Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Hari, Tanggal : Selasa, 11 Februari 2014

Kimia Klinis Waktu : 08.00-12.00 WIB


Kelas : KIM 2C P1 pagi
Dosen : Dr.drh.Erni Sulistiawati SP1
drh.Saptiani Aryani
Asisten : Lusiana Kresnawati Hartono, S.Si
Yudieta Puji Sanggari, Amd








PENANGANAN SAMPEL DAN KEAMANAN DAN
KESELAMATAN KERJA

Kelompok 4

Yestrin Premita D J3L112005 1.
Anggita Septi W J3L112028 2
Kukuh Prasetyo J3L112045 3.
Regina Oktoris J3L112098 4
Feni Ayudia J3L212192 5.















PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Pendahuluan
Laboratorium kimia klinis adalah sarana yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan
yang bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab
penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat berpengaruh terhadap
kesehatan perorangan dan masyarakat. Praktikum sering menggunakan berbagai
bahan-bahan kimia yang merupakan bahan toksik, korosif, eksplosif,
karsinogenik, dan iritan. Sehingga praktikan merupakan orang pertama yang akan
terpapar bahan tersebut, untuk mengurangi pemaparan dan kondisi yang lebih
buruk lagi dibutuhkan pengetahuan yang lebih mengenai bahan kimia dan
penanganannya. Selain itu dalam pekerjaannya praktikan menggunakan alat-alat
yang mudah pecah dan jarum suntik yang mungkin mengakibatkan kecelakaan
kerja. Praktikan juga dapat mengakibatkan penyakit yang berasal dari kuman,
patogen yang berasal dari pasien.
Pengetahuan untuk kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah satu
upaya untu menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa
maupun kerugian materi bagi praktian tetapi juga dapat mengganggu proses
praktium secara menyeluruh (Sastrohadiwiryo 2002). Salah satu penerapan untuk
menjalankan K3 yaitu adanya pelabelan di bahan bahan kimia yang digunakan
berguna untuk memberikan informasi yang tepat tentang jenis dan sifat sifat dari
bahan kimia tersebut.
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan bahan berbahaya menurut
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) .
Peraturan ini adlah suatu aturan untuk melindungi atau menjaga bahan bahan
berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Pentingnya
mengenal simbol bahan kimia sehingga kecelakaan kerja di laboratorium dapat
dicegah (Mulyono 2008). Merujuk pada pentingnya keselamatan kerja di
laboratorium maka diperlukan adanya pengetahuan serta informasi tentang
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium sehingga dapat meminimalkan
kejadian yang tidak diinginkan.

Tujuan
Praktukum bertujuan untuk mengenali sifat dan penanganan limbah
praktikum kimia klinis dan memahami cara praktikum yang baik untuk keamanan
dan keselamatan kerja.

Bahan dan Cara Percobaan
Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu Timah(II)oksida, Natrium
hiroksida, Amonium klorida, Barium klorida dihidrat, Feri ammonium sulfat
dihidrat, n-pentana, Natrium nitrit, Asam sulfat, Etanol, Amonia, Kalium
permanganat, Resorsinol, Merkuri(II)klorin, Kalium nitrat, Fenol, dan Kalium
iodat.
Percobaan dilakukan dengan mengamati setiap simbol yang tertera pada
label bahan kimia yang disediakan dan membaca cara penanganan dan
penyimpanan bahan kimia tersebut.
Hasil dan Pembahasan

Tabel 1 Jenis, sifat dan simbol bahan kimia
No Jenis Sifat/contoh Simbol
1 Flammable Bahan yang mudah bereaksi
dengan oksigen dan menimbulkan
kebakaran.
Contoh : Dietil eter, petroleum
eter, aseton, eter, heksana, metal
iso-butil keton, karbon disulfide,
benzene, toluena, dan xilene.

2 Irritant Bahan yang karena reaksi kimia
dapat menimbulkan kerusakan
atau peradangan atau sensitisasi
bila kontak permukaan tubuh
yang lembab seperti kulit, mata
dan saluran pernafasan.
Contoh : KMnO
4
, NaOH,
Natrium silikat, kalsium
hidroksida, asam trikloroasetat,
phenol, asam nitrat, asam klorida,
asam format, asam asetat,
karbondisulfida dan hidrokarbon
terhalogenasi.

3 Explosive Bahan kimia mudah meledak bila
reaksi kimia bahan tersebut
menghasilkan gas dalam jumlah
dan tekanan yang besar serta suhu
yang tinggi, sehingga
menimbulkan kerusakan
disekelilingnya.
Contoh : Amonium nitrat, TNT,
etanol, nitro gliserin, asetilen,
diazo, nitrozo, Nitro, Alkil
polinitro, oksim, azo, N-nitroso,
azida, peroksida, ozon, perkloril,
asam nitrat bila dicampur dengan
aseton.

4 Beracun/Poison Bahan kimia yang dalam jumlah
kecil menimbulkan keracunan
pada manusia atau makhluk hidup
lainnya.
Contoh : BaCl
2,
timah(II)oksida,
natrium nitrit, merkuri (II)klorid,
phenol, kalium nitrat, Hg, asam
sianida, asam sulfida, karbon
monoksida, benzena, asbes,
bensidin, krom, naftilamin, dan

finilkrorida.
5 Korosif Bahan yang karena reaksi kimia
dapat merusak logam.
Contoh : asam sulfat, asam nitrat,
asam klorida, natrium hidroksida,
kalsium hidroksida, dan gas
belerang dioksida.

6 Bahaya terhadap
lingkungan
Bahan kimia yang dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau
dalam sela waktu tertentu pada
suatu kompartemen lingkungan
atau lebih (air, tanah, udara,
tanaman, mikroorganisme) dan
menyebabkan gangguan ekologi.
Contoh : KMnO
4
, resorsinol,
tributil timah klorida, tetra
klorometan, petroleum
hidrokarbon dan n-pentan.

7 Biohazard Sample bahan biologis: beresiko
atau berpotensi infeksius. Bahaya
pada tahap: pengambilan
transportasi, pembukaan, dan
proses analisis.





8 Toksisitas kategori
4, bahaya korosif
kategori 2 dan
iritasi kategori 2A,
toxic terhada organ
spesifik
Berbahaya jika tertelan, toxic jika
terkena kulit dan toxic jika
terhirup. menyebabkan iritasi
kulit, iritasi pada mata, dapat
menyebabkan irirtasi pernafasan
atau kantuk dan pusing.
Contohnya : resorsinol

9 Sensitisasi
pernafasan dan
sensitisasi kulit,
mutagenisasi sel
induk,
karsinogenik, toxic
terhadap
reproduksi, toxic
terhada organ
spesifik,
aspirasi(piktogram)
Dapat memnyebabkan gejala
alergi atau gejala asma atau sulit
bernafas jika terhirup, dapat
menyebabkan reaksi alergi pada
kulit, dapat menyebabkan
kerusakan genetik, dapat
menyebabkan kanker, dapat
merusak janin, menyebabkan
kerusakan pada organ, dapat
berakibat fatal jika tertelan atau
masuk kedalam saluran
pernafasan.
Contohnya : phenol


Nama bahan Wujud Simbol
Padat Cair
Timah(II)oksida Toxic, bahaya lingkungan
(NH4)Fe(SO4)2.12H2O -
Natrium hidroksida Korosif
Resorsinol Tanda seru, berbahaya
lingkungan
Merkuri(II)Klorida Beracun,
Kalium iodat Oksidator,
Fenol Beracun, korosif,
karsinogenik(manusia *)
Asam sulfat Korosif
Amonia Korosif
Kalium permanganat Oksidasi, berbaha
lingkungan, karsinogenik
Etanol Mudah terbakar,
Kalium nitrit Oksidasi, beracun
berbahaya lingkungan.
Natrium nitrit Mudah teroksidasi,
beracun
n-Pentana Flammable, kasinogenik,
bahaya lingkungan
Amonium klorida Karsinogenik
Barium klorida Toxic

Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia dalam jumlah
kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau makhluk hidup lain. Bahan
dinyatakan sebagai bahan beracun jika pernafasan melalui mulut LD50 > 25 atau
200 mg/kg berat badan, atau pemaparan melalui kulit LD50 > 25 atau 400 mg/kg
berat badan, atau melalui pernafasan LD50 > 0,5 mg/L atau 2 mg/L. Kekuatan
racun didasarkan pada LD50 (Letal dose 50) yang artinya berapa banyak zat
tersebut yang diberikan kepada binatang percobaan dan membuat kematian
sebanyak 50% dari binatang percobaan tersebut. Semakin kecil angka LD50
berarti semakin toxic suatu bahan tersebut dan sebaliknya.
Pada umumnya zat toxic masuk melalui pernafasan kemudian beredar ke
seluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu yang dapat menggangu
organ tersebut, seperti hati, paru-paru dan lain-lain, tetapi dapat juga berakumulasi
dalam tulang, darah, hati, ginjal atau cairan limfa dan menghasilkan efek
kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat beracun dari dalam tubuh dapat
melewati urin, saluran pencernaan, sel epitel, dan keringat.
Bahan kimia yang mudah meledak yaitu bahan yang pada suhu dan
tekanan standar (25
0
C, 760mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan
atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan
cepat dapat merusak lingungan sekitarnya. Bahan imia eksplosive ada yang dibuat
sengaja dengan tujuan peledakan seperti TNT, nitrogliserin dan amonium nitrat.
Bahan bahan tersebut sangat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis yaitu
adanya gesekan dan tumbukan. Bahan kimia yang mudah meledak mempunyai
cara penanganan yang khusus yaitu bangunan penyimpanan bahan harus kuat,
lantai harus terbuat dari bahan yang tahan loncatan api, bebas kelembapan dan
mempunyai peredaran udara yang baik.

Daftar Pustaka
Mulyono. 2008. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta : Bumi Aksara.
Sastrohadiwiryo S. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai