Artinya :
Setiap yang memabukkan adalah khamar dan setiap khamar adalah
diharamkan. (Firanda,2010)
Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :
Artinya :
Larangan setiap zat bahan yang memabukkan dan melemahkan.
(Riwayat Umi Salamah)
Menurut Mazhab Hanafi yang diharamkan meliputi penggunaan
NAPZA, memperjualbelikannya atau menjadikannya sumber penghasilan,
menanam atau memproduksi NAPZA, serta menggunakan harta hasil jual beli
benda benda haram dan ibadat ibadat yang dibiayai dengan hasil itu adalah
tidak diterima bahkan haram pula.
Penyalahgunaaan NAPZA dapat merusak kesehatan, dan lain - lain.
Yang mana hal tersebut telah dilarang oleh Allah Swt. dalam QS An-Nisa /
4:29:
4 W-EOU+^> 7=O^ _ Ep)
-.- 4p~E 7) V1gO4O ^g_
Terjemahannya:
... dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.
Menurut Abdullah Bin Muhammad, dalam tafsir Ibnu Katsir orang
mencari harta untuk kelangsungan hidup. Maka selain kemakmuran harta
benda hendaklah pula terdapat keamanan jiwa. Larangan untuk saling
membunuh, bahkan larangan keras membunuh diri sendiri. ( Katsir, 2007).
Ayat diatas menganjurkan kita untuk menjauhi khamar (NAPZA) karena
akan mengganggu daya akal dan pikiran manusia, merusak kesehatan, dapat
merusak organ tubuh, gangguan jiwa, tertular virus HIV, dapat
menghancurkan potensi sosial, menurunkan minat belajar, merusak keamanan
dan ketertiban masyarakat dalam hal ini siswa, menimbulkan tindak
kriminalitas, kecelakaan lalu lintas, membahayakan kehidupan bangsa dan
negara, mengakibatkan rusaknya persatuan, kesatuan dan mobilitas nasional,
mentalitas dan moralitas bangsa.
Pemakai NAPZA dalam pandangan Islam adalah manusia terkutuk.
Mereka akan mendapat kerugian didunia dan akhirat. Hal ini dijelaskan
dengan jelas dalam dalil-dalil sebagai berikut: Barang siapa bertemu Allah
sebagai pecandu khamr, maka ia bertemu dengan-Nya seperti penyembah
berhala. (HR. An-Nasai). Tiga golongan yang Allah haramkan untuk
masuk surga yaitu peminum khamr, durhaka kepada orang tua, dan yang
mengizinkan terjadinya perzinaan dikalangan keluarga. (HR. Ahmad, Nasai,
Al-Bazzar, dan Hakim).
Oleh karena itu, kita sebagai orang dewasa atau orang tua merupakan
panutan dalam kehidupan anak, khususnya anak - anak yang sedang
menginjak usia remaja.