara dan mekanisme ker#anya, reaksi fisiologi, serta efek teraupetik yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika men!akup semua efek yang dilakukan obat terhadap tubuh. Intuk dapat menimbulkan efek, suatu obat harus berada dalam konsentrasi pun!ak dalam plasma. Setelah obat men!apai tempat aksinya, obat akan berikatan dengan reseptornya, dimana obat yang bersifat agonis (*at yang dapat memberikan efek yang sama seperti saraf pa!uannya) akan dapat menimbulkan efek. Dengan meran!ang pengaturan dosis men!oba untuk men!apai konsentrasi spesifik obat pada reseptor untuk menghasilkan respon optimal dengan efek samping yang minimal.

=fek analgesik parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis PB yang lemah. =fek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian #uga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa. EFEK SAMPING =fek samping adalah efek yang tidak diinginkan dari pemberian suatu obat dalam dosis terapi. Pengaturan dosis yang tepat dan penggunaan obat sesuai aturan dapat meminimalkan ter#adinya efek samping. =fek samping parasetamol #arang ke!uali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut dilaporkan setelah pengunaan #angka pan#ang kerusakan hati (dan lebih #arang kerusakan gin#al). Fenasetin dapat menyebabkan anemia hemolitik, terutama pada pemakaian kronik. Anemia hemolitik dapat ter#adi berdasakan mekanisme autoimun, defisiensi en*im BSPD dan adanya metabolit yang abnormal.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, $%%%, ON ( nformatorium Obat Nasional ndonesia) $%%%, (&0, Dep2es " , 8akarta. Baniswarna, S.B., (990, $arma%olo&i dan Tera'i, =d. D, $(+, I Press, 8akarta ,oko, $%%&, A'li%a(i $arma%o%ineti%a 'ada )lini% , http?@@apoteker.web.id, diakses tanggal (& ,aret $%%9. "ahar#a, 2irana, Drs, (996, *+at-*+at Pentin&, ed 0, Penerbit =leE ,edia .omputindo, 8akarta

(. 7#+#"A4#80L ?aemakologi 7arasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik > analgesik. "ifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenEen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. "ifat analgesik 7arasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. "ifat antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. 7ada penggunaan per oral 7arasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. $adar maksimum dalam plasma dicapai dalam :aktu 93 menit sampai 63 menit setelah pemberian. 7arasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari )F tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Interaksi 0bat 7arasetamol diduga dapat menaikan aktivitas koagulan dari kumarin.

Senin, /001 2uni 03


4engenal Parasetamol

"iapa yang tidak mengenal parasetamolG "ejak abad ke-13 obat ini sudah digunakan sebagai pereda nyeri dan demam &analgetik-antipreyik' dan hingga kini telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk sediaan, teblet chewable, eliksir, drops dan suspensi drops yang dikemas khusus untuk bayi dan anak-anak. Hmumnya obat ini diberikan untuk meringankan gejala demam, nyeri, dan rasa tak nyaman karena masuk angin, flu, atau karena imunisasi dan pertumbuhan gigi. Dalam golongan obat analgetik, parasetamol atau nama lainnya asetaminofen memiliki khasiat sama seperti aspirin atau obat-obat non steroid antiinflamatory drug &!"#ID' lainnya. "eperti aspirin, parasetamol berefek menghambat prostaglandin &mediator nyeri' di otak tetapi sedikit aktivitasnya sebagai penghambat postaglandin perifer. !amun, tak seperti obat-obat !"#IDs, obat ini tidak memiliki aktivitas antiinflamasi &antiradang' dan tidak menyebabkan gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal yang tidak

menguntungkan. $arenanya cukup aman digunakan pada semua golongan usia. "elama bertahun-tahun digunakan, informasi tentang cara kerja parasetamol dalam tubuh belum sepenuhnya diketahui dengan jelas hingga pada tahun 1336 dipublikasikan dalam salah satu jurnal Bertolini #, et. al dengan topik Parasetamaol : New Vistas of An Old rug, mengenai aksi pereda nyeri dari parasetamol ini. 4ernyata di dalam tubuh efek analgetik dari parasetamol diperantarai oleh aktivitas tak langsung reseptor canabinoid C!". Di dalam otak dan sumsum tulang belakang, parasetamol mengalami reaksi deasetilasi dengan asam arachidonat membentuk N-arachidonoylfenolamin, komponen yang dikenal sebagai Eat endogenous cababinoid. #danya N-arachidonoylfenolamin ini meningkatkan kadar canabinoid endogen dalam tubuh, disamping juga menghambat enEim siklooksigenase yang memproduksi prostaglandin dalam otak. $arena efek canabino-mimetik inilah terkadang parasetamol digunakan secara berlebihan. 7arasetamol sebernarnya jarang memberi efek samping yang serius apabila digunakan sesuai dengan petunjuk. Beberapa isu yangmenyebutkan bah:a obat ini terkait dengan asma pada anak-anak juga belum terbukti secara klinis. .anya kadang obat ini bisa menimbulkan ruam atau gatal-gatal pada beberapa orang tertentu. 7enggunaan yang berlebihan dan dalam jangka panjang perlu di:aspadai karena bisa memicu kerusakan hati. 7erlu diperhatikan juga beberapa tanda overdosis dari parasetamol misalnya jika terdapat gejala mual, muntah, lemas dan keringat berlebih. Beberapa poin penting yang perlu dicermati dalam penggunaan parasetamol : .entikan penggunaan parasetamol bila demam berlangsung lebih dari 9 hari atau nyeri semakin memburuk lebih dari (3 hari, kecuali atas saran dokter. Bagi ibu hamil dan menyusui, konsultsikan dengan dokter jika hendak menggunakan obat ini. 0rang dengan penyakit gangguan liver sebaiknya tidak menggunakan obat ini. $onsultasikan dengan dokter sebelum mengkombinasi parasetamol dengan obatobat !"#ID, antikoagulan &warfarin', ataupun kontrasepsi oral. 7enggunaan parasetamol bersama alkohol dpat meningkatkan toksisitas hati. $onsumsi vitamin , dosis tinggi dapat meningkatkan kadar parasetamol dalam tubuh. Diposkan oleh myEavier di (;:() Label: kesehatan 7arasetamol (13 mg>) ml!ama 7roduk: untuk navigasi ke produk lain'$omposisi4iap sendok teh &)ml' sirup mengandung 7arasetamol (13 mg.,ara $erja7arasetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik > analgesik. "ifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenEen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. "ifat analgesik 7arasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. "ifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. 7ada penggunaan per oral 7arasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. $adar maksimum dalam plasma dicapai dalam :aktu 93 menit sampai 63 menit setelah pemberian.

7arasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari )F tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonyugasi.Indikasi "ebagai antipiretik>analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal. "ebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit :aktu haid dan sakit pada otot. 8enurunkan demam pada influenEa dan setelah vaksinasi.Dosis Diba:ah ( tahun: G ' ( sendok teh atau 3%>($% mg, tiap +'3 #am. ( ' 0 tahun? ( ' $ sendok teh atau ($%>$0% mg, tiap +'3 #am. 3 ' ($ tahun? $ ' + sendok teh atau $0%>0%% mg, tiap +'3 #am. Diatas ($ tahun? G ' ( g tiap + #am, maksimum + g sehari. Efek Samping Dosis besar menyebabkan kerusakan fungsi hati. Kontrain ikasi 1ipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose'3'fosfat dehidrogenase. -idak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati. Interaksi O!at Parasetamol diduga dapat menaikkan akti;itas koagulan dari kumarin. "ara Pen#impanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari !ahaya. 7erhatian7emberian harus berhati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal serta penggunaan jangka lama pada pasien anemia. angan melampaui dosis yang disarankan. .arap ke dokter bila gejala demam belum sembuh dalam 1 hari atau rasa sakit tidak berkurang selama ) hari. $emasan :Btl 63 ml.arga:-,-!o. +egistrasi :2BL/313/(3/9*#( ,etak .alaman Ini

Asetaminofen $Parasetamol%
By #nto on une 1;, 133/ I JKendifL--MI JKendifL--M 2olongan "ediaan 7enyakit>indikasi #lasan penggunaan

#nti peradangan non-opioid nonsteroid

4ablet (33-)33 mg "upositoria : (33 mg ,airan oral : (1) mg>) ml

Indikasi: !yeri ringan sampai sedang termasuk dysmenorrhea, sakit kepala5 pereda nyeri pada osteoarthritis dan lesi jaringan lunak5 demam termasuk demam setelah imunisasi5 serangan migren akut, tension headache %ontraindikasi : Perhatian : 2angguan hati5 gangguan ginjal5 ketergantungan alkohol %ehamilan dan me'usui : $ehamilan : 4idak diketahui berbahaya 8enyusui : umlah terlalu sedikit untuk membahayakan Interaksi : #ntikoagulan 7enggunaan parasetamol jangka panjang sebagai pemakaian umum mungkin meningkatkan efek antikoagulan dari koumarin ,arbamaEepin mungkin meningkatkan metabolisme parasetamol 7arasetamol mungkin menghambat metabolisme busulfan intravena &pabrik busulfan intravena menyatakan perhatian dalam *1 jam penggunaan parasetamol' 7enyerapan parasetamol dikurangi oleh kolestiramin $ecepatan penyerapan parasetamol

#ntiepilepsi "itotoksik

0bat pengatur lipid 8etoklopramid

ditingkatkan oleh parasetamol Dosis : Demam setelah imunisasi, per oral, B#<I 1-9 bulan, 63 mg diikuti dosis kedua, jika perlu, ;-6 jam kemudian. Ingatkan orang tua untuk menghubungi tenaga kesehatan jika demam menetap setelah dosis kedua !yeri ringan D sedang, demam, per oral, DAB#"# 3,) D ( g tiap ;-6 jam, maksimal ; g sehari5 #!#$ diba:ah 9 bulan &lihat di ba:ah', 9 bulan D ( tahun 63-(1) mg, (-) tahun (13-1)3 mg, 6-(1 tahun 1)3-)33 mg, dosis ini dapat diulang tiap ;-6 jam jika perlu &maksimal ; dosis dalam 1; jam' !yeri ringan D sedang, per rectal, DAB#"# 3,) D ( g5 #!#$ (-) tahun (1)-1)3 mg, 6(1 tahun 1)3-)33 mg5 dosis diberikan tiap ;-6 jam jika perlu, maksimal ; dosis dalam 1; jam Bayi kurang dari 9 bulan sebaiknya tidak diberikan parasetamol kecuali dianjurkan dokter5 dosis (3 mg>kg &) mg>kg jika jaundice' bisa diberikan 7engobatan serangan migren akut, per oral, DAB#"# 3,) D ( g saat serangan pertama, dapat diulang tiap ;-6 jam jika perlu, maksimal ; g sehari5 #!#$ 6-(1 tahun 1)3-)33 mg saat serangan pertama, dapat diulang tiap ;-6 jam jika perlu, maksimal ; dosis dalam 1; jam 7engobatan seranga migren akut , per rectal, DAB#"# dan #!#$ di atas (1 tahun 3,) D ( g saat tanda pertama serangan, dapat diulang tiap ;-6 jam jika perlu, maksimal ; dosis dalam 1; jam5 #!#$ 6-(1 tahun 1)3-)33 mg saat tanda pertama serangan, dapat diulang tiap ;-6 jam jika perlu, maksimal ; dosis dalam 1; jam 5ara pelarutan dan pemberian : $fek 'ang tidak diinginkan : arang tetapi dilaporkan : ruam dan gangguan darah5 penting: kerusakan hati & dan lebih jarang kerusakan ginjal' setelah overdo

Anda mungkin juga menyukai