Anda di halaman 1dari 14

BAB I

Pendahuluan
Herpes zoster oftalmikus adalah infeksi virus herpes zoster yang menyerang bagian
ganglion gasseri yang menerima serabut saraf dari cabang oftalmikus saraf trigeminus (N.V)
yang ditandai dengan erupsi herpetik unilateral pada kulit.
1
Insidensi herpers zoster teradi pada !" # populasi dunia dan 1" # diantaranya
adalah herpes zoster oftalmikus.
!
$enyakit ini cukup berbahaya karena dapat menimbulkan
penurunan visus. Virus Varicella zoster dapat laten pada sel syaraf tubuh dan pada frekuensi
yang kecil di sel non%neuronal satelit dari akar dorsal& berhubung dengan saraf tengkorak dan
saraf autonomic ganglion& tanpa menyebabkan geala apapun. Infeksi herpes zoster biasanya
teradi pada pasien usia tua dimana specific cell mediated immunity pada umumnya menurun
seiring dengan bertambahnya usia atau pasien yang mengalami penurunan system imun
seluler. 'orbiditas kebanyakan teradi pada individu dengan imunosupresi (HIV()I*+)&
pasien yang mendapat terapi dengan imunosupresif dan pada usia tua.
,
Herpes

zoster oftalmik merupakan bentuk manifestasi lanut setelah serangan
varicella.virus ini dapat menyerang saraf cranial V. $ada nervus trigeminus& bila yang
terserang antara pons dan ganglion gasseri& maka akan teradi gangguan pada ketiga cabang
nervus V (cabang oftalmik& maksilar& mandibular) akan tetapi yang biasa terkena adalah
ganglion gasseri dan yang terganggu adalah cabang oftalmik.
-ila cabang oftalmik yang terkena& maka teradi pembengkakan kulit di daerah dahi&
alis& dan kelopak mata disertai kemerahan yang dapat disertai vesikel& dapat mengalami
supurasi& yang bila pecah akan menimbulkan sikatriks.
.
-ila cabang nasosiliar yang terkena&
kemungkinan komplikasi pada mata sekitar /0 #. 1ika saraf ini tidak terkena maka resiko
komplikasi pada mata hanya sekitar ,&.#.
Virus herpes zoster bisa dorman atau menetap (laten) pada ganglion N.V dan
reaktivasinya didahului oleh geala prodormal seperti demam& malaise& sakit kepala dan nyeri
pada daerah saraf yang terkena tapi sebelumnya terbentuk lesi kulit. 2ulit kelopak mata dan
1
sekitarnya ber3arna merah dan bengkak diikuti terbentuknya vesikel& kemudian menadi
pustule lalu pecah menadi krusta. 1ika krusta lepas akan meninggalkan aringan sikatrik.
4
'anifestasi herpes zoster oftalmikus antara lain sakit mata& mata merah& penurunan
visus dan mata berair. $enegakan diagnosis sebagian besar dilihat dari manifestasi nyeri dan
gambaran ruam dermatom serta adanya ri3ayat menderita cacar air. $enatalaksanaan infeksi
akut herpes zoster oftalmikus yaitu antivirus& kortikosteroid sistemik& antidepresan& dan
analgesic yang adekuat. 1ika teradi komplikasi mata seperti keratitis& iritis dan iridosiklitis
dapat diberikan steroid topical dan siklopegik. $engobatan akan optimal bila dimulai dalam
/! am dari onset ruam kulit.
!
2
BAB II
Anatomi
Anatomi Nervus Trigeminus
5ungsi nervus 6rigeminus dapat dinilai melalui pemeriksaan rasa suhu& nyeri dan raba
pada daerah inervasi N. V (daerah muka dan bagian ventral calvaria)& pemeriksaan refleks
kornea& dan pemeriksaan fungsi otot%otot pengunyah. 5ungsi otot pengunyah dapat diperiksa&
misalnya dengan menyuruh penderita menutup kedua rahangnya dengan rapat& sehingga gigi%
gigi pada rahang ba3ah menekan pada gigi%gigi rahang atas& sementara m. 'asseter dan m.
6emporalis dapat dipalpasi dengan mudah.
$ada kerusakan unilateral neuron motor atas& mm. 'asticatores tidak mngelami
gangguan fungsi& oleh karena nucleus motorius N. V menerima fibrae corticonucleares dari
kedua belah corte7 cerebri. +ebagai tambahan terhadap fungsi cutaneus& cabang ma7illaris
dan mandibularis penting pada kedokteran gigi. Nervus ma7illaris memberikan inervasi
sensorik ke gigi ma7illaris& palatum& dan gingiva. 8abang mandibularis memberikan
persarafan sensorik ke gigi mandibularis& lidah& dan gingiva. Variasi nervus yang
memberikan persarafan ke gigi diteruskan ke alveolaris& ke soket di mana gigi tersebut
berasal nervus alveolaris superior ke gigi ma7illaris berasal dari cabang ma7illaris nervus
trigeminus. Nervus alveolaris inferior ke gigi mandibularis berasal dari cabang mandibularis
nervus trigeminus.
0
Nervus trigeminus merupakan nervus cranial terbesar& sensorik pada leher dan kepala
serta merupakan nervus motorik pada otot%otot pengunyahan. Nervus trigeminus muncul dari
pons& dekat dengan batas sebelah atas dengan radiks motorik kecil yang terletak di depan dan
radiks sensorik besar yang terletak di medial.
3
Nervus trigeminus dinamai saraf tiga serangkai sebab terdiri atas tiga cabang (rami) utama
yang menyatu pada ganglion 9asseri. 2etiga cabang tersebut adalah:
1. Nervus oftalmikus& yang mensarafi dahi& mata& hidung& selaput otak& sinus paranasalis dan
sebagian dari selaput lendir hidung. +araf ini memasuki rongga tengkorak melalui fissura
orbitalis superior. Nervus opthalmicus merupakan divisi pertama dari trigeminus dan
merupakan saraf sensorik. 8abang%cabang n. opthalmicus menginervasi kornea& badan ciliaris
dan iris& glandula lacrimalis& conunctiva& bagian membran mukosa cavum nasal& kulit
palpebra& alis& dahi dan hidung.
Nervus opthalmicus adalah nervus terkecil dari ketiga divisi trigeminus. Nervus opthalmicus
muncul dari bagian atas ganglion semilunar sebagai berkas yang pendek dan rata kira%kira
sepanang !.4 cm yang mele3ati dinding lateral sinus cavernous& di ba3ah nervus
occulomotor (N III) dan nervus trochlear (N IV). 2etika memasuki cavum orbita mele3ati
fissura orbitalis superior& nervus opthalmicus bercabang menadi tiga cabang: lacrimalis&
frontalis dan nasociliaris.
0
!. Nervus maksilaris& yang mensarafi rahang atas serta gigi%gigi rahang atas& bibir atas& pipi&
palatum durum& sinus ma7illaries dan selaput lendir hidung.+araf ini memasuki rongga
tengkorak melalui foramen rotundum.
4
Nervus ma7illaris merupakan divisi dua dan merupakan nervus sensorik. ;kuran dan
posisinya berada di tengah%tengah nervus opthalmicus dan mandibularis. N. ma7illaris
bermula dari pertengahan ganglion semilunar sebagai berkas berbentuk pleksus dan datar dan
beralan horizontal ke depan keluar dari cranium menuu foramen rotundum yang kemudian
bentuknya menadi lebih silindris dan teksturnya menadi lebih keras. N. ma7illaris lalu
mele3ati fossa pterygopalatina& menuruni dinding lateral ma7illa dan memasuki cavum
orbital le3at fissure orbitalisinferior. <alu melintasi fissure dan canalis infraorbitalis dan
muncul di foramen infraorbital. )khiran sarafnya terletak di ba3ah musculus =uadratus labii
superioris dan terbagi menadi serabut yang lebih kecil yang mengincervasi hidung& palpebra
bagian ba3ah dan bibir superior bersatu dengan serabut nervus facial.
8abang%cabang > cabang%cabang n. ma7illaris terbagi menadi empat bagian yang
dipercabangkan di cranium& fossa pterygopalatina& canalis infraorbitalis dan pada 3aah.
0
,. Nervus mandibularis& yang mensarafi rahang ba3ah& bibir ba3ah& mukosa pipi& lidah&
sebagian dari meatus accusticus e7ternus& meatus accusticus internus dan selaput otak. +araf
ini memasuki rongga tengkorak melalui foramen ovale.
2etiga nervi (rami) ini bertemu di ganglion semilunare 9asseri. *alam ganglion semilunar
9asseri terdapat sel%sel ganglion unipolar.
0
5
Nervus mandibularis disebut uga nervus ma7illaris inferior& mengincervasi gigi dan gingiva
rahang ba3ah& kulit pada regio temporal& auricular& bibir bagian ba3ah& bagian ba3ah 3aah&
musculus mastikasi& dan membran mukosa lidah !(, anterior. Nervus mandibularis adalah
nervus terbesar dari ketiga divisi dan terdiri atas dua radiks: mayor& radiks sensorik keluar
dari sudut inferior ganglion semilunar dan radiks motorik minor (bagian motorik dari
trigeminus) yang mele3ati di ba3ah ganglion dan bersatu dengan radiks sensorik& langsung
setelah keluar dari foramen ovale. +elanutnya& di ba3ah basis cranium& nervus tersebut
mengeluarkan dari sisi medial cabang recurrent (nervus spinosus) dan nervus yang
mempersarafi pterygoideus internus dan kemudian terbagi menadi dua cabang : anterior dan
posterior.
0
BAB III
6
Herpes Zoster Oftalmikus
Definisi
Herpes zoster oftalmikus adalah infeksi virus herpes zoster yang menyerang bagian
ganglion gasseri yang menerima serabut saraf dari cabang oftalmikus saraf trigeminus (N.V)
yang ditandai dengan erupsi herpetik unilateral pada kulit.
1
Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster yang laten di dalam
ganglion posterior atau ganglion intrakranial. Virus diba3a melalui sternus sensory ke tepi
ganglia spinal atau ganglia trigeminal kemudian menadi laten. Varicella zoster& yaitu suatu
virus rantai ganda *N) anggota famili virus herpes yang tergolong virus neuropatik atau
neuroder%matotropik. ?eaktivasi virus varicella zoster dipicu oleh berbagai macam
rangsangan seperti pembedahan& penyinaran& penderita lanut usia& dan keadaan tubuh yang
lemah meliputi malnutrisi& seorang yang sedang dalam pengobatan imunosupresan angka
panang& atau menderita penyakit sistemik. )pabila terdapat rangsangan tersebut& virus
varicella zoster aktif kembali dan teradi ganglionitis. Virus tersebut bergerak mele3ati saraf
sensorik menuu uung%uung saraf pada kulit atau mukosa mulut dan mengadakan replikasi
setempat dengan membentuk sekumpulan vesikel.!&,&.
Morfologi
'enurut 'orfology Herpes @oster& dapat berbiak dalam bahan aringan embrional
manusia. Virus yang infektif mudah dipindahkan oleh sel%sel yang sakit. Virus ini tidak
berbiak dalam binatang laboratorium. $ada cairan dalam vesikel penderita& virus ini uga
dapat ditemukan. )ntibodi yang dibentuk tubuh terhadap virus ini dapat diukur dengan tes
ikatan komplemen& presipitasi gel& netralisasi atau imunofluoresensi tidak langsung terhadap
antigen selaput yang disebabkan oleh virus.
Epidemiologi
7
$enyebarannya sama seperti varisela. $enyakit ini& seperti yang diterangkan dalam
definisi& merupakan reaktivasi virus yang teradi setelah penderita mendapat varisela.
2adang%kadang varisela ini berlangsung subklinis. 6etapi ada pendapat yang menyatakan
kemungkinan transmisi virus secara aerogen dari pasien yang sedang menderita varisela atau
herpes zoster.
Insidensi
Insidensi herpers zoster teradi pada !" # populasi dunia dan 1" # diantaranya
adalah herpes zoster oftalmikus.
!

Patofisiologi
Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kraniali.
2elainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah persarafan dang
ganglion tersebut. 2adang%kadang virus ini uga menyerang ganglion anterior& bagian
motorik kranialis sehingga memberikan geala%geala gangguan motorik.
Manifestasi klinik
-iasanya penderita herpes zoster oftalmik pernah mengalami penyakit varisela
beberapa 3aktu sebelumnya. *apat teradi demam atau malaise dan rasa nyeri yang biasanya
berkurang setelah timbulnya erupsi kulit& tetapi rasa nyeri ini kadang%kadang dapt berlangung
berbulan%bulan bahkan bertahun%tahun.
<esi Herpes zoster dapat mengenai seluruh kulit tubuh maupun membran mukosa. Herpes
zoster biasanya dia3ali dengan geala%geala prodromal selama !%. hari& yaitu rasa gatal& sakit
yang menusuk& parastesi dan geala%geala terbakar serta sensitivitas muncul di sepanang
lintasan syaraf yang terkena.
.&1!&14&1/
1. 2ulit
Herpes zoster dikarakteristik oleh sakit dan sensasi lokal kulit lain (seperti terbakar& geli& dan
gatal)& sakit kepala& tidak enak badan dan (paling sering) demam& biasanya muncul ruam
zoster (!>, hari). ?uam menyebar ke seluruh kulit yang terkena& berkembang menadi
papula& vesikel (,%4 hari) dan tahap krusta (/%1" hari)& memerlukan !%. minggu untuk
sembuh. <esi baru berlanut muncul untuk beberapa hari. 2elainan kulit hanya setempat dan
hanya mengenai sebelah bagian tubuh saa& yaitu terbatas hanya pada daerah kulit yang
8
dipersyarafi oleh satu syaraf sensorik. +yaraf yang paling sering terkena adalah 8,& 64& <1&
dan <!& dan syaraf trigeminal.
1&.&1!&1/
!. ?ongga 'ulut
+ebelum lesi di rongga mulut muncul& pasien akan mengeluhkan rasa nyeri yang hebat&
kadang%kadang rasa sakitnya seperti rasa sakit pulpitis sehingga sering salah diagnosa. <esi
dia3ali oleh vesikel unilateral yang kemudian dengan cepat pecah membentuk erosi atau
ulserasi dengan bentuk yang tidak teratur.
.
$ada mukosa rongga mulut& vesikel hanya
terdapat pada satu dari divisi nervus trigeminus. Vesikel unilateral tersebut dikelompokkan
dengan area sekitar eritema& akhiran yang kasar pada midline. Vesikel bernanah dan bentuk
pustula selama , sampai . hari.
14&1/
)pabila cabang kedua dan ketiga nervus trigeminal
terlibat& maka akan muncul lesi%lesi di rongga mulut secara unilateral. 1ika cabang kedua
(nervus maksilaris) terlibat maka lokasi yang dikenai adalah palatum& bibir dan mukosa bibir
atas. 1ika cabang ketiga (nervus mandibula) terlibat& lokasi yang dikenai adalah lidah& mukosa
pipi& bibir dan mukosa bibir ba3ah.
.
<esi%lesi intraoral adalah vesikuler dan ulseratif dengan
tepi meradang dan merah sekali. $erdarahan adalah biasa. -ibir& lidah& dan mukosa pipi dapat
terkena lesi ulseratif unilateral ika mengenai cabang mandibuler dari saraf trigeminus.
2eterlibatan divisi kedua dari saraf trigeminus secara khas akan mengakibatkan ulserasi
palatum unilateral yang meluas ke atas& tetapi tidak keluar dari raphe palatum.
1&.&A
+ecara subyektif biasanya penderita datang dengan rasa nyeri serta edema kulit yang tampak
kemerahan pada daerah dahi& alis dan kelopak atas serta sudah disertai dengan vesikel. +ecara
obyektif tampak erupsi kulit pada daerah yang dipersarafi cabang oftalmik
9
nervus trigeminus. Brupsi ini unilateral dan tidak mele3ati garis median. ?ima palpebra
tampak menyempit bila kelopak atas mata mengalami pembengkakan. -ila cabang nasosiliar
nervus trigeminus yang terkena & maka erupsi kulit teradi pada daerah hidung dan rima
palpebra biasanya tertutup rapat. -ila kornea atau aringan yang lebih dalam terkena maka
timbul lakrimasi& mata silau dan sakit dan penderita tampak kesakitan yang parah. 2elainan
mata berupa bercak%bercak atau bintik%bintik putih kecil yang tersebar di epitel kornea yang
dengan cepat sekali melibatkan stroma. -ila infeksi mengenai aringan mata yang lebih
dalam dapt menimbulkan iridosiklitis disertai sinekia iris serta menimbulkan glaucoma
sekunder. 2omplikasi lain adalah paresis otot penggerak mata serta neurirtis optic.
!&.&4
Diagnosis anding
*iagnosis banding herpes zoster oftalmikus antara lain bellCs palsy& luka bakar&
episkliritis& erosi kornea persisten pada herpes simpleks.
!
Penegakan diagnosis
$enegakan diagnosis sebagian besar dilihat dari adanya ri3ayat menderita cacar air&
manifestasi nyeri dan gambaran ruam kulit seperti vesikel dengan karakteristik distribusi
sesuai dermatom. 1ika gambaran lesi kulit tidak begitu elas maka dibutuhkan pemeriksaan
penunang laboratorium. 6ekhnik polymerase chain reaction ($8?) adalah tekhnik
pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik karena dapat mendeteksi varicella-zoster
virus *N) yang terdapat dalam cairan vesikel. 2ultur virus uga dapat dilakukan namun
sensitifitasnya rendah. $emeriksaan lain yaitu direct immunofluorescence assay.
7
Penatalaksanaan
10
+trategi pengobatan pada infeksi akut herpes zoster oftalmikus yaitu antivirus&
kortikosteroid sistemik& antidepresan& dan analgesic yang adekuat. 1ika tidak diobati dengan
adekuat dapat teradi kerusakan permanen pada mata termasuk inflamasi yang kronik& nyeri
yang mengganggu (neuralgia pasca herpes) dan hilangnya taam pengelihatan.
/&A
1. Dbat antivirus diindikasikan dalam pengobatan herpes zoster yang akut.
!&E
Fang
termasuk antivirus adalah famsiklovir& acyclovir. Dbat ini signifikan untuk
menurunkan nyeri akut& menghentikan progresi virus dan pembentukan vesikel&
mengurangi insiden episkleritis rekuren& keratitis& iritis dan mengurangi neuralgia
pasca herpetic ika dimulai dalam /! am onset ruam. Fang sering digunakan adalah
asiklovir 47A"" mg perhari selama / hari diikuti !%, minggu kemudian.
E&1"&11
1ika
kondisi pasien berat dianurkan dira3at dan diberikan terapi asiklovir 4%1" mg(kg--
IV A am selama A%1" hari.
!. <esi kulit dapat diobati dengan kompres hangat dan salep antibiotic. 6erapi local
untuk lesi pada mata seperti keratitis& iridosiklitis& dan skleritis dapat digunakan
steroid topical dan siklopegik. ;ntuk mencegah infeksi sekunder dapat digunakan
antibiotic tetes atau salep.
,. $emberian kortikosteroid diberikan sebagai pencegahan komplikasi%komplikasi di
mata. $ada semua enis herpes zoster diberikan kortikosteroid sistemik untuk
mengurangi neuralgia& uga neuralgia post herpetikum. Dbat yang sering digunakan
adalah prednisone dengan dosis !"%0" mg per hari dalam dosis tebagi !%. selama !%,
minggu dan dilakukan tapering off bila geala berkurang terutama pada pasien dengan
umur lebih dari 0" tahun.
!&4
.. )nalgesik seperti asetaminopen& asam menefenamat& aspirin dan N+)I* untuk
mengontrol rasa nyeri. )rtifial tears untuk lubrikasi kornea dan konungtiva terutama
pada neurotrodik keratopati dan defek epithelial persisten. $ada pasien dengan
sikatrik kornea yang luas mungkin diperlukan tindakan keratoplasti.
!&4
!omplikasi
11
1. 'yelitis. 'erupakan komplikasi di luar mata yang pernah dilaporkan oleh 9ordon dan
6ucker& demikian uga encephalitis dan hemiplegi 3alaupun arang ditemukan tetapi pernah
dilaporkan. Hal ini diperkirakan karena penalaran virus ke otak.
!. 2onungtiva. $ada mata komplikasi yang dapat timbul adalah kemosis yang ada hubungannya
dengan pembengkakan palpebra. $ada saat ini biasanya disertai dengan penurunan
sensibilitas kornea dan kadang%kadang oedema kornea yang ringan. *apat uga timbul
vesikel%vesikel di conunctiva tetapi arang teradi ulserasi. $ernah dilaporkan adanya
kanaliculitis yang ada hubungannya dengan zoster.
,. 2ornea. -ila comea terkena maka akan timbul infiltrat yang berbentuk tidak khas dengan
batas yang tidak tegas & tetapi kadang%kadang infiltratnya dapat menyerupai herpes simple7.
$roses yang teradi pada dasamya berupa keratitis profunda yang bersifat khronis dan dapat
bertahan beberapa minggu setelah kelainan kulit sembuh. )kibat kekeruhan comea yang
teradi maka visus akan menurun.
.. Iris. )danya laesi diuung hidung sangat penting untuk diperhatikan karena kemungkinan
besar iris akan ikut terkena mengingat n. nasociliaris merupakan cabang dari n.ophthalmicus
yang uga menginervasi daerah iris& corpus ciliaze dan cornea. Iritis(iridocyclitis dapat
merupakan penalaran dari keratitis ataupun berdiri sendiri. Iritis biasanya ringan&arang
menimbulkan eksudat& pada yang berat kadang%kadang disertai dengan hypopion atau
secundair glaucoma. )kibat dari iritis ini sering timbul se=uele berupa iris atropi yang
biasanya sektoral. $ada beberapa kasus dapat disertai massive iris atropi dengan kerusakan
sphincter pupillae.
4. +klera. +kleritis merupakan komplikasi yang arang ditemukan& biasanya merupakan lanutan
dari iridocyclitis. $ada sclera akan terlihat nodulus dengan ineksi lokal yang dapat timbul
beberapa bulan sesudah sembuhnya laesi di kulit. Nodulusnya bersifat khronis& dapat
bertahan beberapa bulan& bila sembuh akan meninggalkan sikatrik dengan hyperpigmentasi.
+kleritis ini dapat kambuh lagi.
0. Dcular palsy. *apat timbul bila mengenai N III& N IV& N V1& N III dan N IV dapat sekaligus
terkena. $ernah pula dilaporkan timbulnya ophthalmoplegi totalis dua bulan setelah
menderita herpes zoster ophthalmicus. $aralyse dari otot%otot e7tra%oculer ini mungkin
karena perluasan peradangan dari N 6rigeminus di daerah sinus cavemosus. 6imbulnya
paralyse biasanya dua sampai tiga minggu setelah geala permulaan dari zoster dirasakan&
12
3alaupun ada uga yang timbul sebelumnya. $rognosa otot%otot yang pazalyse pada
umumnya baik dan akan kembali normal kira%kira dua bulan kemudian.
/. ?etina. 2elainan retina yang ada hubungannya dengan zoster arang ditemukan. 2elainan
tersebut berupa choroiditis dan perdazahan retina& yang umumnya disebabkan adanya retinal
vasculitis.
A. Neuritis optik. Neuritis optik uga arang ditemukanG tetapi bila ada dapat menyebabkan
kebutaan karena timbulnya atropi n. opticus. 9ealanya berupa skotoma sentral yang dalam
beberapa minggu akan teradi penurunan visus sampai menadi buta.
,&A&1"
Prognosis
$rognosis pada umumnya baik bila ditatalaksana secara cepat dan adekuat uga bergantung
pada tindakan pera3atan secara dini.
Daftar Pustaka
13
1. +iregar ?+.$enyakit Virus. )tlas -er3arna +aripati $enyakit 2ulit. Bdisi ke%!. 1akarta:
B98& !""4GA.%/.
!. Herpes zoster from http:((333.emedicine.com(ophHdisc!4/.htm&!""0
,. Herpes zoster from 333.optometry.co.uk
.. Ilyas& +idarta. $enuntun Ilmu $enyakit 'ata. 1akarta: 5akultas 2edokteran ;niversitas
Indonesia& !"""
4. 2hurana )2. 8omprehensive Dphtalmology. 5ourth edition& IndiaG !""/:1",%1"0
0. 6rigeminal Nerve fromhttp:((333.gudangmateri.com(!"1"(",(trigeminal%nerve.html
/. ?o7as '&N*.Herpes zoster and $ost Herpetic Nauralgia: *iagnosis and 6herapeutic
8onsideration
A. Herpes @oster Information from http:((333.emedicinehealth.com(articles
E. +aad +hakh '*& 8hristopher N6)'*& Bvaluation and 'anagement of Herpes @oster
Dphthalmicus from http:((333.aafp.org(afp(contents.html
1". Herpes @oster Dphthalmicus in handbook of Dcular *isease 'anagement
fromhttp:((333.revotom.com(handbook(hbhome.html
11. Hodge& I. 9.& !"""& Pen"akit #irus$ dalam Vaughan& *. 9.& )sbury& 6. dan ?iodan& $.&
Dftalmologi ;mum& Iidya 'edika& 1akarta : ,,0.
14

Anda mungkin juga menyukai