Anda di halaman 1dari 23

Masalah gizi di indonesia

a.

Gizi kurang pada anak

Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan energi
dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu lama. Anak disebut gizi buruk apabila
berat badan dibanding umur tidak sesuai (selama 3bulan berturut-turut tidak naik) dan tidak
disertai tanda-tanda bahaya.
Ada tiga tipe gizi buruk, antara lain:
Kwashiorkor memiliki ciri:
1) edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah)
membulat dan lembab
2) pandangan mata sayu
3) rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit
dan mudah rontok
4) terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
5) terjadi pembesaran hati
6) otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
7) terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)
8 ) sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
9) anemia dan diare
Sedangkan ciri-ciri marasmus :
1) badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit
2) wajah seperti orang tua
3) mudah menangis/cengeng dan rewel
4) kulit menjadi keriput
5) jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana
longgar)
6) perut cekung, dan iga gambang
7) seringdisertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
8 ) diare kronik atau konstipasi (susah buang air)
Adapun marasmic-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala klinis
kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.

Penyebab gizi buruk


A.

Penyebab terjadinya gizi buruk secara langsung antara lain:

Penyapihan yang terlalu dini

Kurangnya sumber energi dan protein dalam makanan TBC

Anak yang asupan gizinya terganggu karena penyakit bawaan seperti


jantung atau metabolisme lainnya.
B. Penyebab tidak langsung:

Daya beli keluarga rendah/ ekonomi lemah

Lingkungan rumah yang kurang baik

Pengetahuan gizi kurang

Perilaku kesehatan dan gizi keluarga kurang


C. Dampak gizi buruk pada anak terutama balita

Pertumbuhan badan dan perkembangan mental anak sampai dewasa


terhambat.

Mudah terkena penyakit ispa, diare, dan yang lebih sering terjadi.

Bisa menyebabkan kematian bila tidak dirawat secara intensif.


Pencegahan gizi buruk
Menurut Menteri Kesehatan RI, tanggung jawab pemerintah Pusat dalam hal ini Depkes
adalah merencanakan dan menyediakan anggaran bagi keluarga miskin melalui Jaminan
Kesehatan Masyarakat, membuat standar pelayanan, buku pedoman serta melakukan
pembinaan dan supervisi program ke provinsi, kabupaten dan kota.5 Dalam kaitannya
dengan gizi buruk, Depkes pada tahun 2005 telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional
(RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005 2009.Menkes menambahkan,
pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas pelayanan kesehatan dan gizi yang bermutu
melalui penambahan anggaran penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk menjadi Rp. 600
milyar pada tahun 2007 dari yang sebelumnya 63 milyar pada tahun 2001.7 Anggaran
tersebut ditujukan untuk:
1. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan balita di
posyandu
2. Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana kasus gizi buruk di puskesmas/RS dan
rumah tangga
3. Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada balita kurang
gizi dari keluarga miskin
4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan asuhan gizi kepada
anak (ASI/MP-ASI)

5. Memberikan suplementasi gizi (kapsul Vit.A) kepada semua balita


Adapun strategi dan kegiatan Depkes dan organ-organnya, untuk memenuhi tujuan-tujuan
tersebut antara lain9:

Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan


pertumbuhan

Surveilen gizi buruk

Strategi:

Pelaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi (PWS-Gizi)


Pelaksanaan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi buruk

1. Revitalisasi posyandu untuk mendukung pemantauan pertumbuhan


Pemantauan status gizi (PSG)
2. Melibatkan peran aktif tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan kelompok
potensial lainnya.

3. Meningkatkan cakupan dan kualitas melalui peningkatan keterampilan tatalaksana gizi


buruk

5. Menyediakan dan melakukan KIE

6. Meningkatkan kewaspadaan dini KLB gizi buruk

b.

4. Menyediakan sarana pendukung (sarana dan prasarana)

Kegiatan:

Deteksi dini gizi buruk melalui bulan penimbangan balita di posyandu


Melengkapi kebutuhan sarana di posyandu (dacin, KMS/Buku KIA, RR)
Orientasi kader
Menyediakan biaya operasional
Menyediakan materi KIE
Menyediakan suplementasi kapsul Vit. A

Tatalaksana kasus gizi buruk


a. Menyediakan biaya rujukan khusus untuk gizi buruk gakin baik di puskesmas/RS
(biaya perawatan dibebankan pada PKPS BBM)
b. Kunjungan rumah tindak lanjut setelah perawatan di puskesmas/RS
c. Menyediakan paket PMT (modisko, MP-ASI) bagi pasien paska perawatan
d. Meningkatkan ketrampilan petugas puskesmas/RS dalam tatalaksana gizi
buruk
Pencegahan gizi buruk

Pemberian makanan tambahan pemulihan (MP-ASI) kepada balita


gakin yang berat badannya tidak naik atau gizi kurang
Penyelenggaraan PMT penyuluhan setiap bulan di posyandu

Advokasi, sosialisasi dan kampanye penanggulangan gizi buruk


Advokasi kepada pengambil keputusan (DPR, DPRD, pemda, LSM, dunia usaha
dan masyarakat)
Kampanye penanggulangan gizi buruk melalui media efektif
Manajemen program:
Pelatihan petugas
Bimbingan teknis
Gizi lebih pada anak
Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi yang
dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan
merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya berbagai penyakit
degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, diabetes mellitus,
jantung koroner, hati, dan kandung empedu.

Akibat Gizi Kurang pada Proses Tubuh:


Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang.
Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas)
menyebabkan gangguan pada proses-proses sebagai berikut :
1.

Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein sebagai zat pembakar,
sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Kekurangan
karbohidrat dan zat lemak juga dapat menyebabkan tubuh menjadi lesu, kurang
bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan dan kondisi tubuh yang demikian
tentunya akan banyak menimbulkan kerugian.

2.

3.

4.

5.

1.

2.

3.

4.

Produksi Tenaga
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang kekurangan tenaga
untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas merasa
lemah, dan produktivitas kerja menurun.
Pertahan Tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi
berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare.
Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian.
Struktur dan Fungsi Otak
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental,
dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai benuk maksmal pada usia dua
tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.
Perilaku
Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gzi menunjukkan perilaku tidak
tenang. Mereka mudah tersinggung, cengang, dan apatis

a. Klasifikasi
Malnutrisi jenis bahan yang kurang
Kelompok KEP yaitu kurang energi protein. Ada 3 jenis: kwasiorkor, marasmik, dan
marasmik kwashiorkor
Kelompok kekurangan vitamin/mineral
a. Anemi kekurangan zat besi
b. Defisiensi vitamin A
c. Penyakit gondok endemic
d. Penyakit defisiensi lainnya seperti beri-beri, pellagra, scurvy, rickets
Menurut derajat tingkatan keadaan gizi
a. Gizi lebih
b. Gizi baik
c. Gizi kurang
d. Gizi buruk
Menurut sebab terjadinya malnutrisi
a. Primary malnutrition
Terjadi karena makanan yg dimakan (intake) tidak cukup / berlebihan
b. Secondary malnutrition
Terjadi meskipun makanan yg dimakan sudah cukup untuk kebutuhannya karena
sebab lain, misal karena kebutuhan meningkat, gangguan absorbsi

Kurang Energi Protein (KEP)/Protein Energi Malnutrition (PEM)/Protein Calori


Malnutrition (PCM)
1.

2.
3.
4.
5.

Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki
(buteki)
Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan biokimiawi dan gejala klinis
(marginal malnutrition)
Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus atau tiep marasmikkwashiorkor
Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala klinis dan kelainan biokimiawi yang
khas

Penyebab
.
.
.
.

Masukan makanan atau kuantitas dan kualitas rendah


Gangguan sistem pencernaan atau penyerapan makanan
Pengetahuan yang kurang tentang gizi
Konsep klasik diet cukup energi tetapi kurang pprotein menyebabkan
kwashiorkor
.
Diet kurang energi walaupun zat gizi esensial seimbang menyebabkan marasmus
.
Kwashiorkor terjadi pada hygiene yang buruk , yang terjadi pada penduduk desa
yang mempunyai kebiasaan memberikan makanan tambahan tepung dan tidak
cukup mendapatkan ASI
.
Terjadi karena kemiskinan sehingga timul malnutrisi dan infeksi
Gejala klinis KEP ringan
.
Pertumbuhan mengurang atau berhenti
.
BB berkurang, terhenti bahkan turun
.
Ukuran lingkar lengan menurun
.
Maturasi tulang terlambat
.
Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun
.
Tebal lipat kulit normal atau menurun
.
Aktivitas dan perhatian kurang
.
Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan
Pembagian
.
.
.

Marasmus
Kwashiorkor
Marasmus-kwashiorkor

Marasmus adalah kekurangan energi pada makanan yang menyebabkan cadangan protein
tubuh terpakai sehingga anak menjadi kurus dan emosional. Sering terjadi pada bayi
yang tidak cukup mendapatkan ASI serta tidak diberi makanan penggantinya, atau terjadi
pada bayi yang sering diare.

Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama.

Penyebab
c. Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi atau kalori didalam makanan
d. Kebiasaan makanan yang tidak layak
e. Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan
Tanda dan gejala
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus


Mata besar dan dalam, sinar mata sayu
Mental cengeng
Feces lunak atau diare
Rambut hitam, tidak mudah dicabut
Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak ada, lemak subkutan menghilang hingga
turgor kulit menghilang
g. Kulit keriput, dingin, kering dan mengendur, baggy paint
h. Torax atau sela iga cekung
i. Atrofi otot, tulang terlihat jelas (muscle wasting)
j. Tekanan darah lebih rendah dari usia sebayanya
k. Frekuensi nafas berkurang
l. Kadar Hb berkurang
m. Disertai tanda-tanda kekurangan vitamin

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Lemas-lethargi
Perubahan mental (sering menangis, pada stadium lanjut menjadi apatis)
Rambut merah, jarang, mudah dicabut
Jaringan lemak masih ada
Perubahan warna kulit (terdapat titik merah kemudian menghitam, kulit tidak
keriput)
Iga normal-tertutup oedema
Atrofi otot
Anoreksia
Diare
Pembesaran hati (perlemakan hepar)
Anemia
Sering terjadi acites
Oedema (edema kedua tungkai, pitting edema)

Kwashiorkor-marasmik
kwashiorkor

memperlihatkangejala

campuran

antara

marasmus

dan

Penatalaksanaan
Secara umum

Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan sering timbul
pada usia 1-3 tahun karena pada usia ini kebutuhan protein tinggi.
Meski penyebab utama kwashiorkor adalah kekurangan protein, tetapi karena bahan
makanan yang dikonsumsi kurang menggandung nutrient lain serta konsumsi daerah
setempat yang berlainan, akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai
negara.
Penyebab
.
Kekurangan protein dalam makanan
.
Gangguan penyerapan protein
.
Kehilangan protein secara tidak normal
.
Infeksi kronis
.
Perdarahan hebat
Tanda dan gejala
1.
2.
3.

Wajah seperti bulan moon face


Pertumbuhan terganggu
Sinar mata sayu

1. Ruangan cukup hangat dan bersih


2. Posisi tubuh diubah-ubah (karena mudah terjadi dekubitus)
3. Pencegahan infeksi nosokomial
4. Penimbangan BB tiap hari
Secara khusus
Resusitasi dan terapi komplikasi

Koreksi dehidrasi dan asidosis (pemberian cairan oralit atau infus)

Mencegah atau mengobati defisiensi vitamin A

Terapi Ab bila ada tanda infeksi atau sakit berat


Dietetik

Prinsip TKTP dan suplemen vitamin mineral


Bentuk makanan disesuaikan secara individual (cair, lunak, biasa, makanan
dengan porsi sedikit-sedikit tapi sering)

Pemantauan masukan makanan tiap hari (perubahan diet biasanya dilakukan


setiap saat)
Persiapan pulang

Gejala klinik tidak ada


Nafsu makan baik
Pembekalan terhadap orang tua tentang gizi, perilaku hidup dan lingkungan yang
sehat
Komplikasi

Infeksi saluran pencernaan


Defisiensi vitamin
Depresi mental

Program pemerintah penanggulangan KEP


Diprioritaskan pada daerah-daerah miskin dengan sasaran utama

Ibu hamil

Bayi

Balita

Anak-anak sekolah dasar


Keterpaduan kegiatan

Kegiatan

Penyuluhan gizi
Peningkatan pendapatan
Peningkatan pelayanan kesehatan
Keluarga berencana
Peningkatan peran serta masyarakat

Penanganan secara khusus KEP berat

BB >>> tidak selalu obesitas


Penyebab

Gejala

Perilaku makan yang berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan


Aktifitas fisik yang rendah
Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau akibat)
Laju pertumbuhan yang sangat cepat
Genetik atau faktor keturunan
Gangguan hormon

Terlihat sangat gemuk

Lebih tinggi dari anak normal seumur

Dagu ganda

Buah dada seolah-olah berkembang

Perut menggantung

Penis terlihat kecil


Terdapat 2 golongan obesitas

Rujukan pelayanan gizi di posyandu


Peningkatan gerakan sadar pangan dan gizi
ASI eksklusif

Regulatory obesity, yaitu gangguan primer pada pusat pengatur masukan


makanan

Obesitas metabolik, yaitu kelainan metabolisme lemak dan karbohidrat


Resiko/dampak obesitas

Gangguan respon imunitas seluler

Penurunan aktivitas bakterisida

Kadar besi dan seng rendah


Penatalaksanaan

OBESITAS

Merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang


berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh
Gizi lebih (over weight) dimana berat badan melebihi berat badan rata-rata,
namun tidak selalu identik dengan obesitas

Peningkatan upaya pemantauan tumbuh kembang anak melalui keluarga, dasawisma dan
posyandu

adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan
akumulasi jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh.

Menurunkan BB sangat drastis dapat menghentikan pertumbuhannya. Pada


obesitas sedang, adakalanya penderita tidak memakan terlalu banyak, namun
aktifitasnya kurang, sehingga latihan fisik yang intensif menjadi pilihan utama
Pada obesitas berat selain latihan fisik juga memerlukan terapi diet. Jumalh
energi dikurangi, dan tubuh mengambil kekurangan dari jaringan lemak tanpa
mengurangi pertumbuhan, dimana diet harus tetap mengandung zat gizi esensial.

Kurangi asupan energi, akan tetapi vitamin dan nutrisi lain harus cukup, yaitu
dengan mengubah perilaku makan

Mengatasi gangguan psikologis

Meningkatkan aktivitas fisik

Membatasi pemakaian obat-obatan yang untuk mengurangi nafsu makan

Bila terdapat komplikasi, yaitu sesak nafas atau sampai tidak dapat berjalan,
rujuk ke rumah sakit

Konsultasi (psikologi anak atau bagian endokrin)


ANEMIA

Dampak

Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa
bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.

Produktivitas rendah

SDM untuk generasi berikutnya rendah


Penyebab

Keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht) dan eritrosit lebih rendah dari
nilai normal, akibat defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang
dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.

Sebab langsung

Macam-macam anemia

Anemia defisiensi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa
hemoglobin
Anemia megaloblastik adalah terjadinya penurunan produksi sel darah merah
yang matang, bisa diakibatkan defisiensi vitamin B12
Anemia aplastik adalah anemia yang berat, leukopenia dan trombositopenia,
hipoplastik atau aplastik

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Prevalensi tertinggi terjadi didaerah miskin, gizi buruk dan penderita infeksi
Hasil studi menunjukan bahwa anemia pada masa bayi mungkin menjadi salah
satu penyebab terjadinya disfungsi otak permanen
Defisiensi zat besi menurunkan jumlah oksigen untuk jaringan, otot kerangka,
menurunnya kemampuan berfikir serta perubahan tingkah laku.

Kurang asupan makanan yang mengandung zat besi

Mengkonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi

Infeksi penyakit
Sebab tidak langsung

Distribusi makanan yang tidak merata ke seluruh daerah


Sebab mendasar

Pendidikan wanita rendah

Ekonomi rendah

Lokasi ggeografis (daerah endemis malaria)


Kelompok sasaran prioritas

Ibu hamil dan menyusui

Balita

Anak usia sekolah

Tenaga kerja wanita

Wanita usia subur


Penanganan

Ciri

Akan memperlihatkan respon yang baik dengan pemberian preparat besi

Kadar Hb meningkat 29% setiap 3 minggu


Tanda dan gejala

Pucat (konjungtiva, telapak tangan, palpebra)

Lemah
Lesu
Hb rendah
Sering berdebar
Papil lidah atrofi
Takikardi
Sakit kepala
Jantung membesar

Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) serta suplemen tambahan


pada ibu hamil maupun menyusui
Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta pemberian suplemen dalam
bentuk multivitamin kepada balita
Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih memperhatikan
keadaan anak usia sekolah serta pemeberian suplemen tambahan kepada anak
sekolah

Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian suplemen
kepada tenaga kerja wanita
Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur
(WUS)

DEFISIENSI VITAMIN A
Prevalensi tertinggi terjadi pada balita

Penyebab

Intake makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah


Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada bumil sampai
melahirkan akan memberikan kadar vitamin A yang rendah pada ASI
MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan vitamin A
Gangguan absorbsi vitamin A atau pro vitamin A (penyakit pankreas, diare
kronik, KEP dll)
Gangguan konversi pro vitamin A menjadi vitamin A pada gangguan fungsi
kelenjar tiroid
Kerusakan hati (kwashiorkor, hepatitis kronik)

Catatan

Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A


Fortifikasi (susu, MSG, tepung terigu, mie instan)
Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun (200.000 IU pada
bulan februari dan agustus), ibu nifas (200.000 IU), anak usia 6-12 bulan
(100.000 IU)
Kejadian tertentu, ditemukan buta senja, bercak bitot. Dosis saat ditemukan
(200.000 IU), hari berikutnya (200.000 IU) dan 4 minggu berikutnya (200.000
IU)
Bila ditemukan xeroptalmia. Dosis saat ditemukan :jika usia >12 bulan 200.000
IU, usia 6-12 bulan 100.000 IU, usia < 6 bulan 50.000 IU, dosis pada hari
berikutnya diberikan sesuai usia demikian pula pada 1-4 minggu kemudian dosis
yang diberikan juga sesuai usia
Pasien campak, balita (200.000 IU), bayi (100.000 IU)

Vitamin A merupakan nutrient esensial, yang hanya dapat dipenuhi dari luar
tubuh, dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan karena
tidak larut dalam air
Gangguan asupan vitamin A bisa menyebabkan morbili, diare yang bisa berujung
pada morbiditas dan mortalitas, dan pneumonia

Sifat

Mudah teroksidasi

Mudah rusak oleh sinar ultraviolet

Larut dalam lemak


Tanda dan gejala

Rabun senja-kelainan mata, xerosis konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea

Kadar vitamin A dalam plasma <20ug/dl


Tanda hipervitaminosis

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

Adalah sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh menderita


kekurangan yodium secara terus menerus dalam waktu yang lama.
Merupakna masalah dunia
Terjadi pada kawasan pegunungan dan perbukitan yang tanahnya tidak cukup
mengandung yodium
Defisiensi yang berlangsung lama akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid yang
secara perlahan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok

Dampak
Akut

Kronis

Mual, muntah
Fontanela meningkat

Anoreksia

Kurus

Cengeng

Pembengkakan tulang
Upaya pemerintah

Pembesaran kelenjar gondok

Hipotiroid

Kretinisme

Kegagalan reproduksi

Kematian
Defisiensi pada janin

Dampak dari kekurangan yodium pada ibu


Meningkatkan insiden lahir mati, aborsi, cacat lahir
Terjadi kretinisme endemis


Jenis syaraf (kemunduran mental, bisu-tuli, diplegia spatik)

Miksedema (memperlihatkan gejala hipotiroid dan dwarfisme)


Defisiensi pada BBL

Penting untuk perkembangan otak yang normal


Terjadi penurunan kognitif dan kinerja motorik pada anak usia 10-12 tahun pada
mereka yang dilahirkan dari wanita yang mengalami defisiensi yodium
Defisiensi pada anak

Puncak kejadian pada masa remaja

Prevalensi wanita lebih tinggi dari laki-laki

Terjadi gangguan kinerja belajar dan nilai kecerdasan


Klasifikasi tingkat pembesaran kelenjar menurut WHO (1990)

Anak dan remaja : gondok, hipotiroid juvenile, gangguan fungsi mental (IQ
rendah), gangguan perkembangan

Dewasa : gondok, hipotiroid, gangguan fungsi mental, hipertiroid diimbas oleh


yodium
Sumber makanan beryodium yaitu makanan dari laut seperti ikan, rumput laut dan sea food.
Sedangkan penghambat penyerapan yodium (goitrogenik) seperti kol, sawi, ubi kayu, ubi
jalar, rebung, buncis, makanan yang panas, pedas dan rempah-rempah.
Pencegahan/penanggulangan

Fortifikasi : garam
Suplementasi : tablet, injeksi lipiodol, kapsul minyak beryodium
Strategi Pencegahan Dan Penanggulangan Gizi Buruk

Sasaran

Tingkat 0 : tidak ada pembesaran kelenjar


Tingkat IA : kelenjar gondok membesar 2-4x ukuran normal, hanya dapat
diketahui dengan palpasi, pembesaran tidak terlihat pada posisi tengadah
maksimal
Tingkat IB : hanya terlihat pada posisi tengadah maksimal
Tingkat II : terlihat pada posisi kepala normal dan dapat dilihat dari jarak 5
meter
Tingkat III : terlihat nyata dari jarak jauh

Ibu hamil

WUS
Dosis dan kelompok sasaran pemberian kapsul yodium

Bayi < 1tahun : 100 mg

Balita 1-5 tahun : 200 mg

Wanita 6-35 tahun : 400 mg

Ibu hamil (bumil) : 200 mg

Ibu meneteki (buteki) : 200 mg

Pria 6-20 tahun : 400 mg


GAKY tidak berhubungan dengan tingkat sosek melainkan dengan geografis

Mengembalikan fungsi posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi


masyarakat dan keluarga dalam memantau, mengenali dan menanggulangi secara
dini gangguan pertumbuhan pada balita utamanya baduta.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM puskesmas beserta
jaringannya dalam tatalaksana gizi buruk dan masalah gizi lain, manajemen
laktasi dan konseling gizi.
Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan
termasuk keadaan darurat melalui suplementasi zat gizi mikro, MP-ASI, makanan
tambahan dan diet khusus.
Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui advokasi, sosialisasi dan KIE gizi
seimbang.
Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui SKDN, Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) Gizi Buruk, dan Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), untuk meningkatkan manajemen
program perbaikan gizi.
Mengembangkan model intervensi gizi tepat guna yang evidence based.
Menggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan masyarakat beserta
swasta/dunia usaha dalam memobilisasi sumberdaya untuk penyediaan pangan di
tingkat rumah tangga, peningkatan daya beli keluarga, dan perbaikan pola asuhan
gizi keluarga.

Spektrum gangguan akibat kekurangan yodium

Fetus : abortus, lahir mati, kematian perinatal, kematian bayi, kretinisme nervosa
(bisu tuli, defisiensi mental, mata juling), cacat bawaan, kretinisme miksedema,
kerusakan psikomotor
Neonatus : gangguan psikomotor, hipotiroid neonatal, gondok neonatus

Status Gizi Pada Anak Usia Sekolah dan Ibu Hamil


a. Definisi
Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh makanan yang
dikonsumsi dinilai dengan ukuran atau parameter gizi (Soehardjo, 1990).

Status Gizi Anak Sekolah


Masa anak sekolah dasar adalah masa anak berumur 6 12 tahun. Anak anak yang
berumur 6 12 tahun sedang masa puncak perkembangan. Saat umur inilah
pertumbuhan ini agak lambat tapi perkembangan berangsur angsur menjadi
mengetahui banyak tentang diri dan dunianya.

2.

3.

Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan
fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak
fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan
standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB

2.

Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh
petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan
dan meteran tinggi badan (mikrotoise)
Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran
TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas
anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1
tahun adalah 12 bulan.
a. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang
baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku
rujukan (Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk
menghitung SSB dapat dipakai rumus :

Skor Baku Rujukan


Dimana :

Bila SSB < -2 SD


Bila SSB -2 s/d +2 SD
Bila SBB > +2 SD
Bila SSB < -2 SD
Bila SSB -2 s/d +2 SD
Bila SSB > +2 SD

Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes,
2004). Dan dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 3

Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :


1.

TB/U
a. Pendek
b. Normal
c. Tinggi
BB/TB
a. Kurus
b. Normal
c. Gemuk

NIS NMBR
NSBR

NIS

: Nilai Induvidual Subjek

NMBR

: Nilai Median Baku Rujukan

NSBR

: Nilai Simpang Baku Rujukan

Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks


(BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
Indeks yang digunakan
Interpretasi
BB/U

TB/U

BB/TB

Normal, dulu kurang gizi

Rendah

Rendah

Normal

Sekarang kurang ++

Rendah

Tinggi

Rendah

Sekarang kurang +

Rendah

Normal

Rendah

Normal

Normal

Normal

Normal

Sekarang kurang

Normal

Tinggi

Rendah

Sekarang lebih, dulu kurang

Normal

Rendah

Tinggi

Tinggi, normal

Tinggi

Tinggi

Normal

Obese

Tinggi

Rendah

Tinggi

Sekarang lebih, belum obese

Tinggi

Normal

Tinggi

Hasil pengukuran dikategorikan sbb


1.

Untuk BB/U
a. Gizi Kurang
b. Gizi Baik
c. Gizi Lebih

Bila SSB < - 2 SD


Bila SSB -2 s/d +2 SD
Bila SSB > +2 SD

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :


Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS


Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber: Depkes RI, 2004
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah
satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri.
Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks
yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a.

b.

c.

Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan
akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat
badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai
dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya
kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2
tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat.
Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi
perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak
diperhitungkan ( Depkes, 2004).
Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang
mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.
Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)
atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat
pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan
kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu
pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu
(Djumadias Abunain, 1990).
Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan
kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi
masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan
kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (
tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi
Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya

hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan
gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat
yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan
adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status
gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk
melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi,
1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < 2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang
sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD
= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk
Status Gizi Ibu Hamil
Menurut UU Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan BAB V Upaya
Kesehatan Pasal 20 ayat 2 menyebutkan Status gizi ialah tingkat kecukupan gizi
seseorang yang sesuai dengan jenis kelamin dan umur.
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk
pertumbuhan dan perkembanganjanin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk
memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan
maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun
janin yang dikandungnya.
Kecukupan gizi selama hamil dapat dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu
dan berat lahir janin. Meskipun baku penilaian status gizi wanita yang tidak hamil tidak
dapat diaplikasikan pada wanita hamil, perubahan fisiologi selama hamil dapat digunakan
sebagai petunjuk. Berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat yang
tidak adekuat merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk memperkirakan

10

laju pertumbuhan janin. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu. (Arisman, 2009)
Cara Pengukuran Status Gizi
Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko terjadinya
persalinan small gestational age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan
untuk setiap wanita berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat
badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki
berat badan normal, kurang atau lebih sebelum kehamilan. Metode yang biasa digunakan
dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah body mass index (BMI).
Formula ini digunakan untuk menghitung BMI adalah
2
BMI = Berat/Tinggi
BMI dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut :
a. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah
b. 19,8 sampai dengan 26,0 normal
c. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi
d. Lebih dari 29 obesitas
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI)
Total Kenaikan BB (Kg)

Penambahan BB

Normal ( BMI 19,8-26)

12,5 13

TM I (Kg)
2,3

TM II (Kg)
0,49

Kurus ( BMI < 19,8 )

11,5 16

1,6

0,44

Lebih

7 11, 6

0,9

0,3

Obesitas ( BMI > 29 )

Distribusi penambahan berat badan ibu hamil


Trimester
Distribusi
I
Terutama pertambahan pada jaringan ibu dan
cadangan lemak, berat janin pada 10 minggu
5 gram
II
Pertambahan yang pesat pada cadangan
lemak ibu dan jaringan, berat janin pada
minggu 20 350 gram.
III
Pertambahan terutama pada janin dan

bertambahnya cairan, berat janin pada 32


minggu 2 kg.
Pola Pertambahan Berat Badan
Berat badan lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu,
merupakan faktor menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil. Di
negara maju pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg. Kalau ibu
kekurangan gizi, pertambahannya hanya sekitar 7-8 kg dengan akibat melahirkan bayi
BBLR. ( Paath,dkk., 2005 )
National Academy of Scienses ( 1970 ) menganjurkan pertambahan berat badan sekitar 911,3 kg. Pada tahun 1983 usulan ini diubah menjadi 10-12,2 kg, dan diperbaiki menjadi
11,3-15,9 kg ( bagi wanita yang normal berat badan dan tinggi badannya ). (Arisman, 2009
).
Manfaat Nutrisi
a. Nutrisi untuk pertumbuhan
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh
dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus
berganti, sel sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat
makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.
b. Makanan sebagai suku cadang
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh
dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus
berganti, sel sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat
makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.Untuk
itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi. Begitu juga untuk yang
menjalani operasi atau yang baru melahirkan.
c. Makanan sebagai bensin tubuh
Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi,
menyapu, juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap membutuhkan tenaga
untuk bernafas, degup jantung, serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya.
Namun, makanan perlu diatur agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus
memadai, dan mutunya sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil
a. Suhu Lingkungan
Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37 derajat Celsius untuk
mempertahankan metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh
dengan lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi
kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti

11

b.

c.

d.

e.

dengan hasil metabolisme tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh dengan
lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang akan dilepaskan. Dengan
adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan
sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh. Maka lebih
besar perbedaan suhu berarti lebih besar masukan energi yang diperlukan.
Status Ekonomi dan Sosial
Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam
memilih makanannya. Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah
garis kemiskinan (keluarga prasejahtera), berguna untuk pemastian ibu mampu
membeli dan memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Kebiasaan dan Pandangan Wanita terhadap Makanan
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan.
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan
gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan
perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam
mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.
Usia
Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan.
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam
pemberian nutrisi anak balita. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu
hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang banyak karena selain
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi
dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua perlu
energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan
untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna
mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Lebih muda umur seorang wanita
hamil, lebih banyak energi yang di butuhkan. Angka kematian maternal yang berusia
10-14 tahun 5 kali lebih besar dari mereka yang berusia 20-24 tahun. Remaja yang
berumur 15-19 tahun menunjukkan angka kematian 2 kali lebi besar. Ini berhubungan
dengan status gizi remaja yang perkembangan fisik dan mentalnya masih
membutuhkan energi lebih banyak. Masalah yang mempengaruhi reproduksi yang
mencakup gizi untuk menjamin pertumbuhan sempurna salah satunya ialah umur saat
hamil terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau umur terlalu tua (diatas 35 tahun)
Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan
itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik, dan lebih matang dari individu, kelompok atau masyarakat. Bagi
masyarakat yang berpendidikan tinggi dan cukup tentang nilai gizi lebih banyak
menggunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan
atau pertimbangan fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan psikis.

Menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Pasal I ayat 11 menyebutkan sebagai


berikut :
11
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
f. Status Kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Status ialah keadaan kedudukan seseorang.
Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu
makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan
yang berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus ingat, bahwa
gizi yang dapat ia dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk
dirinya.
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau makanan yang nebgandung zat
besi seperti bayan, hati dan sebagainya. Menurut Reverlly, Sakit adalah tidak adanya
keselarasan antara lingkungan dengan individu. Menurut white tahun 1977, sehat
adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai
keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan. Sedangkan
menurut UU RI No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan BAB I Pasal I menyebutkan,
kesehatan ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Status Gizi Bagi Ibu Hamil Menurut WHO, dampak kekurangan gizi pada ibu hamil,
kekurangan gizi pada ibu hamil, akibat kurang gizi pada ibu hamil, dampak kurang gizi
pada ibu hamil, kebutuhan gizi seimbang dan pengaruh status gizi terhadap sistem
reproduksi, kebutuhan energi ibu hamil menurut who, pengaruh status gizi terhadap
sistem reproduksi akan dijelaskan dalam artikel kesehatan kali ini: Status gizi ibu hamil
pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur
kehamilan. Hal ini dikarenakan berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan
bayi yang normal juga. Di negara maju, rata-rata kenaikan berat badan selama hamil
sekitar 12-14 kilogram. Tetapi berdasarkan perkembangan terkini, disampaikan bahwa
penambahan berat badan ibu selama hamil tidak terlalu mempengaruhi berat badan bayi.
Kekurangan asupan gizi pada trimester I dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum,
kelahiran prematur, kematian janin, keguguran dan kelainan pada sistem saraf pusat.
Sedangkan pada trimester II dan III dapat mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan janin terganggu, berat bayi lahir rendah. Selain itu, juga akan berakibat
terjadi gangguan kekuatan rahim saat persalinan, dan perdarahan post partum.

12

b. Faktor Predisposisi
1. Faktor Langsung

Konsumsi Makanan
Keadaan keseimbangan gizi tergantung dari ringakat konsumsi kualitas hidangan
yang menunjukan quantum suatu zat gizi terhadap kebutuhan hidup. Bila
susunan hidangan kebutuhan tubuh baik dari sudut kuantitas, maka tubuh akan
mendapatkan kesehatan gizi sebaik baiknya. Sebaliknya konsumsi yang kurang
baik dalam kuaiitas maupun kuantitas akan memberi dampak kesehatan pangan
dan gizi yang baik ditentukan oleh terciptanya keseimbangan antara banyaknya
jenis zat gizi yang dikonsumsi dengan banyaknya zat yang dibutuhkan tubuh.
Infeksi
Infeksi biasa berhubungan deangan gangguan gizi. Infeksi sendiri mengakibatkan
si penderita kehilangan bahan makanan melalui muntah-muntah dan diare.
Selain itu juga penghancuran jaringan tubuh akan mengikat karena dipakai
untuk pembentukan protein atau enzim-enzim yang diperlukan dalam usaha
pertahanan tubuh. Gangguan gizi dan infeksi sering bekerja secara sinergis,
infeksi akan memperburuk kemampuan seseorang untuk mengatasi penyakit
infeksi.
Zat gizi dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh kembang guna meneapai hasil
yang optimal sesuai dengan kebutuhan. Apabila zat gizi ini kurang, maka akan
dapat mengakibatkan infeksi dan rawat gizi pada remaja. Pada remaja yang
kekurangan energi protein akan menghambat pertumbuhan fisik dan
kecerdasan.

2. Faktor tidak langsung

Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoieh dari pengalaman yang berasal dari
berhagai macam sumber, misalnya media massa, elektronik, buku petunjuk,
penyuluhan, dan kerabat dekat. (Yuwono, 1999). Pengetahuan gizi merupakan
pengetahuan gizi merupakan pemahaman masyarakat tentang pemilihan bahan
makanan sehat serta fungsinya bagi tubuh yang dinilai berdasarkan jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kuesioner.
(Suwondo, 1975).
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari
hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
fungsi normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh
terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi
apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi

kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi
essential.
Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam
jumlah yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan.
Semakin tinggi gizi seseorang akan semakin memperhitungkan jenis dan
makanan yang dipilih untuk dikonsumsi. Orang yang pengetahuan gizinya
rendah akan berperilaku memilih makanan yang menarik panca indra dan tidak
mengadakan pemilihan berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka yang
semakin
tinggi
pengetahuannya,
lebih
banyak
mempergunakan
mempertimbangkan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan
tersebut, sehingga seorang ibu dapat menyusun dan mengolah makanan yang
bergizi bagi keluarga. (Sediaoetama, ] 989)
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha yang dilakaukan secara sadar, sengaja, sistematis, dan
terencana oleh orang dewasa kepada an ak yang belum dewasa yang
merupakan bimbingan, pertolongan, dan kepemimpinan dengan tujuan agar
anak dapat mencapai tingkat kedewasaan jasmani dan rohani (Astuti, 2000).
Menurut tingkat atau jenjang pendidikan terdiri dari :
Pendapatan
Pendapatan rumah tangga adalah sejumlah penghasilan dan penerimaan berupa
uang atau barang dari semua anggota keluarga, maupun penerimaan transfer.
Tingkat pendapatan juga menentukan pola makanan apa yang dibeli dengan
uang tambahan tersebut (Berg, 1986). Rendahnya pendapatan merupakan
tantangan lain yang menyebabkan orang orang tak mampu membeli pangan
dalam jumlah yang diperlukan (Sajogyo, 1983). Pada pendapatan terendah,
maka hampir semua pendapatan akan dikeluarkan untuk makan (Handayatu,
1994). Orang miskin biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan
tambahan itu untuk makan. Sedangkan yang kaya tentu akan lebih berkurang
dari jumlah itu. Bagian untuk makanan padi padian akan menurun dan untuk
makanan yang dibuat dari susu akan bertambah jika keluarga keluarga
beranjak ke pendapatan tingkat menengah. Semakin tinggi pendapatan,
semakm bertambah besar pula persentase pertambahan pembelanjaannya.
Dengan demikian, pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan
kualitas dan kuantitas (Berg, 1986).
Pendidikan Orang Tua
Latar belakang pendidikan orang tua, baik kepala keluarga istri merupakan salah
satu unsur yang berperan penting dalam menentukan keadaan gizi anak.
Hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan keadaaan gizi
anak telah banyak diungkapkan oleh para ahH. Pada masyarakat yang rata rata
tingkat pendidikannya rendah, prevalensi gizi kurang yang tinggi dan sebaliknya

13

pada masyarakat yang tingkat penididikan cukup tinggi prevalensi gizi kurang
lebih rendah.
Besar Keluarga
Survey pangan di India memperlihatkan bahwa tersedianya protein bagi setiap
anak dalam keluarga dengan salah satu atau dua anak, mendapat 22% lebih
tinggi dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anak empat atau lima
anak. Kasus gizi buruk yang paling berat sering menimpa anak-anak dari
keluarga besar. (Soekirman, 1999)

IBU HAMIL
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat
gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang
seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat
Besi dan Kalsium.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang
trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi
tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan
lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta.

2.

c. Indikator Status Gizi


Penilaian status gizi secara langsung.
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
1.

Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot
dan jumlah air dalam tubuh.

3.

Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral
atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tandatanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan
pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
Blokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih

14

4.

parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali
dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan
adalah tes adaptasi gelap.

4.

5.

6.
Penilaian status gizi secara tidak langsung.
2.

3.

4.

Survei Konsumsi Makanan


Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini
dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberpa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari
indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai
hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim,
tanah, irigasi dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting
untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk
melakukan program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964).

7.

8.

9.

10.

Perilaku Hidup Tidak Bersih dan Tidak Sehat


1.

2.

3.

Diet tidak seimbang.Sejak kecil, anak-anak harus terbiasa mengenal makanan sehat.
Seperti membawa makanan ringan buatan rumah sebagai bekal sekolah atau
menyantap potongan buah dan sayur sebagai camilan. Kenalkan mereka pada
makanan bernutrisi yang rendah lemak dan gula.
Aktivitas fisik yang kurang. Ajak mereka melakukan kegiatan fisik seperti olahraga
ringan. Kegiatan itu tak hanya membebaskan mereka dari segudang penyakit namun
juga mengajarkan anak-anak untuk memiliki pandangan positif.
Tidak ada batasan waktu dalam menonton TV. Batasi waktu mereka menonton TV.
Saat menonton TV, mereka jadi enggan bergerak. Hal itu berujung pada risiko

11.

12.

penyakit kardiovaskular dan kegemukan. Aturan itu pun sebaiknya berlaku pada
jam-jam mereka bermain video game atau mengoperasikan komputer.
Tidak menggosok gigi. Ajarkan mereka menggosok gigi sebanyak dua kali sehari.
Beri mereka pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan
gigi.
Tidak mencuci tangan. Anak-anak harus mencuci tangan sebelum dan sesudah
menyantap apapun. Mereka juga harus membersihkan tangan setelah batuk, flu,
atau menyentuh barang-barang kotor.
Konsumsi air yang kurang. Saat anak berusia enam bulan, dokter menyarankan
orangtua mengenalkan air putih pada mereka. Kebiasaan minum air putih akan
mengeluarkan racun dari dalam tubuh.(Magforwoman)
Menghabiskan makanan hingga piring bersihPada umumnya, anak-anak yang sehat
akan makan ketika mereka merasa lapar dan berhenti sebelum kekenyangan.
Namun banyak orang tua yang secara tidak sadar mengacaukan hal ini dengan
mengajarkan anak untuk menghabiskan makanan sampai piring bersih. Hal ini akan
membuat anak bisa makan hingga terlalu kenyang. Sebaiknya sediakan porsi makan
yang sesuai untuk anak, tidak terlalu sedikit, juga tidak terlalu banyak.
Tingginya konsumsi gula. Sudah merupakan hal yang biasa untuk kebanyakan orang
tua membujuk anak-anak mereka agar mau memakan buah-buahan atau sayursayuran dengan sogokan atau hadiah diberikan makanan penutup yang manis
seperti permen, cokelat es krim dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja tidak baik
karena secara tidak langsung Anda mengajarkan anak berpikir bahwa makanan
manis adalah makanan paling enak daripada makanan utama. Akibatnya, anak akan
terbiasa mengonsumsi makanan penutup yang manis setelah mereka makan
makanan seimbang yang sehat.
Ngemil terlalu banyak. Memberikan cemilan terlalu banyak kepada anak akan
membuat anak kenyang dengan makanan yang tidak mengandung nutrisi untuk
tubuh mereka, sehingga mereka akan menolak untuk makan makanan yang sehat.
Selain itu, kebiasaan mengemil pada anak juga tentu saja akan memicu obesitas.
Konsumsi kalori berlebih dari minuman. Minuman seperti soda, jus kalengan dan
smoothies yang mudah ditemukan di mana-mana mengandung kalori yang tinggi
serta tidak memberikan vitamin atau nutrisi apapun untuk tubuh. Oleh karena itu
biasakan memberi Anak anda air putih, susu atau jus yang dibuat sendiri di rumah.
Terlalu lama di depan layar kaca. Tidak membatasi waktu anak di depan layar kaca
juga dapat berdampak kepada berat badan mereka. Jangan izinkan anak seharian
berada di depan layar kaca seperti menonton televisi, bermain video games atau
komputer. Hindari menggunakan televisi atau media lainnya untuk menjadi pusat
perhatian anak Anda saat waktu makan dan bercengkrama dengan Anda.
Tak mengacuhkan waktu tidur. Kekurangan waktu tidur dapat menyebabkan
keinginan untuk mengemil dan makan lebih banyak dari biasanya karena mereka

15

13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

membutuhkan asupan ekstra energi untuk tidak tertidur. Oleh karena itu atur jam
tidur anak Anda 8-9 jam setiap hari. (eh)
Suka ngemil sembari menonton televisi
Malas olahraga
Malas minum air putih
Suka makanan yang diproses
Sering stress dan perilaku suka makan
Tidak melakukan 3J : Jenis makanan yang beraneka, Jam makan yang teratur, dan
Jumlah makanan secukupnya
Tidak menghindari 3G : Gula, Garam, Goreng-gorengan
Tidak minum air putih yang cukup (minimal 2 liter per hari)
Mengkonsumsi makanan kaleng
Tidak menyikat gigi setelah makan

cuci tangan sebelum makan atau selalu minum air yang sudah dimasak. Maka
hal ini akan menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anakanak.
Tujuan PHBS:
1.

Tujuan Umum
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

2.

Tujuan Khusus

Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah


tangga untuk melaksanakan PHBS.

Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

Manfaat PHBS:

Perilaku Hidup Bersih Sehat


a. Definisi
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakatnya.
Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009), ada
tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
yaitu:
1. Faktor Pemudah (Predisposing factors)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku hidup
bersih dan sehat. Dimana faktor ini menjadi pemicu atau antesenden terhadap
perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi,
kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi.
2. Faktor pemungkin (enambling factors)
Faktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau
tindakan terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana
atau fasilitas kesehatan bagi anak-anak, misalnya air bersih, tempat
pembuangan sampah, jamban, ketersediaan makanan bergizi, dan sebagainya.
Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya
perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan
atau tidak. Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anakanak atau orangtua yang merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti anakanak. Contoh pengasuh anak-anak memberikan keteladanan dengan melakukan

1.

2.

Manfaat PHBS bagi rumah tangga:


a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan,
pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan
keluarga.
Manfaat PHBS bagi masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupa yakan lingkungan yang sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti
3. posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin),
arisan jamban, kelompok
4. pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

Strategi PHBS
Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi
kesehatan dan PHBS yaitu:
1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)

16

2.

3.

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan


berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu
sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau
menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok
masyarakat. Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan
boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang
bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang sering kali
dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian
masyarakat (community organization) atau pembangunan masyarakat
(community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau
dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan
yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan
dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak
pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program
kesehatan yang didukungnya.
Bina Suasana (Social Support)
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong
individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila
lingkungan sosial dimanapun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang
menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan bahkan
masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena
itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam
upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan
Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan
individu, pendekatan kelompok, dan pendekatan masyarakat umum.
Pendekatan Pimpinan (Advocacy)
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa brupa tokoh masyarakat formal
yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan
penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat
informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang umumnya
dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan
atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen
dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu
yang singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapantahapan yaitu: a) mengetahui atau menyadari adanya masalah, b) tertarik untuk
ikut mengatasi masalah, c) peduli terhadap pemecahan masalah dengan

mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, d) sepakat untuk


memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan
masalah, dan e) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
b.

Jenis

PHBS RUMAH TANGGA


Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Pasangan Usia Subur


Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Anak dan Remaja
Usia Lanjut
Pengasuh Anak

Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga Sehat.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS dan 3
indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:
1.

Persalinanditolong oleh tenaga kesehatan


Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan
tenaga para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

2.

Memberi ASI ekslusif


Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah
berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk
kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI
pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (colostrums), sangat
baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

3.

Menimbang balita setiap bulan


Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan
mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Dengan demikian dapat

17

diketahui apakah balita tumbuh sehat atau tidak dan mengetahui


kelengkapan imunisasi serta bayi yang dicurigai menderita gizi buruk.
4.

5.

Menggunakan air bersih


Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat
dapur dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari
sakit. Rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah
tangga yang sehari-harinya memakai air minum yang meliputi air dalam
kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang
berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotor air limbah.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman
penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera,
disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu
burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan
mejadi bersih dan bebas dari kuman.

6.

Menggunakan jamban sehat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan
jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah
padat penduduk.

7.

Memberantas jentik di rumah sekali seminggu


Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat
perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada
dalam rumah seperti bak mandi atau WC, vas bunga, tatakan kulkas dan
lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah bebas jentik adalah melakukan 3
M plus (menguras, menutup, mengubur plus menghindari gigitan
nyamuk).

8.

Makan buah dan sayur setiap hari


Makan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah
mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan

pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang tinggi. Konsumsi sayur


dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan
memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Merebus dengan air
akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral dalam sayur dan buah
tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti
vitamin C.
9.

Melakukan aktivitas fisik setiap hari


Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara
lain kegiatan sehari-hari yaitu berjalan kaki, berkebun, mencuci
pakaian,mencuci mobil dan turun tangga. Selain itu kegiatan olahraga
seperti push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, fitness, dapat
juga dilakukan sebagai aktifitas fisik.

10. Tidak merokok di dalam rumah


Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok
selama 1 bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok
pasif. Bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan
kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan
pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok, menyebabkan penyakit
paru-paru kronis, merusak gigi, sakit jantung, stroke, kanker kulit,
kemandulan, impotensi, kanker rahim dan keguguran.

Menurut Dinas Keshatan Republik Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.

Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari


10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
Klasifikasi II (warna kuning) : jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari
10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari
10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
Klasifikasi IV (warna biru) : klasisifikasi III + ikut dana sehat

Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008
mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi, maka
tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.

18

PHBS SEKOLAH
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 10 tahun), yang ternyata
umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha
Kesehatan Sekolah.

Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.


Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

Syarat-syarat sekolah ber-PHBS yaitu :


-

Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.


Jajan di kantin sekolah yang sehat.
Membuang sampah pada tempatnya.
Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah.
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
Tidak merokok di sekolah.
Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin.
Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah.

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan
kesehatan di institusi pendidikan. Indikator institusi pendidikan adalah Sekolah Dasar
negeri maupun swasta (SD/MI). Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah
dan siswa dengan indikator :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa


Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas
Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih dan
serasi
Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik
Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM)
Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih
Siswa tidak merokok
Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah (minimal
10 orang)

Manfaat PHBS di sekolah di antaranya :


-

Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman
penyakit.
Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi
belajar peserta didik.
Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu
menarik minat orang tua (masyarakat).

PHBS TEMPAT UMUM


Tempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau

19

swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti sarana
pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana perdagangan, dsb.
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang
ber-PHBS. Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang
berada di tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau
menularkan penyakit.
Syarat tempat umum yang ber-PHBS yaitu :
-

Menggunakan air bersih.


Menggunakan jamban.
Membuang sampah pada tempatnya.
Tidak merokok.
Tidak meludah sembarangan.
Memberantas jentik nyamuk.
Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.
Menutup makanan dan minuman.

PHBS TEMPAT KERJA


PHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat.
Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan
mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif. Manfaat PHBS di
tempat kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja menjadi lebih sehat dan
tidak mudah sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi lebih bersih, indah,
dan sehat.
Syarat tempat umum yang sehat yaitu :
-

Mengkonsumsi makanan bergizi.


Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
Tidak merokok di tempat kerja.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
Menggunakan air bersih.
Memberantas jentik di tempat kerja.
Menggunakan jamban.
Membuang sampah pada tempatnya.

PHBS INSTITUSI KESEHATAN


Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti
rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya
untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu,
dan mampu mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di Institusi Kesehatan sangat
diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi
nosokomial dan mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat.
Syarat institusi sehat yaitu :
Menggunakan air bersih.
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.
Menggunakan jamban.
Membuang sampah pada tempatnya.
Tidak merokok di Institusi Kesehatan.
Tidak meludah sembarangan.
Memberantas jentik nyamuk
Memahami dan Menjelaskan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Islam
Kebersihan dalam pandangan Islam sangat erat hubungannya dengan kesihatan. Tujuan
Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sihat adalah menciptakan individu dan
masyarakat yang sihat jasmani, rohani, dan sosial sehingga mampu menjadi umat pilihan
dan khalifah Allah untuk memakmurkan bumi. Kesihatan merupakan salah satu hak bagi
tubuh manusia. Karena kesihatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai
dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya kesihatan untuk menjalankan
agama secara sempurna.
Makna kebersihan yang digunakan dalam Islam ternyata mengandung makna yang banyak
aspek, seperti aspek kebendaan, aspek harta dan aspek jiwa. Thaharah (suci) bermakna
bersih dari kotoran yang najis. Maka tidak heran jika kitab-kitab fikih Islam menempatkan
bab thaharan diawal, sebelum membahas solat. Dalam kitab suci Al-quran banyak ayat
yang menganjurkan unntuk bersuci. Alalh berfirman :

Dan pakaianmu bersikanlah (QS.Al Muddatsir ayat: 4)

20

Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang bertaubat dan orang orang
yang mermbersikan diri. ( QS. Al baqarah:222 ).
Ada dua makna dalam arti suci, iaitu suci dari hadas dan suci dari najis. Hadas dan najis
merupakan sesuatu yang menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah tertentu
seperti solat. Hadas berbeza dengan najis kerana hadas bererti keadaan dan bukan suatu
benda atau zat tertentu, sedangkan najis bererti benda atau zat tertentu dan bukan suatu
keadaan.
Hadas adalah suatu keadaan tidak suci yang tidak dapat dilihat, tetapi wajib disucikan
untuk sahnya ibadah: Hadas dibagi dua. a. Hadas kecil. Penyebabnya antara lain keluar
sesuatu dari dubur atau qubul, menyentuh lawan jenis yang bukan muhrimnya dan tidur
nyeyak dalam keadan tidak duduk tetap. Cara mensucikan hadas ini ialah berwudhu. b.
Hadas besar/Jenaba. Penyebabnya antara lain : keluar air mani, bersetubuh, wanita
melahirkan dan haidh. Cara mensucikan hadas besar ini adalah mandi yang harus dibasahi
seluruh tubuhnya.
Najis adalah suatu benda kotor menurut syara' (hukum agama). Benda - benda najis
meliputi : Darah, Anjing, babi nanah, bangkai selain bangkai manusia, ikan laut, dan
belalang, Segala sesuatu yang keluar dari dubur dan qubul, minuman keras yang
memabukkan. Najis dibagi menjadi tiga yaitu : a. Najis mukhaffafah (ringan). yaitu air
kencing bayi laki-laki yang belum berumurdua tahun, dan belum makan sesuatu kecuali air
susu ibunya (ASI). Cara menghilangkannya cukup dipercikkan air pada tempat yang
terkena najis tersebut.
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (QS. Al Maaidah, 5: 3).
Allah berfirman:

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan
individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia
mampu menjadi umat yang pilihan.
A. Kebersihan, membersihkan dan menyucikan diri
a. Tubuh: Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7
alasan merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah.
b. Tangan: Nabi Muhammad SAW bersabda: Cucilah kedua tanganmu sebelum dan
sesudah makan , dan Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak
seorang pun tahu dimana tangannya berada di saat tidur.
c. Islam memerintahkan kita untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.
d. Makanan dan minuman: Lindungilah makanan dari debu dan serangga, Rasulullah
SAW sersabda: Tutuplah bejana air dan tempat minummu
e. Rumah: Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu sebagaimana dianjurkan
untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan: Menyingkirkan duri dari jalan
adalah ibadah.
f. Perlindungan sumber air, misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullah melarang
umatnya buang kotoran di tempat-tempat sembarangan.
Perintah-perintah Rasulullah SAW tersebut di atas memiliki makna bahwa kita harus
menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran
pencernaan.
B. Penanggulangan dan penanganan epidemi penyakit
Karantina penyakit: Nabi Muhammad SAW bersabda: Jauhkanlah dirimu sejauh satu
atau dua tombak dari orang yang berpenyakit lepra
Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar penanganan dan penanggulangan
berbagai penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat (misalnya wabah kolera
dan cacar), Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit
wabah, dan bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya.
Islam menganjurkan umatnya melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari berbagai
penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi.
C. Makanan
a. Makanan yang diharamkan
Firman Allah SWT : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa

21

baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 2.


Al Baqarah, 2:173 )
b. Makanan sehat dan halal
Islam memerintahkan umatnya untuk makan makanan yang baik dan halal,
misalnya daging, ikan, madu dan susu. Makanan-makanan yang baik dan halal
bermanfaat bagi tubuh. Islam menolak paham vegetarian. Pola konsumsi yang
hanya tergantung pada jenis sayuran belaka tidak sehat bagi tubuh karena
kebutuhan protein tidak dapat tercukupi hanya dari konsumsi sayuran saja.
c. Menjaga perilaku muslim ketika makan
Islam menegaskan kepada orang muslim untuk menjaga etika ketika makan. Allah
memerintahkan kita untuk makan tidak berlebih-lebihan sedangkan Rasulullah
SAW mengatakan bahwa perut adalah seburuk-buruk tempat untuk diisi.
Sebagian besar penyakit bersumber dari perut.
Oleh karenanya Maha Benar Allah SWT dalam Firman-Nya : Apa saja nikmat
yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu,
maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada
segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS 4. An Nisaa : 79)
D. Olahraga
Islam menegaskan pentingnya olahraga untuk menciptakan generasi Rabbani yang
kuat dan sehat. Oleh karenanya, Islam mengajarkan setiap muslim untuk mengajarkan
anak-anaknya bagaimana cara memanah, berenang, dan berkuda.
E. Kesehatan seksual
Kehidupan seksual merupakan pokok bahasan yang sangat penting bagi orang muslim,
karena sangat berpengaruh bagi kesehatan dan perilaku manusia, namun Islam
menolak pendapat ilmuwan yang menekankan perilaku seksual sebagai motif utama
seseorang untuk bertindak.
a. Pendidikan seksual
Islam mengajarkan kepada umat Islam, untuk memilih calon pasangan hidup
yang baik dan berakhlaq mulia.
Islam mengajarkan tata krama (adab) menggauli pasangannya agar
mencapai kebahagiaan dalam membina keluarga yang sakinah dan rahmah.
Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan
binatang.
Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki
Islam membolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari
perzinahan, namun dengan syarat-syarat tertentu .
Menjaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya bersuci
setelah buang air besar dan buang air kecil, larangan berhubungan seksual
ketika istri sedang haid, berhubungan badan melalui dubur dan

membersihkan alat kelamin setelah berhubungan badan dan setelah selesai


datang bulan.
F. Kesehatan jiwa
Islam memberikan jawaban bagi kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan batin.
Kesehatan jiwa mempengaruhi kesehatan badan.
G. Puasa
Puasa, bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam dalam
menegakkan agama, sesudah pernyataan imannya. Konsekuensi beriman antara lain
melaksanakan perintah puasa. Betapa pentingnya berpuasa sehingga Allah
menempatkan posisi hamba-Nya yang berpuasa dengan posisi yang istimewa.
Puasa itu untuk-Ku. Tidak ada yang tahu. Dan Aku akan memberi pahala semau-Ku.
Keistimewaan itu sudah barang tentu ada tujuan Allah agar mendapatkan hikmah
pada dirinya, yaitu kesehatan dan sekaligus kebahagiaan. Janji Allah diberikan kepada
orang yang berpuasa ditegaskan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang
diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nuaim: Berpuasalah maka anda akan sehat.
Dengan berpuasa akan sehat jasmani, rohani dan hubungan sosial.
Manfaat bagi Kesehatan Badan (jasmani)
Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim yang meragukan manfaat
puasa bagi kesehatan manusia. Dalam buku yang berjudul Pemeliharaan Kesehatan
dalam Islam oleh Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas
Ain-Syams Mesir), ditegaskan puasa sangat berguna bagi kesehatan. Antara lain:
a. Puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk mencegah keluarnya
keringat dan uap melalui pori-pori kulit serta saluran kencing tanpa perlu
menggantinya. Menurutnya curah jantung dalam mendistribusikan darah keseluruh
pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah menurun. Dan ini memberi
kesempatan otot jantung untuk beristirahat, setelah bekerja keras satu tahun
lamanya. Puasa akan memberi kesempatan pada jantung untuk memperbaiki vitalitas
dan kekuatan sel-selnya.
b. Puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat setelah
bekerja keras sepanjang tahun. Lambung dan usus beristirahat selama beberapa jam
dari kegiatannya, sekaligus memberi kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan
luka yang ada sehingga dapat menutup rapat. Proses penyerapan makanan juga
berhenti sehingga asam amoniak, glukosa dan garam tidak masuk ke usus. Dengan
demikian sel-sel usus tidak mampu lagi membuat komposisi glikogen, protein dan
kolesterol. Disamping dari segi makanan, dari segi gerak (olah raga), dalam bulan
puasa banyak sekali gerakan yang dilakukan terutama lewat pergi ibadah.
Manfaat bagi Kesehatan Rohani (Mental).
Perasaan (mental) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Mendapat rasa
senang, gembira, rasa puas serta bahagia, merupakan tujuan bermacam-macam ikhtiar

22

manusia sehari-hari. Bila seseorang menangani gangguan kesehatan, tidak boleh hanya
memperhatikan gangguan badaniah saja, tetapi sekaligus segi kejiwaan dan sosial
budayanya. Rohani datang dari Allah, maka kebahagiaan hanya akan didapat apabila
makin dekat kepada pencipta-Nya.
Di dalam bulan puasa disunahkan untuk makin berdekat diri dengan Allah SWT baik lewat
shalat, membaca Alquran, zikir, berdoa, istighfar, dan qiyamul lail. Selama sebulan secara
terus-menerus akan membuat rohani makin sehat, jiwa makin tenang. Dengan
memperbanyak ingat kepada Allah, makin yakin bahwa semua yang ada datang dari Allah
dan akan kembali kepada-Nya jua. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah antara lain:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS:Al Baqarah 45).
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orangorang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
kecuali merugi. (QS:Al-Isra 82)

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Rineka Cipta

http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Panduan-PMT-BOK2011.pdf
Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) diunduh 27 Mei 2013 dari: http://dinkessulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Penyakit Berbasis Lingkungan diunduh 27
Mei 2013 dari: www.pamsimas.org/index.php?option=com...penyakit
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diunduh 27 Mei 2013 dari:
http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/119-perilaku-hidupbersih-dan-sehat
Rancangan Undang-Undang RI TentangPemberian Makanan Tambahan
danPemeriksaan Kesehatan Berkala Bagi AnakUsia 1 (Satu) sampai dengan 12
(Dua Belas)Tahundiunduh 29 Mei 2013 dari: http://staff.blog.ui.ac.id/wikua/files/2009/02/ruu-ttg-pemberian-makanan-tambahan.pdf

Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok :


FKM UI
Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius
Draft Panduan Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima
diunduh
28
Mei
2013
dari:
http://gizi.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2012/02/Draft-Pedoman-Gerakan-Nasional-Sadar-GiziFebruari-2012.pdf
Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diunduh 27 Mei 2013 dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29777/4/Chapter%20II.pdf
Mensucikan
Diri
diunduh
27
Mei
2013
dari:
http://www.dzikir.org/index.php/syariat-islam/shalat?start=1
Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita
Gizi Kurang (Bantuan Oprasional Kesehatan) diunduh 29 Mei 2013 dari:

23

Anda mungkin juga menyukai