Anda di halaman 1dari 173

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua

Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.




PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR
(HRSG) DENGAN SISTEM TEKANAN UAP DUA TINGKAT
KAPASITAS DAYA PEMBANGKITAN 77 MW

SKRIPSI

Skripsi yang Diajukan untuk Melengkapi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik







RAHMAD SUGIHARTO
NIM. 070421022

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009


Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.



Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.



Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.



Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.



Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.




Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullillah, dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan
puji dan syukur yang tak terhingga kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
kesehatan, kesempatan dan pengetahuan kepada penulis, karena atas rahmat,
karunia dan petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik di
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknis Universitas Sumatera Utara.
Adapun tugas sarjana ini diambil dari bidang mata kuliah ketel uap dengan
judul Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Sistem
Tekanan Uap 2 (Dua) Tingkat (Dual Pressure) Kapasitas Daya Pembangkitan 77
MW.
Dalam menyelesaikan tugas sarjana ini, penulis banyak sekali mendapat
bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak khususnya dari Bapak Ir.
Mulfi Hazwi, M.Sc. selaku dosen pembimbing dan teman teman di Departemen
Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara, atas bantuan yang diberikan kepada
penulis.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Suryono dan Ibunda Rasiem yang
selalu mendoakan dan memberikan yang terbaik buat penulis.
2. Bapak Ir. Mulfi Hazwi, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan
pengetahuan dalam pengerjaan tugas sarjana ini hingga selesai.
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


3. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri sebagai Ketua Departemen Teknik
Mesin FT USU.
4. Bapak/Ibu dosen yang telah mendidik penulis selama kuliah di
Departemen Teknik Mesin.
5. Bapak/Ibu staf pegawai Departemen Teknik Mesin.
6. Nenek Mujinah dan keluarga tercinta, beserta teman teman di mana
penulis bertempat tinggal selama kuliah, yang selalu memberikan doa dan
dukungan terbaik.
7. Rekan rekan mahasiswa di Teknik Mesin, khususnya Ekstensi Stambuk
2007 yang telah banyak mendukung dan membantu penulis selama
perkuliahan maupun dalam penyelesaian tugas sarjana ini.
8. Teman teman Caroline Officer yang banyak membantu selama kuliah.
Walaupun penulis berusaha sebaik mungkin, namun penulis menyadari
banyak kekurangan isi penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis
memohon maaf dan dengan senang hati berterima kasih jika menerima saran dan
kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan tugas sarjana ini selanjutnya.
Semoga penulisan ini memberikan manfaat sebaik baiknya. Amin.

Medan, Nopember 2009
Hormat Penulis,


NI M. 070421022
Rahmad Sugihart o


Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR NOTASI ............................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ ix

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan ............................................................ 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................ 2
1.4. Metode Penulisan ........................................................... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Siklus Kombinasi ......................................... 4
2.2. Siklus Turbin Gas .......................................................... 8
2.3. Heat Recovery Steam Generator .................................... 11
2.3.1. Komponen Utama HRSG ..................................... 11
2.3.2. Efisensi Termal HRSG ......................................... 15
2.3.3. Proses Perpindahan Panas pada HRSG .................. 17
2.4. Alat Penukar Kalor ........................................................ 18
2.5. Turbin Uap ................................................................... 21

BAB III : PERHITUNGAN TERMODINAMIKA HRSG
3.1. Spesifikasi Teknis Perancangan .................................... 23
3.2. Perhitungan Uap ............................................................ 23
3.3. Kesetimbangan Energi ................................................... 31
3.3.1. Kesetimbangan energi pada sistem uap tekanan tinggi
(high pressure atau HP) ......................................... 31
3.3.2. Kesetimbangan energi pada sistem uap tekanan rendah
(low pressure atau LP)Evaporator ........................ 35
3.4. Spesifikasi HRSG yang Direncanakan ........................... 39
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


3.5. Daya yang Dibangkitkan HRSG ................................... 40
3.6. Efisiensi HRSG .............................................................. 41

BAB IV : UKURAN UKURAN KOMPONEN UTAMA HRSG
4.1. Parameter Perhitungan Pipa HP Superheater ................. 43
4.1.1. Pemilihan Pipa HP Superheater ........................... 45
4.1.2. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa ( h
i
) 48
4.1.3. Koefisien Perpindahan Panas di luar Pipa ( h
o
) .. 50
4.1.4. Efisiensi dan Efektivitas Sirip ............................. 58
4.1.5. Tahanan Konduksi pada Pipa HP Superheater ..... 60
4.1.6. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ( U ) .. 60
4.1.7. Luas Bidang Pindahan panas .............................. 60

4.2. Parameter Perhitungan Pipa HP Evaporator ................. 61
4.2.1. Pemilihan Pipa HP Evaporator ............................ 64
4.2.2. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa ( h
i
) 66
4.2.3. Koefisien Perpindahan Panas di luar Pipa ( h
o
) .. 68
4.2.4. Efisiensi dan Efektivitas Sirip ............................. 75
4.2.5. Tahanan Konduksi pada Pipa HP Evaporator ...... 77
4.2.6. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ( U ) .. 77
4.2.7. Luas Bidang Pindahan panas .............................. 78

4.3. Parameter Perhitungan Pipa HP Ekonomiser ................ 79
4.3.1. Pemilihan Pipa HP Ekonomiser .......................... 81
4.3.2. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa ( h
i
) 83
4.3.3. Koefisien Perpindahan Panas di luar Pipa ( h
o
) .. 85
4.3.4. Efisiensi dan Efektivitas Sirip ............................. 91
4.3.5. Tahanan Konduksi pada Pipa HP Ekonomiser .... 93
4.3.6. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ( U ) .. 93
4.3.7. Luas Bidang Pindahan panas .............................. 94

4.4. Parameter Perhitungan Pipa LP Superheater ................. 95
4.4.1. Pemilihan Pipa LP Superheater .......................... 97
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.4.2. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa (h
i
) . 98
4.4.3. Koefisien Perpindahan Panas di luar Pipa (h
o
) .... 100
4.4.4.Tahanan Konduksi pada Pipa LP Superheater ....... 104
4.4.5. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ( U ) .. 105
4.4.6. Luas Bidang Pindahan panas .............................. 105

4.5. Parameter Perhitungan Pipa LP Evaporator ................... 106
4.5.1. Pemilihan Pipa LP Evaporator ............................ 108
4.5.2. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa ( h
i
) 110
4.5.3. Koefisien Perpindahan Panas di luar Pipa ( h
o
) .. 112
4.5.4. Efisiensi dan Efektivitas Sirip ............................. 118
4.5.5. Tahanan Konduksi pada Pipa LP Evaporator ....... 120
4.5.6. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ( U ) .. 120
4.5.7. Luas Bidang Pindahan panas .............................. 121

4.6. Parameter Perhitungan Pipa Condensate Preheater ....... 122
4.6.1. Pemilihan Pipa Condensate Preheater ................. 124
4.6.2. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa ( h
i
) 126
4.6.3. Koefisien Perpindahan Panas di luar Pipa ( h
o
) .. 127
4.6.4. Efisiensi dan Efektivitas Sirip ............................. 134
4.6.5. Tahanan Konduksi pada Pipa Condensate Preheater 136
4.6.6. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ( U ) .. 136
4.6.7. Luas Bidang Pindahan panas .............................. 136

4.7. Perhitungan Luas Penampang HRSG .......................... 138

4.8. Cerobong Asap (chimney) HRSG ................................ 138

BAB V : KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan ................................................................. 140
5.2. Saran ........................................................................... 145

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 147
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


DAFTAR NOTASI


Notasi Arti Satuan
A luas permukaan perpindahan panas m
2

A
c
luas penampang bagian dalam m
2

A
f
luas permukaan sirip m
2

A
p
luas permukaan sirip primer m
2

A
h
luas total permukaan yang menyerap panas m
2

A
a
luas penampang aliran m
2

Di diameter dalam pipa m
D
o
diameter luar pipa m
D
h
diameter hidrolik pipa m
DN diameter nominal (inch)
h entalphi kJ/kg
h
i
koefisien konveksi bagian dalam pipa W/m
2
.
o
C
h
o
koefisien konveksi bagian luar pipa W/m
2
.
o
C
k konduktivitas thermal W/m.
o
C
1 panjang sirip m
L panjang pipa m
LMTD beda suhu rata rata logaritma
o
C
m
g
laju aliran massa gas buang kg/s
m
u
laju aliran massa uap kg/s
n jumlah pipa dalam satu baris
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


N jumlah lintasan
N
u
bilangan Nusselt
N
f
jumlah sirip per batang pipa
p tekanan bar
P daya W
P
r
bilangan Prandtl
Q laju perpindahan panas kJ/s
Re bilangan Reynold
r
e
jari-jari luar pipa bersirip m
r
i
jari jari dalam pipa m
r
o
jari-jari luar pipa m
S tegangan tarik ijin Psia
SL jarak longitudinal dua buah pipa m
ST jarak tranversal dua buah pipa m
t tebal pipa m
T temperatur
o
C
T
g
temperatur gas buang
o
C
T
min
beda suhu minimum
o
C
T
max
beda suhu maximum
o
C
U koefisien perpindahan panas total W/m
2
.
o
C
V kecepatan m/s
V
g
kecepatan gas m/s
V
g maks
kecepatan gas maksimum rangkuman pipa m/s
V
u
kecepatan uap m/s
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.

f
efisiensi sirip

O
efektifitas sirip

HRSG
efisiensi HRSG %

T
efisiensi turbin %
viskositas dinamik fluida kg/m.s
massa jenis fluida kg/ m
3

Volume jenis fluida m
3
/ kg
W
P
kerja pompa kJ/kg

perbandingan kalor spesifik
x kualitas uap




























Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Nama Gambar Halaman
2.1. Instalasi PLTGU 6
2.2. Siklus Gas Terbuka 9
2.3. Siklus Brayton 9
2.4. Diagram P V Turbin Gas 9
2.5. Diagram Alir Air dan Uap HRSG 14
2.6. Konstruksi Salah Satu Unit HRSG Buatan SIEMENS
di PLTGU PT. PLN (Persero) Sektor Belawan 15
2.7. Penukar Kalor Pipa Ganda 18
2.8. Perbedaan Jenis Aliran dan Profil Hubungan Temperatur
dalam Sebuah Pipa Ganda Alat Penukar Kalor 20
2.9. Distribusi Temperatur pada Proses Evaporasi 21
2.10. Diagram Instalasi Siklus Gabungan 22
3.1. Profil Diagram Temperatur Gas Buang dan Uap HRSG 24
3.2. Siklus Perencanaan HRSG 25
3.3. Diagram T S yang Direncanakan 28
3.4. Diagram Analisa Kesetimbangan Energi
pada Uap Tekanan Tinggi 32
3.5. Diagram Analisa Kesetimbangan Energi
pada Uap Tekanan Rendah 35
3.6. Diagram Kesetimbangan Energi Uap dan Gas Buang 39
3.7. Diagram Alir Perancangan Instalasi Gabungan 42
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.1. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada HP Superheater 44
4.2. Sketsa Rancangan Pipa pipa HP Superheater 46
4.3. Susunan Pipa Selang-Seling pada HP Superheater 50
4.4. Luas Penampang Pipa Bersirip pada HP Superheater 54
4.5. Grafik Efisiensi Sirip 58
4.6. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada HP Evaporator 62
4.7. Sketsa Rancangan Pipa pipa HP Evaporator 65
4.8. Susunan Pipa Selang-Seling pada HP Evaporator 68
4.9. Luas Penampang Pipa Bersirip pada HP Evaporator 72
4.10. Grafik Efisiensi Sirip 75
4.11. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada HP Ekonomiser 79
4.12. Susunan Pipa Selang-Seling pada HP Ekonomiser 85
4.13. Grafik Efisiensi Sirip 91
4.14. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada LP Superheater 95
4.15. Susunan Pipa Selang-Seling pada LP Superheater 101
4.16. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada LP Evaporator 107
4.17. Susunan Pipa Selang-Seling pada LP Evaporator 112
4.18. Grafik Efisiensi Sirip 118
4.19. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada Condensate Preheater 122
4.20. Susunan Pipa Selang-Seling pada CPH 128
4.21. Grafik Efisiensi Sirip 134



Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kebutuhan energi khususnya energi listrik terus meningkat seiring dengan
meningkatnya kegiatan pembangunan ekonomi suatu negara. Salah satunya
seperti di Indonesia yang merupakan negara ekonomi berkembang dan
pertumbuhan penduduk yang semakin besar, merupakan negara dengan konsumsi
energi yang semakin meningkat pula. Sumber energi yang paling banyak
digunakan di sektor industri dan produksi tenaga listrik di Indonesia adalah
minyak bumi dan gas. Minyak bumi dan gas merupakan jenis energi fosil yang
tidak dapat diperbaharui yang ketersediaannya semakin berkurang karena
penggunaan terus-menerus. Oleh karena itu, pemanfaatan energi harus seefisien
mungkin agar menghasilkan manfaat ekonomi dan dapat diterima sebaik-baiknya
bagi masyarakat dan lingkungan.
Salah satu bentuk efisiensi pemakaian energi di bidang produksi tenaga
listrik adalah pada siklus kombinasi Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
PLTGU adalah gabungan antara Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan Pusat
Listrik Tenaga Uap (PLTU). Efisiensi termal PLTG di bawah 35 %, tetapi dengan
adanya siklus gabungan PLTGU ini dapat diperoleh efisiensi termal yang cukup
baik yaitu dapat mencapai di atas 50 % (P.K, Nag, hal. 112). Efisiensi termal pada
HRSG adalah indikator seberapa baik kemampuan pemaanfaatan panas untuk
menghasilkan uap pada suhu dan tekanan yang diminta. Adanya prinsip ekonomi
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


dan biaya bahan bakar membuat pembangkit daya (powerplant) harus beroperasi
seefisien mungkin.
Panas gas buang dari PLTG biasanya di atas 500
o
C. Panas ini dapat
dimanfaatkan untuk memproduksi uap yang digunakan sebagai fluida kerja di
PLTU. Alat yang digunakan untuk menghasilkan uap tersebut adalah Heat
Recovery Steam Generator (HRSG).
Pada dasarnya prinsip kerjanya hampir sama dengan ketel uap (boiler)
yaitu mengkonversi energi panas bahan bakar dengan memanaskan fluida kerja
yaitu air menjadi uap panas bertekanan. Keuntungan penggunaan HRSG yang
paling prinsip dibanding boiler umum yang menggunakan pembakar (burner)
adalah peningkatan efisiensi karena HRSG memanfaatkan gas buang dari Turbin
Gas sebagai sumber kalor sehingga tidak memerlukan bahan bakar dan udara
sebagai pemanas.

1.2. Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan pada skripsi ini adalah untuk merancang
satu unit HRSG, di mana uap yang dihasilkan untuk menggerakkan turbin uap.
Tujuan secara khusus pada penulisan ini adalah untuk mengetahui
performansi HRSG secara teoritis serta menentukan parameter dan dimensi
komponen komponen utama HRSG dari suatu HRSG yang dirancang.

1.3. Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini dirancang satu unit HRSG yang memanfaatkan gas
buang turbin gas dengan daya 130 MW, di mana uap yang diproduksi HRSG
digunakan untuk menggerakkan turbin uap. Adapun pembahasannya meliputi :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


1. Perhitungan termodinamika HRSG.
2. Perhitungan daya dan efisiensi yang dihasilkan HRSG.
3. Perhitungan ukuran ukuran utama komponen HRSG yaitu ukuran pipa
dan bahan pemanas awal kondensat (condensate preheater), LP (low
pressure atau tekanan rendah) evaporator, LP superheater, HP (high
pressure atau tekanan tinggi) ekonomiser, HP evaporator dan HP
superheater.
4. Gambar penampang HRSG.

1.5. Metode Penulisan
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah
sebagai berikut :
1. Survei lapangan, yaitu berupa peninjauan langsung ke lokasi tempat
pembangkit berada, yaitu di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara Sektor Belawan, Medan.
2. Studi literatur, yaitu berupa studi kepustakaan, kajian dari buku manual
pembangkit, atau artikel yang terkait dari internet.
3. Diskusi, yaitu berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing, staf
perusaahan pembangkit dan dosen pembanding yang akan ditunjuk oleh
pihak Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara mengenai kekurangan kekurangan di dalam penulisan tugas akhir
sarjana ini.


Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Siklus Kombinasi
Dewasa ini hasil penelitian telah banyak mendapatkan kemajuan dalam
melakukan kombinasi pada siklus Brayton (turbin gas) dengan siklus Rankine
(tenaga uap) sehingga menjadi siklus gabung atau kombinasi (combined cycle).
Siklus gabung adalah suatu siklus yang memanfaatkan gas buang dari turbin gas
untuk memanaskan air yang dalam hal ini digunakan ketel atau pembangkit uap
(boiler). Pembangkit uap ini dikenal dengan Heat Recovery Steam Generator
(HRSG).
Prinsip kerja HRSG hampir sama dengan ketel uap pada umumnya, hanya
saja media yang digunakan untuk memanaskan air hingga menjadi uap panas
lanjut adalah gas panas buangan turbin gas yang masih memiliki temperatur
sangat tinggi. Gas buang yang keluar dari turbin gas umumnya adalah di atas 500
o
C. Gas buang ini masih mengandung banyak oksigen karena sistem turbin gas
menggunakan campuran bahan bakar udara yang miskin. Karena itu dapat
digunakan untuk membakar bahan bakar di dalam ruang bakar HRSG.
Dengan adanya siklus gabungan tersebut maka diperoleh 2 (dua)
keuntungan yaitu menambah daya listrik dan menghemat biaya bahan bakar.
Penambahan daya listrik tanpa menambah bahan bakar berarti akan menaikkan
efisiensi termal. Besarnya peningkatan efisiensi siklus gabung tergantung dari
temperatur air pendingin yang digunakan pada PLTU dan besarnya temperatur gas
buang PLTG dan HRSG. Makin dingin temperatur air pendingin dan makin tinggi
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


temperatur gas buang turbin gas serta makin rendahnya temperatur gas buang
HRSG sesuai dengan spesifikasi yang diizinkan, maka efisiensinya juga semakin
besar.
Alasan lain pemilihan PLTGU adalah waktu konstruksi yang cepat
sehingga bila ada lonjakan permintaan tenaga listrik yang harus dipenuhi dalam
waktu singkat maka dapat dibangun PLTGU secara bertahap. Tahap pertama
dibangun PLTG untuk memenuhi lonjakan permintaan, sedangkan HRSG dan
PLTU dibangun dan dioperasikan kemudian bila permintaan tenaga listrik sudah
meningkat. PLTGU dapat dioperasikan sebagai pembangkit untuk beban puncak
maupun beban dasar. Yang perlu dipertimbangkan pada beban puncak adalah
waktu start up (mulai operasi) dari PLTGU. PLTG mempunyai waktu start up
yang cepat sedangkan PLTU mempunyai waktu start up yang lambat bila dalam
kondisi cold start up atau operasi yang dimulai dengan kondisi temperatur fluida
yang masih rendah. Sehingga untuk melayani beban puncak perlu beroperasi
secara warm start up (pemanasan bertahap).
HRSG umumnya mempunyai 2 (dua) drum uap, yaitu 1 (satu) untuk
tekanan rendah (low pressure atau LP) dan 1 (satu) lagi untuk tekanan tinggi (high
pressure atau HP). HRSG dalam perkembangannya dapat terdiri dari 3 (tiga)
drum uap dengan tekanan uap yang berbeda yaitu tekanan tinggi, tekanan
menengah (intermediate pressure atau IP) dan tekanan rendah.
Peningkatan efisiensi HRSG juga dipengaruhi dengan jumlah tekanan uap
yang digunakan. HRSG pada umumnya ada yang menggunakan 2 (dua) atau 3
(tiga) tingkat tekanan, tapi dengan semakin banyaknya jumlah tingkat tekanan,
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


maka biaya investasi semakin besar. Maka dalam pertimbangan hal ini maka
umumnya dipilih HRSG dengan tekanan 2 (dua) tingkat.


Gambar 2.1. Instalasi PLTGU

Gambar 2.1. di atas menunjukkan sistem instalasi dari komponen
komponen PLTGU di mana HRSG yang digunakan dengan menggunakan tekanan
uap 2 (dua) tingkat. Pembangkit daya seperti ini di samping menghasilkan
efisiensi yang tinggi dan keluaran daya yang lebih besar, siklus gabung ini bersifat
luwes dan dan mudah dioperasikan dengan beban tak penuh, cocok untuk operasi
beban dasar dan turbin bersiklus dan mempunyai efisiensi yang tinggi dalam
daerah beban yang luas. Kelemahannya berkaitan dengan keruwetannya karena
pada dasarnya instalasi ini menggabungkan 2 (dua) teknologi di dalam satu
kompleks pembangkit daya.
Untuk meningkatkan efisiensi siklus kombinasi, salah satunya adalah
dengan meminimalkan panas yang terbuang melalui gas buang. Suhu gas buang
pada cerobong atau bagian akhir HRSG harus serendah mungkin. Walau
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


demikian, suhu tersebut tidak boleh terlalu rendah sehingga uap air akan
mengembun pada dinding cerobong. Hal ini penting bagi bahan bakar yang
mengandung sulfur dimana pada suhu rendah akan mengakibatkan korosi titik
embun sulfur. Oleh karena bahan bakar PLTG adalah gas alam dan sebagai
cadangan biasanya menggunakan minyak bakar (HSD). Dari buku manual HRSG
ketika survei, diperoleh informasi kandungan SO
2
pada gas buang kecil sekali
yaitu hanya sekitar <0,049 %. Selain itu untuk meningkatkan efisiensi siklus
adalah dengan menaikkan temperatur masuk udara ke turbin gas atau dengan
mengurangi temperatur kondensasi pada turbin uap.
Dalam tugas sarjana berupa perancangan ini, dipilih siklus gabungan
dengan regenerasi karena siklus ini lebih efisien digunakan jika dibandingkan
dengan siklus gabungan lainnya dalam menghasilkan daya listrik dengan
menggunakan masing masing 1 (satu) unit turbin gas dan 2 (dua) turbin uap
yaitu turbin uap tekanan tinggi dan tekanan rendah. Di samping itu, adanya
pemanasan air umpan atau regenerasi akan lebih mengefektifkan kerja HRSG.
HRSG yang dirancang menghasilkan uap yang terdiri dari 2 (dua) tekanan
yaitu tekanan tinggi (high pressure atau HP) dan tekanan rendah (low pressure
atau LP). Adapun komponen utama HRSG adalah pemanas awal kondensat
(condensate preheater atau CPH), LP evaporator, LP Drum, LP superheater, HP
ekonomiser, HP evaporator, HP drum dan HP superheater.




Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


2.2. Siklus Turbin Gas
Turbin gas merupakan alat yang mengonversi energi kimia bahan bakar
menjadi energi energi mekanis melalui proses pembakaran, kemudian energi
mekanis tersebut dikonversi oleh generator menjadi energi listrik. Turbin gas
bekerja dengan siklus Brayton) dan fluida kerjanya adalah gas. Sistem turbin gas
yang paling sederhana terdiri dari 3 (tiga) komponen utama yaitu : kompresor,
ruang bakar dan turbin, dengan susunan seperti pada gambar 2.3.
Prinsip kerja sistem ini adalah udara atmosfer masuk ke dalam kompresor
yang berfungsi menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga
temperaturnya akan naik. Kemudian udara bertekanan tinggi itu masuk ke dalam
ruang bakar. Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar ke dalam arus udara
tersebut, sehingga terjadi proses pembakaran. Proses pembakaran tersebut
berlangsung pada tekanan konstan, sehingga bisa dikatakan bahwa ruang bakar
hanyalah digunakan untuk menaikkan temperatur udara. Gas pembakaran yang
bertemperatur tinggi itu kemudian masuk ke dalam turbin gas di mana energinya
dipergunakan untuk memutar sudu turbin. Sebanyak 60 % dari daya yang
dihasilkan turbin digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, sisanya baru
digunakan untuk memutar generator.
Siklus ideal ini terdiri dari 2 (dua) proses isobar yang terjadi di ruang
bakar dan proses pembuangan gas bekas, serta 2 (dua) proses isentropik yang
terjadi pada kompresor dan ekspansi gas pada turbin.
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Turbin Gas
Ruang
Bakar
G Kompresor
1
Udara Atmosfer
Bahan Bakar
SIKLUS GAS
2 3
4

Gambar 2.2. Siklus Gas Terbuka


Gambar 2.3. Siklus Brayton








Gambar 2.4. Diagram P V Turbin Gas
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Jalannya proses dapat diterangkan sebagai berikut (Frietz Dietzell, 1992,
hal 156):
1 2 : Merupakan proses kompresi isentropik dalam kompresor, kondisi 1
adalah udara atmosfer. Temperatur udara hasil kompresi T
2
dapat
diketahui dari hubungan :
T
2
=T
1
.
1
p
r
dengan :
r
p
=rasio tekanan P
2
/P
1

=perbandingan panas spesifik pada tekanan konstan dan panas spesifik
pada volume konstan, untuk udara =1,4
2 3 : Proses penambahan panas pada tekanan konstan dalam ruang bakar.
Panas yang ditambahkan pada ruang bakar adalah :
Q
in
=C
p
(T
3
T
2
)
3 4 : Proses ekspansi isentropik dalam turbin. Temperatur gas keluar T
4

dihitung dengan hubungan :
T
4
=T
3

1
1

|
|
.
|

\
|
p
r

4 1 : Merupakan proses pelepasan kalor ke lingkungan pada tekanan konstan.
Besarnya kalor yang dilepas dihitung dengan rumus :
Q
out
=C
p
(T
4
T
1
)

Kerja netto turbin (W
net
) merupakan kerja berguna yang dihasilkan turbin
setelah kerja ekspansi dikurangi dengan kerja kompresi. Besar kerja netto turbin
adalah :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


W
net
=W
T
W
K
=(h
3
h
4
) (h
2
h
1
)
Daya netto turbin merupakan daya keluaran turbin (daya yang dibutuhkan
generator) setelah memperhatikan kerugian-kerugian, maka daya netto turbin (P.K
Nag, 2002) adalah :
P
net
= g m
.
. W
T
g m
.
. W
K

Efisiensi siklus merupakan perbandingan antara jumlah kalor yang efektif
dengan kalor yang dimasukkan ke sistem (Yunus A. Cengel, 1979), yaitu :

siklus
=
net
net
Q
W

=(h
3
h
2
) (h
4
- h
1
) / (h
3
h
2
)
=1
|
|
.
|

\
|

2 3
1 4
h h
h h


2.3. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
Heat Recovery Steam Generator (HRSG) pada umumnya terdiri dari
beberapa seksi seksi yaitu pemanas awal kondensat (kondensat preheater),
ekonomiser, evaporator dan superheater.
2.3.1. Komponen-komponen Utama HRSG
Adapun komponen utama dan fungsi bagian bagian HRSG antara lain :
1. Pemanas awal kondensat (condensate preheater atau CPH)
Pemanas awal kondensat berfungsi memanaskan air yang berasal dari
kondensat keluaran turbin uap, kemudian air yang sudah dipanaskan ini
dialirkan dan dikumpulkan ke tangki air umpan. Umumnya pemanas awal
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


kondensat ini diletakkan di bagian paling atas sekali dari posisi pipa pipa
pemanas yand ada dan diikuti oleh pipa pipa lainnya.
2. Ekonomiser
Ekonomiser adalah elemen HRSG yang berfungsi untuk memanaskan
air umpan sebelum memasuki drum ketel dan evaporator sehingga proses
penguapan lebih ringan dengan memanfaatkan gas buang dari HRSG yang
masih tinggi sehingga memperbesar efisiensi HRSG karena dapat
memperkecil kerugian panas yang dialami HRSG. Air yang masuk pada
evaporator sudah pada temperatur tinggi sehingga pipa-pipa evaporator tidak
mudah rusak karena perbedaan temperatur yang tidak terlalu tinggi.
Keuntungan lain dari ekonomiser adalah air yang akan masuk ke
dalam evaporator pada temperatur tinggi sehingga untuk menguapkannya
hanya dibutuhkan panas yang sedikit untuk proses penguapan, sehingga luas
bidang yang dipanaskan atau heating surface dari evaporator bisa lebih sedikit
akibatnya ukuran dari HRSG bisa lebih kecil, oleh karena itu biaya produksi
HRSG bisa lebih diperkecil. Maka kesimpulan dari keuntungan penggunaan
ekonomiser adalah :
a) Biaya perawatan (maintenance cost) menjadi lebih murah.
b) Efisiensi termal dapat diperbesar.
c) Biaya operasi menjadi lebih hemat atau lebih ekonomis.
d) Harga investasi HRSG menjadi lebih murah.
3. Evaporator
Evaporator merupakan elemen HRSG yang berfungsi untuk mengubah
air hingga menjadi uap jenuh. Pada evaporator dengan adanya pipa penguap
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


akan terjadi pembentukan uap. Pada evaporator biasanya kualitas uap sudah
mencapai 0,8 0,98, sehingga sebagian masih berbentuk fase cair. Evaporator
akan memanaskan uap air yang turun dari drum uap panas lanjut yang masih
dalam fase cair agar berbentuk uap sehingga bisa diteruskan menuju
superheater. Perpindahan panas yang terjadi pada evaporator adalah film pool
boiling di mana air yang dipanaskan mendidih sehingga mengalami perubahan
fase menjadi uap jenuh. Jenis evaporator ada 2 (dua) jenis yaitu evaporator
bersirkulasi alami (bebas) dan evaporator bersirkulasi paksa (dengan pompa).
4. Superheater
Superheater atau pemanas lanjut uap ialah alat untuk memanaskan uap
jenuh menjadi uap panas lanjut (superheat vapor). Uap panas lanjut bila
digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi di dalam turbin atau
mesin uap tidak akan mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan
timbulnya bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik (back stroke)
yang diakibatkan mengembunnya uap belum pada waktunya sehingga
menimbulkan vakum di tempat yang tidak semestinya di daerah ekspansi.
Selain komponen komponen utama HRSG di atas, HRSG juga
dilengkapi peralatan bantu lainnya yang fungsinya sangat menunjang kinerja
HRSG, antara lain drum uap dan cerobong asap. Drum sebagai wadah yang
berfungsi memisahkan campuran air uap dan keluarannya berupa uap jenuh
kering (steam saturated steam) yang kemudian dialirkan ke superheater.
Cerobong asap berfungsi sebagai laluan yang membantu tarikan gas buang ke
atmosfer.

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


CPH
LP
HP
LP eva
LP sup
HP eko
HP eva
HP sup
UAP LP
UAP HP
Gas Buang

Gambar 2.5. Diagram Alir Air dan Uap HRSG
Keterangan gambar 2.5 :
CPH = condensate preheater
eko = ekonomiser
eva = evaporator
sup = superheater



Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.



Gambar 2.6. Konstruksi Salah Satu Unit HRSG Buatan SIEMENS di PLTGU
PT. PLN (Persero) Sektor Belawan

2.3.2. Efisiensi Termal HRSG
Dalam suatu sistem, analisis berpusat pada daerah dimana materi dan
energi mengalir melaluinya. Perhitungan efisiensi termal HRSG yang
menggunakan 2 (dua) tekanan (tinggi dan rendah) dapat dilakukan dengan
membandingkan laju aliran energi yang digunakan untuk menguapkan air menjadi
uap panas lanjut atau superheated (
h
Q
.
) baik pada uap tekanan tinggi maupun uap
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


tekanan rendah dan laju aliran energi yang terkandung dalam gas buang (
eg
Q
.
)
dari sistem PLTG yang berguna dalam HRSG, dirumuskan (lit. 10) :
=
.
.
eg
h
Q
Q
x 100 %
Besarnya energi panas yang terkandung dalam gas buang turbin gas yang
diberikan kepada HRSG (
.
Q
eg
) dapat diketahui dengan persamaan berikut ini :
.
Q
eg
= ) (
.
o i eg
eg T T cp m
dengan :
T
i
=temperatur gas buang dari turbin gas (K)
T
o
=temperatur gas buang ke lingkungan (K)
.
eg
m =laju aliran massa gas buang (kg/detik)
eg
cp =panas spesifik gas buang (kJ/kg.K)
Sedangkan laju aliran energi panas yang dibutuhkan air menjadi uap
) (
.
h
Q dapat dicari dengan menggunakan persamaan
.
Q
eg
tersebut. Pada persamaan
di atas diasumsikan :
1. Sistem dalam kondisi tunak (steady state).
2. Perubahan laju aliran energi potensial dan laju aliran energi kinetik diabaikan.
3. Adanya kerja yang masuk ke sistem, maka persamaannya menjadi (lit.10) :
.
h
Q =
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|
+
FW
FW
HP
HP
LP
LP h m h m h m . . .
. . .

dengan :
LP m
.
=laju aliran massa uap tekanan rendah (low pressure) (kg/detik)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


LP
h =entalphi uap tekanan rendah (kJ/kg)
HP m
.
=laju aliran massa uap tekanan tinggi (high pressure) (kg/detik)
HP
h =entalphi uap tekanan tinggi (kJ/kg)
FW m
.
=laju aliran massa air umpan (kg/detik)
FW
h =entalphi air umpan (kJ/kg)

2.3.3. Proses Perpindahan Panas pada HRSG
Perpindahan panas adalah perpindahan energi thermal dari temperatur
tinggi ke temperatur yang lebih rendah. Perpindahan panas yang terjadi di dalam
HRSG praktis hanya melalui proses kombinasi konveksi dan konduksi saja, tidak
ada lagi proses radiasi karena HRSG tidak lagi berhadapan dengan lidah api.
Perpindahan panas konduksi yang terjadi di dalam HRSG yaitu panas
dirambatkan atau dihantarkan oleh molekul-molekul dinding pipa yang berbatasan
dengan aliran gas buang turbin gas kemudian panas dirambatkan menuju dinding
pipa air bagian dalam.
Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang
dilakukan oleh molekul-molekul suatu fluida (cair ataupun gas). Perpindahan
panas secara konveksi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis perpindahan panas yaitu
konveksi bebas dan konveksi paksa. Konveksi bebas (free convection) terjadi bila
molekul-molekul fluida yang bergerak disebabkan perbedaan kerapatan massa
jenis (densiti) di dalam fluida itu sendiri, sedangkan pada konveksi paksa (force
convection), molekul-molekul fluida tersebut bergerak atau mengalir sebagai
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


akibat kekuatan mekanis (misalnya dipompa atau dihembus fan) dan setiap
kondisi alirannya berbeda.

2.4. Alat Penukar Kalor
Alat penukar kalor (heat exchanger) adalah suatu alat yang berfungsi
sebagai tempat penukaran panas di antara dua fluida yang berbeda temperatur atau
penukaran panas yang terjadi dari temperatur tinggi ke rendah atau sebaliknya
tanpa ada pencampuran antara satu fluida dengan fluida lainnya. Penggunaan alat
penukar kalor untuk industri pembangkit tenaga misalnya pada HRSG dan PLTU
adalah seperti condensate preheater, ekonomiser, evaporator, superheater dan
kondensor.






Gambar 2.7. Penukar Kalor Pipa Ganda
Pada gambar 2.7. di atas, salah satu fluida mengalir di dalam tabung yang
lebih kecil, sedangkan fluida yang satu lagi mengalir di dalam ruang anulus di
antara kedua tabung, fluidanya dapat mengalir dalam aliran arah sejajar (parallel
flow) maupun aliran lawan arah (counter flow), dan profil suhu untuk kedua kasus
itu ditunjukkan pada gambar 2.8. di bawah ini. Perpindahan kalor dalam susunan
pipa ganda ini yaitu :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


.
Q =U A T
m
dengan :
U =koefisien perpindahan kalor menyeluruh (W/m
2
.
o
C)
A =luas permukaan perpindahan kalor yang sesuai dengan definisi U
T
m
=beda suhu rata-rata yang tepat untuk digunakan dalam penukar kalor

Perpindahan kalor yang sebenarnya (actual) dapat dihitung dari energi
yang dilepaskan oleh fluida panas atau energi yang diterima oleh fluida dingin,
(J.P. Holman, 1998, hal. 498) yaitu :
Untuk aliran sejajar :
q = ) ( ) (
. .
in c out c c c out h in h h h
T T c m T T c m =
Untuk aliran lawan arah :
q = ) ( ) (
. .
out c in c c c out h in h h h
T T c m T T c m =
Perpindahan kalor maksimumnya dapat dinyatakan sebagai :
q
maks
= ) ( ) (
min
.
in c in h
T T c m
Fluida minimum boleh yang panas dan boleh pula yang dingin, bergantung
dari laju aliran massa dan kalor spesifik.






Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.














Gambar 2.8. Perbedaan Jenis Aliran dan Profil Hubungan Temperatur
dalam Sebuah Pipa Ganda Alat Penukar Kalor

T
m
=
| | ) ( / ) ( ln
) ( ) (
out C in H in C out H
out C in H in C out H
T T T T
T T T T


(J.P. Holman, 1998, hal. 491)
Persamaan ini dapat digunakan untuk aliran lawan arah. Maka dapat
dikatakan LMTD adalah beda suhu pada satu ujung penukar kalor dikurangi beda
suhu pada ujung yang satu lagi dibagi logaritma alamiah dari perbandingan kedua
suhu tersebut.
Pada proses penguapan evaporasi dan pengembunan (kondensasi) satu
fluida tidak mengalami perubahan suhu, walaupun perpindahan panas telah
berlangsung di antara kedua fluida. Hal ini disebabkan kalor yang diterima dan
yang dilepas oleh fluida (kalor laten) tidak digunakan untuk menaikkan
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


temperatur tetapi digunakan untuk mengubah fase fluida. Distribusi temperatur
evaporasi dapat dilihat pada gambar 2.9. dibawah ini :









Gambar 2.9. Distribusi Temperatur pada Proses Evaporasi
a. Distribusi temperatur aliran sejajar
b. Distribusi temperatur aliran silang

Maka beda suhu rata rata logaritmik (T
m
) adalah :
T
m
=
| | ) ( / ) ( ln
) ( ) (
out C out H in C in H
out C out H in C in H
T T T T
T T T T


.. (J.P. Holman, 1998, hal 491)

2.5. Turbin Uap
Gas buangan dari gas masuk ke HRSG untuk mengubah air umpan
menjadi uap kering yang akan digunakan untuk memutar sudu sudu turbin uap
hingga dapat memutar beban dalam hal ini generator listrik. Beberapa parameter
rancangan yang penting berkaitan dengan turbin uap adalah tekanan uap masuk
turbin. Mengambil tekanan uap masuk lebih tinggi akan menguntungkan, karena
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


ukuran sudu sudu turbin akan menjadi lebih kecil, namun tekanan yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan efisiensi akan menurun. Parameter lain yang
penting dari turbin uap adalah tekanan kondensor, dalam hal ini turbin uap dan
kondensor akan disesuaikan dengan HRSGnya.
HRSG yang menggunakan tekanan uap 2 (dua) tingkat, turbin uap yang
digunakan juga dapat dibuat bertingkat yaitu turbin uap tekanan tinggi dan turbin
uap tekanan rendah. Uap yang keluar dari turbin uap tekanan tinggi, suhu dan
tekanannya dirancang sama seperti uap yang baru dihasilkan dari superheater
tekanan rendah sehingga uap keduanya bertemu dan memutar turbin tekanan
rendah.
CPH
LP
HP
LP eva
LP sup
HP eko
HP eva
HP sup
HP
LP
G
Turbin
Gas
Ruang
Bakar
G Kompresor
kondensor
Turbin Uap
Udara
Atmosfer
Bahan
Bakar
Tangki Air
Umpan
Pompa Air
Umpan
HRSG
SIKLUS
GAS
SIKLUS
UAP

Gambar 2.10. Diagram Instalasi Siklus Gabungan
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


BAB III
PERHITUNGAN TERMODINAMIKA
HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

3.1. Spesifikasi Teknis Perancangan
Parameter rancangan mengenai Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
pada perencanan ini mengacu pada data hasil survei yang dilakukan di PT. PLN
(Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara Sektor Belawan.
Adapun spesifikasi data data yang diperoleh dari hasil survei yang akan
digunakan untuk perencanaan perancangan HRSG adalah :
a. Daya maksimum turbin gas : 130 MW
b. Bahan Bakar : gas alam
c. Temperatur lingkungan : 30
o
C
d. Tekanan lingkungan : 1,013 bar
e. Aliran massa gas buang : 565,9 kg/detik
f. Temperatur gas buang (beban dasar) : 576,3
o
C
g. Enthalpi gas buang : 608,548 kJ/kg
h. Tekanan gas buang : 1,1143 bar

3.2. Perhitungan Uap
Temperatur uap yang akan dihasilkan harus disesuaikan dengan
temperatur gas buang. Perbedaan temperatur yang terkecil antara 2 (dua) aliran
gas dengan uap, yang biasa disebut dengan titik penyempitan (pinch point) x 1,
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


y 1, x 2 dan y 2, (gambar 3.1) untuk alasan kontrol keselamatan (P.K. Nag,
2002).
HP superheater
HP evaporator
HP
ekonomiser
CPH
(condens. preheater)
LP
evaporator
LP
superheater
T (
o
C)
Laju Pindahan Panas (MW)
x
1
y
1
y
x
2
2

Gambar 3.1. Profil Diagram Temperatur Gas Buang dan Uap HRSG

Temperatur gas buang yang masuk ke HP superheater diperkirakan akan
mengalami penurunan sebesar 2 % karena adanya kerugian yang terjadi pada
saluran dari saluran keluar gas buang turbin gas ke superheater (P.K. Nag, 2002).
Maka temperatur gas buang masuk superheater dapat diperkirakan yaitu :
T masuk superheater =T gas buang turbin gas x 98 %
=576,3
o
C x 0,98
=565,7
o
C
Sesuai dengan di atas, temperatur uap yang akan dihasilkan HP
superheater dengan pinch point 35
o
C adalah :
T uap HP superheater =565,7
o
C 35
o
C
=530,7
o
C
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Dengan memperhitungkan adanya kehilangan panas sepanjang penyaluran
uap dari HRSG hingga masuk ke turbin uap sebesar 2 3 % (P.K. Nag, 2002),
maka temperatur uap masuk turbin HP adalah :
T uap masuk turbin HP =0,98 x 530,7
o
C
=520,08
o
C =520
o
C (diambil)
Temperatur uap yang dihasilkan oleh LP superheater yang direncanakan
adalah 200
o
C, maka penurunan temperatur uap yang akan masuk ke turbin uap
LP adalah :
T uap masuk turbin LP =0,98 x 200
o
C =196
o
C
CPH
LP
HP
LP eva
LP sup
HP eko
HP eva
HP sup
HP
LP
G

kondensor
Turbin Uap
Tangki Air
Umpan
P1
HRSG
Gas Buang
3
2
4
5
5
7
1
8
9
530,7
o
C
520
o
C
196
o
C
P =1,1143 bar
h =596,36 kJ /kg
6
9
P2
10
200
o
C
a
b
c
d
e
f
g

Gambar 3.2. Siklus Perencanaan HRSG
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Turbin uap yang digunakan adalah turbin uap dengan kondensasi, di mana
hasil ekspansi turbin uap akan dikondensasikan pada kondensor. Besarnya
tekanan uap hasil ekspansi masuk kondensor menurut (Frietz Dietzell, 1992)
adalah di bawah tekanan atmosfer, yaitu berkisar pada (0,04 0,1 bar). Dalam hal
ini, media pendingin yang akan digunakan adalah air dengan suhu sekitar 30
o
C.
Temperatur hasil uap hasil ekspansi turbin masuk kondensor direncanakan di atas
42
o
C (dari tabel dengan tekanan 10 kPa, Tsat =45,81
o
C). Parameter yang lain
mengenai turbin uap, yaitu derajat kebasahan yang dapat diterima sehubungan
dengan terjadinya erosi pada sudu, adalah sekitar di atas 17 %, yang artinya
kualitas uap masuk kondensor (keluar turbin) sebesar 83 % (P.K. Nag., 2002).
Dengan mempertimbangkan keamanan sudu turbin, pada perencanaan ini kualitas
uap masuk kondensor diambil 83 %. Dari data di atas :
T masuk turbin HP =520
o
C
P masuk kondensor =0,1 bar
X (kualitas uap) =83 %

T
=85 %

Maka dari diagram Mollier diperoleh P
maks
(tekanan masuk turbin HP)
sebesar 68 bar. Dengan mempertimbangkan adanya penurunan tekanan sepanjang
penyaluran uap mulai dari HRSG hingga masuk turbin sekitar 5 % (P.K. Nag,
2002), maka dalam perencanaan ini tekanan uap HP superheater yaitu :
P
uap kelua HP superheater
=100 / 95 x 68 bar
=71,57 bar
Tekanan uap masuk ke turbin uap LP dirancang 6,7 bar, dengan
mempertimbangkan adanya penurunan tekanan sepanjang penyaluran uap mulai
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


dari HRSG hingga masuk turbin sebesar 5 %, maka dalam perencanaan ini
tekanan uap keluar LP superheater yaitu :
P

uap keluar LP superheater =100 / 95 x 6,7 bar
=7 bar
Sehingga dalam perancangan ini direncanakan :
1. Temperatur gas masuk HP superheater =565,7
o
C
2. Uap yang dihasilkan HP superheater
a. Temperatur =530,7
o
C
b. Tekanan =71,57 bar
3. Kondisi uap HP superheater masuk turbin
a. Temperatur =520
o
C
b. Tekanan =68 bar
4. Uap yang dihasilkan LP superheater
a. Temperatur =200
o
C
b. Tekanan =7 bar
5. Kondisi uap LP superheater masuk turbin
a. Temperatur =196
o
C
b. Tekanan =6,7 bar
6. Kondisi uap hasil ekspansi turbin dan keluar kondensor
a. Temperatur =45,81
o
C
b. Tekanan =0,1 bar
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


1
2
3
4
8
9
5
10
S (kJ /kg.K)
T (
o
C)
7
HP
LP
10'
5'
9'
6

Gambar 3.3. Diagram T S yang Direncanakan

Di bawah ini adalah keadaan di setiap titik proses aliran air dan uap yang
direncanakan di mana parameter temperatur dan enthalpi dapat diperoleh dari
tabel uap atau dapat juga diperoleh dari kalkulator uap di website
www.dofmaster.com.
Keadaan titik 1 :
P
1
=0,1 bar
h
1
=191,83 kJ/kg
v
1
=0,0010102 m
3
/kg
T
1
=45,81
o
C
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Keadaan titik 2 :
W
pompa
=v
1
. (P
2
P
1
)
=0,0010102 m
3
/kg . (700 10) kPa
=0,697 kJ/kg
h
2
=W
p
+h
1

=(191,83 +0,878) kJ /kg
=192,527 kJ/kg
T
2
=45,86
o
C
Keadaan titik 3 :
P
3
=7 bar
h
3
=h
f
=697,22 kJ/kg
v
3
=0,001108 m
3
/kg
T
3
=164,9
o
C
Keadaan titik 4 :
P
4
=7 bar
h
4
=h
g
=2763,5 kJ/kg
Keadaan titik 5 :
P
5
=7 bar
T
5
=200
o
C
h
5
=2844,224 kJ/kg
Keadaan titik 5 (kondisi masuk turbin LP) :
T
5
=196
o
C
P
5
=6,7 bar
h
5


=2836,86 kJ/kg
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Keadaan titik 6 :
W
pompa
=v
3
. (P
6
P
3
)
=0,001108 m
3
/kg . (7157 700) kPa
=7,154 kJ/kg
h
6
=W
p
+h
3

=(7,154 +697,22) kJ/kg
=704,374 kJ/kg
T
6
= 165,79
o
C
Keadaan titik 7 :
P
7
=71,57 bar
h
7
=h
f
=1274,79 kJ/kg
T
7
=287,35
o
C
Keadaan titik 8 :
P
8
=71,57 bar
h
8
=h
g
=2769,88 kJ/kg
Keadaan titik 9 :
T
9
=530,7
o
C
P
9
=71,57 bar
h
9
=3554,212 kJ/kg
Keadaan titik 9 :
P
9
=68 bar
T
9
=520
o
C
h
9


=3460,744 kJ/kg

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Keadaan titik 10 (kondisi ideal) :
P
10
=0,1 bar
h
f
=191,83 kJ/kg dan h
fg
=2392,8 kJ/kg
X (kualitas uap) =0,83
Maka :
h
10
=h
f
+x . h
fg

=(191,83 +(0,83 x 2392,8) kJ/kg
=2177,854 kJ/kg
Keadaan titik 10 (kondisi aktual) :
P
10


=0,1 bar

T
=85 %

T
=
10 ' 5
' 10 ' 5
h h
h h


h
10
=h
5
[
T
. (h
5
h
10
) ]
=2836,86 kJ/kg [ 0,85 . (2836,86 2177,854) kJ/kg ]
=2276,7 kJ/kg

3.3. Kesetimbangan Energi
Laju aliran massa uap dapat diperoleh dari hukum kesetimbangan kalor, di
mana : Q
uap
=Q
gas

3.3.1. Kesetimbangan energi pada sistem uap tekanan tinggi (HP)
Q
uap
=Q
gas

u m
.
(h
9
h
7
) = g m
.
(h
a
h
c
)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


a
c
9
8
7
HP
eva
HP
sup
b

Gambar 3.4. Diagram Analisa Kesetimbangan Energi pada Uap Tekanan Tinggi
Keterangan gambar 3.4. :
a =gas buang masuk HP superheater
c =gas buang melewati HP evaporator
Titik 7 8 =Kondisi pada HP evaporator
Titik 8 9 =Kondisi pada HP superheater
Kondisi titik c (gas buang melewati HP evaporator) :
T
c
= T
8
+35
o
C
= 287,35 +35
o
C
= 322,35
o
C
h
c
= 323,86 kJ/kg
h (enthalpi) gas buang diambil dari tabel sifat sifat udara atau dapat
diperoleh pada kalkulator sifat gas buang di www.hrsgdesign.co dengan
memasukkan temperatur yang diperoleh dari hasil perencanaan dan massa
kandungan gas buang (dalam %) dari hasil survei yaitu :
m
N
2
= 72,442
O
2
= 15,175
CO
2
=5,337
H
2
O = 5,833
AR = 1,211
SO
2
=-
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Kondisi titik a (gas buang masuk melewati superheater) :
T
a
= 565,7
o
C
h
a
= 596,36 kJ/kg
Maka laju aliran uap tekanan tinggi (HP) dapat diperoleh sebesar :

u m
.
=
) (
) (
7 9
.
h h
h h m
c a


=
kg kJ
kg kJ s kg
/ ) 79 , 1274 212 , 3554 (
/ ) 86 , 323 36 , 596 ( / 9 , 565



= 67,65 kg/s
a. HP superheater
Uap panas lanjut yang dihasilkan HP superheater, yaitu pada tekanan
71,57 bar dan temperatur 530,7
o
C. Maka kalor yang diserap pada HP superheater
adalah :
Q
uap
= u m
.
(h
9
h
8
)
= 67,65 kg/s . (3554,212 2769,88) kJ/kg
= 53060,06 kJ/s
= 53060,06 kW
Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan gas buang (Q
gas
) adalah
sebesar 53060,06 kW.
Q
gas
= g m
.
(h
in
h
out
)
53060,06 kW = 565,9 kg/s . (596,36 kJ/kg h
out
)
h
out
= 502,59 kJ/kg
T
out
= 483,36
o
C
Maka temperatur gas buang keluar HP superheater adalah 483,36
o
C dan
gas buang akan masuk ke HP evaporator.
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


b. HP evaporator
Pada tekanan 71,57 bar, dari tabel sifat uap jenuh diperoleh temperatur air
mendidih pada 287,32
o
C. Air akan mengalami penguapan pada HP evaporator.
Besarnya kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan air adalah :
Q
uap
=
u m
.
(h
8
h
7
)
= 67,65 kg/s . (2769,88 1274,79) kJ/kg
= 101142,83 kW
Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan gas buang (Q
gas
) adalah
sebesar 101142,83 kW.
Q
gas
= g m
.
(h
in
h
out
)
101142,83 kW =565,9 kg/s . (502,59 kJ/kg h
out
)
h
out
=323,86 kJ/kg
T
out
=322,34
o
C
Maka temperatur gas buang keluar HP evaporator adalah 322,34
o
C dan gas buang
akan masuk ke HP ekonomiser.

c. HP ekonomiser
Air yang masuk ke HP ekonomiser adalah air yang telah dipanaskan dari
pemanas awal kondensat (condensate preheater atau CPH) kemudian dipompakan
hingga tekanan 71,57 bar kemudian dipanaskan di HP ekonomiser hingga suhu
287,35
o
C. Jumlah kalor yang dibutuhkan yaitu :
Q
uap
=
u m
.
(h
7
h
6
)
= 67,65 kg/s . (1274,79 659,97) kJ/kg
= 41592,573 kW
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan gas buang (Q
gas
) adalah
sebesar 41592,573 kW.
Q
gas
= g m
.
(h
in
h
out
)
41592,573 kW =565,9 kg/s . (323,86 kJ/kg h
out
)
h
out
=250,35 kJ/kg
T
out
=254,47
o
C
Maka temperatur gas buang keluar HP ekonomiser adalah 254,47
o
C dan gas
buang akan masuk ke LP superheater.

3.3.2. Kesetimbangan energi pada sistem uap tekanan rendah (LP)
Q
uap
=Q
gas

u m
.
(h
5
h
3
) = g m
.
(h
d
h
f
)
d
f
5
4
3
LP
eva
LP
sup
e

Gambar 3.5. Diagram Analisa Kesetimbangan Energi pada Uap Tekanan Rendah

Keterangan gambar 3.4. :
d =gas buang masuk melewati LP superheater
f =gas buang melewati LP evaporator
Titik 3 4 =Kondisi pada LP evaporator
Titik 4 5 =Kondisi pada LP superheater
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Kondisi titik f (gas buang melewati LP evaporator) dengan pinch point
yang diambil adalah 16,5
o
C :
T
f
= T
3
+16,5
o
C
= 164,9 +16,5
o
C
= 181,4
o
C
h
f
= 172,42 kJ/kg
Kondisi titik d (gas buang masuk LP superheater) :
T
d
= 254,47
o
C
h
d
= 250,35 kJ/kg
Maka laju aliran uap tekanan rendah (LP) dapat diperoleh sebesar :

u m
.
=
) (
) (
3 5
.
h h
h h m
f d


=
kg kJ
kg kJ s kg
/ ) 22 , 697 24 , 2844 (
/ ) 42 , 172 35 , 250 ( / 9 , 565



= 20,54 kg/s

a. LP superheater
Uap panas lanjut yang dihasilkan LP superheater, yaitu pada tekanan 7 bar
dan temperatur 200
o
C. Maka kalor yang diserap pada LP superheater adalah :
Q
uap
=
u m
.
(h
5
h
4
)
= 20,54 kg/s . (2844,224 2763,5) kJ/kg
= 1658,07 kW
Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan gas buang (Q
gas
) adalah
sebesar 1658,07 kW.


Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Q
gas
= g m
.
(h
in
h
out
)
1658,07 kW = 565,9 kg/s . (250,35 kJ/kg h
out
)
h
out
= 247,95 kJ/kg
T
out
= 252,24
o
C
Maka temperatur gas buang keluar LP superheater adalah 252,24
o
C dan gas
buang akan masuk ke LP evaporator.

b. LP evaporator
Pada tekanan 7 bar, dari tabel sifat uap jenuh diperoleh temperatur air
mendidih pada 164,9
o
C. Air akan mengalami penguapan pada LP evaporator.
Besarnya kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan air adalah :
Q
uap
=
u m
.
(h
4
h
3
)
= 20,54 kg/s . (2763,5 697,22) kJ/kg
= 42441,39 kW
Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan gas buang (Q
gas
) adalah
sebesar 42441,39 kW.
Q
gas
= g m
.
(h
in
h
out
)
42441,39 kW =565,9 kg/s . (247,95 kJ/kg h
out
)
h
out
=172,43 kJ/kg
T
out
=181,4
o
C
Maka temperatur gas buang keluar LP evaporator adalah 181,4
o
C dan gas buang
akan masuk ke pemanas awal kondensat (condensate preheater atau CPH).



Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


c. Condensate Preheater (CPH)
Air yang masuk ke Condensate Preheater (CPH) adalah uap air buangan
turbin uap yang telah dikondensasikan di kondensor kemudian air tersebut
dipompakan hingga tekanan 7 bar kemudian dipanaskan di CPH hingga suhu
164,9
o
C. Jumlah kalor yang dibutuhkan yaitu :
Q
uap
=
u m
.
(h
3
h
2
)
= (67,65 +20,54) kg/s x (697,22 192,527) kJ/kg
= 44508,875 kW
Dengan demikian jumlah kalor yang harus disediakan gas buang (Q
gas
) adalah
sebesar 41077 kW.
Q
gas
= g m
.
(h
in
h
out
)
44508,875 kW =565,9 kg/s . (172,43 kJ/kg h
out
)
h
out
=93,778 kJ/kg
T
out
=107
o
C
Maka temperatur gas buang keluar CPH adalah 107
o
C dan gas buang akan
dibuang melalui cerobong.








Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


1
2
3
4
8
9
5
10
S (kJ /kg.K)
T (
o
C)
7
HP
LP
6
a
b
c
d
e
f
g

Gambar 3.6. Diagram Kesetimbangan Energi Uap dan Gas Buang

3.4. Spesifikasi HRSG yang Direncanakan
Dari perhitungan dan beberapa penentuan yang menjadi parameter
pertimbangan dalam rancangan HRSG ini, maka spesifikasi rancangannya yaitu :
1. Sumber panas HRSG adalah gas buang dari 1 (satu) unit turbin gas, yaitu :
- temperatur gas buang masuk HRSG : 565,7
o
C
- laju aliran massa gas buang masuk HRSG : 565,9 kg/s
2. Jenis HRSG yang dirancang adalah HRSG dengan pipa air sirkulasi alami.
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


3. Uap yang dihasilkan HRSG dirancang dengan menggunakan tekanan uap
2 (dua) tingkat (HP dan LP), yaitu :
Uap HP :
temperatur : 530,7
o
C
tekanan : 71,57 bar
laju aliran : 67,65 kg/s
Uap LP :
temperatur : 200
o
C
tekanan : 7 bar
laju aliran : 20,54 kg/s
4. Temperatur gas buang masuk ke tiap titik komponen HRSG :
HP superheater : 565,7
o
C
HP evaporator : 483,36
o
C
HP ekonomiser : 322,24
o
C
LP superheater : 254,47
o
C
LP evaporator : 252,24
o
C
Condensate Preheater (CPH) : 181,4
o
C
Cerobong : 107
o
C

3.5. Daya yang Dibangkitkan Turbin Uap
Berdasarkan uap yang dihasilkan HRSG, maka daya yang dihasilkan
turbin uap (aktual) adalah :
P
T HP
=
T
. u m
.
. (h
9
h
5
)
=0,85 x 67,65 kg/s x (3460,744 2836,86) kJ/kg
=35874,889 kW
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


P
T LP
=
T
.
u m
.
. (h
5
h
10
)
=0,85 x (67,65 +20,54) kg/s x (2836,86 2276,7) kJ/kg
=41990,433 kW
P
T total
=P
T HP
+P
T LP

=(35874,889 +41990,433) kW
=77865 kW =77 MW
Maka daya total yang dibangkitkan HRSG (HP +LP) adalah sebesar 77 MW.

3.6. Efisiensi HRSG
Effisiensi HRSG dihitung dengan persamaan :

HRSG
= % 100
dim
x
masuk panas
anfaatkan yang panas

Panas yang dimanfaatkan = Q
HP

Superheater
+Q
HP

Evaporator
+Q
HP

Ekonomiser +

Q
LP Superheater
+Q
LP

Evaporator
+Q
CPH
= (53060,06 +101142,83 +41592,573 +1658,07
+42441,39 +44508,875) kW
= 284403,798 kW
Panas masuk =
g
g h m .
.

=565,9 kg/s x 608,548 kJ/kg
=344377,313 kW
Sehingga diperoleh :

344377,313
284403,798
=
HRSG
x 100 %
=0,8258
=82,58 %
Maka efisiensi HRSG yang diperoleh adalah sebesar 82,58 %.
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


CPH
LP
HP
LP eva
LP sup
HP eko
HP eva
HP sup
HP
LP
G

kondensor
Turbin Uap
Tangki Air
Umpan
Gas Buang
T =530,7
o
C
P =71,57 bar
T =520
o
C
254,47
o
C
T =196
o
C
565,7
o
C
P =1,1143 bar
h =596,36 kJ /kg
322,34
o
C
483,36
o
C
252,24
o
C
181,4
o
C
107
o
C
T =200
o
C,
P =6,7 bar
P =68 bar
P =7 bar

Gambar 3.7. Diagram Alir Perancangan Instalasi Gabungan
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


BAB IV
UKURAN UKURAN KOMPONEN UTAMA
HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

4.1. Parameter Perhitungan Pipa HP Superheater
HP superheater adalah pipa pipa pemanas yang berfungsi untuk
memanaskan uap yang berasal dari drum uap HP menjadi uap panas lanjut. HP
superheater ini terletak pada bagian bawah sekali dari susunan komponen alat
penukar kalor yang ada pada HRSG.
Sistem perpindahan panasnya adalah sistem konveksi berlawanan arah, di
mana uap mengalir dari atas ke bawah sementara gas buang mengalir dari bawah
ke atas. Pada sistem perpindahan panas konveksi berlawanan arah, luas
perpindahan panas yang dibutuhkan akan lebih kecil bila dibandingkan dengan
sistem konveksi satu arah, karena untuk kondisi kapasitas dan temperatur yang
sama besarnya, harga beda suhu rata rata logaritma (LMTD) pada sistem
konveksi berlawanan arah adalah lebih kecil dari pada konveksi searah.
Besarnya luas permukaan perpindahan panas yang dibutuhkan diperoleh
dari persamaan berikut :
A =
) ( . LMTD U
Q
(J.P. Holman, 1998, hal. 490)
dengan :
A =luas permukaan perpindahan kalor yang sesuai dengan definisi U (m
2
)
Q =besarnya perpindahan kalor (J/s)
U =koefisien perpindahan kalor menyeluruh (W/m
2
.
o
C)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


LMTD =beda suhu rata-rata logaritma (
o
C)
Besarnya harga LMTD sistem perpindahan panas pada HP superheater ini
adalah seperti ditunjukkan pada gambar berikut :
483,36
287,35
565,7
530,7
T
o
C
Tg A
Tg B
T
9
T
8
L (m)

Gambar 4.1. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada HP Superheater
Di mana sebelumnya telah diperoleh :
T
9
=temperatur uap masuk HP superheater =287,35
o
C
T
10
=temperatur uap keluar HP superheater =530,7
o
C
TgA =temperatur gas buang masuk HP superheater =565,7
o
C
TgB =temperatur gas buang keluar HP superheater =483,36
o
C
Maka :
LMTD =
min
max
min max
ln
T
T
T T


. (F.P. Incropera, 1981, hal. 510)
T
1
=TgB T
8

=483,36
o
C 287,35
o
C
=196,01
o
C
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


T
2
=TgA T
9

=565,7
o
C 530,7
o
C
=35
o
C
T
1
sebagai T
max
dan Maka T
2
sebagai T
min.

Maka diperoleh harga LMTD :
LMTD =
C 35
C 01 , 196
ln
C 35 C 01 , 196
0
0
0 0


=93,45
o
C
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
U
1
=
|
|
.
|

\
|
h
c
A
A
h
1
1
+A
h
. R
W
+
0 0
.
1
h
(F.P. Incropera, 1981, hal. 505)
dimana :
h
i
= Koefisien konveksi dalam pipa (W/m
2
.
o
C)
A
c
/ A
h
= Perbandingan luas pipa bagian dalam dengan luas pipa yang
menyerap kalor
A
h
. R
W
= Tahanan konduksi pipa HP superheater (m
2
.
o
C/W)
h
o
= Koefisien konveksi gas buang (W/m
2
.
o
C)

o
= Efektivitas sirip bagian luar

4.1.1. Pemilihan Pipa HP Superheater
Pipa HP superheater dalam hal ini direncanakan menggunakan pipa baja
dengan diameter kecil.

Diambil ukuran pipa dari ukuran standar pipa untuk baja
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


schedule 40 dengan diameter nominal ( DN ) 1 bertujuan agar pembentukan
uap dapat berlangsung lebih cepat.
Maka diambil ukuran-ukuran pipa sebagai berikut :
D
o
: Diameter luar =1,9 in =0,048 m
Di

: Diameter dalam =1,61 in =0,04089 m
t : Tebal pipa = 0,145 in =0,003683 m
Untuk menentukan banyaknya jumlah pipa yang dibutuhkan sesuai dengan
laju aliran uap dan diameter pipa yang direncanakan, maka diambil suatu batasan
sebagai berikut :
Panjang pipa aktif yang berhubungan dengan pipa-pipa =7 m (dengan
memperhitungkan standar panjang pipa yang ada)
Jarak antara dua buah pipa =D
o
=0,048 m
Panjang pipa perbatang =14,64 m
Penentuan panjang pipa berdasarkan pemilihan dari panjang pipa yang
sering digunakan (Tunggul S., 1975, hal. 142). Maka sket perancangan pipa HP
superheater dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.2. Sketsa Rancangan Pipa pipa HP Superheater
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Sehingga jumlah pipa-pipa HP superheater yang dibutuhkan adalah :
n =
ST
pipa panjang
+1 =
096 , 0
7
+1
= 74 batang dalam 1 (satu) baris
Dengan ST adalah jarak antara dua titik pusat pipa.
Untuk dapat menjamin kekuatan pipa HP superheater khususnya dalam
menahan tekanan yang terjadi di dalam pipa, maka kekuatan material pipa yang
digunakan ditentukan dengan menggunakan rumus :
S
2 . 2
. P
t
D P
o
.................................... (Vincent Cavaseno, 1979)
di mana :
P =Tekanan yang terjadi pada pipa, dalam hal ini sebesar 71,57 bar
=1037,7651 psia
S =tegangan tarik yang diijinkan (psia)
S
2
765 , 1037
145 , 0 2
9 , 1 765 , 1037

x
x

S 6280,2675 psia
Sehingga dengan tegangan yang diperoleh diatas, dipilih material yang
memliki tegangan ijin (S) diatas 6280,2675 psia dalam suhu maksimum yang
terjadi. Dari tabel bahan pipa (lampiran 7) direncanakan material pipa yang
digunakan adalah terbuat dari Seamless Alloy Steel (SA 135, 5Cr 1/2Mo) di
mana pada temperatur 1100
o
F masih memiliki tegangan ijin sebesar 10.300 psi,
jadi cukup aman untuk digunakan pada HP superheater dengan suhu maksimum
yang terjadi 1049,99
o
F.

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.1.2. Koefisien Perpindahan Panas di Dalam Pipa ( h
i
)
Koefisien perpindahan panas dalam pipa ( h
i
) seharusnya ditentukan pada
temperatur film. Dalam hal ini dapat juga ditentukan pada kondisi temperatur uap
rata-rata HP superheater ( u T =409
o
C ) pada tekanan 71,57 bar. Dari tabel sifat-
sifat air pada berbagai tekanan dan temperatur, setelah diinterpolasi diperoleh
data-data sebagai berikut :
=2,577 .
4
10

kg/m.s
k =0,0644 W/m.
o
C
Pr =1,068
Kecepatan aliran uap pada HP superheater dihitung sebagai berikut :
V
u
=
1
.
.
.
A n
V mu
. (Sorensen, 1983, hal. 339)
dengan :
V
u
= Kecepatan aliran uap dalam pipa (m/s)
u m
.

= laju aliran uap =67,65 kg/s
n = jumlah pipa HP superheater =74 batang
v = Volume jenis uap, dihitung atas dasar volume jenis uap rata
rata pada HP superheater dengan tekanan 71,57 bar
v =
2
9 8
v v +
; di mana : v
8
=0,02676 m
3
/kg
v
9
=0,04943 m
3
/kg
v =
2
04943 , 0 02676 , 0 +

=0,038095 m
3
/kg
=1/v =26,25 kg/m
3

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Maka diperoleh harga kecepatan uap sebesar :
V
u
=
2
) 04089 , 0 ( ) 4 / ( 74
038095 , 0 65 , 67
x x
x


= 26,52 m/s
Diperolehnya kecepatan uap dalam pipa sebesar 26,52 m/s masih dalam
batas kecepatan uap maksimum yang diijinkan untuk uap yaitu sebesar 50 m/s
(MJ. Djokostyardjo, 1990, hal. 186).
Besarnya koefisien pindahan panas dianalisa berdasarkan harga bilangan
Reynold yaitu :
R
e
=

i u
D V . .
.. (Bayazitoglu, 1988, hal. 234)
dengan : =Massa jenis uap pada HP superheater (kg/ m
3
)
=Viskositas dinamik uap (kg/m.s)
D
i
=Diameter dalam (m)
Maka : R
e
=

i u
D V
.
.

=
5
10 577 , 2
04089 , 0 52 , 26 25 , 26

x
x x

=11,048 x 10
5

Aliran yang terjadi adalah turbulen, R
e
>4000 (JP. Holman, 1998), maka h
i
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
h
i
=
i
u
D
K N .
.. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
Bilangan Nussselt dapat dihitung dengan :
N
u
=0,023
4 , 0 8 , 0
.
r e
P R
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


=0,023 x (11,048 x 10
5
)
0,8
x (1,068)
0,4

=1613,63
dengan :
k =0,644 W/m.
o
C
D
i
=0,04089 m
Maka :
h
i
=
04089 , 0
0644 , 0 63 , 1613 x

=2540,77 W/m
2 o
C

4.1.3. Koefisien Pindahan Panas di Luar Pipa (h
o
)
Susunan pipa yang dirancang adalah susunan selang-seling. Seperti pada
gambar di bawah ini :
ST
SL
SD
A1
A2

Gambar 4.3. Susunan Pipa Selang-Seling pada HP Superheater
di mana :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


S
T
=Jarak transversal (transverse pitch) (m)
S
L
=Jarak longitudinal (longitudinal pitch) (m)
S
D
=Jarak diagonal (m)
A
1
=Jarak antara 2 buah pipa secara transversal (m)
A
2
=Jarak antara 2 buah pipa secara diagonal (m)
Direncanakan S
T
= S
L
= 2 . D
o
= 0,096 m
Untuk mendapatkan besarnya koefisien konveksi, terlebih dahulu
ditentukan sifat-sifat gas buang. Sifat-sifat gas buang seharusnya dievaluasi pada
temperatur film, dapat juga dievaluasi pada temperatur rata-rata gas buang, yaitu :
g T =
2
36 , 483 7 , 565 +

= 524,53
o
C =797,53 K
Untuk mencari sifat sifat gas buang dapat diperoleh dari website
www.hrsgdesign.com dengan memasukkan komposisi dan temperatur gas buang,
atau sifat sifat gas buang dapat juga disamakan dengan sifat-sifat udara (tabel
sifat sifat udar), dalam hal ini sifat sifat gas buang yang diperoleh adalah dari
www.hrsgdesign.com, yaitu :
k = 0,0555 W/m.K
= 3,64.10
-5
kg/m.s
= 0,4437 kg/m
3
Pr = 0,689
Cp = 1,1388 kJ/kg.K
Maka dapat dihitung kecepatan gas maksimum (V
g maks
) pada rangkuman
pipa pada gambar 4.3, maka kecepatan maksimum dapat terjadi pada A
1
dan A
2.

o Apabila pada A
1
, maka :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.

(Incropera, 1981, hal. 344)


o Apabila pada A
2
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o D
T
V
D S
S
.
2
.. (Incropera, 1981, hal. 344)
o V
g maks
terjadi pada A
2
apabila :
S
D
<
2
o T
D S +

S
D
=
5 , 0
2
2
2
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+
T
L
S
S <
2
o T
D S
... (Incropera, 1981, hal. 344)

5 , 0
2
2
2
096 , 0
096 , 0
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+ <
2
048 , 0 096 , 0

0,1073312 >0,024
Maka dapat disimpulkan V
gmaks
terjadi pada A
1
:
V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.


di mana :
V
g
=Kecepatan gas masuk pada rangkuman pipa diukur pada temperatur
gas buang masuk rangkuman pipa
V
g
=
L n S
m
T g
g
. . .
.


dengan :
g m
.
: laju aliran gas buang =565,9 kg/s

g
: massa jenis gas buang pada T
gas buang masuk
=565,7
o
C adalah
sebesar 0,4212 kg/m
3
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


S
T
: jarak dua buah pipa =0,096 m
n : banyak pipa 1 baris =74 batang
L : panjang pipa 1 batang =14,64 m
Maka :
V
g
=
64 , 14 74 096 , 0 4212 , 0
9 , 565
x x x

=12,92 m/s
Maka dapat diperoleh kecepatan gas maksimum (V
g maks
) sebesar :
V
g maks
=
( )
92 , 12
048 , 0 096 , 0
096 , 0
x


=25,84 m/s

Sehingga Bilangan Reynold maksimum untuk gas buang adalah :
R
e
=

h gmaks
D V . .

dengan :
R
e
: Bilangan Reynold
: Massa jenis gas pada suhu rata-rata (kg/m
3
)
D
h
: Diameter hidrolik pipa (m)
: Viskositas dinamik pada suhu rata-rata (kg/m.s)
di mana :
D
h
=l
f
. 4 .
h
a
A
A
.. (W.M. Kays, 1984, hal. 8)
di mana :
1
f
: jarak dua buah pipa =0,084 m
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


A
a
: luas penampang aliran (m
2
)

A
h
: luas total permukaan yang menyerap panas (m
2
)

dan :
h
o
=
h
u
D
k N .
. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
dengan :
N
u
: bilangan Nusselt
k : konduktivitas gas buang (W/m
o
C)
Pada perancangan pipa-pipa HPsuperheater ini, dirancang menggunakan
sirip untuk menyediakan luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan,
ukuran sirip terlihat pada gambar di bawah ini.
0,00046 m
l
1 m
r
e
r
o
r
i

Gambar 4.4. Luas Penampang Pipa Bersirip pada HP Superheater
di mana :
r
i
: jari-jari dalam pipa =0,02 m
r
o
: jari-jari luar pipa =0,024 m
1 : panjang sirip =0,009 m
r
e
: jari-jari pipa bersirip =0,033 m
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


: tebal sirip =0,00046 m
n
f
: jumlah sirip =289 sirip/m
Penentuan panjang, tebal dan jumlah sirip diperoleh dari lampiran 2, maka
dapat dicari :
o Luas permukaan sirip (A
f
)
A
f
=
( )
f e
o e
N D
D D
. . .
4
2
2 2
(
(


di mana :
A
f
: Luas permukaan sirip (m
2
)
D
e
: Diameter sirip =0,066 m
D
o
: Diameter luar pipa =0,048 m
: Tebal sirip =0,00046 m
N
f
:

Jumlah sirip dalam panjang pipa
Maka diperoleh luas permukaan sirip sebesar :
A
f
=
( )
289 . 00046 , 0 . 066 , 0 .
4
048 , 0 066 , 0 . . 2
2 2
(


= 0,959m
2
dalam 1 meter panjang pipa
o Luas permukaan primer (A
p
)
A
p
= ( )
t f o
N N L D . .
Dimana : N
t
: 1, untuk 1 batang pipa
( ) | | 1 . 289 . 00046 , 0 1 048 , 0 . =
P
A
=0,13075 m
2
untuk 1 meter panjang pipa
o Luas total permukaan pipa yang menyerap panas untuk 1 meter panjang
pipa (A
h
) dan A
h
=A
f
+A
p

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


di mana :
A
h
: luas total permukaan pipa yang menyerap panas (m
2
)
A
f
: luas permukaan sirip (m
2
)
A
p
: luas primer (m
2
)
Maka luas total permukaan pipa yang menyerap panas diperoleh sebesar :
A
h
=0,959 +0,13075
=1,08975 m
2
o Perhitungan Diameter Hidraulik (D
h
) :
Luas penampang area (A
a
) merupakan luas penampang tanpa sirip dalam 1
meter dikurangi luas sirip dalam 1 meter.
A
a
=( ) ( )
f o T
N L D S . . 1 2
= (0,096 0,048) x1 2 x (0,009 x 0,00046 x 289)
= 0,0456 m
2
Maka dapat diperoleh harga diameter hidrolik (D
h
) :
D
h
=0,096 x 4 x |
.
|

\
|
08975 , 1
046 , 0

=0,016 m dalam 1 m panjang pipa
Sehingga Bilangan Reynold :
R
e
=
5
10 64 , 3
016 , 0 84 , 25 4212 , 0

x
x x

= 4784,09
2000 <R
e
<40.000
Maka rumus mencari bilangan Nusselt adalah :
N
u
=1,13 . C
1 .
R
e
m
. Pr
1/3
. (Incropera, 1981, hal. 344)
di mana :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


N
u
= Bilangan Nusselt

R
e
= Bilangan Reynold


Pr = Bilangan Prandtl
Harga konstanta C
1
dan m diperoleh dari tabel korelasi Grimson (lampiran
1) yang bergantung pada harga S
L
/D
o
dan S
T
/D
o
dari susunan pipa yang
direncanakan.
2
048 , 0
096 , 0
= =
o
L
D
S

2
048 , 0
096 , 0
= =
o
T
D
S

Dari tabel diperoleh : C
1
=0,482 dan m =0,556, maka diperoleh harga
bilangan Nusselt :
N
u
= 1,13 x 0,482 x (4784,09)
0,556
x (0,689)
1/3
= 53,477
Maka dapat dicari koefisien pindahan panas diluar pipa (h
o
) :
h
o
=
Dh
k Nu.

=
016 , 0
05555 , 0 477 . 53 x

= 185,66 W/m
2
.
o
C





Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.1.4. Efisiensi dan Efektivitas Sirip
Untuk mencari efesiensi sirip dapat digunakan dengan menggunakan
grafik efisiensi sirip (Incropera, 1981, hal. 108) seperti pada gambar 4.5. di bawah
ini.

Gambar 4.5. Grafik Efisiensi Sirip

Dari data-data sirip pada perhitungan sebelumnya maka dapat dihitung :
L
C
=
2
1

+
=
2
00046 , 0
009 , 0 +
= 0,00923 m
r
2c
=
2

+
e
r
=
2
00046 , 0
033 , 0 +
= 0,03323 m
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Ap = L
C
.
= (0,00923 x 0,00046) m
= 0,4245.10
5
m
2

o
c
r
r
2
=
024 , 0
03323 , 0
= 1,3846
Lc
3/2
(h
o
/ k.Ap)
1/2

di mana : k =konduktivitas bahan pipa (Lampiran 9) diperoleh =21,33
W/m
2
.
o
C
0,00923
3/2
2
1
5
10 4245 , 0 33 , 21
66 , 185
|
|
.
|

\
|

x x
=1,27
Dari grafik diperoleh harga efesiensi sirip (
f
) setelah diinterpolasi
diperoleh
f
=50,5 %
Perbandingan luas bagian dalam pipa dengan luas total permukaan pipa
yang menyerap panas dalam 1 meter (A
c
/A
h
) :
08975 , 1
. . L D
A
A
i
h
c

=
=
08975 , 1
1 . 04089 , 0 .

= 0,1179
Efektivitas sirip :
( )
f
h
f
o
A
A
= 1 1
=1 |
.
|

\
|
08975 , 1
959 , 0
x (1 0,505)
=0,565
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.1.5. Tahanan Konduksi pada Pipa HP Superheater
Tahanan konduksi pada pipa superheater (A
h
. R
w
)
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
h
c
i
o
i
w h
A
A
k
D
D
In D
R A
. 2
.
=
1179 , 0 33 , 21 2
04089 , 0
04826 , 0
04089 , 0
x x
In x |
.
|

\
|
Tahanan Konduksi pada Pipa HP
Superheater
=0,0013456 m
2
.
o
C/W

4.1.6. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dihitung dari
persamaan berikut, yaitu :

o o
W h
h
c
i
h
R A
A
A
h
U .
1
.
1 1

+ +
|
.
|

\
|
=

66 , 185 565 , 0
1
0013456 , 0
1179 , 0 77 , 2540
1 1
x x U
+ + =
U = 70,34 W/m
2
.
o
C
4.1.7. Luas Bidang Pindahan Panas
Luas bidang pindahan panas diperoleh dengan rumus sebelumnya yaitu :
) .(LMTD U
Q
A =
di mana :
A = luas permukaan perpindahan kalor (m
2
)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Q = panas yang diserap HP superheater, pada perhitungan sebelumnya
diperoleh = 53.060.060 W
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh =70,34 W/m
2
.
o
C
LMTD =Beda suhu rata rata logaritma =93,45
o
C
Maka : A =
45 , 93 34 , 70
060 . 060 . 53
x
= 8072,1 m
2

Lintasan yang dibutuhkan untuk menyerap panas dengan jumlah 74 batang
pipa dalam 1 baris :
1 . .
h
A n
A
N =
di mana :
N =jumlah lintasan
A =luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan =8072,1 m
2
A
h
=luas total permukaan pipa yang menyerap panas =1,08975 m
2

n =jumlah pipa per baris =74 batang/baris
1 =panjang pipa per batang =14,64 m
Maka :
64 , 14 08975 , 1 74
1 , 8072
x x
N = =6,83 lintasan =7 Lintasan
Maka jumlah pipa yang dibutuhkan HP superheater adalah 7 x 74 =518 Batang.

4.2. Parameter Perhitungan Pipa HP Evaporator
HP Evaporator adalah pipa pipa pemanas yang berfungsi untuk
menguapkan air dari keadaan cair jenuh menjadi uap jenuh. Air jenuh berasal dari
drum, dan akibat dari perbedaan massa jenis yang diakibatkan pemanasan maka
terjadi sirkulasi, dan uap akan kembali ke drum. Drum uap di sini berfungsi
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


memisahkan antara air dan uap jenuh karena diakibatkan perbedaan massa jenis
tadi. Uap jenuh kemudian dialirkan ke pipa HP superheater. Sistem perpindahan
panas pada HP evaporator adalah sistem konveksi searah, di mana air mengalir
dari bawah ke atas demikian juga gas buang. Gas buang yang dimanfaatkan pada
komponen ini berasal dari gas buang yang keluar dari HP superheater.
Distribusi temperatur dan arah aliran fluida serta besarnya harga LMTD
yang dihasilkan pada HP evaporator ditunjukkan pada gambar 4.6 di bawah ini.
322,24
287,35
483,36
T
o
C
Tg B
Tg C
T
7
T
8
L (m)
287,35

Gambar 4.6. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada HP Evaporator
Di mana sebelumnya telah diperoleh :
T
8
=temperatur uap masuk HP evaporator =287,35
o
C
T
9
=temperatur uap keluar HP evaporator =287,35
o
C
TgB =temperatur gas buang masuk HP evaporator =483,36
o
C
TgC =temperatur gas buang keluar HP evaporator =322,24
o
C
Maka :
LMTD =
min
max
min max
ln
T
T
T T


. (F.P. Incropera, 1981, hal. 510)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


T
1
=TgC T
7

=322,24
o
C 287,35
o
C
=34,89
o
C
T
2
=TgB T
8

=483,36
o
C 287,35
o
C
=196,01
o
C
T
1
sebagai T
min
dan Maka T
2
sebagai T
max.

Maka diperoleh harga LMTD :
LMTD =
C 34,89
C 01 , 196
ln
C 34,89 C 01 , 196
0
0
0 0


=93,35
o
C
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut atas dasar bidang luas pipa,
yaitu :
U
1
=
|
|
.
|

\
|
h
c
A
A
h
1
1
+A
h
. R
W
+
0 0
.
1
h
(F.P. Incropera, 1981, hal. 505)
dimana :
h
i
= Koefisien konveksi dalam pipa (W/m
2
.
o
C)
A
c
/ A
h
= Perbandingan luas pipa bagian dalam dengan luas pipa yang
menyerap kalor
A
h
. R
W
= Tahanan konduksi pipa HP evaporator (m
2
.
o
C/W)
h
o
= Koefisien konveksi gas buang (W/m
2
.
o
C)

o
= Efektivitas sirip bagian luar
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.2.1. Pemilihan Pipa HP Evaporator
Pipa HP evaporator dalam hal ini direncanakan menggunakan pipa baja
dengan diameter lebih besar dari pipa HP superheater. Diambil ukuran pipa dari
ukuran standar pipa untuk baja schedule 40 dengan diameter nominal (DN) 2.
Maka diambil ukuran ukuran pipa HP evaporator sebagai berikut :
D
i
: diameter dalam =2,067 in =0,0525 m
D
o
: diameter luar =2,375 in =0,0603 m
t : tebal pipa =0,154 in =0,0039 m
Untuk menentukan banyaknya jumlah pipa yang dibutuhkan sesuai dengan
laju aliran uap dan diameter pipa yang direncanakan, maka diambil suatu batasan
seperti yang ada pada HP superheater :
Panjang pipa aktif yang berhubungan dengan pipa-pipa =7 m (dengan
memperhitungkan standar panjang pipa yang ada)
Jarak antara dua buah pipa =D
o
=0,0603 m
Panjang pipa perbatang =14,64 m
Penentuan panjang pipa berdasarkan pemilihan dari panjang pipa yang
sering digunakan (Tunggul S., 1975, hal. 142). Maka sket perancangan pipa HP
evaporator dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.7. Sketsa Rancangan Pipa pipa HP Evaporator
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Sehingga jumlah pipa-pipa HP evaporator yang dibutuhkan adalah :
n =
ST
pipa panjang
+1 =
1206 , 0
7
+1
= 59 batang dalam 1 (satu) baris
Dengan ST adalah jarak antara dua titik pusat pipa.
Untuk dapat menjamin kekuatan pipa HP evaporator khususnya dalam
menahan tekanan yang terjadi di dalam pipa, maka kekuatan material pipa yang
digunakan ditentukan dengan menggunakan rumus :
S
2 . 2
. P
t
D P
o
.................................... (Vincent Cavaseno, 1979)
di mana :
P =Tekanan yang terjadi pada pipa, dalam hal ini sebesar 71,57 bar
=1037,7651 psia
S =tegangan tarik yang diijinkan (psi)
S
2
765 , 1037
154 , 0 2
375 , 2 765 , 1037

x
x

S 7483,36 psi
Sehingga dengan tegangan yang diperoleh diatas, dipilih material yang
memliki tegangan ijin (S) diatas 7483,36 psi dalam suhu maksimum yang terjadi.
Dari tabel bahan pipa (lampiran 7) direncanakan material pipa yang digunakan
adalah terbuat dari Seamless Alloy Steel (SA 176, 18Cr 8Ni) di mana pada
temperatur 1000
o
F masih memiliki tegangan ijin sebesar 9.750 psi, jadi cukup
aman untuk digunakan pada HP evaporator dengan suhu maksimum yang terjadi
902,04
o
F.

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.2.2. Koefisien Perpindahan Panas di Dalam Pipa ( h
i
)
Koefisien perpindahan panas dalam pipa ( h
i
) seharusnya ditentukan pada
temperatur film. Dalam hal ini dapat juga ditentukan pada kondisi temperatur uap
rata-rata HP evaporator ( u T =287,35
o
C ) pada tekanan 71,57 bar. Dari tabel sifat-
sifat air pada berbagai tekanan dan temperatur, setelah diinterpolasi diperoleh
data-data sebagai berikut :
=8,259 .10
-5
kg/m.s
k =0,4713 W/m.
o
C
Pr =0,969
Kecepatan aliran uap pada HP evaporator dihitung sebagai berikut :
V
u
=
1
.
.
.
A n
v mu
. (Sorensen, 1983, hal. 339)
dengan :
V
u
= Kecepatan aliran uap dalam pipa (m/s)
u m
.

= laju aliran uap =67,65 kg/s
n = jumlah pipa HP evaporator =59 batang
v = Volume jenis uap, dihitung atas dasar volume jenis uap rata
rata pada HP evaporator dengan tekanan 71,57 bar
v =
2
8 7
v v +
; di mana pada 71,57 bar :
v
7
=0,02676 m
3
/kg
v
8
=0,001356 m
3
/kg
v =
2
0,001356 02676 , 0 +

=0,014 m
3
/kg
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


=1/v =37,45 kg/m
3

Maka diperoleh harga kecepatan uap sebesar :
V
u
=
2
) 0525 , 0 ( ) 4 / ( 59
014 , 0 65 , 67
x x
x


= 7,2 m/s
Diperolehnya kecepatan uap dalam pipa sebesar 7,2 m/s masih dalam batas
kecepatan uap maksimum yang diijinkan untuk uap yaitu sebesar 50 m/s (MJ.
Djokostyardjo, 1990, hal. 186).
Besarnya koefisien pindahan panas dianalisa berdasarkan harga bilangan
Reynold (Bayazitoglu, 1988, hal. 234) yaitu :
R
e
=

i u
D V . .

=
5
10 259 , 8
0525 , 0 2 , 7 45 , 37

x
x x

=171.402
Aliran yang terjadi adalah turbulen, R
e
>4000 (JP. Holman, 1998), maka h
i
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
h
i
=
i
u
D
K N .
.. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
Bilangan Nussselt dapat dihitung dengan :
N
u
=0,023
4 , 0 8 , 0
.
r e
P R
=0,023 x (171.402)
0,8
x (0,969)
0,4

=349,52
dengan : k =0,4713 W/m.
o
C dan D
i
=0,0525 m,
Maka :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


h
i
=
0525 , 0
4713 , 0 349,52x

=3.137,7 W/m
2 o
C

4.2.3. Koefisien Pindahan Panas di Luar Pipa (h
o
)
Susunan pipa yang dirancang adalah susunan selang-seling seperti pada
gambar di bawah ini :
ST
SL
SD
A1
A2

Gambar 4.8. Susunan Pipa Selang-Seling pada HP Evaporator
di mana :
S
T
=Jarak transversal (transverse pitch) (m)
S
L
=Jarak longitudinal (longitudinal pitch) (m)
S
D
=Jarak diagonal (m)
A
1
=Jarak antara 2 buah pipa secara transversal (m)
A
2
=Jarak antara 2 buah pipa secara diagonal (m)
Direncanakan S
T
= S
L
= 2 . D
o
= 0,12065 m
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Untuk mendapatkan besarnya koefisien konveksi, terlebih dahulu
ditentukan sifat-sifat gas buang. Sifat-sifat gas buang seharusnya dievaluasi pada
temperatur film, dapat juga dievaluasi pada temperatur rata-rata gas buang, yaitu :
g T =
2
24 , 322 36 , 483 +

= 402,8
o
C =675,95 K
Untuk mencari sifat sifat gas buang dapat diperoleh dari website
www.hrsgdesign.com dengan memasukkan komposisi dan temperatur gas buang,
atau sifat sifat gas buang dapat juga disamakan dengan sifat-sifat udara (tabel
sifat sifat udar), dalam hal ini sifat sifat gas buang yang diperoleh adalah dari
www.hrsgdesign.com, yaitu :
k = 0,04915 W/m.
o
C
= 3,27.10
5
kg/m.s
= 0,5238 kg/m
3
Pr = 0,683
Maka dapat dihitung kecepatan gas maksimum (V
g maks
) pada rangkuman
pipa pada gambar 4.8, maka kecepatan maksimum dapat terjadi pada A
1
dan A
2.

o Apabila pada A
1
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.

(Incropera, 1981, hal. 344)


o Apabila pada A
2
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o D
T
V
D S
S
.
2
.. (Incropera, 1981, hal. 344)
o V
g maks
terjadi pada A
2
apabila :
S
D
<
2
o T
D S +

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


S
D
=
5 , 0
2
2
2
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+
T
L
S
S <
2
o T
D S
... (Incropera, 1981, hal. 344)

5 , 0
2
2
2
12065 , 0
12065 , 0
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+ <
2
060325 , 0 12065 , 0

0,13489078 >0,08616
Maka dapat disimpulkan V
gmaks
terjadi pada A
1
:
V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.


di mana :
V
g
=Kecepatan gas masuk pada rangkuman pipa diukur pada temperatur
gas buang masuk rangkuman pipa
V
g
=
L n S
m
T g
g
. . .
.


dengan :
g m
.
: laju aliran gas buang =565,9 kg/s

g
: massa jenis gas buang pada T
gas buang masuk
=483,36
o
C adalah
sebesar 0,4677 kg/m
3
S
T
: jarak dua buah pipa =0,1206 m
n : banyak pipa 1 baris =59 batang
L : panjang pipa 1 batang =14,64 m
Maka :
V
g
=
64 , 14 59 1206 , 0 4677 , 0
9 , 565
x x x
=11,61 m/s
Maka dapat diperoleh kecepatan gas maksimum (V
g maks
) sebesar :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


V
g maks
=
( )
61 , 11
0603 , 0 1206 , 0
9 , 565
x


=23,22 m/s
Sehingga Bilangan Reynold maksimum untuk gas buang adalah :
R
e
=

h gmaks
D V . .

dengan :
R
e
: Bilangan Reynold
: Massa jenis gas pada suhu rata-rata (kg/ m
3
)
D
h
: Diameter hidrolik pipa (m)
: Viskositas dinamik pada suhu rata-rata (kg/m.s)
di mana :
D
h
=l
f
. 4 .
h
a
A
A
.. (W.M. Kays, 1984, hal. 8)
di mana :
1
f
: jarak dua buah pipa =0,1206 m
A
a
: luas penampang aliran (m
2
)

A
h
: luas total permukaan yang menyerap panas (m
2
)

dan :
h
o
=
h
u
D
k N .
.. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
dengan : N
u
: bilangan Nusselt
k : konduktivitas gas buang (W/m
o
C)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Pada perancangan pipa-pipa HP evaporator ini, dirancang menggunakan
sirip untuk menyediakan luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.
0,00031 m
l
1 m
r
e
r
o
r
i

Gambar 4.9. Luas Penampang Pipa Bersirip pada HP Evaporator
Ukuran sirip seperti di bawah ini.
r
o
: jari-jari luar pipa =0,03015 m
1 : panjang sirip =0,009 m
r
e
: jari-jari pipa bersirip =0,0391625 m
: tebal sirip =0,00031 m
n
f
: jumlah sirip =346 sirip/m
Penentuan panjang, tebal dan jumlah sirip diperoleh dari lampiran 2,
berdasarkan penelitian, maka dapat dicari :
o Luas permukaan sirip (A
f
)
A
f
=
( )
f e
o e
N D
D D
. . .
4
2
2 2
(
(


di mana :
A
f
: Luas permukaan sirip (m
2
)
D
e
: Diameter sirip =0,0783 m
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


D
o
: Diameter luar pipa =0,0603 m
: Tebal sirip =0,00031 m
N
f
:

Jumlah sirip dalam panjang pipa =346 sirip
Maka diperoleh luas permukaan sirip sebesar :
A
f
=
( )
346 . 00031 , 0 . 0783 , 0 .
4
0603 , 0 0783 , 0 . . 2
2 2
(


= 1,38

dalam 1 meter panjang pipa
o Luas permukaan primer (A
p
)
A
p
= ( )
t f o
N N L D . .
Dimana : N
t
: 1, untuk 1 batang pipa
( ) | | 1 . 346 . 00031 , 0 1 0603 , 0 . =
P
A
=0,169 m
2
untuk 1 meter panjang pipa
o Luas total permukaan pipa yang menyerap panas untuk 1 meter panjang
pipa (A
h
) dan A
h
=A
f
+A
p

di mana :
A
h
: luas total permukaan pipa yang menyerap panas (m
2
)
A
f
: luas permukaan sirip (m
2
)
A
p
: luas primer (m
2
)
Maka luas total permukaan pipa yang menyerap panas diperoleh sebesar :
A
h
=1,38 +0,169
=1,549 m
2
Luas penampang area (A
a
) merupakan luas penampang tanpa sirip dalam 1
meter dikurangi luas sirip dalam 1 meter.

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


A
a
=( ) ( )
f o T
N L D S . . 1 2
= (0,1206 0,0603) x 1 2 x (0,009 x 0,00031 x 346)
= 0,0182 m
2
Maka dapat diperoleh harga diameter hidrolik (D
h
) :
D
h
=0,1206 x 4 x |
.
|

\
|
549 , 1
0584 , 0

=0,0182 m dalam 1 m panjang pipa
Sehingga Bilangan Reynold :
R
e
=
5
10 27 , 3
0182 , 0 22 , 23 5238 , 0

x
x x

= 6.769,42
2000 <R
e
<40.000
Maka rumus mencari bilangan Nusselt adalah :
N
u
=1,13 . C
1 .
R
e
m
. Pr
1/3
. (Incropera, 1981, hal. 344)
di mana :
N
u
= Bilangan Nusselt

R
e
= Bilangan Reynold


Pr = Bilangan Prandtl
Harga konstanta C
1
dan m diperoleh dari tabel korelasi Grimson (lampiran
1) yang bergantung pada harga S
L
/D
o
dan S
T
/D
o
dari susunan pipa yang
direncanakan.
2
0603 , 0
1206 , 0
= =
o
L
D
S

2
0603 , 0
1206 , 0
= =
o
T
D
S

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Dari tabel diperoleh : C
1
=0,482 dan m =0,556, maka diperoleh harga
bilangan Nusselt :
N
u
= 1,13 x 0,482 x (6.769,42)
0,556
x (0,683)
1/3
= 64,67
Maka dapat dicari koefisien pindahan panas diluar pipa (h
o
) :
h
o
=
Dh
k Nu.

=
0182 , 0
04915 , 0 64,67x

= 174,65 W/m
2
.
o
C

4.2.4. Efisiensi dan Efektivitas Sirip
Untuk mencari efesiensi sirip dapat digunakan dengan menggunakan
grafik efisiensi sirip (Incropera, 1981, hal. 108) seperti pada gambar 4.9 berikut :

Gambar 4.10. Grafik Efisiensi Sirip
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Dari data-data sirip pada perhitungan sebelumnya maka dapat dihitung :
L
C
=
2
1

+
=
2
00031 , 0
009 , 0 +
= 0,009155 m
r
2c
=
2

+
e
r
=
2
00031 , 0
03915 , 0 +
= 0,039305 m
Ap = L
C
.
= (0,009155 x 0,00031) m
= 0,2838 x 10
-5
m
2

o
c
r
r
2
=
03015 , 0
039305 , 0

= 1,3036
Lc
3/2
(h
o
/ k.Ap)
1/2

di mana : k =konduktivitas bahan pipa (Lampiran 9) diperoleh =19,865
W/m
2
.
o
C
0,009155
3/2
2
1
5
10 2838 , 0 865 , 19
65 , 174
|
|
.
|

\
|

x x
=1,54
Dari grafik diperoleh harga efesiensi sirip (
f
) setelah diinterpolasi
diperoleh
f
=47 %
Perbandingan luas bagian dalam pipa dengan luas total permukaan pipa
yang menyerap panas dalam 1 meter (A
c
/A
h
) :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


549 , 1
. . L D
A
A
i
h
c

=
=
549 , 1
1 . 0525 , 0 .

= 0,1065
Efektivitas sirip :
( )
f
h
f
o
A
A
= 1 1
=1 |
.
|

\
|
549 , 1
38 , 1
x (1 0,47)
=0,528

4.2.5. Tahanan Konduksi pada Pipa HP Evaporator
Tahanan konduksi pada pipa HP evaporator (A
h
. R
w
)
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
h
c
i
o
i
w h
A
A
k
D
D
In D
R A
. 2
.
=
1065 , 0 865 , 19 2
0525 , 0
0603 , 0
0525 , 0
x x
In x |
.
|

\
|

=0,00172 m
2
.
o
C/W

4.2.6. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dihitung dari
persamaan berikut, yaitu :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.



o o
W h
h
c
i
h
R A
A
A
h
U .
1
.
1 1

+ +
|
.
|

\
|
=

65 , 174 528 , 0
1
00172 , 0
1065 , 0 137 . 3
1 1
x x U
+ + =
015556732 , 0
1
=
U

U = 64,28 W/m
2
.
o
C

4.2.7. Luas Bidang Pindahan Panas
Luas bidang pindahan panas diperoleh dengan rumus sebelumnya yaitu :
) .(LMTD U
Q
A =
di mana :
A = luas permukaan perpindahan kalor (m
2
)
Q = panas yang diserap HP evaporator, pada perhitungan sebelumnya
diperoleh = 101142830W
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh =64,28 W/m
2
.
o
C
LMTD =Beda suhu rata rata logaritma =93,35
o
C
Maka : A =
35 , 93 28 , 64
101142830
x
= 16855,62 m
2

Lintasan yang dibutuhkan untuk menyediakan luas permukaan yang
menyerap panas :
1 . .
h
A n
A
N =
di mana :
N =jumlah lintasan
A =luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan =16855,62 m
2
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


A
h
=luas total permukaan pipa yang menyerap panas =1,5491 m
2

n =jumlah pipa per baris =59 batang/baris
1 =panjang pipa per batang =14,64 m
Maka :
64 , 14 5491 , 1 59
62 , 16855
x x
N =
=12,6 lintasan
=13 Lintasan
Maka jumlah pipa yang dibutuhkan HP evaporator adalah 13 x 59 =767 Batang.

4.3. Parameter Perhitungan Pipa HP Ekonomiser
Pipa HP ekonomiser merupakan pipa pipa pemanas yang berfungsi
untuk memanaskan air yang dipompakan dari tangki air umpan hingga cair jenuh
pada drum. Sistem perpindahan panas yang terjadi adalah konveksi berlawanan
arah, di mana air mengalir dari atas ke bawah sedangkan gas buang mengalir dari
bawah ke atas.
254,47
165,79
322,34
287,35
T
o
C
Tg C
Tg D
T
6
T
7
L (m)

Gambar 4.11. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada HP Ekonomiser
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Di mana sebelumnya telah diperoleh :
T
6
=temperatur uap masuk HP ekonomiser =165,79
o
C
T
7
=temperatur uap keluar HP ekonomiser =287,35
o
C
TgC =temperatur gas buang masuk HP ekonomiser =322,34
o
C
Tg D =temperatur gas buang keluar HP ekonomiser =254,47
o
C
Maka :
LMTD =
min
max
min max
ln
T
T
T T



T
1
=TgD T
6

=254,47
o
C 165,79
o
C
=88,68
o
C
T
2
=Tg C T
7

=322,34
o
C 287,35
o
C
=34,99
o
C
T
1
sebagai T
max
dan Maka T
2
sebagai T
min.

Maka diperoleh harga LMTD :
LMTD =
C 34,99
C 88,68
ln
C 34,99 C 88,68
0
0
0 0


=57,7
o
C
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut atas dasar bidang luas pipa,
yaitu :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


U
1
=
|
|
.
|

\
|
h
c
A
A
h
1
1
+A
h
. R
W
+
0 0
.
1
h
(F.P. Incropera, 1981, hal. 505)
dimana :
h
i
= Koefisien konveksi dalam pipa (W/m
2
.
o
C)
A
c
/ A
h
= Perbandingan luas pipa bagian dalam dengan luas pipa yang
menyerap kalor
A
h
. R
W
= Tahanan konduksi pipa HP ekonomiser (m
2
.
o
C/W)
h
o
= Koefisien konveksi gas buang (W/m
2
.
o
C)

o
= Efektivitas sirip bagian luar

4.3.1. Pemilihan Pipa HP Ekonomiser
Pipa HP ekonomiser dalam hal ini direncanakan menggunakan pipa baja
sama halnya dengan pipa HP ekonomiser.

Diambil ukuran pipa dari ukuran
standar pipa untuk baja schedule 40 dengan diameter nominal ( DN ) 1
(lampiran ukuran pipa).
Maka diambil ukuran-ukuran pipa HP ekonomiser sebagai berikut :
D
o
: Diameter luar =1,9 in =0,048 m
Di

: Diameter dalam =1,61 in =0,04089 m
t : Tebal pipa = 0,145 in =0,003683 m
Untuk menentukan banyaknya jumlah pipa yang dibutuhkan sesuai dengan
laju aliran uap dan diameter pipa yang direncanakan, maka diambil suatu batasan
sebagai berikut :
Panjang pipa aktif yang berhubungan dengan pipa-pipa =7 m (dengan
memperhitungkan standar panjang pipa yang ada)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Jarak antara dua buah pipa =D
o
=0,048 m
Panjang pipa perbatang =14,64 m
Penentuan panjang pipa berdasarkan pemilihan dari panjang pipa yang
sering digunakan (Tunggul S., 1975, hal. 142). Jumlah pipa dalam 1 baris
direncanakan sama seperti perancangan pada HP superheater. Sehingga jumlah
pipa-pipa HP ekonomiser yang dibutuhkan adalah :
n =
ST
pipa panjang
+1 =
096 , 0
7
+1
= 74 batang dalam 1 (satu) baris
Dengan ST adalah jarak antara dua titik pusat pipa.
Untuk dapat menjamin kekuatan pipa HP ekonomiser khususnya dalam
menahan tekanan yang terjadi di dalam pipa, maka kekuatan material pipa yang
digunakan ditentukan dengan menggunakan rumus :
S
2 . 2
. P
t
D P
o
.................................... (Vincent Cavaseno, 1979)
di mana :
P =Tekanan yang terjadi pada pipa, dalam hal ini sebesar 71,57 bar
=1037,7651 psia
S =tegangan tarik yang diijinkan (psia)
S
2
765 , 1037
145 , 0 2
9 , 1 765 , 1037

x
x

S 6280,2675 psia
Sehingga dengan tegangan yang diperoleh diatas, dipilih material yang
memliki tegangan ijin (S) diatas 6280,2675 psia dalam suhu maksimum yang
terjadi 612,21
o
F. Dari tabel bahan pipa (lampiran 7) direncanakan material pipa
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


yang digunakan adalah terbuat dari Seamless Alloy Steel (SA 176, 18Cr 8Ni) di
mana pada temperatur 650
o
F masih memiliki tegangan ijin sebesar 11250 psi,
jadi cukup aman untuk digunakan pada HP ekonomiser dengan suhu maksimum
yang terjadi 612,21
o
F.

4.3.2. Koefisien Perpindahan Panas di Dalam Pipa (h
i
)
Koefisien perpindahan panas dalam pipa (h
i
) seharusnya ditentukan pada
temperatur film. Dalam hal ini dapat juga ditentukan pada kondisi temperatur uap
rata-rata HP ekonomiser ( u T =226,57
o
C ) pada tekanan 71,57 bar. Dari tabel
sifat-sifat air pada berbagai tekanan dan temperatur, setelah diinterpolasi
diperoleh data-data sebagai berikut :
=1,2 .10
-4
kg/m.s k =0,64729 W/m.
o
C
Pr =0,857

Kecepatan aliran uap pada HP ekonomiser dihitung sebagai berikut :
V
u
=
1
.
.
.
A n
V mu
. (Sorensen, 1983, hal. 339)
dengan :
V
u
= Kecepatan aliran uap dalam pipa (m/s)
u m
.

= laju aliran uap =67,65 kg/s
n = jumlah pipa HP ekonomiser =79 batang
v = Volume jenis uap, dihitung atas dasar volume jenis uap rata
rata pada HP ekonomiser dengan tekanan 71,57 bar.
Dari tabel diperoleh : v =0,001356 m3/kg
Maka diperoleh harga kecepatan uap sebesar :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


V
u
=
2
) 04089 , 0 ( ) 4 / ( 74
001356 , 0 65 , 67
x x
x


= 0,944 m/s
Besarnya koefisien pindahan panas dianalisa berdasarkan harga bilangan
Reynold (Bayazitoglu, 1988, hal. 234) yaitu :
R
e
=

i u
D V . .

=
4
10 2 , 1
04089 , 0 944 , 0 1 , 836

x
x x

=268946,6
Aliran yang terjadi adalah turbulen, R
e
>4000 (JP. Holman, 1998), maka h
i
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
h
i
=
i
u
D
K N .
.. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
Bilangan Nussselt dapat dihitung dengan :
N
u
=0,023
4 , 0 8 , 0
.
r e
P R
=0,023 x (268946,6)
0,8
x (0,857)
0,4

=477,14
dengan : k =0,64729 W/m.
o
C dan D
i
=0,04089 m
Maka :
h
i
=
04089 , 0
64729 , 0 477,14x

=7553,14 W/m
2
.
o
C


Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.3.3. Koefisien Pindahan Panas di Luar Pipa (h
o
)
Susunan pipa yang dirancang adalah susunan selang-seling. Seperti pada
gambar di bawah ini :
ST
SL
SD
A1
A2

Gambar 4.12. Susunan Pipa Selang-Seling pada HP Ekonomiser
di mana :
S
T
=Jarak transversal (transverse pitch) (m)
S
L
=Jarak longitudinal (longitudinal pitch) (m)
S
D
=Jarak diagonal (m)
A
1
=Jarak antara 2 buah pipa secara transversal (m)
A
2
=Jarak antara 2 buah pipa secara diagonal (m)
Direncanakan S
T
= S
L
= 2 . D
o
= 0,096 m
Sifat sifat gas buang dievaluasi pada temperatur rata-rata gas buang :
g T =
2
47 , 254 24 , 322 +

= 288,4
o
C =561,55 K
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Untuk mencari sifat sifat gas buang dapat diperoleh dari website
www.hrsgdesign.com dengan memasukkan komposisi dan temperatur gas buang,
atau sifat sifat gas buang dapat juga disamakan dengan sifat-sifat udara (tabel
sifat sifat udara), dalam hal ini sifat sifat gas buang yang diperoleh adalah dari
www.hrsgdesign.com, yaitu :
k = 0,04275 W/m.K = 2,88 .10
5
kg/m.s
= 0,6295 kg/m
3
Pr = 0,68
Maka dapat dihitung kecepatan gas maksimum (V
g maks
) pada rangkuman
pipa pada gambar 4.12, maka kecepatan maksimum dapat terjadi pada A
1
dan A
2.

o Apabila pada A
1
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.

(Incropera, 1981, hal. 344)


o Apabila pada A
2
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o D
T
V
D S
S
.
2
.. (Incropera, 1981, hal. 344)
o V
g maks
terjadi pada A
2
apabila :
S
D
<
2
o T
D S +

S
D
=
5 , 0
2
2
2
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+
T
L
S
S <
2
o T
D S
... (Incropera, 1981, hal. 344)

5 , 0
2
2
2
096 , 0
096 , 0
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+ <
2
048 , 0 096 , 0

0,1073312 >0,024
Maka dapat disimpulkan V
gmaks
terjadi pada A
1
:
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.


di mana :
V
g
=Kecepatan gas masuk pada rangkuman pipa diukur pada temperatur
gas buang masuk rangkuman pipa
V
g
=
L n S
m
T g
g
. . .
.


dengan :
g m
.
: laju aliran gas buang =565,9 kg/s

g
: massa jenis gas buang pada T
gas buang masuk
=322,34
o
C adalah
sebesar 0,5943 kg/m
3
S
T
: jarak dua buah pipa =0,096 m
n : banyak pipa 1 baris =74 batang
L : panjang pipa 1 batang =14,64 m
Maka : V
g
=
64 , 14 74 096 , 0 5943 , 0
9 , 565
x x x

=9,1 m/s
Maka dapat diperoleh kecepatan gas maksimum (V
g maks
) sebesar :
V
g maks
=
( )
1 , 9
048 , 0 096 , 0
9 , 565
x


=18,2 m/s
Sehingga Bilangan Reynold maksimum untuk gas buang adalah :
R
e
=

h gmaks
D V . .

dengan :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


R
e
: Bilangan Reynold
: Massa jenis gas pada suhu rata-rata (kg/ m
3
)
D
h
: Diameter hidrolik pipa (m)
: Viskositas dinamik pada suhu rata-rata (kg/m.s)
di mana :
D
h
=l
f
. 4 .
h
a
A
A
.. (W.M. Kays, 1984, hal. 8)
di mana :
1
f
: jarak dua buah pipa =0,084 m
A
a
: luas penampang aliran (m
2
)

A
h
: luas total permukaan yang menyerap panas (m
2
)

dan :
h
o
=
h
u
D
k N .
. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
Pada perancangan pipa-pipa HP ekonomiser ini dirancang menggunakan
sirip untuk menyediakan luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan,
ukuran sirip sama seperti pada HP superheater, yaitu :
1 : panjang sirip =0,009 m
r
e
: jari-jari pipa bersirip =0,033 m
: tebal sirip =0,00046 m
n
f
: jumlah sirip =289 sirip/m
Penentuan panjang, tebal dan jumlah sirip diperoleh dari lampiran 2, maka
dapat dicari :
o Luas permukaan sirip (A
f
)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


A
f
=
( )
f e
o e
N D
D D
. . .
4
2
2 2
(
(


di mana :
A
f
: Luas permukaan sirip (m
2
)
D
e
: Diameter sirip =0,066 m
D
o
: Diameter luar pipa =0,048 m
: Tebal sirip =0,00046 m
N
f
:

Jumlah sirip dalam panjang pipa
Maka diperoleh luas permukaan sirip sebesar :
A
f
=
( )
289 . 00046 , 0 . 066 , 0 .
4
048 , 0 066 , 0 . . 2
2 2
(


= 0,959m
2
dalam 1 meter panjang pipa
o Luas permukaan primer (A
p
)
A
p
= ( )
t f o
N N L D . .
Dimana : N
t
: 1, untuk 1 batang pipa
( ) | | 1 . 289 . 00046 , 0 1 048 , 0 . =
P
A
=0,13075 m
2
untuk 1 meter panjang pipa
o Luas total permukaan pipa yang menyerap panas untuk 1 meter panjang
pipa (A
h
) dan A
h
=A
f
+A
p

di mana :
A
h
: luas total permukaan pipa yang menyerap panas (m
2
)
A
f
: luas permukaan sirip (m
2
)
A
p
: luas primer (m
2
)
Maka luas total permukaan pipa yang menyerap panas diperoleh sebesar :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


A
h
=0,959 +0,13075
=1,08975 m
2
Luas penampang area (A
a
) merupakan luas penampang tanpa sirip dalam 1
meter dikurangi luas sirip dalam 1 meter.
A
a
=( ) ( )
f o T
N L D S . . 1 2
= (0,096 0,048) x1 2 x (0,009 x 0,00046 x 289)
= 0,0456 m
2
Maka dapat diperoleh harga diameter hidrolik (D
h
) :
D
h
=0,096 x 4 x |
.
|

\
|
08975 , 1
046 , 0

=0,016 m dalam 1 m panjang pipa
Sehingga Bilangan Reynold dari persamaan sebelumnya :
R
e
=
5
10 88 , 2
016 , 0 2 , 18 6295 , 0

x
x x

= 6.444,5
2000 <R
e
<40.000
Maka rumus mencari bilangan Nusselt adalah :
N
u
=1,13 . C
1 .
R
e
m
. Pr
1/3
. (Incropera, 1981, hal. 344)
Harga konstanta C
1
dan m diperoleh dari tabel korelasi Grimson (lampiran
1) yang bergantung pada harga S
L
/D
o
dan S
T
/D
o
dari susunan pipa yang
direncanakan.
2
048 , 0
096 , 0
= =
o
L
D
S

2
048 , 0
096 , 0
= =
o
T
D
S

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Dari tabel diperoleh : C
1
=0,482 dan m =0,556, maka diperoleh harga
bilangan Nusselt :
N
u
= 1,13 x 0,482 x (6.444,5)
0,556
x (0,68)
1/3
= 62,8354
Maka dapat dicari koefisien pindahan panas diluar pipa (h
o
) :
h
o
=
Dh
k Nu.

=
016 , 0
04275 , 0 8344 , 62 x

= 165,817 W/m
2
.
o
C

4.3.4. Efisiensi dan Efektivitas Sirip
Untuk mencari efesiensi sirip dapat digunakan dengan menggunakan
grafik efisiensi sirip (Incropera, 1981, hal. 108) seperti pada gambar 4.13 berikut :

Gambar 4.13. Grafik Efisiensi Sirip
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Dari data-data sirip pada perhitungan sebelumnya maka dapat dihitung :
L
C
=
2
1

+
=
2
00046 , 0
009 , 0 + =0,00923 m
r
2c
=
2

+
e
r
=
2
00046 , 0
033 , 0 +
= 0,03323 m
Ap = L
C
.
= (0,00923 x 0,00046) m
= 0,4245.10
5
m
2

o
c
r
r
2
=
024 , 0
03323 , 0

= 1,3846
Lc
3/2
(h
o
/ k.Ap)
1/2

di mana : k =konduktivitas bahan pipa (Lampiran 9) diperoleh =18,9934
W/m
2
.
o
C
0,00923
3/2
2
1
5
10 4245 , 0 9934 , 18
165,87
|
|
.
|

\
|

x x
=1,27
Dari grafik diperoleh harga efesiensi sirip (
f
) setelah diinterpolasi
diperoleh
f
=50,5 %.
Perbandingan luas bagian dalam pipa dengan luas total permukaan pipa
yang menyerap panas dalam 1 meter (A
c
/A
h
) :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


08975 , 1
. . L D
A
A
i
h
c

=
=
08975 , 1
1 . 04089 , 0 .

= 0,1179
Efektivitas sirip : ( )
f
h
f
o
A
A
= 1 1
=1 |
.
|

\
|
08975 , 1
959 , 0
x (1 0,505)
=0,565

4.3.5. Tahanan Konduksi pada Pipa HP Ekonomiser
Tahanan konduksi pada pipa HP Ekonomiser (A
h
. R
w
) :
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
h
c
i
o
i
w h
A
A
k
D
D
In D
R A
. 2
.
=
1179 , 0 9934 , 18 2
04089 , 0
04826 , 0
04089 , 0
x x
In x |
.
|

\
|

=0,00152 m
2
.
o
C/W

4.3.6. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dihitung dari
persamaan berikut, yaitu :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.



o o
W h
h
c
i
h
R A
A
A
h
U .
1
.
1 1

+ +
|
.
|

\
|
=

817 , 165 565 , 0
1
00152 , 0
1179 , 0 14 , 7553
1 1
x x U
+ + =
U = 75,1 W/m
2
.
o
C

4.3.7. Luas Bidang Pindahan Panas
Luas bidang pindahan panas diperoleh dengan rumus sebelumnya yaitu :
) .(LMTD U
Q
A =
di mana :
A = luas permukaan perpindahan kalor (m
2
)
Q = panas yang diserap HP ekonomiser yaitu 41592573 W
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh =75,1 W/m
2
.
o
C
LMTD =Beda suhu rata rata logaritma =57,7
o
C
Maka :
A =
7 , 57 1 , 75
41592573
x
= 9598,426 m
2

Lintasan (N) yang dibutuhkan untuk menyerap panas dengan jumlah 74
batang pipa dalam 1 baris :
1 . .
h
A n
A
N =
di mana :
A =luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan =9110,15 m
2
A
h
=luas total permukaan pipa yang menyerap panas =1,08975 m
2

n =jumlah pipa per baris =74 batang/baris
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


1 =panjang pipa per batang =14,64 m
Maka :
64 , 14 08975 , 1 74
9598,426
x x
N =

=8,1 lintasan =8 lintasan
Maka jumlah pipa yang dibutuhkan HP ekonomiser adalah 8 x 74 =592 Batang.

4..4. Parameter Perhitungan Pipa LP Superheater
Sistem perpindahan panas yang terjadi pada LP superheater adalah
konveksi dengan berlawanan arah, dimana air mengalir dari atas ke bawah
sedangkan gas buang mengalir dari bawah keatas. Besarnya harga LMTD sistem
perpindahan panas pada LP superheater ini adalah seperti ditunjukkan pada
gambar berikut ini :
252,24
164,9
200
T
o
C
Tg D
Tg E
T
4
T
5
L (m)
254,47

Gambar 4.14. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada LP Superheater

Di mana sebelumnya telah diperoleh :
T
6
=temperatur uap masuk LP superheater =164,9
o
C
T
5
=temperatur uap keluar LP superheater =200
o
C
TgD =temperatur gas buang masuk LP superheater =254,47
o
C
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Tg E =temperatur gas buang keluar LP superheater =252,24
o
C
Maka : LMTD =
min
max
min max
ln
T
T
T T



T
1
=TgE T
4

=252,24
o
C 164,9
o
C
=87,34
o
C
T
2
=Tg C T
5

=254,47
o
C 200
o
C
=54,47
o
C
T
1
sebagai T
max
dan Maka T
2
sebagai T
min.,
maka diperoleh harga LMTD :
LMTD =
C 47 , 4 5
C 87,34
ln
C 47 , 4 5 C 87,34
0
0
0 0


=69,6
o
C
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut atas dasar bidang luas pipa,
yaitu :
U =
o o
i
konduksi
i
h r
r
R
h
1 1
1
|
|
.
|

\
|
+ +
........................... (J.P. Holman, 1998)
dimana :
h
i
=koefisien konveksi dalam pipa (W/m
2
.
o
C)
h
o
=koefisien konveksi gas buang (W/m
2
.
o
C)
R =tahanan konduksi pada pipa (
o
C/W)
r
i
=jari jari dalam pipa (m)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


r
o
=jari jari luar pipa (m)

4.4.1. Pemilihan Pipa LP Superheater
Pipa LP superheater dalam hal ini direncanakan menggunakan pipa baja
dengan diameter kecil.

Diambil ukuran pipa dari ukuran standar pipa untuk baja
schedule 40 dengan diameter nominal ( DN ) 2 (lampiran ukuran pipa).
Maka diambil ukuran-ukuran pipa LP superheater sebagai berikut :
D
i
: diameter dalam =2,067 in =0,0525 m
D
o
: diameter luar =2,375 in =0,0603 m
t : tebal pipa =0,154 in =0,0039 m
Untuk menentukan banyaknya jumlah pipa yang dibutuhkan sesuai dengan
laju aliran uap dan diameter pipa yang direncanakan, maka diambil suatu batasan
sebagai berikut :
Panjang pipa aktif yang berhubungan dengan pipa-pipa =7 m (dengan
memperhitungkan standar panjang pipa yang ada)
Jarak antara dua buah pipa =D
o
=0,0603 m
Panjang pipa perbatang =14,64 m
Penentuan panjang pipa berdasarkan pemilihan dari panjang pipa yang
sering digunakan (Tunggul S., 1975, hal. 142). Jumlah pipa dalam 1 baris
direncanakan sama seperti perancangan pada HP ekonomiser. Sehingga jumlah
pipa-pipa LP superheater yang dibutuhkan adalah :
n =
ST
pipa panjang
+1 =
01206
7
+1
= 59 batang dalam 1 (satu) baris
Dengan ST adalah jarak antara dua titik pusat pipa.
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Untuk dapat menjamin kekuatan pipa LP superheater khususnya dalam
menahan tekanan yang terjadi di dalam pipa, maka kekuatan material pipa yang
digunakan ditentukan dengan menggunakan rumus :
S
2 . 2
. P
t
D P
o
.................................... (Vincent Cavaseno, 1979)
di mana :
P =Tekanan yang terjadi pada pipa, dalam hal ini sebesar 7 bar
=101,526 psia
S =tegangan tarik yang diijinkan (psia)
S
2
101,526
154 , 0 2
375 , 2 101,526

x
x

S 732,1 psia
Sehingga dengan tegangan yang diperoleh diatas, dipilih material yang
memliki tegangan ijin (S) diatas 732,1 psia dalam suhu maksimum yang terjadi
490,046
o
F. Dari tabel bahan pipa (lampiran 7) direncanakan material pipa yang
digunakan adalah terbuat dari Seamless Alloy Steel (SA 176, 18Cr 8Ni) di mana
pada temperatur 600
o
F masih memiliki tegangan ijin sebesar 11400 psi, jadi
cukup aman untuk digunakan pada LP superheater dengan suhu maksimum yang
terjadi 490,046
o
F.

4.4.2. Koefisien Perpindahan Panas di Dalam Pipa (h
i
)
Koefisien perpindahan panas dalam pipa (h
i
) seharusnya ditentukan pada
temperatur film. Dalam hal ini dapat juga ditentukan pada kondisi temperatur uap
rata-rata LP superheater ( u T =182,45
o
C ) pada tekanan 7 bar. Dari tabel sifat-
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


sifat air pada berbagai tekanan dan temperatur, setelah diinterpolasi diperoleh
data-data sebagai berikut :
=1,5 .10
-5
kg/m.s k =0,03288 W/m.
o
C
Pr =0,984
Kecepatan aliran uap pada LP superheater dihitung sebagai berikut :
V
u
=
1
.
.
.
A n
V mu
. (Sorensen, 1983, hal. 339)
dengan :
V
u
= Kecepatan aliran uap dalam pipa (m/s)
u m
.

= laju aliran uap =20,54 kg/s
n = jumlah pipa LP superheater =59 batang
v = Volume jenis uap, dihitung atas dasar volume jenis uap rata
rata pada LP superheater dengan tekanan 7 bar. Dari tabel
diperoleh : v
4
= 0,2729 m
3
/kg, v
5
= 0,3064 m
3
/kg. Maka
diperoleh volume jenis uap rata rata sebesar 0,28965 m
3
/kg, =
1/v =3,4524 kg/m
3
.
Maka diperoleh harga kecepatan uap sebesar :
V
u
=
2
) 0525 , 0 ( ) 4 / ( 59
0,28965 54 , 20
x x
x


= 46,6 m/s
Diperolehnya kecepatan uap dalam pipa sebesar 46,6 m/s masih dalam
batas kecepatan uap maksimum yang diijinkan untuk uap yaitu sebesar 50 m/s
(MJ. Djokostyardjo, 1990, hal. 186).
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Besarnya koefisien pindahan panas dianalisa berdasarkan harga bilangan
Reynold (Bayazitoglu, 1988, hal. 234) yaitu :
R
e
=

i u
D V . .

=
5
10 5 , 1
0525 , 0 6 , 46 4524 , 3

x
x x

=563086,44
Aliran yang terjadi adalah turbulen, R
e
>4000 (JP. Holman, 1998), maka h
i
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
h
i
=
i
u
D
K N .
.. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
Bilangan Nussselt dapat dihitung dengan :
N
u
=0,023
4 , 0 8 , 0
.
r e
P R
=0,023 x (563086,44)
0,8
x (0,984)
0,4

=910,72
dengan :
k =0,03288 W/m.
o
C
D
i
=0,0525 m
Maka :
h
i
=
0525 , 0
0,03288 72 , 910 x

=570,37 W/m
2
.
o
C

4.4.3. Koefisien Pindahan Panas di Luar Pipa (h
o
)
Untuk mencari koefisien pindahan panas di luar pipa (h
o
) dapat dicari
dengan menggunakan rumus :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


h
o
=
o
u
D
k N .
. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
Susunan pipa yang dirancang adalah susunan selang-seling (gambar 4.15)
sama seperti pada pipa pipa pada seluruh bagian HP. Pada perancangan pipa LP
superheater ini dirancang tanpa menggunakan sirip karena perbedaan temperatur
suhu uap masuk dan keluar LP superheater sangat kecil sehingga luas permukaan
perpindahan panas yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
Direncanakan S
T
= S
L
= 2 . D
o
= 0,1206 m
ST
SL
SD
A1
A2

Gambar 4.15. Susunan Pipa Selang-Seling pada LP Superheater

Sifat sifat gas buang dievaluasi pada temperatur rata-rata gas buang :
g T =
2
24 , 252 47 , 254 +
= 253,35
o
C =526,5 K
Untuk mencari sifat sifat gas buang dapat diperoleh dari website
www.hrsgdesign.com dengan memasukkan komposisi dan temperatur gas buang,
atau sifat sifat gas buang dapat juga disamakan dengan sifat-sifat udara (tabel
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


sifat sifat udara), dalam hal ini sifat sifat gas buang yang diperoleh adalah dari
www.hrsgdesign.com, yaitu :
k = 0,04067 W/m.K = 2,76 .10
-5
kg/m.s
= 0,6728 kg/m
3
Pr = 0,68
Maka dapat dihitung kecepatan gas maksimum (V
g maks
) pada rangkuman
pipa pada gambar 4.15, maka kecepatan maksimum dapat terjadi pada A
1
dan A
2.

o Apabila pada A
1
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.

(Incropera, 1981, hal. 344)


o Apabila pada A
2
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o D
T
V
D S
S
.
2
.. (Incropera, 1981, hal. 344)
o V
g maks
terjadi pada A
2
apabila : S
D
<
2
o T
D S +

S
D
=
5 , 0
2
2
2
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+
T
L
S
S <
2
o T
D S
... (Incropera, 1981, hal. 344)

5 , 0
2
2
2
12065 , 0
12065 , 0
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+ <
2
060325 , 0 12065 , 0

0,13489078 >0,08616
Maka dapat disimpulkan V
gmaks
terjadi pada A
1
:
V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.


di mana :
V
g
=Kecepatan gas masuk pada rangkuman pipa diukur pada temperatur
gas buang masuk rangkuman pipa
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


V
g
=
L n S
m
T g
g
. . .
.


dengan :
g m
.
: laju aliran gas buang =565,9 kg/s

g
: massa jenis gas buang pada T
gas buang masuk
=254,47
o
C adalah
sebesar 0,67117 kg/m
3
S
T
: jarak dua buah pipa =0,1206 m
n : banyak pipa 1 baris =59 batang
L : panjang pipa 1 batang =14,64 m

Maka : V
g
=
64 , 14 59 1206 , 0 67117 , 0
9 , 565
x x x

=8,09 m/s
Maka dapat diperoleh kecepatan gas maksimum (V
g maks
) sebesar :
V
g maks
=
( )
8,09
0603 , 0 1206 , 0
1206 , 0
x


=16,18 m/s
Sehingga Bilangan Reynold maksimum untuk gas buang adalah :
R
e
=

o gmaks
D V . .

=
5
10 76 , 2
0603 , 0 18 , 16 6728 , 0

x
x x

=23783,33
2000 <Re <40000
Maka rumus mencari bilangan Nusselt adalah :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


N
u
=1,13 . C
1 .
R
e
m
. Pr
1/3
. (Incropera, 1981, hal. 344)
Dari tabel diperoleh : C
1
=0,482 dan m =0,556, maka diperoleh harga
bilangan Nusselt, maka :
N
u
=1,13 x 0,482 x (23783,33)
0,556
x (0,68)
1/3

=129,86
Maka dapat dicari koefisien pindahan panas diluar pipa (h
o
) :
h
o
=
0
.
D
k Nu

=
0603 , 0
04067 , 0 86 , 129 x

= 87,58 W/m
2
.
o
C

4.4.4. Tahanan Konduksi pada Pipa LP Superheater
Tahanan konduksi pada pipa LP superheater dapat dihitung dengan
menggunakan rumus (J.P. Holman, 1998) :
R
konduksi
=
|
|
.
|

\
|
i
o i
r
r
k
r
ln
di mana :
r
i
=jari jari dalam pada pipa =D
i
/2 =0,0525/2 =0,02625
r
o
=jari jari luar pada pipa =D
o
/2 =0,0603/2 =0,03015
k =konduktivitas termal pipa =18,0361 W/m.
o
C (lampiran 9)
Maka :
R
konduksi
=
|
|
.
|

\
|
i
o i
r
r
k
r
ln
= |
.
|

\
|
02625 , 0
03015 , 0
ln
0361 , 18
02625 , 0
=0,0002 m
2
.
o
C/W
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.4.5. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dihitung dari
persamaan berikut, yaitu :
U =
o o
i
konduksi
i
h r
r
R
h
1 1
1
|
|
.
|

\
|
+ +

=
58 , 87
1
03015 , 0
02625 , 0
0002 , 0
37 , 570
1
1
|
.
|

\
|
+ +

=84,07 W/m
2
.
o
C

4.4.6. Luas Bidang Pindahan Panas
Luas bidang pindahan panas diperoleh dengan rumus sebelumnya yaitu :
) .(LMTD U
Q
A =
di mana :
A = luas permukaan perpindahan kalor (m
2
)
Q = panas yang diserap LP superheater = 1658070 W
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh =84,07 W/m
2
.
o
C
LMTD =Beda suhu rata rata logaritma =69,6
o
C
Maka : A =
6 , 69 07 , 84
1658070
x

= 283,37 m
2

Lintasan (N) yang dibutuhkan untuk menyerap panas dengan jumlah 74
batang pipa dalam 1 baris :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


L D n
A
N
o
. . .
=
di mana :
A =luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan =283,37 m
2
n =jumlah pipa per baris =59 batang/baris
L =panjang pipa per batang =14,64 m
Maka :

64 , 14 0603 , 0 14 , 3 59
283,37
x x x
N =

=1,73 lintasan =2 Lintasan
Maka jumlah pipa yang dibutuhkan LP Superheater adalah 2 x 74 =148 Batang.

4.5. Parameter Perhitungan Pipa LP Evaporator
Sistem perpindahan panas pada LP evaporator adalah sistem konveksi
searah, di mana air mengalir dari bawah ke atas demikian juga gas buang. Gas
buang yang dimanfaatkan pada komponen ini berasal dari gas buang yang keluar
dari LP superheater.
Distribusi temperatur dan arah aliran fluida dapat dilihat seperti pada
gambar 4.15. Besarnya harga LMTD yang dihasilkan pada LP evaporator
ditunjukkan pada gambar 4.15 di bawah ini.
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


181,4
164,9
252,2
T
o
C
Tg E
Tg F
T
4
T
3
L (m)
164,9

Gambar 4.16. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada LP Evaporator
Di mana sebelumnya telah diperoleh :
T
3
=temperatur uap masuk LP evaporator =164,9
o
C
T
4
=temperatur uap keluar LP evaporator =164,9
o
C
TgE =temperatur gas buang masuk LP evaporator =252,2
o
C
TgF =temperatur gas buang keluar LP evaporator =181,4
o
C
Maka :
LMTD =
min
max
min max
ln
T
T
T T


. (F.P. Incropera, 1981, hal. 510)
T
1
=TgE T
3

=252,24
o
C 164,9
o
C
=87,34
o
C
T
2
=TgF T
4

=181,4
o
C 164,9
o
C
=16,5
o
C
T
1
sebagai T
min
dan Maka T
2
sebagai T
max.
Maka diperoleh harga LMTD :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


LMTD =
C 5 , 16
C 87,34
ln
C 5 , 16 C 87,34
0
0
0 0


=42,5
o
C
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut atas dasar bidang luas pipa,
yaitu :
U
1
=
|
|
.
|

\
|
h
c
A
A
h
1
1
+A
h
. R
W
+
0 0
.
1
h
(F.P. Incropera, 1981, hal. 505)
dimana :
h
i
= Koefisien konveksi dalam pipa (W/m
2
.
o
C)
A
c
/ A
h
= Perbandingan luas pipa bagian dalam dengan luas pipa yang
menyerap kalor
A
h
. R
W
= Tahanan konduksi pipa LP evaporator (m
2
.
o
C/W)
h
o
= Koefisien konveksi gas buang (W/m
2
.
o
C)

o
= Efektivitas sirip bagian luar

4.5.1. Pemilihan Pipa LP Evaporator
Pipa LP evaporator dalam hal ini direncanakan menggunakan pipa baja
dengan diameter kecil.

Diambil ukuran pipa dari ukuran standar pipa untuk baja
schedule 40 dengan diameter nominal ( DN ) 2 (lampiran ukuran pipa).
Maka diambil ukuran ukuran pipa LP evaporator sebagai berikut :
D
i
: diameter dalam =2,067 in =0,0525 m
D
o
: diameter luar =2,375 in =0,0603 m
t : tebal pipa =0,154 in =0,0039 m
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Untuk menentukan banyaknya jumlah pipa yang dibutuhkan sesuai dengan
laju aliran uap dan diameter pipa yang direncanakan, maka diambil suatu batasan
seperti yang ada pada HP evaporator, yaitu :
Panjang pipa aktif yang berhubungan dengan pipa-pipa =7 m (dengan
memperhitungkan standar panjang pipa yang ada)
Jarak antara dua buah pipa =D
o
=0,0603 m
Panjang pipa perbatang =14,64 m
Penentuan panjang pipa berdasarkan pemilihan dari panjang pipa yang
sering digunakan (Tunggul S., 1975, hal. 142). Direncanakan ST =SL =2 . D
o
=
0,1206. Sehingga jumlah pipa-pipa LP evaporator yang dibutuhkan adalah :
n =
ST
pipa panjang
+1 =
1206 , 0
7
+1
= 59 batang dalam 1 (satu) baris
Untuk dapat menjamin kekuatan pipa LP evaporator khususnya dalam
menahan tekanan yang terjadi di dalam pipa, maka kekuatan material pipa yang
digunakan ditentukan dengan menggunakan rumus :
S
2 . 2
. P
t
D P
o
.................................... (Vincent Cavaseno, 1979)
di mana :
P =Tekanan yang terjadi pada pipa, dalam hal ini sebesar 7 bar
=101,526 psia
S =tegangan tarik yang diijinkan (psia)
S
2
101,526
154 , 0 2
375 , 2 101,526

x
x

S 732,1 psia
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Sehingga dengan tegangan yang diperoleh diatas, dipilih material yang
memliki tegangan ijin (S) diatas 732,1 psia dalam suhu maksimum yang terjadi
486,32
o
F. Dari tabel bahan pipa (lampiran 7) direncanakan material pipa yang
digunakan adalah terbuat dari Seamless Alloy Steel (SA 176, 18Cr 8Ni) di mana
pada temperatur 600
o
F masih memiliki tegangan ijin sebesar 11400 psi, jadi
cukup aman untuk digunakan pada LP evaporator dengan suhu maksimum yang
terjadi 486,32
o
F.

4.5.2. Koefisien Perpindahan Panas di Dalam Pipa ( h
i
)
Koefisien perpindahan panas dalam pipa ( h
i
) seharusnya ditentukan pada
temperatur film. Dalam hal ini dapat juga ditentukan pada kondisi temperatur uap
rata-rata LP evaporator ( u T =165,9
o
C ) pada tekanan 7 bar. Dari tabel sifat-sifat
air pada berbagai tekanan dan temperatur, setelah diinterpolasi diperoleh data-data
sebagai berikut :
=0,000164 kg/m.s k =0,6836 W/m.
o
C
Pr =1,06

Kecepatan aliran uap pada LP evaporator dihitung sebagai berikut :
V
u
=
1
.
.
.
A n
V mu
. (Sorensen, 1983, hal. 339)
dengan :
V
u
= Kecepatan aliran uap dalam pipa (m/s)
u m
.

= laju aliran uap =20,54 kg/s
n = jumlah pipa LP evaporator =59 batang
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


v = Volume jenis uap, dihitung atas dasar volume jenis uap rata
rata pada LP evaporator dengan tekanan 7 bar.
v =
2
4 3
v v +
; di mana pada 7 bar :
v
3
=v
f
=0,001108 m
3
/kg
v
4
=v
g
=0,2729 m
3
/kg
v =
2
0,2729 001108 , 0 +
=0,137 m
3
/kg
=1/v
=1 / 0,137 =7,3 kg/m
3
Maka diperoleh harga kecepatan uap sebesar :
V
u
=
2
) 0525 , 0 ( ) 4 / ( 59
137 , 0 54 , 20
x x
x


= 22,04 m/s
Besarnya koefisien pindahan panas dianalisa berdasarkan harga bilangan
Reynold (Bayazitoglu, 1988, hal. 234) yaitu :
R
e
=

i u
D V . .

=
000164 , 0
0525 , 0 04 , 22 3 , 7 x x

=51505
Aliran yang terjadi adalah turbulen, R
e
>4000 (JP. Holman, 1998), maka h
i
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
h
i
=
i
u
D
K N .
.. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
Bilangan Nussselt dapat dihitung dengan :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


N
u
=0,023
4 , 0 8 , 0
.
r e
P R
=0,023 x (51505)
0,8
x (1,06)
0,4

=138,46
dengan : k =0,6836 W/m.
o
C dan D
i
=0,0525 m
Maka : h
i
=
0525 , 0
6836 , 0 46 , 38 1 x

=1802,88 W/m
2
.
o
C

4.5.3. Koefisien Pindahan Panas di Luar Pipa (h
o
)
Susunan pipa yang dirancang adalah susunan selang-seling seperti gambar
4.17. di bawah ini.
ST
SL
SD
A1
A2

Gambar 4.17. Susunan Pipa Selang-Seling pada LP Evaporator
Untuk mendapatkan besarnya koefisien konveksi, terlebih dahulu
ditentukan sifat-sifat gas buang. Sifat-sifat gas buang seharusnya dievaluasi pada
temperatur film, dapat juga dievaluasi pada temperatur rata-rata gas buang, yaitu :
g T =
2
4 , 181 24 , 252 +
= 216,82
o
C =489,97 K
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Untuk mencari sifat sifat gas buang dapat diperoleh dari website
www.hrsgdesign.com dengan memasukkan komposisi dan temperatur gas buang,
atau sifat sifat gas buang dapat juga disamakan dengan sifat-sifat udara (tabel
sifat sifat udara), dalam hal ini sifat sifat gas buang yang diperoleh adalah dari
www.hrsgdesign.com, yaitu :
k = 0,038595 W/m.K = 2,62.10
-5
kg/m.s
= 0,72243 kg/m
3
Pr = 0,68
Maka dapat dihitung kecepatan gas maksimum (V
g maks
) pada rangkuman
pipa pada gambar 4.17. Maka kecepatan maksimum dapat terjadi pada A
1
dan A
2.

o Apabila pada A
1
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.

(Incropera, 1981, hal. 344)


o Apabila pada A
2
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o D
T
V
D S
S
.
2
.. (Incropera, 1981, hal. 344)
o V
g maks
terjadi pada A
2
apabila :
S
D
<
2
o T
D S +

S
D
=
5 , 0
2
2
2
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+
T
L
S
S <
2
o T
D S
... (Incropera, 1981, hal. 344)

5 , 0
2
2
2
12065 , 0
12065 , 0
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+ <
2
060325 , 0 12065 , 0

0,13489078 >0,08616
Maka dapat disimpulkan V
gmaks
terjadi pada A
1
:
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.


di mana :
V
g
=Kecepatan gas masuk pada rangkuman pipa diukur pada temperatur
gas buang masuk rangkuman pipa
V
g
=
L n S
m
T g
g
. . .
.


dengan :
g m
.
: laju aliran gas buang =565,9 kg/s

g
: massa jenis gas buang pada T
gas buang masuk
=252,24
o
C adalah
sebesar 0,67277 kg/m
3
S
T
: jarak dua buah pipa =0,1206 m
n : banyak pipa 1 baris =59 batang
L : panjang pipa 1 batang =14,64 m
Maka :
V
g
=
64 , 14 59 1206 , 0 67277 , 0
9 , 565
x x x

=8,07 m/s
Maka dapat diperoleh kecepatan gas maksimum (V
g maks
) sebesar :
V
g maks
=
( )
07 , 8
0603 , 0 1206 , 0
9 , 565
x


=16,14 m/s
Sehingga Bilangan Reynold maksimum untuk gas buang adalah :
R
e
=

h gmaks
D V . .

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


dengan :
R
e
: Bilangan Reynold
: Massa jenis gas pada suhu rata-rata (kg/ m
3
)
D
h
: Diameter hidrolik pipa (m)
: Viskositas dinamik pada suhu rata-rata (kg/m.s)
di mana :
D
h
=l
f
. 4 .
h
a
A
A
.. (W.M. Kays, 1984, hal. 8)
di mana :
1
f
: jarak dua buah pipa =0,1206 m
A
a
: luas penampang aliran (m
2
)

A
h
: luas total permukaan yang menyerap panas (m
2
)

dan :
h
o
=
h
u
D
k N .
.. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
Pada perancangan pipa-pipa LP evaporator ini, dirancang menggunakan
sirip dengan profil yang sama seperti HP evaporator untuk menyediakan luas
permukaan pindahan panas yang dibutuhkan. Ukuran sirip seperti di bawah ini.
r
o
: jari-jari luar pipa =0,03015 m
1 : panjang sirip =0,009 m
r
e
: jari-jari pipa bersirip =0,0391625 m
: tebal sirip =0,00031 m
n
f
: jumlah sirip =346 sirip/m
Penentuan panjang, tebal dan jumlah sirip diperoleh dari lampiran 2,
berdasarkan penelitian, maka dapat dicari :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


o Luas permukaan sirip (A
f
)
A
f
=
( )
f e
o e
N D
D D
. . .
4
2
2 2
(
(


di mana : A
f
: Luas permukaan sirip (m
2
)
D
e
: Diameter sirip =0,0783 m
D
o
: Diameter luar pipa =0,0603 m
: Tebal sirip =0,00031 m
N
f
:

Jumlah sirip dalam panjang pipa =346 sirip
Maka diperoleh luas permukaan sirip sebesar :
A
f
=
( )
346 . 00031 , 0 . 0783 , 0 .
4
0603 , 0 0783 , 0 . . 2
2 2
(


= 1,38

dalam 1 meter panjang pipa
o Luas permukaan primer (A
p
)
A
p
= ( )
t f o
N N L D . .
Dimana : N
t
: 1, untuk 1 batang pipa
( ) | | 1 . 346 . 00031 , 0 1 0603 , 0 . =
P
A
=0,169 m
2
untuk 1 meter panjang pipa
o Luas total permukaan pipa yang menyerap panas untuk 1 meter panjang
pipa (A
h
) dan A
h
=A
f
+A
p

di mana :
A
h
: luas total permukaan pipa yang menyerap panas (m
2
)
A
f
: luas permukaan sirip (m
2
)
A
p
: luas primer (m
2
)
Maka luas total permukaan pipa yang menyerap panas diperoleh sebesar :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


A
h
=1,38 +0,169
=1,549 m
2
Luas penampang area (A
a
) merupakan luas penampang tanpa sirip
dalam 1 meter dikurangi luas sirip dalam 1 meter.
A
a
=( ) ( )
f o T
N L D S . . 1 2
= (0,1206 0,0603) x 1 2 x (0,009 x 0,00031 x 346)
= 0,0182 m
2
Maka dapat diperoleh harga diameter hidrolik (D
h
) :
D
h
=0,1206 x 4 x |
.
|

\
|
549 , 1
0584 , 0

=0,0182 m dalam 1 m panjang pipa
Sehingga Bilangan Reynold :
R
e
=
5
10 62 , 2
0182 , 0 14 , 16 72243 , 0

x
x x

= 8099,7
2000 <R
e
<40.000, maka rumus mencari bilangan Nusselt adalah :
N
u
=1,13 . C
1 .
R
e
m
. Pr
1/3
. (Incropera, 1981, hal. 344)
Harga konstanta C
1
dan m diperoleh dari tabel korelasi Grimson (lampiran
1) yang bergantung pada harga S
L
/D
o
dan S
T
/D
o
dari susunan pipa yang
direncanakan.
2
0603 , 0
1206 , 0
= =
o
L
D
S

2
0603 , 0
1206 , 0
= =
o
T
D
S

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Dari tabel diperoleh : C
1
=0,482 dan m =0,556, maka diperoleh harga
bilangan Nusselt :
N
u
= 1,13 x 0,482 x (8099,7)
0,556
x (0,68)
1/3
= 71,35
Maka dapat dicari koefisien pindahan panas diluar pipa (h
o
) :
h
o
=
Dh
k Nu.

=
0182 , 0
038595 , 0 35 , 1 7 x

= 151,3 W/m
2
.
o
C

4.5.4. Efisiensi dan Efektivitas Sirip
Untuk mencari efesiensi sirip dapat digunakan dengan menggunakan
grafik efisiensi sirip (Incropera, 1981, hal. 108) seperti pada gambar 4.18 berikut.

Gambar 4.18. Grafik Efisiensi Sirip
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Dari data-data sirip pada perhitungan sebelumnya maka dapat dihitung :
L
C
=
2
1

+
=
2
00031 , 0
009 , 0 +
= 0,009155 m
r
2c
=
2

+
e
r
=
2
00031 , 0
03915 , 0 +
= 0,039305 m
Ap = L
C
.
= (0,009155 x 0,00031) m
= 0,2838 x 10
-5
m
2

o
c
r
r
2
=
03015 , 0
039305 , 0

= 1,3036
Lc
3/2
(h
o
/ k.Ap)
1/2

di mana : k =konduktivitas bahan pipa (Lampiran 9) diperoleh =19,865
W/m
2
.
o
C
0,009155
3/2
2
1
5
10 2838 , 0 865 , 19
3 , 151
|
|
.
|

\
|

x x
=1,435
Dari grafik diperoleh harga efesiensi sirip (
f
) setelah diinterpolasi
diperoleh
f
=48 %
Perbandingan luas bagian dalam pipa dengan luas total permukaan pipa
yang menyerap panas dalam 1 meter (A
c
/A
h
) :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


549 , 1
. . L D
A
A
i
h
c

=
=
549 , 1
1 . 0525 , 0 .

= 0,1065
Efektivitas sirip :
( )
f
h
f
o
A
A
= 1 1
=1 |
.
|

\
|
549 , 1
38 , 1
x (1 0,48)
=0,536


4.5.5. Tahanan Konduksi pada Pipa LP Evaporator
Tahanan konduksi pada pipa LP evaporator (A
h
. R
w
) :
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
h
c
i
o
i
w h
A
A
k
D
D
In D
R A
. 2
.
=
1065 , 0 865 , 19 2
0525 , 0
0603 , 0
0525 , 0
x x
In x |
.
|

\
|

=0,00172 m
2
.
o
C/W

4.5.6. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dihitung dari
persamaan berikut, yaitu :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.



o o
W h
h
c
i
h
R A
A
A
h
U .
1
.
1 1

+ +
|
.
|

\
|
=

3 , 151 536 , 0
1
00172 , 0
1065 , 0 88 , 1802
1 1
x x U
+ + =
U = 51,92 W/m
2
.
o
C

4.5.7. Luas Bidang Pindahan Panas
Luas bidang pindahan panas diperoleh dengan rumus sebelumnya yaitu :
) .(LMTD U
Q
A =
di mana :
A = luas permukaan perpindahan kalor (m
2
)
Q = panas yang diserap LP evaporator, pada perhitungan sebelumnya
diperoleh = 42441390 W
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh =51,92 W/m
2
.
o
C
LMTD =Beda suhu rata rata logaritma =42,5
o
C
Maka :
A =
5 , 42 92 , 51
42441390
x

= 19233,8 m
2

Lintasan (N) yang dibutuhkan untuk menyediakan luas permukaan yang
menyerap panas :
1 . .
h
A n
A
N =
di mana :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


A =luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan =19233,8 m
2
A
h
=luas total permukaan pipa yang menyerap panas =1,5491 m
2

n =jumlah pipa per baris =59 batang/baris
1 =panjang pipa per batang =14,64 m
Maka :

64 , 14 5491 , 1 59
19233,8
x x
N =

=14 lintasan
Maka jumlah pipa yang dibutuhkan LP evaporator adalah 14 x 59 =826 Batang.

4.6. Parameter Perhitungan Pipa Condensate Preheater (CPH)
Pipa condensate preheater (CPH) merupakan pipa pipa pemanas yang
berfungsi untuk memanaskan kondensat dari kondensor yang akan digunakan
sebagai air umpan. Sistem perpindahan panas yang terjadi adalah konveksi
berlawanan arah, di mana air mengalir dari atas ke bawah sedangkan gas buang
mengalir dari bawah ke atas.
107
45,86
181,4
164,9
T
o
C
Tg F
Tg G
T
2
T
3
L (m)

Gambar 4.19. Sket Aliran Uap dan Gas Buang pada Cond. Preheater
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Di mana sebelumnya telah diperoleh :
T
2
=temperatur uap masuk CPH =45,86
o
C
T
3
=temperatur uap keluar CPH =164,9
o
C
TgF =temperatur gas buang masuk CPH =181,4
o
C
Tg G =temperatur gas buang keluar HP CPH =107
o
C
Maka :
LMTD =
min
max
min max
ln
T
T
T T



T
1
=TgG T
2

=107
o
C 45,86
o
C
=61,14
o
C
T
2
=Tg F T
3

=181,4
o
C 164,9
o
C
=16,5
o
C
T
1
sebagai T
max
dan Maka T
2
sebagai T
min.
Maka diperoleh harga LMTD :
LMTD =
C 5 , 16
C 14 , 1 6
ln
C 5 , 16 C 14 , 1 6
0
0
0 0


=34
o
C
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut atas dasar bidang luas pipa,
yaitu :
U
1
=
|
|
.
|

\
|
h
c
A
A
h
1
1
+A
h
. R
W
+
0 0
.
1
h
(F.P. Incropera, 1981, hal. 505)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


dimana : h
i
= Koefisien konveksi dalam pipa (W/m
2
.
o
C)
A
c
/A
h
= Perbandingan luas pipa bagian dalam dengan luas pipa yang
menyerap kalor
A
h
.R
W
= Tahanan konduksi pipa CPH (m
2
.
o
C/W)
h
o
= Koefisien konveksi gas buang (W/m
2
.
o
C)

o
= Efektivitas sirip bagian luar

4.6.1. Pemilihan Pipa CPH
Pipa CPH dalam hal ini direncanakan menggunakan pipa baja sama halnya
dengan pipa LP superheater.

Diambil ukuran pipa dari ukuran standar pipa untuk
baja schedule 40 dengan diameter nominal ( DN ) 1 (lampiran ukuran pipa).
Maka diambil ukuran-ukuran pipa CPH sebagai berikut :
D
o
: Diameter luar =1,9 in =0,048 m
Di

: Diameter dalam =1,61 in =0,04089 m
t : Tebal pipa = 0,145 in =0,003683 m
Untuk menentukan banyaknya jumlah pipa yang dibutuhkan sesuai dengan
laju aliran uap dan diameter pipa yang direncanakan, maka diambil suatu batasan
sebagai berikut :
Panjang pipa aktif yang berhubungan dengan pipa-pipa =7 m (dengan
memperhitungkan standar panjang pipa yang ada)
Jarak antara dua buah pipa =D
o
=0,048 m
Panjang pipa perbatang =14,64 m
Penentuan panjang pipa berdasarkan pemilihan dari panjang pipa yang
sering digunakan (Tunggul S., 1975, hal. 142). Jumlah pipa dalam 1 baris
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


direncanakan sama seperti perancangan pada HP superheater. Sehingga jumlah
pipa-pipa CPH yang dibutuhkan adalah :
n =
ST
pipa panjang
+1 =
096 , 0
7
+1
= 74 batang dalam 1 (satu) baris
Dengan ST adalah jarak antara dua titik pusat pipa.
Untuk dapat menjamin kekuatan pipa CPH khususnya dalam menahan
tekanan yang terjadi di dalam pipa, maka kekuatan material pipa yang digunakan
ditentukan dengan menggunakan rumus :
S
2 . 2
. P
t
D P
o
.................................... (Vincent Cavaseno, 1979)
di mana :
P =Tekanan yang terjadi pada pipa, dalam hal ini maksimal 7 bar
=101,526 psia
S =tegangan tarik yang diijinkan (psia)
S
2
101,526
145 , 0 2
9 , 1 101,526

x
x

S 614,4 psia
Sehingga dengan tegangan yang diperoleh diatas, dipilih material yang
memliki tegangan ijin (S) diatas 614,4 psia. Dari tabel bahan pipa (lampiran 7)
direncanakan material pipa yang digunakan adalah terbuat dari Seamless Alloy
Steel (SA 176, 18Cr 8Ni) di mana pada temperatur 500
o
F masih memiliki
tegangan ijin sebesar 12150 psi, jadi cukup aman untuk digunakan pada CPH
dengan suhu maksimum yang terjadi 358,52
o
F.

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.6.2. Koefisien Perpindahan Panas di Dalam Pipa (h
i
)
Koefisien perpindahan panas dalam pipa (h
i
) seharusnya ditentukan pada
temperatur film. Dalam hal ini dapat juga ditentukan pada kondisi temperatur dan
tekanan uap rata-rata CPH yaitu u T =105,38
o
C dan tekanan 7 bar. Dari tabel
sifat-sifat air pada berbagai tekanan dan temperatur, setelah diinterpolasi
diperoleh data-data sebagai berikut :
=0,000264 kg/m.s k =0,6836 W/m.
o
C
Pr =1,66

Kecepatan aliran uap pada CPH dihitung sebagai berikut :
V
u
=
1
.
.
.
A n
V mu
. (Sorensen, 1983, hal. 339)
dengan :
V
u
= Kecepatan aliran uap dalam pipa (m/s)
u m
.

= laju aliran uap =(67,65 +20,54) kg/s =88,19 kg/s
n = jumlah pipa CPH per baris =74 batang
v = Volume jenis uap, dihitung atas dasar volume jenis uap rata
rata pada CPH dengan tekanan 7 bar, yaitu v =0,001108 m
3
/kg
=1/v =1/0,001 m
3
/kg =902,527 kg/m
3

Maka diperoleh harga kecepatan uap sebesar :
V
u
=
2
) 04089 , 0 ( ) 4 / ( 74
001108 , 0 19 , 88
x x
x


= 1,0 m/s
Besarnya koefisien pindahan panas dianalisa berdasarkan harga bilangan
Reynold (Bayazitoglu, 1988, hal. 234) yaitu :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


R
e
=

i u
D V . .

=
000264 , 0
04089 , 0 1 527 , 902 x x

=139789,12
Aliran yang terjadi adalah turbulen, R
e
>4000 (JP. Holman, 1998), maka h
i
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
h
i
=
i
u
D
K N .
.. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
Bilangan Nussselt dapat dihitung dengan :
N
u
=0,023
4 , 0 8 , 0
.
r e
P R
=0,023 x (139789,12)
0,8
x (1,66)
0,4

=368,25
dengan : k =0,6836 W/m.
o
C dan D
i
=0,04089 m, maka :
h
i
=
04089 , 0
6836 , 0 368,25x

=6156,4 W/m
2
.
o
C

4.6.3. Koefisien Pindahan Panas di Luar Pipa (h
o
)
Susunan pipa yang dirancang adalah susunan selang-seling seperti pada
gambar 4.20 di bawah ini :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


ST
SL
SD
A1
A2

Gambar 4.20. Susunan Pipa Selang-Seling pada CPH
di mana :
S
T
=Jarak transversal (transverse pitch) (m)
S
L
=Jarak longitudinal (longitudinal pitch) (m)
S
D
=Jarak diagonal (m)
A
1
=Jarak antara 2 buah pipa secara transversal (m)
A
2
=Jarak antara 2 buah pipa secara diagonal (m)
Direncanakan S
T
= S
L
= 2 . D
o
= 0,096 m
Sifat sifat gas buang dievaluasi pada temperatur rata-rata gas buang :
g T =
2
107 4 , 181 +

= 144,2
o
C =417,35 K
Untuk mencari sifat sifat gas buang dapat diperoleh dari website
www.hrsgdesign.com dengan memasukkan komposisi dan temperatur gas buang,
atau sifat sifat gas buang dapat juga disamakan dengan sifat-sifat udara (tabel
sifat sifat udar), dalam hal ini sifat sifat gas buang yang diperoleh adalah dari
www.hrsgdesign.com, yaitu :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


k = 0,03409 W/m.K = 2,35 .10
5
kg/m.s
= 0,84257 kg/m
3
Pr = 0,687
Maka dapat dihitung kecepatan gas maksimum (V
g maks
) pada rangkuman
pipa pada gambar 4.20, maka kecepatan maksimum dapat terjadi pada A
1
dan A
2.

o Apabila pada A
1
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.

(Incropera, 1981, hal. 344)


o Apabila pada A
2
, maka :
V
g maks
=
( )
g
o D
T
V
D S
S
.
2
.. (Incropera, 1981, hal. 344)
o V
g maks
terjadi pada A
2
apabila :
S
D
<
2
o T
D S +

S
D
=
5 , 0
2
2
2
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+
T
L
S
S <
2
o T
D S
... (Incropera, 1981, hal. 344)

5 , 0
2
2
2
096 , 0
096 , 0
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+ <
2
048 , 0 096 , 0

0,1073312 >0,024
Maka dapat disimpulkan V
gmaks
terjadi pada A
1
:
V
g maks
=
( )
g
o T
T
V
D S
S
.


di mana :
V
g
=Kecepatan gas masuk pada rangkuman pipa diukur pada temperatur
gas buang masuk rangkuman pipa
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


V
g
=
L n S
m
T g
g
. . .
.


dengan :
g m
.
: laju aliran gas buang =565,9 kg/s

g
: massa jenis gas buang pada T
gas buang masuk
=181,4
o
C adalah
sebesar 0,77849 kg/m
3
S
T
: jarak dua buah pipa =0,096 m
n : banyak pipa 1 baris =74 batang
L : panjang pipa 1 batang =14,64 m
Maka : V
g
=
64 , 14 74 096 , 0 0,77849
9 , 565
x x x

=6,95 m/s
Maka dapat diperoleh kecepatan gas maksimum (V
g maks
) sebesar :
V
g maks
=
( )
95 , 6
048 , 0 096 , 0
9 , 565
x


=13,9 m/s
Sehingga Bilangan Reynold maksimum untuk gas buang adalah :
R
e
=

h gmaks
D V . .

dengan :
R
e
: Bilangan Reynold
: Massa jenis gas pada suhu rata-rata (kg/ m
3
)
D
h
: Diameter hidrolik pipa (m)
: Viskositas dinamik pada suhu rata-rata (kg/m.s)
di mana :
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


D
h
=l
f
. 4 .
h
a
A
A
.. (W.M. Kays, 1984, hal. 8)
di mana :
1
f
: jarak dua buah pipa =0,084 m
A
a
: luas penampang aliran (m
2
)

A
h
: luas total permukaan yang menyerap panas (m
2
)

Maka : h
o
=
h
u
D
k N .
. (Bayazitoglu, 1988, hal. 283)
Pada perancangan pipa-pipa CPH ini dirancang menggunakan sirip untuk
menyediakan luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan, ukuran sirip sama
seperti pada HP ekonomiser yaitu :
r
o
: jari-jari luar pipa =0,024 m
1 : panjang sirip =0,009 m
r
e
: jari-jari pipa bersirip =0,033 m
: tebal sirip =0,00046 m
n
f
: jumlah sirip =289 sirip/m
Penentuan panjang, tebal dan jumlah sirip diperoleh dari lampiran 2, maka
dapat dicari :
o Luas permukaan sirip (A
f
)
A
f
=
( )
f e
o e
N D
D D
. . .
4
2
2 2
(
(


di mana :
A
f
: Luas permukaan sirip (m
2
)
D
e
: Diameter sirip =0,066 m
D
o
: Diameter luar pipa =0,048 m
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


: Tebal sirip =0,00046 m
N
f
:

Jumlah sirip dalam panjang pipa
Maka diperoleh luas permukaan sirip sebesar :
A
f
=
( )
289 . 00046 , 0 . 066 , 0 .
4
048 , 0 066 , 0 . . 2
2 2
(


= 0,963 m
2
dalam 1 meter panjang pipa
o Luas permukaan primer (A
p
)
A
p
= ( )
t f o
N N L D . .
Dimana : N
t
: 1, untuk 1 batang pipa
( ) | | 1 . 289 . 00046 , 0 1 048 , 0 . =
P
A
=0,13075 m
2
untuk 1 meter panjang pipa
o Luas total permukaan pipa yang menyerap panas untuk 1 meter panjang
pipa (A
h
) dan A
h
=A
f
+A
p

di mana :
A
h
: luas total permukaan pipa yang menyerap panas (m
2
)
A
f
: luas permukaan sirip (m
2
)
A
p
: luas primer (m
2
)
Maka luas total permukaan pipa yang menyerap panas diperoleh sebesar :
A
h
=0,963 +0,13075
=1,0944 m
2
Luas penampang area (A
a
) merupakan luas penampang tanpa sirip dalam 1
meter dikurangi luas sirip dalam 1 meter.
A
a
=( ) ( )
f o T
N L D S . . 1 2
= (0,096 0,048) x1 2 x (0,009 x 0,00046 x 289)
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


= 0,0456 m
2
Maka dapat diperoleh harga diameter hidrolik (D
h
) :
D
h
=0,096 x 4 x |
.
|

\
|
1,0944
0456 , 0

=0,016 m dalam 1 m panjang pipa
Sehingga Bilangan Reynold dari persamaan sebelumnya :
R
e
=
5
10 35 , 2
016 , 0 9 , 13 84257 , 0

x
x x

= 8073,61
2000 <R
e
<40.000
Maka rumus mencari bilangan Nusselt adalah :
N
u
=1,13 . C
1 .
R
e
m
. Pr
1/3
. (Incropera, 1981, hal. 344)
Harga konstanta C
1
dan m diperoleh dari tabel korelasi Grimson (lampiran
1) yang bergantung pada harga S
L
/D
o
dan S
T
/D
o
dari susunan pipa yang
direncanakan.
2
048 , 0
096 , 0
= =
o
L
D
S
2
048 , 0
096 , 0
= =
o
T
D
S

Dari tabel diperoleh : C
1
=0,482 dan m =0,556, maka diperoleh harga
bilangan Nusselt :
N
u
= 1,13 x 0,482 x (8073,61)
0,556
x (0,687)
1/3
= 71,46
Maka dapat dicari koefisien pindahan panas diluar pipa (h
o
) :
h
o
=
Dh
k Nu.

=
016 , 0
03409 , 0 46 , 71 x

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


= 150,39 W/m
2
.
o
C

4.6.4. Efisiensi dan Efektivitas Sirip
Untuk mencari efesiensi sirip dapat digunakan dengan menggunakan
grafik efisiensi sirip (Incropera, 1981, hal. 108) seperti pada gambar 4.21 berikut :

Gambar 4.21. Grafik Efisiensi Sirip
Dari data-data sirip pada perhitungan sebelumnya maka dapat dihitung :
L
C
=
2
1

+
=
2
00046 , 0
009 , 0 +
= 0,00923 m
r
2c
=
2

+
e
r
=
2
00046 , 0
033 , 0 +
= 0,03323 m
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Ap = L
C
.
= (0,00923 x 0,00046) m
= 0,4245.10
5
m
2

o
c
r
r
2
=
024 , 0
03323 , 0

= 1,3846
Lc
3/2
(h
o
/ k.Ap)
1/2

di mana : k =konduktivitas bahan pipa (Lampiran 9) diperoleh =18,9934
W/m
2
.
o
C
0,00923
3/2
2
1
5
10 4245 , 0 9934 , 18
150,39
|
|
.
|

\
|

x x
=1,24
Dari grafik diperoleh harga efesiensi sirip (
f
) setelah diinterpolasi
diperoleh
f
=54 %. Perbandingan luas bagian dalam pipa dengan luas total
permukaan pipa yang menyerap panas dalam 1 meter (A
c
/A
h
) :
1,0944
. . L D
A
A
i
h
c

=
=
1,0944
1 . 04089 , 0 .

= 0,11735
Efektivitas sirip :
( )
f
h
f
o
A
A
= 1 1
=1 |
.
|

\
|
1,0944
963 , 0
x (1 0,54)
=0,595
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.6.5. Tahanan Konduksi pada Pipa CPH
Tahanan konduksi pada pipa CPH (A
h
. R
w
)
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
h
c
i
o
i
w h
A
A
k
D
D
In D
R A
. 2
.
=
11735 , 0 9934 , 18 2
04089 , 0
048 , 0
04089 , 0
x x
In x |
.
|

\
|

=0,00152 m
2
.
o
C/W

4.6.6. Koefisien Pindahan Panas Menyeluruh
Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dihitung dari
persamaan berikut, yaitu :

o o
W h
h
c
i
h
R A
A
A
h
U .
1
.
1 1

+ +
|
.
|

\
|
=

39 , 150 595 , 0
1
00152 , 0
11735 , 0 4 , 6156
1 1
x x U
+ + =
014079 , 0
1
=
U

U = 71,02 m
2
.
o
C

4.7.7. Luas Bidang Pindahan Panas
Luas bidang pindahan panas diperoleh dengan rumus sebelumnya yaitu :
) .(LMTD U
Q
A =
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


di mana :
A = luas permukaan perpindahan kalor (m
2
)
Q = panas yang diserap CPH, pada perhitungan sebelumnya diperoleh
44508875 W
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh =71,02 W/m
2
.
o
C
LMTD =Beda suhu rata rata logaritma =34
o
C
Maka :
A =
34 02 , 71
44508875
x

=18432,6 m
2

Lintasan (N) yang dibutuhkan untuk menyerap panas dengan jumlah 74
batang pipa dalam 1 baris :
1 . .
h
A n
A
N =
di mana :
A =luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan =18432,6 m
2
A
h
=luas total permukaan pipa yang menyerap panas =1,0944 m
2

n =jumlah pipa per baris =74 batang/baris
1 =panjang pipa per batang =14,64 m
Maka :

64 , 14 0944 , 1 74
18432,6
x x
N =

=15,6 lintasan
=16 Lintasan
Maka jumlah pipa yang dibutuhkan CPH adalah 16 x 74 =1184 Batang.
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


4.7. Perhitungan Luas Penampang HRSG
Kapasitas aliran gas masuk HP superheater : Q =

g
m

Di mana = massa jenis gas buang pada saat masuk HP superheater pada
temperatur 565,7
o
C adalah sebesar 0,4212 kg/m
3
.
Maka : Q =
s kg
s kg
/ 4212 , 0
/ 9 , 565
=1343,54
Maka luas penampang HRSG : Q =V
g
x A
Maka : A =
g
V
Q

Di mana V
g
=kecepatan gas buang sebelum masuk HP superheater =12,92 m/s.
Maka : A =
92 , 12
54 , 1343
=109,989 m
2

Maka lebar penampang HRSG : l =
P
A
=
64 , 14
989 , 109
=7,1 m
Maka lebar penampang HRSG adalah sebesar 7,1 m.

4.8. Cerobong Asap (chimney) HRSG
Kapasitas aliran gas masuk cerobong asap : Q =

g
m

Di mana =massa jenis gas buang pada saat setelah melewati condensate
preheater (CPH) pada temperatur 107
o
C =0,77849 kg/m
3
.
Maka : Q =

g
m
=
3
/ 77849 , 0
/ 9 , 565
m kg
s kg
=726,92
Maka luas penampang cerobong gas asap HRSG : Q =V
g
x A
Maka : A =
g
V
Q

Di mana V
g
=kecepatan gas buang melewati CPH =6,95 m/s.
Maka : A =
95 , 6
92 , 726
=104,59 m
2
A = r
2

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


r
2
=
14 , 3
59 , 104
= 28 , 33
r =5,76 m
Maka : m =v . atau m = A . H .
Di mana v =volume gas buang =luas penampang (A) x tinggi (H).
Maka tinggi cerobong asap :
H =
. A
m
=
3 2
/ 77849 , 0 59 , 104
/ 9 , 565
m kg x m
s kg
=6,95 m =7 m

4.9. Neraca Energi pada HRSG

HRSG
gas in
air umpan
gas out
uap HP
uap LP
.
Q
.
Q
.
Q
.
Q
.
Q

Gambar 4.2. Neraca Energi pada HRSG

Dari gambar neraca energi (4.2) di atas, maka dapat dirumuskan :
.
Qin =
.
Qout
Energi panas yang masuk (
.
Qin) :

.
Qgas in = g m
.
x h
g

=565,9 kg/s x 596,36 kJ/kg
=337480,124 kW

.
Qair umpan =
FW m
.
x h
FW

=(67,65 +20,54) kg/s x 191, 83 kJ/kg
=16917,487 kW


Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Maka total energi panas yang masuk (
.
Qin) adalah :

.
Qgas in +
.
Qair umpan =(337480,124 +16917,487) kW
=354397,611 kW
=354,39 MW
Energi panas yang keluar (
.
Qout):

.
Qgas out = g m
.
x h
g

=565,9 kg/s x 93,778 kJ/kg
=55332,57 kW

.
Quap HP =
u m
.
x h
u

=67,65 kg/s x 3554,212 kJ/kg
=240442,44 kW

.
Quap LP =
u m
.
x h
u

=20,54 kg/s x 2844,224 kJ/kg
=58420,36 kW
Maka total energi panas yang masuk (
.
Qout) adalah :

.
Qgas out +
.
Quap HP +
.
Quap LP =(55458,2 +240442,44 +58420,36) kW
=354321 kW
=354,32 MW
Maka diperoleh neraca energi :

.
Qin =
.
Qout
354,39 MW =354,32 MW
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan perancangan HRSG yang dilakukan, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. HRSG (Heat Recovery Steam Generator) yang dirancang adalah HRSG
dengan menggunakan tekanan uap 2 (dua) tingkat (dual pressure) yaitu
tekanan tinggi (high pressure atau HP) dan tekanan rendah (low pressure atau
LP). Sumber panas berasal dari gas buangan 1 (satu) unit turbin gas berdaya
130 MW. Suhu gas buang masuk ke HRSG adalah 565,7
o
C laju aliran gas
buang sebesar 565,9 kg/s.
2. Kondisi uap yang dihasilkan HRSG adalah :
Uap HP :
temperatur : 530,7
o
C
tekanan : 71,57 bar
laju aliran : 67,65 kg/s
Uap LP :
temperatur : 200
o
C
tekanan : 7 bar
laju aliran : 20,54 kg/s
3. Neraca panas
Panas gas buang masuk HRSG =344377,313 kW

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


Panas gas buang yang dimanfaatkan :
Panas yang diserap HP Superheater

=53060,06 kW
Panas yang diserap HP Evaporator,

=101142,83 kW
Panas yang diserap HP Ekonomiser

=41592,573 kW
Panas yang diserap LP Superheater =1658,07 kW
Panas yang diserap LP Evaporator =42441,39 kW
Panas yang diserap Conden. Preheater =44508,875 kW
4. Pipa-pipa HP Superheater
a. Ukuran nominal =1 in ( 0,0381m )
b. Diameter luar =1,9 in ( 0,04826 m )
c. Diameter dalam =1,61 in ( 0,04089 m )
d. Panjang pipa per baris =14,64 m
e. Jumlah pipa =518 batang
f. Jarak pipa dalam 1 baris =0,09652 m
g. Jarak setiap baris pipa =0,09652 m
h. Jenis Pipa =Bersirip
i. Bahan pipa =Seamless Alloy Steel
( SA 176, 16Cr 12Ni 2Mo )
j. Susunan pipa-pipa =Selang-seling
k. Sistem aliran =Berlawanan arah
l. Temperatur uap masuk =287,35
o
C
m. Temperatur uap keluar =530,7
o
C
n. Temperatur gas masuk =565,7
o
C
o. Temperatur gas keluar =483,36
o
C
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


5. Pipa-pipa HP Evaporator
a. Ukuran nominal =2 in ( 0,0508 m )
b. Diameter luar =2,375 in ( 0,0603 m )
c. Diameter dalam =2,067 in ( 0,0525 m )
d. Panjang pipa per baris =14,64 m
e. Jumlah pipa =767 batang
f. Jarak pipa dalam 1 baris =0,1206 m
g. Jarak setiap baris pipa =0,1206 m
h. Jenis pipa =Bersirip
i. Bahan pipa =Seamless Alloy Steel
( SA 176, 18Cr 8Ni )
j. Susunan pipa-pipa =Selang-seling
k. Sistem aliran =Searah
l. Temperatur uap masuk =287,35
o
C
m. Temperatur uap keluar =287,35
o
C
n. Temperatur gas masuk =483,36
o
C
o. Temperatur gas keluar =322,24
o
C
6. Pipa-pipa HP Ekonomiser
a. Ukuran nominal =1 in ( 0,0381m )
b. Diameter luar =1,9 in ( 0,04826 m )
c. Diameter dalam =1,61 in ( 0,04089 m )
d. Panjang pipa per baris =14,64 m
e. Jumlah pipa =592 Batang
f. Jarak pipa dalam 1 baris =0,09652 m
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


g. Jarak setiap baris pipa =0,09652 m
h. Jenis Pipa =Bersirip
i. Bahan pipa =Seamless Alloy Steel
( SA 176, 18Cr 8Ni )
j. Susunan pipa-pipa =Selang-seling
k. Sistem aliran =Berlawanan arah
l. Temperatur uap masuk =156,4
o
C
m. Temperatur uap keluar =287,35
o
C
n. Temperatur gas masuk =322,34
o
C
o. Temperatur gas keluar =254,47
o
C
7. Pipa-pipa LP Superheater
a. Ukuran nominal =2 in ( 0,0508 m )
b. Diameter luar =2,375 in ( 0,0603 m )
c. Diameter dalam =2,067 in ( 0,0525 m )
d. Panjang pipa per baris =14,64 m
e. Jumlah pipa =148 batang
f. Jarak pipa dalam 1 baris =0,1206 m
g. Jarak setiap baris pipa =0,1206 m
h. Jenis pipa =Tanpa sirip
i. Bahan pipa =Seamless Alloy Steel
( SA 176, 18Cr 8Ni )
j. Susunan pipa-pipa =Selang-seling
k. Sistem aliran =Berlawanan arah
l. Temperatur uap masuk =164,9
o
C
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


m. Temperatur uap keluar =200
o
C
n. Temperatur gas masuk =254,47
o
C
o. Temperatur gas keluar =252,24
o
C
8. Pipa-pipa LP Evaporator
a. Ukuran nominal =2 in ( 0,0508 m )
b. Diameter luar =2,375 in ( 0,0603 m )
c. Diameter dalam =2,067 in ( 0,0525 m )
d. Panjang pipa per baris =14,64 m
e. Jumlah pipa =826 batang
f. Jarak pipa dalam 1 baris =0,1206 m
g. Jarak setiap baris pipa =0,1206 m
h. Jenis pipa =Bersirip
i. Bahan pipa =Seamless Alloy Steel
( SA 176, 18Cr 8Ni )
j. Susunan pipa-pipa =Selang-seling
k. Sistem aliran =Searah
l. Temperatur uap masuk =164,9
o
C
m. Temperatur uap keluar =164,9
o
C
n. Temperatur gas masuk =252,2
o
C
o. Temperatur gas keluar =181,4
o
C
9. Pipa-pipa Condensate Preheater (CPH)
a. Ukuran nominal =1 in ( 0,0381m )
b. Diameter luar =1,9 in ( 0,04826 m )
c. Diameter dalam =1,61 in ( 0,04089 m )
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


d. Panjang pipa per baris =14,64 m
e. Jumlah pipa =1184 Batang
f. Jarak pipa dalam 1 baris =0,09652 m
g. Jarak setiap baris pipa =0,09652 m
h. Jenis Pipa =Bersirip
i. Bahan pipa =Seamless Alloy Steel
( SA 176, 18Cr 8Ni )
j. Susunan pipa-pipa =Selang-seling
k. Sistem aliran =Berlawanan arah
l. Temperatur uap masuk =45,86
o
C
m. Temperatur uap keluar =164,9
o
C
n. Temperatur gas masuk =181,4
o
C
o. Temperatur gas keluar =107
o
C
10. Efisiensi HRSG yang dihasilkan adalah sebesar 82,58 %.

5.2. Saran
1. Dalam perancangan HRSG, penentuan temperatur pinch point harus
diperhatikan, diusahakan agar tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar
nilainya, karena apabila temperatur pinch pointnya terlalu kecil, maka akan
dibutuhkan luas permukaan yang lebih besar agar perpindahan panasnya
optimal, sedangkan bila pinch pointnya terlalu besar maka nilai kalor dari gas
buang tidak akan terpakai dengan baik. Dalam perancangan ini, nilai pinch
point pada high pressure (HP) sebesar 35
o
C

dan pinch point pada low
pressure (LP) sebesar 16,5
o
C.
Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


2. Untuk perhitungan perhitungan dalam analisa dan perancangan HRSG saat
ini sudah banyak dibantu dari software dan situs situs internet yang
berhubungan dengan HRSG.
3. Untuk penelitian/perancangan selanjutnya, sebaiknya dibuat dalam bentuk
simulasi, sehingga dapat dibandingkan antara hasil simulasi dan hasil
rancangan secara manual.


















Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


DAFTAR PUSTAKA


1. Bayazitoglu, Yildiz dan M. Necati O. 1988. Elements of Heat Transfer. Mc
Graw Hill Company.

2. Cavaseno, Vincent. 1979. Process Heat Exchange, 1
st
edition. Mc Graw Hill
Company.

3. Cengel, Yunus A. dan Michael A. Boles. 1998. Thermodynamics An
Engineering Approach, Third Edition. Mc Graw Hill Company.

4. Djokosetyardjo, M.J. 1999. Ketel Uap. Jakarta: Pradnya Paramitha.

5. Dietzell, Frietz dan Dakso Sayono. 1992. Turbin Pompa dan Kompresor.
Jakarta: Erlangga.

6. El. Wakil, M.W. 1992. Instalasi Pembangkitan Daya, J ilid I. Jakarta:
Erlangga.

7. Harman, Richard T.C. 1981. Gas Turbine Engineering Applications, Cycles
and Characteristics, 1
st
published. London.

8. Holman, J.P. 1998. Perpindahan Kalor, Edisi Ke enam. Jakarta: Erlangga.

9. Incropera, Frank P. dan David P. Dewit. 1981. Fundamental of Heat and Mass
Transfer, second edition. New York: Jhon Wiley and Sons.

10. Jurnal Traksi. Vol. 4. No. 2, Desember 2006)

11. Kays, W.M. dan A.L. London. 1984. Compact Heat Exchanger, 3
rd
edition.
London: Mc Graw Hill Company.

12. Nag, P.K. 2002. Power Plant Engineering, second edition. Mc Graw Hill
Company.

13. Sitompul, Tunggul M. M.Sc,. 1975. Alat Penukar Kalor. Erlangga: Jakarta.

14. Sorensen, Harry A,. 1983. Energy Conversion System. New York: Jhon Wiley
and Sons.

15. Event, Jack B. dan Cheng Liu. Fundamental of fluid Mechanics. Mc. Graw
Hill Company.

16. www.hrsgdesign.com

17. www.dofmaster.com

Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


























Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


























Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.

















































Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


















































Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


















































Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.


















































Rahmad Sugiharto : Perancangan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Dengan Sistem Tekanan Uap Dua
Tingkat Kapasitas Daya Pembangkitan 77 MW, 2010.

Anda mungkin juga menyukai