Anda di halaman 1dari 6

[Type text]

3. Bagaimana pula mekanisme dan hubungan empiris untuk sistem benda dengan bentuk
tak teratur, bola , permukaan miring, dan ruang tertutup


a) Konveksi Alamiah pada Permukaan Miring

Sistem koordinat untuk permukaan miring yang dipakai diilustrasikan dengan gambar
berikut.

Bagan 1. Sistem koordinat bidang miring
Sumber: Holman, J. P. Heat Transfer Sixth Edition.
Jika permukaan panas bidang miring menghadap ke bawah, persamaan yang
digunakan adalah:

(1)

(2)

Jika permukaan panas bidang miring menghadap ke atas, persamaan yang digunakan
adalah:

(3)

di mana semua properti, kecuali , dievaluasi pada T
e
. Gr
c
adalah bilangan Grashof
kritis; Jika Gr
e
< Gr
c
, bagian pertama Persamaan (3) dihapus.

Untuk udara laminar dengan fluks panas konstan di permukaan, Persamaan berikut
bisa digunakan dengan mengganti

dengan

untuk permukaan panas yang


menghadap ke atas atau ke bawah.
[Type text]

(4)

Jika udara turbulen, persamaan yang berlaku adalah:

(5)

untuk permukaan panas ke atas. Jika menghadap ke bawah,

dengan

.
Untuk fluida lain pada aliran laminar, persamaan yang bisa digunakan adalah:

()

()

(6)

dengan semua properti, kecuali , diukur pada suhu ruang.

b) Konveksi Alamiah pada Bola
Persamaan yang berlaku untuk bola adalah:

(7)

(8)

Untuk rentang yang lebih luas, dapat digunakan persamaan Churchill:

()

(9)

c) Konveksi Alamiah pada Ruang Tertutup
Untuk ruang tertutup, bilangan tak berdimensi didefinisikan sebagai:

(10)
sedangkan fluks panas adalah:

) (11)

Substitusi Persamaan (36) pada (37) menghasilkan nilai

. Secara umum,
hasil empiris secara umum memiliki bentuk umum:
[Type text]




(12)
Nilai C, n, dan m pada berbagai kondisi diberikan pada tabel berikut

Tabel 1. Hubungan empiris pada konveksi alamiah ruang tertutup

Sumber : Holman, J. P. Heat Transfer Sixth Edition.
Jika terdapat radiasi, dengan adalah emisivitas permukaan, maka nilai R adalah:

()

; (

(13)

d) Bentuk-bentuk Tak Teratur

Untuk bentuk tak beraturan, Lienhard menyarankan dimensi karakteristik, L, sebagai
jarak yang ditempuh partikel fluida pada bidang batas; Persamaan berikut dapat
digunakan dengan C = 0.52 dan m = 0.25 untuk aliran laminar.

(14)

[Type text]

1. Sebuah kolektor sinar matahari, berbentuk plat rata berukuran 1 m
2
, terletak miring
dengan sudut 20
o
terhadap horizontal. Permukaan panas berada pada suhu 160
o
C dan
tekananan 0,1 atm. Sejajar di atas permukaan panas tersebut, dipasang jendela
transparan yang berfungsi melewatkan energu radiasi dari matahari. Jarak antara
jendela transparan dengan permukaan panas adalah 8 cm. Suhu jendela transparan
dipertahankan pada 40
o
C. Hitunglah perpundahan kalor konveksi alami yang terjadi
antara permukaan panas dengan jendela transparan.


Bagan 1. Ilustrasi soal
Sumber : Dokumentasi pribadi

Asumsi:
o Plat dan jendela berada pada kondisi isotermal
o Fluida di antara pelat dan jendela adalah udara
o Perpindahan kalor sistem ditinjau hanya dari perpindahan konvektif alami dari udara

Menentukan nilai T
f
untuk menentukan sifat-sifat dari udara



[Type text]

()()




Nilai , k, dan Pr dapat diperoleh dari tabel A6 (halaman 659) buku perpindahan kalor
edisi 10 karangan Holman J.P.

Menentukan angka Grashoff (Gr

()(

)( )(

()



Menentukan bilangan Nusselt (Nu

())



Menentukan koefisien perpindahan konvektif (h)


[Type text]




Menentukan jumlah kalor yang dipindahkan (q)

(

)
()()( )

Anda mungkin juga menyukai