Anda di halaman 1dari 20

Vol. 4 No. 4, Desember 2009 ISSN.

1907-9737







JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN

Analisis Reaksi Investor Atas Isi Berita Yang Berbeda Serta
Keputusan Menjual Atau Menahan Saham Yang Dimiliki
(Suatu Kajian Eksperimental)
Oleh Herman Karamoy Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Tingkat Bunga, Dan GDP
Terhadap Return Dan Nilai Saham
Oleh Dedy N. Baramuli Dosen Fakultas Ekonomi UNSRAT

Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Kinerja Internal Auditor Pemerintah Di Sulawesi Utara
Oleh Stevie Kaligis Alumni Program Magister Akuntansi FE UNSRAT
Dan Jullie J. Sondakh Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva, Tingkat Pengembalian Ekuitas,
Laba Per Saham, Tingkat Suku Bunga Deposito, Tingkat Inflasi Dan
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia
(Studi Pada Saham Perusahaan LQ-45 Periode 2004 s/d 2008)
Oleh Winston Pontoh Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

Pengukuran Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan
Di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSRAT
Oleh Heince R.N.Wokas Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

Analisis Efektivitas Pajak Daerah : Pajak Pengambilan Dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah Dan Air Permukaan Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Provinsi Sulawesi Utara
Oleh Sherly Wowor Alumni Fakultas Ekonomi UNSRAT
Dan Lintje Kalangi Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT

Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Pendapatan Dan ROI
Pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero)
Oleh Noldi Walelang Alumni Fakultas Ekonomi UNSRAT
Dan Dhullo Afandi Dosen Jurusan Akuntansi FE UNSRAT



JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAM RATULANGI

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGEMBALIAN AKTIVA, TINGKAT
PENGEMBALIAN EKUITAS, LABA PER SAHAM, TINGKAT SUKU BUNGA
DEPOSITO, TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP
HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
(STUDI PADA SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 PERIODE 2004 s/d 2008)


Winston Pontoh

ROA, ROE and EPS are some of most interested internal side indicators by investors
to make investments. By external side of entity, stability of interest rate of bank
deposit, inflation and exchange rate of Rupiah on US Dollar known as macro
indicators for investors to make investments. The research purposed to test the
influence of ROA, ROE, EPS, interest rate of bank deposit, inflation and exchange
rate of Rupiah on US Dollar to stock price from companies listed on LQ 45 at
Indonesia Stock Exchange.
The result at significance = 5%, simultantly, ROA, ROE, EPS, interest rate of bank
deposit, inflation and exchange rate of Rupiah on US Dollar significant effect on
stock price by correlation coefficient (R) is 0.839 which contribution of independent
variable for varians model explanation of dependent variable is 0.704. Partially,
independent variable for EPS, interest rate of bank deposit, inflation and exchange
rate of Rupiah on US Dollar significant effect on stock price.
Accepting Signalling Theory and Arbitrage Pricing Theory, where stock price would
be influenced by Earnings Per Share (EPS) and the other macro variables such as
inflation rate, , interest rate of bank deposit and exchange rate of Rupiah on US
Dollar.

Keywords : ROA, ROE, EPS interest rate of bank deposit, inflation and exchange rate
and stock price

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Salah satu alat investasi dalam pasar modal adalah saham. Saham merupakan
suatu sarana alat fungsi pembiayaan eksternal (external financing) yang sangat
penting dari suatu badan usaha disamping memanfaatkan laba ditahannya atau
pembiayaan internal (internal financing). Untuk pemenuhan kebutuhan ini,
kemampuan untuk menciptakan laba dari badan usaha tersebut sangat diperhatikan
dan bahkan sangat dituntut oleh para investor, untuk melihat apakah perusahaan
mempunyai kesanggupan untuk memberikan dividen maupun memberikan
keuntungan (capital gain) maksimal atas investasi yang ditanamkan oleh investor
tersebut.

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 2

Tingkat Pengembalian Aktiva (Return On Assets-ROA), Tingkat Pengembalian
Ekuitas (Return On Equity-ROE) dan Laba per Saham (Earning Per Share-EPS)
merupakan indikator-indikator dari sisi internal emiten yang banyak menarik
perhatian investor dalam melakukan investasinya, sebab semakin baik indikator
indikator ini maka menginsyaratkan pada investor adanya kinerja emiten yang baik
dalam manajemennya khususnya kinerja keuangan. Di sisi eksternal emiten adanya
tingkat suku bunga deposito yang rendah, tingkat inflasi nasional yang rendah atau
stabil dan menguatnya nilai tukar (kurs) mata uang Rupiah terhadap mata uang US
Dollar merupakan indikasi akan adanya peningkatan atau pertumbuhan perekonomian
negara yang baik, sehingga bagi para investor semakin baik indikator-indikator makro
ini maka semakin baik pula dalam melakukan investasinya.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian berdasarkan latar belakang permasalahan,
adalah sebagai berikut :
1. Apakah Tingkat Pengembalian Aktiva dalam rangka penciptaan laba
perusahaan melalui stuktur aktiva operasi (Return On Assets - ROA) dapat
mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
2. Apakah Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity ROE) dapat
mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
3. Apakah Laba Per Saham (Earning Per Share EPS) mempengaruhi Harga
Saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
4. Apakah Tingkat Suku Bunga Deposito mempengaruhi Harga Saham di Bursa
Efek Indonesia secara parsial.
5. Apakah Tingkat Inflasi mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Indonesia
secara parsial.
6. Apakah Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar mempengaruhi Harga Saham di
Bursa Efek Indonesia secara parsial.
7. Apakah Tingkat Pengembalian Aktiva, Tingkat Pengembalian Ekuitas, Laba per
Saham, Tingkat Suku Bunga Deposito, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah
terhadap US Dollar secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham.

1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui secara empiris tentang :
1. Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva (ROA) terhadap Harga Saham di
Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) terhadap Harga Saham di
Bursa Efek Indonesia.
3. Pengaruh Laba Per Saham (EPS) terhadap Harga Saham di Bursa Efek
Indonesia.
4. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito terhadap Harga Saham di Bursa Efek
Indonesia.
5. Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 3

6. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah atas US Dollar terhadap Harga Saham di Bursa
Efek Indonesia secara parsial.
7. Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva, Tingkat Pengembalian Ekuitas, Laba
per Saham, Tingkat Suku Bunga Deposito, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar
Rupiah atas US Dollar secara simultan terhadap Harga Saham.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak, antara lain yaitu :
1. Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan
serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor faktor yang
mempengaruhi harga saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi para investor dan masyarakat luas sebagai pihak eksternal perusahaan untuk
dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu masukan dalam
analisis peluang investasi perusahaan dan pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi para Akademisi, penelitian ini memberikan masukan dan wawasan dalam
mengembangkan hasil temuan penelitian ini untuk penelitian selanjutnya.

2. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS & HIPOTESIS

2.1. Tingkat Pengembalian Aktiva Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat
profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar
laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif
dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan
demikian, semakin tinggi ROA, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini
selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan
daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor,
karena tingkat kembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa
harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat,
dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Ang,
1997:18.32). Pendapat ini dipertegas oleh Natarsyah (2000:312), yang menyatakan
bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan, semakin
tinggi earning power semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan
sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

2.2. Tingkat Pengembalian Ekuitas Return On Equity (ROE).
Weston dan Brigham (2001:26) mengatakan bahwa harga saham
dipengaruhi oleh proyeksi laba per lembar saham (EPS), saat diperoleh laba (ROE),
dan PER. Hal ini menjadi pertimbangan investor bahwa mereka tidak akan
mengalami kerugian setelah melihat aspek kinerja keuangan perusahaan. Menurut
Anastasia (2003:131), secara empiris terbukti bahwa faktor Return On Equity (ROE)

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 4

serta faktor fundamental lainnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham di perusahaan - perusahaan properti (terdaftar di BEI) secara bersama-
sama.
Menurut Walsh (2004: 56),
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pengembalian atas modal yang
ditanamkan pemilik saham. Pengembalian modal perusahaan merupakan ukuran
seberapa besar laba yang dihasilkan atas seluruh investasi dalam modal yang
dilakukan oleh pemilik modal perusahaan. ROE merupakan salah satu rasio dalam
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba dari setiap modal yang ditanamkan pemilik perusahaan.
Pengembalian atas ekuitas/modal sendiri dihitung dengan membandingkan antara
laba bersih terhadap ekuitas perusahaan. Laba yang dihasilkan atas investasi
berbentuk modal perusahaan dalam rasio keuangan yang dikenal return on equity atau
ROE mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan kepada para
pemegang saham atau pemilik perusahaan. ROE yang semakin tinggi menunjukkan
bahwa investasi yang dilakukan pemilik perusahaan menghasilkan return saham yang
semakin tinggi.

2.3. Laba Per Saham Earning Per Share(EPS).
Menurut Subiyantoro (2003:179),
Dalam penelitiannya mengemukakan bahwa berdasar pendekatan constant
growth of dividend discount model maka faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
harga saham mencakup: return on asset, return on equity, earning per share, book
value equity per share, debt to equity ratio, return saham, return bebas risiko, beta
saham dan return market. Setelah melalui kaidah-kaidah analisis regresi maka faktor-
faktor yang membentuk model penelitian adalah return on asset, return on equity,
book value equity per share, debt to equity ratio, return saham, beta saham dan
return market sebagai variabel bebas sedangkan variabel terikatnya adalah harga
saham.
Menurut Weston dan Brigham (2001:26), salah satu faktor yang
mempengaruhi harga saham adalah laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)
dimana seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima
laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang
diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan
mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga
saham perusahaan akan meningkat. Menurut Triyono (2000:54), dalam prakteknya,
para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli
saham yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 5

2.4. Tingkat Suku Bunga Deposito.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sarwono (2003:1) disebutkan bahwa variabel rate of return on
total assets, dividend payout ratio, financial leverage dan tingkat suku bunga
merupakan variabel yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Begitu pula
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Okty, (2002:1) yang menyebutkan
bahwa faktor ekstern yang mempunyai pengaruh besar terhadap harga saham adalah
tingkat suku bunga dan inflasi. Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
harga saham seperti yang tersebut di atas, penelitian ini akan difokuskan terhadap
obyek penelitian bagaimana pengaruh nilai tingkat bunga SBI, nilai kurs dollar AS,
dan tingkat inflasi, terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Dipilihnya faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap indeks harga saham ini mengingat kondisi
situasi perekonomian Indonesia yang mengalami perubahan besar akibat krisis
moneter yang melambungkan nilai inflasi, maupun kurs dollar AS yang dalam
beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi yang naik turun. Dalam penelitian ini,
suku bunga deposito diambil refleksinya dari suku bunga riil (bukan BI rate) yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia atau Sertifikat Bank Indonesia, dengan
pertimbangan bahwa SBI adalah tingkat bunga yang benar benar terjadi / berlaku di
pasar.

2.5. Tingkat Inflasi.
Menurut Bodie (2003:331),
Inflasi merupakan suatu nilai dimana tingkat harga barang dan jasa secara
umum mengalami kenaikan. Inflasi adalah salah satu peristiwa moneter yang
menunjukkan suatu kecenderungan akan naiknya harga-harga barang secara umum,
yang berarti terjadinya penurunan nilai uang. Penyebab utama dan satu-satunya yang
memungkinkan gejala ini muncul menurut Teori Kuantitas mengenai uang pada
mazhab klasik adalah terjadinya kelebihan uang yang beredar sebagai akibat
penambahan jumlah uang di masyarakat.
Purnomo (2003:1), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pengaruh
tingkat bunga deposito dan tingkat inflasi terhadap harga saham Astra Internasional
tidak begitu kuat sehingga masih banyak variabel lain yang mempengaruhi harga
saham Astra Internasional. Menurut Richardson (1993:199), bahwa pengembangan
dari efek Fisher terhadap return di pasar modal mengalami kemunduran yang secara
empiris sangat signifikan dikarenakan terjadinya peristiwa yang kontradiktif.
Sebagian besar penemuan empiris membuktikan bahwa return saham dan tingkat
inflasi mempunyai hubungan yang negatif. Hubungan negatif ini menjadi sesuatu
yang tidak terduga untuk saham, yaitu adanya pernyataan bahwa pergerakan aset riil
akan dikompensasikan dengan pergerakan inflasi. Menurut Elisabeth (2007:1), inflasi
tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap harga saham (uji-t) sedangkan
inflasi akan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan bersama variabel lain
terhadap harga saham (uji F).


Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 6

2.6. Nilai Tukar.
Menurut Husnan (2001:149)
Bagi Investor asing perubahan kurs valas merupakan risiko tersendiri yang
harus diperhatikan karena diperkirakan bahwa standar deviasi tingkat keuntungan
yang diperoleh investor asing akan cenderung lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan investor domestik. Dapat saja suatu investasi dianggap memberikan
keuntungan negatif.penyebabnya adalah merosotnya nilai rupiah dibandingkan
dengan nilai uangnya.
Menurut Kurniawati (2007:87), perubahan kurs mata uang berpengaruh
terhadap harga saham, yang pada akhirnya ikut mempengaruhi return saham.
Menurut Utami (2003:123), bahwa profitabilitas, suku bunga, inflasi, dan nilai
tukar secara bersama sama mempengaruhi harga saham badan usaha secara
signifikan selama krisis ekonomi terjadi di Indonesia. Dan secara parsial
menunjukkan bahwa suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

2.7. Hipotesis
1. Tingkat Pengembalian Aktiva dalam rangka penciptaan laba perusahaan melalui
struktur aktiva operasi (Return On Assets - ROA) berpengaruh secara parsial
terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.
2. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity ROE) berpengaruh secara
parsial terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.
3. Laba Per Saham (Earning Per Share EPS) berpengaruh secara parsial terhadap
Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.
4. Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Pemerintah berpengaruh secara parsial
terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.
5. Tingkat Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham di Bursa Efek
Indonesia.
6. Nilai tukar Nilai Tukar Rupiah atas US Dollar berpengaruh secara parsial
terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.
7. Tingkat Pengembalian Aktiva, Tingkat Pengembalian Ekuitas, Laba per Saham,
Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Pemerintah, dan Tingkat Inflasi secara
simultan berpengaruh terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.










Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 7

2.8. Kerangka Penelitian
























3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Data dan Sumber Data
1. Data
1) Data Kualitatif.
Data kualitatif merupakan data yang disajikan secara deskriptif atau
berbentuk uraian yang berupa profil dan isu kebijakan perusahaan yang ada
selama periode penelitian.
2) Data Kuantitatif.
Data kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk angka-angka
dimana jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
dokumenter, berupa laporan keuangan pada periode pengamatan tahun 2004
2008 (per 30 Juni), data suku bunga, data tingkat inflasi, dan data nilai tukar
(kurs).
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data sekunder berupa laporan keuangan yang dipublikasikan, Direktori Pasar
Modal Indonesia (Indonesian Capital Market Directory) yang diperoleh
Dimana :

Y = Harga Saham
X
1
= Return On Assets (ROA)
X
2
= Return On Equity (ROE)
X
3
= Earning Per Share (EPS)
X
4
= Tingkat Suku Bunga Deposito
X
5
= Tingkat Inflasi
X
6
= Nilai Tukar





X
1


X
2


X
3


X
4


X
5


Y

X
6


Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 8

melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melalui database yang tersedia
secara online pada situs http://www.jsx.co.id.
2. Data sekunder berupa angka inflasi periode 2004 sampai dengan 2008
berdasarkan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Biro Pusat
Statistik yang diambil dengan melakukan penelusuran melalui internet.
http://www.bps.go.id
3. Data sekunder berupa tingkat bunga deposito berdasar SBI dan daftar nilai
tukar Rupiah terhadap US Dollar (kurs) periode 2004 sampai dengan 2008
dari Bank Indonesia melalui penelusuran internet. (http://www.bi.go.id)

3.2. Populasi dan Sampel
3.1.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 396 saham perusahaan yang terdaftar /
tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dan dalam hal ini
emiten telah beroperasi dan rutin melaporkan laporan keuangannya untuk
periode tahun 2004 2008 (per 30 Juni 2008) ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2.2. Sampel
Berdasarkan populasi maka sampel yang diambil adalah saham perusahaan
perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ 45 yaitu saham 45 perusahaan
dengan sampel 225 periode pengamatan dan setelah dikeluarkannya angka -
angka yang dianggap sebagai outliers maka jumlah sampel menjadi 190
periode pengamatan. Adapun kriteria yang dipilih adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan-perusahaan yang telah beroperasi dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) antara tahun 2004 sampai dengan per 30 Juni 2008.
2. Perusahaan perusahaan yang terdaftar dalam saham terlikuid atau Indeks
LQ 45 secara berturut turut selama periode 2004 sampai dengan 2008.
3. Perusahaan perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan per
31 Desember secara lengkap (kecuali untuk tahun 2008, hanya
disampaikan per 30 Juni).
4. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam variabel penelitian ini
adalah Metode Nonprobability Sampling jenis Purposive Sampling dengan
teknik Judgement Sampling, dengan alasan bahwa pengumpulan data
didasarkan pada kriteria dan syarat yaitu menyajikan laporan keuangan dan
informasi keuangan lain yang lengkap agar dapat memperoleh data yang
diinginkan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode pengumpulan data ini
diterapkan untuk semua variabel penelitian.



Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 9

3.4. Definisi dan Pengukuran Variabel.
1. Harga Saham
Harga saham yang dimaksud adalah harga penutupan (closing price)
yang tercantum di dalam publikasi laporan rugi-laba tahunan dan
variabel ini dinyatakan dalam mata uang Rupiah (Rp.).
2. Return On Assets (ROA)
Yaitu indikator kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atas
sejumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Return On Assets (ROA)
dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak
dengan total aktiva (Earnings After Tax dibagi Total Assets) atau dapat
dituliskan sebagai berikut :



Variabel ini dinyatakan dalam persen (%).
3. Return on Equity (ROE)
Yaitu indikator kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang
tersedia untuk mendapatkan laba bersih. Return On Equity (ROE) dapat
diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan
total ekuitas (Earnings After Tax dibagi Total Equity) atau dapat dituliskan
sebagai berikut :



Variabel ini dinyatakan dalam persen (%).

4. Earning Per Share(EPS)
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
earnings akuntansi, yaitu pendapatan per lembar saham (earnings per
share) yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan. EPS ini
kemudian akan dibagi dengan harga penutupan saham pada akhir tahun
fiskal t-1 atau dapat dituliskan sebagai berikut :




Variabel ini dinyatakan dalam mata uang Rupiah (Rp.)
5. Tingkat Suku Bunga Deposito
Tingkat suku bunga deposito berjangka adalah suatu harga penggunaan
uang yang dapat diukur dari besarnya penggunaan uang dalam jangka
waktu tertentu yang disesuaikan dengan tingkat permintaan dalam pasar
dana investasi sebagai imbalan atas penanaman dana pada deposito
berjangka. Variabel ini dinyatakan dalam persen (%).
EAT
ROA =
Total Assets
EAT
ROE =
Equity
EAT
EPS =
Saham

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 10

6. Tingkat Inflasi
Laju inflasi Indonesia Per tahun berdasarkan presentase perubahan Indeks
Harga Konsumen (IHK) dari tahun ke tahun yang dilaporkan oleh Biro
Pusat Statistik. Variabel ini dinyatakan dalam persen (%).
7. Nilai Tukar
Nilai tukar adalah besarnya unit dari satu mata uang yang ditukarkan
untuk satu unit mata uang US Dollar berdasarkan Bank Indonesia.
Variabel ini dinyatakan dalam mata uang Rupiah (Rp.)

3.5. Metode Analisis.
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda
dengan bantuan program SPSS (Statistic Package for the Social Science) versi 15.0,
yang dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang ada. Persamaan
yang digunakan adalah :
Y = a +
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+
4
X
4
+
5
X
5
+
6
X
6

Dimana :
Y = Harga Saham
a : Konstanta

1
: Koefisien Regresi ROA
X
1
: Return On Assets (ROA)

2
: Koefisien Regresi ROE
X
2
: Return On Equity (ROE)

3
: Koefisien Regresi EPS
X
3
: Earning Per Share (EPS)

4
: Koefisien Regresi Tingkat Suku Bunga Deposito
X
4
: Tingkat Suku Bunga Deposito

5
: Koefisien Regresi Tingkat Inflasi
X
5
: Tingkat Inflasi

6
: Koefisien Regresi Nilai Tukar
X
6
: Nilai Tukar

3.6. Uji Asumsi Klasik.
Dalam literature Ekonometrika dikemukakan bahwa pengujian dengan regresi
linear berganda harus memenuhi beberapa asumsi klasik yang beberapa diantaranya
yaitu data terdistribusi normal, bebas autokorelasi, bebas multikolinearitas dan bebas
heteroskedastisitas (Sarwoko, 2005:45).
3.6.1. Uji Normalitas
Dalam penelitian, uji normalitas merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk
suatu model regresi karena model regresi variable bebas dan variable tergantung
harus terdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
model-model regresi, variable-variabel dependen, variable-variabel independen
mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2006:110), uji normalitas

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 11

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal pada grafik Normal P-P of
regression standardized residual dan mengikuti arah diagonal tersebut, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas, tetapi jika sebaliknya data menyebar jauh
berarti tidak memenuhi asumsi normalitas tersebut (Cornelius Trihendradi, 2007:34).
3.6.2. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi tingkat keeratan suatu hubungan, asumsi ini didefinisikan
sebagai terjadinya korelasi di antara dua pengamatan, dimana munculnya suatu data
dipengaruhi oleh data sebelumnya. Adanya suatu korelasi bertentangan dengan salah
satu asumsinya, artinya jika ada korelasi maka dapat dikatakan bahwa koefisiensi dari
persamaan estimasi yang diperoleh kurang kuat. Untuk mengetahui adanya korelasi
digunakan uji Durbin Watson yang bisa dilihat dari hasil uji regresi berganda. Secara
konvensional dapat dikatakan telah memenuhi asumsi non-autokorelasi jika nilai uji
Durbin Watson mendekati 2 atau lebih.
Menurut Cornelius Trihendradi (2007:14), dengan ketentuan Durbin Watson
(DW) pengambilan keputusan apakah terjadi autokorelasi atau tidak ada, yaitu :
1. Jika 1.65< DW < 2.35 maka tidak terjadi autokorelasi
2. Jika DW < 1.21 atau DW > 2.79 maka terjadi autokorelasi
3. Jika 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79, tidak dapat disimpulkan
terjadi autokorelasi atau tidak
3.6.3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi berganda
ditemukan adanya korelasi antar variable bebas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antara variable-variabel independennya. Pengujian ada tidaknya
multikolinearitas dilihat dari nilai korelasi dua variabel independen tersebut
mendekati satu atau nilai korelasi parsial akan mendekati nol, disamping itu juga
apabila nilai variance inflation factor (VIF) > 2 maka terjadi multikolinearitas
(Cornelius Trihendradi, 2007:14). Menurut Sarwoko (2005:120), Ghozali (2006:93)
dan Utomo (2007:162), variance inflation factor (VIF) yang melebihi 10 dapat
dikatakan sebagai multikolinearitas yang sangat berat. Lebih lanjut, menurut Utomo
(2007:162), nilai Condition Index (CI) yang lebih besar dari 30 berarti adanya
masalah multikolinearitas yang parah antarvariabel independen.
3.6.4. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi akan layak digunakan apabila tidak terdapat heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan dengan melihat
ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik plot. Jika terbentuk pola-pola tertentu
yang teratur (konstan) maka regresi mengalami heterokedastisitas tetapi jika tidak
membentuk suatu pola acak berarti regresi tidak mengalami
heteroskedastisitas.(Cornelius Trihendradi, 2007:14).
Menurut Utomo (2007:181), untuk menyelesaikan masalah heterokedastisitas
maka dapat memakai Uji Park, dimana untuk keperluan praktis bila nilai signifikansi
t koefisien regresi variabel independen ke i pada regresi auxilliary <= , maka

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 12

variabel independen ke i menyebabkan terjadinya masalah heterokedastisitas, jika
auxilliary > maka variabel independen ke i tidak menyebabkan masalah
heterokedastisitas.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian.
4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian.
Saham LQ 45 merupakan saham yang terdiri dari 45 perusahaan yang mapan
dan stabil, memiliki sejarah pertumbuhan yang baik, serta struktur modal yang cukup
baik, memiliki nilai pasar dan likuiditas tinggi. Saham LQ 45 merupakan jenis saham
yang paling aktif dan paling diminati oleh pasar investor maupun calon investor.
Dalam kaitan itu maka data yang akurat, mutlak menjadi pertimbangan utama oleh
calon investor. Daftar nama perusahaan yang masuk dalam daftar saham LQ 45
sepanjang periode 2004 sampai dengan 30 Juni 2008 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan LQ 45 Periode 2004 per 30 Juni 2008
No Nama Perusahaan

No
Nama Perusahaan No Nama Perusahaan

1 AKR Corporindo Tbk.

16 Bank Rakyat Indonesia Tbk.

31 Kawasan Industri Jababeka

2 Aneka Tambang (Persero) Tbk.

17 Berlian Laju Tanker Tbk.

32 Lippo Karawaci Tbk.

3 Astra Agro Lestari Tbk.

18 Bisi International Tbk.

33 Medco Energi International Tbk.

4 Astra International Tbk.

19 Bumi Resources Tbk.

34 Media Nusantara Citra Tbk.

5 Bakrie & Brothers Tbk.

20 Central Proteinaprima Tbk.

35 Mitra Rajasa Tbk.

6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk.

21 Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

36 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

7 Bakrie Telecom Tbk.

22 Ciputra Development

37 PP London Sumatera Tbk.

8 Bakrieland Development Tbk.

23 Darma Henwa Tbk.

38 Sampoerna Agro Tbk.

9 Bank Central Asia Tbk.

24 Energi Mega Persada Tbk.

39 Semen Gresik (Persero) Tbk.

10 Bank Danamon Tbk.

25 Holcim Indonesia Tbk.

40 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.

11 Bank International Indonesia Tbk.

26 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.

41 Telekomunikasi Indonesia Tbk.

12 Bank Mandiri (Persero) Tbk.

27 Indo Tambangraya Megah Tbk.

42 Timah Tbk.

13 Bank Negara Indonesia Tbk.

28 Indofood Sukses Makmur Tbk.

43 Truba Alam Manunggal Engineering Tbk.

14 Bank Niaga Tbk.

29 Indosat Tbk.

44 Tunas Baru Lampung Tbk.

15 Bank Pan Indonesia Tbk.

30 International Nickel Indonesia Tbk.

45 United Tractors Tbk.
Sumber : Bursa Efek I ndonesia




Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 13

4.1.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian.
Objek dalam penelitian ini diambil pada sampel saham LQ 45 yang
menyajikan laporan keuangan yang lengkap dan mengeluarkan data yang dianggap
sebagai outliers dalam variabel penelitian sehingga total pengamatan 190 sampel.
Mean harga saham sebagai variabel dependen menunjukkan nilai positif,
menunjukkan adanya pengaruh yang positif dari 6 (enam) variabel independen yang
ada yaitu ROA, ROE, EPS, Tingkat Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar.

4.2. Pembahasan.
Pengujian atas hipotesis akan dilakukan dengan metode analisis regresi
berganda bertingkat signifikansi = 5% dan menggunakan bantuan software SPSS
versi 15. Sebelum melakukan analisis maka perlu dilakukan pengujian atas asumsi -
asumsi klasik seperti uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas agar hasil pengujian dengan metode regresi berganda dapat
dinyatakan valid.

4.2.1. Uji Asumsi Klasik
4.2.1.1. Uji Normalitas
Uji Lilliefors (Kolmogorov Smirnov) menunjukkan signifikansi 0.200,
sehingga KS > atau 0.200 > 0.05, dapat disimpulkan bahwa nilai residual (error)
data terdistribusi secara normal. Uji Shapiro Wilk menunjukkan signifikansi 0.186,
sehingga SW > atau 0.146 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual
(error) data terdistribusi secara normal.
Scatter plot menunjukkan pencaran data mengikuti garis lurus dan
histogram data membentuk simetris sehingga dapat menunjukkan adanya data yang
berdistribusi normal.
4.2.1.2. Uji Autokorelasi
Angka Durbin - Watson yang diperoleh adalah 1.938 sehingga dapat dilihat
1.65 < 1.938 < 2.35 dan disimpulkan tidak terjadi masalah autokorelasi pada variabel
penelitian.
4.2.1.3. Uji Multikolinearitas
Nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk ROA, ROE, EPS, Bunga
Deposito, Inflasi dan Nilai Tukar masih berada dibawah angka 10 sehingga dapat
disimpulkan antarvariabel independen tidak terjadi masalah multikolinearitas.
4.2.1.4. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.2
Uji Heterokedastisitas
Variabel Signifikansi Keterangan
ROA 0.164 Homokedastisitas
ROE 0.562 Homokedastisitas
EPS 0.348 Homokedastisitas
Bunga Deposito 0.497 Homokedastisitas
Tingkat Inflasi 0.701 Homokedastisitas
Nilai Tukar 0.269 Homokedastisitas

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 14

4.2.2. Analisis Regresi dan Implikasi Manajerial.
Persamaan regresi model penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = a +
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+
4
X
4
+
5
X
5
+
6
X
6

Y = -146.156 + 0.000 X
1
+ 0.005 X
2
+ 0.626 X
3
- 0.162 X
4
- 0.276 X
5
+ 33.725 X
6


4.2.3. Analisis Korelasi dan Determinasi
Koefisien korelasi (R) sebesar 0.839 menunjukkan adanya hubungan yang
sangat kuat antara variabel independen yaitu ROA, ROE, EPS, Tingkat
Bunga Deposito, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar terhadap variabel dependen
Harga Saham.
Koefisien determinasi (R
2
) menunjukkan adanya kontribusi variabel
independen yang mampu menjelaskan variasi model variabel dependen
sebesar 0.704 atau 70.4% sedangkan 29.6% dapat dijelaskan oleh pengaruh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini..
4.2.4. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis
Pengujian atas hipotesis dalam penelitian ini adalah berdasarkan tabel
koefisien yang dipakai dalam menentukan persamaan regresi, dimana nilai t
tabel yang diperoleh berada diantara wilayah -1.97 dan 1.97 (wilayah
penerimaan H
0
) dan tingkat signifikansi = 0.05.

Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel Independen
(X)
Variabel Dependen
(Y)
Uji Parsial (Uji t)
Uji
Simultan
(Uji F)
ROA Harga Saham Tidak Signifikan
Signifikan
ROE Harga Saham Tidak Signifikan
EPS Harga Saham Signifikan
Suku Bunga Deposito Harga Saham Signifikan
Tingkat Inflasi Harga Saham Signifikan
Nilai Tukar Harga Saham Signifikan

5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.
1. Secara empiris membuktikan bahwa secara simultan Tingkat
Pengembalian Aktiva (Return On Assets - ROA), Tingkat Pengembalian
Ekuitas (Return On Equity - ROE), Laba per Saham (Earning Per Share
- EPS), Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Pemerintah, Tingkat Inflasi
dan Nilai Tukar Rupiah atas US Dollar signifikan berpengaruh terhadap
Harga Saham yang masuk dalam daftar Indeks LQ 45.
2. Secara empiris membuktikan bahwa secara parsial Laba per Saham
(Earning Per Share - EPS), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga
Deposito dan Nilai Tukar Rupiah atas US Dollar signifikan berpengaruh
terhadap Harga Saham yang masuk dalam daftar Indeks LQ 45.

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 15

3. Menerima Teori Sinyal (Signalling Theory), dimana harga saham akan
dipengaruhi oleh Earnings Per Share (EPS) sebagai sinyal realisasi
dividen yang merupakan promosi bahwa perusahaan tersebut lebih baik
daripada perusahaan lain. Variabel variabel makro seperti Tingkat
Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito dan Nilai Tukar Rupiah atas US
Dollar memberikan sinyal kepada investor akan adanya pertumbuhan
atau stabilnya perekonomian negara sehingga baik untuk melakukan
investasi.
4. Menerima sepenuhnya Teori Arbitrase Harga (Arbitrage Pricing
Theory) di periode ini karena harga saham ternyata dipengaruhi oleh
risiko sistematis misalnya tingkat inflasi inflasi nasional, tingkat bunga
deposito dan nilai tukar.

5.2. Saran
1. Bagi investor, agar memperhatikan dan mempertimbangkan faktor
fundamental (baik dari segi makro maupun segi mikro), faktor teknikal
(psikologis dan informasi pergerakan saham masa lalu), isu kebijakan
pemerintah dalam negeri, masalah ekonomi internasional, dan
perkembangan pasar dunia.
2. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan agar penelitian ini diuji dengan
menambah jumlah sampel yang diteliti dan menambah variabel bebas
yang baru (baik sebagai moderating ataupun intervening), seperti Debt
to Equity Ratio (DER), Assets to Equity Ratio (DAR) serta dividen.
Sangat disarankan untuk menggunakan data dari periode yang berbeda,
sehingga di dapat informasi yang dapat mendukung atau memperbaiki
penelitian ini.


















Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 16

DAFTAR PUSTAKA

Ali Arifin. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta, Penerbit Andi.
Anastasia, Njo. 2003. Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap
Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol. 5 No. 2. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.
Anggraeni, Silvia dan Toto Sugiharto. 2004. Analisis Z Skor untuk Penilaian Kinerja
Keuangan serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan
Perdagangan di BEJ. Majalah Ekonomi dan Komputer No. 3 Tahun XII.
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Ardiyos., 2001, Kamus Ekonomi, Cetakan Pertama, Jakarta, Citra Harta Prima
Arifin, Sjamsul. 1998. Efektifitas Kebijakan Suku Bunga Dalam Rangka Stabilisasi
Rupiah Di Masa Krisis. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.
Bagian Studi Ekonomi dan Lembaga Internasional.Bank Indonesia.
Badan Pusat Statistik. Republik Indonesia. 2008. Number of Indeks Harga Konsumen
(IHK). http://www.bps.go.id
Bank Indonesia. Suku Bunga periode 2004 sampai dengan 2008. http://www.bi.go.id
Bellemore, 1992. Investment Principles and Practices and Analysis. Third Edition.
South Western Publishing Company, Ohio.
Bodie, Kane, Alex and Marcus. 2003. Essentials of Investments. Fifth Edition. Mc
Graw Hill Companies. New York.
Brigham and Houston. 2004. Fundamentals of Financial Management. 10
th
Ed.South
Western. Thomson.
Bursa Efek Indonesia. Direktori Pasar Modal Indonesia LQ 45 Laporan Keuangan
periode 2004 2008. http://www.jsx.co.id.
Clark, J.R. 1990. Macroeconomics for Managers. Massachusetts : Allyn & Bacon.
Elisabeth, Junita. 2007. Pengaruh Resiko Sistematis Dan Makro Ekonomi Terhadap
Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta.
Foster, G. 1986. Financial Statement Analysis, 2
nd
Ed., Prentice Hall, New York.
Francis, Jack C. 1988. Management of Investment, 2nd ed., International Editions
Financial Series, Singapore: McGraw Hill.
Fuller, Russell.J & Farrell James L. Jr. 1987. Modern Investment and Security
Analysis. McGraw Hill. International Editions Financial Series.
Singapore.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gitman, Lawrence J. 2003. Principles of Managerial Finance, 10th ed., International
Editions Financial Series, Boston: Addison-Wesley.
Hanafi, M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan, UPP-AMP YKPN.
Yogyakarta.
Husnan, Suad, 2001, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UMP AMP
YPKN, Yogyakarta.

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 17

Jones, P.Charles, 2003, Investments: Analysis and Management, Ninth Edition,
John Wiley & Sons, Inc., Singapore.
Karl E. and Ray C Fair. 2001. Principles of Economic. New Jersey : Prentice Hall.
Kurniawati, Sri Lestari & Anggraeni. 2007. Forex Exposure Pada Berbagai Sektor
Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Ventura: Jurnal
Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi Vol. 10 No. 3 Tahun 2007 (87-108)
.Stie Perbanas. Surabaya.
L. Thian Hin. 2001. Panduan Berinvestasi Saham. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Lansart. Renny Mayasari. 2006. Analisis Pengaruh Return On Equity, Earning Per
Share, Price Earning Ratio, Debt Ratio, dan Price To Book Value
Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi Yang Go Publik Di Bursa
Efek Jakarta. Airlangga University Library, Surabaya
Lastari, Jumayanti Indah. 2004. Analisis Fundamental sebagai Dasar Pengambilan
Keputusan Investasi terhadap Saham Emiten Perdagangan Retail
Periode 2001 sampai 2003. Jurnal Ekonomi & Bisnis No. 2, Jilid 9.
Lipsey, Richard G, Christopher T.S, Ragan, and Paul N. Courant. 1997. Economics.
London : United Kingdom.
Madura, Jeff. 2000. Manajemen Keuangan Internasional. Penerbit Airlangga. Jakarta.
Manurung, Mangasi. 2007. Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Rupiah Atas Dolar AS,
Bunga SBI, dan Inflasi Terhadap Perubahan Rata-Rata Harga Saham
Perbankan Pasca Krisis Ekonomi Di Bursa Efek Jakarta. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Mansfield, Edwin. 1997. Economics. New York : W.W Norton & Company.
Martono, dan Agus Harjito., 2007, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan
Keenam, Yogyakarta, Ekonisia
Mustopo Ali Sasongko., 2008, Analisa Penilaian Saham, dalam situs
www.WealthIndonesia.com
Natarsyah, Syahib. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan
Risiko Sistematik terhadap Harga Saham. JEBI, Vol. 15, No. 3.
Nopirin.Ph.D. 1992. Ekonomi Moneter (Buku I). Yogyakarta : BPFE.
Nopirin.Ph.D. 1992. Ekonomi Moneter (Buku II). Yogyakarta : BPFE
Nurdin, Djayani. 1999. Risiko Investasi pada Saham Properti di Bursa Efek Jakarta.
Usahawan No. 03 Tahun XXVIII.
Okty. 2002. Pengaruh Nilai Tingkat Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar AS, Dan Tingkat
Inflasi, Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Prasetiantono A. Tony. (2000). Keluar Dari Krisis. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka.
Premananto, Gancar Candra & Muhammad Madyan. 2004. Perbandingan Keakuratan
Capital Asset Pricing Model Dan Arbitrage Pricing Theory Dalam
Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri Manufaktur Sebelum
Dan Semasa Krisis Ekonomi Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol. 5
No. 2 Agustus. Universitas Airlangga Surabaya.

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 18

Purnomo, Joko. 2003. Analisa Pengaruh Tingkat Bunga Deposito Dan Tingkat Inflasi
Terhadap Perubahan Harga Saham Astra Internasional Di Bursa Efek
Jakarta.
Resmi, Siti. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Return Saham,
Kompak, Nomor 6, September.
Richardson, M. 1993. Temporary Components of Stock Prices: A Skeptics View.
Journal of Business and Economics Statistics.
Ristiana, Rini. 2003. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Harga Saham
(Studi pada Perusahaan Rokok PT. HM. Sampoerna Tbk. di Bursa Efek
Jakarta). Universitas Muhammadiyah Malang.
Ross, Stephen A.1976. The Arbitrage Theory of Capital Asset Pricing. Journal of
Economic Theory. Academic Press Inc. Burlington, MA 01803-4252,
United States
Ross, Stephen A. 1977. The Determination of Financial Structure: The Incentive-
Signalling Approach. The Bell Journal of Economics, Vol. 8, No. 1.
(Spring). The RAND Corporation.
Ross, Stephen A. & Richard Roll. 1995. The Arbitrage Pricing Theory Approach to
Strategic Portfolio Planning. Financial Analysts Journal. Association
for Investment Management and Research (AIMR).CFA Institute. New
York, America.
Rusdin, 2006. Pasar Modal, Cetakan Kesatu, Bandung, Alfabeta
Saidi. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur Go Public Di BEJ Tahun 1997-2002, Jurnal Bisnis dan
Ekonomi, Vol 11, No.1, Maret. STIE STIKUBANK
Samuelson, Paul A, dan William D. Nordhaus. 1998. Economics. New York : The
Mcgraw-Hill.
Sarwoko. 2005. Dasar Dasar Ekonometrika Edisi I. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Sarwono. 2003. Pengaruh Rate Of Return On Total Assets, Devidend Payout Ratio,
Financial Leverage dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham.
Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio Rasio
Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Empirika Vol. 19 No. 1. Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sawidji, Widoatmojo. 2004. Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan bagi Pemula,
Seri Membuat Uang Bekerja untuk Anda, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Sawir, A. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business, A Skill Building Approach.
Fourth Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Shapiro, Alan C. 2002. Foundation of Multinational Financial Management 4
th
ed.
New York : John Willey & Sons
Stoner, James A.F., R. Edward Freeman, and Daniel R.Gilbert. 1995. Management,
6
th
ed., New Jersey: Englewood Cliffs.

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT 19

Subiyantoro, Edi & Fransisca Andreani. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang
Terdaftar di Pasar Modal Indonesia). Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan. Vol. 5, Nomor 2. Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Petra.
Sujai. A. Yusuf Imam. 2001. Faktor - Faktor Makroekonomi Yang Berpengaruh
Pada Return Saham Di Bursa Efek Jakarta : Kajian Model Arbitrage
Pricing Theory (Apt) Dengan Faktor Surprise Sebagai Penjelas Return
Saham. Desertasi. Airlangga University Library, Surabaya.
Sukirno, Sadono. 1998. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada.
Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yoyakarta : Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN.
Susan, Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung : Pustaka.
Susi, dan Rudi Setiawan. 2003. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap
Harga Saham Industri Barang Konsumsi Yang Tergabung Dalam Indeks
LQ 45 Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Vol. 8, No. 1, Januari. FE Universitas Lampung.
Sussane. Jones. 1996. Financial, The Dryden Press
Thiono, Handri. 2006. Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metoda Langsung
Dan Tidak Langsung Dalam Memprediksi Arus Kas Dan Deviden Masa
Depan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.
Trihendradi, Cornelius. 2007. Kupas Tuntas Analisa Regresi. Penerbit ANDI
Yogyakarta.
Triyono, Hartono, Jogiyanto. 2003. Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas,
Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi Dengan Harga atau Return
Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia vol. 3 no. 1 (Jan, 2003) ISSN:
1410-6817. Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan
Pendidik.
Utami, Mudji & Mudjilah Rahayu. 2003. Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi
Dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama
Krisis Ekonomi. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, No. 2,
September. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Jakarta.
Utomo, Yuni Prihadi. 2007. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS.
Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Van Horne, James and Wachowicz, John M. 2000, Published Under The Financial
Times, Twelfth Edition, Madrid, Spain
Walsh, Ciaran. 2003. Key Management Ratio. Diterjemahkan oleh Shalahuddin
Haikal. Jakarta: Erlangga.
Weston, Brigham F.Eugene & J. F. Houston, 2001, Manajemen Keuangan Edisi 8.
Penerbit Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai