Anda di halaman 1dari 17

I. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis dan Mikroskopis Saluran Napas Atas I.1.

Menjelaskan Anatomi Makroskopis Saluran napas atas terdiri dari hidung, faring dan laring.

a. Hidung Terdiri dari 2 rongga, kanan dan kiri yang di atasi oleh sekat!septum mediana. "agian yang le ar dise ut #esti ulum dan agian yang ke$il di agian elakang dise ut respirasi. %pitel #esti ulum nasi & epitel erlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, folikel ram ut, kelenjar se asea dan kelenjar keringat ram ut. %pitel respirasi erupa epitel ertingkat torak, ersilia, ersel go let. Ada ' tonjolan di dalam hidung yaitu & 1.(onka Nasalis Superior. 2.(onka Nasalis Media. '.(onka Nasalis Inferior terdapat pleksus pem uluh darah. Alat penghidu & ) *eseptor Mukosa +lfaktoria. ) %pitel ertingkat torak tanpa sel go let,

Ada ' sel & ) sel penyokong. ) sel asal. ) sel olfaktorius.

*ongga hidung dihu ungkan dengan rongga tengkorak melalui sinus paranasal yang terdiri & ) sinus maksilaris ) sinus frontalis ) sinus etmoidalis ) sinus sphenoidalis . ,aring ,aring merupakan suatu tempat diantara rongga mulut dan esofagus. "agian a-ah faring erfungsi se agai saluran udara dan makanan. ,aring ter agi menjadi ' yaitu & ) Nasofaring ) +rofaring ) .aringofaring %pitelnya adalah epitel respirasi

$. .aringMerupakan saluran yang menghu ungkan faring dengan trakea. /eranan penting dalam pem entukkan suara. Terdiri dari tulang ra-an hialin dan tulang ra-an elastin. Terdapat pita suara. %pitel erlapis gepeng tanpa 0at tanduk, ila erhadapan dengan organ lidah. %pitel respirasi ila erhadapan dengan faring.

I.2. Menjelaskan Anatomi Mikroskopis *ongga hidung 1esti ulum& agian paling anterior dan paling le ar dari rongga hidung. 2i sekitar permukaan dalam nares terdapat anyak kelenjar se asea dan kelenjar keringat. 2i dalam #esti ulum, epitelnya tidak erlapis tanduk lagi dan eralih menjadi epitel respirasi se elum memasuki fosa nasalis. ,osa nasalis 34a#um Nasi5& dari masing)masing dinding lateral terdapat $on$ha. 4on$ha media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi sedangkan $on$ha superior ditutupi epitel olfaktorius khusus. 2i dalam lamina propria $on$ha

terdapat ple6us #ena esar yang dikenal se agai adan pengem ang 3s-ell odies5. Mukosa +lfaktorius %pitel respiratoris yang melapisi $a#um nasi adalah epitel ertingkat silindris ersilia dan ersel go let. %pitel olfaktoris dikhususkan se agai reseptor penghidu yang epitelnya ertingkat silindris tinggi tanpa sel go let. %pitel olfaktoris dijumpai pada atap setiap $a#um nasi, pada masing)masing sisi septum dan pada $on$ha nasal superior. %pitel +lfaktorius adalah epitel ertingkat silindris tinggi ,terdiri atas tiga jenis sel er eda Sel /enyokong &sel sustentakular 3'5itu panjang dengan inti lonjongnya yang terletak lenih ke apikalatau superfi$ial pada epitel.permukaan apeksnya yang le ar mengandung mikri#ili halus yang menonjol ke dalam lapisan mu$us permukaan3257 agian asal sel)sel ini le ih langsing. ) Sel +lfaktoris & adalah neuron ipolar sensoris385.inti ulat atau lonjongnya menempati daerah pada epitel yang terletak diantara inti sel penyokong3'5dan sel asal395.Apeks olfaktorius itu langsing selalu mengarah ke permukaan epitel.Meman$ar dari apeks ini adalah silia olfaktoris non)motil dan panjang yang terletakparalel tarhadap permukaan epitel dalam mu$us diata epitel3257silia ini erfungsi se agai reseptor untuk au.terjulur keluar dari asis selyang langsing terhadap akson yang masukkedalam jaringan ikat lamina propria di a-ahnya3:5,tempat mereka erga ung dalam erkas) erkas ke$il ner#us olfaktorius tanpa myelin,yaitu fila olfaktoria3185.saraf ini akhirnya keluar dari $a#um nasidan erjalan ke dalam ul us olfaktorius otak. ))Sel "asal395 & sel ke$il pendek terletak di asis epiteldan diantara asis sel)sel penyokong dan sel olfaktoris

.aring 2aerah yang dimulai dari adytus laryngis sampai atas a-ah $artilago krikoid. .aring juga menghu ungkan faring dan trakhea. 2i dalam lamina propria terdapat sejumlah tulang ra-an laring. Tulang ra-an le ih esar 3thyroid, krikoid dan ke anyakan arytenoid5 merupakan tulang ra-an hialin. Tulang ra-an le ih ke$il 3epiglotis, kuneiform, kornikulatum, ujung aritenoid5 merupakan tulang ra-an elastin. ,aring %pitel yang mem atasi nasofaring merupakan epitel ertingkat silindris ersilia atau epitel erlapis gepeng yang mengalami pergesekan yaitu tepi elakang pallatum molle dan dinding elakang faring tempat kedua permukaan terse ut mengalami kontak langsung se-aktu menelan II. Memahami dan Menjelaskan ,isiologi Saluran Napas Atas II.1. Menjelaskan Mekanisme /ernapasan II.2. Menjelaskan Mekanisme "atuk Inspirasi dalam, diikuti ekspirasi kuat mela-an glotis yang tertutup. /eningkatan tekanan intrapleura 1;;mmHg atau le ih. <lotis ti a)ti a ter uka mengaki atkan redakan aliran udara ke luar dengan ke$epatan =:9km atau 3:;;mil5!jam.

II.'. Menjelaskan Mekanisme "ersin *eflek ersin mirip dengan reflek atuk ke$uali ah-a refleks ini erlangsung pada saluran hidung, ukan pada saluran pernapasan agian a-ah. *angsangan a-al menim ulkan refleks ersin adalah iritasi dalam saluran hidung, impuls saraf aferen erjalan dalam ner#us ke lima menuju medulla tempat refleks ini di$etuskan. Terjadi serangkaian reaksi yang mirip dengan refleks atuk tetapi u#ula ditekan, sehingga sejumlah esar udara dengan $epat melalui hidung, dengan demikian mem antu mem ersihkan saluran hidung dari enda asing.

III. Memahami dan Menjelaskan /atofisiologi dan Manifestasi (linis Infeksi Saluran Napas Atas III.1. Menjelaskan /atofisiologi Infeksi Saluran Napas Atas (e anyakan #irus ISNA ditularkan dari orang ke orang. Inokulasi akteri atau #irus dimulai ketika tangan terkena sekret erpatogen dari mulut atau hidung ketika seseorang ersin atau atuk. Setelah inokulasi, #irus dan akteri menghadapi e erapa pertahanan tu uh, diantaranya & pertahanan fisik, mekanik, humoral, dan selular. "ulu) ulu hidung akan menyaring dan menangkap patogen. .apisan mukus saluran pernapasan atas juga erperan dalam menangkap patogen. Sudut antara sam ungan hidung agian elakang dengan faring menye a kan partikel)partikel erukuran esar menempel di agian elakang tenggorokan. Sel)sel silia di saluran napas a-ah menangkap dan mentransfer patogen ke faring dimana patogen akan ditelan ke perut. Tonsil dan adenoid ynag mengandung sel)sel imun juga errespon terhadap patogen. Imunitas humoral 3IgA5 dan respon imun seluler mengurangi infeksi di saluran nafas. Makrofag, monosit, netrofil, dan eosinofil ekerja sama untuk menghan$urkan pengganggu. Mediator inflamasi seperti sitokin dikeluarkan untuk mengin#asi patogen. ,lora normal di nasofaring juga mem antu mempertahankan tu uh. /atogen ertahan dari pengha$uran melalui produksi toksin, faktor adhesi akteri dan protease)protease. /roduksi faktor)faktor terse ut ekerja sama aiknya seperti kapsul dalam memepertahankan patogen dari sel)sel fagosit. Masa inku asi tiap patogen er eda stu sama lain. *hino#irus dan Strept$o$$us grup A mempunyai masa inku asi sekitar 1)9 hari. Inluen0a dan parainfluen0a 1)8 hari sedangkan *S1 3*espiratory Syn$itial 1irus5 1 minggu. %"1 mempunyai masa inku asi sekitar 8): minggu. (e anyakan dari gejala)gejala ISNA seperti pem engkakan lokal, edema ritem, demam adalah aki at dari respon inflamasi tu uh dan produksi toksin akteri.

III.2. Menjelaskan Manifestasi (linis Infeksi Saluran Napas Atas

2i a-ali dengan sum atan hidung, sekret yang erle ihan, ersin) ersin, sedikit atuk, dengan kelemahan umum dengan atau tanpa nyeri kepala, suhu tu uh mungkin normal atau meningkat. Stadium pertama iasanya ter atas tiga hingga lima hari sekret hidung mula)mula en$er dan anyak, kemudian menjadi mukoid, le ih kental dan lengket penyakit dapat erakhir pada stadium ini, namun pada ke anyakan pasien, penyakit erlanjut ke stadium in#asi mukosa yang merah, engkak dan di tutupi sekret. Mudah di amati intranasa. Sensasi ke$ap dan au erkurang, mengendus dan menghem uskan hidung se$ara erulang menye a kan kemerahan lu ang hidung dan i ir atas, stadium ini dapat erlangsung hingga dua minggu, sesudahnya pasien akan sem uh tanpa menemui dokter.

*HINITIS A.%*<I 2%,INISI *initis alergi adalah penyakit inflamasi yang dise a kan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang se elumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik terse ut 3#on /ir>uet, 1=?:5. Menurut @H+ A*IA 3Allergi$ *hinitis and its Impa$t on Asthma5 tahun 2;;1 adalah kelainan pada hidung dengan gejala ersin) ersin, rinore, rasa gatal dan tersum at setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh Ig%. %TI+.+<I

*initis alergi dan atopi se$ara umum dise a kan oleh interaksi dari pasien yang se$ara genetik memiliki potensi alergi dengan lingkungan. <enetik se$ara jelas memiliki peran penting. /ada 2; A '; B semua populasi dan pada 1; A 19 B anak semuanya atopi. Apa ila kedua orang tua atopi, maka risiko atopi menjadi 8 kali le ih esar atau men$apai 9; B. /eran lingkungan dalam dalam rinitis alergi yaitu alergen, yang terdapat di seluruh lingkungan, terpapar dan merangsang respon imun yang se$ara genetik telah memiliki ke$enderungan alergi. Adapun alergen yang iasa dijumpai erupa alergen inhalan yang masuk ersama udara pernapasan yaitu de u rumah, tungau, kotoran serangga, kutu inatang, jamur, ser uk sari, dan lain)lain. /AT+,ISI+.+<I Sensitisasi *initis alergi merupakan penyakit inflamasi yang dia-ali oleh adanya proses sensitisasi terhadap alergen se elumnya. Melalui inhalasi, partikel alergen akan tertumpuk di mukosa hidung yang kemudian erdifusi pada jaringan hidung. Hal ini menye a kan sel Antigen /resenting 4ell 3A/45 akan menangkap alergen yang menempel terse ut. (emudian antigen terse ut akan erga ung dengan H.A kelas II mem entuk suatu kompleks molekul MH4 3Major Histo$ompa ility 4omple65 kelas II. (ompleks molekul ini akan dipresentasikan terhadap sel T helper 3Th ;5. Th ; ini akan diaktifkan oleh sitokin yang dilepaskan oleh A/4 menjadi Th1 dan Th2. Th2 akan menghasilkan er agai sitokin seperti I.', I.8, I.9, I.=, I.1;, I.1' dan lainnya. I.8 dan I.1' dapat diikat reseptornya di permukaan sel limfosit ", sehingga sel " menjadi aktif dan memproduksi Ig%. Ig% yang ersirkulasi dalam darah ini akan terikat dengan sel mast dan asofil yang mana kedua sel ini merupakan sel mediator. Adanya Ig% yang terikat ini menye a kan teraktifasinya kedua sel terse ut. *eaksi Alergi ,ase 4epat *eaksi $epat terjadi dalam e erapa menit, dapat erlangsung sejak kontak dengan alergen sampai 1 jam setelahnya. Mediator yang erperan pada fase ini yaitu histamin, tiptase dan mediator lain seperti leukotrien, prostaglandin 3/<225 dan radikinin. Mediator)mediator terse ut menye a kan keluarnya plasma dari pem uluh darah dan dilatasi dari anastomosis arterio#enula hidung yang menye a kan terjadinya edema, erkumpulnya darah pada ka#ernosus sinusoid dengan gejala klinis erupa hidung tersum at dan oklusi dari saluran

hidung. *angsangan terhadap kelenjar mukosa dan sel go let menye a kan hipersekresi dan permea ilitas kapiler meningkat sehingga terjadi rinore. *angsangan pada ujung saraf sensoris 3#idianus5 menye a kan rasa gatal pada hidung dan ersin) ersin. *eaksi Alergi ,ase .am at *eaksi alergi fase $epat terjadi setelah 8 A ? jam setelah fase $epat. *eaksi ini dise a kan oleh mediator yang dihasilkan oleh fase $epat eraksi terhadap sel endotel postkapiler yang akan menghasilkan suatu 1as$ular 4ell Adhesion Molle$ule 314AM5 dimana molekul ini menye a kan sel leukosit seperti eosinofil menempel pada sel endotel. ,aktor kemotaktik seperti I.9 menye a kan infiltrasi sel)sel eosinofil, sel mast, limfosit, asofil, neutrofil dan makrofag ke dalam mukosa hidung. Sel)sel ini kemudian menjadi terakti#asi dan menghasilkan mediator lain seperti %osinophili$ 4ationi$ /rotein 3%4/5, %osinophili$ 2eri#ed /rotein 3%2/5, Major "asi$ /rotein 3M"/5 dan %osinophili$ /ero6idase 3%/+5 yang menye a kan gejala hiperreakti#itas dan hiperresponsif hidung. <ejala klinis yang ditim ulkan pada fase ini le ih didominasi oleh sum atan hidung. (.ASI,I(ASI "erdasarkan rekomendasi dari @H+ Initiati#e A*IA tahun 2;;;, menurut sifat erlangsungnya rinitis alergi di agi menjadi& C Intermiten, yaitu ila gejala kurang dari 8 hari!minggu atau kurang dari 8 minggu. C /ersisten, yaitu ila gejala le ih dari 8 hari!minggu dan!atau le ih dari 8 minggu. Sedangkan untuk tingkat erat ringannya penyakit, rinitis alergi di agi menjadi& C *ingan, yaitu ila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan akti#itas harian, ersantai, erolahraga, elajar, ekerja dan hal)hal lain yang mengganggu. C Sedang atau erat, yaitu ila terdapat satu atau le ih dari gangguan terse ut di atas. 2IA<N+SIS 2iagnosis rinitis alergi ditegakkan erdasarkan& 1.Anamnesis /erlu ditanyakan gejala)gejala spesifik yang mengganggu pasien 3seperti hidung tersum at, gatal)gatal pada hidung, rinore, ersin5, pola gejala 3hilang tim ul, menetap5 eserta onset dan keparahannya, identifikasi faktor predisposisi, respon terhadap pengo atan, kondisi lingkungan dan pekerjaan. (arena rinitis alergi seringkali erhu ungan dengan konjungti#itis alergi, maka adanya gatal pada mata dan lakrimasi mendukung diagnosis rinitis alergi. *i-ayat keluarga

merupakan petunjuk yang $ukup penting dalam menegakkan diagnosis pada anak. 2./emeriksaan ,isik /ada muka iasanya didapatkan garis 2ennie)Morgan dan allergi$ shinner, yaitu ayangan gelap di daerah a-ah mata karena stasis #ena sekunder aki at o struksi hidung. Selain itu, dapat ditemukan juga allergi$ $rease yaitu erupa garis melintang pada dorsum nasi agian sepertiga a-ah. <aris ini tim ul aki at hidung yang sering digosok) gosok oleh punggung tangan 3allergi$ salute5. /ada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung asah, er-arna pu$at atau li#id dengan konka edema dan sekret yang en$er dan anyak. /erlu juga dilihat adanya kelainan septum atau polip hidung yang dapat memper erat gejala hidung tersum at. Selain itu, dapat pula ditemukan konjungti#is ilateral atau penyakit yang erhu ungan lainnya seperti sinusitis dan otitis media. './emeriksaan /enunjang /emeriksaan sitologi hidung tidak memastikan diagnosis, tetapi erguna se agai pemeriksaan pelengkap. 2itemukannya eosinofil dalam jumlah anyak 39 sel!lapang pandang5 menunjukkan kemungkinan alergi. Hitung jenis eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat. /emeriksaan Ig% total seringkali menunjukkan nilai normal, ke$uali ila tanda alergi pada pasien le ih dari satu penyakit. .e ih ermakna adalah pemeriksaan Ig% spesifik dengan $ara *AST 3*adioimmuno Sor ent Test5 atau %.ISA 3%n0yme .inked Immuno Sor ent Test5. Dji kulit alergen penye a dapat di$ari se$ara in#i#o. Ada dua ma$am tes kulit yaitu tes kulit epidermal dan tes kulit intradermal. Tes epidermal erupa tes kulit gores 3s$rat$h5 dengan menggunakan alat penggores dan tes kulit tusuk 3skin pri$k test5. Tes intradermal yaitu tes dengan pengen$eran tunggal 3single dilution5 dan pengen$eran ganda 3Skin %ndpoint Titration A S%T5. S%T dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam er agai konsentrasi. Selain dapat mengetahui alergen penye a , juga dapat menentukan derajat alergi serta dosis inisial untuk imunoterapi. Selain itu, dapat pula dilakukan tes pro#okasi hidung dengan mem erikan alergen langsung ke mukosa hidung. Dntuk alergi makanan, dapat pula dilakukan diet eliminasi dan pro#okasi atau Intra$utaneous /ro#o$ati#e ,ood Test 3I/,T5.

/%NATA.A(SANAAN Terapi rinitis alergi umumnya erdasarkan tahap)tahap reaksi alergi, yaitu& C Tahap terjadinya kontak antara alergen dengan kulit atau mukosa hidung. Tahapan ini diterapi dengan penghindaran terhadap alergen penye a . C Tahap penetrasi alergen ke dalam jaringan su kutan!su mukosa menuju Ig% pada permukaan sel mast atau asofil. Tahapan ini diterapi se$ara kompetitif dengan imunoterapi. C Tahapan ikatan Ag)Ig% di permukaan mastosit! asofil, se agai aki at le ih lanjut reaksi Ag)Ig% dimana dilepaskan histamin se agai mediator. Tahapan ini dinetralisir dengan o at A o atan antihistamin yang se$ara kompetitif mempere utkan reseptor H1 dengan histamin. C Tahap manifestasi klinis dalam organ target, dimana ditandai dengan tim ulnya gejala. Tahapan ini dapat diterapi dengan o at)o atan dekongestan sistematik atau lokal. Se$ara garis esar penatalaksanaan rinitis terdiri dari ' $ara, yaitu& Menghindari atau eliminasi alergen dengan $ara edukasi, farmakoterapi, dan imunoterapi, sedangkan tindakan operasi kadang diperlukan untuk mengatasi komplikasi seperti sinusitis dan polip hidung. /ada dasarnya penyakit alergi dapat di$egah dan di agi menjadi ' tahap, yaitu& 1./en$egahan primer untuk men$egah sensitisasi atau proses pengenalan dini terhadap alergen. Tindakan pertama adalah mengidentifikasi ayi yang mempunyai risiko atopi. /ada i u hamil di erikan diet restriksi 3tanpa susu, ikan laut, dan ka$ang5 mulai trimester ' dan selama menyusui, dan ayi mendapat ASI eksklusif selama 9): ulan. Selain itu kontrol lingkungan dilakukan untuk men$egah pajanan terhadap alergen dan polutan. 2./en$egahan sekunder untuk men$egah manifestasi klinis alergi pada anak erupa asma dan pilek alergi yang sudah tersensitisasi dengan gejala alergi tahap a-al erupa alergi makanan dan kulit. Tindakan yang dilakukan dengan penghindaran terhadap pajanan alergen inhalan dan makanan yang dapat diketahui dengan uji kulit. './en$egahan tersier untuk mengurangi gejala klinis dan derajat eratnya penyakit alergi dengan penghindaran alergen dan pengo atan.

%/I2%MI++<I 2ari suatu sur#ei epidemiologi yang meli atkan :9:' penduduk, diagnosis rinitis alergik atau asma yang aru, didapatkan 2 sampai 8 kali le ih tinggi pada penduduk yang mempunyai salah satu dari kedua penyakit tadi di anding penduduk yang ri-ayatnya tidak mempunyai kedua penyakit tadi. Sedangkan penelitian terhadap :=; mahasis-a yang tidak menderita asma, diikuti selama 2' tahun. Mereka yang pada tahun 1=:1 mempunyai gejala hidung, menderita asma ' kali le ih sering 31;,9B5 di anding tanpa rinitis 3',:B5 /enelitian epidemiologi lainnya menunjukkan ah-a asma dan rinitis sering terdapat ersama)sama. <ejala)gejala hidung dilaporkan pada 2? A E?B penderita asma di andingkan yang hanya 2;B pada masyarakat luas. 2emikian pula rinitis alergik dapat dijumpai pada 1= A '?B penderita asma, jauh le ih tinggi di andingkan hanya ')9B di masyarakat.

1. Memahami dan Menjelaskan ,armakoterapi Simtomatis pada Infeksi Saluran Napas Atas 1.1. Menjelaskan 2ekongestan dan %kspektoran a. 2ekongestan ) Nama <eneri$ & 4hloropheniramine dan pseudoephedrine ) Nama 2agang & 2e$onamine dan lain)lain ) (elas + at dan Mekanisme & 2e$onamine merupakan merek o at yang terdiri dari 2 komponen, yaitu antihistamin 3$hloropheniramine5 dan de$ongestan 3pseudoephedrine5. %fek antihistamin dari $hloropheniramine untuk mengurangi gejala alergi sedangkan efek dekongestan dari pseudoephedrine merupakan hasil dari konstriksi pem uluh darah di dalam aliran udara pada hidung.

1. Memahami dan Menjelaskan ,armakoterapi Simtomatis pada Infeksi Saluran Napas Atas 1.1. Menjelaskan 2ekongestan dan %kspektoran a. 2ekongestan

Nama <eneri$ 4hloropheniramine dan pseudoephedrine Nama 2agang 2e$onamine dan lain)lain (elas + at dan Mekanisme 2e$onamine merupakan merek o at yang terdiri dari 2 komponen, yaitu antihistamin 3$hloropheniramine5 dan de$ongestan 3pseudoephedrine5. %fek antihistamin dari $hloropheniramine untuk mengurangi gejala alergi sedangkan efek dekongestan dari pseudoephedrine merupakan hasil dari konstriksi pem uluh darah di dalam aliran udara pada hidung. Sediaan & ) $hloropheniramine ta let 8mg!pseudoephedrine ta let :;mg ) ta let kunyah $hloropheniramine 1mg!pseudoephedrine 19mg ) $hloropheniramine sirup 2mg!pseudoephedrine ';mg + at terse ut isa didapatkan melalui resep dokter atau di toko o at %fek Samping ) Antihistamin 2apat memperparah glukoma atau asma atau penyakit paru kronik, rash, gelisah, telinga erdenging, dll. ) /seudoephedrin (etakutan, tremor, sakit kepala, pusing, gelisah, dll. . %kspektoran Adalah o at yang dapat merangsang pengeluaran dahak di saluran napas 3ekspektorasi5. Mekanisme kerjanya diduga erdasarkan stimulasi mukosa lam ung dan dilanjutkan se$ara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran napas le-at ner#us #agus 3F5, sehingga menurunkan #iskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. 1. Amonium (lorida 2alam entuk $ampuran dengan ekspektoran lain atau antitusif. %fek samping & Asidosis Meta olik (ontraindikasi & /asien dengan insufisiensi hati, ginjal dan paru. 2. <liseril <uaikolat %kspektoran paling efektif.

%fek samping & (antuk, mual dan muntah. 1.2. Menjelaskan Analgetik)Antipiretik Mekanisme keduanya diperoleh dari ham atan pem uatan prostaglandin dengan mengham at kerja en0im siklooksigenase I G II. 4ontoh o at untuk analgetik adalah I uprofen sedangkan untuk antipiretik adalah /ara$etamol I uprofen ) Nama 2agang Ad#il, Motrin, Medipren, Nuprin ) (elas + at dan Mekanisme I uprofen termasuk ke dalam kelas + at Anti Inflamasi Non)Steroid 3+AINS5. (egunaan o at ini untuk mengatasi rasa nyeri yang ringan sampai sedang, demam dan inflamasi. *asa nyeri, demam dan inflamasi di$etuskan oleh mediator inflamasi yaitu prostaglandin. I uprofen mem lok en0im pem uat prostaglandin. ) Sediaan C Ta let 2;;mg, 8;;mg, :;;mg dan ?;;mg. C Ta let kunyah 9;mg dan 1;;mg. C (apsul 2;;mg. C Tetes oral 8;mg!ml. ) /enyimpanan I uprofen disimpan pada suhu ruangan 19o4)';o4. ) Indikasi Nyeri derajat ringan sampai sedang, inflamasi dan demam. ) (ontraindikasi I uprofen tidak oleh digunakan untuk i u hamil terutama pada kehamilan tua karena dapat menye a kan tertutupnya duktus arteriosus le ih a-al pada janin. Namun, i uprofen dapat digunakan pada i u menyusui. ) %fek Samping *ash, telinga erdenging, sakit kepala, pusing, nausea, diare, konstipasi, nyeri a domen danheart urn, ulserasi pada perut atau usus.

1I. Memahami Anatomi /ernafasan Menurut Agama Islam 1I.1. Menjelaskan Anatomi /ernafasan Menurut Agama Islam 2r. Musthofa Syahatah, 2ekan ,akultas THT Dni#ersitas Ale6andria mengatakan ah-a er-udhu dapat melindungi seseorang dari kuman penyakit. /enelitian mem ukatikan ah-a jumlah kuman pada orang yang er-udhu le ih sedikit di anding orang yang tidak er-udhu. /ara ilmu-an mem uktikan ah-a -udhu dapat men$egah le ih dari 1E penyakit seperti influen0a, atuk rejan, radang amandel, penyakit) penyakit telinga, penyakit)penyakit kulit. 2alam er-udhu ada istilahi sti nsya> dani sti ntsar.Isti nsya> adalah menghirup air ke dalam hidung sedangkani sti ntsar adalah mengeluarkan air nafasnya. *asulullah sangat menyempuranakan kedaua per uatan terse ut. 2r. Mustofa Syahatah mengatakan ah-a jumlah kuman di dalam hidung akan erkurang setengahnya setelahistinsya> pertama lalu erkurang menjadi seperempatnya setelahi sti nsya> kedua dan menjadi sangat sedikit setelahi sti nsya> ketiga. /enelitian menye utkan, hidung manusia setelah ersih dari kuman setelahistinsya> akan tetap ersih selama 9 jam se elum akhirnya ter$emar lagi. +leh karena itu manusia perlu mem ersihkannya lagi dengan $ara -udhu yang disertaii sti nsya>. Istinsya> erulang kali setiap akan sholat adalah $ara efektif untuk mem ersihkan, mensterilkan, dan mengurangi kuman)kuman yang ersem unyi di dalamnya. *asulullah SA@ ersa da, H Sempurnakanlah -udhu, ratakanlah air di antara jarijemari, ersunguhlah dalamistinsya> ke$uali kamu erpuasaI 3H* "ukhari dan Muslim5.

Anda mungkin juga menyukai