Anda di halaman 1dari 6

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR ..

TAHUN 2014 TENTANG SERTIFIKASI GURU TIK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, terutama standar pendidik dan tenaga kependidikan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang sertifikasi Guru TIK Sekolah Menengah Atas; Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang guru dan dosen terutama bagian kedua pasal 14 butir a dan b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 141); Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2013; Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 5/P Tahun 2013;

b.

Mengingat

: 1.

2. 3.

4.

5.

6.

7. 8. 9. 10 11

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang beban kerja guru dan pengawas sekolah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan; MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG SERTIFIKASI GURU TIK SEKOLAH MENENGAH ATAS. Pasal 1 (1) Untuk dapat menerima sertifikasi guru, seseorang guru TIK wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi serta beban kerja guru mata pelajaran TIK yang berlaku secara nasional. (2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru mata pelajaran TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Peraturan Menteri yang berlaku. (3) Beban kerja guru TIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah membimbing dan melatih paling sedikit 150 peserta didik terkait penggunaan tehnologi dalam proses pembekajaran. (4) Beban kerja guru TIK yang diberi tugas tambahan sebagai kepala laboratorium Komputer adalah paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam satu minggu. (5) Beban kerja guru TIK yang diberi tugas tambahan sebagai guru juga akan terlibat dalam kegiatan manajerial sekolah/madrasah antara lain sebagai operator penerimaan siswa baru (PSB) yang dilaksanakan secara online, mengelola jaringan dan system informasi seperti mengembangkan dan memelihara webside satuan pendidikan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan technologi informasi dan Komputer adalah paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam satu minggu. Pasal 2 Penyelenggara pendidikan yang satuan pendidikannya mempekerjakan guru TIK wajib menerapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi serta beban kerja guru TIK sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri paling lambat 2 tahun setelah Peraturan Menteri ini mulai berlaku.

Pasal 3 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

MOHAMMAD NUH

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR .. TAHUN 2014 TENTANG SERTIFIKASI GURU TIK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) A. Pendahuluan Dengan dilaksanakan Kurikulum 2013 maka mata pelajaran TIK tidak lagi diajarkan di satuan pendidikan. Hal ini berdampak terhadap pemenuhan beban mengajar guru TIK pada satuan pendidikan, sehingga tidak dapat melaksanakan tugas ideal sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yaitu dengan beban mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu bahkan tidak akan mempunyai jam mengajar jika kurikulum 2013 sudah dilaksanakan sepenuhnya dari kelas X, XI, dan XII. Sejalan dengan itu, perlu adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang mengatur setifikasi guru TIK dan dapat menetapkan ekuivalensi beban kerja untuk memenuhi ketentuan bagi guru yang bertugas pada satuan pendidikan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional. Pada sisi lain, guru TIK yang sudah mempunyai sertifikat tetap pemegang sertifikat pendidik berhak mendapatkan tunjangan profesi apabila mengajar di satuan pendidikan yang rasio minimal jumlah peserta didik terhadap gurunya pada SMA adalah 32 peserta didik/kelas. Oleh sebab itu, pemerintah mengatur ulang jam tatap muka untuk guru TIK, sehingga tidak dirugikan disebabkan perubahan kurikulum dan mendapatkan haknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. B. Tujuan Pedoman ini sebagai acuan bagi guru, kepala sekolah/madrasah, pengawas penyelenggara pendidikan, dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/ kota, dan warga sekolah/madrasah serta pihak terkait lainnya untuk: 1. menghitung beban kerja guru TIK, 2. mengoptimalkan tugas guru TIK di satuan pendidikan. C. Ruang Lingkup Kerja Guru TIK Kewajiban guru TIK sesuai mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran bersama guru mata pelajaran, membimbing dan melatih peserta didik terkait penggunaan tehnologi, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. yaitu menjadi kepala laboratorium Komputer. Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses pembelajaran, idealnya guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 (satu) jenis mata pelajaran saja sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat pendidiknya. Disamping itu, guru juga akan terlibat dalam kegiatan manajerial sekolah/madrasah antara lain sebagai operator penerimaan siswa baru (PSB) yang dilaksanakan secara online, mengelola jaringan dan system informasi seperti mengembangkan dan memelihara webside satuan pendidikan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan technologi informasi dan Komputer. Tugas guru TIK dalam manajemen sekolah/madrasah tersebut secara spesifik ditentukan oleh manajemen sekolah/madrasah tempat guru bertugas. 4

D. Beban Kerja Minimum Beban kerja guru TIK adalah mengampu bimbingan dan pelatihan paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik dan guru mata pelajaran dan paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) peserta didik dan guru mata pelajaran per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk layanan tatap muka terjadwal di laboratorium untuk layanan klasikal dan/atau di luar laboratorium untuk layanan perorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan yang memerlukan. E. Ekuivalensi kegiatan Ekuivalensi jam tatap muka dapat menjadi solusi pemenuhan beban kerja tatap muka bagi guru TIK pada satuan pendidikan dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional. Usulan ekuivalensi tersebut harus dilengkapi dengan bukti tertulis yang dibuat oleh kepala sekolah/madrasah. Ekuivalensi kegiatan untuk pemenuhan beban mengajar 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dapat dijelaskan sebagai berikut: No Kegiatan 1. Membimbing dan Melatih peserta didik Uraian/Penjelasan Kegiatan Kegiatan pembimbingan dan melatih peserta didik (150) dilakukan dalam proses pembelajaran terutama pada tahap mengumpulkan informasi menggunakan TIK. Kegiatan membimbing dan melatih guru dalam mempersiapkan bahan ajar dan melaksanakan pembelajaran berbasis TIK. Kegiatan membimbing peserta didik dalam tugas terstruktur secara berkelompok maupun individu, Kegiatan membimbing peserta didik tugas mandiri secara berkelompok maupun individu, Kegiatan mengelola jaringan lokal dan interlokal di sekolah. Kegiatan mengelola sistem informasi sekolah terutama webside Ekuivalensi 24 jam/minggu

2.

Membimbing dan Melatih guru

2 jam/minggu

3.

Membina kegiatan mandiri terstruktur bagi peserta didik Membina kegiatan mandiri bagi peserta didik Menjadi Pengelola jaringan Menjadi Pengelola web sekolah

1 jam/minggu

4. 5. 6.

1 jam/minggu 2 jam/minggu 1 jam/minggu

F. Membimbing dan Melatih Peserta Didik Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga kategori yaitu membimbing atau melatih peserta didik dalam proses tatap muka, tugas terstruktur, dan Mandiri. 1. Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah bimbingan dan latihan yang dilakukan agar peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran menggunakan tehnologi informasi dan komputer. 5

2. Bimbingan dan latihan pada kegiatan Tugas Terstruktur a. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan tugas terstruktur dari pembelajaran pada mata pelajaran yang dapat dilakukan secara berkelompok. b. Bimbingan dan latihan dilakukan di luar kelas untuk kegiatan terstruktur secara berkelompok pada jadwal khusus, disesuaikan dengan kebutuhan, tidak harus dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap minggu. 3. Bimbingan dan latihan pada kegiatan Mandiri a. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan tugas mandiri dari pembelajaran pada mata pelajaran yang dapat dilakukan secara individu. b. Bimbingan dan latihan dilakukan di luar laboratorium baik terhadap peserta didik maupun terhadap guru untuk kegiatan mandiri secara berkelompok pada jadwal khusus, disesuaikan dengan kebutuhan, tidak harus dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap minggu. G. Melaksanakan Tugas Tambahan Guru TIK dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala laboratorium komputer. Selanjutnya, sesuai dengan isi Pasal 52 ayat (1) huruf e, guru dapat diberi tugas tambahan yang melekat pada tugas pokok misalnya dalam kegiatan manajerial sekolah/madrasah antara lain sebagai operator penerimaan siswa baru (PSB) yang dilaksanakan secara online, mengelola jaringan dan system informasi seperti mengembangkan dan memelihara webside satuan pendidikan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan technologi informasi dan Komputer.

Anda mungkin juga menyukai