Anda di halaman 1dari 5

Agama merupakan suatu aturan. Umat yang beragama adalah umat yang hidup memakai aturan.

Berbeda dengan undang-undang hukum yang biasanya, agama ini tidak hanya berisi perintah dan larangan, tetapi juga berisi anjuran, pembolehan dan pencelaan. Perintah adalah sesuatu yang apabila dilaksanakan memperoleh pahala dan apabila ditinggalkan mendapat pahala, amalan ini biasanya kita kenal dengan amalan wajib. Anjuran adalah sesuatu yang apabila dikerjakan memperoleh pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa, atau sering kita sebut dengan amalan sunat. Pembolehan adalah sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh pula ditinggalkan, amalan ini sering disebut sebagai perbuatan yang mubah. Pencelaan adalah sesuatu yang berpahala jika ditinggalkan dan tidak berdosa jika ditinggalkan, amalan ini dinamakan perbuatan yang makruh. Sedangkan larangan adalah sesuatu yang apabila dikerjakan berdosa dan bila ditinggalkan mendapat pahala, amalan ini disebut sebagai perbuatan yang haram. Jika agama ini merupakan aturan, maka konsekuensinya berisi perintah dan larangan. Apabila perintah dikerjakan, maka Allah SWT akan member balasan berupa pahala. Sedangkan apabila larangan yang dikerjakan, maka Allahpun akan memberikan ganjaran yang bernama dosa. Pahala dan dosa merupakan sesuatu yang abstak. Yaitu sesuatu yang tidak nampak atau kelihatan oleh pandangan mata yang zahir. Sehingga manusia

dizaman materialistik seperti sekarang ini, mereka kurang tergerak mengejar pahala dan kadang-kadang sangat terangsang untuk berbuat dosa. Meskipun

demikian, pahala dan dosa dapat mendatangkan kebahagiaan atau kegelisahan batin. Rasulullah pernah mengatakan bahwa apabila perbuatanmu yang baik menyebabkan engkau bahagia dan perbuatanmu yang jahat menyebabkan engkau gelisah, itulah pertanda bahwa dihatimu masih ada iman. Ini mengandung pelajaran bahwa sekali kita pernah berbuat baik jangan menyesali kebaikan dan sekali kita melakukan kesalahan hendaknya selalu menyesalinya. Didalam kehidupan ini kadang-kadang karena orang tempat kita berbuat baik itu ternyata membalas air susu dengan air tuba, kemudian kita menyesali kebaiakan. Sehingga timbullah kata-kata nyesal saya nolong dia. Sebenarnya perbuatan yang baik itu tidak harus disesali. Karena disesali maupun tidak, perbuatan itu sudah kita lakukan. Dan penyesalan atas segala kebaikan hanya akan mengurangi nilai pahala dari kebaikan itu sendiri. Orang yang banyak pahala dengan orang yang banyak dosanya, kalau mereka berjalan mungkin sulit untuk untuk kita bedakan. Tetapi mempunyai efek yang jelas di dalam kehidupan ini. Sesuatu yang bernama pahala kita perlukan karena hidup tidak berhenti hingga disini. Dan sesuatu yang bernama dosa harus kita hindarkan, karena ada kelanjutan setelah kehidupan yang sekarang ini. Yaitu kehiduapan dihari pertanggungan jawab. Imam Al Ghazali pernah berpesan : perbarui kapalmu karena sesungguhnya lautan ini sangat dalam, dan bawalah bekal yang banyak karena perjalanan ini sangat panjang. Sungguh, bahasa yang sangat indah dari tamsil terhadap kehidupan. Perbarui kapalmu karena lautan ini sangat dalam artinya jaga baik-baik hatimu dan pelihalah imanmu, karena hidup ini bagaikan gelombang

lautan. Tempo-tempo air tenang, tetapi kadang-kadang ombak menggila dan menggunung. Maksudnya adalah jaga baik-baik imanmu karena hidup penuh ujian dan cobaan. Kemudian bawalah bekal yang banyak karena perjalanan ini sangat

panjang dan jauh. Jika kita pergi keluar kota tentu kita membawa bekal. Semakin jauh kota yang akan kita tuju, maka semakin banyak bekal yang harus kita bawa. Alangkah sengsaranya manusia, jika hendak pergi ke suatu kota tetapi sama sekali tidak membawa bekal. Itu masih di dalam kehidupan ini. Bagaimana kalau kita sudah membicarakan tentang kehidupan yang akan datang ? karena hidup ini merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang. Sejak kita tinggal di alam arwah, pada saat jasad belum diciptakan Allah, tetapi ruh sudah diciptakan-Nya terlebih dahulu. Kemudian kita berpindah ke alam rahim ( kandungan ibu ) untuk berpindah kepada kehidupan dunia. Dari dunia ini kita pindah ke alam barzah ( alam kubur ) untuk menunggu saat datangnya kiamat. Kemudian dari alam barzah berpindah lagi kea lam akhirat. Ini merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang. Alangkah malang dan sengsaranya, jika kita tau betapa panjangnya perjalanan hidup ini, tetapi tidak ada bekal yang kita bawa. Karena kesengsaraan dan kesulitan sangat jelas akan tertimpa kita. Bila pergi kita ke luar kota membawa bekal uang dan makanan. Lalu apa bekal yang mesti kita bawa saat kita kembali ke alam barzah ( kubur ) dan berkumpul di padang mahsyar ? apakah nasi dan uang yang kita bawa ? tentu tidak lagi, karena kehidupan materialistik selesai diatas liang lahad. Jadi, bila kita

dimasukkan kedalam liang lahad, maka pahala dan dosa memegang peranan yang sangat penting. Imam Ali Aljurjani dalam kitab at-tarifatnya mengatakan bahwa yang dinamakan pahala adalah sesuatu yang pelaksananya berhak untuk mendapatkan rahmah dan ampunan dari Allah. Dengan kata lain, nilai pahala adalah akibat dari perbuatan-perbuatan dalam melaksanakan perintah dan anjuran yang ada didalam kehidupan agama. Apabila perintah kita laksanakan, maka lahirlah nilai pahala. Nilai pahala menurut konsepsi quran, Allah menjelaskan bahwa barangsiapa datang membawa atau melaksanakan suatu kebaikan, maka akan mendapat balasan 10 kali dari kebaikan yang dikerjakannya. 10 kali inipun masih dilipat gandakan dengan 7, tujuh itupun masih dikali dengan 100, dan itupun masih ditambah dengan pernyataan wallahuyudhaifulimayyasak ( Allah masih akan melipat gandakan perbuatan baik seseorang yang dikehendakinya ). Itulah nikmatnya dalam islam. Tetapi sebaliknya, barang siapa yang melakukan suatu kejahatan, maka dia tidak akan mendapat balasan kecuali sesuai dengan kejahatan yang dikerjakannya. Alangkah rahman dan rahimnya Allah. Bahkan dalam islam, niat untuk berbuat baik saja sudah mendapat pahala. Sedangkan niat berbuat jahat belum ditulis sebagai suatu dosa sehingga kejahatan itu dikrjakannya. Maka sangat dianjurkan untuk melakukan segala macam kebaikan dan menjaukan segala bentuk kejahatan. Karena nanti akan berefek melahirkan pahala dan dosa. Pahala dan dosa merupakan alat untuk menentukan kebahiaan di alam kubur, di padang mahsyar dan di akhirat nanti.

Didunia ini mungkin segalanya bisa kita beli dengan yang namanya uang. Keamanan kita bisa menyewa petugas untuk menjaga rumah kita, kendaraan yang mewah bisa kita beli, udara yang sejuk dapat diciptakan. Siapa yang banyak uang dia raja. Mungkin itu di dunia, tetapi bisa apa uang kalau kita sudah masuk kea lam kubur ? bisakah mungkar nangkir kita sogok ? bisakah malaikat azab menyingkir dengan uang semir ? ternyata tidak. Untuk memperoleh kebahagiaan disana diperlukan pahala. Kesengsaraan akan kita dapat jika banyak menumpuk dosa. Oleh karena itu, jangan beranggapan bahwa pahala tidak kelihatan dan dosapun tidak nampak. Biarkan saja, karena yang tidak kelihatan ini pada waktunya akan memegang peranan yang sangat penting. Tetapi tidak hanya untuk menghadapi hidup disana, kita harus berbuat baik dan meninggalkan yang jahat. Terutama juga didalam kehidupan ini. Pepatah bilang : gajah mati meninggalkan gading dan harimau mati meninggalkan belang. Apa yang akan kita tinggalkan setelah kita mati ? jasad kita boleh hancur terkubur tanah, tetapi nama kita ingin selalu hidup. Di kenang orang seribu bahkan sejuta tahun yang akan datang. Di tulis nama kita dengan tinta emas didalam sejarah dan Tercatat kita sebagai orang yang baik.

Anda mungkin juga menyukai