Anda di halaman 1dari 9

DERMATITIS NUMULAR ( Sukriawati )

I.

PENDAHULUAN Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfk). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Nama lain dari dermatitis nummular adalah ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous dermatitis. Terdapat beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan, penyebab, usia, faktor konstitusi.1,2,3 Dermatitis numular merupakan suatu peradangan dengan lesi yang menetap, dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi menyerupaikoin, sirkular atau lesi oval yang berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah ektremitas atas pada wanita dan ekstremitas bawah pada pria. Lesi awal berupa papul dan papulovesikel disertai plak yang biasanya mudah pecah.2,3

II.

ETIOPATOGENESIS Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak faktor predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi sekunder telah diketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan micrococci diketahui sebagai penyebab langsung melalui mekanisme hipersensitivitas. Namun demikian, perannya secara patogenesis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan emosional, trauma lokal dan kontak dengan

bahan kimia dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi bukan merupakan penyebab utama. Lingkungan dengan kelembaban rendah dapat pula memicu kekambuhan.2,3 Kulit penderita dermatitis numular cenderung kering akibat hidrasi stratum korneum rendah. Jumlah SP (substance P), VIP (vasoactive intestinal polypeptide), dan CGRP (calcitonin genrelated peptide) meningkat didalam serabut dermal sensoris kulit, sedang pada serabut epidermal yang meningkat yaitu SP dan CGRP. Hal ini menunjukkan bahwa neuropeptida berpotensi pada mekanisme proses degranulasi sel mast. 1,4,6 III. GAMBARAN KLINIS Penderita dermatitis numular umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel, kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu lesi karakteristik yang khas yakni lesi makula eritematosa dan plak menyerupai koin yang berbatas tegas. Lambat laun vesikel pecah, terjadi eksudasi kemudian mengering menjadi krusta kekuningan. Rasa gatal yang timbul dapat minimal sampai berat. Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat bula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi. Predileksi nya di tungkai bawah, badan, lengan dan termasuk punggung tangan.1-4

Gambar 1 : Lesi dermatitis numular pada ekstremitas bawah

Gambar 2 : Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numular pada tangan

Gambaran diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis numular yaitu; 2,3 1. Dermatitis numular pada tangan dan lengan. Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau punggung jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada sisi reaksi luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang meluas. 2. Dermatitis numular pada tungkai dan badan. Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian kasus, kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan serangga. Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif. Dalam

perkembangannya, kelainan berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan

vesikel yang tersebar. Pada Dermatitis numular juga sering dijumpai penyembuhan pada bagian tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan. 3. Dermatitis numular bentuk kering. Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular umumnya karena di sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan multipel pada tungkai atas dan bawah serta beberapa papul dan vesikel kecil di bagian tepinya di atas dasar eritematus pada telapak tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang berbeda sekali dengan bentuk dermatitis numular lainnya. Menetap bertahuntahun dengan fluktuasi atau remisi yang sulit diobati.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik. Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang mempunyai gambaran penyembuhan di tengah. Pemeriksaan kultur bakteri juga bisa dilakukan untuk mengetahui infeksi dari bakteri

Staphylococcus.Dapat pula dilakukan pemeriksaan histopatologis dimana pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, serta sebukan sel radang limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. Pada lesi subakut dapat ditemukan parakeratosis, krusta, hiperplasia epidermal dan spongiosis epidermis. Sedangkan pada lesi yang kronik dapat ditemukan mikroskopis yang mirip dengan lichen simplex chronicus.2-5

Gambar 3 : Pemeriksaan histopatologi dermatitis numular

V.

DIAGNOSIS Dermatitis numular dapat didiagnosis berdasarkan

anamnesis,pemeriksaan fisis serta pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan keluhan lesi yang gatal yang dirasakan minimal sampai berat. Darai pemeriksaan fisis ditemukangambaran klinis yang khas yakni lesi plak menyerupai koin merupakan tanda khas penyakit ini. Dari pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan histopatologis dimana pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, serta sebukan sel radang limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. Pada lesi subakut dapat ditemukan parakeratosis, krusta, hiperplasia epidermal dan spongiosis epidermis. Sedangkan pada lesi yang kronik dapat ditemukan mikroskopis yang mirip dengan lichen simplex chronicus.1,2

VI. DIAGNOSIS BANDING Diagnosis banding dari penyakit ini antara lain : 3-5 Liken simpleks kronikus (neurodermatitis). Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak yang likenifikasi dan fissura dengan distribusi tertentu.

Gambar 4 : Bentuk lesi dari neurodermatitis

Dermatitis kontak alergi. Morfologi klinis primer antara dermatitis kontak dan dermatitis numular sering sulit untuk dibedakan. Pada dermatitis kontak biasanya lokal, dan ditemukan riwayat kontak sebelumnya. Untuk membedakan dapat dilakukan pemeriksaan patch test atau prick test.

Gambar 5 : Bentuk lesi dari dermatitis kontak alergi

Dermatitis Atopik Umumnya pada pasien dengan lesi pada telapak tangan dan dada. Patch test dan prick test dapat membantu jika terdapat riwayat dermatitis atopik.

Gambar 6 : Bentuk lesi dermatitis atopik persisten pada telapak tangan dan dada.

Tinea Korporis. Morfologi klinis tinea korporis dan dermatitis numular kadang terlihat mirip. Untuk membedakan dapat dilakukan pemeriksaan mikrokopik atau kultur fungi dimana pada tinea korporis dapat ditemukan T. Tonsurans.

Gambar 7 : Lesi tinea korporis pada punggung

VII. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaannya difokuskan pada gejala yang mendasari.

Sedapatnya mencari penyebab atau faktor yang memprovokasi. Bila kulit kering, diberi pelembab atau emolien. Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat anti inflamasi seperti streroid topikal. Steroid topikal yang diberikan dari mid-potent sampai high-potent. Jika ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik topikal. Dapat pula diberikan antibiotik oral jika tanda-tanda infeksi sekunder ditemukan. Jika terdapat pruritus maka dapat diobati dengan antihistamin misalnya hydroxyzine. Jika lesi sudah tersebar luas, fototerapi dengan ultraviolet B cukup efektif.1-6

VIII. PROGNOSIS Dermatitis numular biasanya didapatkan kronik. Lesi berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Perkembangan penyakit ini juga cenderung berulang.Lesi kadang sulit dikendalikan bahkan dengan pemberian glukokortikoid topikal.4-6

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 3rd ed. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2002. p. 148-150 2. Burgin S. Nummular eczema and lichen simplex chronicus/prurigo nodularis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, PallerAS, Leffel DJ, editors. Fitzpatrick Dermatologyin General Medicine. 7th ed. New York. McGraw-Hill; 2006. p. 158-160 3. Burton JL. Eczema, lichenification, prurigo and erythoderma: Discoid eczema. In: Champion RH, Burton JL, Ebling FJ, editors. Rooks Textbook of Dermatology. 7th ed. London. Blackwell Scientific; 2004. p. 17.18-17.20 4. Habif TP. Eczema and hand dermatitis. Clinical dermatology : A color guide to diagnosis and therapy, 4th ed. Philadelphia. Mosby; 2004. p 41 5. Wolff K, Richard AJ. Nummular eczema. Fitzpatricks : Color atlas & synopsis of clinical dermatology. New york. McGraw-Hill. p 46-48 6. Miller J. Nummular dermatitis [Online]. [cited February 7th] Available from: URL:http://www.emedicine.com/nummulardermatitis.html.

Anda mungkin juga menyukai