Anda di halaman 1dari 28

Tumbuh Kembang Anak

Lidya B E Saptenno
102010319
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510
beiimpact@yahoo.com

Pendahuluan
Seorang bayi perempuan dengan berat badan 6800 gram dan panjang badan 66 cm, dilahirkan
pada tanggal 31 Oktober 2010, masa getsasi ibunya 30 minggu dengan BBL 1780 gram dan
PB 45 cm. Persalinan ditolong bidan, saat lahir tidak langsung menangis, denyut jantung anak
144x/m, refleks normal, warna kulit kemerahan dengan gerakan-gerakan yang tidak begitu
aktif. Berat badan pada waktu 3,5 bulan = 3700 gram, 5 bulan = 4500 gram dan 8 bulan =
6000 gram. Pasien adalah anak ke-6 dari enam bersaudara, umur Ibu 39 tahun, tidak pernah
bersekolah, tidak bekerja dan tidak mengikuti program KB. Umur ayah pasien 40 tahun,
sekolah SD sampai kelas 5, bekerja sebagai pemulung. Pasien telah mendapat imunisasi BCG
1x, polio 2x, DPT 1x, hepatitis B 2x. Terakhir mendapat imunisasi kira-kira 3 minggu yang
lalu. Pemeriksaan perkembangan dengan instrument Denver II yang dilakukan pada 1
September 2011 sebagai berikut: Personal sosial sesuai umur 8 bulan, Motor halus adaptif
sesuai umur 5,5 bulan, Bahasa sesuai umur 5 bulan, Motor kasar sesuai umur 3,5 bulan.
Gangguan pada Bayi Baru Lahir
Berat lahir rendah (LBW-/ow birth-weight)2500 g atau kurang (7% dari kelahiran di
Inggris)
Tinjauan Pustaka
Kurang bulan (preterm)kurang dari 37 minggu kehamilan (6% dari kelahiran di
lnggris)(dua per tiga dari bayi LBW adalah preterm)
Kelainan berat badan dalam masa kehamilan dapat mengindikasikan diabetes pada ibu,
infeksi intrauterin, atau kelainan kromosom. Masalah-masalah klinis pada bayi preterm di-
akibatkan oleh imaturitas. Bayi yang kekurangan berat badan berada dalam risiko
hipoglikemia.
Bayi preterm
Masalah-masalah utama yang diakibatkan oleh imaturitas:
sindrom distres pernapasan (defisiensi surfaktan)
apnu berulang
pengaturan suhu yang kurang baik
masalah pada fungsi ginjal, keseimbangan cairan dan elektrolit
nutrisi
duktus arterious paten (patent ductus arteriosus/PDA)
perdarahan intraventrikel dan kerusakan SSP lain
anemia
enterokolitis nekrotikans
ikterus
Sindrom distres pernapasan (Respiratory distress syndrome/RDS)
Gambar 1. Rontgen dada pada RDS


Gambar 7.2 Rontgen dada pada RDS
enunjukkan granularitas dan bronkogram udara.
RDS, yang juga dikenal sebagai penyakit membran hialin, biasanya dikaitkan dengan bayi
preterm dan merupakan masalah paling serius. Surfaktan pada paru dapat menurunkan
tegangan permukaan antara gas inspirasi dan cairan yang melapisi saluran napas. Tanpa
surfaktan alveoli tidak dapat mengembang dan cenderung untuk mengempis. Belum
matangnya struktur paru-paru dan dinding dada dan pernapasan yang buruk dapat
memperberat masalah. Hasil akhirnya adalah atelektasis yang mengganggu pertukaran udara,
dan memberikan gambaran seperti yang terlihat pada rontgen (Gambar 1). Peningkatan usaha
untuk bernapas, jika tidak dapat dipertahankan, akan menyebabkan retensi karbon dioksida
dan seringkah menyebabkan serangan apnu.
RDS akan mengalami resolusi setelah 3-7 hari seiring dengan peningkatan produksi
surfaktan. Penatalaksanaannya adalah dengan mempertahankan hidup bayi dan menghindari
cedera selama periode ini. Cara utama dari penatalaksanaan tersebut adalah mengendalikan
ventilasi udara. Terapi penggantian surfaktan diberikan melalui tabung endotrakeal segera
setelah kelahiran sehingga dapat menurunkan mortalitas, mengurangi risiko pneumotoraks,
dan mengurangi risiko kerusakan paru. Monitoring harus dilakukan secara cermat. Bagian
penting dari terapi adalah keadaan gas darah (homeostasis) yang stabil; kadar oksigen yang
rendah dapat merusak; dan kadar oksigen yang tinggi dapat menyebabkan retinopati pada
prematuritas (retinopathy of prematurity); kadar karbon dioksida yang tinggi merupakan
predisposisi terjadinya perdarahan otak; sedangkan kadar karbon dioksida yang rendah
meningkatkan risiko iskemia otak.

Penatalaksanaan bayi preterm
Bayi preterm yang kurang sehat dirawat di unit neonatal atau Bagian Perawatan Khusus Bayi
(SCBUspecial care baby unit). Persyaratan pendaftaran bagi unit ini arus dilakukan
secara ketat agar sesedikit mungkin terjadi pemisahan antara bayi dengan ibunya. Orang tua
harus diberikan kebebasan untuk menemui bayi mereka saat berada dalam SCBU dan semua
usaha perawatan bayi sedapat Mungkin harus melibatkan orang tua. Rumah sakit yang tidak
dapat memberikan perawatan intensif jangka panjang sering merujuk pasien bayinya ke
rumah sakit regional lain yang memiliki unit dengan fasilitas lebih lengkap. Pemindahan bayi
cukup aman jika dilakukan oleh tenaga yang terampil.
Sebagai akibat peningkatan penggunaan ventilasi mekanik dan perawatan pendukung,
tingkat mortalitas bayi preterm menurun tajam dan masih semakin menurun. Tingkat
keberhasilan hidup bagi bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 g yang tidak memiliki
malformasi berat saat ini lebih dari 80%. Peningkatan ketahanan hidup ini masih harus di-
evaluasi secara menyeluruh dalam hal Kualitasnya tetapi kecacatan serius terjadi tidak lebih
dari 6-10%. Angka ketahanan nidup menurun dengan signifikan pada usia kehamilan di
bawah 26 minggu.

Anamnesis
Allo-Anamnesis
Melakukan anamnesis
Anamnesis pada seorang anak pada dasarnya sama dengan pasien dewasa, dengan beberapa
tambahan penting.
Panggil orang tua dengan 'Tuan dan Nyonya Jackson', bukan papa dan mama.
Ketahui nama panggilan anak di rumah dan gunakan nama itu.
Awali anamnesis dengan nama, jenis kelamin, dan umur dengan tahun beserta bulan
(walaupun seorang mahasiswa berusia 21 tahun dan 21 '/2 tahun perbedaannya tidak
signifikan, namun bayi yang berusia 14 dan 20 bulan sangat berbeda). Umur yang
akurat adalah persyaratan yang penting dan seringkali menggambarkan diagnosis
bandingnya.
Catat nama sekolah, TK, klinik, atau pusat kesehatan yang pernah didatangi.
Selama melakukan anamnesis, seorang anak akan sangat senang berada di pangkuan
orang tuanya; anak yang lebih mandiri akan lebih senang bermain dengan mainan,
yang sebaiknya disediakan. Anak yang lebih besar harus dilibatkan dalam
pembicaraan. Susun perabotan klinik dalam suasana yang mendorong perasaan
bersahabat antara orang tua dan dokter serta hindari suasana konfrontatif di atas meja.

Riwayat penyakit sekarang
Mulailah dari sini karena inilah yang ingin mereka sampaikan pada Anda. Biarkan mereka
menceritakan dengan caranya sendiri; kemudian berikan pertanyaan yang spesifik untuk
mendapatkan detail yang penting. Interupsi yang terlalu sering atau memaksa untuk men-
dapatkan kronologis cerita akan menghalangi pembicaraan yang terbuka. Untuk mengukur
tingkat keparahan, cari tahu bagaimana penyakitnya mempengaruhi kehidupan anak. Apakah
asma akut itu menghentikan si anak saat berlari, berjalan, berbicara; jika masalah tersebut
tidak akut, berapa kali anak tidak masuk sekolah karena sakit? Sekolah sama dengan
pekerjaan pada orang dewasa. Apakah anak memilih untuk tidak ikut dalam permainan atau
aktivitas yang menyenangkan di rumah? Tanyakan tentang pola makan, tidur, dan
aktivitasnya. Jika tidak terjadi perubahan kebiasaan, kecil kemungkinan adanya penyakit
yang serius. Penurunan selera makan atau aktivitas, atau meningkatnya kebutuhan tidur
menandakan sakit yang serius. Kehilangan berat badan tetap merupakan hal yang penting.
Tanyakan pendapat orang tua sendiri tentang apa yang menjadi masalah pada anaknya.
Sesekali hal tersebut akan memungkinkan Anda untuk meredakan kegelisahan orang tua yang
berlebihan; kadangkala hal itu juga akan membawa pada diagnosis yang tepat yang mungkin
sebelumnya belum terpikirkan. Dibandingkan orang lain, ibu lebih baik dalam memahami
tangisan bayinya, dan riset menunjukkan bahwa bayi dapat 'berbicara'. Mereka memiliki
tangisan yang berbeda untuk lapar, sakit, dan lain-lain. Ibu biasanya akan memahami jika
tangisan bayi tersebut tidak seperti biasa dan seringkah mengetahui sebabnya.
Hal ini seringkah sangat membantu, terutama jika dicurigai ada masalah psikologis.
Pertanyaan "Seperti apakah anak (laki-laki atau perempuan) Anda?" Jawaban yang diberikan
dapat berupa 'selalu khawatir', 'tenang', 'tidak bisa diam', 'obsesif. Jika kemudian Anda
menanyakan "Siapa yang ditirunya?", seringkah memberikan pandangan yang sangat berguna
bagi orang tua. Hal yang berguna juga jika Anda mengetahui apa yang dilakukan anak pada
waktu senggangnya dan apakah sifat alaminya merupakan anak yang senang berkumpul atau
senang menyendiri.

Riwayat penyakit dahulu
Kesakitan, operasi, atau perawatan rumah sakit
Alergi atau sensitivitas pada obat
Riwayat imunisasi: mungkin dapat menolong untuk menyingkirkan suatu kondisi yang
mencurigakan, dan hal itu menunjukkan perlunya memberikan imunisasi lebih lanjut kepada
keluarga tersebut.
Tanyakan pada orang tua tentang catatan kesehatan anak mereka (pujilah mereka jika
mereka membawa dan memilikinya). Catatan mencakup berat badan sebelumnya, imunisasi,
dan berbagai peristiwa kesehatan yang pernah dialami.

Riwayat keluarga
Usia saudara kandung dan orang tua.
Apakah ada anggota keluarga lain yang pernah, atau sedang, mengalami kondisi yang
sama dengan anak tersebut; apakah itu bercak merah atau demam (apakah anak itu
mendapatkan infeksi yang sama), atau enam jari di masing-masing tangan (apakah anak
mewarisi sifat yang sama dalam keluarga?)
Apa saja penyakit yang pernah diderita oleh orang tua atau saudara dekat, dengan tujuan
untuk menenangkan kekhawatiran yang berlebihan. Orang tua mungkin cemas bahwa sakit
perut anaknya disebabkan oleh kanker, karena ada kerabat yang baru saja meninggal karena
kanker.
Pertanyaan yang berkaitan dengan famili atau kekerabatan pada adat tertentu. Hal ini
penting, karena penyakit genetik yang langka menjadi lebih besar kemungkinannya
jika kedua orang tua memiliki hubungan kekerabatan.

Riwayat perinatal
Usia kehamilan (normalnya adalah 40 minggu)
sakit yang pernah diderita
Tempat kelahiran (rumah sakit/ rumah)
presentasi (kepala/sungsang)
jenis (spontan, forseps, bedah sesar)
berat lahir
Periode neonatal
abnormalitas
kesakitan
kebutuhan perawatan khusus/ gawat darurat/intensif
hari dipulangkan dari rumah sakit

Riwayat perkembangan
Hal ini hampir merupakan ciri khas pediatrika, khususnya bagi anak yang masih kecil atau
cacat. Hal ini melibatkan detail tentang saat anak mulai memiliki kemampuan seperti berjalan
atau berbicara .
Riwayat sosial
Sesudah membina hubungan dengan orang tua, berbicaralah dengan mereka tentang
kehidupan mereka, rumah mereka, pekerjaan mereka, masalah-masalah mereka, pekerjaan si
ayah (digunakan sebagai petunjuk keadaan keuangan), dan teliti lebih lanjut bagaimana
pekerjaan si ayah, apakah pekerjaannya bisa dikerjakan di rumah atau menuntut si ayah
bekerja jauh dari rumah dalam jangka waktu lama. Apakah si ibu bekerja di luar rumah, jika
ya, siapa yang menjaga anaknya? Tapi bila ia seorang ibu rumah tangga apakah pekerjaan si
ibu sebelumnya? Bila ia seorang perawat misalnya, tentunya ia memiliki tingkat pengetahuan
yang berbeda dan membutuhkan informasi yang berbeda pula. Ada 3 faktor yang harus
diteliti, karena pengaruhnya yang langsung terhadap perkembangan anak:
Komposisi keluarga: apakah ayah dan ibu tinggal bersama? Jika ya, harmonis atau tidak?
Apakah keluarga tersebut hanya punya orang tua tunggal?
Kondisi keuangan: apakah keuangan keluarga sudah mandiri atau masih mengandalkan
bantuan pihak lain?
Perumahan: apakah mereka punya rumah sendiri? Jika ya, seperti apa wujudnya? Apakah
mereka tinggal dengan kerabat atau tinggal di tempat sewaan? Perumahan yang baik
seharusnya ada pasokan air hangat dan sanitasi ruangan yang bagus, serta dalam satu kamar
tidak lebih dari 1,5 orang.
Sebagian orang tua mudah diwawancarai, sementara yang lainnya sulit. Jika Anda tergoda
untuk mengatakan seseorang sebagai 'pembuat anamnesis yang buruk', ingatlah bahwa
seorang pembuat anamnesis adalah orang yang mengumpulkan dan mencatat riwayat pasien!

Pemeriksaan Fisik
Test Denver II
1. Menggambarkan pekembangan normal anak 0-6 tahun
2. Penampilan seperti peta (lokasi dan posisi anak mudah terlihat)
3. Sektor/area perkembangan lengkap:
- personal sosial
- motor halus adaptif
- bahasa
- motor kasar
4. Terdapat pengamatan tingkah laku anak (TL)
5. Any age appropiate, orderly, sequentially
6. Aplikasi:
- skrining - prognosis
- deteksi dini - terapi
- diangonosi - follow up
Material Uji Denver II

Benang sulaman merah
Kismis
Kerincingan dengan gagang kecil
Balok-balok warna (1 inchi)
Botol kecil bening dengan lubang 5/8
Bel kecil
Bola tenis
Pinsil merah
Boneka kecil dengan botol susu/sendok kecil
Cangkir plastil dengan gagang/pegangan
Kertas kosong

Sektor Denver II
1. Sektor Personal Sosial
Interaksi sosial dan sharing
Kemandirian: disiplin, rasa tanggung jawab
Misal :
- menatap muka - tersenyum
- dag-dag dengan tangan - gosok gigi
- membantu di rumah - cuci tangan
- membuka dan memakai baju - main kartu
- menyebut nama teman
- menyiapkan makanan sendiri
HATI-HATI Pola Asuh (overservis atau overproteksi) !!
2. Sektor Motor Halus Adaptif
Penglihatan/sight
Koordinasi mata kanan dan kiri
Koordinasi penglihatan /mata dengan otot-otot kecil
Prewriting skill, handprehension
Pemecahan masalah (problem solving)
Misal:
- melihat, mengikuti objek
- menggenggam pinset
- membuang manik-manik dari botol
- membuat menara dari kubus
- menggambar orang
- mencontoh membuat garis lurus, lingkaran, tanda silang,dll
3. Sektor bahasa
Pendengaran
Bahasa ekspresif: artikulasi (konsonan dan vokal), keutuhan kata (Broca)
Bahasa reseptif: pemahaman (Wernicke)
Misal:
- bersuara - menyebut kata/kata-kata
- tertawa - mengenal bagian tubuh
- memekik - mengenal warna
- mengoceh - menunjuk & menyebut gambar
- mama-papa non spesifik dan spesifik
- bereaksi pada bunyi: bel, kecekan, suara panggilan
4. Sektor Motor Kasar
Pengembangan posisi dan sikap tubuh (postur): horizontal vertikal lokomosi
Misal:
- tengkurap - lari
- duduk - meloncat
- berdiri - keseimbangan tubuh, dll
- berjalan

Petunjuk Mengisi Denver II
1. Mengisi nama pemeriksa, nama dan tanggal lahir anak serta tanggal pemeriksaan.
2. Menentukan umur anak (konversi jika perlu), misal:
-tanggal pemeriksaan : 15 Des 2010
tanggal lahir anak : 3 April 20
Tahun bulan hari
Tgl.tes 10 12 15
Tgl.lahir 9 4 3
Umur anak 1 8 12

- Penyesuaian prematuritas pada anak yang lahir lebih 2 minggu sebelum HPL dan berumur
< 2 tahun
Mis :Tgl periksa : 19 Nov 2010
Tgl lahir : 2 Jan 2010, prematur 6 minggu

Tahun bulan hari
Tgl.tes 10 11 19
Tgl.lahir 10 1 2
Umur anak 10 17
Prematur 6 mg 1 14
Umur konversi 9 3
3. Membuat garis usia (age line), usia konversi (jika perlu)
Misal : usia anak 20 bulan













Grafik 1. Denver II

4. Menguji gugus-gugus tugas terkait dengan garis usia dalam keempat sektor
perkembangan dengan alat-alat terkait
5. Memberi tanda hasil tes pada setiap gugus tugas pada setiap sektor
perkembangan:
L (Lulus)
G (Gagal)
R (Refusal/Menolak melakukan)
NO (No Opportunity)
D (Delay)
C (Caution)
6. Menilai/menetapkan hasil uji Denver II (N,Suspect,Untestable)
7. Menetukan sikap selanjutnya
Pemeriksaan Antopometri
Dalam prakteknya , ukuran antropometrik yang bermanfaat dan sering dipakai adalah : berat
badan, tinggi (panjang) badan, lingkar kepala, lingkaran lengan atas, tebal lipatan kulit. Di
samping itu masih ada ukuran antropometri yang lain, tetapi hanya dipakai untuk keperluan
khusus misalnya pada kasus-kasus dengan kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis
perawakan (somatotype) . Di antara ukuran tersebut adalah :
a. Lingkaran dada, lingkaran perut, dan lingkaran leher
b. Panjang jarak antara 2 titik tubuh seperti biakromial untuk leher bahu, bitrokhanterik
untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala dan lain-lainnya.
1. Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang penting, dipakai pada setiap
kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap kelompok umur. Merupakan hasil
keseluruhan peningkatan jaringan-jaringan tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lainnya.
Merupakan indikator tunggal yang terbaik pada waktu ini untuk keadaan gizi dan keadaan
tumbuh kembang. Di Indonesia pengukuran berat badan telah memasyarakat dengan
digunakannya kartu menuju sehat (KMS) untuk monitoring pertumbuhan.
2. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang penting, keistimewaan adalah
nilai tinggi badan meningkat terus, walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi
muda kemudian melambat dan menjadi pesat lagi (growth spurt) pada masa remaja.
Selanjutnya melambat lagi dengan cepatnya kemudian berhenti dengan nilai tinggi
maksimum pada usia 18-20 tahun. Tinggi badan hanya menyusut pada usia lanjut. Oleh
karena itu nilai tinggi dipakai untuk dasar perbandingan terhadap perubahan-perubahan relatif
seperti nilai berat dan lingkaran lengan atas . Peningkatan nilai rata-rata tinggi orang dewasa
suatu bangsa merupakan salah satu indikator peningkatan kesejahteraan/kemakmuran, jika
potensi genetik belum mencapai secara maksimal.
3. Lingkaran kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menaksir pertumbuhan
otak. Laju tumbuh pesat pada enam bulan pertama bayi, dari 35 cm saat lahir menjadi 43 cm
pada 6 bulan. Laju tumbuh kemudian berkurang, hanya 46,5 cm pada usia 1 tahun dan 49
pada usia 2 tahun. Selanjutnya berkurang menjadi drastis hanya bertambah 1 cm sampai pada
usia 3 tahun dan bertambah lagi kira-kira 5 cm sampai usia remaja/dewasa. Oleh karena itu
manfaat pengukuran lingkaran kepala terbatas sampai usia 3 tahun, kecuali bila diperlukan
seperti pada kasus hydrocephalus.
4. Lingkaran lengan atas
Lingkaran lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak
terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. Dapat
dipakai untuk menilai keadaan gizi/keadaan tumbuh kembang pada kelompok usia
prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada usia 1 tahun.
Selanjutnya tidak banyak berubah selama 1-3 tahun.
5. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subkapuler merupakan refleksi tumbuh
kembang jaringan lemak bawah kulit yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan
defisiensi lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan.
Dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas.

Riwayat Perkembangan Anak
Rekam Medik
Pengukuran Berat, panjang, dan lingkar kepala oksipito-frontal dinilai untuk mendapatkan
usia kandungan dengan menunjuk pada grafik persentil.

Kepala Periksa bentuk kepala, jangan khawatir dengan sedikit perubahan bentuk akibat
proses kelahiran, dan periksa tegangan ubun-ubun depan dan lebar sutura. Jika ubun-ubun
terasa penuh, atau jarak antara sutura lebih dari I cm, harus dicurigai adanya hidrosefalus dan
perlu di lakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Wajah. Lihat adanya tanda-tanda ke-kimpuhan saraf-saraf wajah dan keanehan dismorfik.
Mata. Asimetri pada ukuran mata merupakan gejala abnormal: salah satu mata mungkin kecil
(infeksi kongenital atau cacat perkembangan) atau salah satu mata besar (glaukoma
kongenital). Mata harus diperiksa untuk memeriksa adanya infeksi. Adanya refleks merah
dapat menyingkirkan kemungkinan katarak.
Hidung. Merupakan jalur udara utama plan napas dan harus diperiksa apakah ada tanda-tanda
obstruksi.
Mulut Seorang bayi biasanya akan membuka mulutnya jika tekanan lembut ke arah bawah
dilakukan pada dagu. Pala-vm diperiksa apakah ada sumbing dan dipalpasi apakah ada
belahan submukosa (Gambar 6.3). Rongga mulut harus diperiksa apakah ada gigi, kista atau
sariawan (infeksi kandida).
Rahang. Mandbula yang kecil atau tertarik (retrognatia) dapat menyebabkan kesulitan
makan atau obstruksi napas.
Dada. Cek apakah bayi berwarna kemerahan dan tidak sesak napas.
Jantung. Teliti bagian dada di mana apeks dapat diraba, dan detakan jantung terasa kuat.
Murmur jantung pada usia ini sangat sering terjadi dan terkait dengan proses transisi dari pola
sirkulasi janin ke pola sirkulasi dewasa. Ahli kardiologi yang berpengalaman pun akan
merasa kesulitan untuk membedakan murmur normal dan abnormal. Namun demikian, ini
sangat penting dan bukan untuk membuat cemas para orang tua. Beberapa hari kemudian,
banyak murmur transisional ini akan menghilang. Umumnya, murmur yang lembut, pada
pertengahan atau awal sistolik bukan merupakan hal yang signifikan sedangkan murmur
pansistolik, dias-tolik, atau sangat nyaring harus menjadi perhatian.
Abdomen. Bagian tepi hati biasanya dapat dipalpasi 1-2 cm di bawah tepi kosta kanan dan
limpa dapat diraba dengan ujung jari pada sekitar 20% bayi normal. Bagian tepi bawah dari
kedua ginjal mungkin bisa dipalpasi.
Sela paha/groin. Pastikan bahwa pulsasi kedua arteri femoralis dapat teraba, bila pulsasi ini
tidak ada dapat menunjukkan gejala koarktasio aorta. Periksa apakah ada hernia.
Genitalia. Periksa apakah organ genitalia menunjukkan dengan jelas laki-laki atau
perempuan. Jika meragukan, jangan menuliskan jenis kelaminnya. Jika laki-laki periksa
apakah kedua testis berada di dalam skrotum dan meatus uretra berada pada tempat yang
seharusnya. Pada anak perempuan, periksa genitalia dan ingat bahwa perdarahan kecil atau
pengeluaran cairan merupakan hal yang normal akibat pengaruh hormon maternal dan
plasental.
Anus. Tanyakan apakah bayi telah mengeluarkan mekonium, dan periksa apakah anus ada
dan berada pada tempat yang normal.
Tulang belakang. Balikkan bayi menjadi posisi tengkurap dan lihat apakah ada skoliosis.
Seluruh garis tengah dorsal harus diperiksa apakah ada pembengkakan atau gumpalan, nevi,
jalur rambut, lubang, atau sinus yang dapat menunj kan adanya kelainan medula spinalis.
Panggul. Pemeriksaan panggul merupakan hal yang sangat penting . Sebaiknya dilakukan
paling akhir karena mungkin menjengkelkan bayi.
Susunan saraf pusat. Pemeriksaan neurologis secara menyeluruh akan sangat memakan
waktu dan menuntut keterampilan serta pengalaman tersendiri. Amati gerakan spontan bayi
sambil melakukan pemeriksaan, amati simetris atau tidak. Tanyakan kebiasaan makan bayi.
Penilaian tonus otot dilakukan dengan mengangkat bayi dan memegangnya pada daerah
ventral otot. Dapatkan refleks Moro.
Skrining biokimia. Skrining rutin pada tes darah dilaksanakan pada hari ke 5-7 untuk
memeriksa fenilketonuria (tes Guthrie) dan hipotiroidisme. Beberapa rumah sakit juga
melakukan skrining untuk fibrosis kistik.


KMS

Gambar 2. KMS (Kartu Menuju Sehat)

Jenis imunisasi yang diuraikan mencakup vaksinasi BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis
B yang sesuai dengan sasaran pemerintah Indonesia agar setiap anak mendapat imunisasi
dasar terhadap 7 penyakit utama yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC).
BCG diberikan 1 kali sebelum umur 2 bulan (Depkes: 0-12 bulan). BCG ulangan tidak
dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.
Vaksin disuntik intrakutan di daerah insersio m. deltoideus dengan dosis untuk bayi < 1
tahun sebanyak 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml. Pada bayi perempuan dapat diberikan
suntikan di paha kanan atas.
Kemasan yang dibuat Biofarma berupa ampul 80 dosis bayi dan 4 ml pelarut NaCl 0,9%.
Kandungan vaksin terdiri dari bakteri hidup yang dilemahkan dari biakan Bacillus Calmette-
Guefrin 50.000-1 juta partikel per dosis. Secara fisik berupa vaksin beku kering tahan beku,
stabilitas terhadap panas sedang. Setelah dilarutkan mudah rusak bila kena panas atau kena
sinar matahari. Vaksin disimpan dalam lemari es suhu 2-8C dengan masa kadaluarsa 1 tahun
dan harus terlindung dari sinar matahari langsung atau tidak langsung. Setelah vaksin
dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam.
Kontraindikasinya pasien dengan imunokompromis (leukemia, pengobatan steroid jangka
panjang, dan infeksi HIV). Reaksi yang mungkin terjadi:
a. Reaksi lokal yang terjadi 1 -2 minggu setelah penyuntikan berupa indurasi dan eritema di
tempat suntikan yang berubah menjadi pustula kemudian pecah menjadi ulkus, dan
akhirnya menyembuh spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan
parut.
b. Reaksi regional berupa pembesaran kelenjar aksila atau servikal, konsistensi padat,
tidak nyeri tekan, tidak disertai demam yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.
Komplikasi yang dapat terjadi berupa abses di tempat suntikan karena suntikan terlalu
dalam (subkutan). Abses bersifat tenang (cold abcess) dan akan menyembuh spontan. Bila
abses telah matang (merah, fluktuasi, dan kulit tipis) sebaiknya dilakukan aspirasi dan jangan
diinsisi. Komplikasi lain adalah limfadenitis supurativa yang terjadi pada suntikan yang
terlalu dalam atau dosis terlalu tinggi. Proses ini bersifat tenang dan akan menyembuh dalam
waktu 2-6 bulan. Bila proses ini telah matang dilakukan aspirasi dan jangan diinsisi.
Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)
Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit difteria,
pertusis,.dan tetanus dalam waktu yang bersamaan. Imunisasi dasar vaksin DPT diberikan
setelah berusia 2 bulan sebanyak 3 kali (DPT I, II, dan III) dengan interval tidak kurang dari
4 minggu. Imunisasi DPT ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi DPT III, kemudian
saat masuk sekolah (5-6 tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12 tahun). Menurut
program pemerintah (PPI) vaksinasi ulangan dilakukan dengan memberikan DT di kelas 1
SD dilanjutkan dengan TT di kelas 2 dan 3 SD. Vaksin disuntikkan intramuskulr di bagian
anterolateral paha sebanyak 0,5 ml.
Kemasan yang dibuat Biofarma berupa flakon 5 ml, 10 dosis. Kandungan vaksin terdiri
dari 40 Lf toksoid difteri, 15 Lf toksoid tetanus, 24 (OU) Bordetella pertusis (mati)
diserapkan ke dalam alumunium fosfat dan mertiolat. Secara fisik berupa cairan tidak
berwarna, berkabut dengan sedikit endapan putih, yang rusak bila beku, terkena panas, atau
sinar matahari langsung. Vaksin disimpan dalam lemari es suhu 2-8C dengan masa
kadaluarsa 2 tahun.
Kontraindikasinya usia di atas 7 tahun, demam (>38C), sakit berat (terutama kelainan
neurologis), riwayat reaksi berat terhadap pemberian DPT sebelumnya berupa syok, kejang,
penurunan kesadaran, atau gejala neurologis lainnya. Bila anak berusia lebih dari 7 tahun
dapat diberi imunisasi DT. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, nyeri,
bengkak lokal, abses steril, syok, kejang. Bila terjadi demam dan nyeri pada tempat suntikan
dapat diberi analgetik-antipiretik. Bila terdapat reaksi berlebihan maka imunisasi berikutnya
diberikan DT.
Vaksin DT (Difteria, Tetanus)
Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap
toksin yang dihasilkan kuman penyebab difteria dan tetanus. Vaksin ini dibuat untuk
keperluan khusus, misalnya anak tidak boleh atau tidak perlu imunisasi pertusis namun masih
memerlukan imunisasi difteria dan tetanus. Cara pemberian imunisasi dasar dan ulangan
sama dengan imunisasi DPT. Vaksin disuntik intramuskular atau subkutan dalam sebanyak
0,5 ml.
Kemasan yang dibuat Biofarma berupa flakon 25 ml, 50 dosis. Kandungan vaksin terdiri
dari 40 Lf toksoid difteri, 15 Lf toksoid tetanus, alumunium fosfat, dan mertiolat. Secara fisik
berupa cairan tidak berwarna, jernih yang rusak bila beku dan sinar matahari langsung.
Vaksin disimpan dalam lemari es suhu 2-8"C dengan masa kadaluarsa 2 tahun.
Kontra indikasinya anak yang sakit parah atau sedang menderita demam tinggi. Efek
samping yang mungkin terjadi berupa demam ringan dan pembengkakan lokal di tempat
suntikan 1-2 hari.
Vaksin Tetanus
Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus.
Sedangkan anti tetanus serum (ATS) dapat dipakai juga untuk pencegahan (imunisasi pasif)
maupun pengobatan penyakit tetanus. Imunisasi dasar dan ulangan pada anak diberikan
dengan imunisasi DPT/DT. Sampai saat ini pada ibu hamil pemberian imunisasi tetanus
dilakukan 2 kali, masing-masing pada kehamilan bulan ke-7 dan 8.
Vaksin disuntik intramuskular atau subkutan dalam sebanyak 0,5 ml. Kemasan yang dibuat
Biofarma berupa flakon 5 ml, 10 dosis. Kandungan vaksin terdiri dari 25 Lf toksoid tetanus,
alumunium fosfat, dan mertiolat. Secara fisik berupa cairan tidak berwarna, berkabut dengan
sedikit endapan putih yang tidak tahan beku dan panas. Vaksin disimpan dalam lemari es
suhu 2-8C dengan masa kadaluarsa 2 tahun.
Kontraindikasinya anak yang sakit parah. Efek samping toksoid tetanus berupa reaksi
lokal (kemerahan, bengkak, dan rasa sakit di tepat suntikan) sedangkan pemberian ATS
mungkin dapat terjadi gatal di seluruh tubuh, nyeri kepala, dan renjatan.
Vaksin Polio
Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
Imunisasi dasar vaksin polio diberikan 4 kali (polio I, II, III, dan IV) dengan interval tidak
kurang 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi polio IV,
kemudian saat masuk sekolah (5-6 tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12 tahun).
Ada 2 jenis vaksin polio, yaitu vaksin Salk (berisi virus polio yang telah dimatikan dan
diberikan secara suntik) dan vaksin Sabin (berisi vaksin hidup yang telah dilemahkan dan
diberikan dalam bentuk pil atau cairan, di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabon.
Vaksin ini diteteskan 2 tetes (0,1 ml) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan
sendok yang berisi air gula.
Kemasannya yang dibuat oleh Pasteur-Merieux Serums & Vaccins, Perancis untuk
Biofarma Bandung berupa flakon 10 dosis dan 1 pipet. Kandungan vaksin ini terdiri dari
virus polio tipe 1,2, dan 3 hidup yang dilemahkan, asam amino, antibiotik, dan calf serum
yang distabilkan dengan magnesium klorida dan fenol merah sebagai indikator. Secara fisik
berupa cairan kemerahan jernih yang cepat sekali rusak bila terkena panas atau cahaya
matahari. Vaksin disimpan dalam lemari es suhu 2-8C (masa kadaluarsa 1 tahun) atau dalam
freezer suhu -20 sampai -25 C (masa kadaluarsa 2 tahun).
Kontraindikasinya diare berat, defisiensi imun (karena obat imunosupresan: kemoterapi,
kortikosteroid), dan kehamilan. Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan
kejang-kejang.
Vaksin Campak
Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Imunisasi
campak dianjurkan diberikan satu dosis pada umur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar
biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulang 6 bulan kemudian.
Vaksin disuntik subkutan dalam sebanyak 0,5 ml. Kemasannya yang dibuat Biofarma
berupa flakon 10 dosis dan pelarut akuabides 5 ml. Kandungan vaksin yang sudah dilarutkan
terdiri dari virus campak tidak kurang dari 5.000 TCID
5()
atau PFU, kanamisin sulfat tidak
lebih dari 100 mcg, dan eritromisin tidak lebih dari 30 mcg. Secara fisik vaksin yang beku
kering, sedangkan setelah dilarutkan tidak tahan panas (suhu 2-8C) sehingga harus selalu
tersimpan dalam pendingin serta harus dipakai dalam waktu 8 jam. Vaksin harus disimpan
dalam suhu 2-8C (masa kadaluarsa 2 tahun), untuk penyimpanan jangka panjang disimpan
dalam suhu -20C dan dihindarkan dari sinar matahari serta pelarutnya disimpan dalam
tempat yang sejuk.
Kontraindikasinya infeksi akut disertai demam lebih dari 38C, defisiensi imunologis,
pengobatan dengan imunosupresif, alergi protein telur, hipersensitivitas terhadap kanamisin
dan eritromisin, dan wanita hamil. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam
kulit, diare, konjungtivitis, dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang).
Vaksin Hepatitis B
Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B.
Imunisasi ini diberikan sedini mungkin segera setelah bayi lahir. Imunisasi dasar diberikan 3
kali dengan jarak waktu satu bulan antara suntikan 1 dan 2, dan lima bulan antara suntikan 2
dan 3. Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar.
Pada anak vaksin diberikan secara intramuskular di daerah pangkal lengan atas
(m.deltoid), sedangkan pada bayi di daerah paha.
Pada bayi lahir dari ibu dengan HbsAg negatif diberikan 5 mcg vaksin rekombinan atau 10
mcg vaksin plasma derived. Dosis kedua diberikan saat berumur 1-2 bulan dan ketiga umur 6
bulan. Pada bayi lahir dari ibu dengan HbsAg positif diberikan 0,5 ml Hepatitis B Immune
Globulin (HBIG) dalam waktu 12 jam setelah lahir dan 5 mcg vaksin rekombinan atau 10
mcg vaksin plasma derived yang disuntikan pada sisi yang berlainan. Dosis kedua diberikan
saat berumur 1-2 bulan dan ketifa umur 6 bulan. Pada bayi lahir dari ibu dengan HbsAg yang
tidak diketahui diberikan 0,5 ml mcg vaksin rekombinan atau 10 mcg vaksin plasma derived.
Dosis kedua diberikan saat berumur 1-2 bulan dan ketiga umur 6 bulan. Imunisasi ulangan
diberikan 5 tahun kemudian. Sebelum memberikan imunisasi ulangan dianjurkan untuk
memeriksa kadar HbsAg.
Vaksin disimpan dalam lemari es suhu 2-8
0
C, tetapi tidak sampai beku.
Kontraindikasinya anak yang sakit berat. Vaksin dapat diberikan pada ibu hamil. Efek
samping berupa efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam ringan, lesu,
perasaan tidak enak pada saluran cerna) yang akan hilang dalam beberapa hari.

Pediatri Sosial
Penelitian di Europa menunjukkan bahwa anak kelompok sosial, baik ukuran tinggi tubuh
lebih panjang dibandingkan dengan anak keluarga buruh rendah; perbedaan itu jauh lebih
kurang 2,5 cm pada usia 3 tahun dan lebih kurang 4,5 cm pada usia remaja. Perbedaan dalam
ukuran berat badan mempunyai kecendrungan yang sama seperti di atas, namun
perbedaannya tidak begitu besar. Jumlah anggota keluarga berperan pula dalam pertumbuhan,
yaitu pada keluarha kecil pertumbuhan anak lebih baik dibandingkan pada keluarga besar.
Berbagai macam penelitian di Indonesia juga memberi hasil yang sama seperti tersebut di
atas.
Lingkungan keluarga merupakan sumber yang paling dekat untuk memenuhi kebutuhan dasar
tumbuh kembang anak. Faktor determinan yang penting di dalam keluarga adalah persiapan
kehidupan keluarga (jasmani,mental dan sosial), kerukunan yang harmonis, pendidikan orang
tua, penghasilan orang tua, sosial budaya, kondisi rumah (ventilasi, air bersih/terlindung,
jamban,luas lantai), higiene & sanitasi lingkungan dan waktu yang cukup untuk bimbingan
anak : asih, asuh dan asah.
KEBUTUHAN DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK
Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dimasa yang akan datang. Pembangunan manusia masa depan dimulai dengan pembinaan
anak masa sekarang. Untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas di masa yang akan datang
maka anak perlu dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuannya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi antara faktor genetik-
herediter-konstitusi dengan faktor lingkungan, baik lingkungan prenatal maupun lingkungan
postnatal. Faktor lingkungan ini yang akan memberikan segala macam kebutuhan yang
merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar dikelompokkan
kedalam 3 kelompok, yaitu :
1. Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)
2. Kebutuhan akan kasih sayang/emosi (asih)
3. Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)
Jadi dalam membesarkan anak ini hendaknya dipakai falsafah "asuh, asih, dan asah"
supaya anak bisa tumbuh dan berkembang optimal sesuai kemampuannya dengan demikian
menjadi manusia yang berguna.
1. Kebutuhan akan (asuh}
Yaitu kebutuhan akan:
1.1 Nutrisi yang adekuat & seimbang. Merupakan kebutuhan akan "asuh" yang terpenting.
Nutrisi adalah termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan
dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama
pertumbuhan otak.
Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan &
perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain mempengaruhi
pertumbuhan, juga mempengaruhi perkembangan otak. Sampai umur 6 bulan Air
Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi
kesehatan fisis maupun psikis.
Asi mempunyai kadar laktosa tinggi yang diperlukan otak bayi. Pertumbuhan otak
manusia lebih cepat dan lebih besar dibandingkan dengan otak jenis makhluk hidup
lainnya. Karenanya memerlukan zat-zat yang sesuai untuk mendorong pertumbuhan
otaknya dengan sempurna.
Pemberian makanan tambahan yang tepat akan memberikan hasil-hasil yang lebih
baik bagi pertumbuhan anak. Namun demikian, akan lebih sempurna apabila makanan
tambahan yang diberikan dalam bentuk yang seimbang. Oleh karena kebutuhan dan
pemenuhannya sangat tergantung pada ibu dan keluarga, pengetahuan tentang gizi
harus dikuasai oleh ibuAeluarga melalui penyuluhan gizi.
Kebutuhan akan energi pada anak untuk tumbuh kembang didapat dari nutrien-nutrien
Pada umumnya kebutuhan energi adalah sbb. :
Bayi rata-rata: 110 kkalori/kg BB/hari
anak 1 - 3 tahun : 100 kkalori/Kg BB/hari
anak 4 - 6 tahun : 90 kkalori/Kg BB/hari
anak 7 - 9 tahun : 80 kkalori/Kg BB/hari
anak laki-laki 10-12 tahun : 60 - 70 kkalori/Kg BB/hari
anak laki-laki 13-18 tahun : 50-60 kkalori/Kg BB/hari
anak perempuan 10-12 tahun : 50 - 60 kkalori/Kg BB/hari
anak perempuan 13-18 tahun : 40 - 50 kkalori/Kg BB/hari
Nutrien-nutrien dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu
Golongan pembangun : protein hewani dan protein nabati, dibutuhkan kira-kira 2 - 3
gram Ag BBAari. Protein hewani: ikan, daging, susu, telur dan sebagainya. Protein
nabati: tahu, tempe, kacang-kacangan, beras, gandum dan sebagainya.
Golongan sumber tenaga : karbohidrat, lemak dsb. Misalnya beras, kentang,
gandum, susu, ubi, singkong, maizena dan sebagainya.
Golongan pelindung: mikro nutrien (besi, kalsium, seng, mangan dan sebagainya),
vitamin-vitamin dan air.
1.2. Perawatan kesehatan dasar
1.2.1. Imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan
mortalitas terhadap penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, misalnya :
penyakit TBC, difteri, tetanus, pertusis, polio,campak, hepatitis B dan sebagainya.
Dengan melaksanakan imunisasi yang lengkap, maka kita harapkan dapat mencegah
timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan kesakitan dan kematian.
1.2.2 Sebab morbiditas :
Diperlukan upaya deteksi dini, pengobatan dini dan tepat serta, limitasi kecacatan.
Kesehatan anak harus mendapat perhatian dari para orang tua, yaitu dengan cara
membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Jangan sampai
penyakit ditunggu menjadi parah, sebab bisa membahayakan jiwanya. Pertolongan
pertama dengan oralit/ cairan rumah tangga lainnya oleh ibu di rumah pada anak yang
menderita diare perlu diajarkan kepada para ibu, juga obat panas pada anak demam.
Demikian pula dengan penyakit 1SPA yang sering memberi dampak pada tumbuh
kembang anak harus ditanggulangi sedini mungkin.
Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak
yang sering sakit, biasanya pertumbuhan akan terganggu. Oleh karena itu perlu
memberikan makanan ekstra pada setiap anak sesudah menderita sesuatu penyakit.
1.3. Pakaian
Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa pernik-pernik yang
mudah menyebabkan anak kemasukan benda asing).
1.4. Perumahan
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan
penghuninya. Misalnya ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh sesak,
cukup leluasa untuk anak bermain, bebas polusi, maka akan menjamin tumbuh
kembang anak.
1.5. Higiene diri dan Sanitasi Lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang peranan
penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan
memudahkan terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran pencernaan seperti :
diare, cacing dan lain-lain.
Sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran
pernafasan, saluran percemaan, serta penyakit akibat nyamuk. Oleh karena itu
pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukkan bagaimana membuat
lingkungan menjadi layak untuk tumbuh dan kembang anak, sehingga meningkatkan
rasa aman bagi ibu/pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya
untuk mengeksplorasi lingkungan.
1.6. Kesegaran jasmani : olah raga, rekreasi.
2. Kebutuhan akan emosi/kasih sayang (asih)
Kebutuhan akan asih yaitu kebutuhan terhadap emosi meliputi:
2.1.Kasih sayang orang tua.
Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera yang memberi
bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak merupakan salah satu
kebutuhan yang diperlukan anak: unti ik tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin.
Bayi yang normal biasanya akan mulai menampakkan rasa cemas bila ditinggalkan
ibunya pada umur antara 7 sampai 9 bulan. Hubungan antara ibu dan anak pada dua
tahun pertama dalam kehidupan si anak harus cukup memberikan kepercayaan pada si
anak, akan tetapi bila berlebihan dapat menyebabkan anak menjadi manja. Bila
seorang ibu oleh karena bekerja harus meninggalkan anaknya, maka hal ini tidak akan
mengakibatkan kelainan pada anak asal si ibu setiap hari masih dapat bertemu dan
bergaul dengan si anak dalam waktu-waktu tertentu. Bila si ibu harus berpisah dalam
waktu yang lama, diperlukan seorang pengasuh/substitusi ibu yang tetap.
Bila anak berumur kurang dari 6 tahun harus diiawat di rumah sakit, maka yang
terbaik adalah agar si ibu dapat menemaninya (room-ing-in). Dengan demikian rasa
takut dan cemas dapat dikurangi.
2.2. Rasa Aman
Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya bila ia merasa bahwa
kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat antara ia dan
keluarganya.
2.3. Harga Diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarga, keinginannya
diperhatikan, apa yang dikatakannya ingin didengar orang tua, tidak diacuhkan.
2.4. Kebutuhan akan sukses
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya dapat
dilakukannya, dan ia merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan orang tua.
Janganlah anak dipaksa melalaikan sesuatu diluar kemampuannya.
Oleh karena besar kemungkinan ia gagal. Jika kegagalan terjadi berulang-ulang, ia
akan merasa kecewa dan akhirnya merasa kehilangan kepercayaan dirinya. Ia akan
merasa rendah diri dari pergaulan dengan teman-temannya.
2.5. Mandiri
Kemandirian pada anak hendaknya selalu didasarkan pada perkembangan anak.
Apabila orang tua masi i menuntut anaknya mandiri yang melampaui kemampuannya,
maka anak dapat menjadi tertekan. Anak masih perlu bantuan untuk belajar mandiri,
belajar untuk memahami persoalan, memahami apa yang harus diperhatikan dan
kesemuanya itu memerlukan waktu.
2.6. Dorongan
Anak membutuhkan dorongan dari orang-orang sekelilingnya apabila tak mampu
menghadapi situasi/masalah.
Tentu saja dorongan yang diberikan bukan merupakan bantuan yang seutuhnya
sehingga anak tinggal menerima jadi, tetapi dapat berupa langkah-langkah yang dapat
diambil memberi semangat bahwa dia dahulu dapat mengatasi dengan baik, dan
sebagainya.
Dengan demikian anak merasa dapat dorongan dan mempunyai semangat untuk
menghadapi situasi-situasi atau masalah.
2.7. Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman Anak-anak membutuhkan
dorongan orang tua dan orang-orang disekelilingnya dengan diberikan kesempatan dan
pengalaman dalam mengembangkan sifat-sifat bawaannya. Apabila anak menerima hasil
tanpa usaha, anak justru tidak senang. Dia ingin diberikan kesempatan menunjukkan
kemampuan dan ingin mempunyai pengalaman.
2.8. Rasa memiliki
Kebutuhan anak akan rasa memiliki sesuatu (betapapun kecilnya) harus diperhatikan.
Semua benda-benda miliknya yang dianggap berharga harus dapat dia miliki sendiri
(bagi orang tua barang-barang tersebut tidak berharga sama sekali). Orang tua harus
dapat memberikan "rasa memiliki" pada anak. Penghargaan orang tua pada benda
milik anak sangat diperlukan anak.
Ikatan ibu-anakyang erat, mesra, selaras, seawal dan sepermanen mungkin sangatlah
penting karena :
1. turut menentukan perilaku anak di kemudian hari
2. merangsang perkembangan otak anak
3. merangsang perhatian anak kepada dunia luar
Pemenuhan kebutuhan emosi (asih) ini dapat dilakukan sedini-seawal mungkin yaitu
dengan mendekapkan bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir. Keadaan ini
akan menimbulkan kontak fisis (kontak kulit) dan psikis (kontak mata) sedini
mungkin.
Bahkan dimasa pranatal pun kebutuhan emosi anak (janin) seharusnya sudah harus
dipenuhi yaitu dengan mengupayakan agar kehamilannya meruDaka^ kehamilan yang
diinginkan, sewaktu hamil ibu berbicara dengan bayi yang dikandungnya.

3.Kebutuhan akan stimulasi (asah)
Menipakan cikal bakal proses pembelajaran anak : pendidikan dan pelatihan.
Yang dimaksud dengan stimulasi disini adalah perangsangan yang datang dari
lingkungan luar anak antara lain berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan
hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat
stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai
penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Stimulasi harus dilaksanakan
dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
Bermain, mengajak anak berbicara (komunikasi verbal) dengan penuh kasih sayang
adalah "makanan" yang penting bagi perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan
makanan untuk pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak hanya sekedar mengisi
waktu luang anak saja, tetapi melalui bermain anak bisa belajar mengendalikan dan
mengkoordinasikan otot-ototnya melibatkan perasaan emosi dan pikiran. Dengan
demikian melalui bermain anak mendapat berbagai pengalaman hidup.
Manfaat lain dari bermain apabila dilakukan bersama orang tuanya adalah hubungan
orang tua dan anak menjadi semakin akrab dan juga orang tua akan mengetahui secara
dini kalau anaknya mengalami gangguan perkembangan.
Agar dapat bermain, diperlukan pula tersedianya alat permainan edukatif dan kreatif
yang layak; sesuai dengan kematangan mental anak.
Stimulasi mental ini diperlukan seawal dan sedini mungkin, terutama sampai 4 - 5
tahun pertama setelah lahir. Bahkan sewaktu dalam kandungan, asah ini sudah
diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbicara dengan anak dalam kandungan
serta memperdengarkan jenis-jenis musik klasik yang protoritmenya sesuai dengan
protoritme anak (janin) serta merangsang hemisfer (belahan) otak kanan. Setelah lahir
stimulasi mental sudah dapat diberikan dengan sedini mungkin (setelah bayi
dibersihkan) menetekkan bayi pada ibunya. Tindakan ini pada bayi akan asah yang
akan menyempurnakan refleks mengisap, refleks menelan dan refleks menemukan
puting susu (rooting reflex). Karena asah ini diperlukan sedini mungkin (sampai 4 - 5
tahun setelah lahir) maka periode ini sering disebut sebagai tahun-tahun keemasan
(golden years).
- Stimulasi mental akan menunjang perkembangan mental-psikososial, antara lain :
sifat agamis moral etika, budi luhur, kepribadian mantap, kecerdasan (kognitif, emosi-
sosial, spiritual dan sebagainya), kemandirian, kreativitas, ketrampilan, produktivitas
dan sebagainya.
Menurut tempat didapatnya, asah (pendidikan) dibagi menjadi :
1. Pendidikan informal (di rumah, dalam keluarga)
2. Pendidikan formal : SD, SLP, SMU, PT. dan sebagainya.
3. Pendidikan nonformal
pendidikan ketiga; di masyarakat : kelompok pengajian anak, sekolah minggu,
pramuka, palang merah remaja dan sebagainya.

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai