a.
Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan energi
dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu lama. Anak disebut gizi buruk apabila
berat badan dibanding umur tidak sesuai (selama 3bulan berturut-turut tidak naik) dan tidak
disertai tanda-tanda bahaya.
Ada tiga tipe gizi buruk, antara lain:
Kwashiorkor memiliki ciri:
1) edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah)
membulat dan lembab
2) pandangan mata sayu
3) rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit
dan mudah rontok
4) terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
5) terjadi pembesaran hati
6) otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
7) terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)
8 ) sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
9) anemia dan diare
Sedangkan ciri-ciri marasmus :
1) badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit
2) wajah seperti orang tua
3) mudah menangis/cengeng dan rewel
4) kulit menjadi keriput
5) jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana
longgar)
6) perut cekung, dan iga gambang
7) seringdisertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
8 ) diare kronik atau konstipasi (susah buang air)
Adapun marasmic-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala klinis
kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.
Mudah terkena penyakit ispa, diare, dan yang lebih sering terjadi.
Strategi:
b.
Kegiatan:
Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein sebagai zat pembakar,
sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Kekurangan
karbohidrat dan zat lemak juga dapat menyebabkan tubuh menjadi lesu, kurang
bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan dan kondisi tubuh yang demikian
tentunya akan banyak menimbulkan kerugian.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
Produksi Tenaga
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang kekurangan tenaga
untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas merasa
lemah, dan produktivitas kerja menurun.
Pertahan Tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi
berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare.
Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian.
Struktur dan Fungsi Otak
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental,
dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai benuk maksmal pada usia dua
tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.
Perilaku
Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gzi menunjukkan perilaku tidak
tenang. Mereka mudah tersinggung, cengang, dan apatis
a. Klasifikasi
Malnutrisi jenis bahan yang kurang
Kelompok KEP yaitu kurang energi protein. Ada 3 jenis: kwasiorkor, marasmik, dan
marasmik kwashiorkor
Kelompok kekurangan vitamin/mineral
a. Anemi kekurangan zat besi
b. Defisiensi vitamin A
c. Penyakit gondok endemic
d. Penyakit defisiensi lainnya seperti beri-beri, pellagra, scurvy, rickets
Menurut derajat tingkatan keadaan gizi
a. Gizi lebih
b. Gizi baik
c. Gizi kurang
d. Gizi buruk
Menurut sebab terjadinya malnutrisi
a. Primary malnutrition
Terjadi karena makanan yg dimakan (intake) tidak cukup / berlebihan
b. Secondary malnutrition
Terjadi meskipun makanan yg dimakan sudah cukup untuk kebutuhannya karena
sebab lain, misal karena kebutuhan meningkat, gangguan absorbsi
2.
3.
4.
5.
Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki
(buteki)
Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan biokimiawi dan gejala klinis
(marginal malnutrition)
Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus atau tiep marasmikkwashiorkor
Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala klinis dan kelainan biokimiawi yang
khas
Penyebab
.
.
.
.
Marasmus
Kwashiorkor
Marasmus-kwashiorkor
Marasmus adalah kekurangan energi pada makanan yang menyebabkan cadangan protein
tubuh terpakai sehingga anak menjadi kurus dan emosional. Sering terjadi pada bayi
yang tidak cukup mendapatkan ASI serta tidak diberi makanan penggantinya, atau terjadi
pada bayi yang sering diare.
Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Penyebab
c. Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi atau kalori didalam makanan
d. Kebiasaan makanan yang tidak layak
e. Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan
Tanda dan gejala
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Lemas-lethargi
Perubahan mental (sering menangis, pada stadium lanjut menjadi apatis)
Rambut merah, jarang, mudah dicabut
Jaringan lemak masih ada
Perubahan warna kulit (terdapat titik merah kemudian menghitam, kulit tidak
keriput)
Iga normal-tertutup oedema
Atrofi otot
Anoreksia
Diare
Pembesaran hati (perlemakan hepar)
Anemia
Sering terjadi acites
Oedema (edema kedua tungkai, pitting edema)
Kwashiorkor-marasmik
kwashiorkor
memperlihatkangejala
campuran
antara
marasmus
dan
Penatalaksanaan
Secara umum
Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan sering timbul
pada usia 1-3 tahun karena pada usia ini kebutuhan protein tinggi.
Meski penyebab utama kwashiorkor adalah kekurangan protein, tetapi karena bahan
makanan yang dikonsumsi kurang menggandung nutrient lain serta konsumsi daerah
setempat yang berlainan, akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai
negara.
Penyebab
.
Kekurangan protein dalam makanan
.
Gangguan penyerapan protein
.
Kehilangan protein secara tidak normal
.
Infeksi kronis
.
Perdarahan hebat
Tanda dan gejala
1.
2.
3.
Ibu hamil
Bayi
Balita
Kegiatan
Penyuluhan gizi
Peningkatan pendapatan
Peningkatan pelayanan kesehatan
Keluarga berencana
Peningkatan peran serta masyarakat
Gejala
Dagu ganda
Perut menggantung
OBESITAS
Peningkatan upaya pemantauan tumbuh kembang anak melalui keluarga, dasawisma dan
posyandu
adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan
akumulasi jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh.
Kurangi asupan energi, akan tetapi vitamin dan nutrisi lain harus cukup, yaitu
dengan mengubah perilaku makan
Bila terdapat komplikasi, yaitu sesak nafas atau sampai tidak dapat berjalan,
rujuk ke rumah sakit
Dampak
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa
bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.
Produktivitas rendah
Keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht) dan eritrosit lebih rendah dari
nilai normal, akibat defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang
dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.
Sebab langsung
Macam-macam anemia
Anemia defisiensi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa
hemoglobin
Anemia megaloblastik adalah terjadinya penurunan produksi sel darah merah
yang matang, bisa diakibatkan defisiensi vitamin B12
Anemia aplastik adalah anemia yang berat, leukopenia dan trombositopenia,
hipoplastik atau aplastik
Prevalensi tertinggi terjadi didaerah miskin, gizi buruk dan penderita infeksi
Hasil studi menunjukan bahwa anemia pada masa bayi mungkin menjadi salah
satu penyebab terjadinya disfungsi otak permanen
Defisiensi zat besi menurunkan jumlah oksigen untuk jaringan, otot kerangka,
menurunnya kemampuan berfikir serta perubahan tingkah laku.
Infeksi penyakit
Sebab tidak langsung
Ekonomi rendah
Balita
Ciri
Lemah
Lesu
Hb rendah
Sering berdebar
Papil lidah atrofi
Takikardi
Sakit kepala
Jantung membesar
Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian suplemen
kepada tenaga kerja wanita
Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur
(WUS)
DEFISIENSI VITAMIN A
Prevalensi tertinggi terjadi pada balita
Penyebab
Catatan
Vitamin A merupakan nutrient esensial, yang hanya dapat dipenuhi dari luar
tubuh, dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan karena
tidak larut dalam air
Gangguan asupan vitamin A bisa menyebabkan morbili, diare yang bisa berujung
pada morbiditas dan mortalitas, dan pneumonia
Sifat
Mudah teroksidasi
Dampak
Akut
Kronis
Mual, muntah
Fontanela meningkat
Anoreksia
Kurus
Cengeng
Pembengkakan tulang
Upaya pemerintah
Hipotiroid
Kretinisme
Kegagalan reproduksi
Kematian
Defisiensi pada janin
Jenis syaraf (kemunduran mental, bisu-tuli, diplegia spatik)
Anak dan remaja : gondok, hipotiroid juvenile, gangguan fungsi mental (IQ
rendah), gangguan perkembangan
Fortifikasi : garam
Suplementasi : tablet, injeksi lipiodol, kapsul minyak beryodium
Strategi Pencegahan Dan Penanggulangan Gizi Buruk
Sasaran
Ibu hamil
WUS
Dosis dan kelompok sasaran pemberian kapsul yodium
Fetus : abortus, lahir mati, kematian perinatal, kematian bayi, kretinisme nervosa
(bisu tuli, defisiensi mental, mata juling), cacat bawaan, kretinisme miksedema,
kerusakan psikomotor
Neonatus : gangguan psikomotor, hipotiroid neonatal, gondok neonatus
2.
3.
Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan
fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak
fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan
standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
2.
Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh
petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan
dan meteran tinggi badan (mikrotoise)
Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran
TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas
anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1
tahun adalah 12 bulan.
a. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang
baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku
rujukan (Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk
menghitung SSB dapat dipakai rumus :
Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes,
2004). Dan dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 3
TB/U
a. Pendek
b. Normal
c. Tinggi
BB/TB
a. Kurus
b. Normal
c. Gemuk
NIS NMBR
NSBR
NIS
NMBR
NSBR
TB/U
BB/TB
Rendah
Rendah
Normal
Sekarang kurang ++
Rendah
Tinggi
Rendah
Sekarang kurang +
Rendah
Normal
Rendah
Normal
Normal
Normal
Normal
Sekarang kurang
Normal
Tinggi
Rendah
Normal
Rendah
Tinggi
Tinggi, normal
Tinggi
Tinggi
Normal
Obese
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi
Untuk BB/U
a. Gizi Kurang
b. Gizi Baik
c. Gizi Lebih
b.
c.
Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan
akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat
badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai
dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya
kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2
tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat.
Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi
perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak
diperhitungkan ( Depkes, 2004).
Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang
mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.
Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)
atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat
pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan
kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu
pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu
(Djumadias Abunain, 1990).
Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan
kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi
masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan
kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (
tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi
Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya
hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan
gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat
yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan
adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status
gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk
melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi,
1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < 2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang
sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD
= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk
Status Gizi Ibu Hamil
Menurut UU Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan BAB V Upaya
Kesehatan Pasal 20 ayat 2 menyebutkan Status gizi ialah tingkat kecukupan gizi
seseorang yang sesuai dengan jenis kelamin dan umur.
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk
pertumbuhan dan perkembanganjanin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk
memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan
maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun
janin yang dikandungnya.
Kecukupan gizi selama hamil dapat dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu
dan berat lahir janin. Meskipun baku penilaian status gizi wanita yang tidak hamil tidak
dapat diaplikasikan pada wanita hamil, perubahan fisiologi selama hamil dapat digunakan
sebagai petunjuk. Berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat yang
tidak adekuat merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk memperkirakan
10
laju pertumbuhan janin. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu. (Arisman, 2009)
Cara Pengukuran Status Gizi
Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko terjadinya
persalinan small gestational age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan
untuk setiap wanita berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat
badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki
berat badan normal, kurang atau lebih sebelum kehamilan. Metode yang biasa digunakan
dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah body mass index (BMI).
Formula ini digunakan untuk menghitung BMI adalah
2
BMI = Berat/Tinggi
BMI dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut :
a. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah
b. 19,8 sampai dengan 26,0 normal
c. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi
d. Lebih dari 29 obesitas
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI)
Total Kenaikan BB (Kg)
Penambahan BB
12,5 13
TM I (Kg)
2,3
TM II (Kg)
0,49
11,5 16
1,6
0,44
Lebih
7 11, 6
0,9
0,3
11
b.
c.
d.
e.
dengan hasil metabolisme tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh dengan
lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang akan dilepaskan. Dengan
adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan
sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh. Maka lebih
besar perbedaan suhu berarti lebih besar masukan energi yang diperlukan.
Status Ekonomi dan Sosial
Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam
memilih makanannya. Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah
garis kemiskinan (keluarga prasejahtera), berguna untuk pemastian ibu mampu
membeli dan memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Kebiasaan dan Pandangan Wanita terhadap Makanan
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan.
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan
gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan
perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam
mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.
Usia
Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan.
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam
pemberian nutrisi anak balita. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu
hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang banyak karena selain
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi
dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua perlu
energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan
untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna
mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Lebih muda umur seorang wanita
hamil, lebih banyak energi yang di butuhkan. Angka kematian maternal yang berusia
10-14 tahun 5 kali lebih besar dari mereka yang berusia 20-24 tahun. Remaja yang
berumur 15-19 tahun menunjukkan angka kematian 2 kali lebi besar. Ini berhubungan
dengan status gizi remaja yang perkembangan fisik dan mentalnya masih
membutuhkan energi lebih banyak. Masalah yang mempengaruhi reproduksi yang
mencakup gizi untuk menjamin pertumbuhan sempurna salah satunya ialah umur saat
hamil terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau umur terlalu tua (diatas 35 tahun)
Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan
itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik, dan lebih matang dari individu, kelompok atau masyarakat. Bagi
masyarakat yang berpendidikan tinggi dan cukup tentang nilai gizi lebih banyak
menggunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan
atau pertimbangan fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan psikis.
Status Gizi Bagi Ibu Hamil Menurut WHO, dampak kekurangan gizi pada ibu hamil,
kekurangan gizi pada ibu hamil, akibat kurang gizi pada ibu hamil, dampak kurang gizi
pada ibu hamil, kebutuhan gizi seimbang dan pengaruh status gizi terhadap sistem
reproduksi, kebutuhan energi ibu hamil menurut who, pengaruh status gizi terhadap
sistem reproduksi akan dijelaskan dalam artikel kesehatan kali ini: Status gizi ibu hamil
pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur
kehamilan. Hal ini dikarenakan berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan
bayi yang normal juga. Di negara maju, rata-rata kenaikan berat badan selama hamil
sekitar 12-14 kilogram. Tetapi berdasarkan perkembangan terkini, disampaikan bahwa
penambahan berat badan ibu selama hamil tidak terlalu mempengaruhi berat badan bayi.
Kekurangan asupan gizi pada trimester I dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum,
kelahiran prematur, kematian janin, keguguran dan kelainan pada sistem saraf pusat.
Sedangkan pada trimester II dan III dapat mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan janin terganggu, berat bayi lahir rendah. Selain itu, juga akan berakibat
terjadi gangguan kekuatan rahim saat persalinan, dan perdarahan post partum.
12
b. Faktor Predisposisi
1. Faktor Langsung
Konsumsi Makanan
Keadaan keseimbangan gizi tergantung dari ringakat konsumsi kualitas hidangan
yang menunjukan quantum suatu zat gizi terhadap kebutuhan hidup. Bila
susunan hidangan kebutuhan tubuh baik dari sudut kuantitas, maka tubuh akan
mendapatkan kesehatan gizi sebaik baiknya. Sebaliknya konsumsi yang kurang
baik dalam kuaiitas maupun kuantitas akan memberi dampak kesehatan pangan
dan gizi yang baik ditentukan oleh terciptanya keseimbangan antara banyaknya
jenis zat gizi yang dikonsumsi dengan banyaknya zat yang dibutuhkan tubuh.
Infeksi
Infeksi biasa berhubungan deangan gangguan gizi. Infeksi sendiri mengakibatkan
si penderita kehilangan bahan makanan melalui muntah-muntah dan diare.
Selain itu juga penghancuran jaringan tubuh akan mengikat karena dipakai
untuk pembentukan protein atau enzim-enzim yang diperlukan dalam usaha
pertahanan tubuh. Gangguan gizi dan infeksi sering bekerja secara sinergis,
infeksi akan memperburuk kemampuan seseorang untuk mengatasi penyakit
infeksi.
Zat gizi dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh kembang guna meneapai hasil
yang optimal sesuai dengan kebutuhan. Apabila zat gizi ini kurang, maka akan
dapat mengakibatkan infeksi dan rawat gizi pada remaja. Pada remaja yang
kekurangan energi protein akan menghambat pertumbuhan fisik dan
kecerdasan.
Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoieh dari pengalaman yang berasal dari
berhagai macam sumber, misalnya media massa, elektronik, buku petunjuk,
penyuluhan, dan kerabat dekat. (Yuwono, 1999). Pengetahuan gizi merupakan
pengetahuan gizi merupakan pemahaman masyarakat tentang pemilihan bahan
makanan sehat serta fungsinya bagi tubuh yang dinilai berdasarkan jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kuesioner.
(Suwondo, 1975).
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari
hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
fungsi normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh
terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi
apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi
kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi
essential.
Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam
jumlah yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan.
Semakin tinggi gizi seseorang akan semakin memperhitungkan jenis dan
makanan yang dipilih untuk dikonsumsi. Orang yang pengetahuan gizinya
rendah akan berperilaku memilih makanan yang menarik panca indra dan tidak
mengadakan pemilihan berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka yang
semakin
tinggi
pengetahuannya,
lebih
banyak
mempergunakan
mempertimbangkan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan
tersebut, sehingga seorang ibu dapat menyusun dan mengolah makanan yang
bergizi bagi keluarga. (Sediaoetama, ] 989)
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha yang dilakaukan secara sadar, sengaja, sistematis, dan
terencana oleh orang dewasa kepada an ak yang belum dewasa yang
merupakan bimbingan, pertolongan, dan kepemimpinan dengan tujuan agar
anak dapat mencapai tingkat kedewasaan jasmani dan rohani (Astuti, 2000).
Menurut tingkat atau jenjang pendidikan terdiri dari :
Pendapatan
Pendapatan rumah tangga adalah sejumlah penghasilan dan penerimaan berupa
uang atau barang dari semua anggota keluarga, maupun penerimaan transfer.
Tingkat pendapatan juga menentukan pola makanan apa yang dibeli dengan
uang tambahan tersebut (Berg, 1986). Rendahnya pendapatan merupakan
tantangan lain yang menyebabkan orang orang tak mampu membeli pangan
dalam jumlah yang diperlukan (Sajogyo, 1983). Pada pendapatan terendah,
maka hampir semua pendapatan akan dikeluarkan untuk makan (Handayatu,
1994). Orang miskin biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan
tambahan itu untuk makan. Sedangkan yang kaya tentu akan lebih berkurang
dari jumlah itu. Bagian untuk makanan padi padian akan menurun dan untuk
makanan yang dibuat dari susu akan bertambah jika keluarga keluarga
beranjak ke pendapatan tingkat menengah. Semakin tinggi pendapatan,
semakm bertambah besar pula persentase pertambahan pembelanjaannya.
Dengan demikian, pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan
kualitas dan kuantitas (Berg, 1986).
Pendidikan Orang Tua
Latar belakang pendidikan orang tua, baik kepala keluarga istri merupakan salah
satu unsur yang berperan penting dalam menentukan keadaan gizi anak.
Hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan keadaaan gizi
anak telah banyak diungkapkan oleh para ahH. Pada masyarakat yang rata rata
tingkat pendidikannya rendah, prevalensi gizi kurang yang tinggi dan sebaliknya
13
pada masyarakat yang tingkat penididikan cukup tinggi prevalensi gizi kurang
lebih rendah.
Besar Keluarga
Survey pangan di India memperlihatkan bahwa tersedianya protein bagi setiap
anak dalam keluarga dengan salah satu atau dua anak, mendapat 22% lebih
tinggi dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anak empat atau lima
anak. Kasus gizi buruk yang paling berat sering menimpa anak-anak dari
keluarga besar. (Soekirman, 1999)
IBU HAMIL
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat
gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang
seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat
Besi dan Kalsium.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang
trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi
tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan
lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta.
2.
Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot
dan jumlah air dalam tubuh.
3.
Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral
atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tandatanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan
pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
Blokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih
14
4.
parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali
dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan
adalah tes adaptasi gelap.
4.
5.
6.
Penilaian status gizi secara tidak langsung.
2.
3.
4.
7.
8.
9.
10.
2.
3.
Diet tidak seimbang.Sejak kecil, anak-anak harus terbiasa mengenal makanan sehat.
Seperti membawa makanan ringan buatan rumah sebagai bekal sekolah atau
menyantap potongan buah dan sayur sebagai camilan. Kenalkan mereka pada
makanan bernutrisi yang rendah lemak dan gula.
Aktivitas fisik yang kurang. Ajak mereka melakukan kegiatan fisik seperti olahraga
ringan. Kegiatan itu tak hanya membebaskan mereka dari segudang penyakit namun
juga mengajarkan anak-anak untuk memiliki pandangan positif.
Tidak ada batasan waktu dalam menonton TV. Batasi waktu mereka menonton TV.
Saat menonton TV, mereka jadi enggan bergerak. Hal itu berujung pada risiko
11.
12.
penyakit kardiovaskular dan kegemukan. Aturan itu pun sebaiknya berlaku pada
jam-jam mereka bermain video game atau mengoperasikan komputer.
Tidak menggosok gigi. Ajarkan mereka menggosok gigi sebanyak dua kali sehari.
Beri mereka pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan
gigi.
Tidak mencuci tangan. Anak-anak harus mencuci tangan sebelum dan sesudah
menyantap apapun. Mereka juga harus membersihkan tangan setelah batuk, flu,
atau menyentuh barang-barang kotor.
Konsumsi air yang kurang. Saat anak berusia enam bulan, dokter menyarankan
orangtua mengenalkan air putih pada mereka. Kebiasaan minum air putih akan
mengeluarkan racun dari dalam tubuh.(Magforwoman)
Menghabiskan makanan hingga piring bersihPada umumnya, anak-anak yang sehat
akan makan ketika mereka merasa lapar dan berhenti sebelum kekenyangan.
Namun banyak orang tua yang secara tidak sadar mengacaukan hal ini dengan
mengajarkan anak untuk menghabiskan makanan sampai piring bersih. Hal ini akan
membuat anak bisa makan hingga terlalu kenyang. Sebaiknya sediakan porsi makan
yang sesuai untuk anak, tidak terlalu sedikit, juga tidak terlalu banyak.
Tingginya konsumsi gula. Sudah merupakan hal yang biasa untuk kebanyakan orang
tua membujuk anak-anak mereka agar mau memakan buah-buahan atau sayursayuran dengan sogokan atau hadiah diberikan makanan penutup yang manis
seperti permen, cokelat es krim dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja tidak baik
karena secara tidak langsung Anda mengajarkan anak berpikir bahwa makanan
manis adalah makanan paling enak daripada makanan utama. Akibatnya, anak akan
terbiasa mengonsumsi makanan penutup yang manis setelah mereka makan
makanan seimbang yang sehat.
Ngemil terlalu banyak. Memberikan cemilan terlalu banyak kepada anak akan
membuat anak kenyang dengan makanan yang tidak mengandung nutrisi untuk
tubuh mereka, sehingga mereka akan menolak untuk makan makanan yang sehat.
Selain itu, kebiasaan mengemil pada anak juga tentu saja akan memicu obesitas.
Konsumsi kalori berlebih dari minuman. Minuman seperti soda, jus kalengan dan
smoothies yang mudah ditemukan di mana-mana mengandung kalori yang tinggi
serta tidak memberikan vitamin atau nutrisi apapun untuk tubuh. Oleh karena itu
biasakan memberi Anak anda air putih, susu atau jus yang dibuat sendiri di rumah.
Terlalu lama di depan layar kaca. Tidak membatasi waktu anak di depan layar kaca
juga dapat berdampak kepada berat badan mereka. Jangan izinkan anak seharian
berada di depan layar kaca seperti menonton televisi, bermain video games atau
komputer. Hindari menggunakan televisi atau media lainnya untuk menjadi pusat
perhatian anak Anda saat waktu makan dan bercengkrama dengan Anda.
Tak mengacuhkan waktu tidur. Kekurangan waktu tidur dapat menyebabkan
keinginan untuk mengemil dan makan lebih banyak dari biasanya karena mereka
15
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
membutuhkan asupan ekstra energi untuk tidak tertidur. Oleh karena itu atur jam
tidur anak Anda 8-9 jam setiap hari. (eh)
Suka ngemil sembari menonton televisi
Malas olahraga
Malas minum air putih
Suka makanan yang diproses
Sering stress dan perilaku suka makan
Tidak melakukan 3J : Jenis makanan yang beraneka, Jam makan yang teratur, dan
Jumlah makanan secukupnya
Tidak menghindari 3G : Gula, Garam, Goreng-gorengan
Tidak minum air putih yang cukup (minimal 2 liter per hari)
Mengkonsumsi makanan kaleng
Tidak menyikat gigi setelah makan
cuci tangan sebelum makan atau selalu minum air yang sudah dimasak. Maka
hal ini akan menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anakanak.
Tujuan PHBS:
1.
Tujuan Umum
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
2.
Tujuan Khusus
Manfaat PHBS:
1.
2.
Strategi PHBS
Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi
kesehatan dan PHBS yaitu:
1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
16
2.
3.
Jenis
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga Sehat.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS dan 3
indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:
1.
2.
3.
17
5.
6.
7.
8.
Menurut Dinas Keshatan Republik Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008
mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi, maka
tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.
18
PHBS SEKOLAH
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 10 tahun), yang ternyata
umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha
Kesehatan Sekolah.
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan
kesehatan di institusi pendidikan. Indikator institusi pendidikan adalah Sekolah Dasar
negeri maupun swasta (SD/MI). Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah
dan siswa dengan indikator :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman
penyakit.
Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi
belajar peserta didik.
Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu
menarik minat orang tua (masyarakat).
19
swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti sarana
pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana perdagangan, dsb.
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang
ber-PHBS. Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang
berada di tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau
menularkan penyakit.
Syarat tempat umum yang ber-PHBS yaitu :
-
20
Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang bertaubat dan orang orang
yang mermbersikan diri. ( QS. Al baqarah:222 ).
Ada dua makna dalam arti suci, iaitu suci dari hadas dan suci dari najis. Hadas dan najis
merupakan sesuatu yang menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah tertentu
seperti solat. Hadas berbeza dengan najis kerana hadas bererti keadaan dan bukan suatu
benda atau zat tertentu, sedangkan najis bererti benda atau zat tertentu dan bukan suatu
keadaan.
Hadas adalah suatu keadaan tidak suci yang tidak dapat dilihat, tetapi wajib disucikan
untuk sahnya ibadah: Hadas dibagi dua. a. Hadas kecil. Penyebabnya antara lain keluar
sesuatu dari dubur atau qubul, menyentuh lawan jenis yang bukan muhrimnya dan tidur
nyeyak dalam keadan tidak duduk tetap. Cara mensucikan hadas ini ialah berwudhu. b.
Hadas besar/Jenaba. Penyebabnya antara lain : keluar air mani, bersetubuh, wanita
melahirkan dan haidh. Cara mensucikan hadas besar ini adalah mandi yang harus dibasahi
seluruh tubuhnya.
Najis adalah suatu benda kotor menurut syara' (hukum agama). Benda - benda najis
meliputi : Darah, Anjing, babi nanah, bangkai selain bangkai manusia, ikan laut, dan
belalang, Segala sesuatu yang keluar dari dubur dan qubul, minuman keras yang
memabukkan. Najis dibagi menjadi tiga yaitu : a. Najis mukhaffafah (ringan). yaitu air
kencing bayi laki-laki yang belum berumurdua tahun, dan belum makan sesuatu kecuali air
susu ibunya (ASI). Cara menghilangkannya cukup dipercikkan air pada tempat yang
terkena najis tersebut.
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (QS. Al Maaidah, 5: 3).
Allah berfirman:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan
individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia
mampu menjadi umat yang pilihan.
A. Kebersihan, membersihkan dan menyucikan diri
a. Tubuh: Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7
alasan merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah.
b. Tangan: Nabi Muhammad SAW bersabda: Cucilah kedua tanganmu sebelum dan
sesudah makan , dan Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak
seorang pun tahu dimana tangannya berada di saat tidur.
c. Islam memerintahkan kita untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.
d. Makanan dan minuman: Lindungilah makanan dari debu dan serangga, Rasulullah
SAW sersabda: Tutuplah bejana air dan tempat minummu
e. Rumah: Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu sebagaimana dianjurkan
untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan: Menyingkirkan duri dari jalan
adalah ibadah.
f. Perlindungan sumber air, misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullah melarang
umatnya buang kotoran di tempat-tempat sembarangan.
Perintah-perintah Rasulullah SAW tersebut di atas memiliki makna bahwa kita harus
menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran
pencernaan.
B. Penanggulangan dan penanganan epidemi penyakit
Karantina penyakit: Nabi Muhammad SAW bersabda: Jauhkanlah dirimu sejauh satu
atau dua tombak dari orang yang berpenyakit lepra
Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar penanganan dan penanggulangan
berbagai penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat (misalnya wabah kolera
dan cacar), Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit
wabah, dan bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya.
Islam menganjurkan umatnya melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari berbagai
penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi.
C. Makanan
a. Makanan yang diharamkan
Firman Allah SWT : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
21
22
manusia sehari-hari. Bila seseorang menangani gangguan kesehatan, tidak boleh hanya
memperhatikan gangguan badaniah saja, tetapi sekaligus segi kejiwaan dan sosial
budayanya. Rohani datang dari Allah, maka kebahagiaan hanya akan didapat apabila
makin dekat kepada pencipta-Nya.
Di dalam bulan puasa disunahkan untuk makin berdekat diri dengan Allah SWT baik lewat
shalat, membaca Alquran, zikir, berdoa, istighfar, dan qiyamul lail. Selama sebulan secara
terus-menerus akan membuat rohani makin sehat, jiwa makin tenang. Dengan
memperbanyak ingat kepada Allah, makin yakin bahwa semua yang ada datang dari Allah
dan akan kembali kepada-Nya jua. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah antara lain:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS:Al Baqarah 45).
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orangorang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
kecuali merugi. (QS:Al-Isra 82)
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Rineka Cipta
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Panduan-PMT-BOK2011.pdf
Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) diunduh 27 Mei 2013 dari: http://dinkessulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Penyakit Berbasis Lingkungan diunduh 27
Mei 2013 dari: www.pamsimas.org/index.php?option=com...penyakit
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diunduh 27 Mei 2013 dari:
http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/119-perilaku-hidupbersih-dan-sehat
Rancangan Undang-Undang RI TentangPemberian Makanan Tambahan
danPemeriksaan Kesehatan Berkala Bagi AnakUsia 1 (Satu) sampai dengan 12
(Dua Belas)Tahundiunduh 29 Mei 2013 dari: http://staff.blog.ui.ac.id/wikua/files/2009/02/ruu-ttg-pemberian-makanan-tambahan.pdf
23