Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua jenis mikroorganisme termasuk bakteri mempunyai morfologi,
struktur, dan sifat-sifat yang khas. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna
dan kontras dengan air (dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan),
sehingga pewarnaan sel bakteri perlu dilakukan untuk mempermudah
pengamatan bentuk sel bakteri atau jazad (Sutedjo, 1991).
Menurut Sutedjo (1991), zat warna adalah senyawa kimia berupa garamgaram yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan
positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk
membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan
memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar
pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
asam dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka
disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat
warna asam. Pelczar dan Chan (1986) menyebutkan terdapat tiga cara
pewarnaan yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial, dan pewarnaan
struktural. Pewarnaan sederhana dengan menggunakan larutan tunggal suatu
pewarna pada lapisan tipis yang sudah difiksasi. Pewarnaan diferensial
menampilkan perbedaan di antara sel-sel atau bagian dari sel mikroba.
Sedangkan pewarnaan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel
sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel.

1.2 Tujuan
1.2.1

Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam pewarnaan sel


bakteri;

1.2.2

Mengetahui pengaruh pewarnaan terhadap bakteri;

1.2.3

Mengetahui bentuk sel bakteri hasil isolasi setelah dilakukan


pewarnaan;

1.2.4

Mengetahui perbedaan warna antara bakteri Gram positif dan Gram


negatif.

II. MATERI DAN METODE


Pada praktikum ini dilakukan pewarnaan terhadap bakteri yang telah diisolasi
pada praktikum sebelumnya dengan pewarnaan langsung, pewarnaan tak
langsung, dan pewarnaan Gram terhadap bakteri Klebsiella, E. Coli, Bacillus,
Staphylococcus, Pseudomonas dan Enterococcus. Kaca objek ditetesi dengan air
steril, kemudian diapuskan secara merata bakteri dengan menggunakan jarum ose
yang telah dipijarkan. Fiksasi dilakukan di atas nyala api bunsen. Pada pewarnaan
Gram digunakaan pewarna meteline blue dan didiamkan selama 2 menit,
kemudian dicuci dengan air suling. Ditambahkan lugol dan didiamkan selama 1
menit. Kaca objek dihapus dengan alkohol 96% lalu dicuci dengan air suling.
Ditambahkan larutan safranin, kemudian didiamkan 10 menit. Kaca objek dicuci
dengan air suling dan dikeringkan di atas nyala api bunsen. Pada pewarnaan
langsung digunakan meteline blue dan didiamkan 1 menit, dicuci dengan air
suling kemudian difiksasi. Pada pewarnaan tak langsung digunakan tinta cina.
Bakteri disuspensikan pada tinta cina dengan cara diratakan dengan kaca objek
lain dengan sudut 45o, kemudian difiksasi. Semua bakteri diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10 x hingga 100 x dan ditambahkan dengan minyak
emersi. Bentuk sel bakteri yang diamati dicatat dan digambar.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
Hasil terlampir.
3.2 Pembahasan
Pewarnaan terhadap bakteri dengan pewarnaan langsung, pewarnaan tak
langsung, dan pewarnaan Gram terhadap bakteri Klebsiella, E. Coli, Bacillus,
Staphylococcus, Pseudomonas dan Enterococcus. Pada pewarnaan langsung
bakteri dengan meteline blue, ditemukan bakteri dengan bentuk bulat (coccus) dan
bentuk batang (baccil). Bakteri Enterococcus berbentuk bulat-bulat yang terpisah
(coccus). Bakteri Staphylococcus berbentuk bulat saling berdempetan menyerupai
buah anggur. Bakteri Klebsiella, E. Coli, Bacillus, dan Pseudomonas berbentuk
batang tunggal (baccil). Bakteri yang ditemukan pada pewarnaan langsung

berwarna ungu yang merupakan warna dari pewarna meteline blue yang
digunakan. Menurut Jawetz et al. (2005), bakteri dapat terwarnai oleh pewarna
basa disebabkan sitoplasma bakteri kaya akan asam amino dan mengandung
muatan negatif seperti kelompok fosfat, sifat ini yang bereaksi dengan zat warna
bermuatan positif.
Pada pewarnaan tak langsung dengan tinta cina/nigrosin, bentuk sel bakteri
yang terlihat hampir sama dengan pada pewarnaan langsung, hanya saja di sekitar
bakteri masih terdapat warna hitam yang disebabkan oleh tinta cina, sedangkan
bakteri yang ditemukan pada pewarnaan tak langsung tidak berwarna. Menurut
Entjang (2003), hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri yang negatif
bertemu dengan ion negatif dari zat warna, maka warna tidak akan diserap oleh
sel tetapi mewarnai lingkungan luar sel saja.
Pada pewarnaan Gram, seluruh bakteri berwarna merah dengan bentuk yang
masih sama seperti pada pewarnaan langsung. Warna merah menunjukkan bahwa
bakteri tersebut termasuk golongan bakteri Gram negatif. Menurut Alcamo
(1996), warna merah ini timbul karena bakteri Gram negatif memiliki lapisan
peptidoglikan yang tipis sehingga ikatan antara kristal violet - iodine (yang dalam
praktikum ini meteline blue - iodine) dengan lapisan peptidoglikan lebih sedikit
terjadi dan bakteri lebih dominan terwarnai oleh pewarna safranin yang berwarna
merah. Hal ini sesuai pustaka yang menyebutkan E. coli merupakan salah satu
spesies utama bakteri Gram negatif (Vogt dan Dippold, 2005). Namun, terdapat
penyimpangan terhadap bakteri Enterococcus dengan pustaka, karena menurut
Gilmore et al., (2002), Enterococcus merupakan bakteri Gram positif yang
berbentuk dua bulatan menempel (diplococcus) dan berwarna ungu. Menurut
Alcamo (1996), warna ungu ini timbul karena bakteri Gram positif mempunyai
lapisan peptidoglikan yang tebal dan kandungan lipidnya rendah sehingga akan
mengikat lebih banyak kompleks zat warna sehingga warnanya menjadi ungu.
Bakteri Enterococcus yang diamati berwarna merah sehingga tidak menunjukkan
bahwa bakteri ini merupakan bakteri Gram positif. Hal ini dapat disebabkan
karena bakteri tidak menyerap warna dasar yaitu kristal violet dan warnanya
terhapuskan oleh pencucian alkohol sehingga menyerap pewarna pembanding.

IV. KESIMPULAN
4.1 Metode yang dapat digunakan dalam pewarnaan sel bakteri adalah pewarnaan
langsung, pewarnaan tidak langsung, pewarnaan Gram dan pewarnaan
endospora. Namun, pada praktikum ini tidak dilakukan pewarnaan endospora
4.2 Pada pewarnaan langsung bagian yang terwarnai adalah sel bakteri sehingga
bagian dalam dari sel bakteri dapat teramati, pada pewarnaan tidak langsung
yang terwarnai adalah lingkungan sekitar sel sehingga hanya dapat mengamati
bentuk dan ukuran bakteri
4.3 Bakteri memiliki bentuk yang berbeda-beda, yaitu pada bakteri Klebsiella, E.
Coli, Bacillus, dan Pseudomonas berbentuk batang, sedangkan bakteri pada
Staphylococcus dan Enterococcus berbentuk bulat
4.4 Bakteri Gram negatif mempunyai ciri berwarna merah sedangkan, bakteri
Gram positif memiliki ciri berwarna ungu. Namun, terdapat penyimpangan
terhadap bakteri Enterococcus yang seharusnya berwarna ungu tapi dalam
data yang diperoleh berwarna merah

V. DAFTAR PUSTAKA
Alcamo, I. E.. 1996. Fundamental of Microbiology, 5th Edition. New York:
Addison Wesly Longman, Inc.
Entjang, I.. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Gilmore, M. S., et al.. 2002. The Enterococci: Pathogenesis, Molecular Biology,
and Antibiotic Resistance. Washington D.C.: ASM Press.
Jawetz, E., J. L. Melnick, dan E. A. Adelberg. 2005. Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pelczar, M. J., dan E. C. S. Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UIPress.
Sutedjo, M.. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.
Vogt, R. L., dan Dippold L.. 2005. Escherichia coli O157:H7 Outbreak
Associated with Consumption of Ground Beef. Public Health
Rep 120 (2): 1748.

Anda mungkin juga menyukai

  • Latbeng Minyak Nabati
    Latbeng Minyak Nabati
    Dokumen1 halaman
    Latbeng Minyak Nabati
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Kesimpulan Saran
    Kesimpulan Saran
    Dokumen1 halaman
    Kesimpulan Saran
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Lod Dan Loq2
    Lod Dan Loq2
    Dokumen1 halaman
    Lod Dan Loq2
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka Cabai
    Tinjauan Pustaka Cabai
    Dokumen2 halaman
    Tinjauan Pustaka Cabai
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen1 halaman
    Latar Belakang
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan Cabai Merah
    Pendahuluan Cabai Merah
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan Cabai Merah
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Hasil Dan Pembahasan Pewarnaan
    Hasil Dan Pembahasan Pewarnaan
    Dokumen2 halaman
    Hasil Dan Pembahasan Pewarnaan
    david
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan Cabai Merah
    Pendahuluan Cabai Merah
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan Cabai Merah
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Materi Dan Metode Pewarnaan
    Materi Dan Metode Pewarnaan
    Dokumen1 halaman
    Materi Dan Metode Pewarnaan
    david
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang Fluoresensi
    Latar Belakang Fluoresensi
    Dokumen2 halaman
    Latar Belakang Fluoresensi
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Jamur
    Jamur
    Dokumen5 halaman
    Jamur
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Kultur Jaringan
    Kultur Jaringan
    Dokumen2 halaman
    Kultur Jaringan
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Steri Lisas I
    Steri Lisas I
    Dokumen1 halaman
    Steri Lisas I
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • LImbah Kapur
    LImbah Kapur
    Dokumen2 halaman
    LImbah Kapur
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Jamur
    Jamur
    Dokumen5 halaman
    Jamur
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Kualitas Air Minum
    Kualitas Air Minum
    Dokumen5 halaman
    Kualitas Air Minum
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Kualitas Air Minum
    Kualitas Air Minum
    Dokumen5 halaman
    Kualitas Air Minum
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Steril
    Steril
    Dokumen6 halaman
    Steril
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Enumerasi
    Enumerasi
    Dokumen4 halaman
    Enumerasi
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Jamur
    Jamur
    Dokumen5 halaman
    Jamur
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Assei
    Assei
    Dokumen4 halaman
    Assei
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Kualitas Air Minum
    Kualitas Air Minum
    Dokumen5 halaman
    Kualitas Air Minum
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Enumerasi
    Enumerasi
    Dokumen4 halaman
    Enumerasi
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Jamur
    Jamur
    Dokumen5 halaman
    Jamur
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat
  • Assei
    Assei
    Dokumen4 halaman
    Assei
    Giselda Gityarani
    Belum ada peringkat