0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
46 tayangan30 halaman
dipresentasikan oleh Derek Vollmer
ETH Zürich/Future Cities Laboratory. Kerangka kerja jasa lingkungan dapat digunakan sebagai cara yang efektif untuk mengidentifikasi dan memutuskan alternatif2 penggunaan lahan dan nilai manfaat yang diperoleh
Judul Asli
Prioritisasi jasa-jasa lingkungan di kawasan tangkapan air DAS Ciliwung-Cisadane
dipresentasikan oleh Derek Vollmer
ETH Zürich/Future Cities Laboratory. Kerangka kerja jasa lingkungan dapat digunakan sebagai cara yang efektif untuk mengidentifikasi dan memutuskan alternatif2 penggunaan lahan dan nilai manfaat yang diperoleh
dipresentasikan oleh Derek Vollmer
ETH Zürich/Future Cities Laboratory. Kerangka kerja jasa lingkungan dapat digunakan sebagai cara yang efektif untuk mengidentifikasi dan memutuskan alternatif2 penggunaan lahan dan nilai manfaat yang diperoleh
RTRW Jabodetabek-Punjur (PP 54/2008) sedang dire-evaluasi
Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (WS Cil-Cis) sedang merumuskan rencana strategis
pengelolaan sumber daya air
Rencana ini memerlukan harmonisasi dari Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan evaluasi trade off yang diperoleh dari pencapaian tujuan2 yang berbeda
Kerangka kerja jasa lingkungan dapat digunakan sebagai cara yang efektif untuk mengidentifikasi dan memutuskan alternatif2 penggunaan lahan dan nilai manfaat yang diperoleh
Para peneliti dari ETH Zurich, TU Muenchen, UI, dan IPB telah menganalisa potensi jasa lingkungan di WS Cil-Cis
Mendiskusikan selang perubahan yang mungkin terjadi terhadap jasa lingkungan di wilayah WS Cil-Cis pada 2030
Mengurutkan dan menilai setiap jasa lingkungan yang dipilih berdasarkan kepentingan organisasi atau pihak yang anda wakili Penilaian ini menjadi komponen penting dari model penggunaan lahan untuk membantu prioritisasi biaya terendah atau area yang paling efisien untuk konservasi
Mendiskusikan pertimbangan2 lain dalam merumuskan RTRW, misal: Infrastruktur baru yang dibutuhkan seperti waduk dan bendungan Inisiatif2 lain seperti tujuan untuk menjamin ketahanan pangan wilayah Tambahan skenario dari model, misal skenario perubahan iklim Tantangan kelembagaan untuk memperkuat kontrol terhadap penggunaan lahan
Meskipun sangat dipengaruhi oleh urbanisasi, Jabodetabek-Punjur masih memberikan jasa lingkungan yang cukup penting yang bisa saja hilang atau menguat tergantung kepada pengembangan lahan di masa depan. Mitigasi banjir adalah salah satu jasa lingkungan yang jelas dan telah hilang bersamaan dengan hilangnya hutan dan konversi lahan pertanian menjadi permukiman. Kami telah mengidentifikasi delapan jasa lingkungan penting yaitu:
Mitigasi banjir Pencegahan erosi Pengisian ulangan air tanah Produksi pertanian Rekreasi dan pariwisata Keanekaragaman hayati Hasil hutan kayu dan HHNK Lahan pemukiman
JASA: PENGUKURAN: Luas permukiman (hektar)
METODE ESTIMASI: Diperoleh dari skenario model
SINOPSIS: Meskipun urbanisasi diangap sebagai ancaman terhadap jasa2 ekosistem wilayah, area permukiman memerlukan lahan sesuai untuk menunjang kehidupan manusia dan infrastruktur. Karena itu terjadi trade-off ketika hutan, lahan basah, dan lahan pertanian terkonversi menjadi area permukiman. Jumlah lahan terkonversi dapat bervariasi berdasarkan kebijakan untuk membatasi atau mendorong urbanisasi. 2,582 4,523 2,092
CUR SI BAU Jasa: PENGUKURAN: Persentasi perubahan aliran debit puncak untuk kejadian hujan besar (45-55mm dalam 1 jam)
METODE ESTIMASI: Peak Flow Zoning Model (Kementerian PU)
SINOPSIS: Meskipun pengukuran langsung merupakan metode utama untuk melakukan mitigasi resiko banjir, tetapi memelihara atau memperkuat jumlah area bervegetasi akan berpengaruh terhadap kejadian banjir. Disini kami fokus pada perubahan debit puncak di outlet daerah tangkapan air di hulu, berdasarkan perubahan tutupan lahan. Pada skenario BC 2030 usulan pembangunan waduk dipertimbangkan tapi tidak digunakan sebagai mekanisme kontrol.
>26% meningkat >4% menurun 0 Tiga kawasan hulu DAS utama dan kontribusinya terhadap debit puncak
Serpong (Cisadane) Katulampa (Ciliwung) Cileungsi (Bekasi) Influence on peak flow at outlet Low High Perubahan debit puncak di tiga outlet kawasan hulu DAS
31.1% increase 9.4% decrease 26.1% increase 4.0% decrease 26.8% increase 4.0% decrease Perubahan debit puncak di kawasan hilir Ciliwung (Manggarai)
>20% peningkatan puncak pada skenario terburuk Simulasi Banjir Februari 2007 JASA: PENGUKURAN: kehilangan dalam 1 hektar >300 T soil per tahun
METODE ESTIMASI: Java Erosion Model (Kementerian PU)
SINOPSIS: Erosi di hulu tidak hanya menyebabkan kehilangan lahan produktif tapi juga mendorong meningkatnya resiko longsor. Sedimen yang masuk ke sungai akan menurunkan kualitas air dan pendangkalan sungai di kawasan hilir. Manajemen hutan dan topsoil yg lebih baik dapat mengurangi erosi dan mengurangi biaya pengerukan sungai. 3,850 15,308 18,390
Cimanceuri 0.92 mn Cisadane 14.03 mn Ciliwung 2.83 mn Bekasi 6.42 mn Cimanceuri 1.27 mn Cisadane 11.14 mn Ciliwung 2.49 mn Bekasi 8.18 mn Cimanceuri 0.54 mn Cisadane 3.28 mn Ciliwung 0.80 mn Bekasi 4.06 mn CUR SI BAU JASA: Pengisian ulangan air tanah PENGUKURAN: Groundwater recharge enhancement impact index
METODE ESTIMASI: RIOS Groundwater Recharge model
SINOPSIS: DAS dapat dimodifikasi untuk menahan lebih banyak air hujan, memperlambat aliran permukaan, dan meningkatkan perkolasi air hujan menjadi cadangan air tanah. Di sini kami menggunakan pendugaan kasar potensi pengisian ulang air tanah di wilayah WS Cil-Cis berdasarkan tutupan lahan tanpa mempertimbangkan teknik2 seperti pembuatan sumur resapan 0.382 0.377 0.380 SI BAU
-30% +34% JASA:
PENGUKURAN: Luas lahan pertanian (hektar)
METODE ESTIMASI: Diperoleh dari skenario tutupan lahan
SINOPSIS: UU Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (41/2009) ditujukan untuk menjamin stabilitas produksi pangan dan membatasi konversi lahan pertanian menjadi permukiman, khususnya di lahan2 dimana pemerintah telah membangun sistem irigasi teknis. Meskipun memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas per hektar, disini kami hanya fokus pada luasan lahan yang tetap sebagai lahan pertanian.
38,794 189,963 241,074
Tangerang Sawah: 81 Tambak: 882 Other: 258 Bogor Sawah: 1717 Tambak: 1 Other: 22,193 Bekasi Sawah: 3712 Tambak: 1531 Other: 498 Tangerang Sawah: 28,944 Tambak: 3509 Other: 15,958 Bogor Sawah: 24,808 Tambak: 5 Other: 97,406 Bekasi Sawah: 37,265 Tambak: 2392 Other: 13,276 Tangerang Sawah: 22,474 Tambak: 3373 Other: j 10,545 Bogor Sawah: 18,601 Tambak: 2 Other: 69,554 Bekasi Sawah: 28,405 Tambak: 2349 Other: 9539 CUR SI BAU JASA: PENGUKURAN: Luas lahan (hektar) yang dialokasikan untuk hutan produksi (HP) dan hutan tanaman industri (HTI)
METODE ESTIMASI: Alokasi saat ini (2011) dan usulan untuk tahun 2030
SINOPSIS: Hutan alam ataupun budidaya memberikan komoditasyang bernilai di WSCC, termasuk kayu ataupun produk lainnya seperti buah dan karet. Kami tidak membedakan produk2 tersebut, melainkan hanya mengukur jumlah alokasi lahan untuk hutan produksi. Kami juga tidak memperhitungkan potensi konversi lahan pertanian untuk sistem agroforestry. . 10,428 22,307 32,423 Hutan Produksi (HP) dan Hutan Tanaman Industri (HTI) CUR SI BAU JASA: PENGUKURAN: Habitat Quality Index
METODE ESTIMASI: InVEST Habitat Quality model
SINOPSIS: Terdapat empat jenis habitat dengan biodiversity tinggi dan memiliki spesies endemik seperti elang Jawa dan macan tutul. Kami mengukur kualitas habitat sebagai pendekatan untuk mengukur biodiversity di wilayah ini. Habitat terancam secara langsung oleh konversi lahan, dan secara tidak langsung oleh pengaruh manusia seperti pembangunan jalan, lahan pertanian dan permukiman. 0.269 0.557 0.418 0 1 Muara Gembong .363
Muara Angke .164 Gedepahala .324 Gunung Pancar/ Telaga Warna .151 Muara Gembong .515 Muara Angke .286 Gedepahala .503 Gunung Pancar/ Telaga Warna .246 Muara Gembong .552 Muara Angke .296 Gedepahala .658 Gunung Pancar/ Telaga Warna .385 CUR SI BAU JASA: PENGUKURAN: Recreation opportunity (RO)
METODE ESTIMASI: ESTIMAP tool for outdoor recreation service
SINOPSIS: Ruang terbuka hijau dan biru memberikan kesempatan rekreasi, tetapi kualitas dari jasa rekreasi tersebut dapat dipertimbangkan sebagai fungsi dari integritas lingkungan di lokasi tersebut dan aksesibiitas. Disini kami mengestimasi rataan dari recreation opportunity (RO) di WS Cil-Cis pada skala 0 sampai 1, berdasarkan derajat alami lahan, kedekatan terhadap air, dan kepadatan penduduk dalam 50 km. .140 .059 .125
*Based on 50km radius 0 1 CUR SI BAU
Kami ingin mengetahui kepentingan relatif berdasarkan preferensi stakeholder, karena informasi ini dapat mengungkap potensi tradeoff dari konflik penggunaan lahan di masa depan.
Kami akan meminta anda melakukan 2 tahapan sederhana untuk melakukan pembobotan, dimana tahapan pertama adalah melakukan ranking (1-8) dan kemudian memberikan skor (0-100) untuk setiap jenis jasa lingkungan. Kami menggunalan teknik swing-weighting dimana anda akan mengevaluasi kepentingan dengan melakukan swing mulai dari level terendah ke level tertinggi untuk setiap jasa laingkungan.
Preferesi pembobotan membentuk input kunci untuk model prioritisasi penggunaan lahan guna mengidentifikasi biaya terendah atau area yang paling efisien untuk konservasi.