Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg. Sementara itu diastolik lebih kecil dari 85 mmHg dianggap tekanan darah normal, 85-89 mmHg normal tinggi, 90-104 mmHg hipertensi ringan 105-114 mmHg hipertensi sedang, dan lebih dari 115 dianggap tekanan darah tinggi (Wiryowidagto, 2003). Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu 7% sampai 22%. Berdasarkan hasil survey penderita yang berujung pada penyakit jantung 75%, stroke 15%, dan gagal ginjal 10%. Penelitian juga menunjukkan prevalensi hipertensi juga meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8%-28,6% penduduk yang berusia di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Menurut penelitian Boedi Darmoyo (2005) didapatkan bahwa antara 1,8%-28,6% penduduk dewasa adalah menderita hipertensi dengan rata-rata usia antara 35-65 tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya aktivitas fisik, berat badan lebih, gangguan dari perubahan hormonal serta faktor genetika, serta kurangnya pengetahuan penderita hipertensi dan keluarga tentang pencegahan, penanganan dan perawatan dengan baik dan benar (Yudini, 2006).

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan dan keluarga sangat berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Bila dalam keluarga tersebut salah satu anggotanya mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam keluarga akan terpengaruhi, penderita hipertensi biasanya kurang

mendapatkan perhatian keluarga, apabila keluarga kurang dalam pengetahuan tentang perawatan hipertensi, maka berpengaruh pada perawatan yang tidak maksimal. Menurut Friedman (1999) perilaku perawatan hipertensi

berhubungan dengan keluarga terhadap penderita hipertensi, dimana keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan progam perawatan, karena keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotayang menderita hipertensi yang menuntut pengorbanan ekonomi, sosial, psikologis yang lebih besar dari keluarga. Untuk menciptakan suatu kondisi yang sehat dan terkontrol, maka keluarga diharapkan mempunyai pengetahuan dan sikap tentang penyakit hipertensi agar tercipta suatu perilaku perawatan yang tepat pada penderita hipertensi, dalam hal pencegahan, penatalaksanaan yang benar, cepat pada penderita hipertensi (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan sebagai hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan tentang hipertensi yang dimiliki penderita tentang penyakit hipertensi sangatlah diperlukan, dimana sebuah keluarga yang mempunyai anggota yang menderita hipertensi harus memberikan perhatian dan perawatan agar tercapai status kesehatan yang baik (Notoatmodjo, 2003). Keluarga sebagai unit terkecil

dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau sebagai penerima asuhan keperawatan, besar peranannya dalam menentukan cara asuhan bagi anggota keluarga yang menderita hipertensi yang berpengaruh pada perhatian dan perawatan yang tepat (Friedman, 1999). Apabila pengetahuan tentang hipertensi cukup baik akan berpengaruh pada sikap yang baik pula pada keluarga untuk melakukan perawatan yang tepat pada anggota keluarga yang menderita hipertensi (Gunawan, 2001). Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya (Azwar, 2002). Bila seseorang mempunyai sikap terhadap suatu objek, itu menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap objek sikap yang bersangkutan. Setelah pengetahuan dan sikap keluarga menjadi lebih baik, diharapkan mereka akan bersikap kooperatif dalam melakukan perilaku perawatan pada penderita hipertensi akan lebih baik pula (Azwar, 2002). Sedangkan perilaku perawatan pada penderita hipertensi merupakan salah satu cara penangganan yang harus dilakukan, dimana dalam melakukan perawatan kesehatan pada penderita hipertensi dibutuhkan suatu kerjasama antara keluarga dan tenaga kesehatan setempat, dimana kerjasama ini dapat mendukung status kesehatan yang dimiliki oleh penderita hipertensi (Depkes, 2003). Dari data DKK Kendal yang menderita hipertensi pada tahun 2008 sebanyak 37648 orang, sedangkan data dari Puskesmas Gemuh Kecamatan

Gemuh Kabupaten Kendal yang menderita hipertensi pada bulan Maret sebanyak 181 orang pada tahun 2009. Hasil wawancara dengan 10 orang yang menderita hipertensi di Desa Triharjo diketahui sebanyak 6 orang (60%) tidak mendapatkan perilaku perawatan dari keluarga dengan benar sedangkan 4 orang (40%) mendapatkan perilaku perawatan hipertensi dengan benar. Alasan tidak mendapatkan perilaku perawatan dengan benar dari keluarga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi dan panagganannya, sikap keluarga yang kurang peduli dalam hal memberikan biaya pengobatan, waktu yang kurang dari keluarga dalam memberikan perawatan serta keterbatasan finansial yang dimiliki keluarga. Perilaku perawatan pada penderita perlu dilakukan dengan tujuan terciptanya status kesehatan penderita hipertensi yang muncul dan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan keluarga. Apabila pengetahuan tentang hipertensi cukup baik akan berpengaruh pada sikap yang baik pula pada keluarga untuk melakukan perawatan yang tepat pada anggota keluarga yang menderita hipertensi. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap kelurga dengan perilaku perawatan pada penderita hipertensi di desa Triharjo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. B. Perumusan Masalah Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap kelurga dengan perilaku perawatan pada penderita hipertensi di desa Triharjo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap kelurga dengan perilaku keperawatan pada penderita hipertensi di desa Triharjo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan tingkat pengetahuan keluarga pada penderita hipertensi di desa Triharjo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. b. Menggambarkan sikap keluarga pada penderita hipertensi di desa Triharjo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. c. Menggambarkan perilaku perawatan pada penderita hipertensi di desa Triharjo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. d. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan perilaku perawatan pada penderita hipertensi di desa Triharjo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. e. Menganalisis hubungan sikap dengan perilaku perawatan pada penderita hipertensi di desa Triharjo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Profesi Keperawatan Bagi tenaga kesehatan dimana penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang perilaku perawatan pada penderita hipertensi, bagi tenaga

kesehatan khususnya perawat untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan terutama di bidang keperawatan. 2. Bagi Penelitian Lanjutan Dapat memberikan informasi, gambaran dan sebagai bahan masukan mengenai perilaku perawatan pada penderita hipertensi bagi penelitian selanjutnya. 3. Bagi Keluarga Dapat dijadikan masukan, panduan bagi keluarga dan indikator dalam melakukan perilaku perawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi. E. Bidang Keilmuan Lingkup penelitian ini adalah di bidang perawatan keluarga dan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai