Anda di halaman 1dari 9

A.

Kerangka Berfikir
1. Pengaruh pembelajaran kimia berbasis masalah dengan metode proyek dan
metode eksperimen terhadap prestasi belajar siswa.
Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik, pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam hal ini, guru sebagai
fasilitator berusaha untuk menginteraksikan siswa dengan siswa, siswa dengan
guru serta siswa dengan sumber belajar agar dapat memepengaruhi prestasi
belajar siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan tugas guru
dalam memaksimalkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran berbasis masalah
dengan metode proyek dan eksperimen merupakan metode yang tepat untuk
diterapkan pada materi laju reaksi karena kedua metode ini melibatkan siswa
secara aktif dalam memecahkan masalah yang diberikan. Siswa dituntut untuk
membangun sendiri pengetahuannya melalui pemecahan masalah.
Pada pembelajaran berbasis masalah terdapat tahapan dimana siswa
harus melakukan investigasi terhadap permasalahan yang diberikan oleh guru.
Pada penelitian ini penyelesaian masalah menggunakan dua metode yaitu proyek
dan eksperimen. Konsep dan karakteristik pembelajaran dengan metode proyek
adalah sebuah metode pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar
kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang komplek. Fokus pembelajaran terletak
pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan
pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas
bermakna yang lain, memberi kesempatan pebelajar bekerja secara otonom
mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya
menghasilkan produk nyata. Metode ini merupakan gabungan dari beberapa
metode seperti inquiry, discovery, belajar bersama dan sebagainya.
Secara umum pengertian eksperimen adalah metode mengajar yang
mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecakan
bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Sering disebut metode
laboratorium karena percobaannya biasanya dilakukan di laboratorium. Biasanya
metode eksperimen untuk menemukan teori atau hukum. Siswa diberi kesempatan
untuk dapat memaksimalkan kemampuan kognitif dan sikap ilmiahnya selama
proses pembelajaran. Menurut Ausubel (Udin S. Winataputra, 2007) belajar
bermakna akan terjadi apabila informasi yang baru diterima siswa mempunyai
kaitan erat dengan konsep yang sudah ada sebelumnya dan tersimpan dalam
struktur kognitifnya. Pada penerapan PBM dengan metode proyek dan eksperimen
diharapkan siswa akan menggunakan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya
dalam menyelesaikan maslah yang diberikan. Materi laju reaksi berkaiatan dengan
perhitungan mol dan konsentrasi larutan dalam sub bab pembuatan larutan,
dimana materi tersebut telah diperoleh di tingkat sebelumnya. Vigotsky
berpendapat tentang Zone Proximal Development dan Scaffolding, Pada penelitian
ini siswa diberikan masalah yang sedikit lebih sulit dari pengetahuan yang telah
dimilikinya. Untuk menyelesaikan masalah yang diberikan siswa diberikan sedikit
bantuan untuk mendorong siswa agar lebih aktif dalam menjawab poermasalahan
baik dengan metode proyek maupun eksperimen
Berkaitan dengan teori Piaget, pembelajaran berbasis masalah dengan
metode proyek maupun eksperimen memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi antar siswa dan dengan sumber belajar dengan mengintegrasikan ide,
data dan keseluruhan informasi yang mereka peroleh. Pengetahuan yang
terbangun ini merupakan hasil dari ide, data hasil percobaan serta informasi lain
yang diperoleh selama proses pembelajaran. Dengan adanya dua metode yang
diberikan siswa dituntut untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan
bantuan pengetahuan yang telah didapat sebelumnya baik secara asimilasi maupun
dengan akomodasi. Berdasarkan uraian di atas maka metode proyek dan
eksperimen akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
2. Pengaruh keterampilan menggunakan alat laboratorium terhadap prestasi
belajar
Keterampilan menggunakan alat di laboratorium adalah faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan ini. Keterampilan menggunakan alat laoratorium dikategorikan dalam
kategori tinggi dan rendah. Kimia merupakan salah satu cabang dari IPA dalam
pembelajarannya melibatkan siswa secara aktif melaksanakan proses ilmiah
dengan memanfaatkan sarana laboratorium kimia di sekolah.
Proses pembelajaran kimia harus mengarah pada hakekat sains yang
meliputi produk, proses, dan sikap. Dengan melaksanakan percobaan
(eksperimen) di laboratorium, maupun dalam metode proyek siswa akan terlibat
secara aktif dalam berpikir ilmiah, proses ilmiah, dan bahkan tertanam sikap
ilmiah dalam dirinya. Karena keberhasilan kerja laboratorium sangat ditentukan
oleh keterampilan menggunakan alat laboratorium, yang meliputi keterampilan
memilih alat-alat, mempersiapkan alat-alat, merangkai alat, menggunakan alat
untuk tujuan percobaan (praktikum). Maka dari itu dapat diduga bahwa ada
pengaruh keterampilan menggunakan alat laboratorium terhadap prestasi belajar
siswa.
3. Pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar
Kreativitas berasal dari kata kreatif yang berarti daya cipta. Menurut
Utami Munandar (2004: 45) "Kreativitas adalah ungkapan yang disampaikan
(ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya".
Kreativitas dalam belajar adalah usaha yang dilakukan siswa dalam mempelajari
bidang tertentu berdasarkan daya cipta yang dimiliki. Guru dapat memberi
pengaruh yang lebih proaktif dan mendorong siswa agar menjadi kreatif dalam
proses pembelajaran.
Ciri-ciri siswa yang kreatif adalah menyenangi hal yang baru, cenderung
menyenangi hal-hal yang bersifat eksperimen dan memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi. Menurut teori Bruner belajar penemuan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberi hasil
yang baik, berusaha sendiri untuk menyelesaikan masalah serta pengetahuan
yang menyertainya menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
Dalam pencarian pengetahuan maka seseorang diharapkan memiliki minat yang
luas, memiliki kegembiraan dan menyukai aktivitas yang kreatif untuk
mendukung proses tersebut. Maka, berdasarkan uraian di atas dapat diduga
bahwa kreativitas berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

4. Interaksi antara pembelajaran berbasis masalah menggunakan metode proyek
dan eksperimen dengan keterampilan menggunakan alat terhadap prestasi
belajar
Sejalan dengan adanya metode proyek dan eksperimen dalam fase
menginvestigasi penyelesaian masalah maka keterampilan menggunakan alat
laboratorium sangat dibutuhkan, karena hal ini merupakan factor pendukung
dalam proses menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Siswa dituntut mampu
menyelesaikan masalah dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan laboratoris
pada tahap ini.
Dalam penelitian ini keterampilan menggunakan alat dikategorikan dalam
kategori tinggi dan rendah. Margono (1997: 174), menyatakan bahwa
keberhasilan suatu percobaan atau eksperimen kerap kali tergantung pada
kemampuan memilih dan menggunakan alat dengan tepat. Siswa yang kurang
terampil dalam menggunakan alat laboratorium dengan adanya metode
pembelajaran yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
menggunakan alat laboratorium serta pada prestasi belajar yang diperoleh. Dalam
penelitian ini misalnya dengan penggunaan metode eksperimen, dimana siswa
dibimbing dalam melakukan percobaan. Di sisi lain siswa yang memiliki
keterampilan menggunakan alat yang tinggi akan memperoleh hasil yang baik
ketika dikenai metode proyek dalam pembelajaran. Oleh karena itu diduga ada
interaksi antara metode pembelajaran dan keterampilan menggunakan alat
laboratorium.
5. Interaksi antara pembelajaran berbasis masalah dengan metode proyek dan
eksperimen dengan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa
Langkah-langkah pembelajaran dalam PBM diawali dengan
mengorientasikan siswa terhadap suatu masalah untuk dipecahkan. Investigasi
pemecahan masalah dilakukan dengan dua metode yaitu dengan metode proyek
dan juga eksperimen. Dalam metode proyek siswa dituntut untuk merencanakan,
merancang sendiri proyek yang akan dibuat bersama kelompoknya. Dalam hal ini
kreativitas yang tinggi diperlukan dalam usaha penyelesaian masalah. Metode lain
adalah eksperimen, dimana siswa dituntut untuk lebih teliti dan detail dalam
melakukan kegiatan ini. Siswa telah diberikan langkah-langkah yang harus
dilakukan bersama kelompoknya untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan.
Kreativitas dijadikan sebagai variabel moderator adalah bahwa
keberhasilan penguasaan materi ini, salah satunya diduga ditentukan juga oleh
faktor tinggi rendahnya kreativitas. Sesuai dengan karakteristik materi dan metode
yang digunakan menuntut adanya proses observasi, melakukan beberapa
percobaan laboratorium, membuat laporan dan mempresentasikannya. Dalam
penelitian ini dengan diterapkannya kedua metode pembelajaran tersebut, yaitu
metode proyek dan eksperimen diharapkan siswa yang memiliki kreativitas rendah
akan memiliki hasil belajar yang lebih baik. Hal ini dapat terjadi ketika ada
interaksi antarsiswa dalam kelompok yang memiliki perbedaan skala kreativitas
(heterogen) maupun antar kelompok dalam memecahkan masalah yang diberikan.
Siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan lebih cocok dikenai metode proyek,
sedangkan siswa yang memiliki kreativitas rendah lebih cocok dikenai metode
eksperimen karena pada metode ini langkah-langkah dalam menyelesaikan
masalah telah tersedia. Maka berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini
diduga ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas.
6. Interaksi antara keterampilan menggunakan alat dan kreativitas terhadap
prestasi belajar siswa
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ada siswa yang memiliki
kreativitas tinggi dan rendah, ada pula siswa yang memiliki keterampilan
menggunakan alat-alat laboratorium juga dalam kategori tinggi dan rendah. Siswa
kreatif akan memiliki memiliki daya nalar tinggi, meyukai aktivitas yang bersifat
kreatif, dan tidak hanya memperoleh pengajaran dari guru. Sikap kreatif siswa ini
secara tidak langsung akan berhubungan dengan keterampilan menggunakan alat
laboratorium.
Sikap kreatif diperlukan dalam hal pemilihan alat, merangkai dan
menggunakan alat dengan tepat, sehingga akan memperoleh hasil belajar yang
baik. Dalam hal ini siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan memiliki
keterampilan menggunakan alat yang tinggi pula. Akan tetapi siswa yang
memiliki kreativitas rendah dan keterampilan menggunakan alat yang rendah pula
diharapkan akan mengembangkan pola berpikir kreatif dan berdampak pada
meningkatnya keterampilan menggunakan alat pada materi laju reaksi.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menduga ada interaksi antara kreativitas
dengan keterampilan menggunakan alat laboratorium.
7. Interaksi antara pembelajaran berbasis masalah dengan metode proyek dan
ekperimen dengan kreativitas dan keterampilan menggunakan alat terhadap
prestasi belajar siswa
Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran
proyek dan eksperimen. Pada metode proyek yang diharapkan di akhir
pembelajaran, siswa akan menghasilkan suatu produk tertentu misalnya berupa
laporan tertulis, poster atau mempresntasikan hasil temuannya. Proyek yang
dilakukan siswa menuntut siswa berpikir kreatif untuk merancang proyek yang
akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Interaksi yang
terjadi antarsiswa dalam kelompok diharapkan dapat meningkatkan kreativitas
siswa yang kurang ketika melakukan kerjasama dalam kelompoknya.
Metode lain yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode ini
mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan
bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar (Paul Suparno, 2007:77).
Metode eksperimen lebih focus pada kegiatan percobaan di laboratorium. Dalam
kegiatan laboratorium ini siswa dituntun untuk melakukan percobaan dengan
adanya langkah-langkah kerja yang telah diberikan sehingga diharapkan
keterampilan menggunakan alat laboratorium siswa akan mengalami peningkatan
dan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Mengacu pada uraian sebelumnya yaitu kemungkinan siswa yang
memiliki kreativitas dan keterampilan menggunakan alat tinggi lebih cocok
dikenai metode proyek, sedangkan siswa yang memiliki kreativitas dan
keterampilan menggunakan alat rendah lebih cocok dikenai metode eksperimen.
Penyelesaian masalah dengan metode proyek maupun metode proyek lebih
menuntut siswa untuk berfikir kreatif dalam merencanakan, merancang dan
mengkomunikasikan hasil yang mereka peroleh. Dalam pembelajaran
menggunakan kedua metode ini diduga dapat meningkatkan kreativitas dan
keterampilan siswa dalam menggunakan alat-alat laboratorium yang akan
berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dimungkinkan karena
siswa akan bekerja dalam kelompok yang heterogen. Ketika bekerja dalam
kelompok yang memiliki kreativitas dan keterampilan menggunakan alat yang
berbeda maka diharapkan akan ada interaksi siswa satu dengan siswa yang lain
dalam memecahkan masalah, sehingga akan berdampak positif bagi siswa yang
kurang mampu belajar. Maka, berdasarkan uraian di atas peneliti menduga ada
interaksi antara metode pembelajaran, kreativitas dan juga keterampilan
menggunakan alat laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai