Anda di halaman 1dari 57

www.doktermudaliar.wordpress.com DAFTAR ISI Sayangi mata anda Jadi kenapa pian datang? Imbah tu pang dibari apa?

Dede-dede T rias-trias Mata air dari air mata Betimbil Daging tumbuh di mata Konjungtivitis Keratitis Ulkus kornea Uveitis Glaukoma Kelainan lensa Katarak Kelainan retina A blasio retina Retinopati diabetik Central serous chorio retinopaty (CSCR) Retino blastoma Trauma mata Refraksi Akibat kekurangan vitamin A Hak Cipta tidak dilindungi Undang-Undang All rights not reserved Dilarang menyeba rkan buku ini ke para dokter spesialis mata, dan orang-orang lain yang tidak ber kepentingan. Pelanggaran atas hal ini dikenakan ancaman sanksi pidana sesuai den gan undang-undang Diambil dari berbagai sumber yang tak jelas Diketik sambil mata mengantuk Diterbitkan oleh Muttaqien Corporation Cetakan I: 2009 ISBN 979-498-3 31-3 0

www.doktermudaliar.wordpress.com SAYANGI MATA ANDA Mata Terdiri atas: a. Rongga orbita b. Bola mata c. Adneksa ; palpebra dan siste m lakrimal RONGGA ORBITA 1. Bentuk seperti piramida 2. Dibatasi dinding tulang 3 . Dibagian belakang terdapat 3 lubang : foramen optic, fisura orbita sup et inf. 4. Isi : a. Bola mata b. 6 otot penggerak c. Kelenjar air mata d. Arteri e. Sar af kranial iii, iv, dan vi f. Lemak dan fascia BOLA MATA Terdiri dari : 1. Dindi ng bo la mata : a. Sklera b. Kornea 2. Isi bo la mata Sklera a. Jaringan ikat ko lagen yang kenyal warna putih b. Tebal s 1 mm c. Bagian belakang terdapat lamina kribrosa tempat menembusnya saraf optik d. Dilapisi kapsul tenon dan dibagian d epan oleh konjungtiva e. Diantara stroma, sklera dan kapsul tenon terdapat episk lera yang kaya pembuluh darah (untuk nutrisi sklera) f. Bagian dalam terdapat la mina fuska yang membatasi sklera dan koroid Kornea a. Merupakan jaringan jernih dan bening. jernih karena avaskular b. Bentuk sebagai lingkaran, diameter diukur secara vertical 11 12 mm bila >12 mm pada anak glaukoma congenital c. Tebal = 0 ,6 1 mm d. Sumber nutrisi kornea : - Pembuluh darah limbus - Humour aqueos - Air mata e. Terdiri dari 5 lapisan : 1

www.doktermudaliar.wordpress.com 1. Epitel; 5 6 lapisan sel, bentuk sel gepeng, ujung saraf kornea pada epitel (c ab. N. V), regenerasi cukup baik, jika terjadi kerusakan tidak timbul jaringan p arut 2. Membran bowman; tipis yang homogen, terdiri dari serat kolagen yang kuat , jika terjadi kerusakan timbul jaringan parut 3. Stroma; lapisan yang paling te bal (90%), tersusun atas serabut lamelar terjalin satu sama lainnya, jika terjad i kerusakan timbul jaringan parut dan leukoma 4. Membran discement; lapisan tipi s kenyal, kuat, bening, tidak berstruktur, sebagai barrier terhadap mikroorganis me dan pembuluh darah 5. Endotel; satu lapis sel, mempertahankan kejernihan korn ea, tidak ada kemampuan regenerasi paling tebal stroma, paling kuat descement pa ling peka endotel Kelainan kornea yang menyebabkan gangguan refraksi: 1. radang 2. TIO meningkat 3. sikatriks dari ulkus yang sembuh Isi Bola Mata 1. Lensa a. B ening, bikonveks, tebal s 5 mm, diameter 9 mm b. Difiksasi o leh zonula zinn c. Terdiri dari kapsul, korteks, dan nukleus d. Bertambah usia, nukleus membesar e. Fungsi : membias cahaya menjadi fokus f. Merupakan salah satu media refrakta g. Komposisi : 0,5% air, 35% protein (kristalin E, F, K) h. Tidak mempunyai pembul uh darah dan persarafan i. Semakin bertambah usia nukleus semakin membesar j. Fu ngsi untuk membiaskan cahaya k. Kekuatan +20 Dioptri 2. Uvea a. Lapisan kedua di nding bo la mata b. Jaringan lunak c. Terdiri dari 3 bagian : iris, badan siliar , koroid Iris : a. Membran berwarna b. Bentuk sirkular, ditengah terdapat pupil dengan diameter 3 5 mm c. Berpangkal pada badan siliar d. Permukaan iris banyak lekukan (kriptae) e. Otot iris = otot polos : sfingter pupil, dilator pupil f. P embuluh darah : - Sirkulus major = pangkal iris 2

www.doktermudaliar.wordpress.com - Sirkulus minor = pupil g. Saraf : n. Nasosiliar cabang n. Iii - Simpatis = mid riasi - Parasimpatis = mio sis Badan Siliar : a. Mulai dari pangkal iris orasera ta b. Terdiri dari : - Prosesus siliaris, fungsi : produksi h a - Otot silliar ( sirkular, radial, meridio nal), fungsi : akomodasi (lensa cembung) Koroid : a. W arna cokelat tua, diantara retina dan sklera b. Mulai dari oraserata terdapat pa pil optik c. Kaya pembuluh darah d. Fungsi : nutrisi retina bagian luar 3. Badan kaca (corpus vitreus) a. Sebagian mengisi bola mata b. Tidak berwrna, bening, k onsistensi lunak c. Dilapisi membran hialo id d. Avaskuler e. Mendapat nutrisi d ari koroid, badan siliar, dan retina Kelainan, kekeruhan karena: - pus endoftalm itis - darah hemoftalmitis - degenerasi retinopati diabetik gunakan oftalmo skop untuk melihat kelainan pada korpus vitreus 4. Retina a. Membran bening dan tipis s 1 mm b. Terdiri dari serabut saraf optik c. Letak antara badan kaca dan koroid berakhir pada oraserata d. Terdapat makul a lutea (bintik kuning), diameter 1 2 mm sebagai pusat penglihatan e. 3 mm ke ar ah nasal terdapat papil saraf optik (bintik buta) f. Arteri dan vna retina sentr al masuk ke bo la mata ditengah papil saraf optik g. Ada 10 lapisan : - Membran limitan dalam - Lapisan serabut saraf, terdapat cabang utama pembuluh darah reti na - Lapisan sel ganglio n, sel saraf bercabang disini - Lapisan pleksiform dala m - Lapisan nukleus dalam, terbentuk dari badan dan nukleus sel bipo lar - Lapis an pleksiform luar - Membran limitan luar - Lapisan nukleus luar, terdiri dari n ukleus sel kerucut dan batang - Lapisan sel batang dan kerucut, fungsinya menang kap sinar 3

www.doktermudaliar.wordpress.com - Lapisan epitel pigmen Humor Aquos normalnya jernih kelainan humor aquos yang mengganggu refraksi: - ra dang - hipopion (pus) - hifema (perdarahan) Bilik mata depan (COA) batas kornea sampai iris dan kapsul anterior lensa Bilik mata belakang (COP) batas dari lapia n belakang iris sampai lensa (zonula zinn) JADI KENAPA PIAN DATANG? Kelopak mata berkedut (twitch) kelelahan, kurang tidur, iritasi kornea/konjungti va, spasme hemifasial, kelainan elektrolit, anemia Sakit kepala glaucoma akut, p ost herpes zoster, uveitis, selulitis orbita, endoftalmitis, neuritis, keluhan y ang menyertai fotofobia, kelainan refraksi yang tidak dikoreksi, anisometropia, presbiopia, juling Sakit pada pergerakan bo la mata neuritis optic, influena, se lulitis orbita, fraktur orbita, pasca bedah tertentu Mata gatal dan berair blefa ritis, konjungtivitis, keratitis, skleritis, trauma mata, benda asing, mata keri ng ,trikiasis, entropion, lagoftalmus, kalazio n Mata berlendir konjungtivitis F otofobia konjungtivitis, keratitis, uveitis, edema kornea, katarak, migraine, ps ikogenik, neuritis retrobulbar,glaucoma congenital, buta warna total Melihat ben da lebih kecil retinopati serosa sentral, hysteria Kelopak bengkak hordeolum, bl efaritis, konjungtivitis, selulitis, trauma Penglihatan turun mendadak satu mata oklusi arteri/vena sentral retina, glaucoma akut kongestif, ablasi retina, neur itis optic, edema kornea akut, trauma mata, keracunan obat, hifema, perdarahan b adan kaca, iskemi optic neuropati, luksasi lensa Penglihatan turun mendadak dua mata CVA dengan perdarahan oksipital, migraine, intoksikasi, hipertensi maligna, hysteria Halo di sekitar sumber cahaya glaucoma, katarak, edema kornea, obat (d igitalis dan klorokuin) Fotopsia (pijaran halilintar kecil di lapang pandang) ru ptur retina, ablasi posterior badan kaca, koroiditis, trauma mata Astenopia (kel elahan membaca) kelainan refraksi tidak dikoreksi dengan betul, presbiop, anisom etropia berat, paresis otot gerak mata, penerangan tidak baik Buta + sakit mata edema kornea, uveitis, TIO sangat tinggi Buta senja defisiensi vitamin A, myopia progresif, glaucoma kronis, atrofi papil berat,, retinitis pigmentosa, obat (kl orokuin, kina) 4

www.doktermudaliar.wordpress.com IMBAH TU PANG DIBARI APA? Anestetika Topikal - Propacain HCl tetes 0,5% - Pentocain tetes 0,5% atau salep 0,5% yang sering dipakai adalah Pantocain Pantocain mengandung Tetracain. Fungsi nya Sebagai anastetik local topikal untuk diagnostik atau para tindakan pedah Tonometri - Pengambilan benda asing - sebelum prosedur bedah minor seperti penga mbilan jahitan kornea, - Pembedahan bo la mata Anastetika Lokal injeksi - Xyloca in - Propacain - Mepivacain HCl Obat antiglaukoma - parasimpatomimetik/miotik (p ilocarpin, carbachol) - beta bloker (timo lo l maleat tetes dan gel 0,25 0,5%, b etaxolo l, levobuno lol, metiprano lol) - Inhibitor anhidrase karbonat (acetaola mid/diamo x tablet dan injeksi, diklorpamid, methazo lamid) - Hiperosmotik (glis erin oral, mannito l 20%, urea, isosorbid Kortikosteroid Topikal - salep hidroko rtison 0,5% - susp predniso ne asetat 1% - susp deksametason Na sulfat - suspens i medryson 1% Kortikosteroid + anti infeksi - Xytrol Antibiotik topical - neomic yn - eritromicin - bacitracin - tetraciclin - gentamicin (garamicin) - cloramfen ikol - ciproflo xacin 5

www.doktermudaliar.wordpress.com Antijamur - Natamicin - Nystatin - Miconazo l (monistat) Antiviral - Idoxuridin - Vidarabin - Acyclo vir Obat siklopegik/ midriatikum Midriatikum membesarkan pu pil mata Siklopegik melemahkan otot siliari Guna: - mengurangi rasa sakit - mele pas/ mencegah sinekia - mengistirahatkan iris Obat untuk midriatikum bisa dari g o longan obat simpatomimetik dan antimuskarinik, sedangkan obat untuk Siklopegia hanya obat dari golongan antimuskarinik. Obat midriatikum-siklopegia yang terse dia di pasaran adalah Atropine, Homatropine dan Tropicamide dengan potensi dan w aktu kerja yang berbeda begitu juga kegunaan secara klinisnya. Obat Bentuk sedia an dan kandungan Multi-dosis tetes mata 1 % Waktu Kerja & Lama Kerja (lk) obat M ydriasis 30-40 menit LK : 7-10 hari 30-60 menit Lk:1-2 hari Cycloplegia Anterior uveitis 1 hari Cycloplegic refraction LK : 2 minggu Suppression amblyopia 30-60 menit Anterior uveitis Lk:1-2 hari 25 menit Lk:6 jam Ophthalmoscopy dan fundus photography Indikasi Atropine Homatropine Tropicamide Multi-dosis tetes mata 2% Multi-dosis 15-30 menit tetes mata 0,5% Lk:4-6 jam & 1 % Obat Miotikum menyebabkan mio sis (konstriksi dari pupil mata). Pengobatan glauk oma untuk mengurangi tekanan di dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut p ada penglihatan. Bekerja dengan cara membuka sistem saluran di dalam mata, diman a sistem saluran tidak efektif karena kontraksi atau kejang pada otot di dalam m ata yang dikenal dengan otot siliari. Ex: Betaxolo l dan Pilokarpin 6

www.doktermudaliar.wordpress.com DEDE-DEDE DD MATA MERAH Konjungtivitis Visus Normal Keratitis Tergantung letak infiltrat perikornea + No rmal Bercak infiltrat cukup normal normal normal normal Simptomatik (sikloplegik ), kausatif, bebat mata Uveitis Anterior Menurun perlahan, tergantung letak rada ng siliar + normal Gumpalan sel radang Sel radang (+) Sel radang (+), flare (+), tyndal efek (+) Kadang edema (bombans) miosis Sel radang menempel Simptomatik ( sikloplegik), kausatif, bebat mata, steroid jika tidak ada infeksi Glaucoma seku nder, katarak komplikata Glaukoma Kongestif Akut Menurun mendadak Hiperemi Epifora, fotofobia Sekret Palpebra Kornea COA H. Aquous Iris Pupil Lens a Terapi konjungtiva Banyak Normal Jernih Cukup Normal Normal Normal Normal Antiinfeksi/ antialergi Mix injeksi Edema Edema, suram (tidak bening), halo (+) dangkal Kental Kripta me nghilang karena edema Mid midriasis (d:5mm) Keruh Antiglaukoma Sinekia <1/3 irid ektomi Sinekia >1/3 bedah filtrasi Komplikasi Keratitis epithelial, ulkus kornea, flikten Prognosis Baik jika komplikasi (-) Abses kornea, ulkus kornea, uveitis anterior, endoftalmitis, katarak komplikata Baik jika komplikasi (-) Baik jika komplikasi (-) Jelek jika TIO meningkat dlm 3x24jam Keterangan: Flikten: tonjo lan berupa sebukan sel-sel radang kronik di bawah epi tel konjungtiva/ kornea Hiperemi/Injeksi siliar: pikirkan 3 kemungkinan uveitis anterior, keratitis, glaucoma akut 7

www.doktermudaliar.wordpress.com DD leukokoria: katarak retinoblastoma endoftalmitis (endogen) fibroplasi retrolental DD mata putih: ablasio retina CSCR Papil edema Papil atrofi Neuritis optic Retinopati diabetic Uveitis posterior Glaucoma primer Ablasio retina Tumor retina Badan kaca hiperpl asi Myopia tinggi retinoblastoma endoftalmitis fibroplasias retrolental ablasio retina oklusi pupil papil atrofi papil edem neuritis optic glaucoma primer uveit is posterior CSR Retinopati diabetic Miop tinggi DD proptosis: selulitis orbita pseudotumor - grave oftalmopati av shunt tanda bruit. Stetoskop diletakkan dig labella terdengar bunyi seirama dengan nadi 8

www.doktermudaliar.wordpress.com TRIAS-TRIAS Trias akomodasi - lensa cembung - kontraksi otot siliar - zonula zinn kendor Tri as keratitis - fotofobia - epifora - blefarospasme Trias uveitis - sinekia poste rior - keratik presipitat - flare/tyndall (+) Trias Glaukoma Akut - hiperemis un ilateral - pupil midriasis non reaktif - palpasi bo la mata keras seperti batu 9

www.doktermudaliar.wordpress.com MATA AIR DARI AIR MATA Fungsi air mata : 1. Menghaluskan permukaan air kornea 2. Memberi nutrisi pada k ornea 3. Anti bakteri 4. Perlindungan mekanik terhadap benda asing Komposisi air mata : 1. Lapisan lemak (berada diatas) a. Mencegah penguapan dan jatuhnya air mata b. Terdiri dari kolesterol ester 2. Lapisan akuos a. Lapisannya tebal b. Te rdapat kel. Lakrimal asesorius c. Sebagai nutrisi dan anti bakteri d. Terdiri da ri elektrolit, air, glukosa, albumin, globulin, lisozim 3. Lapisan musin (berada dibawah) a. Terdapat sel goblet yang bersifat hidrofilik b. Terdiri dari glliko protein Produksi air mata : a. Volume produksi air mata = 0,5 1,25 gr/16 jam b. Saat tidur, air mata tidak diproduksi dan semakin tua usia semakin menurun prosu ksi air mata c. Ph berkisar 7,3 7,7 d. Mengandung glukosa, natrium, klon albumin , globulin, lisozim Sekresi air mata air mata kantus media punctum lakrimalis ka nalis lakrimalis sakus lakrimalis duktus naso lakrimalis meatus nasi inferior Pe ngaturan sekresi air mata : 1. N. Lacrimalis (sensorik, misalnya kemasukan benda asing) 2. N. Facialis (motorik, hubungan dengan emosi) 3. Serat simpatis servik al otonom Diagnosa : Tes Schimmer I (tes sekresi air mata) Caranya : Kertas filt er What man panjang 40 mm, lebar 5 mm, lipat 15 mm pada ujungnya. Bagian yang di lipat diletakkan di forniks inferior. Ditunggu 5 menit, dilihat bagian kertas ya ng basah. Nilai normal: 10 30 mm. Hiposekresi 10 mm Tes Anel mengetahui fungsi k anali lakrimalis kanalis komunikan 10

www.doktermudaliar.wordpress.com Terapi : air mata buatan Patologi : 1. Hipersekresi : produksi air mata berlebih an, misal pada obstruksi duktus naso lakrimalis (DNL) 2. Hiposekresi : produksi air mata berkurang, misalnya pada : a. Defisiensi lemak (Blefaritis) b. Defisien si akuos (Rheumatoid arthritis, radang) c. Defisiensi musin (trauma kimia-basa) d. Epiteliopati (distrofi kornea, yaitu lapisan epitel tidak rata) e. Kelainan p alpebrae (parese N. VII) Lakrimasi: produksi glandula lakrimal berlebihan Epifor a: sumbatan pada saluran ekskresi air mata DAKRIOSISTITIS infeksi akut bakteri di sakus lakrimalis eritema di kantus medial is Gejala Terapi menyebar ke jaringan sekitar edema dan nyeri di kantus medialis menyebar ke dahi, pipi, orbita, dalam, gigi depan palpa si sakus lakrimalis membesar lunak edema dan eritema di kelopak mata bisa sepsis antibiotik dekompresi sakus analgetik antipiretik kompres hangat 11

www.doktermudaliar.wordpress.com BETIMBIL HORDEOLUM Peradangan supuratif kelenjar air mata: Eksterna kelenjar zeis dan mo ll penonjo lan ke arah kulit palpebra Interna kelenjar meibom pembengkakan agak besar Etio logi: infeksi stafilokokkus dan moraxella Gejala klinis - rasa mengganjal pada kelopak mata - rasa sakit yang bertambah bila menunduk, nyeri bila ditekan - tam bap benjo lan berwarna merah, sakit bila ditekan dekat pangkal bulu mata - gamba ran seperti abses kecil Pengobatan - kompres hangat 10-15 menit 3-4x sehari - an tibiotic topical (xytro l) + Ampisilin 4x1 - bila tidak kempes insisi - perbaika n hygiene Hordeolum bila menunduk sakit berarti masih stadium infiltratif jangan diinsisi Komplikasi: abses/selulitis palpebra KALAZION Peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat, infeksi ringan Gejala: - benjo lan pada kelopak - hiperemi (-) - nyeri tekan (-) - pseudoptosis - adeno pati preaurikuler tidak membesar - kadang-kadang terjadi perubahan bentuk bola m ata Terapi: - kompres hangat - antibiotic local/sistemik - ekskoriasi/ ekstirpas i/insisi - sebagian dapat sembuh sendiri - bila berulang periksa histo PA 12

www.doktermudaliar.wordpress.com PTOSIS turunnya kelopak mata bagian atas. Kelopak dapat turun sedikit atau menutupi bol a mata secara keseluruhan. Kelopak mata yang turun dapat mengganggu pandangan no rmal. Jika terjadi sejak lahir, ptosis biasanya disebabkan oleh gangguan perkemb angan otot pengangkat kelopak. Gejala: Tanda ptosis yang paling jelas adalah tur unnya kelopak itu sendiri. Anak-anak dengan ptosis sering mendongakkan kepalanya kebelakang agar bisa melihat dari tepi bawah kelopak mata mereka. Penanganan Pt osis dapat menyebabkan ambliopia (mata malas). Bila mengganggu operasi. Jika pto sis tersebut tidak mengganggu penglihatan, maka tidak dibutuhkan operasi segera. Operasi dapat dilakukan untuk tujuan kosmetik. TRIKIASIS Bulu mata tekadalam menyucuk Etio logi Trikiasis: - Spasme senilis - Trauma kimi a - Sikatrik trakoma 13

www.doktermudaliar.wordpress.com DAGING TUMBUH DI MATA PTERIGIUM penebalan konjungtiva bulbi berbentuk segitiga, mirip daging yang menj alar ke kornea. Merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersi fat degeneratif dan invasif. Biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal a taupun temporal konjungtiva yang meluas hingga kornea. Etio logi tidak diketahui dengan jelas. Diduga merupakan neoplasma, radang dan degenerasi. Disebabkan iri tasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas. Faktor res iko terpapar sinar ultravio let tinggi terutama orang dengan aktivitas lebih ser ing di luar rumah. pria > wanita Pterigium biasanya bilateral, karena kedu mata mempunyai kemungkinan yang sama untuk kontak dengan sinar ultra vio let, debu da n kekeringan. Daerah nasal konjungtiva relatif mendapat sinar ultra vio let yang lebih banyak dibandingkan dengan konjungtiva yang lain, karena disamping kontak langsung, juga dari pantulan hidung lebih sering didapatkan pterigium Gejala Kl inis - mulai dari tanpa keluhan sampai keluhan mata merah, bengkak, gatal, irita si, dan pandangan kabur Pada pemeriksaan fisik, pterigium dapat memperlihatkan b eberapa perubahan fibrovaskular pada lapisan konjungtiva dan kornea. Penatalaksa naan - Pterigium ringan tidak perlu diobati. - Pterigium yang mengalami iritasi, dapat diberikan antiinflamasi tetes mata dan vasokonstriktor tetes mata. - Pter igium yang menjalar ke kornea lebih dari 3 mm, dari limbus sebaiknya dioperasi. - Untuk mencegah terjadinya kekambuhan setelah operasi, dikombinasi dengan pembe rian sitostatika mitocin tetes mata atau dapat juga dikombinasi dengan pemberian radio-terapi dengan sinar Beta. Pencegahan Kacamata pelindung sinar matahari Be da pterigium dan pseudopterigium Pterigium sebab Proses degeneratif sonde Tak da pat dimasukkan di 14 Pseudopterigium Reaksi tubuh penyembuhan dari luka bakar, GO, difteri, dll dapat dimasukkan di bawahnya

www.doktermudaliar.wordpress.com bawahnya kekambuhan Residif usia Dewasa PINGUEKULA Tidak anak Pinguekula adalah suatu penonjo lan berwarna putih kekuningan yang tumbuh di dek at kornea. Ukurannya bisa semakin besar. Penyebabnya tidak diketahui tetapi pert umbuhannya didukung oleh pemaparan sinar matahari dan iritasi mata. Pinguekula t idak enak dilihat tetapi biasanya tidak menyebabkan masalah yang serius dan tida k perlu dibuang/diangkat 15

www.doktermudaliar.wordpress.com KONJUNGTIVITIS Gejala Klinis: - rasa ada pasir di mata, - gatal - panas - mata merah hyperemia konjungtiva - epifora - pseudoptosis - hipertrofi papiler - khemo sis (edema kon jungtiva - preaurikuler adenopati Perbedaan macam-macam konjungtivitis berdasar etio logi: Virus minimal umum banyak Minimal Sering Bakteri minimal umum sedang banyak jarang Klamidia minimal umum sedang banyak Pada konjungtivitis inkusi PMN , sel plasma, inklusi Tak pernah Alergi Hebat Umum Sedang Minimal Gatal Hiperemi Air mata Eksudasi Adenopati preaurikuler Kerokan eksudat Sakit te nggorokan, demam Pengobatan mo nosit kadang PMN kadang Eosinofil Tak pernah Sulfonamide, gentamicin 0,3%, kloramfeniko l 0,5% Komplikasi: phlikten, keratiti s epithelial, ulkus kornea Antihistamin, kortikosteroid KONJUNGTIVITIS VERNAL konjungtivitis bilateral berulang menurut musim dengan gam baran spesifik hipertrofi papiler di tarsus dan limbus Gejala - gatal yang menur un pada musim dingin - ptosis bilateral - getah mata yang elastis bila ditarik gambaran renda pada limbus - sering terdapat kelainan di kornea Pengobatan: kor tikosteroid lokal 16

www.doktermudaliar.wordpress.com TRAKHOMA Konjungtivitis karena chlamidia trachomatis - cenderung menginfeksi ked ua mata - awalnya mirip konjungtivitis kronis yang lain Stadium: 1. edem palpebr a + hiperemi konjungti 2. a. hipertrofi fo likular b. hipertrofi fo likular + pa pilar 3. sikatriks yang masih aktif 4. sequele/sikatrik tidak aktif Pengobatan T etrasiklin 1% salep mata + tetrasiklin 4x250 mg atau eritromisin 4x250 mg (3-4 m inggu) Komplikasi: kebutaan GONOBLENORE konjungtivitis hiperakut dengan secret p urulen disebabkan N gonorea Gejala Klinis - terjadi mendadak - hyperemia konjung tiva hebat - kelopak mata bengkak - nanah banyak sekali - bisa terjadi perdaraha n akibat pecahnya pembuluh darah konungtiva Penanganan - MRS iso lasi - Secret d ibersihkan dg kapas steril - Inj PP 50000 IU/kgBB - Teramisin 3x1 ODS, gentamisi n 6x1 ODS - Secret dicat gram tiap pagi. Bila 3x px (-) pulang - Konsul ke kukel SIMBLEFARON Perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan ko njungtiva fornix Lebih sering terjadi di inferior. Etio logi: - trauma kecelakaa n - operasi - luka baker, akibat zat kimia dan logam cair - peradangan akibat tr achoma dan difteri Terapi: Ringan: dilepaskan dan diberi salep 17

www.doktermudaliar.wordpress.com Berat: operasi plastic, dilepaskan, ditutup dengan membran mukosa mulut atau bib ir Pencegahan simblefaron post operasi: beri salep mata yang banyak untuk melici nkan HEMATOM SUBKONJUNGTIVA Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau di bawah konjungtiva (a.konjungtiva dan a episklera) Terjadi pada kea daan dimana pembuluh darah rapuh: - Usia lanjut - Hipertensi - Aterosklerosis Konjungtivitis hemoragik - Anemia - Pemakaian antikoagulan - Batuk rejan - Traum a Pada fraktur basis cranii hematom kacamata (karena berbentuk kacamata yang ber warna biru pada kedua mata) Pengobatan: kompres hangat dalam 1-3 minggu akan dis erap secara spontan 18

www.doktermudaliar.wordpress.com KERATITIS Etio logi: bakteri, jamur, virus Faktor Resiko: y Perawatan lensa kontak yang bu ruk; penggunaan lensa kontak yang berlebihan y Herpes genital atau infeksi virus lain y imunodefisiensi y Higienis buruk y Nutrisi kurang baik (kekurangan vitam in A) y Defisiensi air mata Klasifikasi epitel Superficial subepitel stroma inte rstitial Profunda disiformis sklerotikan Keratitis pungtata infittrat berupa ber cak-bercak halus, bilateral. Penyebabnya tidak spesifik Keraititis jamur infiltr at berhifa dan satelit. Terletak di stroma Keratitis virus pungtata superficial. Terkumpul di membrane bowman Keratitis herpetic berbentuk dendritik Keratitis n umularis infiltrat bundar berkelompok, tepi tegas membentuk gambaran halo. Kroni s, unilateral Keratitis neuroparalitik akibat kelainan saraf trigeminus kekeruha n + kering daya tahan menurun infeksi Trias keratitis - fotofobia - epifora - bl efarospasme Herpes zoster, herpes simplek, punctata Numularis, disiform neuroparalitik KERATITIS 19

www.doktermudaliar.wordpress.com Spasme iris nyeri hebat terutama jika kena sinar fotofobi palpebra spasme palpeb ra (blefarospasme) Nyeri epifora Jika keratitis terletak di sentral pandangan ka bur Adanya spasme iris dan nyeri kornea bila kena cahaya Macam-macam infiltrate: Nummular: keratitis numularis Punctata: keratitis punctata superficialis Dendri te/filament : herpes simpleks Disceform: stromal keratitis Infiltrate bakteri: a bu-abu dari perifer ke sentral. Hipopion(+) Jamur: infiltrate abu-abu dg lesi sa telit Virus: filament, stelata, atau dendrite nyeri berusaha menutup mata di fotofobia Pada herpes simpleks sensibilitas kornea menurun karena menyerang cabang saraf o ftalmika hipostesia tidak/kurang nyeri Tes flouresensi (+) hanya pada keratitis superficial di epitel. Selebihnya, hasilnya (-) Tes flouresensi: - pantocain 1% - kertas flouresin diberi 1 tetes cairan fisio logis - tempelkan pada forniks in ferior - penderita menutup dan membuka matanya meratakan cairan - hasil (+) = wa rna hijau Terapi: 1. sesuai kausa 2. siklopegik 3. bebat mata Tujuan bebat mata: - menghindari infeksi sekunder - menghindari cahaya - mempercepat epitelisasi K omplikasi keratitis: - ulkus hipopion endoftalmitis - sembuh sikatriks panoftalmitis meningitis/ensefalitis 3 tingkatan sikatriks 1. Leukoma di stroma. Dengan mata telanjang bisa dilihat 2 . Makula di subepitel. Dengan senter bisa dilihat 3. Nebula di epitel. Dengan sl itlamp atau lup bisa dilihat 20

www.doktermudaliar.wordpress.com Perbedaan sikatriks dan infiltrat Sikatriks Infiltrat Batas tegas Tidak tegas Li cin Suram Tes flouresin (-) Tes flouresin (+) Tanda radang (-) Tanda radang (+) Keratoplasti/ tandur kornea: mengganti potongan kornea yang keruh dengan kornea yang transparan, baik mengenai keseluruhan ketebalan kornea (keratoplasti penetr ans) atau hanya lapisan superfisialnya (keratoplasti lamellar). 21

www.doktermudaliar.wordpress.com ULKUS KORNEA Gejala klinis: nyeri mata merah blefarospasme gangguan visus mata kabur epifora fotofobia infiltrat (+) jaringan nekrotik (+) penggaungan tepi tidak tegas tanda -tanda radang tes flouresen (+) di tepi ulkus letak: sentral (walau kecil visus menurun), parasentral, perifer ulkus perforasi uveitis endoftalmitis ulkus perfo rasi sembuh leukoma adherens (sikatriks dengan tanda hitam di tengah yang merupa kan sinekia anterior) glaucoma sekunder indikasi rawat inap: 1. ulkus sentral 2. luas ulkus > 5 mm 3. ulkus dengan ancaman perforasi (descementocele 4. ulkus de ngan hipopion komplikasi ulkus: - perforasi uveitis endoftalmitis - leukoma adhe ren - hipopion glaucoma sekunder Hipopion bed rest dengan posisi setengah duduk dengan bantal tinggi. Tujuan: - melokalisir jaringan hipopion agar tidak menyeba r ke trabekulae - evaluasi hipopion - menghindari penyebaran menjadi glaucoma se kunder menghindari hipopion dengan jaringan fibrotik: pada hipopion posisi mirin g akan ikut bergerak, sedang jaringan fibrotik tidak seperti mata ikan) Ulkus Mooren = ulkus roden = ulkus serpens kronika Etio logi: belum jelas virus, alergi, autoimun 22

www.doktermudaliar.wordpress.com Gejala: - sangat sakit - ulkus di tepi kornea menggaung - visus tidak terlalu ti nggi - fotofobi - lakrimasi - khas ulkus selalu menjalar dari pinggir ke tengah dengan bentuk ulkus tergaung Terapi: kortikosteroid. Bila tidak bisa peritomi (p emotongan tepi konjungtiva agar pembuluh darah tidak sampai ke limbus ulkus korn ea oleh bakteri biasa di sentral contoh: pseudomonas aeroginosa, Staphilococcus, pneumococcus epitel kornea tahan terhadap semua jenis kuman, kecuali: - Neisser ia Gonorrhea - Neisseria Meningitidis - Hemofilus Ulkus oleh jamur: Etio logi: c andida, aspergillus, penicillum Faktor predisposisi: kortikosteroid tetes Bentuk lesi satelit dengan infiltrat Bila ada peradangan hebat hipopion Ulkus oleh vir us amubo id, nyeri kurang, sensibilitas kurang (karena virus menyerang saraf), r eaksi hipersensitivitas di sekitar ulkus terapi: antivirus keratitis dapat menja di ulkus kornea jika ada mikrolesi pada epitel kornea 23

www.doktermudaliar.wordpress.com UVEITIS Uvea terdiri dari: - badan siliar - iris - koroid Anterior UVEITIS Media Posteri or Iris Badan siliar koroid korioretinitis iridosiklitis UVEITIS ANTERIOR Causa: Endogen: dari penyakit sistemik (sifilis, B, reumatik, H , DM, idiopatik Eksogen: trauma Trias uveitis anterior - sinekia posterior - ker atik presipitat - flare/tyndall (+) Gejala: - rasa sakit di bulbus okuli - sakit kepala di temporal - fotofobi - lakrimasi - mata seperti ada pasir - mata merah - blefarospasme - bentuk iris tak teratur, karena perlekatan - lensa keruh kare na peradangan - pupil miosis Patofisio logi: peradangan eksudasi iris edema, bad an siliar pucat, refleks lambat eksudat masuk COA humor aquos keruh (flare +) ra dang menggumpal, mengendap di bagian bawah hipopion bila mengendap di endotel = keratik presipitat Komplikasi: - katarak komplikata 24

www.doktermudaliar.wordpress.com glaucoma sekunder retinitis proliferan sinekia anterior dan posterior oklusi pup il endoftalmitis panoftalmitis Terapi: - Kausatif - Siklopegik - Kortikosteroid - Antipiretik Uveitis dirawat i nap, bila: - ada hipopion - uveitis bilateral - terdapat komplikasi produk caira n meningkat menyumbat sudut COA tekanan osmotic meningkat komplikasi glaucoma se kunder UVEITIS POSTERIOR Penyebab: hipersensitivitas, infeksi Gejala: - tidak ny eri - gangguan bercak di lapang pandang yang semakin banyak - visus menurun - ma ta tidak merah - kadang disertai fotopsia Terapi: - siklopegik - salep mata kort ikosteroid - injeksi kortikosteroid - oral kortikosteroid Komplikasi - sinekia p osterior - katarak komplikata - edema macula sistoid - ablasio retina - papil at rofi 25

www.doktermudaliar.wordpress.com GLAUKOMA Klasifikasi Blok pupil primer Sudut terbuka sekunder Tanpa blok pupil Blok pupil primer GLAUKOMA Sudut tertutup sekunder Tanpa blok pupil Campuran Tanpa blok pu pil Blok pupil Tanpa blok pupil Blok pupil Kongenital Nilai TIO normal 10 21 mmHg Dinamika aquous humor: Badan siliar mempr oduksi humor aquous bilik mata belakang menaglir lewat pupil masuk ke bilik mata depan keluar melewati anyaman trabekula kanalis schlemm vena episklera (rute ko nvensio nal) Pembuangan lewat pembuluh darah m siliar rongga suprasiliar/ suprak oroid pori-pori sclera vena vortex GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP Gejala klinis: - nyeri mata hebat mendadak - mata sangat kabur, melihat halo - mata merah hipe remi konjungtiva dan siliar - visus sangat menurun 26

www.doktermudaliar.wordpress.com edema kornea COA sangat dangkal Pupil lebar lonjo ng, refleks cahaya (-) TIO san gat tinggi (tonometri) Sudut bilik mata depan tertutup (gonioskopi) Trias Glaukoma Akut - hiperemis unilateral - pupil midriasis non reaktif - palpa si bo la mata keras seperti batu 4 stadium glaukoma Prodormal Keluhan Nyeri mata (+/-) Penglihatan kabur Melihat halo Pemeriksaan Palpebra edema, fisik konjungti va mixed injeksi, edema kornea, BMD dangkal, pupil midriasis Terapi iridektomi Akut Mata cekot-cekot, mata merah, mual muntah Visus menurun, TIO meningkat Absolut Penglihatan (-) Degeneratif Mata sangat sakit Visus 0, mata keras seperti batu, pupil midriasis, iris atrofi Kornea bula keratopati, lensa katarak, atrofi bulbi Medikamentosa, bedah Enukleasi bulbi Komplikasi glaukoma akut kongestif: - sinekia anterior perifer - katarak komplik ata - atrofi papil - ekskavasi - glaucoma abso lute GLAUKOMA SUDUT TERBUKA PRIME R - Kelainan tdk khas - Sifat kronis - Biasanya pd org tua > 40 tahun - 2 bentuk : - Juvenile open angle galukoma - POAG - Penderita pria > wanita Gejala Mata t enang, tdk merah, tdk cekot-cekot Biasanya mengenai ke-2 mata (derajat beratnya tdk sama) Visus perlahan-lahan buta menetap ( maling penglihatan) 27

www.doktermudaliar.wordpress.com (Visus bila sdh terjadi ekskavasio glaukomatosa) Visus = 0, oleh karena atrofi P N.II - lapang pandang menyempit khas spesifik. GLAUKOMA SEKUNDER disebabkan oleh kelainan penyakit di dlm mata tsb 1. pada korn ea : lekoma adherens 2. pada COA : hifema, hipopion 3. pada Iris/pupil : Sinekia posterior, tumor iris, seklusio & oklusio pupil 4. pada Lensa : katarak imatur /hipermatur / matur (kapsul menipis mata lensa keluar glaukoma) subluksasi lenti s, luksasi lentis (ke posterior merangsang korpus siliaris produksi HA) 5. pada s egmen posterior : Tumor, intraokuler, glaukoma neovaskuler,perdarahan CV masif, trombosit V.sentralis. 6. Pemakaian kortikosteroid jangka panjang mis : pd asma bronkiale, rheumatik, konjungtivitis venalis Terapi : - Sesuai kausa Prognosis g laucoma sekunder lebih baik dibandingkan glaucoma primer GLAUKOMA KONGENITAL Gla ukoma berkaitan dgn anomaly kongenital a.l: a. Glaukoma berpigmen b. Aniridia c. Sindroma Axenfield d. Sindroma Sturge-Weber e. Sindroma Marfan f. Neurofibomato sis g. Sindroma Lowe Gejala Aloanamnesis : mata berair, fotofobi Tanda dini : me galokornea/makrokornea Vertikal > 11,5 mm curiga glaukoma > 12,0 mm diagnosa pas ti glaukoma Ruptur membrance descement. Tanda lanjut : Edema kornea dgn segala a kibatnya Sklera perikornea menipis, warna kebiruan PN. II : ekskavasio glaukomat osa 28

www.doktermudaliar.wordpress.com Buftalmus, hidroftalmus. Terapi Operatif *Dini ( kornea masih jernih) Goniotomi, YAG laser goniotomi *Lanjut : Trabekulektomi TERAPI UMUM GLAUKOMA 1. Bila TIO s angat tinggi: berikan obat hiperosmotik. Prinsip kerja adalah menarik cairan dar i corpus vitreum sehingga corpus vitreum mengkerut sehingga iris dan struktur la in di depannya dapat tertarik ke belakang a. Mannitol 20% iv habis dalam 6 jam, diberikan maksimal 3 hari. b. Gliserin oral bisa ditambahkan dalam air jeruk 2. bila TIO berkisar 30 mmHg berikan penghambat karbonik anhidrase. Preparatnya ada lah acetazolamid dengan dosis 250 mg, diberikan 3-4 x sehari. Cara kerjanya adal ah dengan menekan produksi aquous humor. Efek sampingnya adalah hipokalemia yang berakibat tetani, mengantuk, parastesia, batu ginjal, depresi pada orangtua. Se hingga diberikan suplemen aspar K untuk menghindari hipokalemi 3. alternative ya ng lain adalah pemberian beta bloker. Prinsip kerjanya adalah menekan produksi a quous humor. Preparat yang paling sering dipakai adalah Timo lo l Maleat 0,5% te tes mata 2x/hari. Preparat yang lain adalah Metiprano lo l, Levobuno lol HCl, Be taksolo l HCl. 4. Selain itu dapat diberikan miotik. Prinsip kerjanya adalah den gan membuka saluran drainase inefisien pada trabekular. Preparatnya adalah pilok arpin 1-2% 4 x per hari. Preparat lainnya adalah karbako l. 5. apabila terapi me dikamentosa dinilai gagal, yaitu: obat tidak bereaksi, Lapang pandang semakin me nyempit, TIO tidak turun, atau bisa juga indikasi social seperti rumah yang jau maka dilakukan tindakan bedah: a. bedah filtrasi: trabekulektomi, trepanasi elli ot, sklerotomi b. trabekuloplasti PEMERIKSAAN KHUSUS UNTUK GLAUKOMA 1. visus 2. tonometri 3. gonioskopi untuk meli hat sudut bilik mata depan (BMD) 4. Oftalmoskopi untuk melihat warna papil dan l ebar ekskavasi untuk mengetahui CDR (Cup Disc Ratio) Normal 0,3, Glaukoma >0,5 = ekskavasio glaukomatosa Glaukoma parah 0,9 5. Pemeriksaan lapang pandang dengan uji konfrontasi, perimetri goldmann 6. pemeriksaan slitlamp: evaluasi oftalmik 7. Tonografi 8. Tes provokasi 29

www.doktermudaliar.wordpress.com a. sudut terbuka - tes minum air: penderita puasa 1 hari. Minum air 1 liter dala m 5 menit. Ukur TIO tiap 15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8 mmHg lebih di anggap glaukoma - pressure congestion test: tensimeter dipasang pada 50-60 mmHg selama 1 menit. TIO diukur. Kenaikan 9 mmHg mencurigakan. 11 mmHg patologis - ko mbinasi a dan b - tes steroid. Diteteskan larutan dexamethason selama 2 minggu b . sudut tertutup: tes kamar gelam selam 1 jam, tes membaca, tes midriasis, tes b ersujud TONOMETER Pemeriksaan TIO dengan alat, sebaiknya dilakukan pada setiap usia>20 t ahun Cara pengukuran: 1. tonometer digital 2. tonometer schiotz 3. tonometer apl anasi 4. tonometer Mackay Marg Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi y ang dipakai sampai saat ini. Terdiri dari 3 bagian yaitu: foot plate,plunger,han dle dan beban pemberat 5,5 ; 7,5 ;10 ;15 gr Tekanan bola mata diukur dengan mele takkan tonometer pada kornea dan mengukur dalamnya indentasi kornea oleh plunger yang diberi beban tertentu. Skala yang terdapat pada tonometer dikalibrasi dima na 1 unit skala menunjukkan 0,05 mm penonjo lan plunger indentasi. Teknik untuk melakukan pemeriksaan: - Pasien ditidurkan posisi horizontal - mata ditetesi Pan tocain 0,5% - pasien diminta memfiksasi matanya (pandangi tangan kirinya yang di angkat ke atas) - letakkan tonometer Schiotz dengan beban pemberat 5,5 gram terl ebih dahulu - Apabila nilainya kurang dari 5 ganti pemberat dengan atau 7,5 gram , 10 gram atau15 gram. - masukkan hasil ke dalam nomogram Friedenwald Kelemahan Tonometer Schiotz: melibatkan faktor kekakuan sclera Trabekulektomi: tindakan me mbuat saluran drainase aquous humor Trabekuloplasti: Siklodestruktif: bedah untu k mengurangi produksi aquos humor dengan merusak sebagian korpus siliaris dalam pengobatan glaukoma yang sulit diatasi, menggunakan krioterapi (siklokrioterapi) , laser (siklofotokoagulasi), USG, atau diatermi 30

www.doktermudaliar.wordpress.com KELAINAN LENSA Keruh Katarak Ruptur Kelainan Lensa Kelainan Posisi Subluksasi sebagian lepas Kelainan Bentuk Marfan Sindrom (lensa berbentuk sperti eritrosit) luksasi seluruh lensa lepas anterior posterior 31

www.doktermudaliar.wordpress.com KATARAK kekeruhan pada lensa /kapsula lensa Klasifikasi: Developmental Kongenital <1 tah un Juvenile (1-20 tahun) Degeneratif KATARAK Pre senile (20-50 tahun) Senile (>50 t ahun) Traumatika Trauma tumpul/tembus Akibat uveitis anterior, glaucoma, DM, abl asio retina, miop tinggi, galaktosemia Komplikata Patofisiologi: 1. Proses di nukleus: serabut lensa bagian tengah menjadi lebih p adat hidrasi penimbunan io n kalsium dan sclerosis penimbunan pigmen, lensa hipe rmetrop 2. Proses di korteks: muncul celah-celah di serabut lensa berisi air pen imbunan kalsium lensa lebih tebal, cembung miop 4 Stadium Katarak Senile Gejala Insipien Visus Kekeruhan lensa Iris shadow Fundus refleks Iris Komplikasi 5/5 de ngan koreksi Perifer ke sentral. Seperti jeruji roda + Normal Imatur/ Intumesen s.d 1/60 >> kapsula posterior + + Tetapi lebih suram terdorong Glaucoma fakomorfik Matur 1/300 1/~ Penuh merata normal Glaucoma fakomorfik Hipermatur/ Katarak Morgagni 1/~ Korteks mencair/ lensa mengkerut Tremularis Gla ucoma fako litik, uveitis fakotoksik 32

www.doktermudaliar.wordpress.com Diagnosis Banding Katarak senile: - refleks senile - katarak komplikata - kekeru han badan kaca - ablasi retina Anamnesis - Penglihatan kabur - melihat bercak-be rcak selalu mengikuti arah gerak mata - mo nocular polipia (seperti melihat bend a menjadi lebih dari satu pada satu mata) - melihat bayangan halo disekitar sumber cahaya - artificial myopia (merasa lebih enak tanpa kacamata baca) Pemeriksaan fisik - visus menurun - dengan senter ditemukan kekeruhan lensa - dengan oftalmo skopi= a. stadium insipien dan imatur kekeruhan kehitaman latar belakang jingga ; b. stadium matur hanya warna kehitaman tanpa latar belakang (reflek fundus neg ative). Terapi Pembedahan ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) insisi limbu s superior kapsul anterior dirobek dan diambil inti diekstraksi korteks lensa di irigasi dan diaspirasi agar keluar dari mata kapsul posterior dipertahankan teta p pada tempatnya - Prosedur paling banyak digunakan karena kapsul posterior ters isa dapat ditanam IOL - bila ragu nucleus lensa sudah terbentuk/belum Infeksi in traorbita, TIO meningkat, GD meningkat, penyakit sistemik, batuk/kelainan paru L arutan irigasi dapat merusak endotel dan visus tidak baik Dapat terjadi katarak sekunder dari sisa lensa ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction) lensa diambil intoto, yaitu seluruh kapsul diambil melalui limbus superior Prosedur Indikasi Bila massa lensa keras sukar memisahkan kapsulanya KI Katarak dgn uveitis, dg glaucoma, dgn retinopati DM Cystic macular edema Tidak d apat dipakai pada usia <40tahun Kerugian 33

www.doktermudaliar.wordpress.com Penggunaan Kacamata Afakia, Lensa Tanam (IOL), Lensa Kontak setelah operasi kata rak Jenis Keuntungan Kerugian IOL Visus kembali normal, lapang Mahal, dapat terj adi alergi, bila pandang seperti semula, tidak terjadi pemasangan tidak steril i nfeksi pembesaran bayangan di retina, hanya 1x pemasangan seumur hidup Kacamata Murah, mudah, aman, dapat dipakai Distorsi bayangan cukup berat, lapang afakia s eumur hidup pandang terbatas (fenomena jack in the box), kosmetik jelek (lensa t erlalu tebal), anisometrop Lensa Kontak Lapang pandang normal, tidak ada Bongkar pasang setiap hari, mudah distorsi bayangan, kosmetik lebih infeksi bila pemasa ngan tidak steril, baik tidak dapat untuk semua umur Laporan Operasi Katarak (Ta npa IOL/afakia) 1. Pasien telentang di meja operasi 2. Mata ka/ki ditetesi Panto cain 0,5% 3. Desinfeksi mata dg Betadine 10% 4. Penutupan mata dengan duk steril berlubang 5. Dipasang eye speculum 6. Dilakukan anestesi local subkonjunctiva d g Lidokain dan diratakan 7. Dilakukan kapsulektomi 8. Insisi kornea dan sclera s elebar 160o 9. Nukleus lensa dikeluarkan 10. Sebagian sisa kortex dibersihkan, k ornea dijahit 3x dg Silk 10,0 11. Sisa kortex di aspirasi dan irigasi 12. Injeks i Garamysin-Kalmetason subkonjunctiva 13. Mata ditutup dengan kasa steril 14. Op erasi selesai (dengan IOL/ pseudofakia) 1 10 idem 11. Masukkan cairan viscoelast in 12. Masukkan lensa tanam dan direposisi 13. Mata dijahit lagi 1 x 14. Beri Mi ostat dan aspirasi-irigasi 15. Injeksi Garamysin-Kalmetason subkonjunctiva 16. M ata ditutup dengan kasa steril 17. Operasi selesai Indikasi operasi katarak: 1. visus menurun: gangguan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari 2. diagnosis 3. me dis: komplikasi glaucoma sekunder 4. kosmetik 34

www.doktermudaliar.wordpress.com 5. sosial: rumah sangat jauh, tinggal sendiri. Persiapan operasi katarak: di pol i: pemeriksan fisik, visus, TIO, laboratorium lengkap (terutama GDS), bila usia > 40 tahun konsul jantung di ruangan: penenang (diazepam mala m sebelum operasi) , analgetik, sikloplegik, bulu mata dipotong, inform consent, tensi harus normal , gula darah harus <200 Post operasi katarak 1 bulan tak boleh menunduk 1 minggu jangan kemasukan air, tidak bo leh batuk dan bersin Kapan pakai IOL? 1. tidak a da radang 2. tidak ada glaucoma 3. traumatika 4. mata sebelahnya emetrop/ katara k mono okuler (mutlak harus pakai IOL) Bagaimana menentukan kacamata afakia? 1. untuk kacamata jauhnya visus mata sebelum operasi ditambahkan 10 D 2. untuk kaca mata dekatnya, kacamata jauh ditambahkan add +3 D Katarak Traumatika - pada trau ma tumpul akan terlihat katarak subkapsuler anterior maupun posterior - Kontusio lensa: katarak seperti bintang-bintang, dapat juga bentuk katarak tercetak (imp lintins) yang disebut cincin vossius - Trauma tembus kecil: katarak lebih cepat. Perforasi kecil akan menutup lebih cepat proliferasi epitel sehingga kekeruhan terbentuk kecil - Trauma tembus besar katarak lebih cepat disertai terdapatnya m assa lensa di dalam bilik mata depan Katarak Kongenital kekeruhan lensa yang tim bul saat lensa dibentuk akibat peradangan lensa intrauterin Keluhan: leukokoria. Untuk memastikan midriasiskan, lakukan tes proyeksi iluminasi - bila bisa = pro gnosis baik - bila nistagmus = prognosis jelek etio logi: toxoplasmosis, rubella , hipoparatiroidisme, histoplasmosis, galaktosemia, DM, inklusi sitomegali Terap i: disisia lentis + aspirasi (untuk menghindari radang) Penglihatan binokuler te rbentuk mulai 3-6 bulan, jadi usahakan operasi secepat mungkin untuk mencegah am bliopia dan nistagmus Fotoemulsifikasi dan fotofragmentasi: teknik-teknik untuk ekstraksi katarak ekstrakapsuler dan nukleus lensa dihancurkan kepingan-kepingan kecilo leh getaran USG, sehingga kepingan lensa tersebut dapat disedot melalui sebuah luka kecil. 35

www.doktermudaliar.wordpress.com KELAINAN RETINA Radang - retinitis - korioretinitis - uveitis post - toksoplasmosis - TBC - sifi lis Retinopati - anemia - DM - leukemia - Pigmentosa - hipotensi - hipertensi pe rdarahan nekrosis (gambaran bercak putih spt kapas) Sumbatan pembuluh darah arte riosklerosis Ablasio Akibat trauma, Eklampsi, uveitis 36

www.doktermudaliar.wordpress.com ABLASIO RETINA Lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RPE) Klasifikasi 1. Non Rema togenus (tanpa robekan) terjadi eksudasi dibawah lapisan retina Pada Inflamasi o kuler, Peny. Vaskuler okuler (Coats discase), Peny. Vaskuler sistemik Hipertensi Maligna), Tumor intra okuler, melanoma khoroid, Hemangioma. 2. Rematogenus (dgn robekan retina) tear, hole cairan masuk dari badan kaca ke ruang subretina retin a terdorong lepas dari RPE. Anamnesa & Gx Klinis - Floaters & fotopsi - Gangguan lapang pandang - Melihat spt. tirai - Visus tanpa rasa sakit. - gangguan lapang pandang - retina yg terlepas berwarna pucat dgn pembuluh darah retina berkelok d isertai robekan +/-. - robekan retina 75% di temporal atas. Pemeriksaan untuk me ngetahui keutuhan retina: oftalmo skopi direk dan indirek ketajaman penglihatan tes refraksi respon refleks pupil gangguan pengenalan warna pemeriksaan slit lam p tekanan intraokuler usg mata angiografi fluoresensi elektroretinogram Terapi Tirah baring sempurna Mata yg sakit ditutup Pembuluh darah mata dgn ablasi retin a non rematogen Tx konservatif Fotokuagulasi retina Plombage lokal : Siliconspon ge dijahitkan di episklera Membuat radang steril pd khoroid & RPE pd daerah robe kan retina Cryo terapi Diatermi Operasi Cerclage Mengurangi tarikan badan kaca P hunksi sub. retina 37

www.doktermudaliar.wordpress.com RETINOPATI DIABETIK mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluhpembu luh halus, meliputi arteriol prekapiler retina, kapiler-kapiler dan vena-vena Pe nyebab Penyebab pasti belum diketahui. Namun lamanya terpapar pada hiperglikemia (kronis) menyebabkan perubahan fisio logi dan biokimia kerusakan endotel pembul uh darah. Klasifikasi y Retinopati Diabetik Non Proliferatif y Retinopati Diabet ik Proliferatif iskemia retina progresif merangsang neovaskularisasi perdarahan massif dan dapat timbul penurunan penglihatan mendadak dapat mengalami fibrosis dan membentuk pita-pita fibrovaskular rapat menarik retina kontraksi terus-mener us pada korpus vitreum ablasio retina. Gejala Klinis Kesulitan membaca Penglihat an kabur Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata Melihat lingkaran-lingkara n cahaya (Melihat bintik gelap dan cahaya kelap-kelip) Mikroaneurisma Perdarahan retina Dilatasi pembuluh darah dengan lumennya ireguler dan berkelok-kelok Soft exudate merupakan iskemia retina Hard exudate merupakan infiltrasi lipid ke dal am retina Neovaskularisasi pada retina Edema retina Penatalaksanaan 1. Kontrol t erhadap diabetes mellitus yaitu dengan diet, obat-obatan antidiabetes 2. Fotokoa gulasi : Laser, Xenon 38

www.doktermudaliar.wordpress.com CENTRAL SEROUS CHORIO RETINOPATY (CSCR) Kelainan makula retina dimana terdapat pengumpulan cairan di bawah retina akibat adanya kebocoran lapisan epitel pigmen pengumpulan cairan daerah macula penglih atan terganggu. Gejala Klinis - mata kabur utk membaca / melihat jauh, terutama jika melihat benda menjadi lebih kecil / > dari mata sehat - Melihat suatu bayan gan gelap berbentuk bulat / lonjo ng ditengah lapang pandang - Tidak ada rasa sa kit, mata merah / mengeluarkan air Visus : kabur, dgn koreksi lensa positif lebi h terang / mendekati normal (hipermetrop) Penglihatan warna : melemah pada semua warna Tekanan bola mata : normal Pemeriksaan retina (dgn oftalmoskopi) : tampak penonjo lan retina berbentuk bulat lonjo ng dgn bts jelas, fovea refleks menghi lang Fundal Fluorescein Angiography (FFA) : tampak kebocoran (leakage) & penumpu kan cairan dibawah retina Penatalaksanaan 70% dapat sembuh sendiri Dpt diberikan vitamin dalam dosis cukup Bila dlm 8-12 mgg belum sembuh, dilakukan laser fotok uagulasi untuk menutup lubang kebocoran di lapisan epitel pigmen 39

www.doktermudaliar.wordpress.com RETINOBLASTOMA tumor ganas intraocular pada anak-anak terutama < 5 tahun. - berasal dari jaring an retina embrio nal - unilateral 70%, bilateral 30% Gejala: 1. Lekokoria 2. Mat a kucing (amourosis cats eye) di tempat gelap mata tampak bersinar kekuningan pen yebab utama ibunya membawa ke dokter 3. Mata juling 4. Mata merah a. Bilik mata depan merah karena berisi darah (hifema) b. Peradangan mata c. Bola mata menonjo l (proptosis) d. Gejala lain seperti gangguan penglihatan, mata nyeri Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastatis dengan invasi tumor melalui n ervus optikus ke otak, melalui sklera ke jaringan orbital dan sinus paranasal, d an metastatis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjo l ke dalam badan kaca. Di permukaan terd apat neovaskulansasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. Penatalaksanaan 1. Enukleasi mengangkat bo la mata dan diganti dengan bo la mata prothese ( buatan ). 2. Penyinaran bo la mata. Retino blastoma bersifat radiose nsitif, sehnga terapi ini sangat efelktipo. Bahayanya jaringan sekitarnya dapat rusak akibat penyinaran. 3. Photocoagulation: terapi dengan sinar Laser ini sang at efektip pada ukuran Kanker yang kecil. 4. Cryotherapy: terapi dengan cara pen dinginan ( pembekuan ) pada kanker ukuran kecil terapi ini berhasil baik. 5. Che motherapy: diberikan obat-obatan anti kanker yang dapat mengecilkan ukuran kanke r. 40

www.doktermudaliar.wordpress.com TRAUMA MATA Tajam Tumpul MEKANIK Peluru TRAUMA KIMIA Asam Basa Termal FISIKA Radioaktif TRAUMA KIMIA Luka bahan kimia bilas secepatnya dengan air yang tersedia (air ker an, larutan gara m fisio logik, dan asam borat). paling sedikit 15-30 menit blef arospasme berat Anestesi topikal trauma basa cepat merusak dan menembus kornea. Bahan basa bergabung dengan lemak dari sel membrane kerusakan total sel diikuti koagulasi dan perlunakan jaringan memudahkan penetrasi secara cepat. Trauma kimi a basa menembus dengan cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada jaringan retina. Bahan kimia alkali bersifat koagulasi sel dan terjadi proses penyabunan, disertai dengan dehidrasi. Bahan kaustik soda dapat menembus ke dalam bilik mat a depan dalam waktu 7 detik. Terbentuk kolagenese yang akan semakin bertambahnya kerusakan ko lagen kornea. Alkali yang menembus ke dalam bo la mata akan merusa k retina sehingga akan berakhir dengan kebutaan penderita. Gejala Klinik trauma basa tes Fluoresin (+) pelebaran pembuluh darah perikornea edema kornea nekrosis konjungtiva dan sklera tergantung berat ringan keadaan. Pada keadaan yang lebih berat terjadi penetrasi yang lebih dalam dimana sampai ke lapisan retina 41

www.doktermudaliar.wordpress.com Penatalaksanaan irigasi dengan garam fisio logik selama mungkin. Bila ada sisa b ahan kimia, dibersihkan dengan kapas lidi. Irigasi minimal 1 lit er untuk masing -masing mata. - antibiotika topikal untuk mencegah infeksi sekunder - siklopegik jangka panjang - bebat mata selama mata masih sakit. - EDTA untuk mengikat basa . setelah 1 minggu trauma alkali diperlukan untuk menetralisir kolagenese yang t erbentuk pada hari ke-7 Komplikasi y Simblefaron y Kekeruhan kornea y Edema dan neovaskularisasi kornea y Katarak y Ptisis bo la mata. TRAUMA MEKANIK Cincin vos sius: Cincin berpigmen tepat di belakang pupil, seperti stempel jari. Terjadi se gera setelah trauma tumpul pada lensa. Akibat deposit pigmen iris pada dataran d epan lensa HIFEMA darah di bilik mata depan - Semua hifema harus dirawat - Istir ahat di tempat tidur elevasi kepala 30-450 - Kepala difiksasi dengan bantal pasi r di kedua sisi selama 5 hari - Bebat mata - Salep mata dan koagulansia - Antifi brino litik agar bekuan darah tidak terlalu cepat diserap untuk memberi kesempat an pembuluh darah menyembuh supaya tidak terjadi perdarahan sekunder - Evaluasi setiap hari: hifema, TIO, fundus terlihat/tidak - Bila TIO meningkat: berikan di amo x atau gliserin Parasentese dilakukan bila: - ada tanda kenaikan TIO/ glauko ma sekunder - hifema yang tetap dan tidak berkurang lebih dari 5 hari - hemo sid erosis pada endotel kornea 42

www.doktermudaliar.wordpress.com REFRAKSI Syarat mata normal: - visus 6/6 - tidak buta warna - TIO baik (10-21 mmHg) - Lap ang pandang baik - binokular visio n syarat dapat melihat normal - media refraks i harus jernih - tidak ada kelainan refraksi - tidak ada kelainan retina - tidak ada kelainan N II - tidak ada kelainan SSP Media refraksi: kornea, aquos humor, lensa, korpus vitreum Trias akomodasi - lensa cembung - kontraksi otot siliar zonula zinn kendor TAJAM PENGLIHATAN = Ansies Visus Pembilang Penyebut Pembilan g : Jarak orang Optik Snellen Penyebut : Jarak suatu huruf akan dapat dibaca Pad a pemeriksaan dengan optotip snellen digunakan misal 6/5, 6/6, dst Untuk pemerik saan kasar dengan jari >6/60 pasien jelas menghitung jari dari jarak 6 meter 4/6 0 pasien hanya mampu menghitung jari dengan tepat pada jarak 4 meter 1/60 pasien hanya mampu menghitung jari dengan tepat pada jarak 1 meter 1/300 hanya dapat m elihat lambaian tangan 1/~ hanya dapat melihat cahaya 0 tidak dapat melihat apaapa Apabila nilai visus 1/60 1/300 harus dilakukan proyeksi iluminasi dengan car a mengarahkan senter dari empat sisi (atas, bawah, kiri, kanan) dan bila pasien dapat mengidentifikasi dari arah mana, disebut dengan PI = BSA (Bisa Segala Arah ) Dinyatakan dengan : 43

www.doktermudaliar.wordpress.com KELAINAN REFRAKSI 1. Emetropia : Sinar sejajar tanpa akomodasi dibiaskan pada re tina. Penglihatan 100% ( 6/6 6/5 ) 2. Ametropia : - Hipormetropia - Miopia - Ast iqmatismus Hipermetropia Kelainan Refraksi dimana sinar sejajar tanpa akomodasi dibiaskan dibelakang retina. Penyebab : 1. Sumbu mata terlalu pendek (Hp axial) 2. Daya pembias mata terlalu lemah (Hp Refraktif) Gejala: Akomodasi terus untuk jauh Lelah / Astenopia Ngantuk, rasa berat, pegal, pusing, sakit kepala dll Miop ia Keadaan refraksi dimana sinar sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga d ibiaskan didepan retina ( Pada mata keadaan istirahat ) Penyebab : 1. Sumbu mata lebih panjang (Miopia Axial) 2. Pembiasan terlampau kuat Macam Miopia : - Miopi a Simplex : umur muda, berhenti 20 Th - Miopia Progressive : puncak bertambah re maja Bertambah sampai umur 25 Th - Miopia Malligna : Ekstrim miop yang berkemban g dalam 1 tahun >3D dan berhenti pada usia 20 tahun degenerasi badan kaca ganggu an nutrisi lensa keruh Gejala - Kabur jauh - Melihat Muscae valitantis - Astenop ia Astigmatisme Kln refraksi dimana sinar yang sejajar tidak dibiaskan pada satu titik tapi pada banyak titik. Klasifikasi - Astiqmat Reguler: Tiap bidang mempu nyai titik pembiasan sendiri yang terletak pada satu sumbu. - Astigmat irregular : Titik pembiasan tiap bidang letaknya tidak teratur (tidak teratur pada satu su mbu). 44

www.doktermudaliar.wordpress.com Diagnosis Refraksi Mata sferis (-) silindris diagnosis Miop simpleks Sketsa (+) Hipermetrop simpleks (-) Miop astigmat simpleks (+) Hipermetrop astigma simpleks (-) (-) Miop astigmat kompositus (+) (+) Hipermetrop astigmat kompositus (+) (-) Mixtus anisometrop 45

www.doktermudaliar.wordpress.com ANISOMETROPIA Anisometropia merupakan keadaaan dimana terdapat perbedaan refraks i yang besar pada kedua mata D emetrop emetrop miop miop S Miop Hipermetrop Hipermetrop Miop Beda sampai 3 D dengan D hipermetrop Hipermetr op Beda sampai 3D dengan D Anisometropia dapat diatasi dengan lensa kontak ANISO KONIA Keadaan gambar di retina tidak sama besar atau bentuk TAHAP PEMERIKSAAN RE FRAKSI - Periksa visusnya berapa - lakukan koreksi dengan sferis negative atau p ositif - bila koreksi sferis baik berarti simpleks - bila koreksi sferis tidak b aik lakukan pin hole - bila dengan pin ho le terkoreksi astigmatisme - bila deng an pin ho le tidak terkoreksi kelainan organic CARA MENULIS RESEP KACAMATA Misal : Buatlah resep untuk Tn X dengan OD S-3, OS S-2 C-1 axis 100o PD 20mm OD OS S C axis S C -3 -2 -1 PD Jauh : 22 Dekat : 20 PD = pupil distance. Jarak antara pup il kanan dengan pupil yang kiri axis 100o Menentukan axis pada pemeriksaan astigmatisma Tes Fogging/ pengkaburan dengan me nghilangkan factor akomodasi 46

www.doktermudaliar.wordpress.com Bila usia > 40 tahun presbiopia Berikan kacamata presbiopia dengan add bila perl u Umur Add S+ 39-40 1 41-42 1,25 43-45 1,5 46-48 1,75 49-50 2 51-52 2,25 53-55 2 ,5 56-58 2,75 >59 3 aturan yang gampang : umur 40: +1.00, umur 50:+2.00 dan umur 60:+3.00, untuk umur diantaranya maka ADD nya yaa di antaranya misal umur 45 ma ka ADDnya +1.50, umur 55 maka ADDnya +2.50 dan seterusnya. Konversi lensa: Pembu atan silindris positif lebih susah dibandingkan silindris negative. Sehingga bia sanya resepnya dikonversi. Cara konversinya adalah sebagai berikut: S = Jumlahka n secara aljabar antara S dan Cyl ( jadi se tanda-tandanya di jumlahkan (1.00+(3.00))) C = Ubah aja tandanya dari ke + , atau sebaliknya X = Tegak lurus dari a xis sebelumya ( + atau dengan 90) , gampang khan? Misal: awalnya S+100 C+100 axi s 90o Diubah menjadi S+200 C-100 axis 180o 47

www.doktermudaliar.wordpress.com AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN A buta senja/ayam (XN) xerosis konjungtiva: putih mata kering, suram, tak bersinar (X1A) bercak bitot: bercak seperti busa sabun pada putih mata (X1B) xerosis kor nea: hitam mata kering, kusam, tidak bersinar (X2) keratomalasia: sebagian dari bagian hitam mata melunak seperti bubur (X3A) Ulserasi kornea: seluruh bagian hi tam mata melunak seperti bubur (X3B) Xeroftalmia scars: bo la mata mengecil/meng empes (X5) Pencegahan: pemberian vitamin A: - bayi <1 tahun: kapsul biru 100.000 unit - 1-5 tahun: warna merah 200.000 unit 48

www.doktermudaliar.wordpress.com 1. Mata merah dengan penurunan visus = Mata merah dengan penurunan visus adalah sesuatu yang serius. Maka dari itu apabila anda ragu, jangan segan-segan untuk m erujuk. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan mata merah disertai penurunan v isus antara lain : a. Konjunctivitis Gonorrhea b. Keratitis c. Ulcus Kornea d. I ridosiklitis e. Glaukoma sudut tertutup akut f. Endoftalmitis g. Sindrom Voght K oyanagi Harada h. Panoftalmitis 2. Mata merah tanpa penurunan visus = Ada bebera pa yang dapat ditangani sendiri, ada yang tidak. a. Pterygium b. Konjunctivitis c. Pinguekula dan Pinguekula iritan d. Hematoma subkonjunctiva e. Episkleritis d an Skleritis 3. Mata tenang (tidak merah, visus turun mendadak) = Sebaiknya sege ra rujuk ke dokter spesialis mata. Visus turun mendadak tanpa kemerahan pada mat a berarti terjadi kerusakan di segmen posterior bola mata dan sulit dideteksi ta npa midriatikum dan peralatan yang memadai. a. Ablasio retina b. Oklusi arteri s entralis retina c. Oklusi vena sentralis retina d. Neuritis Optic e. Ambliopia T oksik f. Kekeruhan dan perdarahan badan kaca g. Retinopati serosa sentral h. Amo urosis Fugax i. Buta sentral bilateral j. Trombosis arteri carotid interna k. Uv eitis posterior l. Histeria dan malingering. 4. Mata tenang, Visus turun perlaha n-lahan = Visus yang turun perlahan-lahan tanpa adanya tanda radang menandakan p roses kronis. a. Katarak b. Glaukoma simpleks c. Kelainan refraksi (miopi, hiper metropi, astigmatisma, presbiop) d. Retinopati e. Retinitis pigmentosa f. Degene rasi senilis 49

www.doktermudaliar.wordpress.com Hipermetropia 2.1. Defenisi Hipermetropia (Rabun dekat, hiperopia, farsightness) adalah istila h gangguan kekuatan penglihatan dimana mata yang tidak berakomodasi membiaskan s inar pada titik fokus di belakang retina. 1,3,8,9 Pada jenis kelainan refraksi i ni, panjang bo lamata penyandangnya biasanya lebih pendek dari seharusnya.3 Panj ang sumbu bo la mata bo la mata secara Antero posterior yang normal adalah 24 mm . Akibat pendeknya sumbu bolamata, lensa mata tidak lagi sanggup memfokuskan cah aya yang berasal dari objek yang jauh apalagi yang tepat pada retina, dengan len sa berakomodasi maksimal sekalipun. Secara normal hipermetropia dapat dijumpai p ada mata anak-anak, sebagai akibat bolamatanya yang belum tumbuh secara sempurna .1 Keadaan hipermetropia ini biasanya terus membaik bahkan menghilang sejalan de ngan bertambah panjangnya sumbu bolamata mengikuti pertumbuhan tubuh. Golongan r emaja yang menderita hipermetropia biasanya masih bisa melihat dengan jelas baik objek yang terletak jauh maupun yang dekat letaknya, karena lensa mata mereka m asih memiliki daya pemfokusan (akomodasi) yang cukup kuat untuk mengatasi kelain an yang diderita.1,3 Namun upaya ini tidak selalu berhasil, dan kalaupun berhasi l tidak akan bertahan lama, karena berakomodasi terus menerus amat melelahkan ma ta. Kelainan yang acap kali menyertai hipermetropia adalah mata juling1, keadaan ini timbul sebagai akibat upaya akomodasi yang terus menerus pada anak-anak. Ot ot-otot dalam mata yang menghasilkan akomodasi, mempunyai persyarafan yang sama dengan otot-otot yang digunakan untuk menjulingkan kedua bo lamata.7 Dengan demi kian, gejala seperti sakit kepala atau gejala tidak suka membaca pada anak-anak, mungkin pertandan adanya hipermetropia. Seperti halnya miopia, hipermetropia bi asanya juga merupakan kelainan yang diturunkan. Selain daripada pendeknya sumbu anteroposterior bo la mata, hipermetropi juga dapat disebabkan oleh lemahnya pem biasan sinar pada mata.3,5 Bagian-bagian mata yang berfungsi sebagai jalur cahay a untuk dapat sampai ke retina bertanggung jawab sebagai media pembiasan(refraks i) cahaya, seperti kornea, aqueus humor, lensa, vitreus humor. Masing-masing dar i begian tersebut memiliki kekuatan untuk membiaskan cahaya yang satuannya adala h Dioptri. 2.2. Etio logi Hipermetropi4,5,7 Seperti yang telah dituliskan di atas, penyebab timbulnya hipermetropi ini diakibatkan oleh tiga hal yaitu: 1. Sumbu utama bo l a mata yang terlalu pendek. Hipermetropia jenis ini disebut juga Hipermetropi Ax ial. Hipermetropi Axial ini dapat disebabkan oleh Mikropthalmia, Retinitis Sentr alis, ataupun Ablasio Retina (lapisan retina lepas lari ke depan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan). 2. Daya pembiasan bo la mata yang terlalu l emah 50

www.doktermudaliar.wordpress.com Hipermetopia jenis ini disebut juga Hipermetropi Refraksi. Dimana dapat terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreus humor. Gangguan yang dapat menyebabkan hipermetropia refraksi ini adalah perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan refraksinya menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan vitreus humor( mis. Pada penderita Diabetes Mell itus, hipermetropia dapat terjadi bila kadar gula darah di bawah normal, yang ju ga dapat mempengaruhi komposisi aueus dan vitreus humor tersebut) 3. Kelengkunga n Kornea dan Lensa tidak Adekuat Hipermetropia jenis ini disebut juga hipermetro pi kurvatura. Dimana kelengkungan dari kornea ataupun lensa berkurang sehingga b ayangan difokuskan di belakang retina. 4. Perubahan posisi lensa. Dalam hal ini didapati pergeseran posisi lensa menjadi lebih posterior. 2.3. Klasifikasi Hiper metropia 1. Hipermetropia manifes Adalah hipermetropia yang dapat dikoreksi deng an kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetr opia ini terdiri atas hipermetropia abso lut ditambah dengan hipermetropia fakul tatif. Hipermetropia manifes didapatkan tanpa siklopegik dan hipermetropia yang dapat dilihat dengan koreksi kacamata yang maksimal 2. Hipermetropia Absolut Dim ana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata p ositif untuk melihat jauh. Biasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan hipermetropia abso lut ini. Hipermetropia manifes yang tidak memakai tenaga ako modasi sama sekali disebut sebagai hipermetropia abso lut, sehingga jumlah hiper matropia fakultatif dengan hipermetropia absolut adalah hipermetropia manifes. 3 . Hipermetropia Fakultatif Dimana kelainan hipermatropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif. Pasien yang hanya mempunyai hipermet ropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata yang bila diberikan kaca ma ta positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan mendap atkan istrahat. Hipermetropia manifes yang masih memakai tenaga akomodasi disebu t sebagai hipermetropia fakultatif. 4. Hipermetropia Laten Dimana kelainan hiper metropia tanpa siklopegi ( atau dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila siklo pegia. Makin muda makin besar komponen hipermetropi laten seseorang. Makin tua s eseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi h ipermetropia 51

www.doktermudaliar.wordpress.com fakultatif dan kemudian akan menjadi hipermetropia abso lut. Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus menerus, teritama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat 5. Hipermetropia Total Hipermetropi a yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia. Contoh. Pasien 20 tahun datang dengan visus tanpa kacamata 20/40.Dengan penambah an tiap 0,25 D didapati denga +1D pasien memiliki visus 20/20 dan dengan total + 2.25D pasien tetap memiliki visus 20/20. Kemudian dengan siklopegia didapati gan gguan refraksi yang membutuhkan +3,50 D untuk menjadikan visus pasien kembali 20 /20. Dari contoh ini didapatilah abso lut hipermetropia nya +1,00D; hipermetopia fakultatif adalah +1,25D. Dan pasien akan dengan Sian menerima pengobatan denga n +2.25D Selain klasifikasi diatas ada juga yang membagi hipermetropia secara kl inis menjadi tiga kategori, yaitu:1,8 1. Simple Hipermetropia, diakibatkan varia si bio logis normal seperti etio logi axial atau refraksi. 2. Patological Hiperm etropia, diakibatkan anatomi okuler yang berbeda yang disebabkan gangguan perkem bangan, penyakit okuler dan trauma okuler. 3. Fungsio nal Hipermetropia, merupak an akibat dari paralisis akomodasi. Hipermetropia juga dapat dikategorikan berda sar darajat refraksinya:1 1. Hipermetropia ringan: gangguan refraksi dibawah +2D 2. Hipermetropia sedang: gangguan refraksinya +2.25- +5 D 3. Hipermetropia bera t: gangguan refraksinya diatas 5D gangguan 2.4. Gejala Hipermetropia Gejala-gejalanya :1,3,5 1. Sakit kepala frontal, membu ruk pada waktu mulai timbul gejala hyperopia dan makin memburuk sepanjang penggu naan mata dekat. 2. Penglihatan tidak nyaman (asthenopia) ketika pasien harus fo cus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang lama, misalnya menonton pertandin gan baseball. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika terpaku pada suatu level t ertentu dari ketegangan. 3. Penglihatan dekat dan jauh kabur dengan kelainan ref raksi tinggi dari 34D atau pada pasien yang lebih tua, dengan penurunan amplitud o akomodasi. 4. Penglihatan dekat kabur pada usia muda dibandingkan dengan emmet ropia, misalnya pada usia diakhir 30-an. Makin memburuk apabila pasien lelah, ce takan kurang jelas atau kondisi penerangan kurang optimal. 52

www.doktermudaliar.wordpress.com 5. Sensitifitas terhadap cahaya, merupakan hal yang umum pada hyperopia yang eti o loginya tidak diketahui dan sembuh hanya dengan mengoreksi hyperopianya tanpa perlu mewarnai lensa. 6. Penglihatan kabur tiba-tiba secara sebentar-sebentar di sebabkan o leh spasme akomodasi yang dapat menyebabkan pseudomyopia. Penglihatan jelas dengan lensa minus. Spasme akomodasi yang dapat dideteksi dengan siklo le gia refraksi yang mana dapat menampakkan hyperopia paling rendah. 7. Sensasi mat a silang tanpa diplopia juga disebabkan o leh akomodasi yang bertambah dari pasi en dengan esophoria yang dipaksa o leh refleks akomodasi konvergen ke suatu kead aan yang menghasilkan syptom mata yang bersilang. 2.5. Managemen Hipermetropia Managemen Diagnostik1 Untuk menegakkan seseorang de ngan hipermetropia perlu dilakukan pemeriksaanpemeriksaan yang menunjang penegak an diagnosa hipermetropia. 1. Riwayat pasien Hal-hal yang penting dari riwayat p asien adalah penyakit okuler yang pernah timbul, penggunaan obat-obatan, penyaki t sistemik. 2. Pemeriksaan Okuler a) Visual Acuity. Mempergunakan beberapa alat untuk mengetahui kemampuan membaca pasien hipermetropi dalam jarak dekat. Sepert i Jaeger Notation, Snellen metric distance dan Lebehnson chart.6 b) Refraksi. Re tinoskopi merupakan prosedur yang digunakan secara luas untuk menilai hipermetro pia secara objektif. Prosedur yang dilakukan meliputi static retinoscopy, subjec tive refraction dan autorefraction. c) Pergerakan Okuler, Pandangan Binokuler da n Akomodasi Pemeriksaan ini diperlukan karena gangguan pada fungsi visual diatas dapat menyebabkan terganggunya visus dan performa visual yang menurun. d) Asses men kesehatan okuler dan Skreening Kesehatan sistemik Pemeriksaan yang dapat dil akukan untuk mendiagnosa hipermetropia dapat berupa respon pupil, uji konfrontas i lapangan pandang, uji penglihatan warna, pengukuran tekanan intraokuler dan pe meriksaan kesehatan segmen anterior posterior bola mata dan adnexa. Managemen Te rapi1 Dasar Terapi Hipermetropia bila tidak dikoreksi dapat menyebabkan astenoph ia, pandangan kabur, ambilopia dan disfungsi binokuler seperti strabismus. Terap i harusnya dilakukan untuk mengurangi gejala yang timbul dan mengurangi resiko g angguan penglihatan yang diakibatkan hipermetropia. 53

www.doktermudaliar.wordpress.com Jenis Terapi yang dapat Digunakan1,4 Merupakan suatu tanggung jawab seorang opto metris ( dokter mata ) untuk menganjurkan dan menuntun pemilihan terapi yang dap at diaplikasikan terhadap pasien. 1. Koreksi Optikal9 Hipermetropia dikoreksi de ngan kacamata berlensa plus (konveks) atau dengan lensakontak. Pada anak kecil d engan kelainan berderajat rendah yang tidak menunjukan gejala sakit kepala dan k eluhan lainnya, tidak perlu diberi kacamata. Hanya orang-orang yang derajat hipe rmetropianya berat dengan atau tanpa disertai mata juling dianjurkan menggunakan kacamata. Pada anak-anak dengan mata juling ke dalam (crossed eye) yang diserta i hipermetropia, diharuskan memakai kacamata berlensa positif. Karena kacamata b erlensa plus ini amat bermanfaat untuk menurunkan rangsangan pada otot-otot yang menarik bolamata juling ke dalam. Biasanya sangat memuaskan apabila power yang lebih tipis (1 D) daripada total fakultatif dan abso lute hyperopia yang diberik an kepada pasien dengan tidak ada ketidak seimbangan otot ekstraokular. Jika ada akomodatif esotrophia (convergence), koreksi penuh harus diberikan. Pada exopho ria, hyperopianya harus dikoreksi dengan 1-2D. Jika keseluruhan refraksi manifes t kecil, misalnya 1 D atau kurang, koreksi diberikan apabila pasien memiliki gej ala-gejala. 2. Terapi Penglihatan Terapi ini efektif pada pengobatan gangguan ak omodasi dan disfungsi binokuler akibat dari hipermetropia. Respon akomodasi habi tual pasien dengan hipermetropia tidak akan memberi respon terhadap koreksi deng an lensa, sehingga membutuhkan terapi penglihatan untuk mengurangi gangguan akom odasi tersebut. 3. Terapi Medis Agen Antiko linesterase seperti diisophropylfluo rophospate(DFP) dan echothiopate iodide (Phospho line Iodide,PI) telah digunakan pada pasien dengan akomodasi eksotropia dan hipermetropia untuk mengurangi rasi o konvergensi akomodasi dan akomodasi(AC/A) 4. Merubah Kebiasaan Pasien Modifika si yang dapat dilakukan adalah pengunaan cahaya yang cukup dalam aktivitas, menj aga kualitas kebersihan mata dan apabila pasien adalah pengguna komputer sebaikn ya menggunakan komputer dengan kondisi ergonomis. 5. Bedah Refraksi Terapi pembe dahan refraksi saat ini sedang dalam perkembangan Terapi pembedahan yang mungkin dilakukan adalah HOLIUM:YAG laser thermal keratoplasty, Automated Lamellar Kera toplasty, Spiral Hexagonal Keratotomy, Excimer Laser dan ekstraksi lensa diganti dengan Intra Oculer 54

www.doktermudaliar.wordpress.com Lens. Akan tetapi pembedahan masih jarang digunakan sebagai terapi terhadap hipe rmetropia. 2.6. Komplikasi1 Jika hypermetropia tidak dikoreksi untuk waktu yang lama, akan timbul komplikasi yaitu: 1. Recurrent styes (timbil), blepharitis atau chalazio n dapat timbul, kemungkinan infeksi yang terjadi akibat mengososk-gosok mata, ya ng mana sering dilakukan untuk menghilangkan fatique dan kelelahan. 2. Juling co nvergen akomodatif dapat timbul pada anak (biasanya pada usia 2 3 tahun) akibat pemakaian akomodasi yang berlebihan. 3. Amblyopia dapat timbul dalam beberapa ka sus. Biasanya anisometropia, strabismus atau ametropia (terlihat pada anak-anak dengan bilateral hypermetropia yang tinggi yang tidak dikoreksi). 2.7. Prognosis 1 Hipermetropia fisio logis tidak progresif. Bagaimanapun prognosa dapat diberik an saat didiagnosa yaitu baik, kecuali untk pasien dengan hipermetropi dan ambil opia atau strabismus. Koreksi optik yang baik akan membuat pandangan semakin jer nih dan penglihatan yang nyaman 55

Anda mungkin juga menyukai