Oleh:
ALDIAN HARIKHMAN, SH
hukum asing di dalam sistem hukum kita, seperti leasing, factoring, franchising, class
action dan sebagainya. Lembaga hukum class action merupakan lembaga yang baru
dalam wacana hukum indonesia. Lembaga tersebut sudah dikenal lama di negara-negara
yang menganut sistem hukum common law. Pertama kali diperkenalkan di Inggris sekitar
Ditinjau dari sejarahnya Indonesia tidak termasuk negara yang menganut sistem
hukum common law, karena hukum-hukumnya banyak dipengaruhi oleh hukum Belanda,
yakni salah satu negara yang menganut sistem civil law. Di negara-negara yang menganut
Indonesia adalah negara hukum (rechtstaat). Hal tersebut dapat kita lihat dalam
penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemerintah negara, butir I, yang menyatakan bahwa
negara indonesia berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka (machtstaat). Dalam negara hukum hubungan pemerintah dengan yang diperintah
tidak berdasarkan kekuasaan, melainkan berdasarkan norma objektif yang juga mengikat
pihak yang memerintah. Hak-hak dan kewajiban warga negara juga diatur oleh hukum.
Hukum yang telah dilanggar harus ditegakkan agar tujuan hukum tetap terjaga.
Proses penegakan hukum yang telah dilanggar dapat dilakukan di luar pengadilan
atau melalui pengadilan. Proses penegakan hukum diluar pengadilan pada umumnya
hanya dikenal dalam penegakan hukum perdata dan dagang. Selain penegakan hukum
diluar pengadilan, pihak yang merasa dilanggar haknya dapat pula memilih alternatif
penegaklan hukum, dengan mengajukan tuntutan hak melalui pengadilan. Tuntutan hak
adalah tindakan yang bertujuan memperoleh perlindungan hak yang diberikan oleh
Guna penegakan hukum diperlukan suatu sistem hukum beracara. Hukum acara
adalah keseluruhan peraturan hukum yang mengatur tentang bagaimana cara menjamin
ditaatinya hukum materil dengan perantara hakim. Hukum acara diperlukan untuk
mengatur tentang bagaimana tuntutan gugatan hak harus diajukan pengadilan (dalam
bagaimana putusan tersebut dilaksanakan. Sistem hukum acara harus lengkap. Sistem
hukum acara yang baik harus menyediakan lembaga-lembaga yang memadai untuk
seseorang atau sekelompok orang dalam jumlah yang besar atau masyarakat banyak atau
Mengenai class action, Aturan hukum positif Indonesia baru mengakui gugatan
namun UU ini menjadi tonggak bagi pengakuan class action di Indonesia. Setelah
pengakuan class action pada tahun 1997 tersebut, gugatan class action menjadi sering
pengadilan, dengan jumlah pihak yang sangat banyak, yang dirasa lebih efektif serta
berbunyi:
2. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dalam Pasal 46 ayat 1 huruf
b yang berbunyi :
3. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, dalam Pasal 38 ayat yang
1. UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dalam Pasal 71 ayat 1 yang berbunyi:
Pembahasan mengenai prosedur atau tata cara gugatan perwakilan kelompok (Class
Action) yang diatur dalam PERMA No. 1 Tahun 2002 secara garis besar terdiri dari
Dengan adanya pengaturan class action tersebut maka secara normatif gugatan
perwakilan (class action) hanya dikenal dalam peraturan yang disebut diatas antara lain
3
jasa konstruksi dan kehutanan. Namun sumber hukum yang digunakan dalam hukum
acara tidak hanya terbatas pada apa yang disebutkan di dalam undang-undang
kepentingan masyarakat luas, yang menuntut pula tanggung jawab bersama, antara
perlindungan yang diberikan Undang-undang ini kepada konsumen tidak terbatas pada
pengaturan akan hak dan kewajiban dari konsumen dan pelaku usaha, tetapi dalam
Undang-undang ini juga diatur tentang pembinaan dan pengawasan terhadap jalannya
No.8 Tahun 1999 dinyatakan terhadap kasus perdata di pengadilan negeri, pihak
konsumen yang diberi hak untuk mengajukan gugatan. Dalam undang-undang ini
ditemukan bagi aturan acara di pengadilan Indonesia, yaitu mulai dimuatnya pengaturan
maka timbul keinginan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih komprehensif
dan mendalam dalam rangka penyusunan tesis dengan judul “Pelaksanaan Class Action
Konsumen”.