STATUS PSIKIATRI
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 22 tahun
Agama : Islam
Alamat : Sukabumi
Suku-bangsa : Sunda
Pendidikan : SMP
Status pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Tanggal Masuk RS : 15 Juli 2014
B. RIWAYAT PSIKIATRI
Berdasarkan :
Autoanamnesis : diambil tanggal 17-21 Juli 2014 di bangsal Kemuning
Alloanamnesis : diambil tanggal 15 Juli 2014 ( dengan paman pasien)
1. Keluhan Utama
Os ngamuk-ngamuk tanpa sebab
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ke IGD RS Syamsudin SH tanggal 15 Juli 2014 pukul 11.30
WIB oleh saudara pasien dikarenakan ngamuk-ngamuk tanpa sebab, awalnya pasien
sering bicara tidak jelas (ngelantur). Pasien gamuk dan menghancurkan barang
barang sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. Pasien menggamuk menghancurkan
barang rumah sehingga barang rumah tidak ada yang tersisa. Pasien menghancurkan
barang rumah seperti semua daun pintu dirusak, kusen rumah, genteng rumah di
rusak dan peralatan peralatan yang berada dirumah. Pasien mengamuk lebih sering
pada saat siang hari dan malam hari. Kalau siang hari pasien lebih sering menggamuk
didalam rumah dan malam hari lebih sering menggamuk diluar rumah. Karena pada
malam hari pasien lebih sering pergi ke luar rumah dan pasien sering memukul siapa
saja yang lewat dihadapannya, termasuk orang orang yang pulang shalat terawih
sering di pukulnya.
Menurut paman pasien, pasien ditakutkan mengalami depresi karena adik
perempuannya menikah terlebih dahulu, karena dahulu pasien mempunyai riwayat
depresi akibat putus cinta. Selang 2 bulan setelah menikah, adik perempuan pasien
bercerai, hal ini pun mengakibatkan pasien bertambah stress.
Menurut paman pasien, pasien tumbuh pada keadaan ekonomi yang sangat
berkecukupan, namun pada saat ini ayah pasien sedang mengalami sakit tumbuh
daging didaerah ketiak yang dengan perkiraan berat daging tersebut 7 kg dan
didiagnosa dokter sakit kanker stadium lanjut yang sudah komplikasi dan semua
dokter di RSUD Syamsudin dan RSUD Hasan Sadikin tidak sanggup atas
kesembuhan ayah pasien. Hal ini mengakibatkan ayah pasien tidak dapat bekerja
seperti biasa lagi sehingga kondisi ekonomi keluarga jaenal mengalami penurunan.
Hal tersebut juga mengakibatkan perasaan jaenal sebagai anak pertama menjadi
tulang punggung keluarga walupun keluarga pasien tidak menjadikan zaenal tulang
punggung keluarga karena keluarga mengetahui keadaan zaenal yang masih
mengkonsumsi obat obatan kejiwaan.
Menurut paman pasien hampir semua keingginan pasien terpenuhi, ingin jajan
dikasih, ingin rokok sampai 3 bungkus dikasih, hingga ingin handphone terbaru juga
dikasih dan pasien tetap merusak handphone yang baru dibelinya.
2 minggu yang lalu pasien mengaku jenuh minum obat dan mengatakan
obatnya pahit. Sehingga pasien ingin berhenti meminum obatnya. Pada awalnya ibu
pasien tidak mengijinkan pasien berhenti minum obat, namun karena pasien merayu
ibunya untuk tidak minum obat dan pernah memukul ibunya karena pasien dipaksa
minum obat, maka dari itu ibunya mengijinkan untuk berhenti minum obat. Pasien
berhenti minum obat selama 2 hari dan hari ketiga pasien berhenti meminum obat
sudah terdapat perbedaan sikap dari pasien, seperti ngobrol yang tidak menyambung.
setelah hari ke empat berhenti minum obat sampai hari ini pasien datang ke RSUD
Syamsudin pasien dalam keadaan sering mengamuk.
2 tahun yang lalu pasien sempat dirawat dikemuning selama kurang lebih 16
hari dan perkembangannya semakin hari semakin baik. Pasien rutin minum obat.
Dari 2 tahun yang lalu sampai 2 minggu yang lalu.
5 tahun yang lalu pasien pernah mengalami keluhan yang sama seperti
sekarang pasien dibawa ke RSUD Syamsudin. Selama kurang lebih 3 tahun pasien
dibawa ke orang pinter dan 2 tahun terakhir pasien dibawa ke RSUD Syamsudin dan
dirawat dikemuning. Selama 3 tahun pasien berobat ke orang pintar dengan beda-
beda kota dengan keluhan tidak bertambah baik sehingga pasien dibawa ke
puskesmas diberi obat jiwa. Namun pasien tidak rajin meminum obat sehingga tidak
ada perkembangan pada pasien, pasien mau meminum obat jika petugas puskesmas
yang mengawasi minum obatnya namun jika selain tim kesehatan dari puskesmas
yang tidak mengawasinya maka pasien tidak mau minum obat. Selama 3 bulan
berobat ke puskesmas dengan tidak ada kesadaran meminum obat pada diri pasien
sehingga menyebabkan pasien dibawa ke RSUD Syamsudin.
5 tahun yang lalu pasien mempunyai riwayat seperti sekarang karena dahulu
pasien sempat merasa stress dan putus cinta. Dahulu pasien menyukai dan mencintai
seorang perempuan didaerah kampungnya. Pasien sering main kerumah perempuan
tersebut, namun perempuan tersebut tidak menyukai pasien karena perempuan
mengganggap gila. Karena dipertengahan jalan perempuan tersebut pernah melihat
pasien mengamuk dan pernah satu kejadian pasien mengamuk kepada orang yang
sedang menggendarai motor. Orang yang membawa motor kabur dan motor orang
tersebut diangkat pasien dan dimasukan kedalam kolam ikan. Hal seperti itulah yang
mengakibatkan perempuan tersebut tidak menerima cinta pasien tersebut.
6 tahun yang lalu pasien menjadi lebih pendiam dibandingkan sifat-sifat
sebelumnya. keluarga hanya mengetahui pasien jadi pendiam karena pernah diusir
dari pesanten yang modern ke pesantren tradisional. Pasien diusir oleh pengurus
pesantren modern karena pasien tidak mau mengaji dan hanya bermalas malasan.
Selain itu, pasien pernah digebukin teman temannya namun keluarga tidak
mengetahui permasalahannya karena pasien enggan bercerita dan lebih senang
berdiam diri dikamar.
3. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat Psikiatri
Pasien 2 tahun yang lalu pernah dirawat dikemuning kurang lebih 16 hari.
Pasien rutin meminum obat selama tahun yang lalu hingga 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Riwayat dikeluarga tidak ada yang menderita gangguan jiwa.
b. Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki gangguan bawaan sejak lahir, tidak pernah
mempunyai riwayat kejang sebelumnya, tidak pernah menderita sakit berat
hingga membutuhkan perawatan Rumah Sakit, dan tidak ada riwayat trauma
kepala sebelumnya.
c. Gangguan Zat Psikoaktif
Pasien merokok sejak kelas 3 SMP hingga sampai sekarang, pasien
meminum- minuman beralkohol (miraz dan intisari) sejak 6 tahun yang lalu
bersama dengan sepupunya, akan tetapi pasien semenjak di rawat dikemuning 2
tahun yang lalu sampai sekarang sudah berhenti minum-minuman beralkohol.
Riwayat menyangkal pernah memakai narkoba.
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pada saat ini keluarga pasien tidak ada yang mengetahui riwayat prenatal dan
perinatal.
b. Masa Kanak-kanak dini ( 0-3 tahun)
Pada saat ini keluarga pasien tidak ada yang mengetahui riwayat kanak-kanak dini.
c. Masa Kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
Perkembangan fisik pasien sama dengan anak sebayanya. Saat pasien
berumur 4 tahun pasien sering mengamuk dan bertelanjang saat keinginannya tidak
terpenuhi. Saat berumur 5 tahun, pasien bersekolah di taman kanak-kanak. Setelah
itu pasien meneruskan ketingkat sekolah dasar. Pasien diasuh oleh orang tua.
Pasien bersekolah disekolah dasar dan menurut ibunya pasien adalah anak yang
cukup berprestasi tetapi tidak mendapat peringkat 10 besar, karena hal ini lah dia
dimanja oleh kedua orang tuanya dan juga karena pasien termasuk anak yang baik
dan penurut.
Pasien termasuk anak yang memiliki banyak teman. Pasien tidak memiliki
masalah belajar, tidak pernah mengompol, tidak pernah melakukan kekerasan
terhadap binatang.
d. Masa pubertas dan remaja
Hubungan sosial
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan komunikasi antara
keluarga juga baik, pasien termasuk anak yang dimanja orang tuanya dan
termasuk anak yang penurut. pasien lebih sering tinggal dirumah dan
membantu ayahnya mengkreditkan barang - barang.
Riwayat Pendidikan Formal
Pasien bersekolah di SD dekat rumahnya, yang ditempuh selama 6
tahun, kemudian dilanjutkan ke Pesantren modern hingga awal kelas 3 SMP
dan akhir SMP kelas 3 pasien tiba-tiba pindah ke pesantren tradisional tanpa
sepengetahuan orangtua pasien. Pasien tidak pernah menceritakan apa masalah
pada saat berada dipesantren modern. Pamannya hanya mengetahui dari teman
teman pasien bahwa dia dikeluarkan dari pesantren modern karena males
mengaji dan kerjanya hanya bermalas-malasan. selain itu temannya
memberitahu paman pasien bahwa pasien digebukin oleh teman yang lain
tanpa memberitahu alasan pada paman pasien.
Setelah kejadian tersebut pasien tidak pulang ruamah dan berpindah ke
pesantren tradisional. Setelah pulang dari pesantren tradisional pasien menjadi
pemalu dan tidak pernah keluar rumh. Pasien menempuh SMP selama 3 tahun,
dan selanjutnya pasien tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA.
Perkembangan motorik dan kognitif
Tidak terdapat gangguan pertumbuhan fisik, sesuai dengan usianya,
dalam perkembangan kognitif tidak terlihat adanya gangguan dalam belajar.
Tidak ada gangguan dalam perkembangan motorik.
Masalah emosi dan fisik
Pasien termasuk orang yang penurut dan cenderung menghindari
konflik dengan teman-temannya, jika terjadi masalah pasien sering
menghindar. Dalam perkembangan fisik, pasien terlihat sesuai dengan anak
seusianya.
Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan seksual, pasien mengetahui
tentang seks dengan cara mencari tahu sendiri, keluarga tidak memberikan
pengetahuan tentang seks. Pasien pernah pacaran sebanyak 1 kali.
Riwayat agama
Pasien termasuk orang yang kurang taat beribadah.
e. Masa Dewasa
Riwayat pekerjaan
Pasien membantu mengkredit dagangan ibunya.
Aktivitas sosial
Jika pasien dalam keadaan sehat. Hubungan pasien dengan lingkungan
sekitar cukup baik. Menurut ibu pasien, pasien merupakan orang yang
pendiam. Pasien tidak pernah menceritakan masalahnya kepada orang di
rumah.
Riwayat pernikahan
Pasien belum pernah menikah sebelumnya.
f. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari empat. Ayah kandung dan ibu kandung
masih, Dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita gejala yang sama dengan
pasien. Adik kedua pasien 6 bulan yang sempat menikah selama 2 bulan dan
kemudian bercerai.
SKEMA KELUARGA
Keterangan :
Laki laki
Perempuan Pasien
g. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal didaerah pemukiman yang cukup padat, hubungan pasien
dengan tetangga baik. Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan keempat adiknya.
Jumlah kamar di rumah pasien sebanyak 4 kamar tidur dan satu buah kamar mandi.
Sumber penghasilan keluarga pasien dari ibu pasien dan paman pasien. Pasien saat
ini kadang bekerja mengkreditkan barang-barang.
Wawancara Psikiatri
Alloanamnesis Tanggal 15 Juli 2014
Lokasi : Ruang kemuning
D : dokter Muda K : keluarga
D : Assalamualaikum, pak.
K : Waalaikum salam.
D : Maaf ini dengan bapak siapa?
K : Saya pamannya Jaenal
D : Oh ya pak perkenalkan kami dokter muda
K : Iya dok
D : Kami mau bertanya tanya dulu ya pak ?
K : Boleh dok.
D : Kenapa jaenal dibawa kesini ya pak ?
K : Gini dok, dia suka ngamuk-ngamuk terus di rumah !
D : Sejak kapan pak?
K : Sejak 1 minggu yang lalu dok
D : Kenapa bisa ngamuk- ngamuk pak?
K : Saya juga kurang tahu dok, Cuma waktu 2 minggu yang lalu dia putus obat dok
D : Memang sebelumnya pernah berobat ke poli jiwa pak?
K : iya dok, 2 minggu yang lalu pasien mengaku jenuh minum obat dan mengatakan obatnya
pahit. Sehingga pasien ingin berhenti meminum obatnya. pada awalnya ibunya tidak
mengijinkan pasien berhenti minum obat, namun karena pasien merayu ibunya untuk tidak
minum obat dan pernah memukul ibunya karena pasien dipaksa minum obat, maka dari itu
ibunya mengijinkan untuk berhenti minum obat.
D : Ngamuk-ngamuknya tiba tiba atau bagaimana pak?
K : Tiba tiba dok siapa saja yang lewat dihadapan dia tanpa melihat siapa orangnya
D : Ngamuk ngamuknya lebih sering pagi hari, siang hari atau malam hari ya?
K : Pasien mengamuk hapir sama sering pada saat siang hari dan malam hari. Kalau siang
hari pasien lebih sering menggamuk didalam rumah dan malam hari lebih sering menggamuk
diluar rumah. Karena pada malam hari pasien lebih sering pergi ke luar rumah dan pasien
sering memukul siapa saja yang lewat dihadapannya, termasuk orang orang yang pulang
shalat terawih sering di pukulnya
D : Pas lagi marah marah dia sampai merusak barang barang di rumah nggak pak ?
K : Iya dok kalau lagi marah dia merusak barang barang yang ada di sekitar dia dok. barang
rumah seperti semua daun pintu dirusak, kusen rumah, genteng rumah di rusak dan peralatan
peralatan yang berada dirumah
D : Terus ditanyakan ke pasien kenapa dia mengamuk - ngamuk ?
K : Pasien hanya menjawab dengan jawaban yang tidak menyambung
D : Apakah ada masalah lain yang ibu ketahui tentang Jaenal?
K : Saya kurang tau sih dok, akan tetapi mengalami depresi karena adik perempuannya
menikah terlebih dahulu, karena dahulu pasien mempunyai riwayat depresi akibat putus cinta.
Selang 2 bulan menikah adik perempuan pasien bercerai, hal ini pun mengakibatkan pasien
bertambah stress. Karena 5 tahun yang lalu pasien pernah ditolak oleh perempuan yang dia
suka. Ditambah lagi ayah jaenal sakit kanker yang sudah komplikasi dan dokter sudah tidak
sanggup menggobatinya, mengakibatkan perasaan jaenal sebagai anak pertama menjadi
tulang punggung keluarga. Padahal saya yang sekarang membantu ekonomi keluarga jaenal.
D : masih ada hal lain yg mau di kerjakan di rumah nggak pak?
K : Tidak ada sama sekali dok, dia hanya tampak murung aja dan tidak mau melakukan apa
apa dok. Di suruh mandi aja tidak mau dok !
D : Oh ya pak maaf, dia pernah ingin melalukan hal hal yang aneh nggak pak ?
K : Seperti apa dok ?
D : Ada keinginan seperti ingin bunuh diri nggak ?
K : Oh ngga dok. Jangan sampe deh dok.
D : Selain itu bagaimana bu dengan pola tidurnya di rumah ?
K : Wah kalau tidur mah susah dok, sangat gelisah dan tidak mau tidur. Hampir sudah 4 hari
pasien tidak tidur.
D : Terus bagaimana dengan pola makannya pak ?
K : Dulunya sih makannya banyak dok, tapi sekarang jarang makannya
D : Oh ya pak, selain keluhan keluhan yang tadi, dia pernah mendengar suara / bisikan
tanpa ada wujudnya?
K : Saya kurang tau dok
D : Oh gitu pak, terus dia pernah melihat sesuatu yang berbentuk manusia atau ada bayangan
yang lewat nggak pak ?
K : Saya juga kurang tahu dok, karena jaenal tidak pernah mau bercerita
D : Pernah mencium bau bau wangi / aneh missal bau menyan atau bau busuk?
K : Oh itu juga saya kurang tahu dok
D : Dia pernah merasakan rasa manis / pahit di mulut padahal nggak sedang makan ?
K : Tidak ada dok.
D : Oh ya pak, apakah dia pernah memiliki bakat / kemampuan khusus gitu nggak pak ?
K : Maksudnya dok ?
D : Seperti merasa dirinya hebat atau orang besar ?
K : Maaf dok, saya juga tidak tahu.
D : Yaudah pak terimakasih atas infonya.
K : Iya dok sama sama, saya titipin keponakan saya dok, tolong di liatin ya dok ?
D : Iya pak
Autoanamnesis Tanggal 17-21 Juli 2014
Lokasi: Ruang Kemuning
D : Dokter Muda; P : (Pasien)
D : Assalamualaikum, nama kamu siapa?
P : Waalaikum salam. Jaenal mutakin (Muka bingung).
D : Umurnya berapa jaenal?
P : 22, 23 (Muka bingung).
D : Agamanya apa?
P : Islam.
D : Sekolah dimana dulu?
P : Darussalam.
D : Itu sekolah SMA? Jaenal kuliah tidak?
P : (Pasien tidak menjawab, muka tampak bingung. Perhatian pasien teralihkan)
D : Jaenal boleh di tanya-tanya sebentar?
P : Boleh.
D : Jaenal kesini diantar siapa?
P : Sama mbah jarot.
D : Kenapa dibawa kesini?
P : Dilempar batu. Mang iwan walau pesantren begitu di jampang. Dianya (iwan) orangnya
gila, mau nonjok saya, mau ke rumah saya dipukul terus dengan saya dibawa lagi kesana. Dia
mah orang Prancis.
D : Jaenal balas memukul iwan tidak?
P : Enggak, sedikit-sedikit aja. Saya mah udah jangan kalau mau nongkrong begini begitu.
Kalau gak ada lampu, senter begitu, waktunya doang. Ibarat nongkrong, punya hp.
D : Jaenal sedang sakit apa?
P : Enggak sakit apa-apa.
D : Jaenal sekarang berada diruangan apa?
P : Ruang kemuning. Masalahnya mah kamu punya masalah jadi begitu pengen makan,
pengen tidur, pengen punya uang tapi permasalahannya ada orang yang sirik jadi dia
menguntitnya sana sampai ke rumah-rumah.
D : Teman-teman Jaenal di ruangan ini sakit apa?
P : Pengen motor. Kalau kamu ditanya halusinasi. Jangan begitu ya! (dengan nada sedikit
meninggi).
D : Jaenal ada masalah dengan keluarga?
P : Masalah dengan keluarga itu, terlalu menikunglah, diingatnya pelik.
D : Kalau dengan pekerjaan, Jaenal ada masalah tidak?
P : Ada. Di mang hafid, di mang rojidin, mang wijana. Saya mau belajar kerja langsung
ditangkap, saya mau maju usaha, pengen nikah, pengen ini, pengen itu masa gak tau-tau.
Walaupun kamu meghinakan hp itu amanah, orang bekasi.
D : Yang mana orang bekasi?
P : Tah. Pak, orang bekasi ya? (pasien bertanya kepada salah satu dokter muda). Salapan
enam udah begitu.
D : Jaenal dulu kerja apa?
P : Kerja. Yaa kalau ada ininya lempeng. Kerja apa, kalau kamu punya perusahaan entar
berbicara kepada saya, paling kamu tidak punya apa-apa, miskin.
D : Jaenal pernah mukul orang gak?
P : Gak pernah, terlalu dimanja, terlalu manis, nurut.
D : Jaenal punya pacar?
P : Asal mulanya buku ini tahu gak? Saya gak basa-basi, saya waktu itu belajar.
D : Jaenal punya abang atau adik?
P : Punya.
D : Jaenal anak keberapa?
P : Satu.
D : Dari berapa bersaudara?
P : Empat.
D : Orangtua Jaenal dimana?
P : Jempeng.
D : Jaenal tinggal sama siapa?
P : Sendiri.
D : Jaenal tinggal dimana?
P : Di rumah, ngontrak. 1 milyar bayar kesini.
D : 1 milyar bayar kesini?
P : Mana buktinya, ada gak? (nada bicara pasien meninggi).
D : Jaenal pernah kesini tidak sebelumnya?
P : Pernah kesini. Pernah lihat bapak itu (pasien menunjuk salah satu perawat yang sedang
berdiri di depannya), tahun 2011. RS sendiri, perawatan sendiri. Tuh lihatnya kesitu (dokter
muda disuruh melihat ke salah satu perawat).
D : Jaenal merokok tidak?
P : Merokok.
D : Sudah berapa lama Jaenal merokok?
P : 2, 3 tahun (muka bingung).
D : Berapa bungkus 1 harinya?
P : Bungkus 7 orang. Jangan sedikit-sedikit ah. Ditungguin lagi teh, dijagain lagi.
D : Jaenal sering pergi dengan teman tidak?
P : Enggak sekarang mah saya lagi belajar usaha.
D : Usaha apa?
P : Harap dilaporin lagi ke ibu durjanah.
D : Jaenal pernah minum minuman beralkohol tidak?
P : Pernah. Alkohol sebotol (pasien tampak bahagia, tertawa sendiri).
D : Alkoholnya jenis apa?
P : Sawo, nangka.
D : Jaenal minum alkholnya sudah berapa lama?
P : Ah kalau kamu bertanya, tilu.
D : Sekarang sudah berhenti belom?
P : Ya kan disini, jadi udah enggak.
D : Jaenal pernah memakai narkoba tidak? Seperti ganja?
P : Kalau kamu ketahuan polisi polsek ditangkap jadi gak pakai. Kalau narkoba itu mah
secara dipancang oleh makanan, oleh yang bersangkutan.
D : Jaenal pernah mendengar bisikan tidak?
P : Jangan yang begini belinya, langsung dicopotin yang tombol buat Samsung.
D : Jadi, Jaenal pernah mendengar bisikan?
P : Itu mah ingatannya karena lagu. Besar pahala di alam akherat.
D : Jaenal pernah melihat bayangan hitam tidak?
P : Bayangan hitam? (Pasien tertawa) itu mah jurik, ada kalau tidur tapi skrg udh enggak
ada.
D : Jaenal ngeliat bayangan hitamnya kapan saja? Lama tidak bayangannya muncul?
P : Mau tidur ada jurik. Kadang lama kadang sebentar (pasien tertawa). Jadi mau motor
cross.
D : Jaenal pernah ditolak perempuan tidak?
P : Enggak pernah. (Tiba-tiba pasien pergi tanpa pamit)
C. STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
a. Raut wajah : kadang Binggung, kadang ceria
Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 22 tahun taksiran tinggi badan 165 cm dan
berat badan kurang lebih 60 kg. Posrtur tubuh pasien terlihat kurus. Pasien
memiliki kulit berwarna coklat, rambut sedikit gondrong tidak tertata dengan rapi.
Pasien berpenampilan tampak seperti usianya, saat diwawancara pasien
menggunakan pakaian kemeja kotak-kotak berwarna dengan jelana training
berwarna cream, kuku jari tangan dan kaki terpotong rapi, pasien terlihat tidak
bersih. Pasien tampak sehat, pasien tampak kooperatif.
b. Aktivitas dan Prilaku Psikomotor
Selama wawancara pasien duduk bersebelahan dengan pemeriksa, pasien
bersikap tidak ramah dan tidak kooperatif saat diajak wawancara serta menjawab
semua pertanyaan dokter muda dengan volume suara sedang dan tidak jelas.
Selama wawancara pasien duduk dengan tidak tenang, perhatiaan pasien mudah
teralihkan oleh sesuatu.
c. Pembicaraan
Volume : sedang
Irama : tidak teratur
Kelancaran: artikulasi kadang-kadang kurang jelas
Kecepatan : sedang
d. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif cukup sopan, kontak mata banyak melihat ke arah depan dan
samping kanan dan kiri, menjawab pertanyaan dengan baik dan tidak menjawab
sesuai pertanyaan, perhatian mudah dialihkan.
2. Pola pikir
a. Bentuk : Autistik
b. Isi : waham curiga
c. Jalan : Flight of idea, inkoherensia, blocking
3. Gangguan persepsi
a. Auditorik : tidak ada
b. Visual : ada
c. Taktil : tidak ada
d. Olfaktorius : tidak ada
e. Gustatorik : tidak ada
f. Ilusi : tidak ada
4. Afek : Inappropriate
5. Mood : labil
6. Persepsi : halusinasi visual
7. Perhatian : distraktibilitas
8. Tingkah Laku : hiperaktif
9. Decorum : Penampilan : kurang rapi
Kebersihan : Kurang bersih
Sopan santun : kurang
10. Tilikan : I
11. Taraf dapat dipercaya : Kurang dapat dipercaya
D. STATUS FISIK
1. Status Internus
Keadaan umum : tampak sehat
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36
o
C
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
2. Status Neurologi
Gangguan rangsang Meningeal : (-)
Mata :
Gerakan : Baik kesegala arah
Bentuk Pupil : Bulat isokor
Reflek cahaya : +/+ (langsung, tidak langsung)
Motorik
Tonus : baik
Turgor : baik
Kekuatan : baik
Koordinasi : baik
Refleks : tidak dilakukan
E. PEMERIKSAAN MULTIAKSIS
Aksis I
F20.1 Skizofrenia hebefrenik.
Diagnosis ini berdasarkan dari jenis kelamin pasien yaitu laki-laki, hebefrenik
lebih sering pada laki-laki daripada wanita. Pasien berusia 22 tahun, biasanya
pasien dengan hebefrenik berusia diantara 15-25 tahun. Dan dari anamnesis dan
status mentalis di dapatkan pasien sering mengamuk untuk melampiaskan
kekesalannya, adanya halusinasi visual.
Aksis II
Gangguan kepribadian dissosial.
berdasarkan anamnesa, pasien tampak tidak peduli terhadap perasaan orang
lain, sikap yang tidak bertanggung jawab, serta tidak peduli terhadap norma,
peraturan dan kewajiban sosial. Pasien tidak mampu memelihara suatu hubungan,
pasien konflik dengan masyarakat.
Aksis III
Tidak ada gangguan. Dari pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan fisik
pasien tidak memiliki penyakit lain.
Aksis IV
Ditemukan adanya masalah hubungan percintaan (psikososial) dan ekonomi
Aksis V
GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).
I. RencanaTerapi
Rawat inap. Karena pasien datang ke RS Syamsudin dengan keadaan
mengamuk
Farmakoterapi
Haloperidol 5 mg, 3x1 tab
Trihexyphenidyl 2 mg, 3x1 tab
Chlorpromazine 100 mg, 1x1 tab
Psikoterapi suportif
Psikoterapi persuasi : minum obat teratur dan control kedokter.
Psikoterapi sugestif : meyakinkan pasien dengan tegas bahwa yang
dilihatnya tidak benar.
Psikoterapi bimbingan : memberi nasehat kepada pasien bahwa beribadah
itu penting karena dapat menenangkan pikiran.
G. Prognosis
Ad vitam :
Bonam karena pasien tidak mengalami kelainan fisik dan skizofrenia hebefrenik
tidak menyebabkan kecacatan fisik.
Ad functional :
Dubia karena pasien belum dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Ad sanationam :
Dubia karena pada pasien ini stress yang menjadi kekambuhan nya diakibatkan
dari faktor luar, tekanan dari luar diri individu dapat diminimalisir atau
dihilangkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
A. Pengertian
Skizofrenia adalah satu istilah untuk beberapa gangguan yang ditandai
dengan kekacauan kepribadian, distorsi terhadap realitas, ketidakmampuan untuk
berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, perasaan dikendalikan oleh kekuatan dari luar
dirinya, waham/delusi, gangguan persepsi.
Gangguan skizoprenia ini terdapat pada semua kebudayaan dan mengganggu
di sepanjang sejarah, bahkan pada kebudayaan-kebudayaan yang jauh dari tekanan
modern sekalipun. Umumnya gangguan ini muncul pada usia yang sangat muda, dan
memuncak pada usia antara 15-25 tahun. Gangguan yang muncul dapat terjadi secara
lambat atau datang secara tiba-tiba pada penderita yang cenderung suka menyendiri
yang mengalami stress.
Salah satu pembagian skizofrenia adalah skizofrenia hebefrenik. Beberapa
pendapat yang menyebutkan tentang pengertian Skizofrenia, antara lain : Skizofrenia
hebefrenik adalah suatu bentuk Skizofrenia yang ditandai dengan perilaku pasien
regresi dan primitif, afek yang tidak sesuai, wajah dungu, tertawa-tawa aneh,
meringis dan menarik diri secara ekstrim.
Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan
afektif yang tampak jelas dan secara umum juga dijumpai waham dan halusinasi yang
bersifat mengambang serta terputus-putus (fragmentary), perilaku yang tidak
bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta umumnya mannerisme.
Skizofrenia hebefrenik disebut juga disorganized type atau kacau balau
yang ditandai dengan inkoherensi, afek datar, perilaku dan tertawa kekanak-kanakan,
yang terpecah-pecah, dan perilaku aneh seperti menyeringai sendiri, menunjukkan
gerakan-gerakan aneh, mengucap berulang-ulang dan kecenderungan untuk menarik
diri secara ekstrim dari hubungan sklienial.
Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan
perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, ada kecenderungan
untuk selalu menyendiri, dan perilaku menunjukkan hampa perilaku dan hampa
perasaan, senang menyendiri, dan ungkapan kata yang di ulang ulang, mengalami
disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta adanya penurunan perawatan diri
pada individu.
B. Etiologi
Etiologi Skizofrenia Hebefrenik pada umumnya sama seperti etiologi
skizofrenia lainnya. Dibawah ini beberapa etiologi yang sering ditemukan :
- Faktor Predisposisi : Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada
munculnya respon neurobiologi seperti pada harga diri rendah antara lain :
a. Faktor Genetik : Telah diketahui bahwa secara genetis skizofrenia diturunkan
melalui kromosom-kromosom tertentu. Tetapi kromosom yang ke berapa
menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap
penelitian. Diduga letak gen skizofrenia ada dikromosom no. 6 dengan
kontribusi genetik tambahan no. 4, 8, 15 dan 22. Anak kembar identik
memiliki kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya
mengalami skizofrenia, sementara jika dizigot peluangnya sebesar 15%.
Seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia, sementara
bila kedua orang tuanya skizofreia maka peluangnya menjadi 35%.
b. Faktor Neurologis : Ditemukan bahwa korteks prefrontal dan korteks limbik
pada pasien skizofrenia tidak pernah berkembang penuh. Ditemukan juga
pada pasien skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak yang
abnormal. Neurotransmiter yang ditemukan tidak normal khususnya
dopamine, serotonine, dan glutamat.
c. Studi Neurotransmiter : Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan neurotransmiter dopamin yang berlebihan.
d. Teori Virus : Paparan virus influenza pada trimester 3 kehamilan dapat
menjadi faktor predisposisi skizofrenia.
e. Psikologis : Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu pencemas, terlalu
melindungi, dingin dan tidak berperasaan, sementara ayah yang mengambil
jarak dengan anaknya.