Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN

Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, yang memberikan karunia kepada kami hingga kami dapat menyelesaikan laporan blok Adolescent Disease ini. Pada unit belajar 2 ini membahas tentang nekrosis pulpa. Nekrosis pulpa merupakan salah satu penyakit yang ditemukan di masyarakat, Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, saran dari tutor maupun teman mahasiswa akan kami terima dengan terbuka. Semoga materi dalam laporan LBM 2 ini dapat bermanfaat dan membantu bagi siapa saja yang membutuhkannya . Wassalamualaikum Wr. Wb.

BAB 2 PEMBAHASAN

Judul : Kenapa gigiku berwarna kehitaman? Skenario Pria 30 tahun datang dengan keluhan gigi depan yang berubah warna menjadi kehitaman. Kurang lebih satu tahun yang lalu, pasien mengaku pernah mengalami kecelakaan dan beberapa gigi depannya patah. Dari pemeriksaan obyektif, terlihat adanya rwstorasi resin komposit kavitas klas IV pada gigi 11 dan 21. Pada bagian servikal gigi 21 terlihat mengalami perubahan warna (lihat gambar) dan hasil pemeriksaan CE (-), perkusi (+), dan palpasi (-). Saat ini pasien tidak merasakan sakit. Pemeriksaan radiograf tampak resorpsi pada ujunga akar gigi 21 hingga 1/3 apikal. Step 1: Step 2: 1. Apa yg dimaksud nekrosis? 2. Etiologi nekrosis pulpa? 3. Klasifikasi penyakit pulpa 4. Klasifikasi nekrosis pulpa 5. Interpretasi dari CE -, perkusi +, palpasi ? 6. Tanda dan gejala nekrosis pulpa 7. Patofisiologi nekrosis pulpa 8. Faktor predisposisi nekrosis pulpa 9. Mengapa gigi menjadi kehitaman? Apakah dari tambalannya atau karena fraktur? 10. Mengapa pd pemeriksaan radiografi terjadi resopsi akar pd gigi 21? 11. Perawatan fraktur yg perlu dilakukan? 12. Klasifikasi fraktur 13. Dampak yg diakibatkan dr fraktur gigi 14. Perawatan nekrosis pulpa?

Nekrosis Pulpa
Terdapat beberapa kelainan pulpa yang disebabkan karena berbagai hal baik dari luar maupun dari dalam diri pasies dimana kelainan pulpa tersebut dapat terjadi karena tidak dilakukan perawatan atau kelalaian suatu perawatan yang dapat menyebabkan kelaian pulpa tersebut akan berlanjut dan bertambah parah. Berikut ini adalah macam kelaianan pulpa.
a. Pulpitis reversibel merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya

dihilangkan maka inflamasi pulpa akan hilang dan pulpa akan kembali normal. Faktor yang menyebabkan adalah stimulus ringan seperti karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, kuretase dalperiodontium yang dalam, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka.
b. Pulpitis irreversibel merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walau

penyebabnya sudah dihilangkan, dan cepat atau lambat akan menjadi nekrosis. Pulpitis ini bersifat persisten, nyeri tajam, dan bila jejas dihilangkan tetap terasa sakit berjam jam. Dapat disebabkan karena pengambilan dentin yang luas saat prosedur operatif dan trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortho yang menyebabkan aliran darah pulpa terganggu. Perawatan yang dapat dilakukan adalah PSA, pulpektomi, dan diekstraksi.
c. Pulpitis hiperplastik atau polip pulpa dimana pulpa masih vital dan hal ini terjadi

bila sistem pertahanan tubuh saat terjadi kavitas yg besar dan pulpa masih muda membentuk jaringan granulasi. Bila pertahanan bagus maka didukung oleh foramen apikal yang masih lebar sehingga suplai darah masih cukup banyak namun pada gigi permanen di org dewasa foramen apikal sudah mulai menyempit sehingga suplai darah akan berkurang dan bila iritasi tersebut tidak diatasi maka iritasi berlanjut ditambah dengan adanya bakteri, sehingga dapat terjadi nekrosis. Berbeda dengan pulpa yang masih muda pada anak atau dewasa muda masih dapat merespon dengan membentuk jaringan granulasi. Untuk membedakan dengan polip yang lain, polip ini mudah berdarah karena banyak terdapat pembuluh darah.

d. Nekrosis merupakan pulpa yang mengalami kematian. Ada sebagian dan total.

Nekrosis sebagian contohnya di gigi molar terdapat 3 saluran akar, yang terkena sehingga beberapa pulpa masih vital.

Definisi
Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang merupakan proses lanjutan dari inflamasi pulpa akut/kronik atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba tiba akibat trauma.pada kasus ini pasien mengalami nekrosis pulpa akibat trauma yang dialaminya. Nekrosis pulpa dapat terjadi parsial atau total. Ada 2 tipe nekrosis pulpa yaitu: 1. Tipe Koagulasi Ada bagian yang larut, mengendap, dan berubah menjadi bahan yang padat. 2. Tipe Liquefaction Enzim proteolitik merubah jaringan pulpa menjadin suatu bahanyang lunak atau cair. Pada setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil akhir berupa H2S, amoniak, bahan bahan yang bersifat lemak, indikan, protamain, air dan CO2. Diantaranya juga dihasilkan indol, skatol, putresin, dan kadaverin yang menyebabkan bau busuk pada peristiwa kematian pulpa. Bila pada peristiwa nekrosis juga ikut masuk kuman-kuman yang saprofit anaerob, maka kematian pulpa ini disebut gangrene pulpa.

Klasifikasi
Klasifikasi nekrosis pulpa berdasar derajatnya: a. Nekrosis pulpa parsial Pulpa terkurumg dalam ruangan yang terlindung oleh dinding yang kaku, tidak memiliki sirkulasi darah kolateral dan venula serta sistem limfenya akan lumpuh jika tekanan intrapulpa meningkat. Oleh karena itu pulpitis ireversibel akan menyebabkan nekrosis liquefactif. Jika eksudat yang timbul selama pulpitis ireversibel diabsorbsi atau terdrainase melalui karies atau daerah pulpa terbuka ke rongga mulut, terjadinya nekrosis akan tertunda. Nekrosis pulpa parsial terjadi bila sebagian jaringan pulpa di dalam saluran akar masih dalam keadaan vital. jarum Miller terasa sakit sebelum apikal.

b. Nekrosis pulpa total Merupakan matinay pulpa yang menyeluruh. Gejala klinis biasanya asimtomatik tetapi dapat juga ditandai dengan nyeri spontan dan ketidaknyamanan nyeri tekan (dari periapeks). Diskolorisasi gigi merupakan indikasi awal matinya pulpa.

Etiologi
Umumnya disebabkan keadaan radang pulpitis yang ireversibel (pulpitis kronik) tanpa penanganan atau dapat terjadi secara tiba tiba akibat luka trauma yang mengganggu sulpai aliran darah ke pulpa (pulpitis akut). Dalam beberapa jam pulpa yang mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadi kondisi nekrosis. Penyebab nekrosis lainnya adalah bakteri, trauma, iritasi dari bahan restorasi silikat ataupun akrilik. Nekrosis pulpa juga dapat terjadi pada apikal bahan-bahan devitalisasi seperti arsen dan paraformaldehid. Nekrosis pulpa dapat terjadi secara cepat atau beberapa bulan sampai menahun. Kondisi atrisi dan karies yang tidak ditangani juga dapat menyebabkan nekrosis pulpa. Dapat pula terjadi karena : 1. Bakteri Secara tidak langsung melalui karies, sedangkan secara langsung melalui lubang yang sudah terbentuk melalui gigi seperti canalis lateralis dan foramen apikal. 2. Trauma Trauma karena termis dari panas yang ditimbulkan saat dilakukan pengeboran gigi, benturan yang keras saat jatuh atau terkena pukulan dapat memutuskan jaringan pulpa dengan jaringan periapeksnya. Sehingga menyebabkan jaringan pulpa rusak dan mengganggu atau menghentikan suplai darah ke pulpa kemudian proses kematian pulpa dapat terjadi sesaat atau perlahan lahan. 3. Iritasi kimiawi Dapat disebabkan dari bahan tambal yang menimbulkan reaksi pada jaringan pulpa, bahan devitalisasi seperti arsen dan paraformaldehid, bahan desinfeksi seperti fenol dan asam yang ditimbulkan dari bahan tambal silikat. Dan juga arus galvanis yang ditimbulkan akibat dua tumpatan logam yang berbeda pada gigi yang berdekatan.

Penyebab nekrosis pulpa yang paling sering adalah kelanjutan dari proses radang pulpa akibat karies dan proses perubahan atau degenerasi sehingga menyebabkan berkurangnya fungsi pulpa. Faktor predisposisi nekrosis pulpa adalah vaskularisasi pulpa yang terganggu dan penyebab penyebab karies seperti bakteri, mofologi gigi dan oral hygiene.

Patofisiologi
Jaringan pulpa yang kaya vaskular, syaraf, dan sel odontoblast memiliki kemampuan untuk melakukan defensive reaction yaitu kemampuan untuk mengadakan pemulihan jika terjadi peradangan. Tapi, bila terjadi inflamasi kronik pada jaringan pulpa atau merupakan proses lanjutan dari radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa atau nekrosis pulpa. Hal ini akibat kegagalan jaringan pulpa dalam mengusahakan pemulihan atau penyembuhana. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang meradang, maka semakin berat sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya. Pada dasarnya nekrosis pulpa terjadi diawali oleh infeksi bakteri pada jaringan pulpa. Ini dapat terjadi karena adanya kontak antara jaringan pulpa dengan lingkungan oral akibat terbentuknya dentinal tubules dan direct pulpa exposure, hal ini memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebakan radang pada jaringan pulpa. Bila tidak dilakukan penanganan, inflamasi pada pulpa akan makin bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Nekrosis pulpa yang disebabkan oleh trauma pada gigi dapat menyebabkan nekrosis pulpa dalam waktu yang segera yaitu beberapa minggu . proses yang terjadi yaitu perubahan sirkulasi darah di dalam pulapa yang akhirnya menyebabkan nekrosis pulap. Trauma pada gigi dapat menyebabkan obstruksi pembuluh darah utama pada apeks dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah kapiler pada pulpa diikuti degenerasi kapiuler dan terjadi edema pulpa. Karena kurangnay sirkulasi kolateral pada oulpa, maka dapat terjadi iskemia infark sebagian atau total pada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap inflamasi rendah. Hal ini memungkinkan bakteri untuk melakukan penetrasi sampai pembuluh darah kecil pada apeks. Semua proses tadi dapat menyebabkan nekrosis pulpa.

Patofisiologi karena bakteri dan trauma beda. Secara singkat dapat dijabarkan: Karena bakteri: Merupakan kelanjutan dari pulpitis yang tidak ditangani dan terus menyebar ke seluruh jaringan pulpa. Tubulus dentin: terbentuk karena operatif yang salah atau bahan restoratif yang mengiritasi. Direct pulpa exposure: trauma atau operatif prosedur yang salah atau karena karies . Karies email yang sampai media atau profunda menyebakan pulpitis reversible berlanjut menjadi pulpitis irreversibel adanya inflamasi pada pulpa menyebabkan nekrosis pulpa Karena trauma: Benturan menyebabkan aliran darah pada pulpa terhambat dan terjadi pemberhentian sehingga asupan darah pada pulpa terganggu. Saraf dan pembuluh darah berkurang sehingga terjadi nekrosis aliran darah terhambat pada pulpa menyebabkan vaskularisasi mengalami kerusakan atau terputus sehingga jaringan pulpa tidak mendapat nutrisi dan akhirnya mati. Trauma yang menyebabkan penurunan pertahanan pada pulpa, bila pada dentin bakteri dapat masuk melalui tubulus dentin. Zat - zat akan terhenti sehingga banyak penumpukan atau koagulasi yang menyebabkan gigi berubah warna yang lama kelamaan bila pulpa rusak akan turun ke bawah sampai akhirnya menginvasi bakteri dan terjadi eksudat di periapikal karen aktivitas enzim pada bakteri, sehingga tampak resorpsi pada ujung akar. Di pulpa punya kemampuan defense reaction untuk pemulihan jaringan ketika terjadi peradangan, jika makin banyak jaringan yang rusak maka jaringan yang sehat akan semakin berat untuk lakukan defense tersebut.

Gejala Klinis
Simtomnya sering hampir sama dengan pulpitis ireversibel : nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri, pernah nyeri spontan, sedikit atau tidak ada perubahan radiografik, kemungkinan memiliki oerubahan radiografik definitive seperti pelebaran jaringan periodontal yang sangat nyata dan perubahan perubahan radiografik jelas terlihat. Nekrosis tipe parsial dapat melihatkan gejala pulpitis ireversibel yaitu sakit karena stimulus panas atau dingin atau timbul secara spontan. Rasa sakita bertahan beberapa

menit hingga jam dan tetap ada setelah stimulus termal dihilangkan. Rasa sakit dapat disebabkan oleh perubahan temperatur yang tiba tiba terutama dingin, bahan makanan manis ke dalam kavitas atau penghisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut setelah stimulus dihilangkan dan datang dan pergi secara spontan. Terkadang pasien merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi dekatnya, pelipis, atau telinga bila yang terkena bagian bawah belakang. Sedangkan nekrosis total tidak terasa nyeri, bila belum mengenai ligamen periodontal tidak ditemukan gejala, karena gigi sudah tidak vital sehingga tidak merespon rangsangan, namun sensitif pada saat dilakukan perkusi dan palpasi bila ada inflamasi di periapikal atau periodontal seperti yang terjadi di skenario dimana ditemukan adanya resorpsi di ujung akar dan terlihat adanya penebalan ligamentum periodontal. Nekrosis pulpa selain ditandai oleh tidak vitalnya gigi juga ditandai oleh adanya perubahan warna pada gigi menjadi lebih gelap karena adanya pembuluh darah yang rusak akhirnya aliran tidak sempurna, menggumpal/koagulasi, mengendap dan kemudian ditambah eksudat - eksudat lain sehingga menyebabkan perubahan warna gigi.

Diagnosis
Secara radiografi umumnya menunjukkan kavitas atau tumpatan besar, suatu jalan terbuka ke saluran akar dan suatu penebalan ligamen periodontal. Diagnosis dari nekrosis pulpa parsial adalah tes termis dimana dapat didapatkan bereaksi atau tidak bereaksi, bereaksi terhadap tes jarum Miller, dan pemeriksaan rontgen terlihat adanya perforasi. Selain itu dapat pula dilakukan perawatan dengan pulpektomi. Diagnosis nekrosis pulpa totalis dapat dilihat dari penampilan mahkota yang buram dan berubah menjadi keabu-abuan atau kecoklatan serta bau busuk dari gigi. Pemeriksaan klinis yang dilakukan: Pemeriksaan subyektif: gigi berlubang, kadang sakit bila terkena rangsang panas, bau mulut, gigi berubah warna Pemeriksaan obyektif: gigi dengan pulpa nekrotik tidak bereaksi terhadap tes termal dingin, tes pulpa listrik atau tes kavitas. Namun gigi dengan pulpa nekrotik sering sensitif terhadap perkusi dan palpasi bila disertai dengan inflamasi periapikal.

Rontgen:menunjukkan kavitas dengan tumpatan besar, jalan terbuka ke saluran akar dan penebalan ligamen periodontal. Ada juga yang tidak terdapat tumpatan atau kavitas pulpanya akan mati akibat trauma. Pada pemeriksaan radiografi di skenario terjadi resorpsi pada ujung akar gigi 21

hingga 1/3 apikal hal ini disebabkan karena terjadi penekanan akan menimbulkan osteoklas bekerja lebih aktif, pada kasus trauma untuk timbulkan inflamasi tidak ditemukan namun bila trauma akan menyebabkan perdarahan pulpa yang nantinya menjadi gumpalan. Bila tekanan di dalam ruang pulpa besar, selain menyebabkan resorpsi juga menimbulkan kalsifikasi. Nekrosis total selain menyebabkan resorpsi juga menyebabkan penebalan jaringan periodontal.

Pengobatan
Obat penghilang rasa sakit atau anti inflamasi (OAINS) dapat diberikan bila simtomatis. Sebagai perawatan kausatif dapat diberikan antibiotik bila terdapat peradangan, sedangkan tindakan yang dilakukan terdiri dari preparasi dan obturasi saluran akar. Preparasi saluran akar terdiri dari berbagai tindakan seperti preparasi akses, ekstirpasi pulpa, debridemen, drying, obturasi dan restorasi yang disesuaikan dengan kondisi jaringan gigi yang masih ada.

Konsep Mapping

Pasien dengan fraktur gigi

Terlihat gigi berwarna kehitaman

CE - , perkusi + , palpasi -

Nekrosis pulpa

Perawatan

PSA

LAPORAN SGD
ADOLESCENT DISEASES
BLOK 13 LBM 2 SGD 6

Disusun oleh:

1. Y. Aditya Yoga Prasetya 2. Claudia Nur Rizky Jayanti 3. Eddo Supriyanto 4. Hafid Nur Arzanudin 5. Hanifah Hasna Huda 6. M. Yaqiudin Aditya 7. Muthia Choirunnisa 8. Nuri Augustini 9. Octa Nana Erviana 10. Umi K. 11. Yulia Millardi

(112090101) (112110186) (112110193) (112110198) (112110200) (112110209) (112110212) (112110218) (112110219) (112110231) (112110239)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG 2013

Sumber:
Buku Perawatan Pulpa Gigi Endodonti oleh Prof. DR. drg.Rasinta Tarigan 1994 Buku Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia oleh Richard E. Walton dan Mahmoud Torabinejad 1997 Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi edisi 3 1998

Anda mungkin juga menyukai