Anda di halaman 1dari 44

PENGELOLAAN DAS CILIWUNG

DI KABUPATEN BOGOR

Disampaikan oleh Wakil Bupati Bogor


Jumat, 12 September 2014

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOGOR


GEOGRAFI
Kabupaten Bogor merupakan Kabupaten di Provinsi Jawa
Barat dengan ibukota terletak di Cibinong
Koordinat : 6019 6047' LS & 10601' 1070103' BT

BATAS ADMINISTRASI
UTARA

: Kota Tangerang Selatan, Kabupaten


Tangerang, Kota Depok, Kabupaten/Kota
Bekasi;

TIMUR

: Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur


dan Kabupaten Purwakarta;

SELATAN : Kab. Cianjur, Sukabumi


BARAT

: Kab. Lebak (Prop. Banten)

TENGAH : Kota Bogor

JML PENDUDUK (Jiwa)


LUAS (Ha)
KECAMATAN
DESA
KELURAHAN

5.111.769
298.838,304
40
417
17

RW

3.746

RT

14.816

GAMBARAN FISIK WILAYAH


Wilayah Kabupaten Bogor memiliki karakteristik
morfologi bergelombang hingga curam yang berada
di sebelah selatan yang merupakan hulu dari 7
Daerah Aliran Sungai
Daerah Hulu ini berupa daerah perbukitan yang
termasuk dalam gugusan perbukitan Gunung
Halimun Salak dan Gunung Gede Pangrango
Memiliki curah hujan tinggi berkisar antara 30004000 mm/tahun (lebih dari 50% wilayah)
Melintas 33 sungai utama dengan 277 sungai kecil
dengan total panjang sungai mencapai 7.882 km
Terdapat 95 Setu yang tersebar di wilayah
Kabupaten Bogor

GAMBARAN KEPENDUDUKAN
KEPENDUDUKAN
Jumlah Penduduk tahun 2013 adalah 5.111.769 jiwa
menyumbang 11,08 % dari total penduduk Provinsi Jawa Barat
dengan pertumbuhan penduduk sebesar 2,44 %
Kepadatan penduduk tahun 2013 berkisar antara 388 jiwa per km2
hingga 9.865 jiwa per km2
Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi
adalah Kecamatan Ciomas yaitu mencapai 9.865 jiwa per km2,
disusul Kecamatan Bojonggede sebanyak 9.246 orang per km2 dan
Kecamatan Cibinong sebanyak 8.388 jiwa per km2

LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK


Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 (SP2000) rata-rata
pertumbuhan penduduk di wilayah Kab. Bogor mencapai 3,15 %
per tahun.
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2013 tumbuh
sebesar 2,44 % dibandingkan tahun 2012

GAMBARAN DAERAH ALIRAN SUNGAI


DAS Cimanceuri
DAS Kali Bekasi
DAS Cidurian

DAS Citarum

DAS Cisadane
DAS Ciujung
DAS Ciliwung Angke Pesanggrahan

Berada di 7 Daerah Aliran Sungai yang mengarah ke tiga provinsi di sebelah utara
Luas DAS Ciliwung Angke Pesanggrahan di Kabupaten Bogor + 27.353,69 Ha

FUNGSI EKOLOGIS KABUPATEN BOGOR

t0

Daerah puncak merupakan salah satu daerah


strategis dalam konservasi metropolitan
Jabodetabekjur dan DKI Jakarta sebagai
Ibukota Negara
Berfungsi sebagai daerah resapan air sebagai
pengendali ketersediaan air tanah dan
permukaan

Merupakan DAS Hulu Sungai Ciliwung yang merupakan aliran Sungai Utama
yang mengalir ke arah DKI Jakarta dan berpotensi menyebabkan banjir yang
cukup tinggi
Banyaknya objek wisata alam di wilayah ini menjadi daya tarik pariwisata
Mendorong perkembangan lingkungan binaan/buatan, transportasi dan
pencemaran lingkungan yang berdampak pada beban daya dukung lingkungan.

Evapotranspirasi

Evapotranspirasi

Evaporasi

Waduk/situ

Evaporasi

UPSTREAM
(Puncak-Bogor)

Evaporasi

t1

Resapan air

Banjir
Kanal

MIDDLESTREAM
(Bogor-Depok-Jaksel)

Daerah Puncak (Ciawi, Cisarua, Megamendung)

t2

Kali
Penghubung

Rumah Pompa

.....
DOWNSTREAM
(JakPus-JakBar)

Daerah Tengah (Sukaraja, Cibinong, Tajurhalang, Bojonggede)


Gravitasi

Sistim
Polder

Jatipulo
Polder

t3
Pesisir

t4

ARAHAN PERPRES 54 TAHUN 2008


TENTANG RENCANA TATA RUANG JABODETABEKJUR
Kabupaten Bogor merupakan
bagian dari sistem perkotaan
nasional jabodetabekpunjur
Fungsi Utama :
- Merupakan hinterland Kota
jakarta terutama sebagai
kantung permukiman, industri
dan jasa perdagangan skala
lokal
- Sentra produksi produk-produk
pertanian
- Kawasan hulu pengendali banjir
di Jakarta
Kota Inti
Kotasatelit
Sub pusat perkotaan

ARAHAN PERDA JABAR 22 TAHUN 2010


TENTANG RTRW PROVINSI JAWA BARAT

ARAHAN PERDA KABUPATEN BOGOR 19 TAHUN 2008


TENTANG RTRW KABUPATEN BOGOR 2005-2025
KHUSUSNYA HULU DAS CILIWUNG)

GAMBARAN UMUM DAS


CILIWUNG ANGKE PESANGGRAHAN
Di Wilayah DKI Jakarta melintas 3 DAS
Utama yaitu DAS Ciliwung, DAS Angke
Pesanggrahan dan DAS Sunter.

1 : DAS Ciliwung
2 : DAS Angke Pesanggrahan
3 : DAS Sunter

Wilayah Hilir
Melintas di Kecamatan Sukaraja dan
Cibinong (DAS Ciliwung) serta Kecamatan
Tajurhalang dan Bojonggede (DAS Angke
Pesanggrahan)

Wilayah Tengah
Melintas di Kec. Ciawi Megamendung dan
Cisarua (DAS Ciliwung)
Anak Sungai yang melintas: S. Ciesek, S.
Ciseuseupan, S. Katulampa, S. Tugu, S.
Cisarua, S. Cibogo, S. Cisukabirus (DAS
Ciliwung)

Wilayah Hulu

Anak Sungai yang melintas S. Cikumpay dan


S. Ciluar (DAS Ciliwung) serta S. Kali Angke
dan S. Pesanggrahan (DAS Angke
Pesanggrahan)

Kabupaten Bogor merupakan Hulu dari DAS


Ciliwung (Tengah dan Hulu) dan DAS Angke
Pesanggrahan (Tengah)
DAS Ciliwung mengarah daerah hilir di
sekitar Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat
sedangkan DAS Angke Pesanggrahan
mengarah ke daerah Jakarta Barat

GAMBARAN SITU-SITU
DI DAS CILIWUNG-ANGKE PESANGGRAHAN
Situ di DAS Ciliwung diantaranya (a)
Cikaret, (b) Situ Pemda, (c) Kebantenan,
(d) Kibing, (e) Sela, (f) Cibeureum
Situ di DAS Angke diantaranya (g)
Kandang Babi, (h) Kemuning, (i)
Cimanggis, (j) Tonjong, (k) Nanggerang.
Beberapa diantaranya mengalami
pendangkalan dan pengurangan luasan
akibat aktivitas di sekitarnya.

KOTA DEPOK

1 : DAS Ciliwung
2 : DAS Angke Pesanggrahan
No
No

Nama situ

Lokasi
DAS

Kecamatan

Luas
(Ha)

Kondisi

Sela

Ciliwung

Cibinong

1.50

Baik

Kabantenan

Ciliwung

Cibinong

4.50

Baik

Cibuntu

Ciliwung

Cibinong

6.00

Baik

Cibinong/Gedong

Ciliwung

Cibinong

4.00

Rusak ringan

Baru/Pemda

Ciliwung

Cibinong

6.00

Baik

Cijantung/Kibing

Ciliwung

Cibinong

2.00

Baik

Cikaret

Ciliwung

Cibinong

29.50

Baik

Ciburial

Ciliwung

Cisarua

0.75

Baik

Telaga Warna

Ciliwung

Cisarua

1.50

Baik

Ciliwung

Cisarua

5.80

Baik

10 Cisaat

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama situ
Lengkong Barang
Jati/Lebak Wangi
Iwul
Sela Benda
Jampang
Kemang
Kemuning
Cimanggis
Cibeureum
Kandang Babi
Nanggerang
Tonjong
Curug /Mas Yono

Lokasi
DAS
Kecamatan
Pesanggrahan
Parung
Pesanggrahan
Parung
Pesanggrahan
Parung
Pesanggrahan
Kemang
Pesanggrahan
Kemang
Pesanggrahan
Kemang
Pesanggrahan
Bojong Gede
Pesanggrahan
Bojong Gede
Pesanggrahan
Bojong Gede
Pesanggrahan
Bojong Gede
Pesanggrahan
Tajurhalang
Pesanggrahan
Tajurhalang
Pesanggrahan Gunung Sindur

Luas
(Ha)
8.00
4.00
8.00
2.00
18.00
29.44
21.00
2.00
2.50
1.50
2.00
14.44
4.00

Kondisi
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Rusak Berat
Rusak Berat
Baik
Sedang

LANDUSE CILIWUNG-ANGKE PESANGGRAHAN


DI WILAYAH TENGAH

a
b c

j
i

h g
e

Wilayah Tengah
Tengah

DAS
Angke
Ciliwung

1 : DAS Ciliwung
2 : DAS Angke Pesanggrahan

Perkembangan lahan terbangun


permukiman berkembang dominan di
sepanjang Sungai Ciliwung yang
sejajar dengan Rel Kereta Api
Commuter Jabodetabek.
Selain itu juga berkembang di sekitar
Cikaret yang merupakan pemusatan
jasa perdagangan dan pusat
pemerintahan.
DAS Angke dan Ciliwung di wilayah
tengah memiliki tingkat okupansi
lahan terbangun sekitar 40% dengan
potensi runoff mencapai lebih dari
900.000 m3/hari

Luas
Lahan Terbangun Persentase Potensi Run Off
7.095,83
2.812,65
39,64%
1.100.784,69
5.617,14
2.451,85
43,65%
925.471,95

GAMBARAN DAS CILIWUNG DI WILAYAH HULU


Kondisi morfologi berada pada ketinggian 400-300 mdpl.
Dialiri oleh dua sungai Utama yaitu S. Ciliwung dan S. Ciesek
Sebelah selatan di dominasi oleh Kawasan Hutan berupa Hutan
Produksi dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Merupakan daerah wisata Puncak yang berorientasi pada
kegiatan wisata alam.

Hutan Produksi
CIAWI

Memiliki Luas mencapai 15.148 Ha dengan perincian


1.959 Ha (12,94%) lahan terbangun; sekitar 8.000 Ha
berupa kawasan Hutan (Taman Nasional dan Hutan
Produksi)

CIPAYUNG
CISARUA

Kegiatan lahan terbangun di dominasi di sepanjang


Jalan Raya Puncak dengan pemusatan aktivitas di
Ciawi, Cipayung, dan Cisarua
Kondisi saat ini diperkirakan jumlah potensi runoff yang
terjadi di DAS Ciliwung Hulu mencapai lebih dari 1 juta
meter kubik perhari

Taman Nasional

PERMASALAHAN MENDASAR DAS CILIWUNG ANGKE


Besarnya Air Limpasan yang diakibatkan oleh tingkat
peresapan yang semakin terbatas dan kapasitas
penangkapan air permukaan (yang ditangkap oleh Situ)
yang semakin berkurang akibat peningkatan aktivitas
permukiman
Pemanfaatan air limpasan yang terbatas terkait kualitas
air sungai yang semakin buruk.
CILIWUNG HULU

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alih fungsi Lahan


Perambahan Areal Perkebunan Besar dan Tanah Negara
Lahan Kritis : Luas = 11.824 Ha
Erosi dan Run off
Tutupan Bangunan
Sektor Informal

CILIWUNG-ANGKE TENGAH

1. Permukiman Tidak teratur


2. Penurunan Fungsi Setu/Lake
3. Sistem Drainase

REHABILITASI LAHAN KRITIS


Rehabilitasi lahan kritis di upayakan
melalui gerakan penghijauan lahan
diantaranya adalah kebun percobaan
untuk model rehabilitasi ekosistem
pada lahan seluas 12 Ha di atas lahan
eks HGU Buana Estate blok S.
Cipendawa (2002)

PENANGANAN SITU
Kewenangan Situ yang ada di wilayah Kabupaten Bogor seluruhnya dikelola di
Tingkat Provinsi Jawa Barat karena meurpakan bagian dari aliran sungai lintasi
Upaya Penanganan Situ terbatas pada:
Perbaikan Bangunan Bendung dan saluran inlet maupun outlet
Pemeliharaan dan Perkuatan Tanggul
Normalisasi Situ tidak menjadi kewenangan Kabupaten Bogor
Penanganan Situ Kibing oleh BBWS
Normalisasi Setu
Rehabilitasi Situ
Penanganan situ membutuhkan biaya yang besar walaupun fungsi yang ada pada
situ cukup dominan dalam mengatasi banjir

Sejak tahun 2005 Pemerintah Kabupaten Bogor belum pernah


melaksanakan rehabilitasi situ berupa pekerjaan pengerukan
Pekerjaan pengerukan situ pernah dilakukan adalah
pengerukan Situ Cigudeg (DAS Cidurian) pada tahun 2004,
pengerukan Situ Cijantungeun Girang dan Situ Singa Bangsa
(DAS Cidurian) pada tahun 2005

PENERTIBAN BANGUNAN
TANPA IZIN

Megamendung

Tugu Utara

Tugu Selatan

Penertiban bangunan tanpa izin dilakukan di daerah Ciliwung Hulu pada tahun
2013 yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi resapan yang menurun akibat
penambahan tutupan bangunan
Target penertiban: bangunan tanpa izin diatas tanah negara/lahan garapan.
Lokasi pembongkaran dilakukan di 3 desa (Tugu Utara, Tugu Selatan dan
Megamendung) di 2 Kecamatan (Cisarua dan Megamendung)
Penertiban dilakukan terhadap 191 bangunan dengan rata-rata tutupan
bangunan berkisar antara 100-200 m2 yang berada di aliran sungai Ciliwung
(Cisarua) dan Ciesek (Megamendung)
Upaya lanjutan akan dilakukan rehabilitasi lahan dengan penghijauan dengan
proyeksi peningkatan resapan mencapai 1.528 m3 atau sekitar 18.336 m3/hari
hujan
Anggaran berasal dari bantuan keuangan DKI Jakarta tahun 2013

PENGEMBANGAN
BIORETENSI DAN
BIOPORI

Bioretensi dan Biopori merupakan teknologi aplikatif yang berfungsi menangkap aliran air
agar dapat meresap kedalam permukaan tanah semaksimal mungkin. Bioretensi memiliki
kapasitas dimensi 1 m2 dengan kedalaman sekitar 3 meter sedangkan biopori memiliki
dimensi 100 cm2 dengan kedalaman sekitar 1 meter.
Bioretensi memiliki kemampuan menangkap air sebesar 3 m3 sedangkan biopori
menangkap sekitar 0,01 m3 walaupun memiliki tingkat penangkapan kecil teknologi ini
mampu mendorong peresapan air lebih cepat dan mudah dilakukan sehingga jika didorong
dengan jumlah besar akan memberikan dampak peresapan yang semakin tinggi.
Pada tahun 2014 sedang dilaksanakan pembangunan 1000 bioretensi dan 10.000 biopori di
wilayah Ciliwung Hulu yang tersebar di 4 Kecamatan dengan total anggaran Rp. 3,5 milyar
yang bersumber pada bantuan prov DKI
Upaya ini diperkirakan mampu menangkap air 3.100 m3, pengembangan ini terus dilakukan
melalui ketentuan pembangunan bangunan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk
membudayakan pengembangan Bioretensi dan Biopori.

PENANAMAN 10.000
POHON
DI SEPANJANG
DAS CILIWUNG HULU
Lokasi penanaman pohon :
Kp. Cijulang RT 3/RW 5 Desa Kopo
Kecamatan Cisarua
Blok Sirimpak dan Blok Kalimorot Desa
Megamendung Kecamatan Megamendung
Kampung Peundeuy Lebak RT 6/RW 6
Desa Pandansari Kecamatan Ciawi
Kampung Cinapeu RT 1,2, dan 3/RW 1
Desa Cibanon Kecamatan Sukaraja
Pembiayaan : Rp 414.520.000,- berasal
dari bantuan keuangan DKI Jakarta
Kegiatan dilaksanakan tahun 2014

REKAPITULSI KEGIATAN DIBIAYAI BANTUAN KEUANGAN DKI TAHUN 2010 - 2012

Tahun
2010

Nilai Bantuan
(Rupiah)
3,000,000,000

Kegiatan
1

Pembuatan tembok Penahan Tebing (Turap)


Sungai Ciliwung
Pembuatan Tembok Penahan Tebing
(Turap)Kali Pesanggrahan

Desa Tugu Utara, Kecamatan


Cisarua
Desa Cileubut Barat,
Kecamatan Sukaraja

Pembuatan Tembok Kali Barudan Saluran


Induk Ciliwung Katulampa

Kelurahan Cirimekar dan


Kelurahan Pabuaran,
Kecamatan Cibinong.

Pembuatan Dinding Penahan Tebing Saluran


Induk Ciliwung Katulampa (Kali Baru),

Desa Cijujung, Kecamatan


Sukaraja Kabupaten Bogor

Pembangunan Fasilitas Chilling Room di


Rumah Pemotongan Unggas Skala Kecil
Cibinong dan Rumah Pemotongan Unggas
Skala Kecil Ciseeng

Kecamtan Cibinong dan


Kecamatan Ciseeng

1
2

Rehabilitasi Saluran Sekunder Cikumpa


Pembuatan Tembok Penahan Tanggul Situ
Cikaret
Pembuatan Sumur Resapan di

Kecamatan Cibinong
Kecamatan Cibinong

2011

2012

5,000,000,000

4,100,000,000

Lokasi

Kecamatan Cibinong,
Kecamatan Ciawi, Kecamatan
Megamendung dan Kecamatan
Cisarua

REKAPITULSI KEGIATAN DIBIAYAI BANTUAN KEUANGAN DKI TAHUN 2013

(1) PEMULIHAN LINGKUNGAN FISIK


EKS BONGKARAN VILLA
DI DAS CILIWUNG HULU

Land Clearing, meliputi pembongkaran sisa bangunan yang masih tegak dan
membersihkan sisa puing-puing bangunan sehingga lahan sudah siap untuk ditanam
Penanaman pohon, meliputi penanaman pohon disertai pengawasan dan
pemeliharaannya sampai akhir tahun, dimana tanaman diharapkan sudah kokoh
tegakannya
Perkiraan biaya : Rp. 3.799.300.000,-

(2) PEMBEBASAN LAHAN UNTUK SODETAN


SITU CIKARET DAN SITU KABANTENAN
Latar Belakang :
Sedang diranang MoU dan MoA serahkelola situ difasilitasi oleh BKSP
Jabodetabekjur antara Pemerintah Pusat (Kemen PU), Pemprov DKI Jakarta,
Pemprov Jawa Barat, Pemkab Bogor, Pemkot Bogor dan Pemkot Depok
Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) sudah mempersiapkan
Detail Engineering Design Sodetan/kanalisasi Situ Kebantenan-Cikaret, dengan
perkiraan akan menambah daya tampung kurang lebih 160.000 m3 .
Rencana Pekerjaan :
Pembuatan sodetan sepanjang 800 m dengan lebar 100 m dan pengerukan situ
Manfaat :
Meretensi debit yang akan masuk ke Sungai Ciliwung dan dapat digunakan untuk
jalur (track) olahraga dayung
Perkiraan Kebutuhan Dana :
80.000 m2 x Rp.300.000,- = Rp. 24.000.000.000,-

GAMBARAN LOKASI SITU CIKARET DAN SITU KABANTENAN

SITU CIKARET
Koordinat : 062817.34, 1065023.18

GAMBARAN LOKASI SITU CIKARET DAN SITU KABANTENAN

SITU KABANTENAN
Koordinat :
062909.98, 1065009.36

GAMBARAN RENCANA
SODETAN SITU CIKARET DAN
SITU KABANTENAN

(3) PENANAMAN POHON DI SEPANJANG SEMPADAN SUNGAI,


WADUK DAN SITU DI DALAM DAS CILIWUNG,
Perkiraan dana : Rp.500.000.000,(4) PEMBANGUNAN 500 SUMUR RESAPAN DI DI SEPANJANG
SEMPADAN SUNGAI, WADUK DAN SITU DI DALAM DAS
CILIWUNG
(Tindak lanjut MoU Pembangunan Waduk Ciawi dan Pembangunan Sumur
Resapan yang sedang dirancang dengan difasilitasi oleh BKSP Jabodetabekjur)

Perkiraan dana : Rp.1.000.000.000,(5) PEMBANGUNAN SEPTIC TANK KOMUNAL DI PERMUKIMAN


YANG BERADA DI DAS CILIWUNG
Perkiraan dana : Rp.250.000.000,-

(6) RENCANA WADUK CIPAYUNG


DAN SUKAMAHI

Rencana
Bendungan Ciawi
(desain
terdahulu)

Rencana
Bendungan Ciawi
(Rencana 2013)
Rencana Bendungan
Sukamahi (Rencana
2013)

Rencana Kegiatan dan Pendanaan


(berdasarkan Hasil pertemuan Gub Jabar,
Gub. DKI Jakarta, Dirjen SDA Kemen PU di
Katulampa Bogor 20 Januari 2014) :
1. Pembebasan lahan, sumber pendanaan
dari Provinsi DKI Jakarta
2. Pembangunan fisik, sumber pendanaan
dari Kementerian Pekerjaan Umum
3. Pelaksanaan Pembebasan oleh Pemerintah
Kabupaten Bogor

RENCANA PEMBANGUNAN WADUK DALAM


RTRW DAN RPJMD KABUPATEN BOGOR
RTRW Kabupaten Bogor
Pasal 49 Perda 19 Tahun 2008 tentang RTRW Kabupaten Bogor 2005-2025
Rencana pengelolaan kawasan strategis Puncak sebagaimana dimaksud
diarahkan untuk terselengaranya keseimbangan ekologi sebagai kawasan
resapan air dan pengendali banjir, meliputi :
a. Kecamatan Cisarua;
b. Kecamatan Megamendung; dan
c. sebagian wilayah Kecamatan Ciawi.
RPJMD Kabupaten Bogor
Misi ketiga : Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur
wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan
Sasaran : Meningkatnya infrastruktur sumber daya air, waduk dan irigasi untuk
mendukung terpeliharnya hutan konservasi, kawasan lindung, pengendalian dan
pendayagunaan sumber daya air
Strategi : Meningkatkan pemeliharaan infrastruktur sumber daya air dan irigasi
Kebijakan : Pengembangan infrastruktur sumberdaya air, konservasi sumberdaya air,
pendayagunaan sumberdaya air, pengendalian banjir dan daya rusak air serta
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya air/irigasi secara
partisipatif (PPSIP)

RENCANA DAM PENGENDALI BANJIR


(Cipayung dan Sukamahi)

Sumber: Hasil Perhitungan diatas Peta SIG RTRW Kabupaten Bogor

Cipayung Girang

Cipayung

Kopo

Gadog

Sukakarya

Sukamaju
Sukamahi

Jl. Gadog-Pasirangin

Jl. Raya Puncak (Ciawi Puncak)

BENDUNG SUKAMAHI:
- Akses masuk direncanakan
melalui ruas jalan GadogCikopo Selatan
- Jarak rencana akses masuk
sekitar 250 meter
- Akses masuk berada sekitar 3
km dari simpang gadog

Tol Jagorawi

Simpang Gunung Geulis


(Jembatan Ciliwung)
Simpang Ciawi

BENDUNG CIPAYUNG:
- Akses masuk direncanakan
melalui Jalan Raya Puncak.
- Jarak rencana akses masuk
sekitar 300 meter
- Akses masuk berada sekitar
1,5 km dari jemb. Ciliwung
atau sekitar 2,5 km dari
simpang gadog

Simpang Gadog

Bendung Cipayung

Jl. Gadog-Cikopo Selatan

Jl. Raya Ciawi

Bendung Sukamahi

Bendung Cipayung:

LK diluar lindung : 53,24 Ha


LK didalam lindung: 5,85 Ha
PB diluar lindung: 0,06 Ha
PB di dalam lindung: 3,53 Ha
PD1 : 1,22 Ha
PD2 : 28,19 Ha
Pp2 : 8,61 Ha
Pp3 : 0,02 Ha

Bendung Sukamahi:
LK didalam lindung: 25,93Ha
PB di dalam lindung : 2,75Ha
Pp3 : 4,59 Ha

KONDISI WILAYAH CALON LOKASI WADUK

HAL-HAL YANG PERLU MENDAPATKAN PERHATIAN TERKAIT


PEMBANGUNAN WADUK CIPAYUNG DAN SUKAMAHI
Belum ada proses penetapan lokasi dan penyusunan AMDAL
Kendala waktu dan aspek sosial lain (misalnya harga) dalam proses pembebasan lahan
Harus sudah mulai ada sosialisasi secara resmi dari pemerintah terkait tentang
pembangunan waduk/bendungan ini agar masyarakat mendapakan kepastian
Pada dasarnya warga di desa-desa tersebut tidak berkeberatan akan adanya pembangunan
waduk/bendungan di wilayah tempat tinggal mereka dan warga pun bersedia untuk
meninggalkan tempat mereka tinggal dengan konsekuensi mereka mendapatkan ganti rugi
yang pantas dan direlokasi ke tempat yang layak
Belum jelas mekanisme keterlibatan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor terkait
perencanaan, penetapan lokasi, pembebasan lahan, pelaksanaan pembangunan dan
pemanfaatan waduk yang akan dibangun sehingga menyulitkan instansi teknis di Pemda
Bogor untuk melakukan langkah yang diperlukan.
Untuk itu diperlukan percepatan penyusunan MoU dan MoA yang melibatkan 4 unsur
pemerintahan yaitu Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum/Dirjen
SDA, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah
Kabupaten Bogor.

..... Lanjutan

HAL-HAL YANG PERLU MENDAPATKAN PERHATIAN TERKAIT


PEMBANGUNAN WADUK CIPAYUNG DAN SUKAMAHI
Pembangunan waduk/bendungan ini termasuk ke dalam objek kepentingan
umum berdasarkan UU No. 2 Tahun 2012. Ada 4 tahapan yang harus ditempuh
yaitu proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyerahan hasil.
Terkait penetapan lokasi, masih belum jelas siapa yang akan menetapkan,
karena dana yang digunakan menggunakan anggaran Provinsi DKI Jakarta dan
Pemerintah Pusat
Terkait pembebasan lahan juga masih belum jelas siapa saja yang akan
terlibat
Perlu disepakati pihak yang akan menerima aset pembebasan lahan
Dalam hal pemanfaatan diharapkan warga ikut terlibat sehingga dampak
pembangunan waduk dapat memberikan manfaat kepada warga sekitar.

Anda mungkin juga menyukai