Anda di halaman 1dari 7

ULANGAN TENGAH SEMESTER

1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan nilai, moral, dan norma di Indonesia? Dan apa
peran PKn sebagai pendidikan nilai?
2. Jelaskan sejarah perkembangan kurikulum PKn di Indonesia!
3. Mengapa dalam proses belajar mengajar guru tidak diperbolehkan menerapkan
pendekatan ang kasar, keras, dan membuat anak tertekan?
4. !ebutkan alasan mengapa dalam mengembangkan materi ajar PKn !D guru harus
memperhatikan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar aitu "#ingkungan"!
5. $raikan alasan Ilmiahna mengapa dalam pengembangan materi ajar PKn !D, guru
perlu menerapkan belajar akti% &a'ti(e learning) kepada sis*ana?
JAWABAN
1. Pelaksanaan pendidikan nilai, moral, dan norma di ndonesia
!e'ara uridis+%ormal, pendidikan nilai, norma dan moral di Indonesia dilaksanakan
melalui pendidikan ke*arganegaraan an berlandaskan pada $ndang+$ndang Dasar
,epublik Idonnesia -ahun 1./0 &$$D ,I 1./0) sebagai landasan konstitusional,
$ndang+$ndang 1o. 23 -ahun 2334 tentang !istem Pendidikan 1asional &!isdiknas)
sebagai landasan operasional, dan Peraturan Menteri 1omor 22 -ahun 2335 tentang
!tandar Isi &!I) dan 1omor 24 -ahum 2335 tentang !tandar Kompetensi #ulusan &!K#)
sebagai landasan kurikuler. !ejalan dengan Kebijakan Departemen Pendidikan 1asional
melalui Badan !tandar 1asional Pendidikan &B!1P), maka kurikulum pendidikan
ke*arganegaraan untuk lingkungan lembaga pendidikan %ormal dilaksanakan dengan
berpedoman pada Kurikulum -ingkat !atuan Pendidikan &K-!P).
$$D 1./0 sebagai landasan konstitusional pada bagian Pembukaan alinea keempat
memberikan dasar pemikiran tentang tujun negara. !alah satu tujuan negara tersebut
dapat dikemukakan dari pernataan 6men'erdaskan kehidupan bangsa7. 8pabila dikaji,
maka tiga kata ini mengandung makna ang 'ukup dalam. Men'erdaskan kehidupan
bangsa mengandung pesan pentingna pendidikan bagi seluruh anak bangsa. Dalam
kehidupan berke*arganegaraan, pernataan ini memberikan pesan kepada para
penelenggara negara dan segenap rakat agar memiliki kemampuan dalam berpikir,
bersikap, dan berprilaku se'ara 'erdas baik dalam proses peme'ahan masalah maupun
dalam pengambilan keputusan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasarakatan.
$$ 1omor 2392334 tentang !isdiknas sebagi landasan operasional penuh dengan
pesan ang terkait dengan pendidikan ke*arganegaraan. Pada Pasal 4 aat &2) tentang
%ungsi dan tujuan negara dikemukakan bah*a: Pendidikan nasional ber%ungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk *atak serta perdaban bangsa ang
bermartabat dalam rangka men'erdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangna potensi peserta didik agar menjadi manusia ang beriman dan bertak*a
kepada -uhan ;ang Maha <sa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, 'akap, kreati%, mandiri,
dan menjadi *arga negara ang demokratis serta bertanggung ja*ab.
8dana ketentuan tentang pendidikan ke*arganegaraan dalam $$ !isdiknas sebagai
mata pelajaran *ajib di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi menu njukkan
bah*a mata pelajaran ini menempati kedudukan ang strategis dalam men'apai tujuan
pendidikan nasional di negara ini. 8dapun arah pengembanganna hendakna di%okuskan
pada pembentukan peserta didik agar menjadi manusia Indonesia ang memiliki rasa
kebangsaan dan 'inta tanah air.
Peran PKn dalam pendidikan nilai adalah sebagai %asilitator. Dalam materi PKn di !D
terdapat nilai+nilai ang nantina diajarkan kepada sis*a. PKn menerjemahkan nilai+nilai
tersebut dalam penerapan di kehidupan sehari+hari. !ehingga dengan adana enerapan
nilai tersebut pendidikan nilai dapat ter'apai sesuai dengan tujuanna.
2. Se!ara" Perkem#an$an %&rik&l&m P%n di ndonesia
Mata pelajaran Pendidikan Pan'asila dan Ke*arganegaraan &PPKn) telah mengalami
beberapa kali perubahan baik dilihat dari struktur materi maupun tujuan dan metode
pembelajaranna. Perubahan tersebut mengikuti perubahan kurikulum ang pernah
berlaku di Indonesia.
1) Tahun 1957
Mata pelajaran PPKn pertama kali mun'ul pada tahun 1'() dengan nama
Ke*arganegaraan, ang isina sebatas tentang hak dan ke*ajiban *arga negara,
serta 'ara+'ara memperoleh ke*arganegaraan bagi ang kehilangan status
ke*arganegaraan &!unarso, 2335: 4). Murdiono &2312: /1) menambahkan, bah*a
mata pelajaran PPKn sebelum tahun 1.0. dikenal dengan nama -ata 1egara, -ata
=ukum dan Ilmu Ke*arganegaraan.
2) Tahun 1959
Kemudian tahun 1'(' &pas'adekrit presiden) diintrodusir pelajaran *i+i,s dengan
6>i(i's Manusia Indonesia Baru7 dan 6-ujuh Bahan Pokok Indoktrinasi
&TUBAP)7 sebagai buku sumber atau a'uan mata pelajaran >i(i's ang telah
mun'ul pada tahun 1.51. Buku tersebut berisi tentang: &1) !ejarah Pergerakan
,akat Indonesia, &2) Pan'asila, &4) $$D 1./0, &/) Demokrasi dan <konomi
-rpimpin, &0) Kon%erensi 8sia 8%rika, &5) =ak dan Ke*ajiban ?arga 1egara, &@)
Mani%esto Politik, &A) #ampiran Dekrit Presiden, Pidato Presiden, Declaration of
Human Right dan lain+lain ang dipraktekkan dalam -$B8PI &!unarso, 2335: 4).
3) Tahun 1962
Kemudian pada tahun 1'-. istilah >i(i's diganti lagi dengan nama %e/ar$aan
Ne$ara.
4) Tahun 1966
Pada tahun 1.55 &Brde Baru), isi mata pelajaran >i(i's (ersi Brde #ama hampir
seluruhna dihilangkan, karena dianggap sudah tidak rele(an dengan tuntutan
ang sedang berkembang.
5) Tahun 1968
Dalam kurikulum 1'-0 berubah lagi menjadi Pendidikan %e/ar$aan Ne$ara,
ang berke'enderungan pada aspek tata negara dan sejarah tanpa menampakkan
aspek moralna &Murdiono, 2312: /1). Pendidikan Ke*argaan 1egara berisi
tentang Pan'asila, $$D 1./0, Ketetapan+ketetapan MP,! 1.55+1.5A, CB=1,
=8M, !ejarah, Ceogra%i, dan <konomi. !esuai dengan amanat Ketetapan MP,
1o. ID9MP,91.@4,
6) Tahun 1975
Mata pelajaran Pendidikan Ke*argaan 1egara berubah nama menjadi Pendidikan
Moral Pan'asila &PMP) pada kurikulum 1')( ang isi materina lebih dominan
pada P+/ &!unarso, 2335: 4). Pada hakikatna PMP tidak lain adalah pelaksanaan
P+/ melalui jalur pendidikan %ormal. =al tersebut tetap berlangsung hingga
berlakukna kurikulum 1'01 maupun 1''1, dimana PMP telah berubah nama
menjadi PP%n. Dalam perkembanganna, menurut Mu'hson 8, &2334) ang
dikutip oleh !unarso &2335: 4), menatakkan bah*a materi P+/ se'ara resmi tidak
lagi dipakai dalam kurikulum suplemen 1.... Ketetapan MP, 1o.II9MP,91.@A
tentang P+/ telah di'abut dengan Ketetapan MP, 1o.EDIII9MP,91..A.
Perubahan ang 'ukup signi%ikan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia terutama
terlihat setelah terjadina amandemen terhadap $$D 1./0.
7) Tahun 2000
Pada tahun .222, setelah Indonesia masuk era re%ormasi, istilah PPKn kemudian
menjadi Pendidikan Ke*arganegaraan &P%n). PKn di tingkat !D dan !MP
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran IP!, sementara di tingkat !M8 merupakan
mata pelajaran ang berdiri sendiri.
8) Tahun 2013
Pada saat ini dengan diberlakukanna kurikulum .213, istilah PKn kembali
menjadi Pendidikan Pan'asila dan Ke*arganegaraan &PP%n).
3. Alasan G&r& Tidak 4iper#ole"kan Menerapkan Pendeka5an 6an$ %asar, %eras,
dan Mem#&a5 Anak Ter5ekan.
Karena pendekatan ang kasar, keras, dan membuat anak tertekan akan menimbulkan
perasaan dendam sis*a dan trauma terhadap guruna, ang mana perasaan itu akan
membekas pada psikis sis*a dalam jangka *aktu ang lama. Menggunakan pendekatan
ang demikian sangat dilarang dalam dunia pendidikan. Karena hakikatna pendidikan
itu untuk memanusiakan manusia, maka 'ara+'ara ang dipakai atau digunakan juga
harus manusia*i.
!is*a ang merasa dendam dan trauma akibat pengalaman belajar ang mereka
alami, pada pun'akna akan merasa takut untuk belajar bersama guru 9 takut ke sekolah
lagi. Karena menurut mereka sekolah adalah tempat ang tidak aman untuk belajar dan
menuntut ilmu karena tempat tersebut di isi oleh orang+orang ang menggunakan 'ara
kekerasan dalam mendidik. 8kibatna, sis*a akan lebih memilih untuk belajar dirumah
bersama orang tua 9 keluarga mereka dari pada harus belajar bersama guruna. $ntuk
kasus trauma ang berat dapat membuat sis*a 9 anak didik kita tidak mau ke sekolah dan
mengisolasi diri dari pergaulanna. Jika hal tersebut dibiarkan, tentu dapat menimbulkan
rasa ketidakpekaan pada diri sis*a itu sendiri, ang mana dapat menumbuhkan bibit+bibit
karakter ang buruk, misalna penakut, pendendam, pemarah, sangat intro(ert, dan
bermasalah dalam berinteraksi dengan anak+anak 9 teman sebaana. !ebagaimana kita
tahu bah*a anak+anak usia sekolah dasar memiliki kepekaan ang tinggi terhadap apa
ang mereka lihat dan mereka alami di lingkungan sekitarna. Mereka akan 'enderung
mengikuti model seperti apa ang di'ontohkan oleh guruna. 8pabila guru dalam proses
belajar mengajarna menerapkan pendekatan ang kasar, keras, dan membuat anak
tertekan, maka anak 9 sis*a tersebut kedepanna akan menjadi pribadi ang keras seperti
guruna. Di samping itu penggunaan pendekatan ang kasar, keras, dan membuat anak
tertekan akan menurunkan martabat kita sebagai guru karena dipandang tidak manusia*i
dan melanggar hak+hak anak didik.
4. 4alam men$em#an$kan ma5eri a!ar P%n S4 $&r& "ar&s
memper"a5ikan sala" sa5& &ns&r dalam proses #ela!ar men$a!ar 6ai5&
7Lin$k&n$an7.
Dengan memperhatikan dan meman%aatkan lingkungan sebagai sumber belajar bagi
proses pembelajaran di !ekolah Dasar, maka sis*a tidak hana mendapatkan materi ajar
dari buku semata, akan tetapi mereka mampu melakukan interaksi dengan lingkungan
sekitarna,. =al ini akan sangat berguna bagi ter'apaina tujuan pembelajaran PKn di
!ekolah Dasar.
>ontoh peman%aatan lingkungan dalam pengembangan materi PKn !D adalah
a) Peman%aatan lingkungan sosial
Peman%aaatan lingkungan sosial dalam pembelajaran PKn di !ekolah Dasar ini
terkait dengan beberapa standar kompetensi diantarana memahami sistem
pemerintahan desa dan pemerintah ke'amatan. Dalam proses pembelajaran untuk
kompetensi dasar ini sis*a diajak se'ara langsung mendatangi kantor kepala desa
atau kantor ke'amatan. Kemudian sis*a diminta untuk mengamati tentang sstem
pemerintahan ang ada di tingkat desa atau ke'amatan, mislna tentang struktur
organisasina. =al ini dimaksudkan agar sis*a tidak hana memiliki baangan,
seperti ang didapatkan dari buku atau guru, tetapi se'ara langsung sis*a
mendapatkan pengalaman dari lingkungan sosial tentang apa ang mereka
pelajari.
b) Peman%aatan lingkungan budaa
#ingkungan budaa ang ada di sekitar sis*a dapat diman%aatkan dalam
pembelajaran PKn. !alah satu standar kompetensi ang ada dalam mata pelajaran
PKn di sekolah dasar adalah bangga sebagai bangsa Indonesia. Di dalam standar
kompetensi ini memuat beberapa kompetensi dasar ang akan dikembangkan pada
sis*a terkait dengan kebanggaan terhadap budaa bangsa kita.
Budaa nasional terbentuk bera*al dari budaa daerah. Dengan demikian sis*a
dapat diberi materi pelajaran dengan meman%aatkan lingkungan budaa
sekitarna. Misalna dengan 'ara mengenalkan sstem keagamaan, mata
pen'aharian, organisasi kemasarakatan, bahasa, kesenian, dan usnsur+unsur
budaa lainna ang ada di lingkungan sekitar sis*a. Dengan pembelajaran
materi ini dengan meman%aatkan lingkungan budaa ang ada, sis*a akan lebih
mudah memahami materi ang diajarkan guru. !elain itu sikap bangga terhadap
budaa sis*a juga lebih mudah tertanam manakala sis*a mengetahui langsung
budaa daerahna.
') Peman%aatan lingkungan alam
#ingkungan alam merupakan lingkungan ang dapat diman%aaatkan potensina
dalam pembelajran PKn di sekolah dasar. >inta lingkungan merupakan salah satu
kompetensi ang ingin di'apai oleh mata pelajaran ini. Melalui lingkungan alam
ang ada, sis*a dapat diajaarkan tentang bagaimana memelihara kelestarian
lingkungan. !elain itu sis*a juga dapat diajarkan tentang pemeliharaan kebersihan
lingkungan, dan sebagaina. !istem pembelajaranna dapat dilakukan dengan 'ara
memberikan pengalaman langsung tentang kompetensi ang hendak ditanamkan
dengan meman%aatkan lingkungan alam ang ada.
5. 4alam pen$em#an$an ma5eri a!ar P%n S4, $&r& perl& menerapkan #ela!ar ak5i8
9a,5i+e learnin$: kepada sis/an6a;
Pendekatan belajar akti% adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran
melalui 'ara+'ara belajar ang akti% menuju belajar ang mandiri. Kemampuan belajar
mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar akti% &a'ti(e learning). $ntuk dapat men'apai
hal tersebut kegiatan pembelajaran diran'ang sedemikian rupa agar bermakna bagi sis*a
atau anak didik.
Belajar akti% merupakan perkembangan teori learning b !oing &1A0.+1.02). De*e
menerapkan prinsip+prinsip 6learning b !oing7, bah*a sis*a perlu terlibat dalam proses
belajar se'ara spontan. Dari rasa keingintahuan &'urriositas) sis*a terdapat hal+hal ang
belum diketahuina, maka akan dapat mendorong keterlibatan sis*a se'ara akti% dalam
suatu proses belajar. Belajar akti% berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar akti%
pada diri sis*a serta menggali potensi sis*a dan guru untuk sama+sama berkembang dan
berbagi pengetahuan keterampilan, dan pengalaman.
Peran peserta didik dan guru dalam konteks belajar akti% menjadi sangat penting.
Curu berperan akti% sebagai %asilitator ang membantu memudahkan sis*a belajar,
sebagai pengelola ang mampu meran'ang dan melakasanakan kegiatan belajar
bermakna, serta mengelola sumber belajar ang diperlukan. !is*a juga terlibat dalam
proses belajar bersama guru karena sis*a dibimbing, diajar dan dilatih menjelajah,
men'ari mempertanakan sesuatu menelidiki ja*aban atas suatu pertanaan, mengelola
dan menampaikan hsil perolehanna se'ara komunikati%. !is*a diharapkan mampu
memodi%ikasi pengetahuan ang baru diterima dengan pengalaman dan pengetahuan an
pernah diterimana.
Dalam pengembangan materi PKn !D, penerapan belajar akti% ini dirasa 'ukup
penting. Melalui pendekatan belajar akti%, sis*a diharapkan akan mampu mengenal dan
mengembangkan kapasitas belajar dan potensi ang mereka miliki. Di samping itu, sis*a
se'ara penuh dan sadar dapat menggunakan potensi sumber belajar ang terdapat di
lingkungan sekitarna, lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir se'ara sistematis, krisis
dan tanggap, sehingga dapat menelesaikan masalah sehari+hari melalui penelusuran
in%ormasi ang bermakna bagina. Belajar akti% menuntut guru bekerja se'ara
pro%esional, mengajar se'ara sistematis, dan berdasarkan prnsip+prinsip pembelajaran
ang e%ekti% dan e%isien. 8rtina, guru dapat merekaasa sistem pembelajaran ang
dilaksanakan se'ara sistematis dan menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman
ang bermakna bagi sis*a.

Anda mungkin juga menyukai