-1-
© Aluna Soenarto
Aku benar-benar mengingat jelas setiap kata yang diucapkannya padaku
karena setiap kata yang diucapkan dari mulutnya seakan menancap dalam hatiku
seperti pecahan kaca dan membuatku berdarah-darah.
Kemudian, tiga tahun berlalu, aku baru bisa mengetahui dan sepenuhnya
mengerti tentang apa yang dikatakannya.
Tepat tiga hari sebelum dia koma, dia berkata: “Jika ada yang bertanya
padaku, kenapa aku mencintai kekasihku? Karena hanya ada dia di
mataku. Jika ada yang bertanya lagi, kenapa aku mencintai kekasihku?
Karena aku tidak bisa hidup tanpanya bahkan dengan kekurangan-
kekurangannya yang ajaibnya bisa mengisi ruang kosong dalam diriku.
Dan jika sekali lagi dia bertanya padaku, mengapa aku mencintai
kekasihku? Aku akan menjawab: Karena tidak ada alasan untuk tidak
mencintainya.”
Dan ya, Yangki benar-benar mencintainya dan dia telah memilih seorang
yang tepat untuk mendampinginya. Amy tidak pernah beranjak sedikitpun dari sisi
Yangki saat dia koma di rumah sakit. Amy selalu mendampinginya, memegang
tangannya, mengajaknya bicara walaupun cewek itu tau jika Yangki sedang koma dan
tidak bisa merespon apa yang dikatakannya, dan Amy selalu melihatnya di balik kaca
ICU dengan mulut komat-kamit tanpa henti, ya….Amy selalu berdoa untuk Yangki.
Yangki, kamu benar-benar membuatku mengerti tentang apa makna
mencintai dan kamu beruntung karena telah tepat memilih, atau mungkin Tuhan
memilih Amy untukmu karena kamu begitu baik sehingga kamu juga berhak untuk
mendapatkan yang terbaik.
Lalu, bagaimana denganku? Apakah aku telah melakukan banyak dosa
sehingga hanya pria-pria yang salah yang mampir dalam hidupku. Aku tidak tahu.
Tapi seperti kata Mandy Moore di A Walk to Remember bahwa Tuhan selalu
memiliki rencana. Dan aku tidak akan pernah berhenti berharap bahwa suatu hari
nanti akan ada seorang pangeran berkuda putih yang membawa pedang,
menjemputku, menarik aku ke atas kuda bersamanya, dan membawaku ke istananya.
Jadi, masih adakah seorang pria luar biasa yang tersisa untukku?
-Aluna Soenarto-
-2-