Samueal Durairaj a/l Kanaisan Nim: 120600198 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara Jl.Alumni No.2 kampus USU Medan 20155 E-mail waynesam10@hotmail.my Abstract The purpose of antibiotic therapy as an adjunct to periodontal treatment is due to the bacterial invasion to the epithelial cells and connective tissues in some cases such as rapidly progressive periodontitis. In such a case, mechanical treatment is no longer effective. This report will present two-months clinical observation after non-surgical therapy and combination of 500 mg amoxicillin and 250 mg metronidazole on one case of rapidly progressive periodontitis. The clinical parameters observed are gingival bleeding upon probing, pocket depth and attachment level. Key words: rapidly progressive periodontitis, antibiotic therapy, combination of amoxicillin and metronidazole.
Pendahuluan Tujuan perawatan periodontal adalah untuk mempertahankan gigi geligi dengan menghentikan dan memperlambat atau memperbaiki kerusakan periodontal serta mencegah kambuhnya penyakit. Keberhasilan perawatan tersebut bergantung sejauh mana dapat dikurangi atau disingkirkan bakteri pathogen periodontal. Ini karena bakteri plak merupakan etiologic utama penyakit periodontal. Prosedur non bedah seperti penskeleran(scaling) dan penyerutan akar(root planning) merupakan perawatan mekanis yang telah lama dikenal dan dasar dari semua perawatan periodontal. Melalui penelitian dan eksperimen, dilaporkan bahwa perawatan non bedah berhasil meningkatkan dan memperbaiki kerusakan periodontal secara klinis pada kebanyakan pasien. Pada 30 tahun terakhir ini perawatan secara mekanis telah sering digabungkan dengan agen antimikroba untuk meningkatkan keberkesanan atau keberhasilan antibiotik yang lazim digunakan seperti amoksisilin, metronidazole, doksisiklin, dan tetrasiklin. Antibiotik diberikan secara lisan dan pada dosis standar memiliki beberapa aplikasi yang terbatas untuk penyakit periodontal. Mereka biasanya diberikan untuk infeksi akut. Penggunaan jangka panjang antibiotik disarankan untuk kontrol periodontitis remaja, periodontitis refraktori, periodontitis cepat maju, dan periodontitis prapubertas. Penggunaan jangka panjang antibiotik oral umumnya tidak disarankan karena risiko resistensi bakteri. Pengunaan antibiotic sebagai penunjang rawatan non bedah periodontal haruslah sesuai dengan bakteri yang akan disingkirkan, sebagai patokan adalah minimal inhibitory concentration(MIC) yaitu konsentrasi penghambat minimal atau konsentrasi yang tinggi di dalam crevicular gingival fluid(CGF) atau cairan sulkus gingiva, karena adanya keterbatasan dari penggunaan secara tunggal. Pada akhir-akhir ini telah digunakan antibiotic gabungan untuk menunjang perawatan mekanis. Misalnya adalah gabungan antibiotic amoksisilin dan metronidazole.
Subtopik Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan pendukung gigi, yaitu gingiva/gusi serta jaringan periodontal, yaitu jaringan yang menghubungkan antara gigi dan tulang penyangga gigi yaitu tulang alveolar. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang tidak terhindari. Namun studi etiologi, pencegahan dan perawatan penyakit periodontal menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah. Penyakit yang paling sering mengenai jaringan periodontal adalah gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gusi. Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur. Periodontitis pula terjadi jika gingivitis menyebar ke struktur penyangga gigi. Periodontitis menunjukkan peradangan yang sudah mengenai jaringan pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif, biasanya dijumpai antara usia 30-40 tahun dan bersifat irreversible/tidak dapat kembali normal seperti semula, yaitu apabila tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan gigi dan bila gigi tersebut sampai hilang/tanggal berarti terjadi kegagalan dalam mempertahankan keberadaan gigi di dalam rongga mulut seumur hidup.
Dalam menentukan klasifikasi ada prinsip tertentu menjadi dasar yaitu : a. Bahwa penyakit periodontal yang meluas dari marginal gingiva adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. b. Penyakit yang terbatas hanya pada gingiva disebut gingivitis, bila penyakit meluas menyangkut ligamen periodontal, sementum dan tulang alveol disebut periodontitis. c. Walaupun gingivitis dan periodontitis merupakan kelainan lokal, penampilannya dapat dipengaruhi oleh kondisi sistemik. Beberapa kelainan gingiva, pertama mungkin disebabkan oleh kondisi sistemik, tidak ada dokumentasi mengenai periodontitis yang murni dari faktor sistemik.
Penyebab Penyakit Periodontal Plak Gigi Plak merupakan lapisan nipis, melekit dan tidak terlihat yang mengandungi bakteria yang sentiasa terbentuk di dalam mulut. Ia lembut dan mudah dihilangkan dengan memberus gigi atau flos. Selepas makan, sisa makanan akan ditukarkan menjadi plak melalui tindakan penguraian bakteria. Plak tidak dapat dihapus dengan hanya membilas mulut. Bakteri dalam plak gigi menyebabkan peradangan oleh enzim memproduksi dan toksins yang merusak jaringan periodontal.
Kalkulus Kalsium dan garam fosfat membentuk kalkulus. Plak yang dibiarkan akan menebal dan bakteria akan membiak. Jika ia tidak dibersihkan dalam masa 24 jam, plak ini akan mula mengeras disebabkan enapan garam kalsium dari air liur dan membentuk kalkulus, ataupun tartar. Struktur enapan yang keras dan melekat kuat ini hanya dapat disingkirkan melalui pembersihan gigi oleh doktor iaitu "pengikisan" ataupun scaling. Cara terbaik untuk mencegah penumpukan kalkulus adalah melalui menyikat gigi sebanyak dua kali sehari dan flossing secara teratur dan pembersihan kunjungan berdasarkan jadwal yang direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan gigi. Kalkulus terakumulasi dengan lebih mudah oleh sebilangan individu, dengan ini memerlukan kunjungan lebih sering ke dokter gigi. Ada juga beberapa faktor eksternal yang memfasilitasi akumulasi kalkulus, termasuk merokok dan diabetes. Sementara pasta gigi dengan bahan aditif sitrat zinc telah terbukti untuk menghasilkan penurunan signifikan secara statistik pada akumulasi plak.
Faktor Risiko Lain Sebagian besar penyakit periodontal dimulai sebagai peradangan yang disebabkan oleh akumulasi plak bakteri. Namun, penyakit periodontal dapat dipicu oleh faktor-faktor lain seperti maloklusi, perobatan (seperti yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah) dan kekurangan gizi yang serius. Nikotin juga merupakan antara faktor risiko. Perokok lebih berisiko terkena periodontitis dibandingkan non-perokok.
Gejala Periodontitis pada awalnya tidak menyakitkan penderitanya, namun pada tahap lanjut bisa membuat gigi-gigi mudah lepas. Infeksi bakteri menggerus tulang tempat berpijak gigi dan melemahkan perlekatannya. Selain karies gigi, periodontitis adalah penyebab umum kehilangan gigi pada orang dewasa. Periodontitis memiliki gejala yang sangat sedikit sehingga banyak pasien yang baru berobat setelah penyakit itu berkembang secara signifikan. Gejala yang dapat timbul antaranya ialah gusi memerah atau berdarah saat menyikat gigi atau menggigit makanan keras, gusi sering membengkak, halitosis atau bau mulut, dan rasa getir terus-menerus dalam mulut. Akhirnya, resesi gingiva, sehingga gigi tampak memanjang. (Ini juga dapat disebabkan karena menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi terlalu kaku) dan lubang dalam di antara gigi dan gusi.
Pencegahan Menyikat gigi adalah salah satu aspek yang paling penting dalam pencegahan penyakit periodontal. Semua orang sudah tahu tentunya cara yang satu ini, mungkin juga sudah dilakukan setiap hari. Jadi yang penting disini adalah pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Sikat gigi sekurangnya dua kali sehari dan menggunakan pasta gigi berfluoride karena kandungan fluoride mampu mengeliminasi dental plak. Teknik sikat gigi yang secara horizontal adalah lazim dikenal umum, dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Lebih lanjut lagi, penyakit-penyakit periondontal akan lebih mudah terjadi. Selain itu, pengunaan kumur-kumur antiseptik(Oral Rinse) terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur. Yang dijual bebas umumnya berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan seperti metal salisilat (seperti pada produk Listerine), sedangkan yang perlu diresepkan dokter adalah chlorhexidine 0.20 % ( seperti pada produk minosep) dan H2O2 1.5 % atau 3.0 %. Kumur-kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat. Sebenarnya kumur-kumur lebih diperlukan pada penyakit-penyakit gusi dan periodontal sedangkan dalam penggunaan sehari-hari tidak terbukti dalam mencegah karies,apalagi jika penggunaannya tidak diawali dengan sikat gigi. Jadi penting untuk diketahui bahwa kumur-kumur bukanlah pengganti sikat gigi dan sikat gigi masih menjadi upaya pencegahan terpenting dari penyakit-penyakit gigi, khususnya karies dan periodontal. Akhirnya, dental floss atau benang gigi digunakan untuk membersihkan di sela-sela gigi. Tapi teknik harus dimengerti dengan tepat karena jikalau tidak, alih-alih mencegah penyakit periodontal, yang terjadi malah melukai gusi dan membuat radang.
Pembahasan Penggunaan antibiotik secara sistematik sebagai penunjang perawatan telah lama dikenal dalam bidang periodonsia. Keberhasilan perawatan periodontal tergantung pada sejauh mana bakteri pathogen periodontal disingkirkan. Untuk tercapainya tujuan tersebut, pemakaian antibiotik kombinasi telah dikembangkan kebelakangan ini. Salah satu kombinasi antibiotik adalah amoksisilin dengan metronidazole. Kombinasi ini merupakan kombinasi yang baik untuk menyingkirkan bakteri A. actinomycetemcomitans (Aa) yaitu bakteri yang berhubungan dengan penyakit periodontal termasuk rapidly progressive periodontitis. Kemampuan kombinasi amoksisilin dan metronidazole untuk menyinkirkan bakteri pathogen periodontal dimungkinkan karena metronidazole bekerja membunuh bakteri anacrob sedangkan amoksisilin berkemampuan untuk menyinkirkan bakteri fakultatif dan aerob. Oleh itu, perawatan periodontal non bedah berupa penskeleran dan penyerutan akar ditambah dengan pemberian kombinasi amoksisilin 500 mg dan metronidazole 250 mg dapat memperbaiki gambaran klinis berupa pengurangan pendarahan gingiva dan kedalaman saku disertai perlekatan saku. Ini jelas menunjukkan bahwa pengunaan kombinasi antibiotic dapat memperbaiki keadaan sesuatu penyakit periodontal.
Daftar Pustaka 1. Zulkarnain. Perawatan Rapidly Progressive Periodontitis. Dentika Dental Journal, 2003; Volume 8(1): 61-66. 2. Hamzah Z. Saliva as a future potential predictor for various periodontal diseases. Dental Journal, 2011; Volume 44(2): 77-81. 3. Bird D L, Robinson D S. Modern Dental Assisting. Edisi 9. California: Elsevier Saunders, 2009: 372-395. 4. Bird D L, Robinson D S. Modern Dental Assisting. Edisi 10. California: Elsevier Saunders, 2012: 188-197. 5. Bowen D M. Comprehensive Review of Dental Hygiene. Edisi 6. St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby, 2006: 556-606. 6. http://www.joponline.org/doi/full/10.1902/jop.2008.080174 7. http://asrimedicalcenter.com/index.php?option=com_content&view=article&id=85: penyakit-periodontal-&catid=67:dental-center&Itemid=77 8. http://carasiip.blogspot.com/2012/04/penyakit-periodontal.html 9. http://ms.wikipedia.org/wiki/Gigi#Plak_dan_kalkulus 10. http://www.umm.edu/patiented/articles/how_antibiotics_being_used_long- term_prevention_of_periodontal_disease_000024_9.htm 11. http://en.wikipedia.org/wiki/Calculus_(dental) 12. http://www.scribd.com/doc/63465034/Kgm-427-Slide-Penyakit-Periodontal