(Studi Analisis Wacana Kritis Sebagai Upaya Pemilihan Bahan Ajar Wacana
di SMA)
oleh
NIM 06212370
2009
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini, salah satu ciri masyarakat modern ditandai dengan ketergantungan
ini yaitu media massa. Media massa berfungsi sebagai pemberi informasi,
pemberi identitas pribadi, sarana integrasi dan interaksi sosial, dan sebagai sarana
hiburan. Fungsi-fungsi tersebut menunjukkan bahwa pada saat ini media massa
Seiring dengan perkembangannya, media massa, dalam hal ini media cetak
telah menjelma menjadi alat propaganda paling efektif. Melalui berita yang
berbagai penjuru dunia dapat dengan mudah dipengaruhi oleh arah opini yang
telah dimodifikasi media cetak untuk menjalin relasi antara wacana dan
budaya dan ilmu pengetahuan. Distribusi wacana ke tengah masyarakat pada era
post-modern ini, dilaksanakan secara strategis melalui media, baik media cetak
maupun elektronik.
‘elemen taktis’ untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat, ini semua terkait
yang tepat kepada masyarakat. Oleh sebab itu, media ini dituntut untuk
Namun, di sisi lain media cetak juga merupakan produsen informasi politik dan
itu. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa melihat bagaimana iklan-iklan dari
produk pemutih kulit membawa ideologi rasisme, yaitu orang yang putih itu
cantik, baik, sehat, dan bagus, sedangkan kulit tidak putih (coklat, sawo matang,
atau hitam) itu jelek, buruk dan tidak sepantasnya ada seorang wanita berkulit
hitam.
Dari sudut pandang inilah analisis wacana kritis berpendapat bahwa tidak
ada media massa yang sepenuhnya netral. Menyoal itu, Purnomo (2007:2)
menganggap bahwa media massa bukanlah saluran bebas dan netral. Media justru
distribusi, dan konsumsi informasi terdapat kepentingan lain yang harus dipenuhi
oleh media massa. Alasan tersebut yang membuat membuatnya menjadi tidak
benar-benar netral atau objektif. Dengan kata lain, media massa sesungguhnya
berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik,
Isi media pada hakikatnya merupakan hasil dari konstruksi realitas dengan
bahasa sebagai perangkat dasarnya. Bahasa bukan saja berfungsi sebagai alat
yang akan diciptakan oleh bahasa tentang realitas tersebut. Akibatnya, media
cetak mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan
konstruk realitas media berbeda dengan realitas yang ada di masyarakat, maka
prosedur”, misalnya.
Dalam teks berita juga terdapat perang ideologi. Ideologi dalam pengertian
ini adalah seperangkat kategori yang dibuat dan merupakan kesadaran palsu yang
mendominasi kelompok lain yang tidak dominan. Melalui fungsi media massa,
wajar, dan alamiah sehingga tanpa sadar ideologi tersebut diterima sebagai suatu
kebenaran.
Misalnya, kisah mengenai demonstrasi buruh di Perusahaan Rokok
Gudang Garam, Kediri (Kompas, 12 April 2000). Dalam berita itu ada dua
bukan hanya perusahaan yang berhenti produksi tetapi juga kehidupan para buruh
dan ekonomi secara keseluruhan di Kediri. Berita tersebut dilengkapi dengan data
mengenai cukai dan pajak yang dibayarkan Gudang Garam kepada negara dengan
jumlah yang besar. Dari uraian semacam ini seakan menyugestikan berapa
Secara kritis, kita bisa menanyakan mengapa yang diuraikan dalam teks
berita tersebut adalah mengenai banyaknya pajak yang dibayarkan oleh Gudang
garam kepada negara? Mengapa bukan rendahnya upah buruh rokok yang selama
tersebut tidak mengupas kehidupan para buruh dan rendahnya upah mereka?
massa, seperti kita harus menganalisisnya. Salah satu cara untuk menganalisis
terkait dengan suatu bahasa adalah dengan analisis wacana. Analisis wacana
Karena bahasa adalah aspek sentral dari penggambaran suatu subyek dan lewat
bahasa ideologi terserap di dalamnya, maka aspek inilah yang dipelajari dalam
analisis wacana. Mengingat bahwa setiap tindakan komunikasi senantiasa
kabar.
pakem-pakem linguistik konvensional, yang hanya berkutat dengan text dan talk
kesempatan untuk bersuara baik atas dasar kapitalisme, warna kulit, agama,
gender, atau kelas sosial. Studi ini tidak hanya sekadar menganalisis bahasa dari
aspek kebahasaan, melainkan juga dari aspek penutur, koteks, dan konteks.
Walaupun studi ini relatif baru, analisis wacana kritis sudah banyak
berita dan Risnawati (2006) meneliti berita kriminal terhadap wanita pada
di atas, melalui skripsi ini penulis akan mencoba untuk mengaplikasikan studi
teks berita pada surat kabar membentuk ideologi sosial yang meliputi kapitalisme,
ras, dan gender. Ideologi tersebut nantinya melahirkan pihak dominan dan pihak
cocok untuk dijadikan bahan ajar wacana di SMA. Penulis menuangkannya dalam
judul ”Representasi Kapitalisme, Ras, dan Gender dalam Teks Berita Surat Kabar
1. Batasan Masalah
membatasi penelitian ini sebagai berikut. Pertama, secara substansi penelitian ini
dilakukan terhadap teks berita sebagai wacana yang dikonstruksikan oleh Surat
metodologis penelitian ini difokuskan pada teks berita yang berkaitan dengan
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan ditelaah dalam
b. Bagaimana representasi ras dalam teks berita pada Surat Kabar ”Pikiran
Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
D. Manfaat penelitian
maupun secara praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat
dengannya.
sebuah konsep tentang konstruksi realita yang disebarkan oleh media massa (surat
kritis dalam kajian analisis wacana ataupun dalam kajian wacana bahasa
E. Asumsi
pemroduksinya. Hal ini karena teks, pencakaran, dan lainnya adalah bentuk
2001:13).
2. Bias berita terjadi karena media massa tidak berada di ruang vakum. Media
3. Sebuah teks tak pernah lepas dari ideologi dan memiliki kemampuan untuk
“pemilik” suatu media dapat tercermin dari tulisan di media tersebut, baik
berupa berita maupun opini. Hal itu disebabkan media dalam hubungannya
1. Metode Penelitian
analisis teks yang berada pada kategori penelitian paradigma kritis. Penelitian ini
gambaran mengenai bias kapitalisme, ras, dan gender dalam teks berita surat
pertama kali melihat realitas dan hubungan sosial berlangsung dalam suatu
hubungan yang timpang. Media bukanlah saluran yang bebas tempat, semua
dominan.
Dari segi realitas yang akan diteliti, pandangan kritis sangat bertolak
tidak ada realitas yang benar-benar riil dan realitas bukan dibentuk oleh alam,
karena realitas yang muncul sebenarnya adalah realitas semu yang terbentuk
anggap sebagai metode yang paling relevan untuk digunakan dalam penelitian ini.
Di samping itu, dari segi posisi peneliti, analisis kritis menolak pandangan
positivisme yang memandang peneliti sebagai subjek yang netral dan bebas nilai.
Analisis yang sifatnya kritis umumnya beranjak dari pandangan atau nilai tertentu
yang diyakini oleh peneliti. Oleh karena itu, keberpihakan peneliti dan posisi
peneliti atas suatu masalah sangat menentukan bagaimana data atau teks
ditafsirkan.
Selain itu, metode tersebut sesuai dengan sifat dari penelitian yang penulis
2. Teknik Penelitian
palsu tentang masyarakat dan mengkritik sistem kekuasaan yang tidak seimbang
dan struktur yang mendominasi dan menindas orang atau kelompok. untuk
terdapat bias ideologi sosial yang meliputi ideologi kapitalisme, ras, dan gender.
sumber tertulis berupa buku yang memuat bahan yang relevan dengan
permasalahan yang dibahas yaitu mengenai analisis teks berita paradigma kritis.
dilakukan untuk menelaah dan mendapatkan teks berita surat kabar Pikiran
merepresentasikan teks berita yang termasuk bias kapitalisme, ras, dan gender
Data dalam penelitian ini adalah seluruh judul wacana teks berita yang
mengandung ideologi sosial (bias kapitalisme, ras, dan gender) pada surat kabar
Data diambil dari hasil analisis surat kabar “Pikiran Rakyat” edisi
ras, dan gender. Penganalisisan dilakukan per teks berita yang mengandung bias
tersebut.
masalah sosial, yaitu fokus analisis wacana kritis bukan pada pemahaman bahasa
semata, melainkan juga pada berbagai karakteristik dari proses dan struktur
bahwa fokus wacana ini sama dengan fokus bagaimana kekuasaan dibahasakan;
(3) mengungkap budaya dan masyarakat yang terwujud dalam wacana; (4)
yang di dalamnya sering kali terdapat dominasi dan eksploitasi; (5) mengkaji
dalam proses produksi dan pemahaman; dan (7) bersifat interpretatif dan
J. Daftar Pustaka
Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Zaini, Akhmad Abar. (1999). Aliran Empiris dan Kritis dalam Penelitian
Komunikasi Massa. Jurnal ISKI. Bandung: Ikatan Sarjana Komunikasi
Indonesia.