Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari
tanaman dalam bentuk daun-daunan dan yang termasuk kedalam kelompok
makanan hijauan untuk ternak ini dapat berupa hijauan segar berupa rumput dan
kacang-kacangan atau leguminosa. Untuk itu dalam praktikum ini dilakukan cara-
cara untuk mengetahui kualitas dari hijauan pakan ternak untuk rumput yang
digembalakan
Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang
mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat
berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan
legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%. Hijauan makanan ternak
memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya sumbangan hijauan
bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100%.
Salah satu hal yang dilakukan untuk peningkatan produksi ternak harus
seiring dengan peningkatan kualitas dan kuantitas pakan hijauan. Karena pakan
hijauan dapat juga berfungsi sebagai Bulk dan juga sebagai sumber karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral. Pertambahan populasi yang begitu pesat akan
menyebabkan peningkatan kebutuhan suplai pakan hijauan, hal ini akan
mengakibatkan lebih banyak sumber daya lahan yang diperlukan untuk dijadikan
sebagai tempat penggembalaan ternak.
Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai
kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan
memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami sebagai padang pengembalaan
dan integrasi ternak terhadap Tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan
dan pertanian setempat, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau
padang penggembalaan yang dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul
serta disesuaikan dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak
Padang penggembalaan merupakan suatu areal yang ditumbuhi vegetasi dominant
famili Gramineae dan mungkin juga terdapat jenis tumbuhan lainya seperti legume,
dan herba lainya yang digunakan untuk makanan ternak. Padang penggembalaan
daerah tropic biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada musim hujan,
pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan
cepat.

B. Tujuan dan kegunaan praktikum
Adapun tujuan dan kegunaan praktuikum antara lain :
1. Tujuan praktikum
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian kapasitas daya tampung
padang pengembalaan.
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui hal hal yang perlu diperhatikan dalam
memperhitungan kapasitas daya tampung.
2. Kegunaan praktikum
a. Dapat megetahui cara pengukuran kapasitas/daya tampung suatu padang
pengembalaan atau kebun rumput
b. Dapat menegtahui cara perhitungan kapasitas/daya tampung
c. Dapat mengetahui jumlah ternak yang dapat dipelihara dalam suatu
padangan setelah melakukan pengukuran kapasitas/daya tampung



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kapasitas tampung adalah kemampuan suatu pastura menampung ternak
tanpa menyebabkan kerusakan pada padang rumput dan ternak. Kapasitas tampung
pastura berbeda-beda karena adanya perbedaan dalam produksi tanah, curah hujan
dan penyebarannya, topografi dan lain-lain. Oleh karena itu setiap pastura sebaiknya
diisi dengan ternak sesuai dengan kemampuannya.
Taksiran kapasitas tampung pastura dapat didasarkan pada jumlah hijauan
yang tersedia. Analisis ini memerlukan pengambilan sejumlah cuplikan (sampel)
karena melakukan pengamatan secara langsung pada setiap bagian pastura akan
menyebabkan inefisiensi. Penentuan letak petak-petak cuplikan dapat dilakukan
dengan metode : Pengacakan, Stratifikasi dan Sistematik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Fitter dan Hay (1992) menyatakan bahwa cahaya termasuk faktor
lingkungan yang penting, karena peranan yang mendasar dari fotosintesis didalam
metabolisme tanaman. Secara fisilogis cahaya mempunyai pengaruh baik lansung
maupun tidak langsung pengaruh pada metabolisme secara langsung melalui
fotosintesis dan secara tidak lansung melalui pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Menurut pendapat Gardner dkk (1985) menyatakan bahwa setiap spesies
tanaman ternak akan menberikan Respon yang berbeda terhadap tingkat cahaya
yang diterimah. Pada umumnya tanaman C4 mampu meningkatkan fotosintesis
pada tingkat cahaya matahari penuh,sedangkan C3 telah mencapai kejenuhan
sebelum mencapai matahari penuh.
Penyebaran ternak tidak hanya untuk menambah populasi tetapi merupakan
upaya penyebaran atau pemerataan pemilikan ternak kepad petani kecil, penyebaran
pemilikkan diharapkan dapat memanfaatkan sumber pakan yang tersebar dan tenaga
kerja sisa yang ada pada keluarga petani di pedesaan, khususnya untuk ternak
ruminasia, penyebaran ini sekaligus untuk mendorong pemanfaatan tenaga kerja dan
kotoran ternak dalam usaha tani. Potensi lahan untuk setiap daerah berbeda dan
mempunyai faktor pembatas yang berbeda pula, diantaranya keadaan topografi,
iklim, sumber air dan jenis tanaman yang dikembangkan, keadaan ini angat
menetukkan pemilihan daerah pengembangan ternak ruminansia.
Susetyo (1980) menyatakan bahwa komposisi botani suatu padang
pengembalaan tidak selalu konstan karean dipengaruhi musim, kondisi lahan dan
pemanfaatan oleh ternak maupun melalui pemotongan oleh manusia. Gambaran
umum produksi riil optimum padang penggembalaan dapt dicapi apabilah
komponen kacang-kacangan berkisar antara 30-40% bahan kering (Kismono,1979).
Kapasitas tampung mempunyai hubungan ynag erat denga produksi ternak
yang dihasilkan (Humpreys, 1978: Susetyo, 1980). Nitis (1979) menyatakan bahwa
produksi rumput yang tumbuh ditanah sawah, kebun, hutan dan pinggir jalan
berkisar antara 14-15 ton BK/tahun sedangkan pengunaan sekitar 1,5 ton BK/tahun.
Kapasitas tampung ternak ruminansia disuatu wilayah menunjukkan populasi
maksimum suatu jenis ternak ruminansia yang ada diwilayah tersebut selanjutnya
kapasitas tampung ternak dihitung atas dasar ketersediaan dan produktivitas lahan.
Kapasitas tampung disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh iklim, produktivitas
tanah, dan pola pertanian yang dilakukan didaerah tersebut. Menurut Syarief, (1980)
menyatakan bahwa komponen iklim yang terpenting untuk daerah tropik adalah
curah hujan, tinggi rendahnya curah hujan disuatu daerah berpengaruh langsung
terhadap tingkat kesuburan dan pertumbuhan tanaman, bila pertumbuhan tanaman
terganggu maka produksinya terganggu pula
Tjitrosoedirjo (1983) menyatakan bahwa kompetisi adalah salah satu
corak hubungan antara keadaan lingkungan di sekitarnya yang berinteraksi dan
selanjutnya keadaan lingkungan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan yang
lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi adalah spesies tanaman,
kepadatan/kerapatan tanam, persaingan cahaya, persaingan air dan persaingan
nutrisi. Menurut Soedomo reksohadiprodjo (1981) bahwa bagi kebanyakan cultivar
tanaman, panjang siang hari atau panjang malam hari penting untuk terjadinya
bunga dan adanya reaksi kekuatan untuk berbunga. Stylo merupakan legum yang
tidak tolerant terhadap naungan. Sillar (1967) menujukan bahwa pengurangan
sampai legum hanya mengalami 0.74 % dari panjang siang hari menurunkan
pertumbuhan tunas sebanyak 47 %, sedangkan naungan sampai menyebabkan
peguragan panjang siang hari sampai hanya 0,38 % akan menyebabkan kematian
sebanyak 33%.






















BAB III
MATERI DAN METODE

A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanaakannya praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
Hari, Tanggal : Sabtu, Juni 2013
Waktu : 14.00-16.00 WIB
Tempat : Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan BIB Banyumulek,
Lombok Barat

B. Materi
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
- Sabit
- Timbangan kue (5 kg)
- Plastik kantungan
- Bambu (1 meter)
- Tali rapia
Bahan :
- Rumput di BIB Banyumulek yang terdidiri dari :
1. Rumput lapangan
2. Starr grass
3. Setaria
4. Paspalum glikatulum
5. Panicum maksimum

C. Metode
Adapun cara kerja dari praktikum menghitung kapasitas tampung dari suatu areal
penggembalaan/kebun rumput yaitu:
1. Pertama tama dibuat persegi panjang pada masing masing jenis rumput
dengan bentuk segi empat dengann ukuran 1 m x 1 m atau kelilingnya adalah
4 m
2. Setelah itu setelah ukuran sudah past baru kemudian digunakan bambu untuk
pancang agar ukuran tidak berubah lagi.
3. Barulah kita menyabit rumput yang ada pada garis yang sudah di batasi
dengan tali rapiah.
4. Proses penyabitan harus sampai habis guna untuk mempermuda cara hitung
daya tampung pakan.
5. Setelah itu rumput yang sudah disabit dimasukan kedalam tas plasitik dan
baru kemidian ditimbang dengan menggunakan timbangan kue.
6. Hasil penimbangan kemudian dicatat dan melakukan pengambilan sample
lain.
7. Pengambilan sample lain sama juga dengan cara cara diatas.
8. Pengambilan sample sebanyak lima ( 5 ) kali.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Adapun hasil praktikum yang dapat kita proleh dari praktikum kali ini adalah :
a. Luas kebun rumput di BIB banyu muleq : 7 hektar
b. Jenis hijauan/rumput yang terdapat di BIB banyu muleq antara lain :
1. Pennisetum purpereum (rumput gajah)
2. King grass (rumput raja)
3. Panicum maximum
4. Paspalum plicatulum
5. Paspalum dilatatum
6. Setaria spaselata
7. Star grass
8. Brachiaria decumbens (rumput signal)
9. Bracharia ruziziensis
10. Brachiaria mutica
11. Brachiaria humidicola
12. Chloris gayana (rumput rhodes)
13. Euchaleana mexicana
c. Jumlah ternak yang dipelihara:
Sapi Bali : -Dewasa = 23 ekor
Dara = -
Pedet = 16 ekor
Sapi Perah : - Dewasa = 11 ekor
Dara = 3 ekor
Pedet = 2 ekor
Sapi Brangus: - Dewasa = 2 ekor
Dara = -
Pedet = -
Jumlah keseluruahan = 57 ekor
Dimana terdiri dari Dewasa = 36 ekor; Dara= 3 ekor; Pedet = 19 ekor
d. Kondisi ternak = sehat (gemuk)
Tabel pengambilan cuplikan pada lahan/tempat sampel
No. Cuplikan Nama rumput Berat (Kg)
1 Cuplikan 1 Lapangan 1,365
2 Cuplikan 2 Star grass 1,325
3 Cuplikan 3 Setaria spaselata 2,32
4 Cuplikan 4 Paspalum plicatum 3,325
5 Cuplikan 5 Panicum maximum 3,165
Rata-rata 2,3
Adapun hasil pengukuran yang ddidapatkan dari praktikum di BIB banyu muleq :
1. Pengukuran Daya Tampung (DT)
Diketahui :
Hasil cuplikan rumput = 2,3 kg
Produksi rumput/ha = 10.000 m x 2,3 kg = 23.000 kg/ha (A)
PUF = 40 % (B)
% cover = 90 % (C)
Kebutuhan ternak/bln = 30 kg x 30 hari = 900 kg (D)
DT = A x B x C = 23.000 kg/ha x 0,4 x 0,9
D 900 kg
= 8280 = 9,2 = 9 ekor ternak/ bulan/ha
900

Luas kebun rumput/ ekor = 7 hektar
9 ekor
= 0,77 ha/ekor/bln
= 7700 m/ekor/bln
Jadi dapat diketahui bahwa daya tampung kebun rumput yang luasnya 7 hektar di BIB
Banyumulek adalah seluas 0,77 ha/ekor/bln atau 7700 m/ekor/bln.
2. Menghitung Periode Stay/Merumput dan Resh/Istirahat
Diketahui:
Hasil cuplikan = 2,3 Kg
PUF = 40 %
Maka, produksi/m = 40 x 2,3 kg = 0,92 kg/ha
100
produksi/ha = 0,92 x 10.000 = 9.200 kg/ha
Jadi produksi hijauan/rumput setelah periode merumput dan istirahat adalah
sebesar 9.200 kg/ha
3. Menghitung Luas Lahan per Tahun (Voisin, 1959)
Adapun rumus yang digunakan:
( Y - 1 ) . s = r
kembali adalah 10 Keterangan :
Y = Jumlah satuan luas tanah terendah yang dibutuhkan seekor
ternak per tahun terhadap kebutuhan per bulan
s = stay (periode merumput di setiap luasan tanah selama 30
hari)
r = rest (periode padang penggembalaan diistirahatkan untuk
menjamin pertumbuhan minggu atau 70 hari).
Jadi: ( Y 1) . s = r
(Y 1).30 = 70
30Y 30 = 70
30Y = 70+30
30Y = 100
Y = 100 = 3,3 luas lahan/bulan
30
Kebutuhan 1 ekor ternak/hari = 30 kg
Kebutuhan 1 ekor ternak/bulan = Keb. Per hari x 30 hari (1 bln)
Periode stay dan rest
= 30 kg x 30 hr = 900 kg
9.200 kg/ha 9.200 kg/ha
= 0,09 ha/ekor/bln
Kebutuhan 1 ekor ternak/tahun = Kebutuhan 1 ekor ternak/bulan xY
= 0,09 x 3,3 = 0,297 ha/ekor/tahun.


B. Pembahasan

Luas lahan di Banyu Muleq yang dihitung kapasitas tampung ternaknya
adalah 7 ha. Metode pengambilan sampel produksi hijauan
ternak berdasarkan petunjuk Hall (1964) yang dikutip Susetyo (1980) dalam
Koddang dkk (1994), yaitu dengan menggunakan kuadran dijatuhkan secara acak
dipadang penggembalaan, dengan luas kuadran 1m x 1m.

Hijauan di dalam kuadran dipotong sedekat mungkin dari permukaan
tanah yakni 5cm dari permukaan tanah, kemudian hijauan hasil pemotongan
dimasukkan ke dalam plastik untuk ditimbang, pengambilan sampel ke-1 sampai
ke-10 dilakukan dengan teknik yang sama. Saat penimbangan sampel masing-
masing kuadran dipisahkan antara jenis rumput dan legumnya.

Berdasarkan dari 5 kali pengambilan sampel jumlah hijauan makanan ternak
yang terdapat pada BIB Banyu mulek tersebut diperoleh rata-rata 2.3 kg rumput.
Dengan produksi hijauan/m
2
adalah untuk rumput lapangan rata 1.356 Kg, stars grass
1.325 Kg,setari plasenta 2.32 Kg, paspalum plicatulum 3.325, panicum maksimum
3.165 Kg. dari ke lima pengambilan sempel tersebut tidak ada yang berbeda caranya
sama semua. Dan dari data yang di peroleh setelah hasil perhitungan di dapatkan
bahwa luas daya tampung kebun rumput yang luasnya 7 hektar di BIB Banyumulek
adalah seluas 0,77 ha/ekor/bln atau 7700 m/ekor/bln.




BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari peraktikum kali ini adalah
1. Pada peraktikum kali ini sempel yang digunakan adalah berupa rumput
lapangan, star garass panicum maksimum, paspalum plicatulum, dan setaria
spaselata.
2. Yang di hitung adalah berupa :
a. Pengukuran daya tampung
b. Menghitung Periode Stay/Merumput dan Resh/Istirahat
c. Menghitung Luas Lahan per Tahun
3. Jumlah ternak 57 ekor diman terdiri dari Dewasa = 36 ekor; Dara= 3 ekor;
Pedet = 19 ekor.
4. Macam macam jenis rumput yang terdapat pada BIB Banyu Mulek anatara
lain : Pennisetum purpereum (rumput gajah), King grass (rumput raja),
Panicum maximum, Paspalum plicatulum, Paspalum dilatatum,,Setaria
spaselata , Star grass,Brachiaria decumbens (rumput signal), Bracharia
ruziziensis, Brachiaria mutica, Brachiaria humidicola, Chloris gayana (rumput
rhodes), dan nuchaleana mexicana
B. Saran
Adapun saran yang saya berikan kepada para pembimbing agar peraktikum dapat
jalan dengan baik adalah ;
1. Untuk peraktikum diharapkan agar pelaksanaannya dapat dilakukan sesegera
mungkin berhubungan dengan waktu semester yang sudah mulai berjalan.




DAFTAR PUSTAKA


Aboenawan, L. 1991. Pertambahan berat badan, konsumsi ransum dan total digestible nutrien
(TDN) pellet isi rumen dibanding pellet rumput pada domba jantan.
Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Departemen Pertanian. 2009. Pedoman Teknis Perluasan Areal Padang
Penggembalaan TA.2009. http://pla.deptan.go.id./pdf/07
PEDOMAN PADANG GEMBALAa.pdf. Diakses tanggal 11juli
2013, pukul 19.28 WIB
Humpreys, L.R. 1978. Pasture Species Nutritive and management. In Acaurse manual in
tropical Pasture Science. Australia Vice chancellors committee.
Watson ferguson and Co, ltd. Brisbane.
Kismono, L. 1979. Pasture Establishment. Fakultas peternakan IPB. Bogor
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE.
Yogyakarta.
Susetyo, I. Kismono dan B. Suwardi. 1981. Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jenderal
Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta













LAPORAN PRAKTIKUM
TATA LAKSANA PADANG PENGEMBALAAN DAN
PASTURE



DISUSUN OLEH :

NAMA : HASRUL NUGRAHA
NIM : B1D 010 072
KELA : A
KELOMPOK : VI ( ENAM )



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunianya sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir laporan praktikum ini.
Dalam pengerjaan ini tentu banyak sekali rintangan atau masalah yang saya hadapi
tapi dengan kesabaran dan ketabahan saya dapat menyelesaikannya dengan baik
serta dengan bantuan konsultasi sesama teman juga.

Demikian juga dalam penulisan laporan praktikum padang pengembalaan
dan pasture ini banyak sekali kesalahan atau kalimat - kalimat yang salah oleh
karena itu kiranya pembaca mohon untuk dimaafkan. Karena tiada satupun manusia
yang tidak mempunyai kesalahan ataupun kehilafan. Mudah mudahan dengan
penulisan laporan ini dapat berguna tentunya bagi saya sendiri ataupun mahasiswa
lain pada umumnya.




15 juli 2013


Penulis

Anda mungkin juga menyukai