Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh :

Nama : AGUNG DWI SAPUTRA
NPM : 10212348
Kelas : 2 EA22
Mata Kuliah : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Hari/ Tanggal : SENIN / 5 MEI 2014




UNIVERSITAS GUNADARMA

2014
BAB 1
PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA YANG
SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA
1.1 Pengertian Hak
Secara umum, hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan
perlindungan, dll. Adapun Prof. Dr. Notonagoro mendefinisikannya sebagai berikut: Hak adalah
kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh
pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa olehnya. Demikian pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, prinsip seperti itu
pun tetap berlaku. Setiap warga negara yang dapat diakui secara sah, berhak mendapat hak-haknya
sebagai bagian dari warga Negara Indonesia. Hak-hak yang bisa didapat oleh setiap warga negara
tercantum dalam undang-undang dasar 1945. Secara terperinci tertulis bahwa hak-hak warga negara
terbagi dalam beberapa aspek. Seperti hak untuk hidup, hal memperoleh pendidikan, hak mendapat
perlindungan keamanan, dll. Disamping hak-hak tersebut, juga ada kewajiban-kewajiban sebagai
warga negara yang wajib dipenuhi. Hak-hak warga negara tercantum dalam UUD, contohnya pada
pasal-pasal sebagai berikut:
1. Pasal 27 ayat 2 : setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
2. Pasal 27 ayat 3: Setiap warga Negara berhak ikut campur dalam usaha pembelaan negara.
3. Pasal 28 : kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan
dan sebagainya.
4. Pasal 28A : Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan.
5. Pasal 28C ayat 1 : Hak untuk mengembangkan diri melalui kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, dan meningkatka kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

1.2 Pengertian Kewajiban
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan
oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain, manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang
harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Contohnya : melaksanakan aturan-aturan
hukum, membayar pajak dengan teratur dan baik, dan lain sebagainya. Kewajiban dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara juga banyak bentuknya. Terbagi dalam beberapa aspek kehidupan dan
pemerintahan. Kewajiban-kewajiban tersebut menjadi sangat wajib karena telah terulis dan disahkan
1
di dalam undang-undang. Bagi pihak-pihak yang tidak melaksanakan kewajibanya dengan baik,
tentunya akan mendapat sangsi dari pihak berwenang atau pemerintah. Contoh kewajiban warga
negara yang tercantum dalam UUD 1945:
1. Pasal 27 ayat 3 : Setiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha membela negara.
2. Pasal 31 ayat 2 : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
3. Pasal 23 ayat 2 : Setia membayar pajak untuk negara.

1.3 Pengertian Warga Negara
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah negara
tersebut dan mengakui pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah
mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang
bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
Kewarganegaraan Indonesia diatur menurut Undang-Undang 1945,yaitu:
1. Pasal 26 ayat 1: Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. UU nomor 62 Tahun 1958 pasal 1:
Warga Negara Republik Indonesia adalah:
a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau
peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga negara
Republik Indonesia.
b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan
ayahnya, seorang warga negara RI, dengan pengertian bahwa kewarganegaraan karena RI
tersebut dimulai sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum orang itu
berumur 18 tahun, atau sebelum ia kawin pada usia di bawah umur 18 tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila ayah itu pada
waktu meninggal dunia warga negara RI.
d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada waktu itu tidak
mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.
1.4 Persamaan Hak dan Kewajiban
1.4.1 Hak-hak warga Negara yang harus dipenuhi
Di dalam perundang-undangan negara telah tercantum berbagai hak-hak warga negara yang
harus dipenuhi dan berhak didapatkan oleh setiap warga negara. Beberapa ketentuan tentang hak-
hak warga Negara yang tercantum dalm UUD 1945 tersebut, misalnya: pendidikan, pertahanan dan
kesejahteraan sosial.
2
a. Pasal 27 ayat 2 : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Dalam petikan pasal tersebut dapat dimengerti bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pekerjaan untuk bisa mendapatkan kelayakan hidup. Untuk itu, pemerintah juga harus
bertanggungjawab dalam mengatasi jumlah pengangguran dalam negeri yang semakin lama
semakin meningkat.
b. Pasal 27 ayat 3: Setiap warga negara berhak ikut campur dalam usaha pembelaan negara.
Saat ini, kedaulatan negara kita tengah diusik oleh negara lain. Sebagai Warga Negara
Indonesia, kita mempunyai hak untuk ikut campur dalam usaha pembelaan kedaulatan bangsa,
seperti halnya yang dilakukan oleh para pahlawan dalam perang kemerdekaan bangsa. Karena
hak tersebut telah tertulis jelas di dalam UUD, jadi tidak ada keraguan untuk medapatkan hak
tersebut.
c. Pasal 28 : kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan
dan sebagainya.
Pada masa orde baru hak kebebasan untuk berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan
maupun tulisan sangatlah sulit didapatkan. Karena pada saat itu kondisi pemerintahan di
Indonesia sedang tidak stabil. Tapi sekarang, perlahan kebebasan untuk medapatkan hak itu
mulai terwujud. Masyarakat bisa mengungkapkan semua pendapatnya dengan leluasa, baik
berupa kritikan ataupun dukungan-dukungan terhadap pemerintah.
d. Pasal 28A : Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan.
Seperti halnya dengan hak-hak lainya, hak warga negara yang tercantum pada pasal 28A
juga mendukung hak untuk hidup, berkeluarga dan melanjutkan keturunan tiap warga negara.
Hak-hak tersebut sangat kuat kedudukanya, karena legalitasnya telah diakui secara menyeluruh.

1.4.2 Kewajiban Warga Negara Yang Wajib Dilaksanakan
Selain hak-hak yang bisa didapat oleh warga negara, juga ada kewajiban-kewajiban yang
wajib dilaksanakan oleh setiap warga negara. Seperti halnya hak, kewajiban-kewajiban tersebut juga
tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945, misalnya:
a. Pasal 27 ayat 3 : Setiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha membela negara.
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi Warga Negara Indonesia, usaha pembelaan
negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah nusantara) dan kesadaran berbangsa dan
bernegara Indonesia dengan keyakinan pada pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada
UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan
3
1
bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai pancasila
dan UUD 1945.
b. Pasal 31 ayat 2 : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
Sebagai warga negara yang mengerti akan hukum dan kewajiban Warga Negara Indonesia,
kita wajib melaksanakan kewajiban untuk megikuti pendidikan dasar. Seperti yang diwajibkan
oleh pemerintah, minimal warga Indonesia harus mengenyam pendidikan selama 9 tahun.
Ketetapan itu dimaksudkan agar setiap generasi bangsa Indonesia memiliki standar pendidikan
yang lebih baik dan dapat bersaing dengan Negara lain.
c. Pasal 23 ayat 2 : Setia membayar pajak untuk negara.
Salah satu di antara kewajiban kenegaraan warga masyarakat yang sangat melekat dengan
kelangsungan hidup berbangsa dan bertanah air adalah kewajiban perpajakan. Sebagai negara
hukum, kewajiban perpajakan harus berdasar hukum yaitu UU Perpajakan. Sebagai negara
hukum, kewajiban perpajakan dilaksanakan berdasarkan hukum pajak. Merujuk pada pengertian
hukum pajak keadilan, yaitu dalam arti perlakuan yang adil; bahwa setiap warga negara
memenuhi persyaratan subjektif dan persyaratan objektif yang mempunyai kewajiban membayar
pajak, tanpa membeda-bedakan tingkatan, kelompok masyarakat (imparsial). Kewajiban
melaksanakan UU perpajakan memperhatikan hak asasi dan keseimbangan antara hak dan
kewajiban kenegaraan seseorang. Adapun keadilan sosial termasuk dalam pengertian pengenaan
beban pajak besarnya sesuai dengan objek pajak yang dimiliki dengan tetap memperhatikan
kemampuan seseorang (ability to pay).

1.5 Hubungan Warga Negara Dengan Hak dan Kewajiban
1.5.1 Warga Negara Indonesia Meurut Undang-Undang Dasar 1945
Menurut pasal 26 ayat 1 UUD 10945, yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Selain itu, menurut undang-undang nomor 12 tahun 2006 orang-orang yang menjadi warga
negara adalah:
a. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
b. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
c. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing
(WNA), atau sebaliknya
d. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki
kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada
anak tersebut
e. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
4
f. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya.
g. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui
Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di atas, dimungkinkan pula
perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan. Warga negara
asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia sedikitnya lima tahun berturut-turut atau sepuluh tahun tidak berturut-turut
dapat menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang berwenang,
asalkan tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda. Berbeda dari UU Kewarganegaraan
terdahulu, UU Kewarganegaraan tahun 2006 ini memperbolehkan dwikewarganegaraan secara
terbatas, yaitu untuk anak yang berusia sampai 18 tahun dan belum kawin sampai usia tersebut.

1.5.2 Kehilangan Warga Negara
`Selain mendapatkan warga negara, ada kalanya negara akan kehilangan seorang warga
negaranya. Ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan seseorang kehilangan statusnya sebagai
warga Negara Indonesia. Hal-hal yang dapat mengakibatkan hilangnya status warga negara
seseorang antara lain:
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu
c. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden
d. Secara sukarela masuk dalam dinas tentara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh
Warga Negara Indonesia
e. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau
bagian dari negara asing tersebut
f. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk
suatu negara asing
g. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapt
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya;
atau
h. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu
berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan
ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi
5
tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan.

1.5.3 Hubungan antara warga Negara dengan hak dan kewajiban
Warga Negara, hak dan kewajiban adalah sangat erat sekali hubunganya. Setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia
selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu
berbagai permasalahan di kemudian hari. Untuk itu, penyamarataan hak dan kewajiban warga
negara di Indonesia haruslah adil. Seseorang berhak mendapatkan semua hak dan kewajibanya saat
menjadi Warga Negara Indonesia secara sah menurut UUD, begitu juga sebaliknya hak-hak dan
kewajiban tersebut akan hilang saat orang yang bersangkuta tidak lagi tercatat sebagai Warga
Negara Indonesia yang sah.

1.6 Menyamaratakan Kedudukan Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Negara Indonesia, bekewajiban untuk
memenuhi semua yang menjadi hak warga negara dan juga mengatur pelaksanaan kewajiban-kewajiban
warga negara. Pemerintah harus adil dalam mengawasi keteraturan dan keseimbangan pelaksanaan hak
dan kewajiban pada Warga Negara Indonesia. Karena melihat kenyataan yang terjadi saat ini, banyak
warga negara yang dipelakukan tidak adil. Mereka telah melaksanakan kewajibanya denga baik, tapi
haknya sebagai warga negara, tidak pernah terpenuhi. Terlebih saat mereka sangat membutuhkan
bantuan pemerintah. Pemerintah seolah tutup mata dengan hal itu, pemeritah menganggap itu bukanlah
masalah besar. Padahal mereka juga tahu bahwa masih banyak rakyat yang tidak mereka perhatikan
yang sangat membutuhkan bantuan. Ironi yang terjadi, sebagian warga negara yang tidak melaksanakan
kewajibanya dengan baik justru mendapatkan semua hak-haknya. Untuk itu pemerintah hendaknya
harus banyak membenahi diri untuk lebih memperhatikan keadaan rakatnya yang tertindas. Tidak hanya
menikmati kehidupan yang telah diberikan oleh rakyatnya. Karena bagaimanapun, rakyatlah yang telah
memilih wakil rakyat dalam lembaga pemerintahan untuk menjadi wakil rakyat yang sebenarnya.








6
BAB II
DEMOKRASI DI INDONESIA

Definisi Demokrasi menurut Blacks Law Dictionary adalah Government by the people, either directly or
through representatives. Konsep demokrasi menekankan bahwa adanya kedaulatan tertinggi untuk
mengelola kehidupan suatu negara adalah di tangan rakyat. Setiap orang memiliki posisi yang sama untuk
menentukan ke arah mana suatu masyarakat atau bangsa harus melangkah.
Arti dan makna demokrasi secara falsafah dapat melahirkan bermacam penafsiran dan definisi. Lawan
demokrasi adalah otokrasi. Seperti juga demokrasi, otokrasi ada banyak varian dan hibridnya. Secara
tradisional, tujuan penyelenggaraan pemerintahan demokrasi adalah untuk mencegah akumulasi kekuasaan
ke dalam satu atau beberapa orang. Demokrasi sebagaimana dikemukakan Winston Churchill sebagai least
bad form of government, artinya bahwa pemerintahan demokrasi bertujuan mengurangi ketidakpastian dan
instabilitas serta menjamin warga negara dalam mendapatkan kesempatan yang berkala.
Dalam teori demokratisasi dikenal dua tahap, yaitu tahap transisi dan tahap konsolidasi. ODonnell dan
Schmitter berpendapat, bahwa transisi adalah masa antara dua rezim politik. Transisi demokrasi dimulai
sejak bergulirnya proses desolusi (tumbangnya) sebuah rezim otoriter pada ujung yang satu dan
ditegakkannya rezim demokrasi pada ujung yang lainnya. Pada tahapan ini penekanan ada pada penegakan
demokrasi secara procedural yakni berfungsinya berbagai institusi-institusi politik secara demokratis.
Namun untuk benar-benar menjadi negara demokrasi, haruslah dilalui tahap konsolidasi yang menurut
berbagai literatur merupakan konsep yang tidak kalah sulitnya dibanding proses transisi. Bahkan banyak
negara yang jatuh kembali ke rezim otoriter karena gagal menyelesaikan proses konsolidasi demokrasi (lihat
Huntington 1991, Diamond 1997). Menurut Linz dan Stepan (1996), konsolidasi demokrasi berarti bahwa
demokrasi bukan hanya telah tegak sebagai sebuah sistem politik tetapi juga telah membudaya di kalangan
masyarakat. Bahkan betapapun besarnya tantangan dan kesulitan yang dihadapi masyarakat tidak akan
berpaling dari demokrasi ke sistem politik lain.
Sedangkan, tahap konsolidasi menghendaki perhatian pada segi-segi substantive yang merepresentasikan
kesempatan dan sumberdaya bagi perbaikan kualitas hidup serta bagi kehidupan sosial yang lebih adil dan
manusiawi. Oleh karena itu, konsolidasi demokrasi harus menjamin terwujudnya esensi demokrasi:
pemberdayaan rakyat (popularempowerment) dan pertanggungjawaban sistemik (systemic responsiveness).
Indonesia sebagai salah satu Negara yang menganut paham demokrasi, karena sistem pemerintahan
demokrasi ini dianggap baik untuk menjaga kestabilan suatu bangsa dalam menjalankan roda pemerintahan
negara. Dalam hal demokrasi dikenal adanya kedaulatan adalah di tangan rakyat, sehingga secara ekonomi
Indonesia adalah negara demokrasi. Segala sesuatu berasal dari, oleh dan untuk rakyat adalah inti dari
7
konsep pemerintahan yang demokratis, sehingga dapat menjamin kebebasan masing-masing individu dalam
suatu negara untuk bergerak mengembangkan dan melakukan hal yang mereka inginkan.
Reformasi politik dan reformasi ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, telah memperbaharui norma-norma
dan struktur pengambilan keputusan di bidang politik. Sehingga dapat mengurangi faktor-faktor negatif
yang dapat membebani sektor perekonomian. Seperti adanya monopoli, korupsi, dan bentuk-bentuk
penyimpangan lain. Sedangkan, reformasi ekonomi dapat mendorong percepatan terjadinya proses
demokratisasi. Namun, kedua hal tersebut apabila dijalankan sekaligus, tetap mengandung risiko. Sehingga
diperlukan sinergi dalam pelaksanaan kedua hal tersebut. Proses demokratisasi di Indonesia yang dihasilkan
oleh gerakan reformasi di tahun 1998 telah merubah secara substansial sistem bernegara bangsa kita dan
membuat Indonesia sekarang menjadi negara demokrasi ketiga terbesar di dunia.
Indonesia meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan itu dapat dilaksanakan dalam
waktu yang bersamaan. Untuk itu diperlukan adanya budaya hukum yang dapat mengakomodasi tujuan-
tujuan tersebut (terciptanya kesejahteraan rakyat), sehingga dapat menjaga integrasi dan persatuan nasional.
Hal tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perdagangan dan industri, serta berfungsi
memajukan keadilan sosial dan kesejahteraan manusia. Dalam mencapai tujuan terciptanya kesejahteraan
rakyat dengan proses demokratisasi dalam pembanguna nekonomi, diperlukan adanya institusi hukum dan
profesi hukum yang baik. Hal ini menjadi bertambah penting karena bangsa kita berada dalam era
globalisasi, artinya harus bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Proses demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia (di tingkat Negara atau state), belum terlihat
dampaknya bagi kesejahteraan rakyat. Proses tersebut antara lain adalah kebijakan desentralisasi (otonomi
daerah), kebebasan pers, kebebasan berserikat, meningkatnya peran parlemen, berlangsungnya pemilihan
umum (pemilu) yang bebas, dan pemilihan presiden dan kepala daerah secara langsung.
Tingginya angka penduduk miskin dan pengangguran, rendahnya taraf pendidikan dan kesehatan,
merupakan persoalan yang mencerminkan kondisi sosial-ekonomi bangsa kita. Sehingga hal tersebut
menjadi problem dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Berbagai masalah tersebut diperparah dengan
adanya bencana alam yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan. Maraknya perkara korupsi dan
penyalahgunaan wewenang, serta merosotnya karakter dan harga diri bangsa. Ditambah lagi dengan
merebaknya pornografi dan siaran tv yang merusak akhlak bangsa. Sehingga hal tersebut menjadikan
generasi muda Indonesia sebagai manusia konsumtif, berbudaya instan, tanpa idealisme, dan pada akhirnya
dapat melemahkan rasa nasionalisme dan patriotisme.
Demokrasi di Indonesia terkesan hanya untuk mereka dengan tingkat kesejahteraan ekonomi yang cukup.
Sedangkan bagi golongan ekonomi bawah, demokrasi belum memberikan dampak ekonomi yang positif
buat mereka. Inilah tantangan yang harus dihadapi pemerintah. Hal tersebut merupakan salah satu tantangan
terberat yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Karena, demokrasi dalam arti sebenarnya terkait dengan
pemenuhan hak asasi manusia. Dengan demikian, hal itu merupakan sesuatu yang harus dikelola agar
8
menghasilkan output yang baik. Sehingga setiap masyarakat Indonesia dapat terpenuhi haknya untuk
menyampaikan pendapat, berkumpul, berserikat dan bermasyarakat.
Harapan dari adanya demokrasi yang mulai tumbuh adalah ia memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk
rakyat. Misalnya, demokrasi mampu memaksimalkan kesejahteraan rakyat dan distribusinya mampu
mengurangi kemiskinan. Disamping itu, demokrasi diharapkan bisa menghasilkan pemimpin yang lebih
memperhatikan kepentingan rakyat banyak seperti masalah kesehatan dan pendidikan. Tidak hanya itu,
demokrasi diharapkan mampu menjadikan negara kuat. Demokrasi di negara yang tidak kuat akan
mengalami masa transisi yang panjang. Dan ini sangat merugikan bangsa dan negara. Demokrasi di negara
akan berdampak positif bagi rakyat. Sedangkan, demokrasi di negara berkembang seperti Indonesia tanpa
menghasilkan negara yang kuat justru tidak akan mampu mensejahterakan rakyatnya.
Harapan rakyat banyak tentunya adalah pada masalah kehidupan ekonomi mereka serta bidang kehidupan
lainnya. Demokrasi membuka celah berkuasanya para pemimpin yang peduli dengan rakyat dan sebaliknya
bisa melahirkan pemimpin yang buruk. Harapan rakyat akan adanya pemimpin yang peduli di masa
demokrasi ini adalah harapan dari implementasi demokrasi itu sendiri. Di masa transisi ini, implementasi
demokrasi masih terbatas pada kebebasan dalam berpolitik, sedangkan masalah ekonomi masih
terpinggirkan. Maka muncul kepincangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Politik dan ekonomi
adalah dua sisi yang berbeda dalam sekeping mata uang, maka masalah ekonomi pun harus mendapat
perhatian yang serius dalam implementasi demokrasi agar terjadi penguatan demokrasi.
Semakin rendahnya tingkat kehidupan ekonomi rakyat akan berdampak buruk bagi demokrasi karena
kuatnya bidang politik ternyata belum bisa mengarahkan kepada perbaikan ekonomi. Melemahnya ekonomi
akan berdampak luas kepada bidang lain, seperti masalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang
lemah jelas tidak bias memperkuat demokrasi, bahkan justru bisa memperlemah demokrasi. Demokrasi di
Indonesia memberikan harapan akan tumbuhnya masyarakat baru yang memiliki kebebasan berpendapat,
berserikat, berumpul, berpolitik dimana masyarakat mengharap adanya iklim ekonomi yang kondusif. Untuk
menghadapi tantangan dan mengelola harapan ini agar menjadi kenyataan dibutuhkan kerjasama antar
kelompok dan partai politik agar demokrasi bisa berkembang ke arah yang lebih baik.







9
BAB III
BELA NEGARA

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada negara
kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi segenap warga negara
sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela
negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari
hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik. Secara fisik dengan mengangkat senjata
menghadapi serangan atau agresi musuh. Secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk
mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan oleh seorang
individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai
akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) meminta jumlah
tertentu dinas militer darimasing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus
sepertifisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawansepenuhnya
militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya,kecuali dihadapkan dengan krisis
perekrutan selama masa perang
Unsur Unsur Negara
Suatu negara dinyatakan sah berdiri sebagai suatu negara yang berdaulat, jika memenuhi minimal 4 unsur,
yaitu:
Rakyat. Dalam suatu negara mutlak harus ada rakyatnya. Yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan
oleh suatu perasaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Rakyat merupakan unsur yang utama berdirinya suatu negara, karena rakyatlah yang pertamakali memiliki
kehendak untuk mendirikan negara, melindunginya serta mempertahankan kelangsungan berdirinya negara.
Wilayah. Wilayah dalam suatu negara adalah tempat bagi rakyat untuk menjalani kehidupannya. Bagi
pemerintah merupakan tempat untuk mengatur dan menjalankan pemerintahan.
Wilayah suatu negara terdiri dari wilayah darat, laut, udara dan dasar laut dan tanah dibawahnya.
Pemerintahan yang berdaulat. Pemerintahan dalam arti luas yaitu seluruh lembaga negara yang terdiri dari
lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pemerintahan dalam arti sempit yaitu kekuasaan eksekutif yang
10
terdiri dari presiden, wakil presiden dan menteri-menteri. Pemerintah yang berdaulat yaitu pemerintah yang
syah yang diberi wewenang oleh rakyat sebagai pemegang kedaulatan berdasarkan undang-undang.
Pengakuan dari negara lain. Suatu negara syah berdiri manakala ada pengakuan dari negara lain, baik
secara de facto maupun secara de yure. Pengakuan secara nyata (de facto) memang telah berdiri, mendapat
banyak dukungan dari negara internasional. Pengakuan secara de yure maknanya secara hukum international
telah memenuhi syarat untuk berdiri sebuah negara.
Misalnya Negara Republik Indonesia secara defacto telah berdiri sejak tanggal 17 Agustus 1945, sedangkan
secara de yure berdiri sejak taggal 18 Agustus 1945.
Fungsi Negara
Negara adalah sekumpulan masyarakat dengan berbagai keragamannya, yang hidup dalam suatu wilayah
yang diatur secara konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Fungsi negara secara garis besar sebagai berikut:
Melaksanakan ketertiban, maknanya Negara mengatur ketertiban masyarakat supaya tercipta kondisi yang
stabil juga mencegah bentrokan-bentrokan yang terjadi dalam masyarakat. Dengan tercipta ketertiban segala
kegiatan yang akan dilakukan oleh warga negara dapat dilaksanakan
Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, maknanya negara berupaya agar masyarakat
dapat hidup dan sejahtera, terutama dibidang ekonomi dan sosial masyarakat
Fungsi Pertahanan, maknanya Negara berfungsi mempertahankan kelangsungan hidup suatu bangsa dari
setiap ancaman dan gangguan yang timbul dari dalam maupun datang dari luar negeri. Ancaman dan
gangguan tersebut mungkin berupa serangan (Invasi) dari luar negeri maupun golongan-golongan dari dalam
negeri yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa
Menegakkan keadilan, maknanya negara berfungsi menegakkan keadilan bagi seluruh warganya meliputi
seluruh aspek kehidupan (idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam). Upaya yang dilakukan
antara lain menegakkan hukum melalui badan-badan peradilan.
Sifat Negara
Sebagai organisasi kekuasaan, negara memiliki sifat memaksa, monopoli dan mencakup semua, sebagai
berikut :
1. Memaksa, artinya kekuasaan untuk menyelenggarakan ketertiban dengan memakai kekerasan fisik
secara legal. Sifat memaksa perlu dimiliki oleh suatu negara, supaya peraturan perundang-undangan ditaati
sehingga penertiban dalam masyarakat dapat dicapai, serta timbulnya anarkhi bisa dicegah. Sarana yang
digunakan untuk itu adalah polisi, tentara. Unsur paksa ini dapat dilihat pada ketentuan tentang pajak, di
mana setiap warga negara harus membayar pajak dan bagi yang melanggarnya atau tidak melakukan
kewajiban tersebut dapat dikenakan denda atau disita miliknya.
2. Monopoli artinya hak menetapkan tujuan bersama masyarakat. Negara memiliki hak untukmelarang
sesuatu yang bertentangan dan menganjurkan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat. Negara mempunyai
monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Negara berhak melarang suatu aliran
11
kepercayaan atau aliran politik tertentu hidup dan disebarluaskan karena dianggap bertentangan dengan
tujuan masyarakat.
3. Mencakup semua, artinya semua peraturan dan kebijakan negara berlaku untuk semua orang tanpa
kecuali.
Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa, kecuali untuk mendukung usaha
negara dalam mencapai masyarakat yang dicita-citakan. Misalnya, keharusan membayar pajak.
Unsur Dasar Bela Negara
Unsur Dasar Bela Negara :
Cinta Tanah Air
Kesadaran Berbangsa & bernegara
Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
Rela berkorban untuk bangsa & negara
Memiliki kemampuan awal bela negara
Contoh-Contoh Bela Negara :
Melestarikan budaya
Belajar dengan rajin bagi para pelajar
Taat akan hukum dan aturan-aturan negara

Dasar Hukum Bela Negara

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undang. Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala
macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:
1. Pembukaan UUD 1945 alinea IV.
2. UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dan 1 dan pasal 30 ayat 1 dan 2.
- Isi dari pasal 27 ayat 3 UUD 1945 (hasil amandemen) :
setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.
- Isi dari pasal 27 ayat 1 UUD 1945 :
segala warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintah dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintah
- Isi dari pasal 30 ayat 1 UUD 1945 :
tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara
- Isi dari pasal 30 ayat 2 UUD 1945 :
usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan kemanan rakyat
semesta oleh TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung
12
3. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
4. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl. Diubah oleh Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1988.
5. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
6. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
7. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
8. Amandemen UUD 45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
9. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.
10. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih.
11. UUD 1945 pasal 6 ayat 1 :
Presiden ialah orang Indonesia asli.
12. UU No 3 tahun 2002 tentang pertahan Negara pasal 9 ayat 1 :
segala warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan Negara
Sistem pertahanan Negara adalah sistem pertahanan rakyat semesta (sishanrata) artinya melibatkan
seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana dan seluruh wilayah sebagai sattu
kesatuan. Berikut ini adalah komponen pertahanan Negara yaitu, antara lain:
a. Komponen utama yaitu TNI yang bertugas mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah,
meelindungi kehormatan dan keselamatan bangsa, melaksanakan operasi militer selain perang, ikut aktif
dalam pemeliharaan perdamaian dunia.
b. Komponen cadangan yaitu sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk digunakan seperti,
pensiunan TNI, resimen mahasiswa, SAR, dll.
c. Komponen pendukung yaitu sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kekuatan dan kemampuan komponen lain.







13
BAB IV
KEWARGANEGARAAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)

4.1 Pengertian HAM
Hak-hak dasar melekat sejak lahir. Hak-hak tersebut dimiliki seseorang karena ia manusia. Hak-hak tersebut
berlaku bagi setiap anggota umat manusia tanpa memperhatikan faktor-faktor pemisah seperti ras, agama,
warna kulit, kasta kepercayaan, jenis kelamin atau kebangsaan.


Hak Asasi Manusia (HAM) menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan Anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Right, United Nations
sebagaimana dikutip Baharudin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap
diri manusia, yang tanpanya manusia mustahil manusia hidup sebagai manusia.
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi, 1994).

4.2 Ruang lingkup Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia yang diuraikan diatas mempunyai ruang lingkup yang luas dan mencakup berbagai
aspek kehidupan. Hal itu di ungkapkan sebagai berikut
a. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan hak miliknya
b. Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia pribadi dimana saja ia berada.
c. Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
d. Setiap orang tidak boleh diganngu yang merupakan hak yang berkaitan dengan kehidupan pribadi didalam
tempat kediamannya.
14
e. Setiap oarng berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan komunikasi melalui sarana elektronik
tidak boleh di ganggu, kecuali atas komunikasi melalui sarana elektronik tidak boleh diganggu, kecuali atas
perintah hakim atau kekuasaan lain yang sah sesuai dengan Undang-Undang.
f. Setiapa orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman, atau perlakuan yang kejam, tidak
manusiawi, penghilangan paksa dan penghilangan nyawa.
g. Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditekan, disiksa, dikucilkan, diasingkan, atau dibuang secara
sewenang-wenang.
h. Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai, aman dan tentram,
yang menghormati, melindungi dan melaksanankan sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar
mausia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

4.3 No one can take away your human right (pembatasan dan pernyataan bahwa tidak bisa
mengambil Hak Asasi yang lain).
Kewajiban negara terhadap warganya pada dasarnta memberikan kesejahteraan hidup dan keamanan lahir
batin sesuai demokrasi yang di anutnya serta turut serta melindungi hak asasinya sebagai manusia secara
individual (HAM) berdasarkan ketentuan internasional yang dibatasi oleh ketentuan agama, etika moral dan
budaya yang berlaku dinegara Indonesia serta sistem kenegaraan yang digunakan.
HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi, atau melanggar hak orang
lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM. (Mansyur Fakih, 2003).
Sebagai manusia dan sebagai mahkluk yang paling mulia didunia yang dibekali akal, akhlak, dan tentunya
mempunya Hak sejak lahir. Seperti halnya pengertian HAM itu sendiri, bahwa Hak itu sudah melekat pada
setiap individu tanpa terkecuali. Tapi kenapa sampai sekarang masih banyak diantara kita saudara-saudara
kita yang Hak nya diambil atau dirampas. Banyak yang merampas hak orang lain, kenapa kita tidak
menyadari itu? Berjuta rakyat bersimbah luka, mereka yang dirampas haknya, banyak rumah-rumah yang
digusur, anak yang tak bisa sekolah, kelaparan. Dan masih sangat banyak. Maka dari itu mengapa
pernyataan bahwa setiap manusia tidak boleh mengambil Hak dari orang lain. Sekecil apapun itu, karena
dasarnya kita telah memiliki Hak sendiri-sendiri yang sudah ada pada diri kita sejak lahir dan bahkan Hak
itu dibawa hingga akhir hayat.
Pentingnya kita memahami apa itu HAM, bagaimana HAM itu, apa saja HAM itu, sudahkah kita memahami
semua itu?
15
Karena minimnya pengetahuan, kurang tegasnya hukum, kurang tegasnya pemimpin, sehingga masih
banyak sekali terjadi pelanggaran HAM disekitar kita.
4.4 Contoh-contoh pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM sering terjadi disekeliling kita entah disadari atau tidak, contoh saja pembunuhan,
kekerasan terhadap perempuan dan masih banyak lagi hal ini bukanlah satu hal yang asing dikalangan kita.
Selain itu masih banyak juga pelanggaran HAM yang terjadi disekitar kita yang sudah sangat melampaui
batas.
Berikut ini akan di tampilkan beberapa contoh pelanggaran HAM di Indonesia selama orde baru sepanjang
tahun 1990-1998, seperti yang dikutip dari http//:www.sekitarkita.com, adalah sebagai berikut:
1991:
Pembantaian dipemakaman santa cruz, Dili terjadi oleh ABRI terhadap pemuda. Pemuda timor yang
mengikuti prosesi pemakaman rekannya 200 orang meninggal.
1992:
Keluar Kepres tentang Monopoli perdagangan oleh perusahaan tommy Suharto.
Penagkapan Xanana Gusmao.
1993:
Pembunuhan terhadap seorang aktifis buruh perempuan, Marsinah. Tanggal 8 Mei 1993.
1996:
Kerusuhan anti kristen di Tasikmalaya. Peristiwa ini dikenal dengan kerusuhan Tasimalaya. (26 Desember
1996).
Kasus tanah Balongan.
Sengketa antara penduduk setempat dengan pabrik pabrik kertas Mucura Enim mengenai pencemaran
lingkungan.
Sengketa tanah Manis Mata.
Kasus Waduk Nipoh di Madura, dimana korban jatuh karena ditembak aparat. Ketika memprotes
penggusuran tanah mereka.
Kerusuhan Situbondo, puluhan Gereja dibakar.
Kerusuhan Sambas Sangvaledo. (30 Desember 1996).
16
1997:
Kasus tanah Kemayoran.
Kasus pembantaian mereka yang diduga pelaku dukun santet di Ja-Tim.
1998:
Kerusuhan Mei dibeberapa kota meletus. Aparat keamanan bersikap pasif dan membiarkan. Ribuan jiwa
meniggal, puluhan perempuan diperkosa dam harta benda hilang. Tanggal 13-15 Mei 1998).
Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa Trisakti di Jakarta, dua hari sebelum kerusuhan
Mei.pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa dalam demonstrasi menentang sidang istimewa 1998.
Peristiwa ini terjadi pada 13-14 November 1998 dan dikenal denagn Tragedi Semanggi, dan lain-lain.
Contoh-contoh ini hanyalah sebagian kecil dari pelanggaran HAM yang terjadi disekeliling kita masih
banyak contoh-contoh yang tidak dapat semuanya ditulis disini. Hanya bagaimana cara kita menyikapi hal
tersebut.
4.5 Perkembangan pemikiran HAM
Dibagi dalam 4 generasi, yaitu :
Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan
politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak
dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk
menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.
Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian konsep
dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan
sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi dan hak politik.
Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan adanya
kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan
hak-hak melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga
mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan
ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban,
karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar.
Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam proses
pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative seperti
diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak
17
berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit.
Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983
melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia People and
Government.
Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:
Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan Eropa
dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya
memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum
yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung jawabannya dimuka
hukum(Mansyur Effendi,1994).
The American declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of Independence
yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka
sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.
1. The French declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Perancis), dimana ketentuan
tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi tidak
boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent,
artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah,
sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
1. The four freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan memeluk agama dan
beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam
Pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya,
hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun
bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara lain ( Mansyur
Effendi,1994).
Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia:
Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische Partij adalah hak
untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan yang sama hak kemerdekaan.
18
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 UUD dalam 4 periode,
yaitu:
Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945.
Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi Republik Indonesia Serikat.
Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950.
Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945.
























19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I - PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA YANG SESUAI DENGAN
NILAI-NILAI PANCASILA :
http://www.academia.edu/4823381/Nilai-nilai_luhur_yang_terkandung_dalam_sila-sila_Pancasila
http://www.slideshare.net/marsellina/hak-kewajiban-serta-tanggung-jawab-warga-negara-dan-
perananya

BAB II - DEMOKRASI DI INDONESIA :
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_Pancasila
http://www.academia.edu/3040682/KOMUNIKASI_POLITIK_DAN_DEMOKRATISASI_DI_IND
ONESIA_DARI_KONSOLIDASI_MENUJU_PEMATANGAN

BAB III BELA NEGARA
http://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara
http://fsplem-bekasi.or.id/about/artikel/49/detail/Unsur-Unsur-yang-Terdapat-dalam-Konstitusi-
Negara-Indonesia

BAB IV KEWARGANBEGARAAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)
http://pusham.uii.ac.id/ham/7_Chapter1.pdf
http://pendidikankewarganegaraanku.blogspot.com/2009/09/perkembangan-pemikiran-hak
asasi.html









20

Anda mungkin juga menyukai