Anda di halaman 1dari 13

PAPER GEOLOGI BATUBARA

PARAMETER & UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA









Disusun Oleh :
Rangga Satria Gemilang
121101031



JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2014

Parameter Penentuan Kualitas Batubara

Batubara tidak bisa langsung dikatakan memiliki kualitas baik atau buruk
karena mesin dan sistem mesin yang menggunakan batubara memerlukan
batubara yang berbeda-beda, sehingga baik buruknya batubara bergantung pada
penggunaannya. Batubara merupakan endapan organik yang mutunya sangat
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain tempat terdapatnya cekungan, umur
dan banyaknya kontaminasi. Didalam penggunaannya perancangan mesin yang
mempergunakan batubara sebagai bahan bakar harus menyesuaikan dengan
kualitas batubaranya agar mesin yang dipergunakan tahan lama.
Adapun parameter yang biasa di gunakan dalam menentukan kualitas
batubara yaitu :
High Heating Value (HHV)
Total Moisture
Kandungan Sulfur
Hardgrove Grindability Index (HGI)
Ash Content dan Komposisi
Ash Fusion Temperature (AFT)
Volatile Matter
Coal Size

a. High Heating Value (HHV)
High Heating Value sangat berpengaruh terhadap pengoperasian alat
seperti; Pulverizer, Pipa Batubara, Wind box, Burner. Semakin tinggi High
Heating Value maka aliran batubara setiap jamnya semakin rendah, sehingga
kecepatan coal feeder harus disesuaikan.



b. Total Moisture
Kandungan moisture mempengaruhi jumlah pemakaian udara primernya,
pada batubara dengan kandungan moisture tinggi akan membutuhkan udara
primer lebih banyak guna meringankan batubara tersebut pada suhu keluar mill
tetap. moisture dalam batubara yaitu terdiri dari:
Inheren moisture yaitu Equilibrium moisture (EQM) atau Moisture
Holding Capasity (MHC)
Externous Moisture yaitu Surface moisture air yang berasal dari luar.

untuk Total Moisturenya maka berlaku :
Total moisture (TM) = EQM atau MHC + Surface Moisture
Karena Total moisture itu merupakan gabungan dari EQM atau MHC +
Surface Moisture maka besarnya Total moisture akan dipengaruhi oleh faktor
sebagai berikut :
Peringkat Batubara
Size atau ukuran batubara
Kondisi cuaca saat sampling batubara itu sendiri
Peringkat batubara dapat berpengaruh terhadap TM disebabkan karena
semakin tinggi tingkataan batubara akan semakin padat batubara tersebut.
Sehingga pori-pori yang bisa menampung air batubarapun akan semakin sedikit,
khusunya pada nilai EQM atau MHC nya.
Ukuran batubara. artinya semakin kecil ukuran partikel batubara maka luas
permukaan batubara akan semakin besar sehingga surface moiture akan semakin
tinggi yang menyebabkan nilai TM akan semakin besar.
Misalkan saat sampling suatu tumpukan batubara terambil bagian-bagian
yang kacil-kecil saja jelas TM yang didapat akan berbeda dengan gambaran
menyeluruh dengan tumpukan batubara karena partikel-partikel kecil luas
permukaanya besar akan lebih banyak mengikat moisture.
Kondisi cauaca sampling maksunya adalah TM batubara yang di sampling
saat hujan akan berbeda dengan sampling saat cuaca panas apalagi batubara dalam
keadaan terbuka.

c. Kandungan Sulfur
Sulfur dalam batubara merupakan pengotor karena dapat mempengaruhi
sifat-sifat pembakaran penyebab sleging. Dalam dunia batubara sulfur sering di
jadikan sebagai batasan reject. Selain itu sulfur dalam pembakaran dapat
mencemari udara menjadi SO3 yang merugikan. Tapi dalam beberapa hal sulfur
dalam batubara ada manfaatnya juga seperti pada pengolahan nikel.
Sulfur dalam batubara terbagi dalam tiga bentuk, yaitu pyrite sulfure,
sulfate sulfure, dan organic sulfure. Analisa yang biasa dilakukan terbagi dalam
dua jenis pertama analisa total sulfure hasilnya adalah banyaknya kandungan
sulfur dalam batubara dan yang kedua adalah form of sulfure analisa ini untuk
membedakan mana yang termasuk pyrire sulfure, sulfate sulfure, dan organic
sulfure.
Prinsip pengerjaan analisanya memiliki perbedaan antar Total Sulfure dan
Form Of sulfure. karena tujuan dari analisa cukup berbeda.
Untuk analisa Total Sulfure prinsipnya sample batubara akan dibakar dan semua
uap pembakaran akan dialirkan kepada sebuah pereaksi sehingga hanya gas SOx
nya saja yang tetangkap dan akan berubah menjadi H2SO4 selanjutnya
H2SO4 yang terbentuk bisa di analisa dengan prisip reaksi asam basa.
Untuk prinsip pengerjaan form of sulfure. hal ini di lakukan beberapa
tahap pertama analisa terhadap Total sulfure seperti tadi, selanjutnya analisa
sulfure di lakukan pada abunya untuk mengetahui Sulfat sulfure dan pyrite sulfure
sedangkan organic sulfure akan didapat dengan pengurangan Total sulfur
dikurangi sulfat sulfure dan pyrite sulfure.


b. Calorivic Value
Calorivic Value Adalah nilai kalori yang dihasilkan dalam pembakaran
batubara. Dan ini adalah hal yang paling penting dalam suatu bahan bakar
termasuk batubara. Satuannya biasa di tulis dalam Kkal/Kg, Cal/gram, MJ/kg,
Btu/lb.

Gambar 1. Conversi Nilai Kalor

Sifat kalori tergantung pada peringkat batubara, semakin tingi peringkat
batubara semakin tinggi nilai kalorinya.
Nilai kalori sangat dipengaruhi oleh kadar abu dan kadar air suatu
batubara, dalam batubara yang sama semakin besar kadar air dan atau abu maka
nilai kalori akan semakin kecil.
Prinsip pengerjaannya batubara dengan ukuran dan berat tertentu di bakar
dan hasil radiasi panasnya di gunakan untuk menaikan suatu zat yang setabil,
sehingga dapat di ketahui berapa kenaikan suhunya yang di sebabkan oleh
pembakaran batubara tersebut. Dengan demikian bisa di hitung berapa kalorinya
persatuan berat.
d. Hardgrove Grindability Index (HGI)
Hardgrove Grindability Index (HGI) adalah kemudahan batubara untuk di
gerus ke partikel ukuran 200 mes atau 75 micron. Kapasitas mill (pulverizer)
dirancang pada Hardgrove Grindability Index tertentu, maka untuk HGI lebih
rendah kapasitasnya lebih rendah dari nilai patoknya untuk menghasilkan finess
yang sama
Sifat HGI batubara sebagai berikut:
1. Dipengaruhi kandungan organik batubara seperi maceral, yang di maksud
maceral yaitu komponen organik pembentuk batubara yang hanya dapat di
amati melalui pengamatan mikroskopik. Setiap maceral menggambarkan
tanaman atau bagian dari tanaman yang membentuk batubara.
2. Secara umum semakin tinggi peringkat batubara semakin kecil nilai HGI
nya, tapi tidak untuk batubara bituminus yang memiliki sufat cooking HGI
sampai 100
3. Nilai HGI dipengaruhi oleh dilusi abu batubara
4. Nilai HGI tidak bersifat aditif artinya jika kita mencampurkan HGI nilai
rendah dan tinggi hasil campurannya bukan merupakan hasil kalkulasi dari
unsur-unsur nilai HGInya.

e. Ash Content dan Komposisi
Kandungan abu akan terbawa bersama gas pembakaran melalui ruang
bakar dan daerah konveksi dalam bentuk abu terbang atau abu dasar. Sekitar 20%
dalam bentuk abu dasar dan 80% dalam bentuk abu terbang. Semakin tinggi
kansungan abu dan tergantung komposisinya mempengaruhi tingkat pengotor
(fouling), keausan dan korosi peralatan yang dilalui.
Kandungan komposisi abu tergantung pada unsur pembentuk batubara,
dan juga dipengaruhi oleh abu yang berasal dari luar seperti dilusi atau material
yang terbawa selama penambangan.

f. Ash Fusion Temperature (AFT)
Ash Fusion Temperature adalah titik leleh abu batubara yang dinyatakan
dalam temperature dalam berbagai kondisi pelelehan yaitu: Deformasi, Spherical,
hemispherical, dan flow.
Berdasarkan kondisi atmosphere pada pengujiannya AFT dibagi menjadi
dua atmosphere, yaitu Reduksi dan Oksidasi. Ash Fusion Temperature dalam
utilisasi atau penggunaannya dijadikan indikasi karakteristik ash dalam
pembakaran. Untuk nilai AFT rendah tidak diinginkan dalam utilisasinya karena
dianggap dapat menyebabkan slagging atau fouling pada pipa-pipa boiler.
AFT juga digunakan dalam membuat rumus empiris untuk memprediksi
kecenderungan terjadinya slagging dalam boiler.

g. Volatile Matter
Kandungan volatile matter mempengaruhi kesempurnaan pembakaran dan
intensitas nyala api. Kesempurnaan pembakaran ditentukan oleh :

Fixed Carbon
Fuel Ratio = ---------------------
Volatile Matter

Semakin tinggi fuel ratio maka carbon yang tidak terbakar semakin banyak.

h. Coal Size
Ukuran butir batubara dibatasi pada rentang butir halus dan butir kasar.
Butir paling halus untuk ukuran < 3 mm, sedang ukuran paling kasar sampai 50
mm. Butir paling halus dibatasi Dustness dan tingkat kemudahan diterbangkan
angin sehingga mengotori lingkungan. Tingkat Dustness dan kemudahan
beterbangan masih ditentukan pula oleh kandungan moisture batubara.


PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA PERINGKAT RENDAH
DENGAN TEKNOLOGI UPGRADED BROWN COAL (UBC)

Batubara merupakan energi yang cukup andal untuk menambah pasokan
bahan bakar minyak mengingat cadangannya yang cukup besar. Dalam
perkembangannya, batubara diharapkan dapat menjadi jembatan dari energi
konvensional (terutama minyak) ke energi non-konvensional yang lebih bersih
dan dapat diperbarui. Namun kualitas batubara Indonesia yang pada umumnya
didominasi oleh batubara peringkat rendah (lignit), yaitu sekitar 70% dari total
sumber daya, belum banyak dieksploitasi karena masih mengalami kendala dalam
transportasi dan pemanfaatan. Batubara peringkat rendah ini mempunyai
kandungan air total cukup tinggi sehingga nilai kalor menjadi rendah. Dengan
demikian diperlukan teknologi khusus untuk memanfaatkan batubara peringkat
rendah tersebut agar dapat bersaing dengan batubara peringkat tinggi yang
cadangannya sudah mulai menipis.
Bertolak dari kondisi di atas, timbul pemikiran bagaimana menanggulangi
tingginya kadar air dalam batubara. Apakah air lembab dalam batubara dapat di
kurangi dengan hanya memanaskan batubara tersebut sehingga airnya keluar
berupa uap, atau apakah pengurangan kadar air dengan cara ini bersifat permanen,
artinya akan tetap stabil setelah disimpan sekian lama.
Beberapa penelitian untuk mengurangi kadar air telah dilakukan sejak
tahun 1920-an di Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan lain-lain (Suwono,
2000). Salah satu di antaranya adalah teknologi Upgraded Brown Coal (UBC)
yang merupakan teknologi peningkatan kualitas (upgrading) batubara peringkat
rendah melalui penurunan kadar air total yang dikembangkan oleh Kobe Steel
Ltd., Jepang. Keuntungan teknologi ini antara lain karena proses berlangsung pada
temperatur dan tekanan rendah. Untuk mencegah masuknya kembali air ke dalam
batubara, maka dalam proses ditambahkan minyak residu untuk melapisi pori-pori
pada partikel batubara.
Berdasarkan penelitian proses UBC skala labratorium di Puslitbang
tekMIRA (Datin, 2002) dan skala bench di Kobe Steel Ltd., Kakogawa, Jepang,
(Shigehisa, 2000), beberapa batubara peringkat rendah yang berasal dari Indonesia
dapat ditingkatkan kualitasnya.
Dalam proses UBC, batubara dibuat slurry dengan menggunakan minyak
tanah yang dicampur dengan minyak residu, kemudian dipanaskan pada
temperatur 150C dan tekanan sekitar 3,5 atm (Deguchi,1999). Batubara hasil
proses dipisahkan, dikeringkan, dan dibuat briket. Campuran minyak tanah dan
residu dapat digunakan kembali untuk proses selanjutnya. Penambahan minyak
residu diperlukan untuk menutup pori-pori batubara yang terbuka sehingga air
yang telah keluar tidak akan terserap kembali.
Proses UBC
Air yang terkandung dalam batubara terdiri atas air bebas (free moisture)
dan air bawaan (inherent moisture). Air bebas adalah air yang terikat secara
mekanik dengan batubara pada permukaan dalam rekahan atau kapiler yang
mempunyai tekanan uap normal. Sedangkan air bawaan adalah air yang terikat
secara fisik pada struktur pori-pori bagian dalam batubara dan mempunyai
tekanan uap yang lebih rendah daripada tekanan normal. Kandungan air dalam
batubara, baik air bebas maupun air bawaan, merupakan faktor yang merugikan
karena memberikan pengaruh yang negatip terhadap proses pembakarannya.
Penurunannya kadar air dalam batubara dapat dilakukan dengan cara
mekanik atau perlakuan panas. Pengeringan cara mekanik efektif untuk untuk
mengurangi kadar air bebas dalam batubara basah, sedangkan penurunan kadar air
bawaan harus dilakukan dengan cara pemanasan. Salah satu proses dengan cara
ini adalah UBC (Upgraded brown coal) yang diperkenalkan oleh Kobe Steel Ltd.,
Jepang. Bagan air proses UBC (Kobelco, Ltd., 2000) dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Bagan Air Proses UBC

Proses UBC dilakukan pada temperatur sekitar 150C sehingga
pengeluaran tar dari batubara belum sempurna. Untuk itu perlu ditambahkan zat
aditif sebagai penutup permukaan batubara, seperti kanji, tetes tebu (mollase),
slope pekat (fuse oil), dan minyak residu. Untuk proses UBC, sebagai aditif
digunakan minyak residu yang merupakan senyawa organik yang beberapa sifat
kimianya mempunyai kesamaan dengan batubara. Dengan kesamaan sifat kimia
tersebut, minyak residu yang masuk ke dalam pori-pori batubara akan kering,
kemudian bersatu dengan batubara.
Lapisan minyak ini cukup kuat dan dapat menempel pada waktu yang
cukup lama sehingga batubara dapat disimpan di tempat yang terbuka untuk
jangka waktu yang cukup lama (Couch, 1990). Gambar 3 menunjukan sifat
permukaan batubara sebelum dan sesudah proses pengeringan.


Gambar 3. Permukaan batubara sebelum dan sesudah proses pengeringan

Proses UBC dilakukan pada temperatur sekitar 150C sehingga
pengeluaran tar dari batubara belum sempurna. Untuk itu perlu ditambahkan zat
aditif sebagai penutup permukaan batubara, sperti kanji, tetes tebu (mollase),
slope pekat (fuse oil), dan minyak residu.
Untuk proses UBC, sebagai aditif digunakan minyak residu yang
merupakan senyawa organik yang beberapa sifat kimianya mempunyai kesamaan
dengan batubara. Dengan kesamaan sifat kimia tersebut, minyak residu yang
masuk ke dalam pori-pori batubara akan kering, kemudian bersatu dengan
batubara. Lapisan minyak ini cukup kuat dan dapat menempel pada waktu yang
cukup lama sehingga batubara dapat disimpan di tempat terbuka untuk jangka
waktu yang cukup lama (Couch, 1990). Gambar 2 menunjukkan sifat permukaan
batubara sebelum dan sesudah proses pengeringan.







DAFTAR PUSTAKA

Sukandarrumidi, 1995. BATUBARA DAN GAMBUT, Gadjah Mada Univ. Press,
Yogyakarta.
http://zodized.blogspot.com/2013/12/penentuan-kualitas-batubara.html
http://artikelbiboer.blogspot.com/2009/11/kualitas-batubara-coal-quality.html
http://www.esdm.go.id/berita/44-batubara/2179-peningkatan-kualitas-batubara-
melalui-proses-ubc.html?tmpl=component&print=1&page
http://www.tekmira.esdm.go.id/HasilLitbang/?p=800

Anda mungkin juga menyukai