Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wildanis Reza Raditya NIM : 26010310120032 Prodi : PSP ILLEGAL IS!

ING Pengertian Illegal Fishing merujuk kepada pengertian yang dikeluarkan oleh International Plan of Action (IPOA) Illegal, Unreported, Unregulated (IUU) Fishing yang diprakarsai oleh FAO dalam konteks implementasi onduct for !esponsi"le Fisheries ( se"agai "erikut# Illegal Fishing, adalah $ %# &egiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh suatu negara tertentu atau kapal asing di perairan yang "ukan merupakan yuridiksinya tanpa i'in dari negara yang memiliki yuridiksi atau kegiatan penangkapan ikan terse"ut "ertentangan dengan hukum dan peraturan negara itu (Acti(ities conducted "y national or foreign (essels in )aters under the jurisdiction of a state, )ithout permission of that state, or in contra(ention of its la)s and regulation)# *# &egiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh kapal perikanan "er"endera salah satu negara yang terga"ung se"agai anggota organisasi pengelolaan perikanan regional, !egional Fisheries +anagement Organi'ation (!F+O) tetapi pengoperasian kapal,kapalnya "ertentangan dengan tindakan,tindakan konser(asidan pengelolaan perikanan yang telah diadopsi oleh !F+O# -egara !F+O )aji" mengikuti aturan yang ditetapkan itu atau aturan lain yang "erkaitan dengan hukum internasional (Acti(ities conducted "y (essels flying the flag of states that are parties to a rele(ant regional fisheries management organi'ation (!F+O) "ut operate in contra(ention of the conser(ation and management measures adopted "y the organi'ation and "y )hich states are "ound, or rele(ant pro(isions of the applica"le international la))# .# &egiatan penangkapan ikan yang "ertentangan dengan perundang, undangan suatu negara atau ketentuan internasional, termasuk aturan, ode of !F)# Pengertian Illegal Fishing dijelaskan

aturan yang ditetapkan negara anggota !F+O (Acti(ities in (iolation of national la)s or international o"ligations, including those undertaken "y cooperating stares to a rele(ant regioanl fisheries management organi'ation (!F+O)# &egiatan Illegal Fishing yang paling sering terjadi di )ilayah pengelolaan perikanan Indonesia adalah pencurian ikan oleh kapal,kapal ikan asing (&IA) yang "erasal dari "e"erapa negara tetangga (neigh"oring countries)# /alaupun sulit untuk memetakan dan mengestimasi tingkat illegal fishing yang terjadi di /PP,!I, namun dari hasil penga)asan yang dilakukan selama ini, (*001,*0%0) dapat disimpulkan "ah)a illegal fishing oleh &IA se"agian "esar terjadi di 233 (34lusi(e 3conomic 2one) dan juga cukup "anyak terjadi di perairan kepulauan (archipelagic state)# Pada umumnya, 5enis alat tangkap yang digunakan oleh &IA atau kapal eks Asing illegal di perairan Indonesia adalah alat,alat tangkap produktif seperti purse seine dan tra)l#&egiatan illegal fishing juga dilakukan oleh kapal ikan Indonesia (&II)# 6e"erapa modus7jenis kegiatan illegal yang sering dilakukan &II, antara lain$ penangkapan ikan tanpa i'in (8urat I'in Usaha Perikanan (8IUP) dan 8urat I'in Penangkapan Ikan (8IPI) maupun 8urat I'in &apal Pengangkutan Ikan (8I&PI)), memiliki i'in tapi melanggar ketentuan se"agaimana ditetapkan (pelanggaran daerah penangkapan ikan, pelanggaran alat tangkap, pelanggaran ketaatan "erpangkalan), pemalsuan7manipulasi dokumen (dokumen pengadaan, registrasi, dan peri'inan kapal), transshipment di laut, tidak mengaktifkan transmitter (khusus "agi kapal,kapal yang di)aji"kan memasang transmitter), dan penangkapan ikan yang merusak (destructi(e fishing) dengan menggunakan "ahan kimia, "ahan "iologis, "ahan peledak, alat dan7atau cara, dan7atau "angunan yang mem"ahayakan melestarikan sum"erdaya ikan# Faktor ,faktor yang menye"a"kan terjadinya Illegal fishing di perairan Indonesia tidak terlepas dari lingkungan strategis glo"al terutama kondisi perikanan di negara lain yang memiliki per"atasan laut, dan sistem pengelolaan perikanan di Indonesia itu sendiri# 8ecara garis "esar faktor penye"a" terse"ut dapat dikategorikan menjadi 9 (tujuh) faktor, se"agaimana diuraikan di "a)ah ini#

Pertama, &e"utuhan ikan dunia (demand) meningkat, disisi lain pasokan ikan dunia menurun, terjadi o(erdemand terutama jenis ikan dari laut seperti :una# ;al ini mendorong armada perikanan dunia "er"uru ikan di manapun dengan cara legal atau illegal# &edua, <isparitas (per"edaan) harga ikan segar utuh ()hole fish) di negara lain di"andingkan di Indonesia cukup tinggi sehingga mem"uat masih adanya surplus pendapatan# &etiga, Fishing ground di negara,negara lain sudah mulai ha"is, sementara di Indonesia masih menjanjikan, padahal mereka harus mempertahankan pasokan ikan untuk konsumsi mereka dan harus mempertahankan produksi pengolahan di negara terse"ut tetap "ertahan# &eempat, =aut Indonesia sangat luas dan ter"uka, di sisi lain kemampuan penga)asan khususnya armada penga)asan nasional (kapal penga)as) masih sangat ter"atas di"andingkan ke"utuhan untuk menga)asai daerah ra)an# =uasnya )ilayah laut yang menjadi yurisdiksi Indonesia dan kenyataan masih sangat ter"ukanya 233 Indonesia yang "er"atasan dengan laut lepas (;igh 8eas) telah menjadi magnet penarik masuknya kapal,kapal ikan asing maupun lokal untuk melakukan illegal fishing# &elima, 8istem pengelolaan perikanan dalam "entuk sistem peri'inan saat ini "ersifat ter"uka (open acces), pem"atasannya hanya ter"atas pada alat tangkap (input restriction)# ;al ini kurang cocok jika dihadapkan pada kondisi faktual geografi Indonesia, khususnya 233 Indonesia yang "er"atasan dengan laut lepas# &eenam, +asih ter"atasnya sarana dan prasarana penga)asan serta 8<+ penga)asan khususnya dari sisi kuantitas# 8e"agai gam"aran, sampai dengan tahun *00>, "aru terdapat 19> Penyidik Perikanan (PP-8 Perikanan) dan .?0 A6& (Anak 6uah &apal) &apal Penga)as Perikanan# 5umlah terse"ut, tentunya sangat "elum se"anding dengan cakupan luas )ilayah laut yang harus dia)asi# ;al ini, le"ih diperparah dengan keter"atasan sarana dan prasarana penga)asan# &etujuh, Persepsi dan langkah kerjasama aparat penegak hukum masih dalam penanganan perkara tindak pidana perikanan masih "elum solid, terutama dalam hal pemahaman tindakan hukum, dan komitmen operasi kapal penga)as di 233#

Untuk dapat mengetahui, kerugian materil yang diaki"atkan oleh Illegal fishing perlu ditetapkan angka asumsi dasar antara lain$ diperkirakan jumlah kapal asing dan eks asing yang melakukan IUU fishing sekitar %000 kapal, ikan yang dicuri dari kegiatan IUU fishing dan di"uang (discarded) se"esar *1@ dari stok (estimasi FAO, *00%)# <engan asumsi terse"ut, jika +8A(ma4imum sustaina"le yield B tangkapan lestari maksimum) ikan B C,? juta ton7th, maka yang hilang dicuri dan di"uang sekitar %,C juta ton7th# 5ika harga jual ikan di luar negeri rata, rata * U8<7&g, maka kerugian per tahun "isa mencapai !p .0 trilyun# &erugian Aki"at IUU FI8;I-D %# 8u"sidi 66+ dinikmati oleh kapal,kapal yang tidak "erhakE *# Pengurangan Penerimaan -egara 6ukan Pajak (P-6P)E .# Peluang kerja nelayan Indonesia (lokal) "erkurang, karena kapal, kapal illegal adalah kapal,kapal asing yang menggunakan A6& asingE ?# ;asil tangkapan umumnya di"a)a langsung ke luar negeri (negara asal kapal), sehingga mengaki"atkan$ (a) hilangnya se"agian de(isa negara dan (") "erkurangnya peluang nilai tam"ah dari industri pengolahanE 1# Ancaman terhadap kelestarian sum"erdaya ikan karena hasil tangkapan jumlahnyaE C# +erusak citra Indonesia pada kancah International karena IUU fishing yang dilakukan oleh kapal asing "er"endera Indonesia maupun kapal milik )arga negara Indonesia# ;al ini juga dapat "erdampak ancaman em"argo terhadap hasil perikanan Indonesia yang dipasarkan di luar negeri# 8e"agian &erugian 3konomi karena IUU Fishing %# Pungutan Perikanan yang di"ayarkan dengan tariff kapal Indonesia# *# 8u"sidi 66+ yang dinikmati oleh kapal asing yang tidak "erhak# .# Produksi ikan yang dicuri (Folume dan -ilai) tidak terdeteksi, "aik jenis, ukuran maupun

Anda mungkin juga menyukai