= % (4)
3. Model matematis [4]
Motor induksi dimodelkan dengan menggunakan
kerangka acuan eksitasi, masukan motor adalah arus
phasa stator i
a
, i
b
dan i
c ,
yang diubah menjadi arus dua
362
IES 2005 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
phasa dengan kerangka acuan eksitasi. Maka diperlukan
dua macam tranformasi, yaitu trasformasi tiga phasa
menjadi dua phasa kerangka acuan stator dan
trasformasi dua phasa kerangka acuan stator menjadi dua
phasa kerangka acuan eksitasi.
didapat kecepatan putar motor
r
dalam bentuk
tranformasi laplace :
) (
1
) (
L m r
T T
B Js
s
+
= (11)
3.1. Model listrik
4. Blok kontrol vektor [6][7]
Persamaan model matematis arus rotor dapat
diturunkan pada kerangka acuan eksitasi [1][2]
dinyatakan oleh persamaan 5.
Kontrol vektor dikenal sebagai kontrol berorientasi
medan, yang diterapkan pada motor induksi sehingga
menghasilkan unjuk kerja yang mendekati unjuk kerja
motor arus searah. Pada motor arus searah pemisahan
hubungan antara torsi dengan fluks dapat dilakukan
dengan menyusun model rangkaian penguat motor ,
sedangkan pada motor induksi, torsi dan fluks hanya
dapat dipisahkan dengan membuat rangkaian tambahan
diluar sistem, yaitu melalui kontrol vektor [3].
) (
1
e
qds m
e
qdr
r
e
qdr
i L
L
i = (5)
Persamaan arus pada persamaan 5 diurai kedalam
sumbu d dan q yang dinyatakan oleh persamaan 6.
) (
1
e
qs m
e
qr
r
e
qr
i L
L
i = Konsep dasar kontrol vektor, bertujuan memisahkan
komponen arus penghasil fluks dengan komponen arus
penghasil torsi . Untuk mengendalikan arus stator,
digunakan sensor kecepatan dan sensor arus phasa,
kemudian arus stator yang terukur ditranformasikan
dalam sumbu d-q menjadi i
d
dan i
q
, yang digunakan
untuk mengatur arus fluks rotor dan arus torsi.
) (
1
e
ds m
e
dr
r
e
dr
i L
L
i = (6)
Persamaan tegangan rotor dinyatakan dalam persamaan
7 :
Transformasi sumbu a,b dan c kedalam sumbu
ditunjukkan oleh persamaan 12 :
e
qdr r e
e
qdr
e
qdr r
j p i r ) ( 0 + + = (7)
dengan mensubstitusi persamaan 5 ke persamaan 7 dan
diurai dalam sumbu d dan q diperoleh persamaan 8 :
c
b
a
s
s
i
i
i
i
i
3
2
1
3
2
1
0
2
1
2
1
1
(12)
+ =
e
dr r e
e
qr
r
e
qs
r
m e
qr
i
L
p
) (
1 1
+ =
e
qr r e
e
dr
r
e
ds
r
m e
dr
i
L
p
) (
1 1
transformasi inverse sumbu kedalam sumbu a,b dan
c ditunjukkan oleh persamaan 13 :
s
s
c
b
a
i
i
i
i
i
3
2
1
2
1
3
2
1
2
1
0 1
3
2
(13)
(8)
3.2. Model mekanik
Persamaan model matematis untuk bentuk mekanik,
diturunkan dari persamaan torsi motor dan kecepatan
putar rotor dinyatakan dalam persamaan 9 dan 11 :
( )
e
qr
e
ds
e
dr
e
qs
r r
m
m
i i
R
L P
T
=
3
(9)
Transformasi kerangka acuan stator kedalam
kerangka acuan eksitasi d-q , ditunjukkan pada gambar
1 , sumbu eksitasi d-q berputar berlawanan jarum jam
dengan kecepatan
rf
dengan
r
= L
r
/R
r
Dari persamaan torsi mekanik motor T
m
dan torsi beban
T
L
didapat persamaan 10.
L m r
r
T T B
dt
d
J = +
(10)
363
IES 2005 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
Persamaan 17 torsi mekanik T
m
motor menjadi
d
b
c
q
rf
sumbu rf
rf
d
b
c
q
rf
sumbu rf
rf
(
e
dr
e
qs
r r
m
m
i
R
L P
T
3
= ) (19)
dan persamaan 6 menjadi :
r
e
qs m
e
qr
L
i L
i =
) (
1
e
ds m
e
dr
r
e
dr
i L
L
i = (20)
Gambar 1. hubungan sumbu tiga phasa, sumbu - dan
sumbu d-q.
kecepatan slip pada persamaan 3 :
Matrik transformasi sumbu - ke sumbu d-q
slip
=
e
-
r =
e
dr
e
qs m
r
r
i L
L
r
rf rf
rf rf
cos sin
sin cos
Hubungan antara fluks rotor dan arus stator diperoleh
dari persamaan 18 dan 20 :
Inverse matrik T
dq
adalah T
sd
r
m
dr
i
s
L
1 +
=
(22)
T
= T
dq
-1
dinyatakan oleh persamaan 15 :
dengan :
r
r
r
R
L
=
T
= (15)
rf rf
rf rf
cos sin
sin cos
dari persamaan 21 didapat
e
=
r
+
slip
4.1. Model matematis kontrol vektor
maka
rf
(t) = dt
rf
(23)
Persamaan model matematis kontrol vektor motor
induksi tiga phasa dengan kerangka acuan eksitasi d-q,
mempunyai persamaan tegangan stator yang dinyatakan
oleh persamaan 16 :
5. Simulasi motor induksi [8]
Simulasi ini dilakukan untuk mengatur kecepatan
motor sesuai dengan yang diinginkan,
e
qds e
e
qds
e
qds s
e
qds
j p i r v + + = (16)
dan berbantuan simulink Matlab 6.5
dan persamaan tegangan rotor , persamaan 7 :
e
qdr r e
e
qdr
e
qdr r
j p i r ) ( 0 + + =
Persamaan torsi pada persamaan 9 dapat ditulis menjadi
persamaan 17 :
Gambar 2. rangkaian simulink motor induksi dengan
vektor kontrol.
(
e
qr
e
ds
e
dr
e
qs
r
m
m
i i
L
L P
T =
3
) (17)
Tabel 1. Parameter motor
Parameter Nilai satuan
Daya nominal P 10 Hp
Tegangan E 220/380 volt
Frekuensi f 50 hertz
phasa 3
Induktansi bersama Lm 41 mH
kontanta waktu tr 0.2673 detik
kontanta motor Kt 4.4245
Fluks 1.77 weber
Momem inersia J 0.04 kgm2
Koefisien gesek B 0.001 kgm2/detik
induktansi rotor Lr 41.7 mH
resistansi rotor Rr 0.156 ohm/phasa
jumlah kutub p 6 unit
Agar torsi T
m
mudah dikendalikan , maka fluks rotor
dibuat berimpit dengan sumbu d, sehingga fluks rotor
disumbu q menjadi nol, maka persamaan 7 menjadi
:
e
qr
e
dr r e
e
qr r
i r ) ( 0 + =
e
qdr
e
dr r
p i r + = 0 (18)
364
IES 2005 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
5.1. Pengendalian fluks rotor 5.2 Pengendalian kecepatan motor
Pengedalian kecepatan motor dilakukan dengan
mengatur torsi yaitu dengan mengatur arus i
e
sd
Vektor fluks rotor hanya tergantung dari fluks rotor
disumbu d, konstan yaitu dengan
e
dr