Anda di halaman 1dari 11

DATA

Percobaan Acrolein
Bahan yang
direaksikan
Aroma Lama
Pemanasan
Keterangan
Sebelum Sesudah
Minyak kelapa
+ gliserin 2
tetes
- + 1 menit Menimbulkan
aroma seperti
kelapa yang
dibakar (kue
wingko) dan
ada aroma khas


Pengaruh Formaldehid Terhadap Asam Amino
No
.
Bahan Warna Jumlah
NaOH yang
dibutuhkan
Warna
Campuran
Akhir
Awal Setelah ditetesi
1 Agrinin


Formalin
Bening


Bening
Merah muda


Bening
Tidak
dibutuhkan

6 tetes

Merah
muda (+++)
2 Triftofan


Formalin
Bening


Bening
Jernih
kekuningan

Bening
13 tetes


6 tetes

Merah
muda(++)
3 Minyak goreng


Formalin
Kuning
kecoklatan

Bening
Kuning
kecoklatan

Bening
5 tetes


6 tetes
Merah
muda jernih
dan oranye
4 VCO

Formalin
Bening

Bening
Bening

Bening
5 tetes

6 tetes
Merah
muda jernih
5 Albumin
puyuh

Formalin
Bening


Bening
Bening


Bening
15 tetes


6 tetes
Warna
kembali
jernih
6 Albumin ayam

Formalin
Bening

Bening
Bening

Bening
15 tetes

6 tetes
Tetap
merah muda
(+)
7 Albumin
bebek

Formalin
Bening


Bening
Bening


Bening
20 tetes


6 tetes
Warna
kembali
jernih

8 Kuning telur
puyuh

Formalin
Kuning
muda

Bening
Kuning muda


Bening
70 tetes


6 tetes
Oranye
kemerahmu
daan
9 Kuning telur
ayam

Formalin
Kuning


Bening
Bening


Bening
100 tetes


6 tetes
Kuning
jernih
10 Kuning telur
bebek

Formalin
Kuning
keoranyean

Bening
Kuning
keoranyean

Bening
70 tetes


6 tetes
Kuning
keoranyean
Jernih


Uji Penjendalan
No. Uji Pengamatan Keterangan
1 Pebengkakan dan
kelarutan
Awal :
Gelatin = Bening
Campuran gelatin+air = keruh
Volume = 10 mL

Setelah 10 menit :
Volume = 11 mL
Keruh

Setelah dipanaskan :
Larutan menjadi bening
Bening agak keruh


Terjadi
pembengkakan




Gelatin larut
dalam air
2 Penjendalan
(gelatiniren)
Awal :
Bening
Volume 2 mL

Setelah didinginkan :
Larutan bening dan terdapat
sedikit butiran endapan

Timbul butiran
(gumpalan)
endapan gelatin
3 Uji Pengendapan 1. Gelatin terbukti
mengendap dengan
garam (NH
4
)
2
SO
4

2. Gelatin terbukti tidak
mengendap dalam asam
asetat
Ada endapan putih
pekat.

Tidak ada endapan


ANALISIS DATA
Percobaan Acrolein
Dalam percobaan kami setelah minyak kelapa+ gliserin 2 tetes ditambahkan
kristal KHSO
4
anhidros lalu dipanaskan 1 menit, akan menimbulkan aroma
seperti kelapa terbakar atau kue wingko. Kesimpulan sementara hasil aroma
seperti kelapa terbakar atau kue wingko adalah aroma khas akrolein yang berarti
terdapat gliserol dalam bentuk bebas didalam minyak kelapa.


Pengaruh Formaldehid Terhadap Asam Amino
Karena indikator fenoftalin merupakan indikator asam basa yang berubah
warna menjadi merahmuda ketika diteteskan ke basa. Maka kesimpulan sementara
hasil campuran dari formaldehid yang ditetesi indikator fenoftalin+NaOH sampai
merah muda dan bahan bahan yang ditetesi indikator fenoftalin+NaOH sampai
merah muda akan membentuk asam jika warnanya menjadi jernih dan tetap basa
jika warnanya tetap merahmuda.

No
.
Bahan Warna Jumlah
NaOH yang
dibutuhkan
Warna
Campuran
Akhir
Analisis data
Awal Setelah ditetesi
1 Agrinin


Formalin
Bening


Bening
Merah muda


Bening
Tidak
dibutuhkan

6 tetes
Merah
muda
(+++)
Karena campuran
tetap berwarna
merahmuda maka
campuran akhir
bersifat basa
2 Triftofan


Formalin
Bening


Bening
Jernih
kekuningan

Bening
13 tetes


6 tetes
Merah
muda(++)
Karena campuran
tetap berwarna
merahmuda maka
campuran akhir
bersifat basa
3 Minyak
goreng


Formalin
Kuning
kecoklatan


Bening
Kuning
kecoklatan


Bening
5 tetes



6 tetes
Merah
muda
jernih dan
oranye
Karena campuran
tetap berwarna
merahmuda
walaupun sedikit
keoranyean.Warn
a keoranyean
ditimbulkan
karena warna
awal minyak
goreng sebelum
ditetesi apapun
warnanya kuning
kecoklatan dan
warna ini
bercapur dengan
warna indikator
fenoftalin+basa
yang berwarna
merahmuda.
Maka campuran
akhir berwarna
merah muda
jernih dan oranye
bersifat basa
4 VCO

Formalin
Bening

Bening
Bening

Bening
5 tetes

6 tetes
Merah
muda
jernih
Karena campuran
tetap berwarna
merahmuda maka
campuran akhir
bersifat basa
5 Albumin
puyuh

Formalin
Bening


Bening
Bening


Bening
15 tetes


6 tetes
Warna
kembali
jernih
Karena warna
campuran akhir
kembali jernih
maka campuran
akhir bersifat
asam
6 Albumin
ayam

Formalin
Bening

Bening
Bening

Bening
15 tetes

6 tetes
Tetap
merah
muda (+)
Karena campuran
tetap berwarna
merahmuda maka
campuran akhir
bersifat basa
7 Albumin
bebek

Formalin
Bening


Bening
Bening


Bening
20 tetes


6 tetes
Warna
kembali
jernih
Karena warna
campuran akhir
kembali jernih
maka campuran
akhir bersifat
asam

8

Kuning
telur puyuh

Formalin

Kuning
muda

Bening

Kuning muda


Bening

70 tetes


6 tetes

Oranye
kemerahm
udaan
Karena campuran
tetap berwarna
orange
kemerahmudaan
,warna
keoranyean
ditimbulkan
karena warna
awal kuning telur
puyuh sebelum
ditetesi apapun
warnanya kuning
muda dan warna
ini bercampur
dengan warna
indikator
fenoftalin+basa
yang berwarna
merahmuda.
Maka campuran
akhir berwarna
oranye kemerah
mudaan. Karena
masih ada unsur
waarna
kemerahmudaan
hasil campuran
fenoftalin+basa,
maka
capuranbersifat
basa
9 Kuning
telur ayam

Formalin
Kuning


Bening
Bening


Bening
100 tetes


6 tetes
Kuning
jernih
Warna campuran
akhir adalah
kuning jernih,
Seharusnya
warnanya hanya
jernih, tetapi
karena warna
kuning telur ayam
sebelum ditetesi
apun adalah
kuning jadi warna
campuran akhir
kuning jernih.
Karena tidak ada
unsur warna
merah muda hasil
campuran
indikator
fenoftalin dan
basa maka
capuran akhir
bersifat asam
10 Kuning
telur bebek


Formalin
Kuning
keoranyea
n

Bening
Kuning
keoranyean


Bening
70 tetes



6 tetes
Kuning
keorangea
n Jernih
Warna campuran
akhir adalah
kuning
keoranyean
jernih,
Seharusnya
warnanya hanya
jernih, tetapi
karena warna
kuning telur ayam
sebelum ditetesi
apun adalah
kuning jadi warna
campuran akhir
kuning
keoranyean
jernih. Karena
tidak ada unsur
warna merah
muda hasil
campuran
indikator
fenoftalin dan
basa maka
capuran akhir
bersifat asam


Uji Penjendalan
Pada percobaan kali ini kami melakukan uji pebengkakan gelatin dengan
cara mengocok sedikit gelatin dengan air sampai volumenya 10 mL warnanya
menjadi keruh. Setelah itu didiamkan 10 menit volumenya menjadi 11 mL.
Kesimpulan sementara gelatin akan mengalami pembengkakan saat dilarutkan
dengan air. Setelah itu kami menguji kelarutan gelatin dengan cara memanaskan
campuran air dan gelatin setelah dipanaskan campuran air dan gelatin menjadi
jernih. Kesimpulan sementara gelatin larut dalam air dan meleleh jika dipanaskan.
Uji penjendalan (gelatiniren) dilakukan dengan mendinginkan larutan
gelatin timbul sehingga timbul butiran(gumpalan) endapan gelatin. Kesimpulan
sementara gelatin akan mengeras jika didinginkan.
Uji pengendapan gelatin dilakukan dengan membuktikan bahwa gelatin
dapat diendapkan dengan menjenuhinya dengan garam (NH
4
)
2
SO
4
. Pada
percobaan kami setelah gelatin dijenuhkan dengan menambahkan garam
(NH
4
)
2
SO
4
dan setealah ditambahkan timbul endapan berwarna putih .
Kesimpulan sementara penjenuhan gelatin dengan garam (NH
4
)
2
SO
4
dapat
mengendapkannya karena kelarutan gelatin akan berkurang bila ke dalam larutan
gelatin ditambahkan garam-garam anorganik seperti(NH
4
)
2
SO
4
, akibatnya gelatin
akan terpisah sebagai endapan . Uji pengendapan gelatin juga dilakukan dengan
membuktikan bahwa menambahkan gelatin dengan capuran asam asetat dan
kalium ferrosianida tidak akan menimbulkan endapan . Pada percobaan kami,
kami hanya menambahkan asam asetat karena bahan kalium ferrosianida tidak
tersedia. Setelah gelatin ditambahkan asam asetat gelatin tidak mengendap.
Kesimpulan sementara gelatin tidak memberi endapan jikan ditambahkan asam
seperti asa asetat.


PEMBAHASAN
Percobaan Acrolein
Prinsip kerja pada praktikum ini yaitu gliserol dalm bentuk bebas atau
yang terdapat dalam lemak atau minyak bila mengalami dehidrasi akan
membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Uji akrolein digunakan untuk menguji
keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen
pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke
dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang
memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih.
Dalam percobaan kami setelah minyak kelapa + gliserin 2 tetes
ditambahkan kristal KHSO
4
anhidros lalu dipanaskan 1 menit, akan
menimbulkan aroma seperti kelapa terbakar atau kue wingko. Berarti pada minyak
kelapa ditambahkan pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air dan dipanaskan,
maka bagian gliserol pada minyak kelapa akan terdehidrasi sebagai akrolein
(CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti kelapa terbakar atau kue wingko. Bau kelapa
terbakar atau kue wingko sebenarnya sama seperti bau lemak terbakar, karena baunya
sama-sama gurih.

Pengaruh Formaldehid Terhadap Asam Amino
Asam amino(amfoter) yang berikatan dengan formaldehid akan bereaksi
asam (kehilangan sifat basa) karena formaldehid(formalin) terikat pada gugus
amin membentuk derivat asam amino dimetilol. Tetapi reaksi ini hanya terjadi
pada pH 8-9. Untuk itu di tambahkan NaOH sebagai katalisator agar asam amino
bereaksi dengan formaldehid. Setelah bahan yang ditetesi indikator
fenoftalin(berubah menjadi merahmuda jika diteteskan ke basa) dan terus ditetesi
NaOH sampai berwarna merahmuda di campur dengan formaldehid yang juga
sudah ditetesi indikator fenoftalin dan dtetesiNaOH sampai merahmuda maka
bahan yang tidak mengandung asam amino dan bahan yang mengandung asam
amino tetapi tidak tebentuk derivat asam amino dimetinol akan tetap berwarna
merahmuda karena bersifat basa. Sementara bahan yang mengandung asam amino
dan membentuk derivat asam amino dimetilol warna larutan akan kembali jernih
tidak mengandung warna merahmuda samsekali karena bersifat asam.
Pada percobaan pertama, bahan pertama yang diuji adalah arginin.Arginin
adalah salah satu asam amino. Tetapi saat diuji dengan formalin, hasil campuran
akhir tetap berwarna merah muda. Formaldehid(formalin) tidak terikat pada gugus
amin sehingga tidak membentuk derivat asam amino dimetilol karena arginin
cenderung bersifat basa kuat.
Pada percobaan kedua, bahan yang diuji adalah triptofan.Triptofan adalah
salah satu asam amino. Tetapi saat diuji dengan formalin, hasil campuran akhir
tetap berwarna merah muda. Formaldehid(formalin) tidak terikat pada gugus amin
sehingga tidak membentuk derivat asam amino dimetilol karena triptofan walupun
masuk dalam golongan asam amino aromatik tetapi cenderung bersifat basa .
Pada percobaan keetiga, bahan yang diuji adalah minyak goreng. Karena
minyak goreng tidak mangandung asam amino maka setelah diuji dengan
formalin maka campuran akhir warnanya menjadi merahmuda keoranyean jernih.
Yang menandakan didalamnya masih terkandung basa. Formaldehid(formalin)
tidak terikat pada gugus amin sehingga tidak membentuk derivat asam amino
dimetilol karena tidak ada kandungan asm amino pada minyak goreng.
Pada percobaan keempat, bahan yang diuji adalh VCO(Virgin Coconut
oil). Pada saat diuji dengan formalin warna campuran akhir menjadi marehmuda
jernih. Hal ini terjadi karena masih terkandung basa dalam campuran akhir.
Formaldehid(formalin) tidak terikat pada gugus amin sehingga tidak membentuk
derivat asam amino dimetilol karena tidak ada kandungan asam amino pada
minyak goreng.
Pada percobaan kelima, bahan yang digunakan adalah albumin telur
puyuh. Pada saat diuji dengan formalin warna larutan sebelum dicampurkan yang
semula berwarna merahmuda kembali menjadi jernih. Hal ini terjadi karena asam
amino pada albumin putih telur puyuh yang berikatan dengan formaldehid akan
bereaksi asam (kehilangan sifat basa) karena formaldehid(formalin) terikat pada
gugus amin membentuk derivat asam amino dimetilol. Hal ini karena didalam
albumin telur puyuh terkandung asma amino esensial lengkap.
Pada percobaan keenam, bahan yang digunakan adalah albumin telur
ayam. Pada saat diuji dengan formalin warna campuran terkhir tetap merah
muda.Seharusnya warnananya jernih . Hal ini terjadi karena asam amino pada
albumin putih telur yang berikatan dengan formaldehid akan bereaksi asam
(kehilangan sifat basa) karena formaldehid(formalin) terikat pada gugus amin
membentuk derivat asam amino dimetilol. Tetapi pada percobaan kami campuran
tetap merahmuda jernih karena mungkin penambahan NaOH pada albumin telur
ayam terlalu banyak.
Pada percobaan ketujuh, bahan yang digunakan adalah albumin telur
bebek. Pada saat diuji dengan formalin warna larutan sebelum dicampurkan yang
semula berwarna merahmuda kembali menjadi jernih. Hal ini terjadi karena asam
amino pada albumin putih telur bebek yang berikatan dengan formaldehid akan
bereaksi asam (kehilangan sifat basa) karena formaldehid(formalin) terikat pada
gugus amin membentuk derivat asam amino dimetilol. Hal ini karena didalam
albumin telur bebek terkandung asam amino.
Pada percobaan kedelapan, bahan yang digunakan adalah kuning telur
puyuh. Pada saat diuji dengan formalin warna larutan berubah menjadi oranye
kemerahmudaan. Seharusnya warna campuran akhir menjadi jernih karena
kuning telur puyuh mengandung asam amino. Tetapi pada percobaan kami
campuran akhir menjadi oranye kemerahmudaan karena mungkin penambahan
NaOH pada kuning telur terlalu banyak.
Pada percobaan kesembilan bahan yang digunakan adalah kuning telur
ayam. Pada saat diuji dengan formalin warna campuran akhir enjadi kuning
jernih. Hal ini terjadi karena asam amino pada kuning telur ayam yang berikatan
dengan formaldehid akan bereaksi asam (kehilangan sifat basa) karena
formaldehid (formalin) terikat pada gugus amin membentuk derivat asam amino
dimetilol. Karena didalam kuning telur ayam terkandung asam amino. Warna
campuran terkhir memang tidak jernih tetapi setidaknya tidak ada warna
merahmuda disana. Jadi campuran benar-benar asam.
Pada percobaan kesepuluh bahan yang digunakan adalah kuning telur
bebek. Pada saat diuji dengan formalin warna campuran akhir menjadi kuning
keoranyean jernih. Hal ini terjadi karena asam amino pada kuning telur bebek
yang berikatan dengan formaldehid akan bereaksi asam (kehilangan sifat basa)
karena formaldehid (formalin) terikat pada gugus amin membentuk derivat asam
amino dimetilol. Karena didalam kuning telur ayam terkandung asam amino.
Warna campuran terkhir memang tidak jernih tetapi setidaknya tidak ada warna
merahmuda disana. Jadi campuran benar-benar asam.












Uji Penjendalan
Gelatin merupakan campuran dari peptida dan protein yang diperoleh dari
hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang.
Gelatin komersial biasanya diperoleh dari ikan, sapi, dan babi. Pada prinsipnya
gelatin larut dalam pelarut yang polar. Jadi pada percobaan kami, gelatin
dilarutkan dalam air membentuk larutan keruh, berarti gelatin larut dalam air
karena air merupakan senyawa polar. Satelah itu 10 mL larutan gelatin didiamkan
selama 10 menit volumenya menjadi 11 mL. Ini berarti terjadi pembengkakan
pada gelatin. Karena gelatin yang diberi air akan membengkak. Setelah itu larutan
gelatin dipanaskan dan hasilnya larutan semakin jernih karena gelatin akan
meleleh jika dipanaskan.

Uji penjendalan (gelatiniren) dilakukan dengan mendinginkan larutan
gelatin. Pada prinsipnya gelatin merupakan larutan yang mempunyai viskositas
tinggi dalam air, yang dapat membentuk gel pada pendinginan. Pada percobaan
kami, saat larutan didinginkan akan membentuk butiran-butiran atau gumpalan
endapan berwarna putih karena kadar gelatin yang kami gunakan sangat sedikit.
Uji pengendapan gelatin dilakukan dengan membuktikan bahwa gelatin
dapat diendapkan dengan menjenuhinya dengan garam (NH
4
)
2
SO
4
. Kelarutan
gelatin akan berkurang bila ke dalam larutan gelatin ditambahkan garam-garam
anorganik, akibatnya gelatin akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan
protein ini disebut salting out. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi
tinggi, maka gelatin akan mengendap. Pengendapan terus terjadi karena
kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara
garam anorganik dengan gelatin untuk mengikat air. Karena garam anorganik
lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk gelatin akan berkurang.
Larutan gelatin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan amoniumsulfat
((NH
4
)
2
SO
4
) hingga jenuh. Setelah larutan gelatin dijenuhkan dengan (NH
4
)
2
SO
4
,
uji kelarutan endapan yang terjadi dengan air menunjukkan hasil positif (endapan
larut membentuk butiran).Pada percobaan kami setelah gelatin dijenuhkan dengan
menambahkan garam (NH
4
)
2
SO
4
dan setelah ditambahkan timbul endapan
berwarna putih .
Uji pengendapan gelatin juga dilakukan dengan membuktikan bahwa
menambahkan gelatin dengan capuran asam asetat dan kalium ferrosianida tidak
akan menimbulkan endapan . Pada percobaan kami, kami hanya menambahkan
asam asetat karena bahan kalium ferrosianida tidak tersedia. Setelah gelatin
ditambahkan asam asetat gelatin tidak mengendap.


KESIMPULAN
Percobaan Acrolein
Uji akrolein dapat digunakan untuk menentukan adanya gliserol dalam zat.
Aroma yang ditimbulkan pada pemanasan minyak kelapa dan (KHSO4) adalah
aroma khas akrolein yang berarti terdapat gliserol dalam bentuk bebas didalam
minyak kelapa.
Pengaruh Formaldehid Terhadap Asam Amino
Formaldehid sangat berpengaruh pada asam amino. Asam amino(amfoter)
yang berikatan dengan formaldehid akan bereaksi asam (kehilangan sifat basa)
karena formaldehid(formalin) terikat pada gugus amin membentuk derivat asam
amino dimetilol.
Bahan-bahan yang membentuk derivat asam amino dimetilol setelah uji
dengan formalin adalah albumin telur puyuh, albumin telur ayam, albumin telur
bebek, kuning telur puyuh, kuning telur ayam, dan kuning telur bebek.
Bahan-bahan yang tidak membentuk derivat asam amino dimetilol setelah
diuji dengan formalin adalah arginin, triptofan, minyak goreng dan VCO.

Uji Penjendalan
Gelatin merupakan campuran dari peptida dan protein yang diperoleh dari
hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang.
Gelatin larut dalam air dan senyawa polar. Gelatin akan meleleh jika dipanaskan
dan kan membentuk gumpalan jika didinginkan. Gelatin dapat diendapakan
dengan menjenuhinya dengan menjenuhinya dengan garam anorganik contohnya
(NH
4
)
2
SO
4
. Gelatin tidak mengendap jika ditambahkan asam asetat.

Anda mungkin juga menyukai