Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
Rahmatnya, saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memnuhi persyaratan
Mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik di SMF limu penyakit Kulit dan Kelamin di
RSUD
Saya menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu
Saya mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan makalah ini.
Saya juga menyampaikan terima kasih yang seesar esarnya kepada
dr.Rudi !art"n" Sp.Kk yang telah meluangkan #aktu untuk memiming selama
menjalani kepaniteraan klinik di SMF $lmu penyakit Kulit dan Kelamin.
Dengan adanya makalah ini saya harapkan dapat memerikan #a#asan yang
luas kepada d"kter muda untuk kemajuan limu penyakit Kulit dan Kelamin di masa
depan.
Sid"arj", %pril &'()
*enulis
(
D%FT%R $S$
+%+ $
*E,D%-U.U%,/////////////////////////////0
+%+ $$ T$,1%U%, *UST%K%
(. .euk"plakia..............................................................................)
(.(. De2inisi....................................................///////////..)
(.&.Eti"l"gi.......................
//////////////////////..)
(.0. gamaran klinis...........
/////////////////////.3
(.).
klasi2ikasi/////////////////////////////.4
(.3.5amaran hist"pat"l"gis////.
////////////////6
(.4. *enatalaksanaan..
////////////////////////.6
+%+ $$$ *E,UTU*
(. Kesimpulan ............................................................................('
&. Saran .....................................................................................((
D%FT%R
*UST%K%////////////////////////////////..
//.(&
&
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Leukoplakia merupakan kelainan yang terjadi di mukosa rongga mulut. Leukoplakia
bukan merupakan salah satu jenis tumor, akan tetapi lesi ini sering meluas sehingga menjadi
lesi pre-cancer. Leukoplakia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan
adanya suatu bercak putih atau plak yang tidak normal yang terdapat pada membran
mukosa.
Proliverative verrucous leukoplakia (PVL) merupakan bentuk aktif dari oral
leukoplakia dengan gambaran multifokal, tingkat kekambuhan yang tinggi serta perubahan
menjadi ganas. eskipun perkembangan metastase ke limfonodi regional relatif sering pada
pasien dengan karsinoma sel skuamus, akan tetapi metastase ke a!ilar sangat jarang.
"ngka kejadian PVL ini akan meningkat pada #anita usia $% tahunan dengan etiologi yang
belum diketahui (#anita& pria ' (&)). *ambaran PVL sebagai leukoplakia multifokal atau
diffuse, cenderung kambuh setelah terapi dan mempunyai resiko tinggi berubah menjadi
ganas.
etastase karsinoma sel skuamosa (+,,) dapat melalui kelenjar limfe menurut
letak anatomi, ukuran serta ciri- ciri gambaran histopatologi. Pola metastase dari +,,
biasanya tidak dapat diprediksi dan biasanya meliputi limfonodi servikal kontralateral,
jugular- carotid ba#ah serta limfonodi aksila. "kan tetapi hanya terdapat sedikit refensi yang
mengemukakan metastase aksila pada karsinoma sel skuamus kepala dan leher (-.+,,)
serta +,, rongga mulut.
I.2 Tujuan
0
/ntuk mengetahui pengertian dari leukoplakia, serta untuk memenuhi tugas
0epaniteraan 0linik di 1agian 0ulit dan 0elamin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. LEUKOPLAKIA
1. 1 Definii
Leukoplakia merupakan lesi oral precancer dengan resiko dapat menyebabkan
kondisi malignansi (keganasan). Leukoplakia merupakan suatu istilah yang digunakan pada
lesi2 plak putih yang tidak normal yang terdapat pada membran mukosa.
ukosa rongga mulut merupakan bagian yang paling mudah mengalami perubahan,
karena lokasinya yang sering berhubungan dengan pengunyahan, sehingga sering pula
mengalami iritasi mekanik. Leukoplakia dalam perkembangannya sering mengalami
kegananasan dan untuk menyingkirkan diagnosis banding maka diperlukan biopsi dari
leukoplakia tersebut.
II. 1. 2 Eti!l!gi
3tiologi leukoplakia sampai saat ini belum diketahui secara pasti. 4etapi beberapa
studi menjelaskan beberapa faktor predisposisi untuk terjadinya leukoplakia meliputi &
). 5aktor lokal
5aktor lokal biasanya berhubungan dengan iritasi kronis, antara lain&
a. 4rauma, trauma dapat merupakan gigitan pada tepi atau akar gigi yang tajam, iritasi
dari gigi yang malposisi, pemakaian protesa yang kurang baik, serta adanya
kebiasaan yang jelek seperti menggigit-gigit jaringan mulut, bukal, maupun lidah
sehingga menyebabkan iritasi kronis pada mulut.
b. 0emikal atau termal, iritan mekanis lokal dan berbagai iritan kimia akan menimbulkan
hiperkeratosis dengan atau tanpa disertai perubahan displastik. Penggunaan bahan-
bahan kaustik kemungkinan akan menyebabkan terjadinya leukoplakia dan terjadinya
keganasan. 1ahan- bahan kaustik tersebut antara lain alkohol dan temabakau.
)
4erjadinya iritasi pada rongga mulut tidak hanya karena asap rokok dan panas yang
terjadi pada #aktu merokok, akan tetapi dapat juga disebabkan karena 6at- 6at
didlama tembakau yang ikut terkunyah. +edangkan alkohol merupakan salah satu
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya leukoplakia. enurut sebuah studi,
penggunaan alkohol dalam jangka #aktu lama dapat menyebabkan iritasi mukosa.
c. 5aktor lokal yang lain.
5aktor lain yang dapat mempengaruhi adalah infeksi bakteri, penyakit periodontal
serta higienen mulut yang kurang baik, seperti kandida yang terdapat dalam preparat
histologis, leukoplakia dan sering dihubungkan dengan leukoplakia noduler.
7. 5aktor sistemik
a. Penyakit sistemik
Penyakit sistemik yang dapat menyebabkan pembentukan leukoplakia adalah sifilis
tersier, anemia hidrofenik, dan !erostomia yang diakibatkan oleh penyakit kelenjar
saliva.
b. 1ahan - bahan yang diberikan secara sistemik, misalnya alkohol, obat- obat anti
metabolit, serum antilimfosit spesifik yang mampu mempermudah timbulnya
leukoplakia.
c. 8efisiensi nutrisi, defisiensi vitamin " diperkirakan dapat meningkatkan metaplasia
dan keratinisasi dari susunan epitel, terutama epitel kelenjar dan epitel mukosa
respiratorius.

II. 1. " #a$%aran Klini Leuk!&lakia
Penderita leukoplakia tidak mengeluhkan rasa nyeri, tetapi lesi pada mulut tersebut
sensitif terhadap rangsangan sentuh, makanan panas dan makanan yang pedas. 8ari
pemeriksaan klinis ternyata oral leukoplakia mempunyai bermacam-macam bentuk. Pada
umumnya lesi ini sering ditemukan pada penderita dengan usia di atas (% tahun dan lebih
banyak pada pria daripada #anita. -al ini terjadi karena sebagian besar pria adalah perokok
berat. Lesi ini sering ditemukan pada daerah alveolar, mukosa lidah, bibir, palatum mole dan
durum, daerah dasar mulut, ginggiva, mukosa lipatan bucal, serat mandibular alveolar rodge.
+ecara klinis lesi tampak kecil, ber#arna putih, terlokalisir, berbatas tegas, dan
permukaan tampak melipat. 1ila dilakukan palpasi akan terasa keras, tebal, berfisure, halus,
datar atau agak menonjol. 0adang kala lesi ini dapat ber#arna seperti mutiara atau
kekuningan. Pada perokok berat #arna jaringan yang terkena ber#arna putih kecoklatan.
3

II. 1. ' Klaifikai Leuk!&lakia
4erdapat tiga tipe leukoplakia yang dilihat dari gambaran klinisnya&
). -omogenous leukoplakia, disebut juga leukoplakia simpleks. 1erupa lesi yang
ber#arna keputh- putihan, dengan permukaan rata, licin atau berkerut, dapat pula
beralur atau menjadi suatu peninggian dengan pinggiran yang jelas.
-omogeneous leukoplakia.
7. .on homogenous atau heterogenus leukoplakia
a. 3ritoplakia , merupakan suatu bercak merah dengan daerah- daerah leukoplakia
yang terpisah- pisah atau tidak dapat dihapus.
b. Lesi nodular , merupakan lesi dengan sedikit penonjolan membulat, ber#arna
merah dan putih sehingga tampak granula- granula atau nodul 9 nodul keratotik
kecil yang tersebar pada bercak-bercak atrofik dari mukosa. +aat ini lesi sudah
dianggap menjadi ganas, karena biasanya pada #aktu singkat akan berubah
menjadi tumor ganas seperti karsinoma sel skuamosa (+,,), terutama lesi
terdapat di lidah dan dasar mulut.
c. Leukoplakia verukosa , merupakan lesi yang tumbuh eksofilik tidak beraturan,
leukoplakia ini berasal dari hiperkeratosis yang meluas multiple, tidak mengkilat
dan membentuk tonjolan dengan keratinisasi yang tebal, dan sering kali erosif
serta dinamakan proliferatif leukoplakia verukosa. Proliferatif leukoplakia
verukosa mempunyai resiko tinggi terhadap terjadinya perubahan menjadi
kegananasan yaitu karsinoma sel skuamosa atau karsinoma verukosa.
4
.euk"plakia esar
precancer
.euk"plakia pada
lateral lidah
.euk"plakia
dia#ah lidah

Verrucous or nodular leukoplakia.
II. 1. ( #a$%aran Hit!&at!l!gi
Pemeriksaan mikroskopis akan membantu penegakan diagnosa leukoplakia. 1ila
dilakukan pemeriksaan histopatologis dan sitologis akan tampak perubahan
keratinisasi sel epitel terutama pada bagian superfisial. Perubahan epitel pada
gambaran leukoplakia dibagi menjadi ( yaitu,
). -iperkeratosis
Proses ini ditandai dengan adanya suatu peningkatan yang abnormal dari lapisan
ortokeratin atau stratum korneum. 8engan adanya sejumlah ortokeratin pada
daerah yang normal, maka akan menyababkan daerah rongga mulut menjadi
tidak rata sehingga memudahkan terjadinya iritasi
7. -iperparakeratosis
+uatu keadaan dimana lapisan granulanya terlihat menebal dan sangat dominan ,
sedangkan hiperkeratosis sangat jarang ditemukan #alaupun dalam kasus- kasus
yang parah.
:. "kantosis
erupakan suatu penebalan dan perubahan yang abnormal dari lapisan
spinosum pada suatu tempat tertentu yang kemudian berlanjut disertai
pemanjangan, penebalan serta penumpukan dan penggabungan dari retepeg.
(. 8iskeratosis atau displasia
erupakan suatu perubahan sel de#asa ke arah kemunduran, yang mana
perubahan tersebut menandakan suatu pra-ganas. 0riteria yang digunakan untuk
mendiagnosa displasia epitel & keratinisasi sel-sel secara individu, adanya
pembentukan ;epithel pearls< pada lapisan spinosum, perubahan perbandinagn
inti sel dengan sitoplasma, hilangnya polaritas dan disorientasi dari sel, adanya
hiperkromatik, adanya pembesaran intisel atau nukleus.
6
. Gambaran biopsi yang dilihat dengan mikroskop: A (gambaran superfisial invasi SCChematoxylin dan eosin, 2x!. "
(differensiasi metastase SCC ke limfonodi aksila hematoxylin dan eosin, # x!
$abel %. &enemuan lokasi dan gambaran histopatologi
II. 1. ) Penatalakanaan
8alam penatalaksanaan leukoplakia yang terpenting adalah mengeliminir faktor
predisposisi yang meliputi penggunaan tembakau, alkohol, memperbaiki higiene mulut,
memperbaiki maloklusi, dan memperbaiki status gigi tiruan yang letaknya kurang baik.
7
Penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan eksisi secara
;chirurgis< atau pembedahan terhadap lesi yang mempunyai ukuran kecil atau agak besar.
"pabila lesi sudah meluas dan mengenai dasar mulut maka pada daerah yang terkena perlu
dilakukan ;stripping<.
Pemberian vitamin 1 kompleks dan vitamin , dapat dilakukan sebagai tindakan
penunjang umum, terutama apabila pada pasien tersebut ditemukan malnutrisi vitamin.
Peran vitamin , dalam nutrisi kaitanya dengan pembentukan substansi semen interseluler
yang penting untuk membangun jaringan penyangga. Pemberian vitamin , dalam
hubungannya dengan lesi yang sering ditemukan dalam rongga mulut adalah untuk
pera#atan suportif melalui regenerasi jaringan, sehingga mempercepat #aktu
penyembuhan. Pera#atan yang lebih spesifik sangat tergantung dari hasil pemeriksaan
histopatologi serta kondisi pasien.
BAB III
PENUTUP
8
III. 1 Kei$&ulan
Leukoplakia merupakan lesi oral precancer dengan resiko dapat menyebabkan
kondisi malignansi (keganasan). Leukoplakia merupakan suatu istilah yang digunakan pada
lesi2 plak putih yang tidak normal yang terdapat pada membran mukosa.
3tiologi dari leukoplakia dapat dibagi menjadi faktor lokal dan faktor sistemik. 5aktor
lokal biasanya berhubungan dengan iritasi kronis, antara lain& 4rauma, 0emikal atau termal,
serta faktor lokal yang lain, seperti infeksi bakteri, penyakit periodontal, dan higiene yang
kurang baik. 5aktor sistemik yang mampu mempengaruhi terbentuknya leukoplakia meliputi,
Penyakit sistemik, sifilis tersier, anemia hidrofenik, dan !erostomia yang diakibatkan oleh
penyakit kelenjar saliva, 1ahan- bahan yang diberikan secara sistemik, misalnya alkohol,
obat- obat anti metabolit serta kondisi defisiensi vitamin.
4erdapat tiga tipe leukoplakia yang dapat dilihat dari gambaran klinisnya, yaitu&
-omogenous leukoplakia, disebut juga leukoplakia simpleks, .on homogenous atau
heterogenus leukoplakia, 3ritoplakia, Lesi nodular, serta Leukoplakia verukosa. 8imana
proliferatif leukoplakia verukosa mempunyai resiko tinggi terhadap terjadinya perubahan
menjadi kegananasan yaitu karsinoma sel skuamosa atau karsinoma verukosa.
Pemeriksaan mikroskopis akan membantu penegakan diagnosa leukoplakia. 1ila
dilakukan pemeriksaan histopatologis dan sitologis akan tampak perubahan keratinisasi sel
epitel terutama pada bagian superfisial. Perubahan epitel pada gambaran leukoplakia dibagi
menjadi ( yaitu, hiperkeratosis, hiperparakeratosis, akantosis, dan diskeratosis atau
displasia.
8alam penatalaksanaan leukoplakia yang terpenting adalah mengeliminir faktor
predisposisi yang meliputi penggunaan tembakau, alkohol, memperbaiki hiegine mulut,
memperbaiki maloklusi, dan memperbaiki status gigi tiruan yang letaknya kurang baik.
Penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan eksisi secara
;chirurgis< atau pembedahan terhadap lesi yang mempunyai ukuran kecil atau agak besar.
"pabila lesi sudah meluas dan mengenai dasar mulut maka pada daerah yang terkena perlu
dilakukan ;stripping<. Pemberian vitamin 1 kompleks dan vitamin , dapat dilakukan sebagai
tindakan penunjang umum, terutama apabila pada pasien tersebut ditemukan malnutrisi
vitamin.
III. 2 Saran
Pemberian terapi pada pasien lesi leukoplakia dengan keganasan (+,,) harus
disesuaikan dengan kondisi dan mental pasien. 8imana pemilihan terapi sangat
menentukan tingkat kekambuhan sebuah kanker.
('
Pemberian edukasi yang baik tentang pera#atan rongga mulut sehingga mampu
menghindari faktor predisposisi terjadinya keganasan.
emberikan rujukan kepada dokter yang bersangkutan apabila terjadi pemburukan
keadaan pasien.
DA*TA+ PUSTAKA
). 1urket *.-., =ral medicine 8iagnoss > 4reatment, $
th
edition, ?.1. Lippincott ,o.,
Philadelphia-4oronto, )@A(.
((
2. Galuhsrini. 'eukoplakia. diakses tanggal ( April 2%).
***.galuhsrini.files.*ordpress.+om,2(,)
-. .ermatologi+ /anifestations of 0ral 'eukoplakia diakses tanggal ( april 2%)
http:,,emedi+ine.meds+ape.+om,arti+le,%1#))(2overvie*
(&

Anda mungkin juga menyukai