Anda di halaman 1dari 13

PENGELASAN

TUNGSTEN INERT GAS WELDING





BY

I MADE TEJA SUTRESNA
Metode ini ditemukan pertama kali
pada tahun 1940 pada saat Perang
Dunia ke II untuk proses penyambungan
material alumunium dan magnesium.
Pada saat itu teknik pengelasan yang
sudah ada tidak dapat digunakan pada
material tersebut.
Pengelasan dengan gas pelindung
Argon (Tungsten Inert Gas) Merupakan
salah satu pengembangan dari
pengelasan yang telah ada yaitu
pengembangan dari pengelasan
secara manual yang khususnya untuk
pengelasan non ferro (alumunium,
magnesium kuningan dan lain-lain, baja
spesial (Stainless steel) dan logam-
logam anti korosif.lainnya

Adalah suatu prosespengelasan yang
menggunakan panas dari busur listrik
yang dihasilkan antara elektroda
tungsten dengan benda kerja. Inert gas
merupakan pelindung daerah busur api
agar terhindar dari kontaminasi udara
luar.
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) ini tidak
menggunakan proses elektroda sekali habis
(non consumable electrode)
Temperatur yang dihasilkan dari proses
pengelasan ini dapat mencapai 30.000
0
F atau
16.648
0
C
Fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari
terjadinya oksidasi udara luar terhadap cairan
logam yang dilas, maka menggunakan gas
Argon, helium murni atau campuran salah satu
sifat dari gas ini adalah bukan merupakan
bahan bakar, melainkan sebagai gas
pelindung
Kontrol yang sangat baik terhadap
kemampuan adanya perubahan arus
listrik dalam pengelasan
Hasil pengelasan pada sambungan
secara visual sangat baik
Ujung elektroda terpusat pada bagian
yang akan di las

Pengisian lebih rendah dibandingkan dengan proses
las lain
butuh kontrol kelurusan sambungan yang lebih ketat,
untuk menghasilkan pengelasan bermutu tinggi
pada pengelasan dari arah satu sisi
butuh kebersihan sambungan yang lebih baik untuk
menghilangkan minyak, grease, karat, dan kotoran-
kotoran lain agar terhindar dari porosity dan cacat-
cacat las lain
harus dilindungi secara berhati-hati dari kecepatan
udara di atas 5 mph untuk mempertahankan
perlindungan inert gas di atas kawah las
Metode ini biasanya digunakan untuk
mengelas logam yang reaktif terhadap
oksigen seperti paduan aluminium,
magnesium dan titanium. Metode ini juga
cocok intuk pelat tipis sampai dengan
5mm. Straight polarity (dengan arus hingga
500 ampere, voltase 20-40 volt) lebih sering
digunakan daripada reverse polarity,
karena reverse polarity cenderung
mencairkan elektroda. Metode ini sangat
cocok digunakan untuk spot welding
Power source
Welding torch
Filler wire
Cooling system
Shielding gas

Anda mungkin juga menyukai