Anda di halaman 1dari 5

How can you call yourself a free thinker when you cant even accept

the possibility of MY existence? [GOD]


TAUBATNYA
Pemuda
ATHEIS
A series of
existentialist
short-story
by Wahyu BN.
Taubatnya Pemuda Atheis | Wahyu BN
2

Lho, Mas Bowo kok bisa tahu?

Theres no creation, but evolution. Inilah yang diyakini Bowo,
pemuda dengan otak cemerlang menyamai Dawkins, bahkan mungkin,
melampauinya. Bowo hanya belum punya legitimasi, ia masih duduk di
bangku akhir kuliah; tengah menyusun skripsi tepatnya.

Lokasi KKN di Gunung Kidul beberapa tempo lalu begitu
mempengaruhinya, Bowo takjub melihat keong membatu menyatu di satu
batu jalanan kampung. Bagaimana bisa, si kecil yang hidup jutaan tahun
silam ini, melata di tanah yang sama, jauuuh sebelum kemunculanku, masih
bisa menyatakan hidupnya lewat wujud yang lain; wujudnya yang solid???,
batin Bowo gemetar.

Ia selalu merasionalkan segala sesuatu, otaknya dipacu hingga ke
batas tuk menjumpa nalar. Sedetik pun, sungguh, sedetik saja; enggan nalar
dikhianatinya. Ia sudah begini sejak SMA, apalagi kalau bukan karena Mr.
Bakrie, guru biologi yang mengisi kelas dengan beragam agitasi nakalnya;
jadilah si Bowo kesambet. Eh, dia yang paling kesambet di kelas! Ini karena,
cuma dia yang selalu pay attention pada tiap teacher in the class. Nah,
sekarang kau tahu; nyatanya itu tak selalu baikmendengarkan setiap
omongan guru di kelas.

Setengah semester berlalu. Skripsi dilalui Bowo dengan sepele.
Genre-nya tak main-main: bio-Arkeologi! Kualitas karyanya setara jurnal-
jurnal penelitian di Max Planck Institutes-Jerman. Selayaknya, Bowo
diganjar nobel. Eh, bener nih, genre penelitian Bowo cuma segelintir di
dunia, mungkin juga satu-satunya di tanah air!

Aku lulus cepat, dengan IPK tertinggi, dan karya monumental,
ucap Bowo menegaskan eksistensinya. Tak ada Tuhan di situ. Baginya,
semua-mua yang diraih adalah buah jerih payahnya; tak ada kuasa
adikodrati, invisible-hand, ataupun sejenisnya yang ikut campur; upayanya
adalah upayanya. Begitu pun saat Bowo mulai menjejaki dunia kerja; ia jaga,
pupuk, dan rawat betul keyakinannya.

Aku. Berdiri. Di atas. Kaki. Sendiri, kembali Bowo bertitah saat
hendak melanglang ke Mami Kota. Ada bukaan formasi CPNS bagi
Taubatnya Pemuda Atheis | Wahyu BN
3

departemennya, Kemenkes butuh dua sarjana biologi. Dengan semangat
kawah candradimuka dan kemantapan setebal langit-bumi, Bowo tak ragu
meminjam duit kawannya, Hatta, buat akomodasi Surabaya-Jakarta. Tta,
jangan risau, akhir tahun kukembalikan berlipat uangmu: Rp 2 juta! Akhir
tahun nanti, aku sudah mulia di Kemenkes!.

Malang berkalang, Bowo tak lolos. Ia masih saja lugu, tak sangka
kalau satu dari dua formasi yang ada telah dipesan petinggi negeri. De jure,
sekedar tersisa satu lowongan bagi dirinya dan para pelamar lain. Bowo
kadung berucap besar pada Hatta, mampuslah ia sarat mengganti hutang
berganda di akhir tahun.

Bowo belum patah arang, sebulan berselang, ia layangkan lamaran
CPNS ke KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan). Unit kerja ini butuh
tiga sarjana biologi. Disambanginya rumah Mr. Bakrie sore-sore,
mahagurunya waktu masih ingusan.

Pak Bakrie yang agung serta mulia, saya mau pinjam duit, Rp 1
juta, buat nglamar CPNS, di Jakarta
Bisa, bisa, Nak. Tenang. Bisa, Nak jawab Mr. Bakrie melapangkan
Bowo.
Akan saya kembalikan nanti, waktu
Belum sampai Bowo merampungkan kalimatnya, Mr. Bakrie
menyela, Udah, udah, bawa dulu. Bawa dulu, Nak. Kasih Bapak kabar
gembira ya Nak besok.

Ai, manis nian mulut Bakrie.

Malang tak hilang-hilang. Bowo gagal lagi. Superioritasnya mulai
tergerus, eksistensinya mulai tergerogot kenyataan; kenyataan idoepaih,
realitas! Kejam nian, Dikau!.

Rasa-rasanya, Bowo hendak terjun ke kawah Kelud yang tengah
meletup girang. Batin dan pikirnya ruwet tak karuan. Ingin dileburnya
jasmani yang nirguna dalam sembur liar Kelud; biar habis tak tersisa seatom
pun, biar hilang tak berbekas di dunia. Dari materi (sperma + ovarium), jadi
materi, dan berpulang ke materi: abu.

Taubatnya Pemuda Atheis | Wahyu BN
4

But, Bowo masih juga abai, Tuhan ajeg dianggapnya tiada,
kesombongannya berlapis-lapisManusia, oh Manusia!.

Bowo sarat mengkebiri ekspektasi, tak terpikir lagi dirinya jadi agung serta
mulia layaknya Mr. Bakrie. Ini yang ter-Rasional!, dikatanya keras pada diri tuk
meneguhkan eksistensi.

Didatanya seluruh lembaga bimbingan belajar (lembimjar) kota Soerabaja.
Di-copy-nya CV hingga terbilang belasan, hendak dimasukkannya satu per satu ke
setiap lembimjar. Operasi ini ditargetnya rampung dalam tiga hari.

Hari kedua. Lembimjar ketujuh yang dijajal

Lho, Mas Bowo kok bisa tahu? Kalo kami sedang butuh tentor
biologi? tanya Pak Joko menelisik, ia manajer akademik lembimjar ini.
Emm ngga, nggak tahu, Pak. Emm say, saya, cuma coba
memasukkan CV tukas Bowo gelagap menjawab telisik Pak Joko.
Mungkin Mas Bowo jawaban Tuhan atas doa saya! Sejak
kemarin saya cari-cari, siapa ini yang bisa gantikan tentor biologi, tentor
sebelumnya dapat panggilan PNS di Kemenkes Mas, padahal sebentar lagi
anak-anak ujian; kok tiba-tiba Mas Bowo datang. Mas ini betul-betul
kiriman Tuhan! Kemarin-kemarin saya kelimpungan cari tentor pengganti;
ada yang awalnya bisa, terus tiba-tiba membatalkan, nggak bisa; pusing saya
Mas seminggu ini

Bowo tak kuasa berkata-kata.

Lusa sudah bisa mulai masuk ya, Mas? Pak Joko memecah hening
sesaat.
Oh, iya Pak Terima kasih, Pak
Honor bisa diambil tiap tanggal tiga di bagian keuangan, sama Bu
Khofifah. Oke, Mas? ucapnya sambil menunjuk satu ruangan.
Oh, iya Pak seolah cuma itu yang bisa Bowo lontarkan.

Sesampai di kos; Bowo tersungkur-sujud; menangis-malu ia sejadi-
jadinya. Dibentangnya sajadah tak lama kemudian.

Tuhan bersamanya.

Taubatnya Pemuda Atheis | Wahyu BN
5














Tak ada ruginya percaya Tuhan.
Andai esok Tuhan tak ada;
kehidupan (baca: perilaku) yang baik merupakan keutamaan.
Andai esok Tuhan ADA;
Mereka yang percaya menang segala-galanya.
Sedang mereka yang tak percaya: kalah segala-galanya
[Pascal]

*****

Anda mungkin juga menyukai