Anda di halaman 1dari 21

TAFSIR & TAKWIL Presented by: Satrhio eMBe Pandhito PENGERTIAN TAFSIR DAN TAKWIL Secara etimologis kata

Tafsir adalah kata yang mengikuti wazan 1 tafiel yang berasal dari akar kata al-fasr yang mem unyai arti al-bayan !menerangkan"# al-kasyf !menguraikan"#$ atau al-idhah !men%elaskan"&' (da %uga sebagian ahli yang ber enda at bahwa kata Tafsir berasal dari akar kata al-tafsirah) sebagai sebuah nama untuk alat yang digunakan oleh tabib !ahli medis" untuk mendiagnosa enyakit'* Sementara kata Takwil adalah kata yang %uga mengikuti wazan tafiel) yang berasal dari akar kata al-aul) yang berarti al-ruju !kembali"# dengan engilustrasian bahwa) entakwilan adalah mengembalikan sebuah lafal terhada salah sebuah makna) diantara bebera a makna yang dikandung oleh lafal dimaksud' (da %uga sebagian orang yang ber enda at bahawa) kata Takwil itu berasal dari akar kata al-iyalah yang berarti al-siyasah ! olitisasi"# dengan ilustrasi bahwa) orang yang mentakwil sebuah lafal itu ibarat orang yang sedang mem olitisasi lafal dimaksud) dan berusaha memberikan makna dalam lafal tersebut'+ (da un engertian Tafsir,Takwil secara terminologis) ara ulama tidak ada yang berse akat dalam sebuah definisi bersama# diantara ara ulama terda at erbedaan dalam memberikan engertian) antara satu dengan lainnya' Sehingga dalam konteks ini) -mam -bnu .abib al,/aisaburiy berkata: 0Pada zaman kita sekarang ini) banyak sekali ara ahli tafsir yang ketika ditanya tentang erbedaan Tafsir,Takwil) niscaya mereka tidak da at men%elaskannya'1 Sementara itu -mam al,2arkasyi mendefinisikan) Tafsir adalah disi lin ilmu yang digunakan untuk memahami kitab (llah yang diturunkan ke ada Muhammad !baca: al, 3uran") men%elaskan makna,makananya) ula mengeluarkan hukum,hukum dan hikmahnya'4 -mam al,Maturidiy: Tafsir ialah meneta kan bahwa yang dimaksudkan oleh (llah dari sebuah lafal adalah ini'5 (da %uga yang mengatakan) Tafsir adalah disi lin ilmu yang membahas tentang keadaan,keadaan al,3uran al,6arim) dari segi dalalahnya ! etun%uknya" ke ada ermaksudan (llah) sebatas yang da at disanggu i oleh manusia'7
1

Wazan: adalah bentuk-bentuk lafal dalam bahasa Arab yang menjadi barometer bentuk lafal-lafal lain (qiyasy-mauzun). ebh lanjut lihat: al-Kailaniy fi Syarh al-Izziy. ! Al-"uyuthi# al-Itqan fi Ulum al-Quran# ($airo: %ar al-&adis# tt.)# juz. ''# hal. (() * +eungku ,uhammad &asbi Ash "hiddieqy# Ilmu-ilmu al-Quran# ("emarang: -+ -ustaka .izki -utra# !//!)# hal. !/0 ( Al-"uyuthi# op. cit.# juz. ''# hal. (() 1 Idem. 2 idem 3 ,uhammad bin Ala4i al-,alikiy# Zubdah al-Itqan# (5eddah: %ar al-6ikr# 1)02)# hal. 123 0 Al-"uyuthi# op. cit.# juz. !# hal. (1/ ) +eungku ,uhammad &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !/0

+afsir 7 +ak4il

Mencermati sekian definisi Tafsir yang dia%ukan oleh bebera a ulama 8sebagaimana tersebut diatas) ada dasarnya ada erkara mendasar yang oleh kesemua ulama dise akati sebagai sebuah oin inti dalam definisi Tafsir yaitu) memahami al,3uran sehingga terungka a a yang dikehendaki oleh (llah' Berangkat dari sini) kiranya tidak ada salahnya: mengemukakan sebuah kesim ulan akan enda at, enda at ulama diatas) sebagai sebuah !tawaran" definisi Tafsir# dengan mengatakan: Tafsir ialah usaha atau disi lin ilmu yang berusaha memahami a a yang dimaksudkan oleh (llah dalam al,3uran) melalui lafal,lafalnya'19 Secara terminologis) definisi Takwil oleh ara ulama %uga berbeda,beda' (da yang mengatakan: Takwil ialah mengorientasikan sebuah lafal yang mem unyai banyak makna ke ada sebuah makna) sesuai dengan yang ditun%ukkan oleh dalil,dalil'11 -mam (bu :baidah misalnya) mengatakan bahwa Tafsir,Takwil bermakna sama'1$ (l,Baghawiy dan al,6awasyi mengemukakan: Takwil adalah mengorientasikan ayat ke ada makna yang sesuai !diantara sekian makna yang dikandungnya") yang tidak bertentangan dengan al,6itab !ayat lain" mau un al,Sunnah'1& Sedangkan -mam al,Maturidiy menyam aikan: Takwil ialah mentar%ihkan sebuah makna diantara sekian makna yang dimilki oleh sebuah lafal) dengan tan a memastikan bahwa makna tersebut adalah yang dikehendaki oleh (llah !karena ketiadaan dalil,dalil yang menun%ukkannya"'1* Mentelaah diantara sekian gagasan ulama dalam memberi engertian Takwil) ada bebera a ersoalan yang men%adi enting dan tidak ernah ditingalkan oleh ulama dalam setia engertiannya sebagaimana dimaksud' Pertama: dikatakan Takwil bilamana lafal yang di%adikan obyek ka%ian mem unyai makna lebih dari satu !lihat al, Bghawiy) al,Maturidiy) al,6awasyi) atau yang lain"# 6edua: ada ikhtiyar untuk menentukan ermaksudan !baca: makna" lafal yang men%adi obyek ka%ian) diantara sekian makna yang dikandung' ;leh sebab itu) Teungku .asbi (sh Shiddie<y menuturkan: =Tia ,tia lafal yang menun%ukkan ke ada satu makna yang %elas yang diyakini bahwa itulah kehendak (llah) tidak di erlukan takwil' Tafsir yang diyakini hanya diketahui oleh (llah sendiri) itulah i%tihad !takwil" mereka) itulah yang biasanya dikatakan takwil' >aitu mengistinbathkan hukum) men%elaskan yang umum) dan mengkhususkannya' Tia ,tia lafal yang mengandung dua makna atau lebih) maka di sanalah berlakunya i%tihad ara ulama'=1+ KLASIFIKASI TAFSIR: BI AL-MATSUR DAN BI AL-RAYI
1/

-ada 8ersoalan lafal-lafal al-9ur:an inilah sangat nam8ak 8erbedaan definisi +afsir diantara ulama. Ada sebagian yang berusaha membatasinya se;ara eks8lisit# sementara yang lain agak longgar. 11 Al-"uyuthi# op. cit.# juz. !# hal. (() 1! idem. 1* Idem. 1( Idem. 11 +eungku ,uhammad &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !11

+afsir 7 +ak4il

Tafsir Bi (l,Matsur Secara harfiyah) Tafsir bi al,Matsur berarti enafsiran dengan menggunakan riwayat sebagai sumber okoknya'11 Tafsir bi al-matsur) mencaku tafsir al,3uran dengan al, 3uran) al,3uran dengan al,.adits) dan al,3uran dengan enda at sahabat dan atau tabiin) sebagai en%elasan bagi a a yang (llah kehendaki dari firman,nya itu'14 Tafsir al,3uran dengan al,3uran Menafsirkan !ayat" al,3uran dengan !ayat" al,3uran yang lain meru akan tingkat yang aling tertinggi dalam kategori tafsir bi al-Matsur ini' Para ulama mengatakan: 0Sesungguhnya al,3uran itu sebagiannya menafsirkan sebagian yang lain='15 Bentuk tafsir al,3uran dengan !ayat" al,3uran lainnya ini) bisa kita lihat misalnya ada lafal 0Penuhilah Janjiku Niscaya Akan Aku Penuhi Janjimu '=17 (yat ini ditafsirkan dengan: 0Jika kamu telah mendirikan shalat, memberikan zakat, beriman kepada rasulrasul-Ku dan memuliakan mereka, dan kemu meminjamkan kepada Allah pinjaman yan baik, pastilah aku tutup se ala keburukanmu'=$9 ?alam ayat ertama diatas) ada dua kata 0%an%i=' 6ata 0%an%i= yang ertama ditafsirkan dengan 0mendirikan shalat) memberikan zakat) beriman ke ada rasul,rasul,6u dan memuliakan mereka) dan kemu memin%amkan ke ada (llah in%aman yang baik'= Sedangkan kata 0%an%i= yang kedua ditafsirkan dengan 0aku tutu segala keburukanmu='$1 Tafsir al,3uran dengan al,Sunnah ?isam ing al,3uran itu sendiri) ototritas dalam enafsiran al,3uran adalah %uga terletak di tangan Muhammad Sang @asul' $$ Pada saat al,3uran diturunkan) @asul saw' yang berfungsi sebagai mubayyin) senantiasa men%elaskan ke ada sahabat, sahabat beliau tentang arti dan kandungan al,3uran' Terlebih lagi khususnya menyangkut ayat,ayat yang tidak mudah di ahami atau samar artinya'$& (l,3uran sendiri menekankan bahwa @asulullah saw' berfungsi men%elaskan firman, firman (llah dalam al,3uran'$* /abi Muhammad ditugaskan men%elaskan kandungan ayat,ayatnya' Beliau adalah satu,satunya manusia yang menda at wewenang enuh untuk men%elaskan al,3uran) dengan en%elasan yang asti kebenarannya' $+ 6arena beliau adalah wahyu itu sendiri) yang segena tindak dan sika nya tidaklah ernah salah) dan sudah menda at %aminan dari (llah akan kebenarannya' ?isebutkan dalam al,3uran: !a Anzalna "layka al-#zikra $itubayyina $i al-Nas Ma Nuzzila "layhim !dan kami turunkan ke adamu al,3uran ager kamu menerangkan
12 13

-rof. %r. 9uraish "hihab# dkk.# Sejarah Ulum al-Quran# (5akarta: -ustaka 6irdaus# !//1)# hal. 13( ihat: +eungku ,uhammad &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !1/# !11 dan !!1 10 idem.# hal. !*2 1) 9" al-<aqarah: (/ !/ 9" al-,aidah: 1! !1 +eungku ,uhammad &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !13 !! -rof. %r. 9uraish "hihab# dkk.# op. cit.# hal. 131 !* %r. ,. 9uraish "hihab# ,embumikan al-9ur:an# (<andung: ,izan# !//*)# hal. 31 !( idem. hal. 1!! !1 idem.# hal. 1!3-1!0

+afsir 7 +ak4il

ke ada umat manusia a a yang telah diturunkan ke ada mereka"' $1 Auga: !a Ma Anzalna %Alayka al-Kitab "lla $itubayyina $ahum Alladzina "khtalafu &ihi !a 'udan !a (ahmatan $i)a*min +uminun !dan kami toidaklah menurunkan ke adamu al,6itab ini kecuali agar kamu da at men%elaskan ke ada mereka a a yang mereka erselisihkan dan untuk men%adi etun%uk dan rahmat bagi orang yang beriman"'$4 Salah sebuah bentuk entafsiran al,3uran dengan al,Sunnah adalah) ayat: 0Bmakan dan minumlah kalian sehingga nyata ke ada kalian benang utih dari benang hitam) yaitu fa%arB'=$5 (yat ini ditafsirkan dengan hadits: 0Sesungguhnya yang dimaksud adalah gela nya malam dan terangnya siang'=$7 6ata 0benag utih= dalam ayat diatas) yang dimaksudkan adalah terangnya siang !tulu al-fajr"# dan sedangkan yang dimaksudkan dengan benang hitam adalah gela nya malam hari'&9 Pemahaman dan ke%elasan akan yang dimaksudkan dengan 0benang utih= dan 0benang hitam= dalam ayat tersebut) dida at dari hadits sebagaimana dimaksud' Tafsir al,3uran dengan A)*al Sahabat danCatau Tabiin Para sahabat adalah orang,orang yang menyaksikan eristiwa akbar turunnya wahyu) mengetahui asbab al-nuzul yang menyingka kan bagi mereka tirai,tirai yang menutu i makna,makna al,3uran' Mereka mem unyai %iwa yang bersih dan engetahuan tinggi tentang balaghah dan fashahah) yang memungkinkan mereka mamahami al,3uran dengan benar'&1 Para ulama ber enda at bahwa setelah /abi Muhammad saw' wafat) orang yang aling memahami al,3uran adalah generasi ara sahabat) karena mereka hidu ada masa al,3uran diturunkan) bergaul dengan Sang /abi) orang yang aling tahu isi dan kandungan al,3uran) serta mengetahui konteks sosial ketika al,3uran turun' ;leh sebab itu) enda at, enda at !a)*al" sahabat di%adikan oleh ara ahli tafsir sebagai bahan enting dalam menafsirkan al,3uran'&$ (l,.akim dalam al,Mustadrak menyebutkan: 0tafsir sahabat yang berkaitan dengan asbab al-nuzul disamakan dengan tafsir /abi sendiri'= Sementara sebagian ulama yang lain menyatakan bahwa) tafsir sahabat yang nilainya sama dengan tafsir Sang /abi hanyalah yang berkenaan dengan en%elasan atau keterangan tentang asbab alnuzul' Sedangkan selain yang berkenaan dengan asbab al-nuzul) maka teta kita angga mau)uf) tidak diberikan nilai marfu'&& Pada rinsi nya) banyak sahabat yang ahli dalam menafsirkan al,3uran) namun yang terkenal diantara ara beliau hanya 19 orang: al,6hulafa al,@asyidin) -bnu Masud)

!2 !3

9" 12: (2 9" 12: 2( !0 9" al-<aqarah: 103 !) &. <ukhari-,uslim dari Adiy bin &atim. %alam: ,uhammad <in Ala4iy al-,alikiy# !anhal al"athief# (,adinah: -ustaka =egeri .aja 6ahd# !///)# hal. 1( */ ,uhammad <in Ala4iy al-,alikiy# !anhal al-"athief# (,adinah: -ustaka =egeri .aja 6ahd# !///)# hal. 1( *1 +eungku ,uhammad &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !1) *! -rof. %r. 9uraish "hihab# dkk.# op. cit.# hal. 132 ** idem.

+afsir 7 +ak4il

-bnu (bbas&*) :bay bin 6aab) 2aid bin Tsabit) (bu Musa al,(syari) dan (bdullah bin 2ubair'&+ Salah satu contoh tafsir al,3uran dengan a)*al sahabat adalah: 0Alif $am Mim='&1 Maksud ayat ini menurut -bnu (bbas ialah) 0Ana Allahu Alam= !Saya (llah Debih Mengetahui"' .al itu sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh -bnu (bi .atim dan erawi lain) dari riwayat (bu al,?luha) dari -bnu (bbas'&4 Bagaimana dengan ara tabiinE Setelah generasi sahabat !al-)arn al-naba*iy") orang yang aling mengetahui kandungan al,3uran adalah generasi tabiin) karena mereka hidu dan bergaul dengan ara sahabat !yaitu ara orang yang hidu dalam masa turunnya al,3uran"' Penda at, enda at mereka di andang sangat membantu generasi selan%utnya dalam memahami al,3uran'&5 Pada garis besarnya) tafsir ara tabiin adalah beru a nukilan riwayat,riwayat enafsiran dari ara sahabat danCatau Sang /abi' .al itu sebagaimana mainstream enafsiran ty e al-matsur sendiri) yakni tafsir bi al-ri*ayah' Maka mayoritas tafsir tabiin yang tergolong tafsir bi al-matsur meru akan kum ulan riwayat,riwayat dari ara sahabat danCatau /abi sendiri' (l,Fudhail bin Mahmud berkata: =Saya ernah mendengar Mu%ahid mengatakan bahwa beliau mengemukakan tafsir al,3uran ke ada -bnu (bbas sebanyak &9 kali' Mu%ahid menanyakan ke ada -bnu (bbas tentang engertian ayat) tentang sebab turunnya) terhada sia a diturunkan dan bagaimana keadaannya'=&7 -krimah 8salah seorang tokoh tafsir masa tabiin) %uga berkata: =Segala yang saya ceritakan ke adamu) maka semuanya ini saya terima dari -bnu (bbas'=*9 6arena ada masa ini -slam sudah tersebar luas ke bebera a daerah) ara tabiin un ada di daerah yang berbeda,beda' ;leh sebab itu dalam melakukan embacaan tentang tafsir ara tabiin) ara ahli biasanya membagi mereka kedalam region,region !thaba<at"' Pertama: :lama Makkah' -mam -bnu Taymiyyah sebagaimana yang dinukil oleh al, Suyuthi mengatakan: =:lama !era tabiin" yang aling andai tentang tafsir adalah tabiin Makkah) karena mereka terdiri dari murid,murid -bnu (bbas' Se erti Mu%ahid) (tha bin (bi @abah) -krimah) Said bin Aubair) dan Thaus'=*1 Kedua: :lama Madinah' Secara kuantitas) ulama Madinah tidaklah sebanyak ulama Mekkah' ?iantara ulama Madinah yang ter andang) adalah 2aid bin (slam yang

*(

"alah seorang 8emuka sahabat# yang menda8at gelar tarjuman al-Quran> dido:akan oleh =abi agar menjadi orang yang luas 8emahaman keagamaannya dan ahli dalam tafsir-tak4il (? #llahumma $aqqihhu $i al-%in &a #llimhu al-'a(iel@). *1 +eungku ,uhammad &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. 1))-!// *2 9" al-<aqarah: 1 *3 ,uhammad <in Ala4iy al-,alikiy# Zubdah al-Itqan# (5eddah: %ar al-6ikr# 1)02) hal. 00 *0 -rof. %r. 9uraish "hihab# dkk.# op. cit.# hal. 132 *) +eungku ,uhammad &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !!* (/ idem.# hal. !!( (1 idem.# hal. !!*

+afsir 7 +ak4il

tafsirnya di ela%ari oleh utranya sendiri yang bernama (bdur @ahman) %uga oleh Malik bin (nas salah seorang -mam Madzhab'*$ Selain itu ada (bu (liyah salah seorang erawi tafsir :bay bin 6aab) yang tafsirnya diriwayatkan oleh al,@abi bin (nas' (da %uga Muhammad bin 6aab al,3uradhy) yang tentang beliau ini -bnu (un berkata: Saya belum ernah melihat seseorang yang lebih mengetahui tentang takwil al,3uran selain dari ada al,3uradhy ini'*& Keti a: :lama /on Makkah,Madinah' Para tabiin dalam kategori ini berada di daerah yang berbeda,beda' (da yang berada di -rak misalnya) Masru< bin al,(%da salah seorang sahabat dan murid -bnu Masud) yang terkenal ke *araan dan kezuhudannya# ada yang berada di Basrah se erti al,.asan al,Bashriy yang terkenal dengan enghulu ara tabiin# ada yang dari 6hurasan) yaitu (tha bin (bu Muslim al,6hurasany# dan ada %uga yang dari daerah lain se erti) Murrah al,.amdani al,6ufiy# dan lain,lain'** Pasca era tabiin !baca: masa tabi al-tabiin") timbullah u aya enyusunan kitab,kitab tafsir' ?alam masa inilah dikum ulkan enda at, enda at sahabat dan enda at, enda at tabiin men%adi kitab tafsir) dengan corak kekhasannya: berdasar ke ada riwayat yang disandarkan ke ada ara sahabat danCatau tabiin' ;leh sebab itu) adalah bebera a kitab yang terkenal sebagai kitab tafsir bi al,matsur dalam masa tabi altabiin ini'*+ ?iantara kitab,kitab tersebut adalah) Aami al,Bayan fi Tafsir al,3uran) sebagai mahakarya dari -mam -bnu Aarir al,Thabary' Mengenai mahakarya ini) banyak kalangan yang menilai keistimewaan dan ketinggiannya' Bahkan diantara kitab tafsir dalam kategori tafsir bi al-matsur) kitab ini adalah yang aling tinggi nilainya'*1 (da %uga Tafsir (bu Daits al,Samarkandiy) Tafsir -bnu 6atsir) Tafsir al,?arar al,Matsur fi al,Tafsir bi al,Matsur karya al,Shuyuthi) dan lain,lain'*4 Tafsir Bi (l,@ayi Setalah era -mam -bnu Aarir al,Thabari dengan mahakaryanya: Aami al,Bayan fi Tafsir al,3uran) dunia enafsiran al,3uran mulai mengalami erubahan' Pada masa ini) ara ahli tafsir mulai menem uh %alan yang berbeda,beda' (da yang teta menggunakan al-ri*ayah) dan yang fenomenal adalah menggunakan al-rayu !th,u h") dalam rangka men%elaskan al,3uran guna mengakomodir ersoalan, ersoalan kontem orer yang muncul dalam era tersebut'*5 ;leh karena itu) ada era ini muncullah term tafsir bi al-rayi sebagai istilah bagi model baru tafsir yang mulai berkembang) sebagai enyeimbang model tafsir yang telah ma an) yaitu al,tafsir bi al,matsur) dan yang masih sarat dengan kontroGersi'*7
(! (*

Ibid.# hal. !!( Ibid. (( Ibid.# hal. !!(-!!1 (1 Ibid.# hal. !!2-!!3 (2 Ibid.# hal. !/1 (3 Ibid.# hal. !!0-!!) (0 ebih jauh# lihat: +eungku ,. &asbi Ash "hiddieqy# Ilmu-ilmu al-Quran# ("emarang: -+ -ustaka .izki -utra# !//!) () Ibid. !/1

+afsir 7 +ak4il

Secara definitif) tafsir bi al-rayi adalah meneta kan rasio sebagai titik tolak'+9

enafsiran al,3uran yang dilakukan dengan

Sedangkan yang dimaksud dengan al-rayu sendiri) ialah i%tihad' ;leh karenanya %ika i%tihad ini bersandar ke ada sandaran !baca: syarat,syarat" yang seharusnya) %auh dari kebodohan dan kesesatan) maka menafsirkan al,3uran dengan yang demikian ini) da at dibenarkan'+1 Problematika H 6ontroGersi 6asus sentimen golongan %uga mewarnai dalam roblematika tafsir bi al-matsur ini' Sebagaimana yang disebutkan oleh Teungku M' .asbi (sh Shiddie<y bahwa) kalangan Syiah kera kali dan amat tertarik hatinya untuk mengum ulkan makna, makna al,3uran yang sesuai dengan keinginan) dan mendukung kelom ok mereka'+$ ;leh karena itu) kiranya men%adi wa%ib bagi enafsir dengan riwayat ! tafsir bi almatsur") untuk berhati,hati dalam menerima riwayat) ula cermat dan teliti dalam memferifikasi sanad,sanadnya' Problematika dan 6ontroGersi -dealnya) dan sebagiamana yang diutarakan oleh Teungku M' .asbi (sh Shiddie<y) segala tafsir harus kita letakkan dalam neraca yang sama) dan kita kembalikan ke ada rinsi yang satu' Mana diantaranya yang sesuai dengan kebenaran dan %auh dari bidah dan hawa nafsu) maka itulah tafsir yang ter u%i' Sebaliknya mana diantaranya yang bergelimang dengan hawa nafsu) menyim ang dari kebenaran maka itulah tafsir yang tercela'+& Sebagaimana tersebutkan diatas bahwa) tafsir bi al-matsur itu mencaku enafsiran al,3uran dengan al,3uran sendiri) enafsiran al,3uran dengan al,.adits) dan enafsiran al,3uran dengan a)*al sahabat danCatau tabiin' Menafsirkan al,3uran dengan al,3uran sendiri) dan menafsirkan al,3uran dengan al, .adits al,Shahih) keduanya %elas harus diterima' (da un mengenai enafsiran al, 3uran dengan enda at yang disandarkan !mau)uf" ke ada ara sahabat danCatau tabiin) disini timbul erbedaan'+* Perbedaan yang dimaksudkan ini) adalah berkisar diterima dan tidaknya tafsir tersebut) sebagai salah sebuah roduk hukum dalam -slam' Perbedaan dalam memandang enafsiran al,3uran dengan a)*al sahabat danCatau tabiin tersebut) ada dasarnya bukan disebabkan oleh faktor intern !a)*al sahabat danCatau tabiin" itu sendiri) melainkan cenderung disebabkan oleh faktor ekstern yang menggodanya' Faktor ekstern yang dimaksudkan adalah) karena banyaknya riwayat shahih yang tercam ur dengan yang tidak shahih) dan karena orang,orang >ahudi dan Persi yang
1/ 11

-rof. %r. 9uraish "hihab# dkk.# op. cit.# hal. 132 +eungku ,uhammad &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !** 1! <a;a: +eungku ,. &asbi Ash "hiddieqy# op.cit.) hal. !/!. 1* ihat: +engku ,. &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.) hal. !*! 1( +engku ,. &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !!1

+afsir 7 +ak4il

zindik ada waktu itu banyak membuat hadits,hadits alsu yang kemudian diambil oleh ara ahli tafsir dengan tan a disaring'++ Selain itu) ada masa generasi ini !dan terutama lagi masa tabiin") intrik dan sentimen antar fir)ah merebak kuat# masing,masing fir)ah cenderung menggunakan al,3uran dan al,.adits sebagai legitimasi bagi ke entingan masing,masing' +1 Sebagaimana yang disebutkan oleh Teungku M' .asbi (sh Shiddie<y bahwa) kalangan Syiah kera kali dan amat tertarik hatinya untuk mengum ulkan makna,makna al,3uran yang sesuai dengan keinginan) dan mendukung kelom ok mereka'+4 ;leh karena itu) ada aras enafsiran al,3uran dengan a)*al sahabat danCatau tabiin ini) selama itu beru a a)*al yang kualitasnya shahih dan da at di ertanggung%awabkan) maka da at diterima' ?emikian sebaliknya) tatkala enafsiran al,3uran dengan a)*al sahabat danCatau tabiin itu beru a erkara yang kualitasnya masih di ertanyakan dan tidak da at di ertanggung%awabkan) pun sarat dengan faktor,faktor ekstern sebagaimana tersebut) kiranya bukanlah sika yang %umawah: untuk menolaknya' ?alam tafsir bi al-rayi) %uga tidaklah terle as dari kontroGersi' 6ontroGersi ini semakin terniscaya melihat titik tolak tafsir bi al-rayi itu sendiri) yaitu rasio atau emikiran' ?alam konteks tafsir bi al-rayi) yang dimaksud dengan al-ray ialah i%tihad'+5 (rtinya) seorang mufassir menggunakan i%tihad dalam rangka menafsirkan al,3uran' +7 ?isinilah letak kontroGersi dimaksud) ada se utar ersoalan =boleh dan tidaknya menafsirkan al,3uran dengan al-ray=) dan hasilnya nanti =diterima atau ditolak=' Sebagian ulama yang menolak mengutarakan) karena enafsiran ini didasarkan atas hasil emikiran seorang mufassir) maka erbedaan antara satu mufassir dengan mufassir lainnya astilah lebih mungkin ter%adi' :lama yang ber andangan se erti ini biasanya menyebut tafsir bi al-rayi ini dengan al-tafsir bi al-ha*a) tafsir atas dasar hawa nafsu'19 Sementara itu ulama yang mendukung tafsir bi al-rayi ini) %uga tidak kalah argumentatif dalam mengemukakan alasan,alasan dan dasar,dasar sebagai legitimasi akan keabsahan enafsiran al,3uran menggunakan al-ray' Pertama: Prof' ?r' M' 3uraish Shihab) dengan elegan dan bi%ak menyam aikan: =Seseorang tidak da at dihalangi untuk merenungkan) memahami) dan menafsirkan al, 3uran' 6arena hal ini) meru akan erintah al,3uran sendiri' %uga setia enda at yang dia%ukan seseorang) walau un berbeda dengan enda at yang lain) harus ditam ung' -ni adalah konsekuensi logis dari erintah al,3uran) selama emahaman dan enafsiran tersebut dilakukan secara sadar dan bertanggung %awab'=11
11 12

Ibid.# hal. !/! <a;a: Aery Aerdiansyah# 'slam Bmansi8atoris# (5akarta: -*,# !//1)# hal. CD 7 2*-21 13 <a;a: +eungku ,. &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !/!. 10 +engku ,. &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !** 1) -rof. %r. ,. 9uraish "hihab# dkk.# op. cit.# hal. 132 2/ Ibid.# hal. 132-133 21 -rof. %r. ,. 9uraish "hihab menyadari bah4a# al-9uran adalah kitab su;i yang *halih li+ulli zaman (a al-ma+an# yang menis;ayakan releDansitas dan akomodatifannya 8ada segena8 8roblematika tem8at dan zaman. Al-9uran sendiri juga memerintahkan untuk untuk merenungkan ayat-ayatnya# dan ke;aman terhada8 mereka yang sekedar mengikuti 8enda8at-8enda8at lama tan8a suatu dasar. ebih jauh lihat: %r.

+afsir 7 +ak4il

Kedua: ?alam bebera a hadits) kita %uga da at temukan: hadits,hadits yang menun%ukkan keabsahan menafsirkan al,3uran dengan al-ray !i%tihad" ini'1$ .adits tentang Muadz Bin Aabal misalnya) 1& atau salah sebuah hadits yang dikuti oleh 6hudloriy Biek: =/abi berkata ke ada (mr Bin (sh: berilah hukum dalam bebera a masalahI# (mr Bin (sh men%awab: saya beri%tihadE) sedangkan anda masih adaI# /abi Mena%awab: BenarI 6etika i%tihadmu benar maka kamu menda at dua ahala) dan %ika i%tihadmu salah1* maka kamu menda at satu ahala'=1+ ?alam sebuah hadits yang lain) @asul ernah mendoakan -bnu (bbas: =Allahumma &a)iihhu &i al-#ien !a Allimhu al-Ta*il =11' Mengomentari hadits ini) Teungku M' .asbi (sh Shiddie<y mengatakan: =(ndaikata takwil 14 itu hanya terbatas ada a a yang didengar sa%a !tafsir bi al,matsur") tentulah tiada faedahnya untuk ditakhsiskan takwil bagi :bnu (bbas ini' 6alau demikian) maka dikehendaki dari dengan takwil ialah tafsir dengan mem ergunakan i%tihad !tafsir bi al,rayi"'15 Keti a: (l,3uran sendiri !dalam hal ini) berkenaan dengan tafsir bi al-rayi") se%ak awal %uga sudah me*anti-*anti' (gar su aya manusia senantiasa merenungkan ayat, ayatnya) dan mengecam orang,orang yang sekedar mengikuti enda at, enda at lama tan a suatu dasar' Afala +atadabbaruna al--uran Am Ala -ulub A)faluha !( akah mereka tidak merenungkan al,3uran ataukah hati meraka terkunciE"'17 Kitab Anzalnahu "layka Mubarak $iyaddabbaru Ayatih !aliyatadzakkaru .lu al-Albab !-ni adalah kitab yang 6ami turunkan ke adamu) enuh dengan berkah) agar mereka merenungkan ayat,ayatnya dan orang,orang yang mem unyai ikiran da at mem eroleh ela%aran darinya"'49

,. 9uraish "hihab# ,embumikan al-9uran# (<andung: ,izan# !//*)# hal. 33 2! %alam konteks s8esifik# hadits-hadits ini memang ;enderung lebih diorientasikan ke8ada ijtihad dalam 8ersoalan fiqhiyyah. Akan teta8i# mengingat yang dimaksudkan dengan al-ray sendiri adalah ijtihad# maka kiranya bukanlah kesalahan: mengkontekstualisasikannya 8ada tafsir bi al-rayi ini. &allahu #lam. 2* &adits ini teramat masyhur# terutama lagi dalam 4ilayah kebebasan ber8ikir. &adits ini ber;erita tentang ,uadz <in 5abal yang hendak diutus menjadi gubernur salah sebuah daerah kekuasaan 'slam# yakni Eaman. -ada 4aktu 8ele8asan# dia ditanya oleh =abi: ,uadz# dengan a8a engkau akan memberikan hukumF> ,uadz menja4ab: Gitab Allah> =abi kembali bertanya: bila tak engkau temukan disanaF> ,uadz menja4ab: "unnah .asulullah> =abi kembali bertanya: bila juga tak engkau temukanF> ,uadz kembali menja4ab: saya akan berijtihadH <erdasarkan Gitab Allah dan "unnah rasul-=ya> =abi kemudian berkata: "emoga Allah memberkati dan memberi 8etunjuk utusan dari utusan-=yaH 2( $atatan: salah (luput: <hs. 5a4a) yang dimaksudkan di sini bukanlah salah yang disengaja. ,elainkan sebuah keadaan dimana seseorang berada dalam kesalahan ta8i tidak diinginkan dan disadarinya. 21 ,. Ghudloriy <iek# U*hul al-$iqh# (Gairo: %ar al-6ikr# 1)00)# hal. *3/ 22 Artinya: ?Wahai +uhanku# berikanlah ke8adanya ('bnu Abbas) keluasan 8aham dalam agama# dan ajarkanlah tak4ilItafsir ke8adanya.@ 23 Ada ulama yang ber8enda8at bah4a# yang dimaksudkan dengan al-ta+(il dalam kalimat tersebut adalah tafsir ( ihat: Al-"huyuthi# al-'tqan# (Gairo: %ar al-&adits# tt)# juz ''# hal. (1/)> "ebaiknya hal ini tidak di8erdebatkan lebih dulu# karena yang dimaksudkan di sini adalah siratan hadits dimaksud yang melegitimasikan keabsahan tafsir bi al-ra:yi. "ebagai (ta4aran) solusinya: al-ta+(il tersebut dimaknai sebagai 8aham al-9uran:. 20 +engku ,. &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !(1 2) 9" ,uhammad: !( 3/ 9" "had: !)

+afsir 7 +ak4il

''' !ala* (udduhu "la al-rasul !a "la .li al-Amri minhum $aalimah al-$adzin +astanbithunah Minhum''' !'''?an %ikalau mereka mengembalikannya ke ada @asul dan :lil (mri diantara mereka) tentulah hal itu da at diketahui oleh mereka yang da at mengistinbathkan diantara mereka'''"'41 Keempat: ?alam ers ektif kekinian) ketidakbolehan menafsirkan al,3uran bi al-rayi) adalah menyisakan tanda tanya yang cuku besar' Aika tafsir bi al-rayi itu tidak boleh) dan enafsiran hanya dikonsentrasikan ada riwayat,riwayat !tafsir bi al-matsur") lalu bagaimanakah status hukum dari ada erkara, erkara baru yang s esiesnya tidak ada ada masa awal !al-)arn al-a**al"'4$ Penggunaan satelit luar angkasa misalnya) atau aids) atau s esies erkara baru yang lain' Berbanding lurus dengan hal ini) tentu teramat sulit untuk menemukan releGansi al,3uran sebagai kitab suci yang shalih likulli zaman *a al-makan' ;leh sebab itu) diawali dengan enda at Prof' ?r' M' 3uraish Shihab) berlan%ut bebera a hadits) kemudian dilengka i lagi dengan ayat,ayat) sebagaimana tersebut di atas) kiranya cuku lah berdasar: untuk mengatakan !sebagai kesim ulan" bahwa) enafsiran al,3uran bi al,rayi !rasio,i%tihad" meru akan enafsiran yang absah' ?alam konteks kontroGersi se utar boleh tidaknya tafsir bi al-rayi sebagaimana dimaksud ini) Prof' ?r' M' .asbi (sh Shiddie<y mengemukakan sebuah kesim ulan yang menarik' Beliau mengatakan bahwa) =Mungkin %uga kita angga bahwa erselisihan antara yang membolehkan dengan yang tidak membolehkan adalah erselisihan lafdzhy'=4& ?alam (rtian bahwa) ulama yang tidak mem erbolehkan hanyalah !sekedar" merasa khawatir akan enyalahgunaan ayat,ayat al,3uran untuk legitimasi atau ke entingan ara orang yang tidak bertanggung %awab' 4* Sementara yang bersiteguh mem erbolehkan) adalah ara ulama yang merasa resah dan rihatin dengan keadaan umum kaum muslimin kekinian) yang dilingku i keterbelakangan'4+ Persoalan yang menggelinding kemudian adalah) =Se%auhmanakah keabsahan tafsir bi al-rayiE= atau =Sebera akah kebebasan dalam menafsirkan al,3uran bi al-rayiE= 6iranya dalam setia disi lin ilmu atau tata sosial,kemasyarakatan) astilah ada batasan' Bisa dibayangkan seandainya setia orang itu bebas telan%ang di muka ublik) terle as batasan dalam kasus ini sika ribadi atau ada hukum !formal atau non formal" yang mengatur' (tau dalam raktek kedokteran) bagaimana %ika setia orang bebas melakukan raktek, raktek medis) se erti o erasi) meramu rese ) dan semacamnya' (tau dalam enghitungan statistik) yang kesemua orang bebas melaksanakan' ?ramatisasi sederhana diatas) meru akan analogi dari ada kebebasan enafsiran al, 3uran !bi al-matsur"' ?engan kata lain) dalam enafsiran al,3uran ! bi al-matsur"
31 3!

9" al-=isa: 0* "ebagai ;atatan# =abi ,uhammad sa4. tidaklah menafsirkan seluruh al-9uran. (lihat: +engku ,. &asbi Ash "hiddieqy# Ilmu-ilmu #l-Quran# "emarang: -+ -ustaka .izki -utra# !//!. hal. !(1) 3* +engku ,. &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !(1 3( %alam kasus ini# biasanya al-9uran dijadikan sebagai 8embenar# legitimator# dan justifikator bagi ke8entingan dan agenda golongan-golongan. ebih lanjut: Aery Aerdiansyah ) I*lam ,man*ipatori*# (5akarta: -*,# !//1)# hal. CD 7 2*-21) 31 ,asuk dalam kategori ini# Asghar Ali Bngineer dengan +eologi -embebasan> &assan &anafi dengan &ermeneutika -embebasan> dan 6arid Bsa;k dengan &ermeneutika -embebasan dan -luralisme. (<isa dirujuk dalam: Aery Aerdiansyah# op. cit.) hal. !(-(1# dan 1*(-1*2

1/

+afsir 7 +ak4il

sebagaimana yang tersirat dalam analogi di atas) un ada batas dan tata aturan yang mengikatnya' Sebagaimana telah tersebut bahwa) kebebasan dalam menafsirkan al,3uran adalah secara sadar dan bertanggung %awab' ?alam kebebasan yang bertanggung %awab inilah) timbul embatasan, embatasan dalam menafsirkan al,3uran' .al itu) sebagaimana embatasan, embatasan yang di unyai oleh dan dalam setia disi lin ilmu' Mengabaikan embatasan tersebut) da at menimbulkan olusi dalam emikiran bahkan mala etaka dalam kehidu an'41 6ebebasan bertafsir) ada enggal se%arah muslim di masa lam au) telah menyebabkan al,3uran ditafsirkan dengan beragam endekatan dan ke entingan' 6etika konflik olitik dan teologis semakin memanas) maka aktifitas tafsir kemudian melahirkan emahaman yang bertentangan antara satu sama lain' Sebagai u aya meredam konflik,konflik) yang men%adikan al,3uran sebagai %ustifikasi ini) ara ulama kemudian membuat ersyaratan yang cuku ketat) bagi tafsir yang diangga sah'44 Syaikh Muhammad Bin (lawi al,Maliki) mengemukakan 1+ !lima belas" disi lin ilmu yang harus dimiliki oleh sesorang) sebagai syarat bagi orang yang hendak menafsirkan al,3uran45: Pertama: Bahasa (rab' ?engan ilmu bahasa ini) keterangan akan bentuk kata,kata dan konotasinya yang original da at diketahui# Kedua: /ahwu !tata bahasa"' ?engan disi lin ilmu ini) erubahan dalam setia makna da at diketahui' 6arena setia makna akan berubah) seiring erubahan dan erbedaan cara baca !baca: irab" tia kalimat# 6etiga: Tashrif !kon%ugasi"' ?engan disi lin ilmu ini) tia kata da at diketahui bentuk dasar !abniyah" dan bentuk turunan !shi hah"# Keempat: -syti<a< !deriGasi kata# etimologi"' ?isi lin ilmu ini adalah guna mengetahui se%arah !baca: asal,usul" sebuah kata# Kelima: Maani !retorika"' ?engan ilmu ini) makna,makna tertentu dalam tia corak susunan kalimat akan da at diketahui' Keenam: Bayan !ke%elasan berbicara"' :ntuk mengetahui makna,makna tertentu dari segi ke%elasan dan kesamaran etun%uk yang ada ada susunan kalimat# Ketujuh: Badi !efektifitas bicara"' -lmu yang berkenaan dengan tata aturan kata atau kalimat yang bagus# Kedelapan: -lmu 3iraat !wa%ah,wa%ah embacaan al,3uran"' ?isi lin ilmu ini berkenaan dengan cara,cara melafalkan al,3uran) dan bebera a model embacaan yang mungkin ditera kan dalam membaca al,3uran# Kesembilan: :shuluddien ! okok, okok agama"' -lmu ini membahas tentang bebera a dasar agama) sebagaimana yang ditun%ukkan oleh ayat,ayat al,3uran yang dilalahnya %elas# Kesepuluh: :shul Fi<h' ?isi lin ini mencaku tentang tata aturan mengambil dalil,dalil bagi sebuah roduk hukum agama) dan tata cara mengeluarkan hukum dari dalil,dalil dimaksud' Kesebelas: (sbabun /uzul !kisah,kisah dan riwayat"' ?engan ilmu ini) konteks dan latar belakang turunnya sebuah ayat misalnya) da at diketahui# Kedua belas: /asikh, Mansukh' ?engan disi lin ilmu ini) kiranya da at diketahui ayat yang masih da at digunakan hu%%ah karena masih teta ) dan ayat,ayat sudah tidak bisa di akai lagi karena telah terha us !mansukh"# Keti a belas: Fi<h' ?isi lin ilmu ini adalah meru akan roduk, roduk i%tihad ara ulama yang telah terkodifikasikan) yang
32 33

%r. ,. 9uraish "hihab# op. cit.) hal. 33 Juhairi ,isra4i (ed.)# %ari "yariat ,enuju ,aqashid al-"yariat: 6undamentalisme# seksualitas# dan kesehatan re8roduksi# (5akarta: G'G5 feat. 6ord 6oundation# !//*)# hal. 1)2. 30 ,uhammad <in Ala4i al-,aliki# Zubdah al-Itqan# (5eddah: %ar al-6ikr# 1)02)# hal. 13/-13!

11

+afsir 7 +ak4il

berkenaan dengan tata cara dan tata erbuatan# Keempat belas: .adits,hadits yang men%elaskan ayat mu%mal ! eneral c,ncept" dan mubham !ambigu"' >ang dimaksudkan dengan hadits,hadits dimaksud ini) adalah bebera a hadits yang telah men%adi tafsir bagi bebera a ayat yang umum !mu%mal" dan ayat,ayat yang ambigu# Kelima belas: -lmu Mauhibah !-lmu Daduni"' ?alam bebera a khazanah -slam klasik) ilmu mauhibah ini didefinisikan sebagai ilmu yang di eroleh oleh seseorang karena konsistensinya dalam mengamalkan a a yang ia ketahui'47 ;leh sebab itu) barangsia a yang menafsirkan al,3uran dengan i%tihadnya !bi al-rayi") dan ber i%ak ada egangan, egangan !baca: syarat" yang telah diterangkan) maka enafsiran beserta roduk tafsirnya) adalah tafsir yang da at diterima) atau masuk dalam kategori tafsir yang ter u%i' Sebaliknya) orang yang menyim ang dari ketentuan ini) maka enafsiran beserta roduk tafsirnya) adalah tafsir yang tidak da at diterima) atau tafsir yang tercela'59 JENIS PENAFSIRAN: TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL Berkenaan dengan kedua endekatan ini) Prof' ?r' M' 3uraish Shihab menguti sebuah hadits' ?alam e erangan al,(hzab) /abi besabda: 0Aangan ada yang shalat (shar kecuali di erkam ungan Bani 3uraidzah'= Mendengar sabda /abi ini) ola ikir ara sahabat ter etakan men%adi dua: Pertama: Jolongan sahabat yang memahami sabda tersebut secara tekstual) yang karenanya tidak melaksanakan shalat (shar walau un waktunya telah berlalu# golongan ini berkesim ulan tidak akan shalat (shar kecuali di erkam ungan B(ni 3uraidzah# 6edua: Jolongan sahabat yang memahami sabda dimaksud secara kontekstual) sehingga mereka melaksanakan shalat (shar sebelum tiba di erkam ungan Bani 3uraidzah) !dengan teta men%aga kedisi linan"' ?alam kasus ini) /abi tidak mem ermaslahkan kedua kelom ok sahabat yang menggunakan endekatan berbeda dalam memahami teks sabda tersebut'51 Penafsiran Tekstual Secara harfiyah) kata tekstual adalah berarti bersifat teks' (rtinya bahwa) segala sesuatu yang bersifat teks) maka ke adanya layak untuk disebut tekstual' ?alam erkembangannya kemudian) dan terutama lagi akhir,akhir ini) istilah tekstual ini lebih akrab dan sering digunakan dalam embahasan se utar enafsiran' (kar,akar historis tekstual!isme" dan literalisme) se enuhnya bisa dilacak dari se%arah eradaban manusia di masa lalu) yang mana engaruhnya terus berkembang hingga saat ini'5$ Sebagaimana yang disam aikan oleh /asr .amid (bu 2ayd bahwa) dalam se%arah eradaban dunia ini ada tiga eradaban adiluhung' Salah satu eradaban dimaksud ini adalah) eradaban teks) yaitu eradaban yang tumbuh subur di dataran
3)

$atatan: "e;ara im8lisit# dalam mengemukakan syarat-syarat 8enafsiran al-9uran bi al-rayi ini# masing-masing 8akar berbeda-beda. Akan teta8i 8ada intinya mereka sama: menginginkan adanya sebuah kematangan diri dalam setia8 orang yang hendak menafsirkan al-9ur:an# baik kematangan intelektual# emosional# a8alagi s8iritual. <andingkan: ,uhammad <in Ala4i al-,aliki# Jubdah al-'tqan# (5eddah: %ar al-6ikr# 1)02)# hal. 13/-13!> %r. ,. 9uraish "hihab# ,embumikan al-9uran# (<andung: ,izan# !//*)# hal. 3)> -rof. %r. ,. 9uraish "hihab# dkk.# "ejarah 7 Klum al-9ur:an# (5akarta: -enerbit-ustaka 6irdaus# !//1)# hal. 133> dan +engku ,. &asbi Ash "hiddieqy# Ilmu-ilmu #l-Quran# "emarang: -+ -ustaka .izki -utra# !//!. hal. !/!-!/* 0/ +engku ,. &asbi Ash "hiddieqy# op. cit.# hal. !** 01 %r. ,. 9uraish "hihab# op. cit.) hal. 1!1 0! Aery Aerdiansyah# op. cit.# hal. CCi

1!

+afsir 7 +ak4il

(rab' Peradaban ini men%adikan teks sebagai sentral utama) dan agama,agama yang turun di kawasan ini %uga mem unyai erhatian khusus terhada teks'5& Menurut 6. Masdar Farid Masudi) Tafsir tekstualis adalah model enafsiran yang men%adikan teks segala,galanya' ( a yang disam aikan teks adalah titah Tuhan yang harus dilaksanakan' Kfek kemudiannya bagi kalangan tekstualis ini) ada keyakinan teologis bahwa kehendak dan kekuasaan Tuhan sudah disam aiakan secara kom rehensif dalam teks' 6onsekuensinya) emahaman keagamaan dan keduniaan harus meru%uk se enuhnya ada teks'5* ?alam konteks masa kekinian) model endekatan tekstual ini bisa dida ati bentuknya ada kalangan -slam Fundamentalis' Se erti FP- !Front Pembela -slam") .T- !.izbut Tahrir -ndonsia") atau ersemisalannya' .al itu sebagaimana yang diketengahkan oleh .atim Jazali !salah seorang eneliti dalam Lommunity for @eligion and Social engineering >ogyakarta" bahwa) -slam fundamentalis lebih menekankan ada makna tekstual dari agama) bukan ada subtansi'5+ (tau bila dalam era klasik) 6. .usein Muhammad menyebutkan bahwa) model endekatan tekstual ini biasa digunakan oleh ara ulama zaman abad ertengahan'51 .al semacam ini) nam ak dalam karya,karya tafsir' Sebagai ciri utama yang amat menon%ol dari kitab,kitab tafsir dimaksud adalah !memin%am istilah (bid al,Aabiri") lebih bercorak bayani dengan menundukkan nalar dan realitas ke ada teks' Secanggih a a un nalar dan serumit a a un realitas sosial) harus senantiasa ditundukkan oleh teks'54 Aadi kecenderungan model endekatan tekstualis ini adalah) al-%ibrah bi %umum allafdhy la bi khusus al-sabab' ( a yang dikatakan oleh teks) itulah yang men%adi hujjah) bukan tergantung konteks atau hukum causalitynya' Penafsiran 6ontekstual Pendekatan kontekstual adalah) endekatan yang dilakukan dengan melihat konteks se%arah,sosial) yang lebih khusus dalam tradisi -slam disebut sebagai Asbab al-Nuzul' 6aedah kontekstual selalu mem ertimbangkan bahkan meniscayakan realitas sosial sebagai asas bagi erubahan hukum'55
0*

"edangkan dua 8eradaban adiluhung lainnya adalah# -eradaban Akal (8eradaban Eunani). -eradaban ini mem8unyai 8eranan besar bagi 8en;erahan dunia dan lahirnya 8emikiran filosofis> dan -eradaban -as;a-Gematian (8eradaban ,esir-Guno). -eradaban ini telah memba4a ,esir dalam 8un;ak kejayaannya dengan membangun -iramida sebagai symbol ketinggian 8as;a-kematian. ebih lanjut lihat: =asr &amid Abu Jayd# +ekstualitas al-9uran Gritik +erhada8 Klum al-9uran# ter. Ghoiron =ahdliyyin# (Eogyakarta: Gi"# !//1)# hal. ! 0( ,asdar 6. ,as:udi# -aradigma dan ,etodologi 'slam Bmansi8atoris# dalam: Aery Aerdiansyah# op. cit.# hal. CCii 01 %alam hal ini# &atem membandingkan 'slam 6undamentalis dengan 'slam liberal. Lleh dia# kelom8ok yang disebut terakhir ini# adalah menggunakan 8endekatan kontekstual. 'slam iberal lebih merujuk ke8ada subtansi dari doktrin agama -atau meminjam istilahnya Al-"yatiby: !aqa*hid al-Syariah-> memaknai agamanya 8enuh dengan kesantunan# dan 8esan 8erdamaian dan anti kekerasan# sehingga segala bentuk kekerasan diangga8 menyalahi agamanya> kurang mem8erdulikan teks agama (non-literal). ebih jauh# lihat: htt8:II444.suaramerdeka.;omIharianI/(/3I12Io8i/*.htm 02 htt8:IIsistersinislam.org.myI'6 M!/arti;lesI&useinM!/,uhammadM!/bahasa.do; 03 Aery Aerdiansyah# op. cit.# hal. 3/ 00 htt8:IIsistersinislam.org.myI'6 M!/arti;lesI&useinM!/,uhammadM!/bahasa.do;

1*

+afsir 7 +ak4il

(da %uga yang menguraikan) endekatan kontekstual adalah u aya emaduan ka%ian semantik !kebahasaan" al,3uran dengan bebera a elemen en%elas !konteks" yang lain: elemen historis !sabab al-Nuzul"# elemen sosiologis !syanu al-Nuzul"# elemen korelasi intertekstual !munasabah"# elemen idiom,idiom syara !al-ha)i)at al-syariyah"# eta cultural bangsa (rab# dan ost nuzul al,3uran secara gradual# serta endekatan keilmuan haruslah searah dengan tema sentral kandungan ayat'57 ?alam emasalahan ini) 6. .usein Muhammad menguti enda at dari ahli ushul fi<h S anyol (bu -sha< al,Syathibi !(l,Muwafa<at) ---C&*4") yang mengatakan: 0:ntuk memahami teks bahasa (rab yang mana al 3ur,an diturunkan) di erlukan engetahuan tentang se%umlah keadaan !mu)tadhayat al-ah*al": keadaan bahasa !hal nafs al-khithabCteks") keadaan mukhathib !author") dan keadaan mukhathab !audience"' Auga di erlukan ula engetahuan tentang konteks,konteks di luarnya yang lebih luas !al-umur al-kharijiyyah"' 6onteks eksternal dimaksud ini meli uti: konstruksi !sistem" sosial) ekonomi) olitik dan kebudayaan di mana teks tersebut diturunkan' Selain itu) untuk menafsirkan al 3ur,an di erlukan ula emahaman atas tradisi) adat istiadat masyarakat (rab dalam berbahasa) bertingkahlaku dan berinteraksi ketika teks,teks al 3ur,an diturunkan'=79 Pendekatan kontekstual bersilang,kait dengan bebera a ermaslahan kekinian !alumur al-%ashruyyah") adalah endekatan yang dirasa lebih a resiatif dan akomodatif' .al itu mengingat al,3uran sebagai kitab suci) adalah beru a susunan bahasa ungka an yang cenderung singkat) akan teta i adat makna# substansi yang dikandungnya un menyentuh seluruh as ek kehidu an manusia' ?i sisi lain) dictum al,3uran sebagai kitabullah yang shalih likulli zaman *a al-makan ) astilah nian tak terbantahkan' Debih dari itu) /asr .amid (bu 2ayd menuturkan bahwa) al,3uran sebagai sebuah teks ada dasarnya adalah roduk budaya71 !Tekstualitas al,3urMan) $999"' ;leh karena itu) erlu adanya dialektika yang terus,menerus antara teks !al,3uran" dan kebudayaan manusia yang senantiasa berkembang secara esat' Aika hal ini tidak dilakukan) maka teks al,3uran akan hanya men%adi benda atau teks mati yang tidak berarti a a,a a dalam kancah fenomena kemanusiaan' 7$ ?engan begitu) kontekstualisasi al,3uran adalah erkara yang urgen lagi niscaya' ?alam endekatan kontekstual ini) ada bebera a rinsi , rinsi yang harus di erhatikan) dan di osisikan terlebih dulu sebagai rasyarat' 7& Pertama: Prinsi 6etauhidan' ?alam rinsi ini) satu,satunya eksistensi absolut adalah Tuhan) selain ?ia adalah eksistensi yang relatif,terbatas' -m likasi logis dari ada rinsi ini adalah) ersamaan seluruh eksistensi,eksistensi yang relatif,terbatas) yaitu eksistensi, eksistensi selain Tuhan' Prinsi ini lebih di erhatikan lagi manakala berhubungan dengan ayat,ayat yang berhubungan dengan dengan relasi sosial,kemasyarakatan'

0) )/

htt8:II444.sidogiri.;omImodules.8h8FnameN=e4s7fileNarti;le7sidN3) Ibid. )1 &al ini da8at dibuktikan dengan rentang 4aktu terkum8ulnya teks al-9ur:an dalam !/ tahun lebih# yang terbentuk dalam realitas sosial dan budaya. )! htt8:IIislamlib.;omIidIindeC.8h8F8ageNarti;le7idN1!( )* $atatan: bagian ini disarikan dari makalah G& &usein ,uhammad dalam: htt8:IIsistersinislam.org.myI'6 M!/arti;lesI&useinM!/,uhammadM!/bahasa.do;# dengan bebera8a 8erubahan yang tidak merusak subtansi.

1(

+afsir 7 +ak4il

Kedua: Pesan Moral :niGersal al,3uran' ?engan kalimat lain) ayat,ayat al,3ur,an yang bermakna esan, esan moral uniGersal) harus men%adi dasar bagi seluruh cara andang enafsiran terhada teks,teks keagamaan' Misal sa%a sebagaimana yang tersebut dalam 3S al,.u%urat: 1& disebutkan bahwa) tidak ada kelebihan dan erbedaan satu manusia atas manusia yang lain atas dasar identitas,identitas sosial) kecuali atas dasar keta<waannya ke ada Tuhan' Keti a: al,Maslahah al,(mmah'7* ?alam bahasa al,3uran) hal ini disebut dengan rahmatan li al-alamin !3S al,(nbiya: 194"' Sebagai bangunan argumentasi lebih lan%ut) -bnu al,3ayyim al,Aauziyah !w' 1$7$" dengan tegas menyatakan bahwa adalah mustahil %ika syariah menyebabkan atau menghasilkan ketidakadilan dan ketidakrahmatan) dan %ika ini ter%adi maka astilah inter retasi atau aturan,aturan ositif yang telah dilakukan itu yang tidak te at'= Keempat: Pemahaman (sbab al,/uzul' ?alam aras ini main set yang digunakan adalah: al-%ibrah bikhusus al-sabab la bi %umum al-lafdzhy ' (rtinya) kisah,kisah atau konteks sosio,kemasyarakatan dimana ayat diturunkan adalah men%adi bahan ka%ian khusus dalam enarikan emahaman dari sebuah teks) ula analisis kausalitas teks dan konteks %uga erlu di erhatikan' ?alam sebuah kaidah ushuliyyah diketengahkan: 0Al-'ukm +adur Maa %"llatihi !ujudan !a %Adaman =) !suatu ke utusan hukum selalu tergantung ada causality/0,nya"' ?alam konteks kekinian) sebagaimana yang diungka kan oleh .atim Jazali !salah seorang eneliti dalam Lommunity for @eligion and Social engineering >ogyakarta") endekatan kontekstual ini bisa kita eroleh gambarannya dalam manhaj kalangan -slam Diberal' -slam Diberal meru%uk ke ada subtansi dari doktrin agama ,atau memin%am istilahnya (l,Syatiby: Ma)ashid al-1yariah,) memaknai agamanya enuh dengan kesantunan) dan esan erdamaian dan anti kekerasan) sehingga segala bentuk kekerasan diangga menyalahi agamanya# kurang mem erdulikan teks agama !non,literal"'71 Sekaligus berusaha mengkontekstualisasikan ayat,ayat terkait dengan ersoalan, ersoalan kontem orer yang men%adi roblem umat' ?alam tera an kedua endekatan diatas) kita bisa mengambil salah sebuah ayat al, 3uran' ?alam hal ini adalah surat al,/isa: &*: 0Al-(ijal -a**amuna %Ala al-Nisa 2ima &adldlala Allahu 2adlahum %Ala 2adl !a 2ima Anfa)u min Am*alihim= Menurut 6.' .usein Muhammad) bila mentelaah ayat tersebut dengan endekatan tekstual) tentu kesim ulan yang dihasilkan adalah teta sama bahwa) wanita itu inferior yang berada di bawah ke emim inan laki,laki yang su erior !sebagaimana termaktub"' Meski un kemodernan telah mengubah kehidu an erem uan dalam berbagai as ek) namun enda at keagamaan masih terus meletakkan erem uan sebagai makhluk
)(

%alam hal ini# al-Ohazali (4. 1111 ,) menyebutnya dengan istilah ,aqashid al-"yari:ah. %ia merumuskan kemaslahatan ini ke dalam lima 8rinsi8 dasar (al-Gulliyyat al-Ghams): hifzh al-din (8erlindungan terhada8 keyakinanIagama)> hifzh al-naf* (8erlindungan terhada8 ji4a)> hifzh al-aql (8erlindungan terhada8 akal 8ikiran)> hifzh al-irdh (8erlindungan terhada8 kehormatanIketurunanIalatalat re8roduksi)> dan hifzh al-maal (8erlindungan terhada8 kekayaanI8ro8erti). ihat: Al-Ohazali# #l!u*ta*hfa# (<eirut: %ar 'hya al-+urats al-Arabi# juz. ' hlm. !01 )1 -rof. %r. 6azlurrahman ($endekia4an -akistan lahir 1)1) dan Ouru <esar di salah satu KniDersitas di $hi;ago) menyebut illat ini dengan rasio legis. )2 htt8:II444.suaramerdeka.;omIharianI/(/3I12Io8i/*.htm

11

+afsir 7 +ak4il

yang lebih rendah' Kfek lebih %auhnya) emahaman se erti ini kemudian di%adikan dasar legitimasi bagi tindakan,tindakan diskriminatif terhada hak,hak erem uan dalam seluruh ruang kehidu annya baik ada domain ublik mau un eribadi'74 (kan teta i bila mentelaah ayat tersebut dengan endekatan kontekstual) dengan mem erhatikan rinsi , rinsi sebagaimana tersebut diatas maka) emahaman terhada teks tersebut akan men%adi lain' Pertama: Pemahaman tekstual terhada ayat tersebut dengan engaminan akan osisi inferior erem uan dan kesu erioran laki,laki) adalah bertabrakan dengan rinsi ketauhidan dan ayat moral uniGersal !baca: al,.u%urat: 1&"' Kedua: Pemahaman bahwa erem uan inferior dan laki,laki su erior) adalah sama halnya dengan enculasan terhada al-maslahah al-%ammah !3S al,(nbiya: 194: rahmatan li al-alamin# atau al,Jhazali: ma)ashid al-syariah" itu sendiri) adahal tia roduk hukum syariy adalah bertolak adanya' Pem osisian erem uan dalam inferioritas dan laki,laki dalam su erioritas meru akan ketidak rahmatan) karena relasi yang terbangun nantinya adalah satu kalangan di bawah kalangan lainnya) dan %elas kalangan yang di bawah astilah tidak terahmati' 6etiga: (yat tersebut terikat dengan konteks dimana ayat diturunkan' (yat tersebut terbingkai dalam konteks sosio,kemasyarakatan yang atriarki' ?alam sistem) ini otensi kecerdasan intelektual erem uan tertekan dan akses sosial,ekonominya un tersekat' Sementara laki,laki sebagai ihak enentu) tentu mem unyai keunggulan dalam as ek akal,rasional) dan karena keterbukaan akses sosial,ekonominya) maka fungsi sebagai emberi nafkah adalah niscaya' 6eunggulan,keunggulan ini) tentu sa%a bersifat kondisional# ia muncul lebih karena konteks sosio,kemasyarakatan yang atriarki' Boleh %adi !bahkan asti") realitas akan berubah bilamana konteksnya berbeda' (mbil sa%a konteks kekinian) banyak wanita telah sukses dalam osisi, osisi yang dulunya selalu diisi laki,laki# un tak %arang otensi kecerdasan akal,rasional erem uan melebihi laki,laki' !al-hasil) bukanlah kemutlakan bahwa laki,laki itu memim in erem uan# dan bukan kemutlakan ula osisi laki,laki sebagai su erior dan karenannya wanita inferior' PENUTUP: TAFSIR & HERMENEUTIKA Mohammed (rkoun menegaskan) bahwa sebuah tradisi akan kering) mati) dan mandeg %ika tidak dihidu kan secara terus,menerus melalui enafsiran ulang se%alan dengan dinamika sosial !@ethinking -slam) 1777"' (l,3uran sebagai teks yang telah melahirkan tradisi emikiran) ergerakan) bahkan erilaku keagamaan yang sangat luas dalam rentang waktu an%ang) tentu sa%a tidak bisa mengabaikan hal ini' ;leh karena itu) elbagai metode enafsiran dan model tafsir dalam kurun waktu se%arah -slam) adalah u aya yang atut dibanggakan sebagai usaha mendinamisir (l,3uran yang sangat uniGersal itu'75 ?alam rangka jihad menda atkan esan Sang Penci ta dalam al,3uran) baik itu melalui ikhtiyar ener%emahan) enafsiran) atau hanya sekedar mencari emahan) astilah tidak terle as dari ragam roblem' Mengingat kom leksitas ersoalan yang
)3 )0

htt8:IIsistersinislam.org.myI'6 M!/arti;lesI&useinM!/,uhammadM!/bahasa.do; htt8:IIislamlib.;omIidIindeC.8h8F8ageNarti;le7idN1!(

12

+afsir 7 +ak4il

melingku inya' Mulai dari rentang waktu yang teramat an%ang) erbedaan budaya dan konteks sosio,kemasyarakatan) sam ai letak geografis yang memang ber%auhan' Nah) berangkat dari ragam roblematika tersebut) terlebih lagi yang berhubungan dengan ikhtiyar enafsiran kitabullah ini) ada sebuah teori filsafat yang da at dimanfaatkan untuk menganilisis roblem, roblem tersebut) sehingga al,3uran bisa di ahami secara ro orsional dan kom rehensif) yaitu hermeneutika' Sam ai sini) kiranya kadar urgensitas serta releGansi hermeneutika telah terbayangkan' Secara etimologis) kata 0hermeneutika= berasal dari bahasa >unani 0hermeneuein=) yang berarti 0menafsirkan=' Maka kata benda 0hermeneuein= secara harfiah da at diartikan sebagai 0 enafsiran= atau 0inter retasi='77 -stilah 0hermenutika= ini biasanya dihubungkan dengan salah seorang tokoh dalam salah sebuah cerita mitologi >unani) yaitu .ermes 199' .ermes adalah seorang utusan yang bertugas menyam aikan esan Au iter ke ada manusia' Tugas .ermes adalah mener%emahkan esan, esan dari dewa di gunung ;lym us ke dalam bahasa yang da at dimengerti oleh umat manusia191' ;leh karena enisbatan dimaksud inilah) 0hermeneutika= ada akhirnya diartikan sebagai: roses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan men%adi mengerti'19$ Pada dasarnya hermeneutika berhubungan dengan bahasa' 6ita ber ikir melalui bahasa# kita berbicara dan menulis dengan bahasa# kita mengerti dan membuat inter retasi dengan bahasa'19& ;leh karenanya) ?iskursus hermeneutika tidak bisa kita le askan dari bahasa) karena roblem hermeneutika adalah roblem bahasa'19* ?isi lin ilmu yang ertama yang banyak menggunakan hermeneutika adalah ilmu tafsir kitab suci' Sebab semua karya yang menda atkan ins irasi -lahi se erti al,3uran) Taurat) kitab,kitab Neda) dan : anishad su aya da at dimengerti) memerlukan inter retasi atau hermeneutika'19+ .ermeneutika sebagai sebuah metode inter retasi) sangatlah releGan kita akai dalam memahami esan al,3uran) agar subtilitas inttele endi !kete atan emahaman" dan subtilitas ecsplicandi !kete atan en%abaran" dari esan (llah bisa ditelusuri secara kom rehensif'191 ?alam ermaksudan bahwa) esan (llah dalam teks al,3uran yang diturunkan melalui /abi Muhammad) tidak akan hanya di ahami secara tekstual sa%a) melainkan %uga di ahami secara kontekstual lagi kom rehensif' #us) tidak ter aku ada teks dan konteks khususnya !asbab al-nuzul" sa%a) lebih dari itu harus ada inoGasi dan u aya kreatif enuh tanggung %awab dalam enafsiran al,3uran !dan ersemisalannya") yang selaras lagi sesuai dengan dinamika waktu dan ruang !shalih likulli zaman *a al-makan"'

))

B. "umaryono# &ermeneutika "ebuah ,etode 6ilsafat# (Eogyakarta: Ganisius# 1))))# hal. !* &ermes ini digambarkan sebagai seseorang yang mem8unyai kaki bersaya8# dan dalam bahasa atin lebih banyak dikenal dengan sebutan ,er;urius. 1/1 +ugas &ermes ini digambarkan teramat fital. 'a dituntut mam8u menginter8retasikan 8esan kedalam bahasa yang di8ergunakan dan di8ahami oleh 8endengarnya. 1/! ihat: B. "umaryono# &ermeneutika "ebuah ,etode 6ilsafat# (Eogyakarta: Ganisius# 1))))# hal. !*-!( 1/* B. "umaryono# op. cit.# hal. !2 1/( htt8:IIislamlib.;omIidIindeC.8h8F8ageNarti;le7idN1!( 1/1 B. "umaryono# op. cit.# hal. !0 1/2 htt8:IIislamlib.;omIidIindeC.8h8F8ageNarti;le7idN1!(
1//

13

+afsir 7 +ak4il

?alam kaitan ikhtiyar enafsiran dan emahaman terhada al,3uran) dengan emakaian metode hermeneutika di dalamnya) ada tiga elemen okok' >aitu: teks !hal al-nafs al-khitab"# engarang !author# mukhatib"# dan embaca !audience# mukhatab"194) yang masing,masing memiliki konteks dan dunia sendiri,sendiri' ;leh karena itu) ketiga elemen dimaksud ini) harus men%adi titik tolak dan ertimbangan) guna menda atkan emahaman dan enafsiran yang te at dan ter u%i' Pertama: Teks ?alam nalar kritis) tentunya yang ertama kali muncul adalah ertanyaan kritis berkenaan dengan dunia teks ini: 0Mungkinkah gagasan Tuhan >ang Tidak terbatas) da at terangkum atau tere%awentah secara kom lit dalam teks yang astinya adalah terbatasE= 2uhairi Misrawi) salah seorang yang disebut,sebut sebagai salah satu intelektual muda /: mengatakan bahwa) bahasa dan teks meru akan medium untuk menyam aikan esan wahyu) yang meski mem unyai keistimewaan) teta lah meru akan roduk budaya yang mem unyai sifat terbatas' Menyamakan ide Tuhan) hanya sebatas yang terungka dalam symbol bahasa dan teks sama artinya mengecilkan Tuhan itu sendiri) karena dengan itu berarti kita telah 0membatasi= Tuhan' Padahal ?ia adalah Tidak Terbatas' ?engan demikian) bahasa dan tekas ibarat gunung es) di mana makna yang tidak tam ak masih lebih banyak dari ada makna yang muncul di ermukaan'195 ?alam wilayah dunia teks,bahasa inilah) .assan .anafi menegaskan bahwa analisis linguistic terhada kitab suci !dalam hal ini) al,3uran" memang bukan meru akan analisis yang baik' Ta i ia meru akan alat sederhana yang membawa ke ada emahaman terhada makna kitab suci' ?alam analisis bahasa) .anafi menun%ukkan entingnya %uga enggunaan fonologi) morfologi) leksikologi) dan sintaksis'197 Fonologi ialah ka%ian mengenai ola bunyi bahasa) yaitu ka%ian mengenai bunyi,bunyi yang berfungsi dalam sesuatu bahasa'119 Morfologi berfungsi men%elaskan bentuk kata berikut im likasi maknannya akibat erbedaan enggunaan kata' Deksikologi) di lain

1/3

$atatan: 5auh hari sebenarnya Abu 'shaq al-"yatibi sudah mengatakan bah4a# untuk memahami teks bahasa Arab yang mana al-9ur-an diturunkan# di8erlukan 8engetahuan tentang sejumlah keadaan (muqtadhayat al-ah4al): keadaan bahasa (hal nafs al-khithabIteks)# keadaan mukhathib (author) dan keadaan mukhathab (audien;e). PAl "yathibi# Al ,u4afaqat# '''I*(3# dalam: htt8:IIsistersinislam.org.myI'6 M!/arti;lesI&useinM!/,uhammadM!/bahasa.do;Q 1/0 Aery Aerdiansyah# op. cit.# hal. 113 1/) 'lham <. "aenong# &ermeneutika -embabasan: ,etodologi +afsir al-9uran menurut &assan &anafi# (5akarta: +eraju# !//!)# hal. 110 11/ htt8:II444.tutor.;om.myIst8mIfonologiI6onologi.htm

10

+afsir 7 +ak4il

ihak) men%elaskan %enis,%enis makna: makna etimologis111# makna biasa11$# dan makna baru11&'11* Sementara itu sintaksis) bagi .anafi meru akan kunci sesungguhnya dari kegiatan enafsiran dalam taha ini' Berguna menyingka rinsi , rinsi makna ganda dalam teks' Se erti makna harfiah dan makna kias) isti#ah,istilah uniGocal dan ekuiGokal) makna samar dan makna yang te at) makna yang tam ak dan makna yang tidak tam ak) makna yang %elas dan yang tersembunyi) makna khusus dan makna umum) larangan ataukah erintah'11+ ?iams ing rinsi , rinsi kebahasaan di atas) ada leGel berikutnya) enafsiran harus %uga memusatkan diri ada latar belakang se%arah yang melahirkan teks' Menurut .anafi) dalam hal ini ada dua %enis situasi: =situasi saat= atau =contoh situasi=) dan =situasi se%arah=' Situasi saat adalah) kasus dimana teks diturunkan yang men%adi substratum bagi wahyu' Sementara situasi se%arah ter%adi ketika teks tidak ditulis in 3erbatim atau yang ditulis bukan beru a wahyu) ta i ins irasi mengenai wahyu !komentar se erti dalam al,hadits" tertentu dalam se%arah yang ditulis oleh ara enulis wahyu ada masa berikutnya'111 Setelah menelusuri makna linguisitik dan latar belakang se%arah munculnya teks) selan%utnya kiranya kita erlu melakukan generalisasi' >aitu generalisasi makna, makna yang dihasilkan dengan situasi luar) situasi kekinian yang diluar situasi saat mau un contoh situasi di mana teks tersebut ertama turun) sehinggan teks teta tam ak segar) baru dan modern'114namun) makna baru dalam teks tidak akan men%adi segala,galanya) karena ada kebenaran di luar teks dan kendala keterbatasan bahasa itu sendiri tidak da at memuat esan, esan realitas yang nam ak'115 6edua: Pengarang ?alam kaitan dengan teks suci) engarang yakni Tuhan diletakkan dalam osisi sebagai engarang atau sumber esan' Tuhan sebagai engarang teks berada dalam osisi yang sama sekali berbeda dengan dengan Muhammad sebagai enerima esan' Tuhan adalah ?zat Maha Tinggi dan Tak Terbatas# sedang Muhammad dan elemen lain yang digunakan untuk menyam aikan esan !bahasa dan teks" berada dalam osisi yang serba terbatas'117
111

,akna etimologis adalah makna dasar# yang menunjukkan timbulnya makna kata itu di dunia. ,akna ini memberikan jaminan 8ada teks sebagai suatu kenyataan dan men;egah mun;ulnya 8enafsiran8enafsiran yang bersifat metafisis# mistis# teoritis# dan formal. ihat: A. Ghudori "oleh (ed.)# -emikiran 'slam Gontem8orer# (Eogyakarta: 5endela# !//*)# hal. 12( 11! ,akna biasa adalah makna yang mengikat teks (4ahyu) 8ada 8enggunaan kata dalam suatu masyarakat# ruang# dan 4aktu tertentu. ,akna biasa inilah yang membuat 4ahyu sesuai dengan yang dimaksud oleh situasi khusus. ihat: 'lham <. "aenong# &ermeneutika -embabasan: ,etodologi +afsir al-9uran menurut &assan &anafi# (5akarta: +eraju# !//!)# hal. 11) 11* ,akna baru adalah makna yang diberikan 4ahyu yang tidak terkandung dalam makna etimologis# mau8un makna biasa. ,akna inilah yang menjadi dasar turunnya 4ahyu atau maqa*hid al-lafdz (semangat teks). ,akna baru ini befungsi memberi 8etunjuk bagi tindakan# dan meru8akan dorongan baru bagi manusia. ihat: 'lham <. "aenong# op. cit.# hal. 11) 11( Aery Aerdiansyah# op. cit.# hal. 113 111 'lham <. "aenong# op. cit.# hal. 11) 112 Ibid. 113 A. Ghudori "oleh (ed.)# -emikiran 'slam Gontem8orer# (Eogyakarta: 5endela# !//*)# hal. 121 110 Aery Aerdiansyah# op. cit.# hal. 11) 11) Ibid.# hal. 112

1)

+afsir 7 +ak4il

?alam rinsi fenomenologis) .assan .anafi mensyaratkan bahwa) dalam menginter retasi teks) enafsir tidak boleh di engaruhi oleh dogma atau emahaman, emahaman yang ada' Tidak boleh didahului oleh keyakinan atau bentuk a a un sebelum menganalisis secara lingusitik terhada teks dan encarian arti,arti' Seorang mufassir harus memulai eker%aannya dengan tabula rasa) tidak boleh ada yang lain) kecuali ala,alat untuk analisis linguistik'1$9 6etiga: Pembaca (udiens atau dunia embaca yang dimaksud di sini adalah ihak, ihak yang menerima esan) baik /abi Muhammad sebagai rasul mau un umat dan generasi sesudahnya' Manusia sebagai audiens yang menerima esan wahyu Tuhan senantiasa berada dalam situasi yang terus berubah' ?alam membaca teks suci dalam diri manusia terda at se%umlah situasi) kemam uan) kecerdasan) referensi dan sebagainya yang bisa %adi berbeda satu dengan yang lain' Perse si sebelum membaca teks) Gested interest serta engalaman hidu dan religius %elas akan sangat mem engaruhi seseorang dalam mengungka makna teks'1$1 Meski un banyak kalangan) terutama ara ulama moderat kekinian se erti .assan .anafi) Farid Ksack) Fazlur @ahman) atau yang lain) mengakui akan besarnya manfaat hermeneutika sebagai sebuah endekatan enafsiran dan emahana al,3uran) t,h hermeneutika tidaklah terle as dari ro dan kontra) terkait enera annya dalam emahaman dan enafsiran al,3uran' M' (bdur @ahman1$$ misalnya) salah seorang mahasiswa al,(zhar Fak' (<idah Filsafat Mesir) dalam salah sebuah tulisannya mengemukakan kecaman dan kritik yang keras terhada emakaian hermeneutika dalam emahaman atau enafsiran al,3uran' Menurutnya) enggunaan hermeneutika dalam emahaman atau enafsiran al,3uran) adalah sebuah hal yang keliru' 6arena al,3uran sebagai kitab suci adalah tidak diragukan kebenaranny# al,3uran diakui dan terbukti sebagai karya tuhan yang tidak dimasuki oleh enda at, enda at manusia dalam redaksi aslinya' Berlainan dengan Bibel) dimana enggunaan hermeneutika disini adalah karena adanya keraguan akan originalitas dan se%arah kelam yang ada di dalamnya' ?alam menyika i ro,kontra ini 8bagi enulis) kebi%aksanaan ! hikmah" haruslah di letakkan sebagai dasar dan sudut andang' Menolak mentah-mentah hermeneutik dengan sekian manfaat yang ada adanya itu berarti bukan tindakan yang bi%ak) sebaliknya mengangungkan hermeneutika yang karenanya mendatangkan sika memandang tidak sedera%at terhada yang lain !,ther") %uga meru akan sika yang tidak ksatria' >ang ter enting adalah) a a un metode atau endekatan terhada enafsiran dan emahaman al,3uran) maka kamaslahatan umum dan embebasan kaum muslim dari keter%a%ahan multidimensionalnya) adalah teta yang di%adikan orientasi' (khirnya) !affa)anallahu $ima+uhibbuhu !ayardlah4

1!/ 1!1

A. Ghudori "oleh (ed.)# op. cit.# hal. 12* Juhairi ,isra4i (ed.)# %ari "yariat ,enuju ,aqashid al-"yariat: 6undamentalisme# seksualitas# dan kesehatan re8roduksi# (5akarta: G'G5 feat. 6ord 6oundation# !//*)# hal. 1)2. 1!! htt8:IIazharku.4ord8ress.;omI!//2I/)I11Ihermeneutika-al-quran-8erlukahI

!/

+afsir 7 +ak4il

DAFTAR PUSTAKA (' 6hudori Soleh !ed'") Pemikiran -slam 6ontem orer) !>ogyakarta: Aendela) $99&" (l,Suyuthi) al,-t<an fi :lum al,3uran) !Lairo: ?ar al,.adis" K' Sumaryono) .ermeneutika Sebuah Metode Filsafat) !>ogyakarta: 6anisius) 1777" -lham B' Saenong) .ermeneutika Pembabasan: Metodologi Tafsir al,3uran menurut .assan .anafi) !Aakarta: Tera%u) $99$" Muhammad Bin (lawi al,Maliki) 2ubdah al,-t<an) !Aeddah: ?ar al,Fikr) 1751" M' 6hudloriy Biek) :shul al,Fi<h) !6airo: ?ar al,Fikr) 1755" Nery Nerdiansyah) -slam Kmansi atoris) !Aakarta: P&M) $99+" Muhammad Bin (lawiy al,Malikiy) 2ubdah al,-t<an) !Aeddah: ?ar al,Fikr) 1751" Muhammad Bin (lawiy al,Malikiy) Manhal al,Dathief) !Madinah: Pustaka /egeri @a%a Fahd) $999" Muhammad bin (lawi al,Malikiy) 2ubdah al,-t<an) !Aeddah: ?ar al,Fikr) 1751" ?r' M' 3uraish Shihab) Membumikan al,3uran) !Bandung: Mizan) $99&" Prof' ?r' 3uraish Shihab) dkk') Se%arah H :lum al,3uran) !Aakarta: Pustaka Firdaus) $991" Teungku Muhammad .asbi (sh Shiddie<y) -lmu,ilmu al,3uran) !Semarang: PT Pustaka @izki Putra) $99$" 2uhairi Misrawi !ed'") ?ari Syariat Menu%u Ma<ashid al,Syariat: Fundamentalisme) seksualitas) dan kesehatan re roduksi) !Aakarta: 6-6A feat' Ford Foundation) $99&" htt :CCwww'tutor'com'myCst mCfonologiCFonologi'htm htt :CCislamlib'comCidCindeO' h E ageParticleHidP1$* htt :CCsistersinislam'org'myC-FDQ$9articlesC.useinQ$9MuhammadQ$9bahasa'doc htt :CCwww'suaramerdeka'comCharianC9*94C11Co i9&'htm htt :CCwww'tutor'com'myCst mCfonologiCFonologi'htm

!1

Anda mungkin juga menyukai