Anda di halaman 1dari 3

Arti Klinis Luka Tembak

Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Jika dilihat dari
elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis. Bila sebutir peluru
menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada dermis. Diameter luka pada
epidermis kurang lebih sama dengan diameter anak peluru, sedangkan diameter luka pada
dermis lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai kelim memar (contusio ring).
Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya tergantung pada
arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka contusio ringnya akan besar,
sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio ringnya akan lebih lebar dibagian dimana
peluru membentuk mulut yang terkecil pada kulit. Peluru juga mengandung lemak pembersih
senjata. Lemak ini juga akan memberi gambaran pada luka tembak berupa kelim lemak yang
berupa pita hitam, tetapi kelim lemak ini tidak selalu terdapat misalnya pada senjata yang
jarang dibersihkan. Pada waktu senjata ditembakkan, maka yang keluar dari laras senjata api
adalah:
1. Api
2. Mesiu yang sama sekali terbakar (jelaga, roetneerslag)
3. Mesiu yang hanya sebagian saja yang terbakar
4. Mesiu yang tidak terbakar
5. Kotoran minyak senjata, karatan dan lain sebagainya
6. Anak pelurunya sendiri

Mekanisme Luka Tembak
Dengan pengecualian efek perlambatan pada luka yang disebabkan pada semua
trauma mekanik seperti pukulan, tusukan, atau tendangan, terjadi karena adanya transfer
energi dari luar menuju ke jaringan. Ini juga terjadi pada luka tembak. Kerusakan yang terjadi
pada jaringan tergantung pada absorpsi energi kinetiknya, yang juga akan menghamburkan
panas, suara serta gangguan mekanik yang lainya.
Untuk menjamin transfer energi ke suatu jaringan, beberapa peluru dimodifikasi akan
berhenti atau menurun kecepatanya sesampainya di tubuh. Anak peluru yang lunak didesain
akan segera menjadi pecahan kecil saat ditembakkan. Peluru dumdum banyak digunakan
pada muncung roket yang mempunyai ruang udara pada ujungnya diperuntukkan agar pada
saat benturan akan terjadi pengurangan kecepatan dan terjadi transfer energi yang besar dan
kerusakan jaringan yamg hebat. Ledakan peluru ini juga pernah digunakan saat usaha
pembunuhan presiden Reagen. Lintasan peluru juga dapat menilai besar dan kecepatan dari
energi yang diberikan pada suatu target.
Jumlah dari energi kinetik yang terdapat pada proyektil sesuai dari masa dan
kecepatan. Industri militer modern telah mengambil banyak manfaat untuk pengembangan
senjata dengan dasar masa yang rendah dengan kecepatan yang tinggi sehingga menghasilkan
energi kinetic yang maksimum untuk kerusakan jaringan.Rata-rata kecepatan peluru berkisar
340m/s, dimana banyak digunakan pada panah, senapan angin, serta revolver. Dari system
mekanik ini akan mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi
laserasi, kerusakan sekunder terjadi kalau adanya rupture pembuluh darah atau struktur
lainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter peluru. Jika kecepatan melebihi
kecepatan udara, lintasan dari peluru yang menembus jaringan akan terjadi gelombang
tekanan yang mengkompresi jika terjadi pada jaringan seperti otak, hati ataupun otot akan
mengakibatkan kerusakan dengan adanya zona-zona disekitar luka.
Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk rongga
disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter rongga
ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat setelah peluru
berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan konsistensi yang padat tingkat
kerusakan lebih tinggi daripada yang berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya
gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder seperti infark atau
infeksi.


Keparahan luka tembak akibat anak peluru tergantung pada :
o Besar dan bentuk anak peluru
o Balistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru)
o Kerapuhan anak peluru
o Kepadatan jaringan sasaran
o Vurnerabilitas jaringan sasaran

Pada luka tembak masuk, selain anak peluru, komponen lain yang terdapat pada proses
tembakan juga berperan dalam membentuk ciri-ciri luka tembak. Berdasarkan ciri-ciri
tersebut luka tembak masuk dibedakan dalam:
a. Luka tembak masuk (LTM) jarak jauh, dibentuk oleh komponen anak peluru. Luka
berbentuk lubang dengan kelim lecet dan kelim kesat pada dindingnya.
b. LTM jarak dekat, dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir mesiu yang tidak
habis terbakar dan jelaga. Luka berupa lubang dengan kelim lecet, kelim kesat, kelim tatoo,
dan/atau kelim jelaga.
c. LTM jarak sangat dekat, dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga dan
panas/api. Luka seperti LTM jarak dekat dengan kelim api di tepi lubangnya.
d. LTM tempel, dibentuk oleh seluruh komponen tersebut (yang akan masuk seluruhnya atau
sebagian ke dalam saluran luka) dan jejas laras. Saluran luka akan berwarna hitam danjejas
laras akan tampak mengelilingi di luar luka tembak masuk sebagai luka lecet tekan.

Kelim lecet: bagian yang kehilangan kulit ari yang mengelilingi lubang akibat anak peluru
yang menembus kulit.
o Kelim kesat: usapan zat yang melekat pada anak peluru (pelumas, jelaga, dan elemen
mesiu) pada tepi lubang.
o Kelim tatoo: butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar yang tertanam pada kulit di sekitar
kelim lecet.
o Kelim jelaga: penampilan jelaga/asap pada permukaan kulit di sekitar lubang luka tidak
masuk.
o Kelim api: daerah hiperemi atau jaringan yang terbakar yang terletak tepat di tepi lubang
luka.

Luka tembak keluar (LTK): luka tembak yang terjadi akibat peluru meninggalkan tubuh
korban. Umumnya LTK lebih besar dari LTM akibat deformitas anak peluru, bergoyangnya
anak peluru, dan ikutnya jaringan tulang yang pecah keluar dari LTK. LTK dapat lebih kecil
dari LTM bila luka tembak merupakan luka tembak tempel atau kecepatan peluru sewaktu
akan menembus keluar berkurang atau terdapatnya benda yang menekan kulit pada tempat
peluru akan keluar. Bentuk LTK tidak khas, tidak beraturan, dan tidak memiliki kelim .

Anda mungkin juga menyukai