Anda di halaman 1dari 25

Teori Akuntansi | 1

BAB 17
TREN AKUNTANSI

A. PENGANTAR
Akuntansi sebagai ilmu terus beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi
di mana ia berada sehingga pengembangan sosial ekonomi juga memengaruhi
perkembangan ilmu akuntansi itu sendiri. Teori akuntansi merupakan guidance
yang mengarahkan perkembangan itu sendiri sehingga tetap berada pada kerangka
teoritis yang sudah disepakati, kendatipun dengan terjadinya revolusi ilmu
pengetahuan seperti yang digambarkan oleh Khun maupun Popper bisa saja
muncul perkembangan yang sama sekali keluar dari kerangka teori yang sudah
menjadi konvensi. Makanya diperlukan reformasi Teori Akuntansi sehingga tidak
seperti saat ini mandek.
Dalam bab ini kita akan membahas beberapa tren dalam akuntansi yang
merupakan arah yang kemungkinan akan dituju oleh ilmu akuntansi atau bisa saja
tidak sampai mencapainya. Namu tren hanya menunjukan kecenderungan yang
dilihat saat ini. Kenyataannya akan terbukti kemudian. Tugas akademisi dan
profesional adalah untuk bermimpi, melihat, menganalisis, dan ikut
mengembangkan tren itu sehingga menjadi konvensi dan menambah manfaat
ilmu itu membantu masyarakat secara luas.

B. TREN AKUNTANSI
Adolf J.H. Enthoven (1995) dalam accounting Reasarch Monograph NO. 5
dengan judul Mega Accountancy Trends berdasarkan Mega trends 2000
1. Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan produktifitas
2. Perlunya keterpaduan akuntansi denan bidang dan disiplin lainnya
3. Perlunya mengidentifikasi , mengukur, dan melaporkan informasi yang lebih
relevan
Kualitas relevan sudah menjadi ciri akuntansi, namun smpai saat ini kualitas ini
belum dapat dinilai tercapai.
Teori Akuntansi | 2

Kemudian untuk mengantisipasi tren tersebut diatas, Enthoven menganjurkan
penyempurnaan infrastruktur akuntansi agar bisa memenuhi tuntutan tren itu.
1. Penyempurnaan sistem pendidikan, pelatihan, dan riset dalam bidang akuntasi
2. Struktur dan persyaratan sosio ekonomi dan budaya.
3. Pernyataan legal, status, dan persyaratan lainnya dalam profesi akuntan,
4. Praktik profesi dan kelembagaan akuntansi
Tren yang dibuat Enthoven ini beranjak dari megatrend-nya naisbitt yaitu :
1. Dunia akan bergerak dari ekonomi nasional ke ekonomi global
2. Dasar pemikiran orang akan beralih dari skup jangka pendek k skup jangka
panjang
3. Ciri masyarakat kita akan beralih dari masyarakat industri ke masyarakat
informasi.
4. Struktur orgaisasi akan berubah dari yang bersifa hirarki dengan inti
kekuasaan ke struktur organisasi yang bersifat jaringan atau networking,
kekuasaan sudah tidak dikedepankan lagi.
5. Pilihan semakin banyak sehingga masyarakat beralih dari 2 pilihan ke pilihan
yang banyak.
6. Pertumbuhan ekonomi akan beralih dari dunia bagian utara ke bagian selatan.
7. Keterlibatan polotik masyarakat akan beralih dari demokrasi perwakilan ke
demokrasi partisipasi.
8. Dari bantuan institusi ke mandiri.
9. Kemajuan teknologi akan beralih dari teknologi keras ke lunak.
10. Kekuasaan akan beralih dari sentralisasi ke desentralisasi.

Kesepuluh shift inilah yang dijadikan dasar oleh enthoven untuk
memprediksi pengaruh tren itu kedalam profesi dan bidang ilmu akuntansi.
Hubungan antara tren itu dengan mengatren akuntansi dapat dilihat pada
gambar di atas.
Dari kejadian ini dapat kita tarik garis atau benang merah bahwa tren atau
kecenderungan ke arah mana akuntansi menuju sesuai dengan perkembangan
tuntutan masyarakat adalah menuju sesuatu siafat yang lebih bernuansa sosial,
etis, lebih relevan, dan bertanggung jawab.
Teori Akuntansi | 3

Lee parker maupun profesi akuntan australia dari konferensi internasional
yang dilakukannya pada tahun 1994 menunjukan arah ke akuntansi yang
semakinbertanggung jawab. Masyarakat pada dasarnya menginginkan
akuntansi yang memberikan informasi yang adil dan benar yang hakikatnya
adalah pertanggungjawaban. Dari fenomena ini dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan ilmu akuntansi harus searah dengan tuntutan masyarakat itu.
Berbagai skandal korporasi yang melibatkan akuntansi belakangan
inisemua kian menuntut akuntan yang bertanggungjawab.
Bagaimana profesiakuntan menyikapi tren itu? Dan bagaimana kita di
tanah air? Siapa yang harus bertanggung jawab untuk menjadi pionir? Semua
pertanyaan itu berpulang ke pada mereka yang terlibat menjalankan
rodaorgansasi proesi dan organisasi lainnya yang terkait
Megatrens 2010
Baru-baru ini keluar buku megatrens 2010 yang ditulis oeh patrice
abburden (2005). Beliau mengemukakan paling tidak ada 7 kecenderungan
bisnis yang tentu nantina akan mempengaruhi profesi akuntansi. Dan teori
akuntansi. ketujuh megatrens adalah :
1. Kekuatan spiritualitas (the power of spirituality)
2. Munculnya kapitalisme yang sadar ( the down of the conscius capitalsm)
3. Pemimpin lahir dari level tengah (leading from the middle)
4. Bisnis spiritualisme ( spirituality in business)
5. Konsumen berbasis nilai (the value-driven consumer)
6. Gelombang solusi kesadara ( the wave of the conscious solutions)
7. Bomnya investasi pada perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial (
the socially responsible investment boom )
Dari ketujuh megatrens ini baru trens nomor 7 yang mulai ditanggapi oleh
profesi akuntansi. dalam teori dan standar akuntansi belum memberikan
pedoman yang tetap. Megatren lainnya sama sekali belum terlihat arah dan
petunjuk untuk mempengaruhinya. Misalnya bagaimana peran akuntansi
mengukur, mencatat atau melaporkan aspek nilai-nilai, spiritualisme, dan
sebagainya. Entah nanti akuntansi syariah bisa membelikan alternatif.
Penelitian bidang ini tentu sangat dibutuhkan untuk pengembangan teori
Teori Akuntansi | 4

akuntansi sehingga profesi ini tidak ditinggal jauh dan bahkan bisa menjadi
dinosaurus.


C. Beberapa Topik Baru dalam Akuntansi
Perkemmbangan terakhir yang masih terus menjadi bahan riset dan
pengembangan bidng akuntansi yang menjadi tren diantaranya adalah :
1. Akuntansi Internasional atau akuntansi Global;
2. Akuntansi Islam;
3. Akuntansi Sumber Daya Manusia;
4. Triple Entry accounting system;
5. Employee Reporting;
6. Value Added Reporting;
7. Akuntansi perilaku;
8. Multidiciplines Paradigm;
9. Akuntansi dan Pembangunan berkelanjutan;
10. Kegiatan Efficient MarketHypothesis (EMH)
11. Krisis akuntansi
Topik tiga pertama sudah disinggung di beberapa bab sebelumnya dan dalam bab
ini kita akan membahas poin 4 dan seterusnya
1. Triple Entry System
Kalau dahulu kita mengenal single Entry, double Entry maka sekarang
kita mengenal triple entry. Dalam sistem ini transaksi dicatatdalam tiga
dimensi. Model ini adalah pegembangan dari double entry bookkeeping
system. Dalam model ini bukan saja transaksi yang mempengaruhi pos-pos
pada posisi aktiva dan pasivayang dilaporkan, tetapi juga force atau power
yang menyebabkanya sehingga laporan neraca misalnya menyajikan wealth =
capital = force. Triple entrymemiliki force account yang mencatat beberapa
faktor antara lain perubahan harga, perubahan jumlah atau perubahan
volumeterhadap arus hasil dan biaya. Misalnya jika harga suatu barang naik
maka akan dibuat perkiraan force. Demikian juga kalau terjadi perubahan
volume dan jumlah. Informasi yang dilakukan dalam melalui model ini
Teori Akuntansi | 5

disebut force statement. Wealth statement maleporkan kekayaan perusahaan
(A-L) sedangkan capitalstatement melaporkan komposisi dan perubahan
modal dimana informasi laba rugi dimasukan di dalamnya. Sementara
itu,force statement memuat informasi perubahan kekayaan juga, tetapi yang
dipengaruhi oleh kenaikan atau penurunan laba saja. Force statement ini akan
didampingi oleh laporan variance analysis yang merinci komponen fixed dan
variabel.
Model ini sebenarnya merupakan upaya untuk menambah informasi
kepada pembaca khususnya pihak manajemen dan para pengambil keputusan
yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan. Triple entry
sistem ini juga menjelaskan marhin variance, volume variance, dan efficiency
variance. Ketiga metode ini akan menghasilkan angka yang sama. Bisa juga
mencatat aspek nilai daya beli yang dicatat sehingga pembaca mendapatkan
informasi tentang daya beli atau dampak inflasi terhadap perusahaan.
Dalam studies in accounting research yang ditulis Yuli Ijiri yang
disponsori AAA menyatakan bahwa kalau double entry itu berdimensi dua
maka triple entry ini berdimensi tiga jadi sebenarnya merupakan
penyempurnaan dari sistem double entry. Bagi yang berniat mendalami ini
dapat dibaca studies in accounting research No 18 yang ditulis Yuli Ijiri
(1982).
2. Employee Reporting
Semakin besarnya kekuatan menawar seriakt pekerja di barat, khususnya
di Eropa menimbulkan fenomena baru dalam tuntutan akan laporan keuangan
yang dapat menggambarkan informasi yang dibutuhkan oleh kaum pekerja.
Pegawai selaku salah satu dari stakeholders juga berhak akan informasi
keuangan. Informasi keuangan seperti inilah yang disebut Employee
Reporting. Employee Reporting merupakan bentuk laporan keuangan yang
memuat informasi yang relevan bagi karyawan atau serikat pekerja. Employee
Reporting sangat berkembang di USA dan Eropa pada khususnya. Bahkan
telah diterapkan di beberapa negara seperti anggota Organization of Economic
Cooperationand Development (OECD) seperti USA, Canada, Prancis,
Denmark< Norwegia, Swedia, dan United Kingdom (Belkaoui, 1995).
Beberapa hal yang mendesak dan mendorong perlunya Employee
Reporting ini adalah (Purdy dalam Belkaoui, 1985):
Teori Akuntansi | 6

a. Tekanan semakin besar akan perlunya full disclosure;
b. Praktik dan masalah yang berkaitan dengan hubungan perburuhan;
c. Munculnya perdebatan tentang demokratisasi perusahaan;
d. Perkembangn di negara lain akan perlunya informasi dimaksud.
Disamping tentunya semakin kuatnya organisasi pekerja di planet ini.
Keharusan perusahan memasukan informasi yang dibutuhkan karyawan dan
serikat pekerja telah diatur oleh berbagai negara, seperti di Jerman, 1972,
Prancis, 1979, Swedia, USA, dan Kanada.
Beberapa informasi penting yang diminta dilaporkan dalam Employee
Reporting ini adalah:
- Jumlah pegawai;
- Lokasi tempat kerja;
- Umur karyawan;
- Jam kerja;
- Biaya tenaga kerja;
- Program pensiun;
- Program jaminan sosial, kecelakaan kerja, kesehatan, hari tua;
- Pelatihan dan pendidikan atau adanya career path;
- Pengakuan terhadap serikat pekerja;
- Daftar karyawan berdasarkan agama, suku, bangsa, kelamin;
- Dan sebagainya.
Bagi karyawan hal ini sangat penting untuk mengetahui hak-haknya,
iklim atau atmosfir yang terjadi dalam perusahaan, jaminan sosial yang dapat
dinikmatinya, pengembangan karir, dan sebagainya. Sedangkan bagi
pemerintah hal ini dapat digunakan untuk mengetahui sampai dimana
perusahaan menyesuaikan diri dengan peraturan dan hukum yang berlaku. Bagi
investor, informasi ini penting untuk mengetahui resiko yang mungkin timbul
dalam perusahaan yang disebabkan kemungkinan tindakan karyawan.
Informasi pada karyawan ini bisa disampaikan melalui laporan
keuangan, majalah, media lain, newsletter maupun dalam bentuk surat, pidato,
konferensi pers, upacara, atau memorandum internal lainnya.
Teori Akuntansi | 7

Dari suatu survei laporan keuangan kepada karyawan sejak tahun 1919
sampai 1979 diketahui beberapa alasan pelaporan sebagi berikut (Lewis,et. al
1984).
a. Menyampaikan perubahan.
b. Menyajikan propaganda manajemen.
c. Mempromosikan kepentingan memahami masalah dan prestasi perusahaan.
d. Menyampaikan keputusan manajemen.
e. Menyampaikan hubungan antara karyawan, manajemen, dan pemegang
saham.
f. Menjelaskan tujuan perusahaan.
g. Mendorong partisipasi karyawan yang lebih besar.
h. Merespon tekanan legislatif atau serikat pekerja.
i. Membangun image perusahaan
j. Memenuhi ketentuan UU tentang pengungkapan informasi yang dibutuhkan
karyawan.
k. Merespons kekhawatiran manajemen terhadap berbagai tuntutan pegawai,
maupun persaingan.
l. Menunjukan perhatian besar terhadap karyawan.

3. Value Added Reporting
Value Added Reporting (VAR) atau Laporan Pertambahan Nilai barkaitan
juga dengan Human Resources Accounting dan Employee Reporting terutama
dalam hal informasi yang disajikannya. Value Added Reporting ini masih
belum diwajibkan sebagai laporan utama di berbagai negara, jadi masih dalam
tahap wacana akademik. Value Added Reporting ini sebenarnya menutupi
kekurangan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan utama, Neraca,
Laba Rugi, dan Arus Kas. Karena semua laporan ini gagal memberikan
informasi:
a. Total produktivitas dari perusahaan;
b. Share dari setiap stakeholder atau anggota tim yang ikut dalam proses
manajemen yaitu: pemegang saham, kreditor, pegawai, dan pemarintah
(Balkaoui, 1995).

Teori Akuntansi | 8

VAR berusaha untuk mengisi kekurangan ini ditambah dengan memberikan
informasi tentang kompensasi yang diberikan kepada pegawai yang dapat
digunakan baik oleh pegawai maupun mereka yang berkepentingan lainnya
terhadap informasi kegiatan SDM dan prestasi perusahaan.
Kalau laporan keuangan konvensional menekankan informasinya pada laba
maka VAR menekankan pada upaya meng-generate kekayaan atau nilai
tambah. Karena laba biasanya hanya menggambarkan hak atau kepentingan
pemegang saham saja bukan seluruh tim yang ikut terlibat dalam kegiatan
perusahaan. Value added adalah kenaikan nilai kekayaan yang di generate atau
dihasilkan dengan penggunaan aset produktif dari seluruh sumber-sumber
kekayaan perusahaan oleh seluruh tim yang ada termasuk pemilik modal,
karyawan, kreditor, dan pemerintah. Sebenarnya konsep dasar dari VAR ini
sudah dikenal dalam ilmu ekonomi terutama dalam perhitungan Pendapatan
Nasional. Namun, perlu diingat bahwa Value added tidak sama dengan laba.
Laba menunjukan pendapatan bagi pemilik saham sedangkan pertambahan nilai
mengukur kenaikan kekayaan bagi seluruh stakeholders. Laporan Pertambahan
Nilai jangan lupa disamakan dengan Pajak Pertambahan Nilai.
Kesadaran akan pentingnya VAR ini sejalan dengan peralihan penekanan
tujuan manajemen dari pertama-tama memaksimalkan profit kepada pemilik
modal, ke memaksimalkan nilai tambah kepada stakeholders. Masyarakat yang
semakin menyadari pentingnya keadilan sosial juga merupakan salah satu
penyebab munculnya Var ini. Karena dianggap lebih adil dan lebih demokratis
jika diberikan nilai tambah. Sehingga hubungan antara masing-masing pihak
yang bekerja sama dalam satu tim lebih harmonis karena masing-masing nilai
tambah yang diberikannya diukur. Indikator atau informasi ini tentu akan bisa
digunakan untuk melakukan pembagian hasil yang lebih adil. Dalam konsep
ekonomi islam tampaknya konsep VAR ini lebih sesuai karena konsep bisnis
dalam islam didasarkan pada kerjasama (musyarakah atau mudharabah) yang
adil, transparan, dan saling menguntungkan bukan salah satu mengeksploitasi
yang lain.
Sebenarnya di US dan Eropa konsep value added (VA) ini pun sudah
dikenal khususnya dalam perpajakan. Konsep VA ini semakin populer pada
tahun 1970 sejak keluarnya Corporate Report yang merupakan hasil kajian
Accounting standards Steering Comitte (sekarang namanya Accounting
Standard Committe) pada bulan Agustus 1977. Pada survei yang dilakukan
Teori Akuntansi | 9

untuk nilai ini, pada tahun 1980 lebih 20% perusahaan terbesar di UK sudah
mebuat laporan Pertambahan Nilai. Perkembangan ini didorong oleh desakan
dari serikat buruh yang dikenal sangat kuat di Eropa. Bahkan sekarang dikenal
VAIPS atau Value Added incentive payment Scheme dimana dasar pemberian
instensif didasarkan pada pertambahan nilai.
Isi Laporan Pertambahan Nilai
Sebenarnya Lporan Pertambahan Nilai ini adalah modifikasi dari
laporan Laba Rugi sehingga pada dasarnya dapat disusun dengan
menggunakan laporan laba rugi ini. Langkah yang diikuti dalam menyusun
laporan pertambahan nilai dari laporan laba rugi adalah (Belkaoui, 1995):
Langkah 1:
Disini dihitung Laba Ditahan yang didapat dari Hasil Penjualan dikurangi
Biaya, Pajak, Dividen atau:
Penerimaan Penjualan
Rp....................
Dikurangi:
Pemelian Barang dan Jasa Rp..........................
Penyusunan Rp..........................
Biaya Karyawan Rp..........................
Biaya Bunga Rp..........................
Dividen Rp..........................
Pajak Rp..........................
Total Pengurangan
Rp....................
Laba Ditahan
Rp....................
Langkah 2:
Laporan Pertambahan Nilai dapat disusun dari data diatas dengan format
sebagai berikut:
Teori Akuntansi | 10

Penerimaan Penjualan Rp.............................
Dikurangi: Pembelian Barang dan Jasa Rp.............................
Pertambahan nilai kotor Rp.............................
Pertambahan nilai ini dirinci sbb:
Penyusutan Rp.............................
Biaya Karyawan Rp.............................
Biaya bunga Rp.............................
Dividen Rp.............................
Pajak Rp.............................
Total Pertambahan Nilai Rp.............................
Berikut ini contoh Laporan Pertambahan Nilai yang di ambil dari data laporan
Laba Rugi.
PT. Sipangko Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang berakhir pada 2005
Penjualan Rp. 10.000.000
Dikurangi:
Bahan yang digunakan Rp. 1.000.000
Upah Tenaga Kerja Rp. 2.000.000
Biaya Jasa-Jasa Rp. 3.000.000
Biaya Bunga Rp. 600.000
Penyusutan Rp. 400.000
Total Biaya Rp. 7.000.000


Laba Sebelum pajak Rp. 3.000.000
Biaya Pajak 40% Rp. 1.200.000
Laba Setelah Pajak Rp. 1.800.000
Divide Rp. 500.000


Laba Ditahan Rp. 1.300.000
Teori Akuntansi | 11



PT. Sipangko Jaya
Laporan Pertambahan Nilai
Untuk Tahun yang berakhir pada 2005

Penjualan Rp. 10.000.000
Dikurangi:
Bahan yang digunakan Rp. 1.000.000
Biaya Jasa-Jasa Rp. 3.000.000
Penyusutan Rp. 400.000
Total Biaya Barang dan Jasa Rp. 4.400.000
Pertambahan Nilai yang bisa Ditahan
atau didistribusikan Rp. 5.600.000
jumlah ini dibagikan kepada:
Upah Tenaga Kerja Rp. 2.000.000
Biaya bunga Rp. 600.000
Biaya pajak 40% Rp. 1.200.000
Dividen Rp. 500.000
Laba Ditahan Rp. 1.300.000
Total Rp. 5.600.000
Beberapa keguanaa dari Value AddedReporting ini dapat disebut sebagai
berikut.
a. Konsep ini dinilai objektif sehingga di anggap sebagai informasi yang
absah sebagai dasar perhitungan reward.
b. Pertambahan nilai kotor merupakan informasi yang sangat berguna untuk
mengetahui angka reinvestasi (laba ditahan dan penyusutan).
c. Laporan ini dianggap dapat menjembatani kepentingan akuntansi dan
ekonomi dengan mengungkapkan jumlah kekayaan dalam pengukuran
pendapatan nasional.
Teori Akuntansi | 12

d. Pertambahan nilai bersih bisa menjadi dasar distribusi kekayaan bukan
pertambhan nilai kotor:
1) Pertambahan nilai bersih sangat cocok menjadi dasar perhitungan bonus
produktivitas tenaga kerja dengan memberikan penyisihan pada perubahan
modal.
2) Dengan mengurangkan biaya penyusutan akan menghindari double
counting yang bisa terjadi jika ada pertukaran aktiva antara dua
perusahaan.
3) Pertambahan nilai bersih sangat menguntungkan bagi konsep laba untuk
semua. Ini akan mendorong spiritteam atau sense of belonging pada
perusahaan. Masing masing pihak mengetahui kontribusinya dalam proses
peningkatan kekayaan perusahaan.
4) Mestinya remunerasi karyawan tidak hanya berasal dari gaji, tetapi juga
kenaikan kekayaan, ini konsep baru dalam dunia bisnis modern. Informasi
untuk kepentingan ini di-supply oleh Laporan Pertambahan Nilai.
5) Dapat menjadi media peramalan yang baik bagi peristiwa ekonomi yang
dapat mempengaruhi kesehatan perusahaan.
6) Sangat cocok untuk ekonom dalam perhitungan pendapatan nasional.
7) Daat menilai proporsi masing-masing terhadap nilai tambah sehingga
dapat mendorong keadilan.
Namun, disamping keunggulannya ada juga beberapa keterbatasan
Laporan Pertambhan Nilai ini, yaitu sebagai berikut.
a. Tidak semua pihak yang terlibat dalam menghasilkan pertambahan nilai
itu merasa senang bekerja sama dengan yang lain. Tidak jarang justru ada
konflik sehingga laporan ini justru bisa menimbulkan atau mempertajam
konflik.
b. Ada kemungkinan dengan adanya laporan pertambahan nilai dapat
menimbulkan kepalsuan pendapat seperti:
1) Kenaikan pertambahan nilai dianggap kenaikan laba;
Teori Akuntansi | 13

2) Kenaikan pertambahan nilai per unit dianggap otomatis bermanfaat bagi
pemegang saham;
3) Seolah dianggap bisa mengidentifikasi distribusi yang adil atas perubahan
pertambahan nilai;
4) Pertambahan nilai yang tinggi untuk tenaga kerja per unit dianggap
merupakan prestasi ekonomi yang baik;
5) Share tenaga kerja yang besar atas pertambahan nilai tidak berhak
mendapatkan gaji yang tinggi.

4. Akuntansi Perilaku
Aspek budaya dalam akuntansi disebut juga behavioralAccounting. Disini
diperhatikan berbagai budaya yang dapat mempengaruhi peran atau hasil dari
interaksi antara informasi akuntansi dengan perilaku kosumennya atau
penyajinya. Dengan perkataan lain, berkaitan dengan hubungan antara
perilaku manusia dan sistem akuntansi baik dalam bidang akuntansi keuangan,
auditing maupun akuntansi manajemen. Bahkan ini di anggap sebagai bidang
(cabang) akuntansi yang khusus (Siegel, Rmanauskas-Marconi, 1989). Bidang
akuntansi ini mulai dikembangkan pada awal tahun 1950-an. Pada tahun 1951
the Controllership Foundation of America mensponsori penelitian untuk
mengetahui pengaruh budgetterhadap manusia . Riset ini dilakukan oleh
Cornell University dengan di pimpipn oleh Chrys Argyris . penelitian ini telah
memberikan beberapa rekomendasi tentang beberapa perilaku yang muncul
dalam penerapan budget . Hasil riset ini muncul di Harvard Business Review
yang ditulis oleh Argyris dengan judul Human Problem With Budget . sejak
itiu maka banyak ahli menjadi pemerhati dan menjadi peneliti akuntansi
perilaku seperti Mayo , Maslow ,Mc Gregor , Likert .
Output informasi itu menyangkut manusia baik yang menyajikannya
maupun yang menggunakannya , maka diakui bahwa data akuntansi itu dapat
mempengaruhi perilaku manusia yang memiliki latar belakang yang berbeda-
Teori Akuntansi | 14

beda . oleh karena itu , tidak mungkin dipisahkan dari data informasi itu sendiri
dengan para pemakai atau penyajinya . Era globalisasi menimbulkan borderless
country sehingga tidak ada lagi hal-hal yang membatasi suatu negara dengan
negara lain dalam melakukan kegiatan bisnis maupun dalam hal pertukaran
kebudayaan .
Output akuntansi pun tidak hanya beredar di suatu negara dengan budaya
yang sama, tetapi meluas sampai ke beberapanegara dengan budaya yang
berbeda.
Dalam akuntansi perilaku ini yang menjadi sorotan adalah dampak dari
informasi akuntansi terhadap perilaku orang yang membaca atau
menyiapkannya. Juga melihat bagaimana reaksi manusia terhadap informasi
akuntansi yang diberikan. Dampak perilaku dari sistem pengawasan, dampak
sistem budget terhadap perilaku, dampak sistem responsibility accounting
terhadap perilaku, dampak sistem desentralisasi ataupun sentralisasi.
Pengambilan keputusan terhadap perilaku, dimensi perilaku dalam sistem
pengawasan internal, beberapa pola perilaku auditor, aspek perilaku dalam
proses pengambilan keputusan, faktor perilaku dalam capital budgeting, aspek
perilaku dalam kebutuhan pengungkapan, aspek perilaku dalam akuntansi
sumber daya alam manusia, dan sebagainya. Lebih simpel siegel,Ramanauskus,
dam Marconi(1989) membaginya atas tiga bagian besar berikut ini.
a. Pengaruh perilaku manusia terhadap desain,konstruksi,dan penggunaan
sistem akuntansi. Di sini akuntansi perilaku membahas sikap dan filosofi
manajemen yang dapat mempengaruhi sifat pengawasan akuntansi dan
fungsi organisasi. Misalnya apakah manajemen yang bersifat risk averse
akan memninta sistem pengawasan yang berbeda dibanding dengan manajer
yang bukan bersifat risk averse. Pengawasan yang ketat dan longgar dapat
mempengaruhi desain sistem pengawasan. Hal ini perlu diketahui untuk
mencapai sistem pengawasan yang efektif. Ada manajer yang justru
Teori Akuntansi | 15

memerlukan iklim trust dengan pengawasan yang lebih longgar dan ada
karyawan yang memerlukan iklim ketat atau dengan pengawasan ketat.
b. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Di sini dibahas
bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktivitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan kerja sama. Misalnya bagaimana
budget yang dapat menciptakan produktivitas atau motivasi, budget yang ketat
atau longgar?
c. Metode untuk meramalkan dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.
Sidini dibahas bagaimana sistem akuntansi dapat digunakan untuk
mempengaruhi perilaku manusia misalnya memperketat atau memperlonggar
sistem pengawasan, memberikan pola kompensasi yang dapat memengaruhi
perilaku misalnya dengan ESOP (Employee Stock Ownership Program),
sistem pelaporan prestasi, sistem pemberian rewardand penalties terhadap
prestasi.
Pada awal perkembangan ilmu pengetahuan ada anggapan seolah-olah bahwa
apa yang cocok bagi Barat atau Amerika misalnya dianggap cocok bagi dunia,
tanpa memikirkan unsur atau elemen yang sebenarnya sangat berbeda, sikap ini
dikritik habis oleh Hofstede yang menyatakan tidak semua sistem, metode atau
gaya Amerika itu cocok dengan dunia lain, Hofstede sempat melakukan penelitian
spektakuler sehingga beliau dapat mengidentifikasikan empat determinan budaya
yang bisa membedakansatu budaya dengan budaya lain. Determinan itu adalah
sebagai berikut.
a. Individualism/Collectivism,ada ada budaya yang tinggi perasaan
individualismenya, ada yang justru kebersamaanya yang tinggi.
b. Power Distance, ada bangsa yang egaliter yang tidak memiliki kelas sama
sekali, namun ada bangsa yang memiliki jarak antara satu individu dengan
individu lainnya. Ada perasaan kelas di masyarakat ada atasan ada bawahan
seperti dalam budaya feodal misalnya.
Teori Akuntansi | 16

c. Uncertainty Avoidance, ada bangsa yang sangat menghindari ketidakpastian
dan masyarakat yang selalu bersikap tidak menghindari ketidakpastianjustru
menantangnya.
d. Masculinity / Feminity, ada masyarakat yang menganggap gender memiliki
peran dalam kehidupan sehari-hari. Ada masyarakat yang didominasi sifat-
sifat maskulin ada yang di dominasi sifat feminin.
Dalam akuntansi perbedaan ini juga diperhatikan sebagai determinan yang
mungkin mempengaruhi output maupun input akuntansi itu. Mempelajari,
memahami determinan yang merupakan perbedaan antara satu budaya dengan
budaya lain saat ini merupakan bagian dari riset akuntansi.
Dalam bisnis global tentu cross culture ini tidak dapat dihindarkan.
Perusahaan yang ingin memasuki pasar bangsa atau negara lain mau tidak mau
harus mengikuti kultur bangsa itu kalau dia ingin memberhasilkan perusahaannya
di negara itu. Deorang businessman harus mempelajari budaya Arab jika dia ingin
menginvestasikan modalnya di negara Arab. Jika tidak, dapat menimbulkan
kerugian fatal bagi perusahaan seandainya ada tindakan dan perilaku perusahaan
dan staffnya yang bertentangan dengan adat istiadat setempat.
Perusahaan Ford pernah gagal karena memproduksikan jenis mobil sedan
dengan nama NOVA di suatu negar di afrika. Ternyata moil ini tidak laku sama
sekali. Setelah diselidiki penyebabnya, ternyata istilah NOVA menurut bahasa
setempat artinya tidak jalan. Oleh karena itu, mobil Ford NOVA identik dengan
mobil mogok yang tidak bisa jalan. Akhirnya karena mereka mengabaikan aspek
cross culture, perusahaan mengalami kerugia yang sangat besar.
Sebaliknya, tidak jarang perusahaanyang berhasil di suatu daerah hanya
karena kemampuannya mengikuti mengikuti budaya dan keyakinan masyarakat
setempat. Keberhasilan ppedagang Arab memasuki wilayah Indonesia adalah
karena kemampuan mereka barakulturasi dengan budaya setempat. Keberhasilan
Walisongo mengambil hati mayarakat di Jawa merupakan bukti pendekatan cross
culture yang baik.
Teori Akuntansi | 17

Dalam kaitannya dengan bisnis dan juga akuntansi maka pengetahuan dan
upaya mempelajari kultur suatu negara dan daerah adalah penting untuk
keberhasilan ilmu akuntansi secara umum baik dalam menyajikan informasi
keuangan terhadap masyarakat maupun dalam bidang-bidang lain. Kita harus
mempelajari cross culture ini apalagi dalam dunia yang sudah menjadi borderless
ini jika kita ingin sukses. Beberapa topik yang menjadi penelitian bidang adalah
sebagai berikut.
a. Bagaimana sikap manajemen disuatu negara tertentu jika diterapkan sistem
budget (accounting) constraint secara ketat dalam penilaian prestasi?
b. Bagaimana sikap auditee sewaktu dilakukan pemeriksaan?
c. Bagaimana bentuk dan kecukupan disclosure di suatu negara dengan budaya
tertentu?
d. Apa sikap pembaca laporan keuangan di suatu budaya jika diberikan atau
disajikan laporan keuangan tertentu?

5. Multidicipline Paradigm
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan semakin
munculnya paradigma baru yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan
dan keterkaitan yang semakin erat antara satu disiplinilmu dengan disiplin ilmu
lainnya, Fenomena ini juga melanda akuntansi.
Mulanya ilmu yang dikenal manusia adalah ilmu filsafat. Menurut Al-
Farabi, ilmu filsafat adlah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud yang
bertujuan menyeidiki hakikat yang sebenarnya (Anshari, 1991)
mengungkapkan ilmu itu kemudian berkembang menjadi tiga bidang:
a. Ilmu Pengatahuan Alam (Natural Science):
1) Biologi
2) Antropologi Fisik
3) Kedokteran
4) Farmasi
Teori Akuntansi | 18

5) Pertanian
6) Ilmu Pasti
7) Ilmu Alam
8) Teknik
9) Geologi, dan lain-lain
b. Ilmu Sosial (Social Science)
1) Ilmu hukum
2) Ekonomi
3) Jiwa Sosial
4) Bumi Sosial
5) Sosiologi
6) Antropologi Sosial Budaya
7) Sejarah
8) Politik
9) Pendidikan
10) Publisistik dan Jurnalistik
11) Dan lain-lain
c. Humaniora (Humanities Study)
1) Ilmu Agama
2) Ilmu Filsafat
3) Ilmu Bahasa
4) Ilmu Seni
5) Ilmu Jiwa (psikologi)
Ilmu Ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu sosial berkembang
menjadi berbagai disiplin ilmu seperti:
1) Ekonomi Mikro dan Makro
2) Ilmu Manajemen
3) Pembangunan
4) Pemasaran (Marketing)
Teori Akuntansi | 19

5) Produksi (Production)
6) Keuangan (Finance)
Ilmu manajemen berkembang lagi menjadi berbagai disiplin ilmu
seperti: Akuntansi, Business Policy, Budgeting, Planning, Operating Research,
Information System, dan lain-lain.
Akuntansi kemudian berkembang lagi seperti: Akuntansi Keuangan,
Akuntansi Manajemen, Teori Akuntansi, Sejarah Akuntansi, Akuntansi
Internasional, Sistem Akuntansi, Controllership, Sistem Pengawasan
Manajemen, Auditing, dan sebagainya.
Perkembangn ilmu di masing-masing bidang ini selalu berkaitan erat
dan saling mengisi dengan disiplin ilmu lain. Contoh yang paling menarik
adalah munculnya ilmu decision science. Ilmu ini tampaknya mengkristal
sebagai gabungan dari berbagai disiplin ilmu seperti akuntansi, komputer,
information System, expert system, decision science, mathematic, dan
management science.
Akuntansi sebagai suatu sistem informasi membutuhkan komputer,
information Science dan decision science. Akhirnya muncullah ilmu baru
seoerti decision science yang sumber formula dan elemen-elemennya berasal
dari berbagai ilmu tadi. decision science ini merupakan disiplin ilmu baru di
Amerika dan bahkan sudah menjadi salah satu jurusan yang populer di College
of Business. Fenomena inilah yang disebut multidicipline paradigm.
Fenomena ini menarik karena tampak sekali bahea lengah sedikit saja
dalam pengembangan ilmu kita akan ketinggalan ditelan kemajuan disisplin
lain oleh karena itu, pengembangan disiplin dan profesi akuntansi ditanah air
jangan sampai lengah dan terlambat mengantisipasi perubahan ilmu dan
teknologi yang demikian cepat.
Dalam megatren akuntansi Enthoven diharapkan akuntansi lebih
memilirkan pendekatan terpadu dengan disiplin ilmu lainnya.

Teori Akuntansi | 20


6. Akuntansi dan Pembangunan Berkelanjutan

Dilaksanakannya Earth Summit mengingatkan kita pada isu yang sama
yang diajukan oleh Club of Rome tahun 1975 yag lalu yaitu konsep Limit to
Growth atau sering juga disebut Zero Growth. Club para ahli nomor wahid ini
menganggap bahwa kerusakan bumi timbul dari kombinasi dari berbagai faktor
yang harus direm perkembangannya seperti perkembangan penduduk, investasi,
konsumsi sumber alam, industri, ketidak adilan distribusi pendapatan,
pertanian, kehutanan. Club ini ingin menyelamatkan masa depan manusia
dengan mengungatkan kita perlunya keharmonisan pengelolaan ekosistem yang
bersifat global dan dependen. Subbab ini ingin mencoba menjelaskan perlunya
alat ukur untuk memudahkan para engambil keputusan dalam memanaje
masalah pembangunan, lingkungan, dan aspek sosial ekonominya.

Akuntansi sebagai Alat ukur
Sebenarnya akuntansi diam-dia mempunyai perangkaat penting dalam
mengamankan pembanguna bumi yang aman. Namun, para teknokrat
barangkali belum tahu dan mungkin belum terfikir untuk memanfaatkannya.
Bekas presiden Bank dunia A.W. Clausen pernah mengeluh bahwa karena
ketiadaan alat yang dapat mencatat, mengukur, dan melaporkan posisi kejadian,
dadmpak industri (pembangunan) kepada masyarakat, menimbulkan kesukaran
kita mengawasi dampak itu.
Keluhan beliau ini sebenarnya dapat diatasi oleh disiplin akuntansi sebagai
satu instrument measurement of quality. Para ahli akuntansi sejak awal tahun
1390-an sebenarnya sudah melakukan pengkajian yang intensif tentang
bagaimana mencatat, mengukur national income, social accounting, dan
dampak sosial yang di akibatkan oleh industri, perusahaan, atau kwgiatan
pembangunan. Ini tidak berbeda dengan apa yang dibicarakan dalam KTT bumi
Teori Akuntansi | 21

tersebut. Dalam pengertian lingkungan termasuk didalamnya manusia, flora,
fauna, air, lahan, dan segala isinya.
Komitmen negara maju terhadap keselamatan lingkungan cukup besar. Hal ini
dibuktikan dengan ketatnya peraturan kongres, lembaga pemerintah seperti
Security Exchange Commision (SEC), Organisasi Profesi (seperti AICPA),
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terhadap penyajian laporan keuangan.
Badan ini biasanya mewajibkan agar setiap lembaga termasuk perusahaan
untuk membuaat laporan tentang dampak positif (social benefit) dan dampak
negatif (social cost) dari setiap kegiatan yang dilakukannya. SEC misalnya
meminta laporan tentang polusi, diskriminasi, pengaruh sosial ekonomi
perusahaan pada pendapatan nasional, dan lain-lain.
Kerusakan lingkungan yang terjadi disuatu negara memengaruhi dunia lain
sehingga kerusakan lingkungan yang berlangsung di suatu negara tanpa dapat
dibatasi negara lain. Negara berkembang ber[acu mengejar ketertinggalan
ekonominya sehingga kadangkala kerusakan lingkunganpun terpaksa ditelan
untuk mengejar ketertinggalan dan kemiskinan yang juga harus dipecahkan.
Untuk mengelola setiap suatu masalah perlu keputusan-keputusan. Keputusan
yang baik hanya dapat lahir dari analisis terhadap keadaan yang valid, faktual,
dan relevan. Keadaan yang faktual, valid, dan relevan dapat disupply oleh
akuntansi. Dalam akuntansi disiplin yang mensupply ini disebutenvironmental
accounting. Disiplin ini secara praktis, teori-teorinya belum sepenuhnya
disepakati oleh sebagian besar para ahli akuntansi dan organisasi profesi.
Bidang ini sampai saat ini masih terus menjadi ladang penelitian para ahli dan
secara parsial, ada yang sudah diwajibkan dan ada yang masih dalam taraf
dianjurkan penyajiannya dalam laporan keuangan

Perlunya Akuntansi Lingkungan
keperluan akan akuntansi lingkungan ini sebenarnya sudah jelas. Konsep
yang menganggap bahwa perusahaan sebagai wadah hukum yang melakukan
Teori Akuntansi | 22

eksploitasi dalam suatu wilayah ffdan negara dan mendapatkan keuntungan dari
kekayaan alam wilayah itu, mestinya juga menjadi penduduk yang baik, yang
melindungi alamya dan juga makhluk pengisinya. Filosofi ini jelas dan rasional.
Sebuah industri sebenarnya hidup dari lingkungan. Ya faktor produksi alam,
tenaga kerja, makhluk lainnya yang mendiami bumi. Adalah etis seandainya
perusahaan itu juga yang tergantung dengan makhluk lain sebagai penduduk
bumi ikut bertanggung jawab melindungi bumi dari setiap kerusakan
lingkungan yang kalau tidak dijaga akhirnya akan dia merusak dia sendiri
sehingga tidak dapat dilakukan pembangunan berkelanjutan atau pembangunan
berwawasan lingkungan.

Kesulitan pengukuran

Kelemahan utama dari akuntansi bidang ini adalah ketidaksepakatan para
ahli dalam menentukan kriteria pengukuran. Mengukur nilai kerusakan
lingkungan, nilai social cost maupun social benefit-nya tidak semudah yang
dibayangkan. Contohnya kasus Cernobyl, kasus Union Carbides, dan lain
sebagainya menuinjukan betapa sukarnya melakukan penetapan nilai kerusakan
dan perbaikan lingkungan yang sama-sama diterima dan sesuai pula dengan
prinsip akuntansi yang sudah baku.
Namun, sebenarnya banyak lembaga yang sudah memberikan konsep
pengukuran dan penyajian masalah ini antara lain Institute of Management
Accountant, the American Accounting Association, dan beberapa para ahli
seperti Flamholtz, Eipstein, Mcdonouch, Nikolai, Bazley, Brummet. Mereka ini
telah barhasil mengidentifikasi beberapa kinerja perusahaan yang disorot untuk
menilai keterlibatan perusahaan dalam masalah lingkungan ini seperti:
keterlibatan sosial, pengembangan sumber daya manusia, penyehatan
lingkungan, kualitas produk dan jasa, kesehatan, kontribusi sosial, ilmu
Teori Akuntansi | 23

pengetahuan, kualitas air, polusi, saura yang menggangu masyarakat, bau tidak
sedap, dan lain-lain. Lihat bab Akuntansi Sosial Ekonomi.

Penyajian
Dari berbagai konsep yang diajukan lembaga dan para ahli ini ada yang
menganjurkan metode penyajian: penjelasan dalam laporan keuangan (footnote
disclosure, narrative disclosure), membuat pos tersendiri, laporan khusus
tentang kerusakan lingkungan, Social Responsibility Report, environmental
Exchange Report, Social Income Statement Report, Comprehensive Social
Benefite Cost Model, dan Multidimensional Income Statement, SEC biasanya
mengharuskan perusahaan yang listed di bursa New york Stock Exchange
untuk melsporkan kal-hal yang bertalian dengan masalah lingkungan, dan
social cost dan benefit lainnya.
Semua negara tampaknya mempunyai kemampuan politik untuk ikut
bertanggung jawab dalam keamanan bumi yang kita diami ini. Model ini sudah
cukup menjadi pegangan dalam mengelolah lingkungan. Untuk mengelolah
lingkungan diperlukan informasi yang sebenarnya dapat di supply oleh
Environmental accounting yang masih terus dikembangkan oleh profesi
akuntan. Indonesia yang uga bertanggung jawab terhadap buminya sudah
selayaknya memulai mempelopori penyusunan prinsip akuntansi lingkungan.
Dalam hal-hal tertentu akuntansi lingkungan sejalan dengan socio economis
accounting. Dari kesepakatan global initiative pada tahun 2013 perusahaan
haus membuat laporan tentang Triple P (Profit, People, Planet).
7. Kegagalan Efficient Market Hypothesis
Sebenarnya topik ini bukan baru apalagi tren, karena ini sudah lama
dikenal dalam akuntansi. Dalam akuntansi dikenal teori atau hipotesis EMH
(Efficient Market Hypothesis). Teori EMH ini menyatakan bahwa pasar akan
Teori Akuntansi | 24

menyesuaikan diri dengan setiap inforamasi baru yang dikeluarkan mengenai
saham. Dalam bahasa penelitian bidang penelitian yang menyangkut soal ini
adalah positive accounting theory. Dalam teori ini yang dibahas bukan
bagaimana mencatat transaksi, tetapi menyangut:
a. Melihat hubungan antara pengumuman informasi akuntansi publik dan
reaksi pasar tehadap informasi itu yang dilihat dari indikator harga saham
di bursa.
b. Melihat pengaruh perubahan kebijakan akuntansi terhadap harga pasar.
Fama (1969) menyatakan bahwa beberapa syarat ubntuk menyiptakan
pasar yang efisien sebagai berikut.
a. Tidak ada biaya transaksi dalm perdagangan saham.
b. Semua informasi tersedia secara Cuma-Cuma bagi semua peserta pasar.
c. Semua sepakat terhadap implikasi informasi saat ini terhadap harga
sekarang dan distribusi harga masa yang akan datang dari tiap saham.
Menurut Fama informasi ada tiga set informasi:
a. Gerakan harga saham masa lalu;
b. Informasi yang tersedia bagi publik;
c. Seluruh informasi baik uang tersedia bagi publik maupun milik
perusahaan.
Ketiga set informasi diatas dapat memengaruhi harga saham sebagai
berikut.
a. Bentuk lemah (weak form) dari pasar efisiensi. Disini harga pasar saham
pada periode tertentu secara penuh merupakan refleksi dari informasi yang
berasal dari harga saham masa lalu. Di sini tidak ada strategi dagan
berdasarkan siklus harga, pola harga, atau peraturan lainnya.
b. Bentuk semi kuat (semi strong) dimana harga saham secara penuh
merupakan gambaran dari seluruh informasi yang tersedia kepada publik
Teori Akuntansi | 25

termasuk harga saham masa lalu. Di sini juga tidak ada strategi dagang
ayng dipakai dalam perdagangan saham.
c. Bentuk kuat (strong form)dimana harga saham merupakan gambaran dari
seluruh informasi yang ada baik informasi harga saham yang lalu,
informasi yang tersedia untuk publik dan informasi lainnya seperti
informasi dari dalam dan informasi pribadi lainnya.
Dari tiga bentuk ini maka bentuk semi strong-lah yang paling relevan bagi
akuntansi karena dasar informasi yang tersedia bagi publik.
Dalam EMH sering digunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM).
Yang dimaksud dengan model CAPM ini adalah suatu model yang menaksir
laba yang abnormal atau laba yang tidak diperkirakan dari saham biasa suatu
perusahaan pada saat diumumkannya laba perusahaan. Bentuk semi strong
juga dipakai dalam model ini.

Anda mungkin juga menyukai