Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.

LATAR BELAKANG
Ketersediaan sumber energi dan adanya teknologi yang dapat mengubah sumber
energi menjadi bentuk yang bermanfaat bagi masyarakat, merupakan salah satu faktor
pemacu pertumbuhan perekonomian dunia. Hal ini telah tercatat dalam sejarah revolusi
industri yang dimulai dari penemuan mesin uap. Mesin uap merupakan salah satu
bentuk teknologi konversi energi. Setelah itu penemuan dan pemanfaatan teknologi
baru yang dapat meningkatkan produktivitas terus meningkat jumlahnya. Tetapi
pertumbuhan perekonomian ini juga membawa dampak yang negatif bagi sumber
lingkungan hidup seperti air, udara, dan tanah. Dampak negatif tersebut dapat berupa
pencemaran sebagai akibat dari emisi polutan dan produk sampingan yang berupa
limbah dari aktivitas penggunaan teknologi tersebut. Semakin meningkatnya jumlah
penduduk dunia akan mengakibatkan semakin meningkatkan jumlah emisi dan limbah.
Oleh karena itu masyarakat internasional menaruh perhatian terhadap jumlah emisi
dan limbah yang dapat ditoleransi oleh sumber lingkungan hidup. Apabila toleransi
tersebut tidak dilampaui, maka sumber lingkungan hidup masih akan mampu untuk
memperbarui diri.
Hubungan yang erat antara penggunaan teknologi dan kerusakan lingkungan
telah menyadarkan masyarakat untuk melakukan modifikasi dan inovasi dari teknologi
yang ada saat ini. Dalam hubungannya dengan penggunaan energi, terus dilakukan
inovasi pada teknologi yang memproduksi, mengkonversi, menyalurkan, dan
menggunakan energi sehingga diperoleh teknologi yang lebih efisien dan ramah
lingkungan. Teknologi inovasi tersebut di antaranya adalah : reaktor fusi nuklir,
gasifikasi batubara, superkonduktivitas, dan lampu hemat energi. Teknologi ini
sebagian masih dalam tahap riset dan sebagian sudah sampai pada tahap komersial.
Gasifikasi adalah proses konversi biomass secara thermokimia untuk
menghasilkan combustible gas yang mampu mengganti bahan bakar minyak. Sampah
dapat diolah melalui dalam beberapa metode. Ada pengolahan sampah menjadi humus,
penerapan sampah secara reduce, reuse dan recycle. Selain itu juga terdapat pengolahan
sampah dengan tahapan gasifikasi. Pengolahan sampah dengan proses gasifikasi
1

menjadi bahan bakar. Dengan pengolahan ini sampah yang telah berada di TPA
dikumpulkan ke dalam suatu alat pembakaran yang telah termodifikasi fungsinya untuk
juga mentransfer gas pembakaran menjadi bahan bakar. Metode ini merupakan metode
yang menekankan pada mekanisme pada perubahan gas atau konversi gas. Proses
konversi ini dilakukan dalam suhu tinggi agar plasma dapat menguraikan sampahsampah organik, cairan, dan kertas untuk berubah menjadi gas panas bertekanan dan
menguraikan molekul senyawa organik menjadi senyawa dasar seperti gas CO2, dan H2.
Gasifikasi Biomassa/Batubara merupakan alat yang dapat digunakan untuk
menghasilkan gas sintetis (syn-gas) dari bahan bakar padat yang antara lain berasal
dari biomassa (sampah padat perkotaan, limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan)
dan batubara. Dengan pemanasan dalam gasifier, bahan baku biomassa/batubara akan
terurai menjadi gas hidrogen, methana, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen,
polutan dan abu.
Komponen syn-gas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi adalah
hidrogen, methan dan karbon monoksida. Polutan dan abu sisa gasifikasi diserap oleh
gas cleaning & cooling subsystem yang terdiri dari cyclone untuk memfilter partikel
padat yang terbawa gas dan wet scrubber untuk memfilter polutan dan partikel padat
yang masih terbawa gas.
Gas cooling subsystem digunakan untuk mendinginkan gas sintetis untuk
meningkatkan density gas. Gas sintetis yang dihasilkan selanjutnya dapat dimanfaatkan
untuk pembakaran/pemanasan (heating/drying) maupun dapat juga digunakan sebagai
bahan bakar pembangkit berbahan bakar gas atau bisa juga pembangkit berbahan
bakar diesel yang dimodifikasi. Penggunaan gas cleaning & cooling subsystem akan
membuat gas terbakar sempurna sedemikian rupa sehingga yang tersisa hanya gas
karbon dioksida.
Sistem ini sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan pemanasan dan pembangkit
listrik bagi industri kecil dan menengah serta untuk aplikasi di daerah terpencil (remote
area) yang belum terjangkau listrik. Bahan bakarnya sangat fleksibel, mulai dari
biomassa (sekam padi, serbuk gergajian kayu, tongkol jagung, cangkang sawit dan
limbah lainnya yang mudah didapat dilokasi instalasi sistem) hingga batubara kualitas
rendah yang sampai sekarang ini harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan
bahan bakar minyak atau gas. Industri kecil menengahpun, dengan harga BBM yang
2

semakin mahal, pasti berkeinginan kuat untuk menggantikan pemanas/pembangkit


mereka dari berbahan bakar minyak menjadi berbasis bahan bakar batubara.
Pada gasifikasi ini sampah akan bermanfaat sebagai penghasil gas untuk bahan
bakar sehingga dapat bernilai jual kembali dan menghasilkan keuntungan balik bagi
masyarakat. Gas yang dihasilkan dari transfer gas hasil pembakaran sampah dapat
menjadi bahan bakar alternative.

BAB II
TEKNOLOGI GASIFIKASI
1.

Pratt & Whitney Rocketdyne (PWR) Compact Gasification Technology


Sistem Gasifikasi PWR Compact adalah sangat padat padatan umpan sistem
ditambah dengan gasifier oksigen ditiup, satu tahap yang mengubah bahan baku
nilai yang rendah karbon menjadi gas sintesis yang terutama karbon monoksida
dan hidrogen. Tampil di bawah adalah sistem gasifikasi terpadu yang akan
diberikan oleh PWR.
Sistem gasifikasi terdiri dari hopper tekanan padatan rendah, yang feed bahan
karbon untuk Pompa Padat Kering pada kondisi atmosfer. Dalam satu panggung,
Pompa Padat Kering akan transfer bahan baku ke dalam tangki umpan tekanan
tinggi pada tekanan nominal 1200 psi. Dengan mengontrol tekanan diferensial
antara tangki umpan tekanan tinggi dan gasifier yang beroperasi pada 1000 psi,
material mengalir melalui pembagi aliran statis untuk mendistribusikan padatan
untuk beberapa tempat pembakaran gasifier.
Saham umpan padatan direaksikan dalam gasifier dengan oksigen dan uap untuk
menghasilkan syngas, kemudian sebagian air dipadamkan untuk mengurangi suhu
syngas. Syngas mengalir melalui siklon padatan tersedia secara komersial dan filter
lilin untuk menghapus materi partikulat. Syngas kemudian diolah untuk
menghasilkan listrik atau untuk memproduksi bahan kimia, bahan bakar cair, atau
hidrogen.

Gambar: Sistem Gasifikasi PWR Compact


4

Sistem gasifikasi ini mampu memproses bahan baku seperti batu bara, petcoke,
ampas kilang dan biomassa menjadi nilai tambah syngas. Sistem Gasifikasi Compact
sedang dikembangkan secara khusus untuk bersaing dengan yang ada sistem
gasifikasi komersial untuk menyediakan ketersediaan operasi meningkat dan
efisiensi, modal dan biaya operasional berkurang.
2.

Plasma Gasification Technology


Plasma merupakan negara keempat materi, dibuat menggunakan listrik dan
aliran gas. Pencahayaan Baut, sifat neon dari bola lampu, dan Matahari (dan juga
bintang paling di alam semesta) adalah contoh umum dari Plasma.
Obor plasma akan digunakan untuk menerapkan suhu ekstrim (> 1000 C)
untuk biogas. Ini retak ter dan menghancurkan polutan berbahaya, reformasi dan
pendingin gas untuk peralatan listrik.
Biogas adalah pelarian biologis zat organik tanpa adanya oksigen. Plasma
teknologi Gasifikasi dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang lebih bersih.
Gasifikasi plasma adalah solusi yang secara signifikan akan mengurangi emisi gas
rumah kaca; emisi gas rumah kaca adalah isu yang paling dibicarakan di
masyarakat sampai saat ini.

Gambar: Plasma Gasification Technology


5

BAB III
GASIFIKASI
1.

Sejarah Gasifikasi
Proses gasifikasi menghasilkan mudah terbakar dari pakan organik digunakan
dalam blast furnace lebih dari 180 tahun yang lalu. Kemungkinan menggunakan gas ini
untuk pembangkit listrik pemanas dan segera menyadari dan ada muncul dalam gas
Eropa produsen sistem, yang menggunakan arang dan gambut sebagai bahan pakan.
Pada pergantian abad minyak bumi memperoleh penggunaan yang lebih luas sebagai
bahan bakar, tetapi selama kedua perang dunia dan khususnya Perang Dunia II,
kekurangan minyak bumi menyebabkan luas re-introduksi dari gasifikasi. Pada tahun
1945 gas itu digunakan untuk truk listrik, bus dan mesin pertanian dan industri.
Diperkirakan ada dekat dengan 9.000.000 Kendaraan berjalan pada gas produser di
seluruh dunia.
Setelah Perang Dunia II kurangnya dorongan strategis dan ketersediaan bahan
bakar fosil murah menyebabkan penurunan umum dalam industri produser gas. Namun
Swedia terus bekerja pada teknologi produsen gas dan pekerjaan dipercepat setelah
krisis 1956 Terusan Suez. Sebuah keputusan kemudian dibuat untuk memasukkan
gasifikasi di Swedia rencana darurat strategis. Penelitian ke dalam desain yang sesuai
gasifikasi kayu, pada dasarnya untuk digunakan transportasi, dilakukan di Institut
Nasional Swedia untuk Pengujian Mesin Pertanian dan masih dalam proses.
Kepentingan kontemporer di gasifier skala kecil R & D, untuk sebagian besar dari
tahun 1973 mengalami krisis minyak. Penelitian AS di daerah ini ditinjau oleh Goss.
Manufaktur juga melepas dengan meningkatnya minat yang ditunjukkan dalam
teknologi gasifikasi. Saat ini ada sekitar 64 produsen peralatan gasifikasi di seluruh
dunia.

2.

Teori Gasifikasi
Produksi gas generator (gas produser) yang disebut gasifikasi, adalah pembakaran
parsial bahan bakar padat (biomassa) dan berlangsung pada suhu sekitar 10000C.
Reaktor ini disebut gasifier.
6

Produk pembakaran dari pembakaran sempurna biomassa umumnya mengandung


nitrogen, uap air, karbon dioksida dan surplus oksigen. Namun dalam gasifikasi dimana
ada surplus dari bahan bakar padat (pembakaran tidak sempurna) produk pembakaran
adalah gas mudah terbakar seperti Karbon monoksida (CO), Hidrogen (H2) dan jejak
metana dan produk nonuseful seperti tar dan debu. Produksi gas ini adalah dengan
mereaksikan uap air dan karbon dioksida melalui lapisan bersinar arang. Dengan
demikian kunci untuk desain gasifier adalah menciptakan kondisi sedemikian sehingga
biomass: a) direduksi menjadi arang dan, b) arang diubah pada suhu yang sesuai untuk
menghasilkan CO dan H2.

a.

Tipe Gasifikasi
Karena ada interaksi dari udara atau oksigen dan biomassa dalam gasifier, mereka

diklasifikasikan menurut jalan udara atau oksigen diperkenalkan di dalamnya. Ada tiga
jenis gasifiers; Downdraft, Updraft dan Crossdraft. Dan sebagai klasifikasi menyiratkan
gasifier telah updraft udara yang lewat melalui biomassa dari bawah dan gas-gas mudah
terbakar keluar dari bagian atas gasifier. Demikian pula dalam gasifier downdraft udara
dilewatkan dari tuyers ke arah downdraft.

Dengan sedikit variasi hampir semua gasifiers jatuh dalam kategori di atas.
Pemilihan salah satu jenis gasifier antara lain ditentukan oleh bahan bakar, bentuk
akhir yang tersedia, ukuran, kadar air dan kadar abu. Tabel berikut menjelaskan
keuntungan dan kerugian umumnya ditemukan untuk berbagai kelas gasifiers.
Tabel daftar keuntungan dan kerugian untuk tiap jenis gasifikasi
No.

Tipe Gasifikasi

Keuntungan

Kerugian

1.

Updraft

1. Penurunan
Kecil

2.

Downdraft

1. Fleksibel adaptasi dari 3. Desain cenderung tinggi


produksi gas untuk
4. Tidak layak untuk ukuran
memuat
partikel yang sangat kecil
2. Rendah kepekaan
dari bahan bakar
terhadap debu arang
dan tar isi bahan bakar

3.

Crossdraft

1. Tingginya desain yang 4. Tidak layak untuk sangat


kecil ukuran partikel bahan
pendek
bakar
2. Sangat cepat waktu
respon untuk memuat 5. Sensitivitas yang sangat
tinggi untuk terak
3. Produksi gas fleksibel
pembentukan

tekanan 4. Great kepekaan terhadap


tar dan kelembaban dan
kadar air bahan bakar
2. Efisiensi termal yang
5. Relatif lama diperlukan
baik
untuk start up mesin IC
3. Sedikit kecenderungan
ke arah pembentukan 6. Kemampuan reaksi sangat
kecil dengan beban gas
terak
yang berat

6. Penurunan tekanan tinggi

b.

Process Zones

Empat proses yang berbeda terjadi di dalam gasifikasi sebagai bahan bakar
membuat jalan ke gasifikasi yang antara lain adalah:
1. Pengeringan bahan bakar
2. Pirolisis - sebuah proses di mana tar dan volatil lainnya didorong off
3. pembakaran
4. pengurangan
Meskipun ada tumpang tindih dari proses, masing-masing dapat diasumsikan untuk
menempati zona terpisah di mana kimia yang berbeda secara fundamental dan reaksi
termal berlangsung. Fig. 3 menunjukkan skema sebuah gasifier updraft dengan zona
yang berbeda dan suhu masing-masing. Fig. 4 dan 5 menunjukkan daerah ini untuk
downdraft dan gasifiers crossdraft masing-masing.

Figure 3 dan Figure 4

Figure 5 dan Figure 6

Dalam gasifiers downdraft ada dua jenis:


1.

Single throat and,

2.

Double throat (Figure 6).

Gasifiers Single throat adalah yang utama digunakan untuk aplikasi stasioner sedangkan
double throat untuk berbagai beban serta keperluan otomotif.
c.

Reaction Chemistry
Ada beberapa reaksi utama dalam zona pembakaran dan pengurangan, yang antara lain
sebagai berikut:
1.

Combustion zone
Substansi mudah terbakar dari bahan bakar padat biasanya terdiri dari unsurunsur, hidrogen karbon dan oksigen. Karbon dioksida pembakaran sempurna
diperoleh dari karbon dalam bahan bakar dan air diperoleh dari hidrogen, biasanya
sebagai uap. Reaksi pembakaran adalah eksotermik dan menghasilkan suhu
oksidasi teoritis 14500C. Reaksi utama, antara lain:

2.

C + O2 = CO2 (+ 393 MJ/kg mole)

(1)

2H2 + O2 = 2H2 O (- 242 MJ/kg mole)

(2)

Reaction zone
Produk dari pembakaran parsial (air, karbon dioksida dan uncombusted produk
pirolisis sebagian retak) sekarang melewati tempat arang merah-panas di mana
terjadi pengurangan reaksi.
C + CO2 = 2CO (- 164.9 MJ/kg mole)

(3)

C + H2O = CO + H2 (- 122.6 MJ/kg mole)

(4)

CO + H2O = CO + H2 (+ 42 MJ/kg mole)

(5)

C + 2H2 = CH4 (+ 75 MJ/kg mole)

(6)

CO2 + H2 = CO + H2O (- 42.3 MJ/kg mole)

(7)

Reaksi (3) dan (4) adalah reaksi reduksi utama dan menjadi endotermik memiliki
kemampuan untuk mengurangi suhu gas. Akibatnya suhu di zona pengurangan
biasanya 800-10000C. Turunkan suhu pengurangan zona (~ 700-8000C), lebih
rendah dari nilai kalori gas.

10

3.

Pyrolysis zone
Pirolisis kayu adalah proses rumit yang masih belum sepenuhnya dipahami.
Produk tergantung pada suhu, tekanan waktu, tempat tinggal dan kerugian panas.
Namun menyusul pernyataan umum dapat dibuat tentang itu.
Sampai dengan suhu air 2000C hanya didorong. Antara 200 sampai 2800C
karbon dioksida, asam asetat dan air yang dilepaskan. Pirolisis nyata, yang
berlangsung antara 280-5000C, menghasilkan sejumlah besar gas mengandung tar
dan karbon dioksida. Selain tar ringan, beberapa metil alkohol juga terbentuk.
Antara 500-7000C produksi gas kecil dan mengandung hidrogen.
Jadi, mudah untuk melihat bahwa gasifier updraft akan menghasilkan tar lebih
dari satu downdraft. Dalam downdraft gasifier tar harus melalui pembakaran dan
zona pengurangan dan sebagian rusak.
Karena mayoritas dari bahan bakar seperti kayu dan residu biomassa memiliki
jumlah besar tar, gasifier downdraft lebih disukai oleh orang lain. Memang
mayoritas gasifiers, baik dari Perang Dunia II sampai saat ini jenis downdraft masih
diterapkan.
Akhirnya di zona pengeringan proses utama adalah pengeringan kayu. Kayu
masuk gasifier memiliki kadar air 10-30%. Berbagai percobaan pada gasifiers
berbeda dalam kondisi yang berbeda telah menunjukkan bahwa rata-rata
kondensat yang terbentuk adalah 6-10% dari berat kayu gasifikasi. Beberapa asam
organik juga keluar selama proses pengeringan. Asam menimbulkan korosi
gasifiers.

4.

Properties of Producer gas


Gas produser dipengaruhi oleh berbagai proses seperti diuraikan di atas maka
seseorang dapat mengharapkan variasi dalam gas yang dihasilkan dari sumber
biomassa yang bervariasi. Tabel 2 berisi daftar komposisi gas yang dihasilkan dari
berbagai sumber. Komposisi gas juga merupakan fungsi dari desain gasifier dan
dengan demikian, bahan bakar yang sama dapat memberikan nilai kalori yang
berbeda ketika digunakan dalam dua gasifiers berbeda. Tabel 2 menunjukkan nilainilai perkiraan karena itu gas dari bahan bakar yang berbeda.

11

Pengenceran maksimum gas terjadi karena adanya nitrogen. Hampir 50-60%


gas terdiri dari nitrogen noncombustible. Jadi mungkin bermanfaat untuk
menggunakan oksigen bukan udara untuk gasifikasi. Namun biaya dan ketersediaan
oksigen dapat menjadi faktor pembatas dalam hal ini. Namun demikian di mana
produk akhirnya adalah metanol - item energi kualitas tinggi, maka biaya dan
penggunaan oksigen bisa dibenarkan.
Pada 1 kg rata-rata biomassa memproduksi sekitar 2,5 m3 gas produser di STP
Dalam proses ini mengkonsumsi sekitar 1,5 m3 udara untuk pembakaran. Untuk
pembakaran sempurna dari kayu sekitar 4,5 m3 udara diperlukan. Jadi gasifikasi
biomassa mengkonsumsi sekitar 33% dari rasio stoichiometeric teoritis untuk
pembakaran kayu.
5.

Temperature of Gas
Pada rata-rata temperatur gas meninggalkan gasifier adalah sekitar 300 sampai
4000C. Jika suhu lebih tinggi dari ini (~ 5000C) itu adalah indikasi bahwa
pembakaran parsial gas berlangsung. Hal ini biasanya terjadi ketika aliran udara
melalui gasifier tingkat lebih tinggi dari nilai desain.

12

3. Karakteristik Bahan Bakar Gasifikasi


Hampir setiap bahan bakar karbon atau biomassa gasifikasi dapat di bawah
kondisi percobaan atau laboratorium. Namun tes yang nyata bagi gasifier yang baik
tidak apakah gas yang mudah terbakar bisa dihasilkan dengan membakar bahan bakar
biomassa dengan udara stoikiometrik 20-40% tapi itu produsen gas dapat diandalkan
dapat dibuat yang juga dapat secara ekonomis menarik bagi pelanggan. Menuju tujuan
ini karakteristik bahan bakar harus dievaluasi dan pengolahan bahan bakar dilakukan.
Banyak gasifier produsen 'klaim bahwa gasifier tersedia yang dapat mengubah
menjadi gas bahan bakar apapun. Tidak ada hal seperti gasifier universal. Sebuah
gasifier sangat bahan bakar spesifik dan disesuaikan sekitar bahan bakar bukan
sebaliknya.
Jadi bahan bakar gasifier dapat diklasifikasikan sebagai baik atau buruk sesuai
dengan parameter berikut:
1) Energi isi bahan bakar
2) kepadatan Massal
3) kadar air
4) Debu konten
5) Tar konten
6) Abu dan slagging karakteristik
4. Sistem Gasifikasi
Gas-gas mudah terbakar dari gasifier dapat digunakan sebagai a) dalam mesin
pembakaran internal, b) untuk aplikasi panas langsung dan c) sebagai bahan baku
untuk produksi bahan kimia seperti metanol.
Namun agar gas yang akan digunakan untuk salah satu aplikasi di atasnya harus
dibersihkan dari debu dan tar dan didinginkan. Seperti yang disebutkan sebelumnya
pendinginan dan pembersihan gas adalah salah satu proses yang paling penting dalam
sistem gasifikasi keseluruhan. Kegagalan atau keberhasilan unit gas produser
tergantung sepenuhnya pada kemampuan mereka untuk menyediakan gas bersih dan
keren untuk mesin atau untuk pembakar. Dengan demikian pentingnya pembersihan
dan pendinginan sistem tidak bisa terlalu ditekankan.

13

1.

Pendinginan dan Pembersihan Gas


Suhu gas yang keluar dari generator adalah biasanya antara 300-5000C. Gas
ini harus didinginkan dalam rangka untuk meningkatkan kepadatan energi.
Berbagai jenis peralatan pendingin telah digunakan untuk mencapai tujuan ini.
Pendingin Kebanyakan gas untuk penukar panas udara di mana pendinginan
dilakukan dengan konveksi bebas dari udara pada permukaan luar penukar panas.
Karena gas juga mengandung uap air dan tar, beberapa penukar panas
memberikan scrubbing parsial gas. Jadi idealnya gas akan mesin pembakaran
internal harus didinginkan sampai suhu hampir ambien.
Pembersihan gas adalah lebih sulit dan sangat kritis. Biasanya tiga jenis filter
digunakan dalam proses ini. Mereka diklasifikasikan sebagai kering, lembab dan
basah.
Dalam kategori kering filter siklon. Mereka dirancang sesuai dengan tingkat
produksi gas dan konten debu. Filter siklon berguna untuk ukuran partikel 5 m
dan lebih besar. Karena 60-65% dari gas produser mengandung partikel di atas 60
m dalam ukuran filter siklon adalah perangkat pembersih yang sangat baik.
Setelah melewati siklon filter gas masih mengandung debu halus, partikel
dan tar. Lebih lanjut dibersihkan dengan melewati scrubber baik basah atau filter
kain kering. Dalam wet scrubber gas dicuci oleh air dalam modus lawan arus.
Scrubber juga bertindak seperti pendingin, dari mana gas tersebut masuk ke kain
atau filter gabus untuk pembersihan akhir.
Karena kain penyaring adalah filter halus, setiap kondensasi air di atasnya
menghentikan aliran gas karena kenaikan pressure drop di atasnya. Jadi dalam
cukup banyak sistem gasifikasi gas panas dilewatkan melalui saringan kain dan
kemudian hanya mereka pergi ke pendingin. Karena gas masih di atas titik embun,
kondensasi tidak terjadi dalam filter. Gambar 8 menunjukkan skematis sistem
downdraft gasifikasi dengan pembersihan dan pendinginan kereta.

14

2.

Shaft Power Systems


Aplikasi terbesar dari gas produser telah mengemudi mesin IC. Kedua
pengapian busi dan mesin kompresi pengapian telah didorong olehnya. Pada
prinsipnya setiap mesin IC dapat dikonversikan untuk menjalankan sepenuhnya
atau sebagian gas. Namun dalam praktek yang sebenarnya menjalankan engines
tanpa gangguan dan untuk jangka waktu yang lama tanpa masalah sulit untuk
mencapainya.
Kecenderungan saat ini adalah karena itu, untuk menggunakan mesin IC tersedia
dan menjalankannya pada gas produser. Namun sejak pabrik gas produser dibuat
khusus untuk mesin tertentu akan lebih bermanfaat untuk melihat mesin itu
sendiri. Produsen gas menjadi gas energi yang relatif rendah memiliki tertentu
pembakaran karakteristik yang sangat berbeda dari mesin atau minyak diesel. Jadi
untuk masa depan R & D dalam gasifikasi akan lebih bermanfaat untuk pekerjaan
yang cukup untuk membuat mesin khusus untuk gas.

3.

Direct Heat Systems


Sistem panas langsung adalah mereka di mana gas produser dibakar
langsung dalam tungku atau boiler. Keuntungan dari ini dibandingkan dengan
pembakaran langsung biomassa adalah dalam memperoleh pemanasan terkontrol
dan temperatur nyala yang lebih tinggi daripada yang diperoleh sebaliknya.

4.

Fluidized Bed Systems


Dalam gasifiers fluidized bed udara ditiup ke atas melalui bed biomassa.
Tempat tidur dalam kondisi seperti itu berperilaku seperti cairan mendidih dan
memiliki keseragaman suhu yang sangat baik dan memberikan kontak yang
15

efisien antara fasa gas dan padat. Umumnya panas tersebut dipindahkan oleh bed
pasir panas.
Keuntungan utama dari sistem ini adalah fleksibilitas dalam hal memberi
makan rate dan komposisinya. Fluidised bed system juga dapat memiliki kapasitas
volumetrik tinggi dan suhu dengan mudah bisa di kontrol.
5. Perbandingan Teknologi Gasifikasi dan Pembakaran
Terdapat beberapa perbedaan antara proses gasifikasi dengan pembakaran secara
langsung, diantaranya adalah sebagai berikut :
Perbedaan

Gasifikasi

Pembakaran

Tujuan

Meningkatkan nilai tambah dan


kegunaan dari sampah atau
material dengan nilai rendah

Membangkitkan panas atau


mendestruksi sampah

Jenis Proses

Konversi kimia dan termal


menggunakan sedikit oksigen
atau tanpa oksigen

Pembakaran sempurna
menggunakan udara
berlebih (oksigen)

Komposisi gas kotor


sebelum dibersihkan

H2, CO, H2S, NH3 dan partikulat

CO2, H2O, SO2, NOx dan


partikulat

Komposisi gas bersih

H2 dan CO

CO2 dan H2O

Produk padatan

Arang atau kerak (slag)

Abu

Temperatur(oC)

700-1500

800-1000

Tekanan

Lebih dari 1 atm

1 Atm

6. Proses Gasifikasi
Gasifikasi adalah proses yang dilakukan pada suhu dan tekanan yang tinggi untuk
menghasilkan campuran gas (gas sintetis) dengan mereaksikan steam, oksigen, dan material
yang mengandung karbon. Produk terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen,
metana, dan gas-gas lain, dalam perbandingan yang tergantung pada reaktan tertentu dan
kondisi operasi (temperatur dan tekanan) yang dilakukan dalam reaktor, dan tahap perlakuan
yang dilalui gas-gas tersebut untuk selanjutnya meninggalkan gasifier. Bahan-bahan kimia
yang sama dapat juga digunakan dalam gasifikasi kokas (batu bara) yang diturunkan dari
petroleum dan sumber yang lain. Reaksi batu bara dan arang batu bara dengan udara atau
oksigen untuk menghasilkan panas dan karbon dioksida dapat disebut sebagai gasifikasi, tapi
16

lebih cocok dikatakan sebagai proses pembakaran. Tujuan dasar dari beberapa konversi
adalah produksi gas alam sintesis sebagai bagian bahan bakar gas dan gas-gas sintesis untuk
produksi bahan-bahan kimia dan plastik.
Inti dari proses gasifikasi adalah konversi bahan bakar karbon padat menjadi karbon
monoksida dengan proses termokimia. Gasifikasi bahan bakar padat ini dilakukan di udara
tertutup, ruang tertutup, di bawah hisap sedikit atau tekanan relatif terhadap tekanan ambien.
Gasifikasi proses yang terjadi secara umum dijelaskan dalam bagian berikut ini:

Gambar: Proses gasifikasi


Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis (diperlukan
panas dari luar selama proses berlangsung). Media yang paling umum digunakan pada proses
gasifikasi ialah udara dan uap. Produk yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga
bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang dapat dikondensasikan) dan gas
permanen. Media yang paling umum digunakan dalam proses gasifikasi adalah udara dan
uap. Gas yang dihasilkan dari gasifikasi dengan menggunakan udara mempunyai nilai kalor
yang lebih rendah tetapi disisi lain proses operasi menjadi lebih sederhana.
Beberapa keunggulan dari teknologi gasifikasi yaitu :
1.

Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan sebagai
pembangkit listrik.

17

2.

Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak berat,
biomassa, berbagai macam sampah kota dan lain sebagainya.

3.

Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai lebih
tinggi.

4.

Mampu mengurangi jumlah sampah padat.

5.

Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin yang berbahaya.

Selama proses gasifikasi terdapat beberapa tahapan proses yaitu:


1.

Tahapan pemanasan dimana temperatur padatan naik sampai sebelum terjadi proses
pengeringan.

2.

Tahap pengeringan dimana terjadi pelepasan uap air dari padatan.

3.

Tahap pemanasan lanjut dimana temperatur padatan naik kembali sampai sebelum
terjadi proses devolatilisasi.

4.

Tahap devolatilisasi dimana volatil dalam padatan keluar sampai tersisisa arang.
Tergantung dari bahan bakar yang digunakan volatil dapat terdiri dari gas-gas H2O,
H2N2, O2, CO, CO2, CH4, H2S, NH3, C2H6 dan hidrokarbon tidak jenuh.

5.

Tahap gasifikasi

6.

Tahap pembakaran arang (terjadi jika masih terdapat udara yang tersisa)

7. Proses gasifikasi Batubara

Gasifikasi adalah suatu teknologi proses yang mengubah batubara dari bahan bakar
padat menjadi bahan bakar gas. Berbeda dengan pembakaran batubara, gasifikasi
adalah proses pemecahan rantai karbon batubara ke bentuk unsur atau senyawa kimia
lain. Secara sederhana, batubara dimasukkan ke dalam reaktor dan sedikit dibakar
hingga menghasilkan panas. Sejumlah udara atau oksigen dipompakan dan pembakaran
dikontrol dengan uap agar sebagian besar batubara terpanaskan hingga molekulmolekul karbon pada batubara terpecah dan dirubah menjadi coal gas. Coal Gas
merupakan campuran gas-gas hidrogen, karbon monoksida, nitrogen serta unsur gas
lainnya. Gasifikasi batubara merupakan teknologi terbaik serta paling bersih dalam
mengkonversi batubara menjadi gas-gas yang dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik.
Ada perbedaan antara gas batubara dan campuran gas yang terjadi dari gasifiksai
batubara. Gas batubara dihasilakan dari destilasi destruktif batubara dan hasil
18

sampingan proses karbonisasi batubara. Perolehan gas dan komposisinya tergantung


pada peringkat batubara dan temperature karbonisasi.
Proses gasifikasi mengubah semua material organic batubara menjadi bentuk gas,
peringkat batubara dan temperature hanya mempengaruhi laju gasifikasi dan jika
diinginkan bias diperoleh gas yang kesemuanya mengandung CO, CO2, dan H2
disamping pengotor hydrogen sulfide. Perbedaan yang mencolok ini disebabkan pada
proses gasifikasi terjadi raihan yang jauh dan interaksi lebih lanjut yang dapat
dikendalikan antara volatile matter dan char atau kokas dengan oksigen.
1.

Tahapan Proses Gasifikasi


A. Prinsip Kerja Umum
1. Proses Fisika
Beberapa proses fisis yang terjadi pada gasifikasi adalah sebagai berikut:
a. Pemanasan, yaitu proses penambahan batu bara dengan oksigen dan uap
air, kemudian dipanaskan/dikompresi sampai suhunya tinggi.
b. Pengeringan, yaitu pelepasan uap air dari padatan batu bara.
c. Pemanasan lanjut: Batu bara dipanaskan kembali sampai suhunya sangat
tinggi.
d. Devolatilisasi, yaitu pengeluaran volatil (senyawa dengan struktur
benzena) yang terdapat pada batu bara sampai hanya tersisa arang saja.
e. Pembakaran arang agar tidak ada lagi udara yang tersisa.
2. Proses Kimia
Selama reaksi, oksigen (O2) mengoksidasi air (H2O) dari batu bara
dan menghasilkan karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), uap air
(H2O), dan gas hidrogen (H2). Reaksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
3C + O2 + H2O H2 + 3CO
B. Klasifikasi Gas Berdasarkan Nilai Kalornya yaitu:
1.

Gas high Btu merupakan sinonim dari sibstitute natural gas (SNG) dan
mempunyai nilai kalor antara 970 sampai 1000 Btu per standard cubic
foot (Scf). Komposisi gas sebagian besar terdiri dari CH4 (lebih dari 90%)
dan sebagian kecil terdiri dari CO, CO2, dan N2. Gas high Btu pada
umumnya dapat dipertukarkan dengan gas alam dan dapat dibuat dari
batubara pada skala besar.
19

2.

Gas medium Btu mempunyai nilai kalor 270 hingga 600 Btu/Scf. Pada
nilai kalor yang lebih rendah dari rentang ini, gas umumnya terdiri dari
CO dan H2 serta sejumlah kecil CO2. Pada nilai kalor yang lebih tinggi
dari rentang diatas, nilai kalor meningkat seiring dengan masuknya CH4
atau hidrokarbon yang lain. Gas medium Btu banyak digunakan dalam
industrimanufaktur karena dapat terbakar dengan cepat dan menghasilkan
temperatur nyala yang sama atau lebih tinggi dari gas alam. Akan tetapi
gas medium Btu ini tidak dapat dimasukkan ke dalam jaringan distribusi
gas alam karena tidak dapat dipertukarkan dengan gas alamdan karena
kadar karbon monoksidanya. Gas medium Btu dapat digunakan sebagai
sumber hidrogen untuk liquekfaksi batubara secara langsung menjadi
bahan bakar cair atau untuk sintesa metanol dan bahan bakar cair lainnya.
Gas medium Btu juga dapat digunakan untuk produksi gas High Btu.

3. Gas Low Btu normalnya mempunyai nilai kalor sekitar 90 sampai 150
Btu/scf. Komponen-komponen yang dapat dibakar terdiri dari CO dan
H2yang dilarutkan oleh CO2 dan N2. Gas ini mempunyai temperatur
nyala yang rendah, kecuali jika udara pembakaran dilakukaan prapemanasan dengan kuat. Gas ini bisa menjadi bahan bakar turbin yang
ideal yang kemungkinannya dimanfaatkan secara besar-besaran dalam gas
stream combined power cycle untuk pembangkitan listrik dilokasi dmana
gas tersebut dihasilkan.

C. Teknologi Gasifikasi
Banyak system gasifikasi yang secara komersial diperoleh atau
mempunyai potensi untuk dikomersialkan. Ada sejumlah cara untuk
mengkarakteristikan system-sistem yang berbeda tersebut, diantaranya
dibedakan antara karakteristik bebas dan tak bebas. Karakteristik bebas yaitu
metoda pemasokan panas, media gasifikasi, dan jenis reactor. Karakteristik tak
bebas yaitu apakah residu padat berupa kerak, komposisi gas bahan baku dan
nilai kalor.

20

1.

Metoda Pemasokan Panas


Pada kebanyakan gasifier, panas yang dibutuhkan untuk menjalankan
reaksi endotermis karbon-uap dan reaksi Boudouard dihasilkan secara
langsung oleh pembakaran batubara atau char dalam gasifier. Satu
permasalahan dengan cara pemasokan panas seperti ini adalah jika udara
digunakan maka gas-gas produk akan terlarut dengan nitrogen dan nilai
kalor yang rendah. Jika digunakan gas medium-Btu, metoda pemasokan
panas secara langsung dilakukan untuk menghilangkan nitrogen sebelum
proses. Juga bias dilakukan dengan menggunkan oksigen murni. Saat ini,
tidak ada system gasifier yang telah dikembangkan didasarkan pada
penghilangan nitrogen dari aliran produk pemasokan oksigen relative
murni bagaimanapun juga sangat mahal.
Saat ini teknik pemanasan tak langsung yang dikembangkan untuk
menghilangkan nitrogen selama proses gasifikasi dilakukan agar konversi
batubara menjadi gas berlangsung sempurna.

2.

Jenis Reaktor ( Gasifier )


Di bidang teknik kimia, gasifikasi digunakan sebagai teknik untuk
mengkonversi bahan bakar padat menjadi gas. Gas yang dihasilkan pada
gasifikasi disebut gas produser yang kandungannya didominasi oleh gas
CO, H2, dan CH4. Bahan bakar yang umum digunakan pada gasifikasi
adalah bahan bakar padat, salah satunya adalah batubara. Jika ditinjau dari
produk yang dihasilkan, pengolahan batubara dengan gasifikasi lebih
menguntungkan dibandingkan pengolahan dengan pembakaran langsung.
Dengan teknik gasifikasi, produk pengolahan batubara lebih bersifat
fleksibel karena dapat diarahkan menjadi bahan bakar gas atau bahan baku
industri kimia yang tentunya memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Untuk melangsungkan gasifikasi diperlukan suatu suatu reaktor.
Reaktor tersebut dikenal dengan nama gasifier. Ketika gasifikasi
dilangsungkan, terjadi kontak antara bahan bakar dengan medium
penggasifikasi di dalam gasifier. Kontak antara bahan bakar dengan
medium tersebut menentukan jenis gasifier yang digunakan. Secara umum
pengontakan bahan bakar dengan medium penggasifikasinya pada gasifier
21

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu entrained bed, fluidized bed, dan
fixed/moving bed. Jenis reactor yang keempat yaitu reactor molten media
dapat dikelompokkan bersama dengan reactor entrained bed, tetapi
operasinya dibedakan tersendiri. Jenis reactor sangat mempengaruhi
distribusi temperature,

produk gas dan residu. Temperatur reaksi

bervariasi mulai dari 815 0 C sampai 1025 0C, masing-masing jenis reactor
memiliki rentang temperature yang spesifik. Pengecualian untuk ini
adalah molten media gasifier, dimana karakteristik temperature operasi
dan lainnya ditentukan oleh lelehan yang dipakai. Perbandingan ketiga
jenis gasifier tersebut ditampilkan pada Tabel 1.

a. Fixed bed gasifier


Operasi fixed-bed gasifier berlangsung dengan aliran bolakbalik (countercurrent) dan menggunakan uap dan oksigen atau uap dan
udara. Residu berupa terak atau abu kering ditambah karbon yang tidak
terkonversi. Bahan bakar masuk dari atas dan bergerak kebawah
menggantikan bahan bakar yang terkonsumsi oleh gasifikasi. Aliran
bahan bakar dari atas kebawah dan pertukaran panas dengan produk
gasifikasi ke atas melalui empat zona yang terpisah walaupun tidak
jelas. Keuntungan fixad bed gasifier adalah efisiensi konversi yang
tinggi dengan kehilanagn panas minimum. Keterbatasan fixed bed
gasifier adalah tidak mudahmenggunakan batubara caking dan
22

swelling tanpa dilakukan pre-treatment terlebih dulu agar menjadi


batubara non-agglomerating atau tanpa perubahan design mekanis.
Fraksi batubara harus diperhatikan terlebih pada sistim penambangan
dengan menggunakan mesin skala besar yang banyak menghasilkan
batubara yang halus.
b. Fluidized-bed Gasifier
Fluidized bed gasifier diumpankan dengan batubara pulverized dan
dalam gasifier, batubara tersebut diangkat oleh umpan dan gas-gas
produk. Pada gasifier satu tahap yang dipanaskan secara langsung,
uap/ oksigen atau campuran uap/udara di injeksikan didekat dasar
reactor, baik secara concurrent maupun countercurrent terhadap aliran
fluida. Gas-gas yang naik bereaksi dengan batubara dan pada saat
yang sama menjaganya dalam keadaan terfluidakan. Selama batubara
tergasifikasi partikel-partikel batubara yang berukuranlebih besar
turun kebawah melewati lapisan terfluidakan bersama-sam dengan
partikel-partikel char yang lebih besar.
Keuntungan Fluidized-bed Gasifier antara lain terjadinya
pencampuran padatan yang baik, temperatur relatif seragam, terjadi
kesetimbangan temperatur yang cepat antara padatan dan gas.
Fluidized-bed Gasifier mempunyai keuntungan yang lain yaitu
efisiensi perpindahan panas dari daerah eksotermis ke endotermis dan
oleh karenanya reaksi-reaksi gasifikasi mencapai kesetimbangan
dengan cepat sehingga masukan cukup tinggi. Selanjutnya tidak ada
hot spots yang menyertaipembentukan partikel-partikel abu yang
melebur, yang bdisebut klinker.
Kerugian Fluidized-bed Gasifier adalah bahwa tanpa pretreatment okdisatif pada batubara atau konfigurasi desain yang khusus,
gasifier mengalami kesulitan dalam penanganan batubara caking dan
swelling, yang beragglomerasi dan membentuk partikel-partikel yang
lebih besar keterbatasan yang lain adalah terbawanya padatan pada gas
produk sehingg doperlukan peralatan khusus pembersihan padatan
dalam gas produk.
23

c. Entrained-Bed Gasifier
Selama

Entrained-Bed

Gasifier

menggunakan

batubara

pluverized dengan ukuran sekitar 75 m. Oksigen atau udara, bersamasama dengan uap, biasanya digunakan untuk memasuki batubara, yang
diinjeksikan melalui nozzle kedalam blumer dari gasifier. Gas produk
panas, atau hidrogen panas pada kasus hidrogenasi, dapat juga
dugunakan untuk memasuki batubara dan pada saat yang sama
menggasifikasi batubara tersebut.
Gasifier ini beroperasi pada suhu yang sangat tinggi. Karena
suhu yang tinggi ini, semua volattile matter dalam batubara teroksidasi
sehingga konsumsi oksigen relatif tinggi. Gas-gas produk umumnya
mengandung sedikit atau tidak mengandung tar, minyak, atau metan.
Volatile matter cepat sekali tergasifikasi begitu bahan bakar memasuki
zona reaksi temperatur tinggi.pembentukan metan rendah membuat
Entrained-Bed Gasifier cocok untuk memproduksi hidrogen.
Kerugian utama Entrained-Bed Gasifier berasal dari rendahnya
konsentrasi bahan bakar dalam media gasifikasi dan aliran concurrent
dari reaktan, hal ini mengemliminasi kemungkinan pertukaran panas
internal antara gas produk dan bahan bakar yang baru masuk,
menghasilkan tingginya temperatur gas keluaran dibanding dengan
proses fluidized bed gasifier dan proses fixed bed.
d. Molten Bath Gasifier
Kebanyakan proses Molten Bath Gasifier meliputi gasifikasi
batubara yang berlangsung dengan adanya kontak langsung batubara
dengan uap dan udara atau oksigen dalam suatu wadah leburan terak,
logam, dan garam. Temperatur yang tinggi dibutuhkan untuk menjaga
leburan dalam bak sehingga memberikan laju reaksi yang tinggi dan
oleh karenanya jumlah masukan yang tinggi. Gasifikasi juga didorong
oleh sifat-sifat katalitik dari logam. Kapasitas termal yang tinggi dari
leburan menyebabkan pemanasan yang cepat dari bahan bakar yang
dimasukkan ke gasifiersehingga tidak sempat terbentuk tar dan minyak.
24

Cepatnya volatile matter lepas dari batubara menyebabkan batubara


terdisintegrasi, memperluas permukaan kontak sehingga menaikkan
laju reaksi
Kerugian utama pada proses molten bath yaitu kehilangan
panas yang relatif tinggi dan permasalahan menyangkut tertahannya
leburan dan pembersihan terak dan abu. Masalah serangan korosi juga
terjadi akibat garam lebur temperatur tinggi juga oleh logam-logam
lebur.

Tabel 1. Perbandingan jenis-jenis gasifier


Parameter

Fixed/Moving Bed

Fluidized Bed

Entrained Bed

Ukuran umpan

< 51 mm

< 6 mm

< 0.15 mm

Terbatas

Baik

Sangat baik

Sangat baik

Baik

Buruk

Toleransi

kehalusan

partikel
Toleransi

kekasaran

partikel

Toleransi jenis umpan

Batubara

kualitas Batubara

kualitas

Segala jenis batubara,


tetapi

tidak

rendah

rendah dan biomassa

Kebutuhan oksidan

Rendah

Menengah

Tinggi

Kebutuhan kukus

Tinggi

Menengah

Rendah

Temperatur reaksi

1090 C

800 1000 C

> 1990 C

450 600 C

800 1000 C

> 1260 C

Produksi abu

Kering

Kering

Terak

Efisiensi gas dingin

80%

89.2%

80%

Kapasitas penggunaan Kecil

Menengah

Besar

Permasalahan

Konversi karbon

Temperatur

gas

keluaran

Produksi tar

cocok

untuk biomassa

Pendinginan

gas

produk
25

2.

Perkembangan Teknologi Gasifikasi


Perkembangan terbaru gasifikasi saat ini adalah dengan ditemukannya
sistem Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC). IGCC merupakan suatu
sistem teknologi yang mengubah batu bara menjadi gas, yang lebih tepatnya ialah
gas sintesis (syngas). IGCC selanjutnya menghilangkan pengotor yang terdapat
pada batu bara sebelum di bakar dan dapat mengubah polutan-polutan menjadi
suatu re-usable produk sampingan. Hal ini menyebabkan berkurangnya emisi
sulfur dioksida, raksa dan partikel-partikel lainnya. Kalor yang dibuang dari ruang
pembakaran dan pembangkit utama akan dialihkan ke suatu steam cycle, atau bisa
juga seperti dialihkan ke combined cycle gas turbine. Pengalihan ini juga
berdampak pada peningkatan efisiensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan
batu bara yang di-pulverized. Akibat dari tetapnya harga batu bara dunia pada
beberapa tahun, sekitar 50 persen listrik di pasok oleh pembangkit tenaga batu
bara. Dengan munculnya IGCC yang memiliki emisi yang lebih rendah ketimbang
pembangkit tenaga batu bara yang lainnya, maka teknologi ini akan menjadi
peranan penting dalam pasar pembangkit tenaga batu bara sejalan dengan makin
ketatnya regulasi emisi global. Berikut ini adalah diagram siklus IGCC:

26

BAB IV
KESIMPULAN
Gasifikasi Biomassa/Batubara merupakan alat yang dapat digunakan untuk
menghasilkan gas sintetis (syn-gas) dari bahan bakar padat yang antara lain berasal
dari biomassa (sampah padat perkotaan, limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan)
dan batubara. Dengan pemanasan dalam gasifier, bahan baku biomassa/batubara akan
terurai menjadi gas hidrogen, methana, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen,
polutan dan abu.
Pada gasifikasi ini sampah akan bermanfaat sebagai penghasil gas untuk bahan
bakar sehingga dapat bernilai jual kembali dan menghasilkan keuntungan balik bagi
masyarakat. Gas yang dihasilkan dari transfer gas hasil pembakaran sampah dapat
menjadi bahan bakar alternative.

27

DAFTAR PUSTAKA
Agus Sugiyono, 2000, Prospek Penggunaan Teknologi Bersih untuk Pembangkit Listrik
dengan Bahan Bakar Batubara di Indonesia, Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.1,
No.1, Januari 2000 : 90-95, ISSN 1411-318X.
Anil K. Rajvanshi, Biomass Gasification, PHALTAN-415523, Maharashtra, India.

United States Environmental Protection Agency, 1995, Texaco Gasification Process,


Office of Research and Development Cincinnati, OH 45268.
ECN Biomass, Coal & Environmental Research Netherlands, MILENA gasification process,
Netherlands.
http://ibfco.com/gasification_technology.html
http://timelesswealth.net/plasmagas.html
http://www.zeep.com/zeep-technology/gasification-vs-combustion.php
http://www.zeep.com/zeep-technology/pwr-compact-gasification.php

28

http://www.im-mining.com/2012/03/08/ge-highlights-new-coal-gasification-projectsin-china/
http://id.wikipedia.org/wiki/Gasifikasi
http://www.fossil.energy.gov/programs/powersystems/gasification/howgasificationw
orks.html
http://cturare.tripod.com/pro.htm
http://www.nariphaltan.org/nari/pdf_files/gasbook.pdf

29

Anda mungkin juga menyukai