Anda di halaman 1dari 44

BAB I

LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Umum Desa Pangkalan
1.1.1 Keadaan Umum Geografis
1.1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Pangkalan adalah salah satu desa binaan yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus, terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,631
Km2), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan
ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter dengan curah hujan rata-rata 24
mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 Km. Terdapat
enam desa binaan puskesmas:
a Desa Lemo
b Desa Tanjung Pasir
c Desa Tanjung Burung
d Desa Pangkalan
e Desa Tegal Angus
f Desa Muara

Gambar 1.1 Peta Kecamatan Teluk Naga


1.1.1.2 Batas Wilayah
Batas batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada
gambar adalah sebagai berikut:

1
2
3
4

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tegal Angus


Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lemo dan Kampung Besar
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalibaru
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu Barat

Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Pangkalan


1.1.2 Keadaan Umum Secara Dematografi
1.1.2.1 Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Pangkalan sampai dengan tahun 2015 tercatat
sebanyak 17.152 jiwa, dengan jumlah rumah tangga 5.362 rumah tangga,
jumlah terdiri dari laki-laki 8.824 jiwa dan perempuan 8.328 jiwa.
Berdasarkan data dari Kecamatan Teluk Naga pada tahun 2015, jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 54.711 jiwa yang
tersebar di 6 desa seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah
Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan
No

Desa/Kelura

Luas

Jumla

Jumla

Jumla

Rata-

Kepada

han

Wilay

h KK

rata

tan

Rumah

jiwa/r

Pendud

umah

uk (per

ah
(km2)

Pendu
duk
(jiwa)

km2)

1
2

Pangkalan
Tanjung

7.54
5.24

17.152
7.911

5.362
2.685

3.229
1572

4.08
4.5

2.24
1.48

3
4
5
6

Burung
Tegal Angus
Tanjung Pasir
Muara
Lemo
Jumlah

2.83
5.64
5.14
3.61
30.02

9.488
9.975
3.563
6.622
54.711

2.900
1.823
492
655
13.917

1895
2319
793
1408
10.745

4.6
4.6
4.4
4.4
4.6

3.31
1.73
6.86
1.82
10.364

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2015


Tabel 1.2 Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Jumlah Penduduk
NO
1
2
3
4
5
6

DESA/KEL

Laki-

Perempuan
JUMLAH
laki
Pangkalan
8.824
8.328
17.152
Tanjung Burung
4.051
3.860
7.911
Tegal Angus
4.865
4.623
9.488
Tanjung Pasir
4.889
4.624
9.975
Muara
1.814
1.749
3.563
Lemo
3.391
3.231
6.622
JUMLAH
28.054
26.657
54.711
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2015

1.1.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi


Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari
campuran budaya asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap
di daerah Tangerang dan sekitarnya
Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja Puskesmas
Teluk NagaTahun 2015
No.

Agama

Jumlah Pemeluk

1
2
3
4
5
6

Islam
Budha
Kristen
Khatolik
Khonghucu
Hindu

49232
3183
771
203
52
3

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2015


1.1.2.3 Lapangan Pekerjaan Penduduk
Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Teluk
Nagacukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk
Naga dimana terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah
kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta. Sebagian besar wilayah kerja
Puskesmas Teluk Nagabelum berkembang secara ekonomi. Mata pencaharian
penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan buruh dengan pendapatan
yang tidak tetap. Jumlah penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Teluk
Nagapada tahun 2014 adalah 31.898 jiwa yaitu 59.3 % dari jumlah penduduk
53.822 jiwa.

Tabel 1.4 Lapangan pekerjaan penduduk


No.
Lapangan Kerja Penduduk
Jumlah
1
Buruh
4592
2
Buruh industri
13757
3
Industri rakyat
13536
4
Nelayan
386
5
Pedagang
6373
6
Pengangguran
4004
7
Pensiunan PNS
45
8
Pensiunan TNI/POLRI
43
9
Perangkat Desa
141
10
Pertukangan
4109
11
Petani pemilik
13316
12
Petani penggarap
6063
13
PNS
222
14
TNI/POLRI
65
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2015
1.1.2.4 Pendidikan

Aspek pendidikan merupakan salah satu indicator yang dapat


mempengaruhi kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk
Naga, khususnya daerag wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti table
berikut:

Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus


N

NAMA

DESA

JUMLAH SEKOLAH
S M SM MT SM

PAU

SM

RA

MA

Lemo

Muara

Pangkalan
Tanjung

Burung

Tanjung Pasir

Tegal Angus
PUSKESMA

1
3
0 12 4
2
2
1
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015

Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Teluk Nagamasih rendah,


dari jumlah 53.822 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam
pendidikan.
Tabel 1.6 Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2015

No.

Jenjang Pendidikan

Jumlah

Tidak/belum tamat SD

12598

SD/MI

15738

SLTP/MTS

4060

SLTA/MA

3601

AK/Diploma

159

6
Universitas
130
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2015
Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum
tamat SD masih cukup besar yaitu 12.598 jiwa atau 23.5 % dari jumlah
penduduk. Hal ini merupakan tantangan dalam pembangunan kesehatan,
pelaksanaan program-program puskesmas harus disesuaikan dengan tingkat
pendidikan dari penduduk yang menjadi sasaran agar lebih diterima.
1.1.2.5 Kesehatan
A. Lima Besar Penyakit
Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas Teluk Naga
didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Teluk Naga
pada tahun 2015 menurut golongan semua umur seperti grafik berikut ini:
Grafik 1.1 Lima Besar Penyakit Puskesmas Teluk Naga tahun 2015

Sumber : Data Surveilance Puskesmas Teluk Naga 2015


Penyakit terbanyak adalah penyakit-penyakit menular seperti ISPA,
disusul dengan penyakit batuk dan demam. Penyakit tidak menular (PTM)
yang masuk dalam sepuluh besar penyakit adalah hipertensi dan myalgia.

B. Sarana Kesehatan
Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Teluk Naga
pada tahun 2014:

Tabel 1.7 Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Teluk NagaTahun 2015
No
Jenis Sarana Kesehatan
1. a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Poskesdes
2. Rumah Sakit Pemerintah
3. Rumah Sakit Swasta
4. Rumah Bersalin Swasta
5. Balai Pengobatan Swasta
6. Praktek Dokter Umum Swasta
7. Rumah Sakit Pemerintah
8. Rumah Sakit Swasta
9. Rumah Bersalin Swasta
10

Jumlah
1
1
1
0
0
0
2
5
0
0
0
0

. Dokter Gigi praktek swasta


11. Laboratorium Klinik Swasta
12

0
0

.
13

Apotik
0

.
14

Optikal

.
15

Gudang Farmasi

.
16

Pos UKK

.
17

Polindes

0
0
0
1
a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu

No

Jenis Sarana Kesehatan


c. Poskesdes

18
.
19

Balai Pengobatan Swasta

.
20

Toko Obat

.
21

Praktek Dokter Umum Swasta

.
22

Praktek Bidan Swasta

Jumlah
1
2
2
5
8
45

Posyandu
Sumber: Puskesmas Tegal Angus

C. Upaya Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait, dalam hal ini,
antara lain:
1

Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada


balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu

hamil.
Pencegahan penyakit, imunisasi dasar (BCG , Hepatitis B, Polio, Campak,

DPT), pemberian vitamin A.


Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue,

Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.


Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu

dan makanan yang bernutrisi.


Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara
lingkungan dengan membersihkan rumah masingmasing dan lingkungan

sekitarnya.
Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat

Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.


Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya
program senam LANSIA dan POSBINDU.

1.1.2.6 Pengkajian Perilaku Hidup Bersih Sehat


Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten
Tanggerang, Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan
puskesmas melaksanakan pendataan dan penilaIan rumah tangga sehat yaitu

rumah tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indikator PHBS bagi rumah


tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah tangga yang melaksanakan
7 (tujuh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau
balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di
Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajIan, dari 62.371 rumah
tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat
dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajian selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.8 Perilaku Hidup Bersih Sehat Yang ada di Puskesmas Tegal
Angus Tahun 2014

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2014


Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesamas dilakukan melalui
program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat
dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut hal ini dapat disajikan
dengan indikator PHBS,adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal
Angus pada Tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan

(93,42%)

2. Rumah yang bebas jentik

(75,10%)

3. Penimbangan Bayi dan Balita

(100%)

4. Memberikan ASI Eksklusif

(15,19%)

5. Menggunakan air Bersih

(99,45%)

6. Menggunakan Jamban Sehat

(17,15%)

7. Olah Raga atau melakukan aktifitas fisik setiap hari

(12,05%)

8. Mengkonsumsi makanan seimbang

(25,20%)

9. Tidak Merokok dalam rumah

(25,15%)

10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM

(98,10%)

Berdasar kajian PHBS diatas didapat ada beberapa yang cakupannya


masih rendah hal ini dikarenakan:

Penduduk miskin masih banyak, sehingga yang mepunyai akses air


bersih dan jamban sehat sedikit.

Tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga kurangnya kesadaran


tentang ASI Eksklusif, aktifitas fisik, merokok dalam rumah.

Kurangnya kader jumantik sehingga kegiatan pemeriksaan jentik berkala


kurang optimal.
Untuk meningkatkan pencapaian rumah tangga ber PHBS dilakukan

penyuluhan tentang PHBS yang terus menerus, meningkatkan kerjasama lintas


program dan lintas sektor.

1.1.2.7.

Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang kesehatan,


upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik. Berikut ini
upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi kesehatan yang dilakukan di
Puskesmas Tegal Angus.

10

a) Penyehatan Perumahan
Rumah merupakan tempat berkumpul dan beristirahat bagi semua
anggota keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga
kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit
diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,
hasil pemantauan selama tahun 2014 menunjukkan dari 12.421 rumah yang
diperiksa sebanyak 11,2 % yang memenuhi syarat kesehatan.
Tabel 1.9 Persentase Rumah Sehat Triwulan I Menurut Kecamatan dan
Puskesmas Tahun 2015

PUSKE

DESA

RUMAH
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

SELURUH

DIPERIK

DIPERIKS

SEHAT

SEHAT

NYA

SA

2685

254

9,46

109

42,91

Pangkalan

5362

298

5,56

123

21,28

Tegal Angus

2900

189

6,52

78

41,27

Tanjung

1823

339

18,60

274

80,83

Muara

492

79

16,06

42

52,16

Lemo

655

89

13,59

49

55,06

13917

1248

70

675

54

SMAS

Tegal

Tanjung

Angus

Burung

Pasir

JUMLAH

Sumber : Data Program KesLing PKM Tegal Angus 2015


Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang ada
diwilayah puskesmas Tegal Angus mempunyai rumah yang tidak sehat, hal
ini dikarenakan tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih rendah,
pengetahuan tentang rumah sehat yang kurang. Perlu kerjasama lintas sektoral
untuk meningkatkan jumlah rumah sehat.

11

b) Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar


Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah puskesmas
Tegal Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel di bawah
ini.

Tabel 1.10. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar di Wilayah Puskesmas Tegal


Angus
No
1
2
3
4
5
6

Desa
PANGKALAN
TANJUNG
BURUNG
TEGAL ANGUS
TANJUNG
PASIR
MUARA
LEMO
JUMLAH

Jumlah

Jumlah

Penduduk

KK

JKM

JKP

JKS

%JKM

%JKP

%JKS

16.871

2.685

1.035

298

123

38,5

28,8

41,3

7.754

5.362

618

254

109

11,5

41,1

42,9

9.378

2.9

720

189

78

24,8

26,3

41,3

9.738

1.823

447

339

274

24,5

75,8

80,8

3.524
6.557
53.822

492
655
13.917

124
162
3.106

79
89
1.248

42
49
3.106

25,2
24,7
24,9

63,7
54,9
48,4

53,2
55,1
52.4

Tempat Sampah

Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angustahun 2015


Keterangan:

JKM

: Jumlah KK Memiliki

JKP : Jumlah KK Periksa


JKS

: Jumlah KK Sehat

Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang
diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di
Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar.
Dilihat dari jumlah rumah yang memiliki hanya 38,5% rumah yang memiliki
tempat sampah, kemudian dari jumlah rumah yang diperiksa jumlah yang
memiliki tempat sampah sehat hanya 41,3%.Berbagai faktor seperti tingkat
pengetahuan, pendidikan, ekonomi,sosial dan kesadaran penduduk yang masih
rendah menyebabkan sulitnya meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.
c) Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)

12

Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor resiko


sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk kegiatan
yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU secara
berkala, bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya tenaga
sanitarian dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan
pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan.
d) Penyehatan Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber utama
kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola
dengan baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif didalam
penularan penyakit saluran pencernaan.
Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat pengelolaan air
bersih,

pengawasan

terhadap

kualitas

penyehatan

tempat-tempat

umum

Pengelolaan makanan. Tidak adanya tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di


Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan penyehatan makanan dan
minuman tidak dapat dilakukan.

1.2 Gambaran Umum Keluarga Binaan


1.2.1 Lokasi Keluarga Binaan
Keluarga binaan bertempat di RT 06 / RW 02, Kampung Suka Karya,
Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi Banten. Diagnosis komunitas, dilaksanakan dari tanggal
26 Juli sampai dengan 6 Agustus 2016. Adapun lokasi pemukiman keluarga
binaan kami adalah sebagai berikut :

13

Gambar 1.3. Denah Rumah Keluarga Binaan


1.2.2 Data Keluarga
1.2.2.1 Keluarga Tn Ahmad Sayidi
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Ahmad Sayidi yang beranggotakan lima
orang anggota keluarga yang tingal dalam satu rumah. Kelima anggota tersebut di
antaranya:

Tabel 1.11 Tabel Keluarga Tn. Ahmad Sayidi


N
o
1

Nama
Tn. Ahmad
Sayidi

Status

Jenis

Keluarga
Suami

Kelamin
Laki-laki

Usia

Pendidik

an
46 th SD

Pekerjaan

Penghasilan

Buruh

Rp
1.500.000/bul

14

an

5.

Ny.
Zubaedah
Ahmad
Suwandi
Ahmad
Saeful
Ahmad
Sufajri

Istri

Anak

Anak

Anak

Perempu
an

Laki-laki

Laki-laki

Laki-laki

Ibu
44 th SD

Rumah

Tangga
25 th S1

22 th SMA

15 th SMA

Guru
Madrasah
Pekerja
Gudang
Pelajar

Rp.
700.000/bul
an
Rp
1.500.000/bul
an
-

Keluarga binaan ini bertempat tinggal di RT 06/ RW 02, Desa Pangkalan,


Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga ini sudah
tinggal di Desa Pangkalan selama 27 tahun. Tn. Ahmad Sayidi merupakan warga asli
daerah tersebut dan Ny. Zubaedah Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri yang
telah menikah selama 27 tahun dan telah mempunyai tiga orang anak, yaitu tiga
orang anak laki-laki. Tn. Ahmad Sayidi berusia 46 tahun dengan latar pendidikan
lulus SD. Tn. Ahmad Sayidi tidak melanjutkan pendidikannya karena keterbatasan
dana. Setelah itu, Tn. Ahmad Sayidi bekerja di sebuah bengkel reparasi mesin pompa
air sebagai teknisi dan berpenghasilan Rp.1.500.000,-. per bulan. Sedangkan Ny
Zubaedah memiliki latar pendidikan hanya sampai kelas 6 SD. Ny. Zubaedah tidak
melanjutkan kembali pendidikannya, hal ini juga dikarenakan keterbatasan dana. Ny.
Zubaedah hanya menjadi Ibu Rumah Tangga dan tidak mempunyai pekerjaan
sampingan apapun
Ny. Zubaedah melahirkan anak pertamanya dengan persalinan normal di
dukun. Selama kehamilannya, ia mengaku tidak mengalami kesulitan. Ny. Zubaedah
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak kurang lebih 6 kali di puskesmas.
Setelah melahirkan anak pertamanya, ia menggunakan kontrasepsi suntik per tiga
bulan. Ny. Zubaedah memberikan asi selama kurang lebih dua tahun dan saat usia
anaknya dua bulan dibarengi dengan pemberian makanan pendukung asi. Tiga tahun
kemudian, Ny. Zubaedah kembali hamil anak keduanya. Lahir dengan persalinan

15

normal di dukun dan melakukan pemeriksaan kehamilannya di puskesmas. Ny.


Zubaedah memberikan asi pada anak keduanya selama 2 tahun dan memberikan
makanan pendukung asi pada saat usia 2 bulan. Tujuh tahun kemudian Ny Zubaedah
melahirkan anak ketiganya dengan persalinan normal di bidan dan memeriksakan
kehamilannya ke puskesmas sebanyak 6 kali
Anak pertama dan kedua tidak diberikan imunisasi apapun karena ketidak
tahuan dan keterbatasan biaya. Anak ketiganya diberikan imunisasi dasar lengkap
yaitu hepatitis b, bcg, polio, Diphteria Tetanus Pertusis (DPT), dan campak.
Anak pertama Tn. Ahmad Sayidi dan Ny. Zubaedah yang bernama Ahmad
Suwandi

berusia 25 tahun bekerja sebagai guru madrasah di dekat rumahnya

merupakan lulusan S1 dari sebuah universitas swasta di Jakarta. Ia berpenghasilan


Rp.700.000 setiap bulannya.
Anak kedua bernama Ahmad Saeful berusia 22 tahun bekerja sebagai pekerja
gudang sebagai administrasi. Ia adalah lulusan SMA dan tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi karena lebih memilih untuk bekerja.
Anak ketiga bernama Ahmad Sufajri berusia 15 tahun ia merupakan siswa
kelas 1 di sebuah SMA didekat rumahnya, kegiatannya sehari-hari adalah bersekolah
dan mengaji di TPQ dekat rumahnya dan tidak mempunyai kegiatan lain diluar
sekolah.
Dalam keseharian keluarga Tn. Ahmad Sayidi menggunakan air tanah yang di
bor untuk mandi,masak dan minum. Keluarga ini memiliki pola makan 2-3 kali
sehari. Ny. Zubaedah memasak sendiri makanan untuk keluarganya. Makanan yang
biasa mereka makan adalah sayuran seperti tahu, tempe dengan lauknya yaitu ikan
atau ayam. Keluarga ini jarang makan buah dan minum susu, sehingga kebutuhan
gizinya kurang mencukupi. Keluarga ini memiliki kebiasaan yang kurang baik
sebelum dan sesudah makan yaitu mereka jarang mencuci tangannya menggunakan
sabun.
Tn. Ahmad Sayidi memiliki kebiasaan merokok sejak usia muda sekitar sejak
25 tahun yang lalu. Dalam sehari Tn. Ahmad Sayidi menghabiskan 7-8 batang sehari.
Keluarga ini memiliki kebiasaan berobat

di puskesmas dan bidan. Namun jika

penyakit mereka tidak dapat ditangani di puskesmas mereka akan langsung menuju
ke rumah sakit seperti saat anak ketiganya menderita limfadenitis TB dan diobati di

16

rumah sakit koja Jakarta. Keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan berolahraga.
Bahkan hampir tidak pernah melakukan kegiatan olahraga.
Kelurga Tn. Ahmad Sayidi memiliki kebiasaan buruk dalam membuang
sampah. Keluarga ini membuang sampahnya di tanah kosong disamping rumahnya
dan membakar sampah plastik maupun sampah organik.
Rumah Tn. Ahmad Sayidi terletak di kawasan padat penduduk. Di depannya
terdapat perkarangan yang di ujung ujungnya terdapat sisa sisa pembakaran sampah
yang tidak dibersihkan. Luas rumah keluarga ini 15m x 15m dengan lantai
keramik. Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran 8 x 5 m, dengan empat
kamar tidur yang masing-masing berukuran 4 x 3 m dan 3 x 3 m. Terdapat dapur
yang berukuran 3 x 6 m beralaskan keramik, dengan kamar mandi di dalamnya yang
berukuran 2 x 3 m beralaskan keramik. Atap rumah terbuat dari genteng tanah liat,
terdapat plafon.. Ventilasi terdapat di ruang keluarga berukuran kira 50 x 100 cm.
Terdapat jendela pada ruang keluarga berukuran 2 x 1 m dan kamar utama beukuran
1 x 1 m. Cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah cukup Terdapat 7 buah
lampu, berwarna putih. Lampu berada di ruang tamu, empat kamar tidur, dapur dan
kamar mandi. Jarak antara sumber air dan kamar mandi sekitar 10 meter.

Gambar 1.4. Denah Rumah Keluarga Tn. Ahmad Sayidi

No
1

Tabel.1.12 Faktor Internal Keluarga Tn. Sofyan


Faktor Internal
Permasalahan
Kebiasaan merokok
Tn. Ahmad Sayidi sudah merokok sejak 25 tahun
yang lalu dan menghabiskan 1 bungkus rokok
perhari.
Olah raga
Keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan

17

Pola Makan

4
5

Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung

Mencuci tangan

Aktivitas sehari-hari

No
1.
2.

3.

4.

berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah


melakukan kegiatan olahraga
Keluarga ini mempunyai pola makan 2 kali sehari
pada pagi, siang dan malam hari. Ny. Zubaedah
memasak sendiri untuk makan keluarga, menu
makanan yang sering dimakan adalah tahu, tempe,
ikan dan telur. Buah dan susu jarang dikonsumsi.
Apabila sakit keluarga Tn. Ahmad Sayidi berobat ke
puskesmas atau bidan.
Keluarga Tn. Ahmad Sayidi memiliki kebiasaan
menabung
Keluarga Tn.Ahmad Sayidi tidak memiliki
kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan. Meskipun keluarga tersebut mengetahui
tentang dampak dan manfaat mencuci tangan yang
baik.
a. Tn. Ahmad Sayidi berkerja sebagai teknisi
disebuah bengkel reparasi mesin pompa air
b. Ny. Zubaedah bekerja sebagai Ibu rumah tangga
c. Ahmad Suwandi bekerja sebagai guru madrasah
d. Ahmad Saeful bekerja sebagai pekerja gudang
e. Ahmad Sufajri merupakan pelajar kelas 1 SMA

Tabel 1.13 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Ahmad Sayidi


Kriteria
Permasalahan
Luas Bangunan
Luas rumah 15 m x 15 m dengan lantai keramik.
Ruangan
dalam Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran 8
x 5 m, dengan empat kamar tidur yang masingrumah
masing berukuran 4 x 3 m dan 3 x 3 m. Terdapat
dapur yang berukuran 3 x 6 m beralaskan keramik,
dengan kamar mandi di dalamnya yang berukuran
2 x 3 m beralaskan keramik. Atap rumah terbuat
dari genteng tanah liat, terdapat plafon.. Ventilasi
terdapat di ruang keluarga berukuran kira-kira 50 x
100 cm. Terdapat jendela pada ruang keluarga
berukuran 2 x 1 m dan kamar utama beukuran 1 x
1 m.
Ventilasi
Ventilasi terdapat di ruang keluarga berukuran
kira-kira
50 x 100 cm
Pencahayaan
a. Terdapat jendela pada ruang keluarga
berukuran 2 x 1 m dan 1 x 1 m

18

5.
6.

7.
8.
9.

b. Cahaya matahari yang masuk ke rumah cukup


c. Terdapat 7 buah lampu di dalam rumah,
berwarna putih. Lampu terdapat di ruang tamu,
kamar tidur, dapur dan kamar mandi
MCK
Terdapat kamar mandi berukuran 2 m x 3 m, di
dalamnya terdapat bak mandi dan jamban.
Sumber Air
Dalam keseharian keluarga Tn. Ahmad Sayidi
menggunakan air tanah yang dibor untuk
kebutuhan masak dan mandi.
Saluran
pembuangan Limbah rumah tangga padat dibakar dan limbah
limbah
cair di buang di selokan.
Tempat
pembuangan Sampah ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian
sampah
dibakar di belakang rumah deket dengan kali.
Lingkungan
sekitar Bagian depan rumah Tn. Ahmad Sayidi adalah
rumah
jalan samping terdapat mushola dan sebuah paud.
Rumahnya
memiliki
pekaranngan,
dan
disebelahnya terdapat tanah kosong yang
ditumbuhi tanaman pisang

1.2.2.2 Keluarga Tn Hendi


Keluarga Tn. Hendi yang tinggal di Kampung Suka Karya, RT 06/ RW 02,
Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Keluarga Tn. Hendi memiliki 5 orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu
rumah. Keluarga ini terdiri dari seorang suami, istri, dan tiga anaknya yang tinggal
serumah.
Tabel 1.14 Tabel Keluarga Tn. Hendi
No

Nama

Status

Jenis

Keluarg

Kelamin

Usia

Pendidi

Pekerjaa

Penghasila

kan

a
1

Tn.

Suami

Laki-laki

49 th

SD

Supir

Rp. 3.000.000

Hendi
Ny. May

Istri

Perempua

38 th

SD

Ibu

n
3

An.

Anak

Windi
4

An Reza

Perempua

Rumah
17 th

SMK

Tangga
Pelajar

15 th

SMA

Pelajar

n
Anak

Laki-Laki

19

An.

Anak

Putri

4 th

Perempua
n

Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Hendi yang tinggal di Kampung Suka
Karya, RT 06/ RW 02, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. Tn. Hendi memiliki 4 orang anggota keluarga yang
tinggal dalam satu rumah. Keluarga ini terdiri dari seorang suami, istri, dan tiga
anaknya yang tinggal serumah. Tn. Hendi sebagai kepala keluarga berusia 49 tahun
dengan latar belakang pendidikan lulus SD sampai kelas enam. Ny. May sebagai istri
berusia 38 tahun dengan latar belakang lulus SD sampai kelas enam. Windi
merupakan anak pertama di keluarga ini yang berusia 17 tahun dan saat ini baru saja
lulus dari bangku sekolah menengah kejuruan keperawatan. Anak kedua bernama An.
Reza yang berusia 15 tahun dan sedang bersekolah di bangku SMA kelas 2. Anak
ketiga yaitu An. Putri yang berusia 4 tahun. Tn. Hendi berprofesi sebagai supir yang
beroperasi di sekitar pasar Kampung Melayu. , terkadang Tn. Hendi juga bekerja
sebagai tukang ojek. Penghasilan Tn Hendi sekitar Rp 3.000.000,- per bulannya. Ny.
May berprofesi sebagai ibu rumah tangga sehingga tidak mendapatkan penghasilan.
Tn. Hendi merokok sekitar 12 batang dalam satu hari, biasanya kebiasaan
merokok ini dilakukan di luar rumah dan terkadang saat anak-anaknya sedang tidak
berada di rumah, Tn Hendi merokok di dalam rumah. Dalam keluarga Tn. Hendi,
yang rutin berolahraga hanyalah An. Windi dan An. Reza. An. Windi rutin melakukan
lari pagi pada hari Minggu 60 menit. An. Reza melakukan olahraga futsal rutin dua
kali seminggu dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah. Olahraga futsal ini berdurasi
90 menit.
Keluarga Tn. Hendi memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari.
Seluruh makanan dimasak oleh Ny. May. Biasanya menu yang biasa dimakan adalah
sayur bayam, sayur kangkung, sayur asam, tahu, tempe, telur goreng, telur balado,
ikan goreng dan sambal. Keluarga Tn. Hendi mengkonsumsi buah-buahan 1-2 kali
seminggu. Keluarga Tn. Hendi mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan tetapi belum tentu mencuci tangan setelah beraktivitas. Keluarga Tn Hendi
mengaku menggunakan sendok dan garpu ketika makan. Pada keluarga Tn. Hendi,
Ny. May memiliki masalah kesehatan yaitu hipertiroid. Penyakit ini sudah diderita

20

oleh Ny. May sejak tahun 2009. Dalam satu tahun terakhir ini Ny. May rutin berobat
ke RSU Tanggerang sekali dalam 3 bulan dan mendapat pengobatan propylthiourasil
50mg diminum satu tablet sekali dalam sehari. Selain Ny. May, pada keluarga
Tn.Hendi tidak memiliki masalah kesehatan dalam sebulan terakhir ini, penyakit
yang sering dialami oleh anggota keluarganya adalah batuk pilek, diare dan demam.
Biasanya apabila sakit mereka terbiasa mengobatinya sendiri dengan membeli obat
warung. Kemudian jika tidak terobati, keluarga Tn. Hendi akan berobat ke bidan atau
puskesmas. Jika tidak terobati maka keluarga tersebut akan berobat ke Rumah Sakit
Umum. Keluarga Tn. Hendi juga senang mengkonsumsi obat-obatan herbal seperti
dedaunan yang direbus. Contohnya rebusan daun jambu biji untuk mengobati radang
tenggorokan. Tn Hendi juga senang mengkonsumsi jamu gendong dengan frekuensi
2 kali dalam sebulan.
Ny. May memiliki kebiasaan melakukan pemeriksaan antenatal dan
melahirkan di bidan. An. Windi dilahirkan dengan bantuan bidan ketika usia
kehamilan 40 minggu. Ny. May melahirkan An. Reza dibantu oleh bidan ketika usia
kehamilan 40 minggu. Namun setelah melahirkan Ny. May mengalami perdarahan
sehingga dirawat di RS. Sedangakan An. Putri dilahirkan di RS karena saat
mengandung bersaamaan saat Ny. May mengalami hipertiroid saat usia kehamilan 39
minggu. Ketiga anak Ny. May mendapatkan ASI eksklusif dan MPASI dimulai pada
bulan ke 6. Ny. May mengaku bahwa An. Windi mendapatkan imunisasi lengkap.
Sedangkan An. Reza dan An. Putri tidak meneruskan imunisasi saat pemberian
campak. Alasan Ny. May tidak memberikan imunisasi campak dikarenakan saat
jadwal pemberian vaksin campak di bidan, An. Reza sedang demam, sehingga Ibu
bidan menyarankan agar pemberian vaksin ditunda. Namun Ny. May tidak
melanjutkan pemberian vaksin campak terhadap An. Reza. Ny. May juga tidak
memberikan imunisasi campak terhadap An. Putri. Ny. May dalam satu tahun
terakhir menggunakan obat KB berupa suntikan satu kali dalam kurun waktu 3 bulan.
Keluarga Tn. Hendi tinggal di sebuah rumah bangunan permanen seluas
14 x 9 m. Seluruh dinding rumah terbuat dari dinding semen yang sudah di cat.
Seluruh lantainya terpasang ubin. Seluruh atap rumah menggunakan genteng dan
terpasang plafon berwarna putih. Rumah Tn. Hendi terdiri dari sebuah teras, ruang
tamu, ruang tengah, 2 kamar tidur, sebuah kamar mandi dan sebuah dapur. Teras

21

didepan rumah berukuran 8,8 x 4 cm, terpasang ubin dan terdapat kursi yang terbuat
dari bambu. Di bagian depan teras, terdapat pot-pot tanaman yang tesusun rapi.
Ruang tamu berukuran 3,6 x 4 m beralaskan ubin, terdapat lemari yang besar di
ruangan tersebut terdapat sebuah jendela yang dapat dilewati cahaya matahari dan
rutin dibuka pada pagi hari. Ruang keluarga berukuran 4,8 x 4 m. Didalamnya
terdapat televisi, kulkas, meja dan lemari. Di ruang keluarga terdapat ventilasi udara.
Keluarga Tn. Hendi sering berkumpul di ruang tengah dengan menggelar karpet.
Kamar mandi berukuran 1,4 x 1,8 m. Dengan satu bak mandi, kloset jongkok dan
ventilasi. Ruang dapur berukuran 5,2 x 2 m. Terdapat tempat cuci piring dan kompor
di dalamnya. Dari dapur terdapat ventilasi dan pintu yang mengarah ke luar rumah.
Ruang kamar tidur utama terdapat tempat tidur dan jendela. Kamar tidur ke dua
terdapat kasur lipat dan ventilasi. Rumah keluarga Tn. Hendi terletak di suatu daerah
yang tetangganya merupakan keluarganya. Di belakang rumah keluarga Tn. Hendi
terdapat kandang burung milik saudara Tn. Hendi yang merupakan keluarganya.
Keluarga Tn. Hendi memiliki kebiasaan membakar sampah yang jaraknya 3 m dari
rumahnya.

Gambar 1.5 Denah Rumah Keluarga Tn. Hendi

22

Tabel 1.15 Faktor Internal Keluarga Tn. Hendi


No

Faktor Internal

Kebiasaan merokok

Olah raga

Pola Makan

Permasalahan
Tn. Ali merokok sekitar 12 batang dalam satu hari,
biasanya kebiasaan merokok ini dilakukan di luar dan
terkadang jika tidak ada anaknya merokok di luar rumah.
Pada keluarga Tn. Hendi hanya An. Windi dan An. Reza
yang rutin berolahraga. An. Windi rutin melakukan lari
pagi pada hari Minggu 60 menit. An. Reza melakukan
olahraga futsal rutin dua kali seminggu dalam kegiatan
ekstrakulikuler sekolah. Olahraga futsal ini berdurasi
90 menit.
Keluarga Tn. Hendi memiliki pola makan sebanyak 3
kali dalam sehari. Menu yang biasa dimakan adalah
sayur bayam, sayur kangkung, sayur asam, tahu, tempe,
telur goreng, telur balado, ikan goreng dan sambal.
Mengkonsumsi buah-buahan 1-2 kali seminggu.
Keluarga Tn Hendi mengaku menggunakan sendok dan
garpu ketika makan.

23

Pola Pencarian Pengobatan

Apabila sakit keluarga Tn. Hendi terbiasa mengobatinya


sendiri dengan membeli obat warung. Kemudian jika
tidak terobati, keluarga Tn. Hendi akan berobat ke bidan
atau puskesmas. Jika tidak terobati maka keluarga
tersebut akan berobat ke Rumah Sakit Umum. Keluarga
Tn. Hendi juga senang mengkonsumsi obat-obatan
herbal.

Menabung

Dalam keluarga Tn. Hendi tidak ditemukan kebiasaan


menabung.
a

Aktivitas sehari-hari

Mencuci tangan

Tn. Hendi bekerja sebagai supir yang beroperasi di


Pasar Kampung Melayu dengan jam yang tidak
menentu.
b Aktivitas Ny. May sehari-hari mengurus anak,
mencuci baju, membersihkan rumah dan membuat
makanan.
c An. Windi berprofesi sebagai pegawai pabrik.
d An. Reza duduk di bangku kelas 2 SMA. Berangkat
mulai pukul 07.00 WIB dan pulang ke rumah pukul
15.00 WIb
e An. Putri belum bersekolah dan berada di rumah
bersama Ny. May.
Keluarga Tn. Hendi memiliki kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah makan tetapi belum tentu
mencuci tangan setelah beraktivitas.

Tabel 1.16 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Hendi


No
1.

Kriteria
Luas Bangunan

Permasalahan
Luas rumah 14 x 9 m.

2.

Ruangan dalam
rumah

3.

Ventilasi

Rumah Tn. Hendi terdiri dari sebuah teras, ruang


tamu, ruang tengah, 2 kamar tidur, sebuah kamar
mandi dan sebuah dapur.
Terdapat 2 buah jendela dan 6 ventilasi.

4.

Pencahayaan

5.

MCK

6.

Sumber Air

Terdapat jendela pada ruang tamu dan kamar


tidur utama.
b Terdapat 6 buah ventilasi.
c Terdapat 7 buah lampu.
Kamar mandi berukuran 1,4 x 1,8 m. Dengan satu
bak mandi, kloset jongkok dan ventilasi.
Untuk mandi dan memasak menggunakan pompa air
yang berjarak 3 m dari rumah, sedangkan untuk

24

minum menggunakan air galon.


7.
8.

9.

Saluran pembuangan
limbah
Tempat pembuangan
sampah

Air limbah rumah tangga di buang ke selokan dekat


rumah.
Sampah dikumpulkan dan dibakar sampahnya pada
tempat pembakaran yang jaraknya 3 m dari rumah.

Lingkungan sekitar rumah

Rumah Tn. Hendi terletak di suatu daerah yang


tetangganya merupakan keluarganya. Di samping
kiri rumah terdapat halaman rumah. Di sebelah
kanan terdapat jalan. Lingkungan sekitar rumah
keluarga Tn. Hendi bersih dan tidak ada sampah
berserakan, hanya terdapat banyak burung peliharaan
milik tetangga yang merupakan saudara Tn. Hendi di
belakang rumah yang berada di dalam kandang.

1.2.2.3 Keluarga Tn Gayong


Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Gayong yang beranggotakan 6 orang
anggota keluarga, 4 anggota keluarga dalam satu rumah, 1 sudah menikah tinggal
dengan suaminya,1 tinggal di pesantren. Keenam anggota tersebut di antaranya:

Tabel 1.17 Tabel Keluarga Tn. Gayong


N

Nama

o
1

Tn.

Status

Jenis

Pekerjaa

Penghasila

Keluarg

Kelamin

kan

a
Suami

Laki-laki 45

SD kelas

Karyawan

Rp

th

swasta

450.000/ming

Perempu

42

SD kelas

Ibu

gu
-

an

th

Rumah

Perempu

26

SD

Tangga
Ibu

an

th

Gayong
2

Ny.

Istri

Mursani
3

Ny.Sitit
Nurhasana

Anak

Usia Pendidi

Rumah
Tangga

25

Tn. Kandar

Anak

Laki-laki 24

SMP

th

Karyawan

Rp.

Swasta

1.500.000/

An. Siti

Anak

Perempu

15

SMA

Pelajar

bulan
-

Rahmawati
An. Siti

Anak

an
Perempu

th
11

SD

Pelajar

an

th

Nuraini

Keluarga binaan ini bertempat tinggal di RT 06/ RW 02, Desa Pangkalan,


Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Tn. Gayong dan Ny. Mursani
merupakan warga asli daerah tersebut, Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri
yang telah menikah selama 28 tahun dan telah mempunyai 4 orang anak, yaitu satu
anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Tn. Gayong berusia 45 tahun dengan latar
pendidikan terakhir SD kelas 1, tidak dilanjutkan karena keterbatasan dana. Tn.
Gayong saat ini bekerja sebagai karyawan swasta sebagai buruh angkat barang. Tn.
Gayong berpenghasilan seminggu Rp.450.000,- . Sedangkan Ny Mursani memiliki
latar pendidikan hanya sampai kelas 5 SD. Ny. Mursani tidak melanjutkan kembali
pendidikannya, hal ini juga dikarenakan keterbatasan dana. Saat ini Ny. Rosiah hanya
menjadi Ibu Rumah Tangga.
Anak pertama Tn. Gayong dan Ny. Mursina yang bernama Ny. Siti Nurhasana
berusia 26 tahun yang saat ini sudah menikah dan sekarang menjadi ibu rumah
tangga dengan 1 anak.. Adiknya bernama Tn. Kandar yang berusia 24 tahun yang
saat ini sedang bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah toko. Anak ketiga
bernama An. Siti Rahmawati berusia 15 tahun, sekarang bersekolah SMA di sebuah
pondok pesantren dan hanya pulang setahun sekali ketika hari raya idul fitri. Anak
keempatnya bernama An. Siti Nuraini berusia 8 tahun, sekarang duduk di kelas 2 SD.
Dalam keseharian keluarga Tn. Gayong menggunakan air tanah yang di bor
untuk mandi dan mencuci. Namun, untuk minum dan memasak mereka sudah
menggunakan air galon. Tn. Gayong mengatakan bila tidak ada air, mereka membeli
air isi ulang atau mengambil air sumur di rumah anak pertamanya. Keluarga ini
memiliki pola makan 2-3 kali sehari. Ny. Mursina memasak sendiri makanan untuk
keluarganya. Makanan yang mereka makan yaitu seperti tahu, tempe, sayur dan telur.
Keluarga ini jarang makan buah dan minum susu, sehingga kebutuhan gizinya

26

kurang mencukupi. Keluarga ini memiliki kebiasaan yang kurang baik sebelum dan
sesudah makan yaitu mereka jarang mencuci tangannya menggunakan sabun.
Tn. Gayong memiliki kebiasaan merokok sejak usia muda sekitar sejak 37
tahun yang lalu. Dalam sehari Tn. Gayong menghabiskan 1 bungkus sehari. Keluarga
ini memiliki kebiasaan berobat dengan obat obat warung terlebih dahulu jika sakit.
Mereka tidak pernah berobat ke puskesmas karena menurut mereka sistem bpjs rumit
dan harus menunggu lama bila ingin berobat.

Keluarga ini tidak mempunyai

kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah melakukan kegiatan olahraga.


Anak-anaknya hanya berolahraga bila ada pelajaran olahraga di sekolah.
Kelurga Tn. Gayong memiliki kebiasaan buruk dalam membuang sampah.
Keluarga ini menumpuk sampah kering dan padat di belakang rumah dan
membakarnya dan sampah organik di buang ke kali kecil di depan rumah karena
tidak ada pembuangan sampah.
Rumah Tn. Gayong terletak di kawasan padat penduduk, dalam satu
lingkungan rumah terdiri dari rumah-rumah saudaranya. Di depannya terdapat
perkarangan yang banyak penumpukan galon-galon air bekas, ban-ban bekas dan
kandang buruh serta barang-barang tidak terpakai lainnya. Luas rumah keluarga ini
5 x 11 m dengan lantai keramik. Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran 2,5
x 3 m, dengan 3 kamar tidur yang masing-masing berukuran 2,5 x 3 m dan 2,5 x 3 m
dan 2 x 2 m Terdapat dapur yang berukuran 1,5 x 2 m berlantaikan keramik, dengan
kamar mandi berukuran 1,5 x 2 m berlantaikan keramik. Atap rumah terbuat dari
genteng tanah liat, tidak ada plafon. Hal ini membuat pencahayaan di dalam rumah
kurang. Ventilasi hanya terdapat di ruang keluarga berukuran kira 30 x 100 cm.
Terdapat jendela pada ruang keluarga berukuran 1,5 x 1,5 m dan kamar utama
beukuran 1 x 1,5 m. Cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah cukup kurang.
Terdapat 7 buah lampu, berwarna putih. Lampu berada di ruang tamu, 3 kamar tidur,
teras, dapur dan kamar mandi. Jarak antara sumber air dan kamar mandi sekitar 22
meter.

27

Gambar 1.6 Denah Rumah Keluarga Tn. Sofyan

Tabel.1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. Gayong


No
1

Faktor Internal
Kebiasaan merokok

Olah raga

Pola Makan

Pola Pencarian
Pengobatan

Permasalahan
Tn. Gayong sudah merokok sejak 37 1tahun yang lalu
dan menghabiskan 1 bungkus rokok perhari.
Keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan berolahraga.
Bahkan hampir tidak pernah melakukan kegiatan
olahraga
Keluarga ini mempunyai pola makan 2-3 kali sehari
pada pagi, siang dan malam hari. Ny. Mursina
memasak sendiri untuk makan keluarga, menu
makanan yang sering dimakan adalah tahu, tempe,
sayur dan telur. Buah dan susu jarang dikonsumsi.
Apabila sakit keluarga Tn. Gayong hanya membeli
obat warung.

28

Menabung

Mencuci tangan

Aktivitas sehari-hari

Keluarga Tn. Gayong tidak memiliki kebiasaan


menabung
Keluarga Tn. Gayong tidak memiliki kebiasaan
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Meskipun keluarga tersebut mengetahui tentang
dampak dan manfaat mencuci tangan yang baik.
f. Tn. Gayong berkerja sebagai karyawan swasta di
pabrik sebagai kuli angkat.
g. Ny. Mursina saat ini sebagai Ibu rumah tangga
h. An. Rani saat ini sebagai Ibu rumah tangga
i. Tn. Kandar bekerja sebagai karyawan swasta
j. An. Lia sekarang mengenyam pendidikan SMA di
pondok pesantren
k. An. Dewi sekarang sedang mengenyam
pendidikan SD kelas 5.

Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Gayong


No
1.

Kriteria
Luas Bangunan

2.

Ruangan
rumah

3.

Ventilasi

4.

Pencahayaan

Permasalahan
Luas rumah 5 x 11 m dengan lantai keramik.
dalam Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran 2,5
x 3 m, dengan 3 kamar tidur yang masing-masing
berukuran 2,5 m x 3 m, 2,5 m x 3 m dan 2 m x2 m.
Terdapat dapur yang berukuran 1,5 m x 2 m
berlantaikan keramik, dengan kamar mandi yang
berukuran 1,5 x 2 m berlantaikan keramik. Atap
rumah terbuat dari genteng tanah liat, tidak ada
plafon dan ditutupi dengan terpal.
Ventilasi hanya terdapat di ruang tamu, kamar tidur
depan dan dapur.
d. Terdapat jendela pada kamar depan dengan
ukuran 1,5 x 1 m dan ruang tamu dan 1,5 m x 1,5

29

5.

6.

7.
8.
9.

m
e. Cahaya matahari yang masuk ke rumah kurang
f. Terdapat 7 buah lampu di dalam rumah, berwarna
putih. Lampu terdapat di ruang tamu, tiap kamar
tidur, ruang tengah, teras depan dan dapur.
MCK
Terdapat kamar mandi berukuran 1,5 x 2 m, di
dalamnya terdapat bak mandi dan jamban (wc
jongkok).
Sumber Air
Dalam
keseharian
keluarga
Tn.
Gayong
menggunakan air tanah yang dibor untuk kebutuhan
mencuci dan mandi. Sedangkan untuk masak dan
minum Tn. Gayong membeli air galon.
Saluran
pembuangan Limbah rumah tangga padat dibakar dan limbah cair
limbah
di buang di selokan.
Tempat
pembuangan Sampah ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian
sampah
dibakar di belakang rumah deket dengan kali.
Lingkungan sekitar rumah Bagian depan rumah Tn. Gayong langsung
berhadapan dengan rumah ibu mertuanya dan bagian
samping berdampingan dengan rumah adiknya yang
kedua. Rumahnya memiliki pekaranngan, terdapat
kandang burung dan tumpukan galon-galon air.

1.2.2.4 Keluarga Tn Ahmad Yani


Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Ahmad Yani yang beranggotakan empat
orang anggota keluarga yang tingal dalam satu rumah. Keempat anggota tersebut di
antaranya:
Tabel 1.20 Tabel Keluarga Tn. Ahmad
N

Nama

Status

Jenis

Keluar Kelamin

ga
Suami

Tn.

Laki-laki

Usia

Pendi Pekerjaa
dikan n

42 th

SMP

Pedagang Rp840,000

Ahmad
2

Yani
Ny. Dede

3
4

Penghasilan

1.960.000/bulan
Istri

Perempu

38 th

SD

Buruh

Rp1.000.000,-

Nurma
An. Saipul Anak

an
Laki-laki

18 th

SMK

Pelajar

Anwar
An. Iqbal

Laki-laki

16 th

SMK

Pelajar

Anak

Ade
Saputra

30

Keluarga binaan ini bertempat tinggal di RT 06/ RW 02, Desa Pangkalan,


Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga ini sudah
tinggal di Desa Pangkalan selama 20 tahun. Tn. Ahmad Yani merupakan warga asli
daerah tersebut. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri yang telah menikah
selama 20 tahun dan telah mempunyai dua orang anak, yaitu dua anak laki-laki. Tn.
Ahmad Yani berusia 42 tahun dengan latar pendidikan lulus SMP. Tn. Ahmad Yani
setelah itu, mencoba mencari pekerjaan sebagai pedagang. Ia berdagang mainan
keliling dengan menggunakan gendongan. Tn. Ahmad Yani berpenghasilan sehari
kurang lebih Rp.30.000,- sampai dengan Rp. 70.000,- Keuntungan tersebut terkadang
digunakan kembali untuk membeli stock mainan. Sedangkan Ny Dede memiliki latae
pendidikan hanya sampai selesai SD. Ny Dede tidak melanjutkan kembali
pendidikannya, hal ini dikarenakan keterbatasan dana. Ny Dede membant keuangan
keluarga dengan menjadi pekerja buruh pabrik sepatu. Penghasilan Ny Dede
diperoleh perharian yaitu Rp 50.000,- dengan waktu kerja sejak pukul 08.00 hingga
pukul 16.00.
Ny Dede melahirkan anak pertamanya dengan persalinan normal di dukun.
Selama kehamilannya, ia mengaku tidak mengalami kesulitan dan selalu berobat
pada bidan. Ny Dede mengaku berobat kehamilan sekurang-kurangnya 5 kali.
Setelah melahirkan, anak pertamanya meninggal dunia saat usia 1 minggu. Menurut
Ny Dede, anak pertamanya meninggal karena infeksi tali pusat. Setelah melahirkan
anak pertama, Ny Dede tidak menggunakan kontrasepsi dan berencana untuk
mempunyai anak. Ny Dede kembali hamil anak keduanya. Selama kehamilan, Ny
Dede selalu mememriksakan diri di bidan dekat rumah. Ny Dede melahirkan anak
keduanya dengan persalinan normal di bidan. Setelah melahirkan anak keduanya, ia
kembali ingin mempunyai anak dan tidak menggunakan kontrasepsi. Ny Dede
kembali hamil anak ketiga. Ny Dede rutin memeriksakan diri di bidan dan
melahirkan anak ketiga di bidan dengan persalinan normal. Ny Dede memberikan asi
selama kurang lebih 2 tahun. Ny Dede mengaku memberikan makana pengganti asi
seperti biskuit Milna pada anak-anak mereka. Kedua anaknya diberikan imunisasi
dasar yaitu hepatitis B, BCG, Polio, DPT (Diphteria, Tetanus, Pertusis) dan Campak.

31

Anak kedua Tn Ahmad dan Ny Dede yang bernama An Saipul Anwar berusia
18 tahun yang saat ini seang menjalani pendidikan kelas 2 SMK di bagian akuntansi.
Dalam hal pendidikan, An Saipul pernah tinggal kelas 2 kali. Kegiatan sehari-harinya
hanya bersekolah, tidak ada kegiatan tambahan seperti kursus. Adiknya bernama An
Iqbal yang berusia 16 tahun yang saat ini menjalani pendidikan kelas 2 SMK bagian
multimedia. Kegiatan sehari-harinya bersekolah dan mengikuti kegiatan tambahan
seperti paskibraka di SMK.
Dalam keseharian keluarga, Tn Ahmad menggunakan air tanah yang di bor
untuk mandi dan mencuci. Untuk makan dan minum Tn Ahmad mengaku
menggunakan air galon yang dibeli di depot isi ulang. Dalam dua hari, keluarga Tn
Ahmad dapat menghabiskan 1 galon. Keluarga Tn Ahmad makan 2 3 kali perhari,
untuk makanan sarapan keluarga Tn Ahmad selalu membeli makanan dan untuk
siang hari, keluarga Tn Ahmad hanya menyisihkan uang untuk anak mereka untuk
membeli makan diluar, untuk malam hari, keluarga Tn Ahmad lebih sering membuat
mie instant atau makanan lauk di luar rumah dan memasak nasi sendiri. Keluarga ini
mengaku makan buah apabila ada biaya berlebih. Untuk makan sayuran, keluarga Tn
Ahmad lebih sering memakan timun atau daun kangkung. Tn Ahmad mengaku untuk
jarang menyediakan susu untuk keluarganya sehingga gizi keluarga kurang
mencukupi. Keluarga ini memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan dengan baik dan
benar sebelum makan dan sesudah makan.
Tn. Ahmad memiliki kebiasaan merokok sejak usia muda sekitar sejak 24
tahun yang lalu. Dalam sehari Tn. Ahmad menghabiskan 3-4 batang sehari saat
merasa bingung atau banyak pikiran. Keluarga ini memiliki kebiasaan berobat di
bidan. Mereka tidak pernah berobat ke puskesmas karena tidak mempunyai BPJS.
Keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan berolahraga rutin. Anak-anaknya hanya
berolahraga bila ada pelajaran olahraga di sekolah ataupun saat aktivitas paskibraka.
Kelurga Tn. Ahmad memiliki kebiasaan buruk dalam membuang sampah.
Keluarga ini menumpuk sampahnya di depan rumah karena tidak ada pembuangan
sampah dan mereka juga

sering membakar sampah di belakang rumah dengan

dialaskan kaleng bekas.


Rumah Tn. Ahmad terletak di kawasan padat penduduk, dalam satu
lingkungan rumah terdiri dari rumah-rumah saudaranya. Di depannya terdapat

32

perkarangan yang banyak penumpukan galon-galon air bekas. Luas rumah keluarga
ini 10 x 6 m dengan lantai keramik. Dalam rumah terdapat ruang keluarga
berukuran 3 x 2 m, dengan dua kamar tidur yang masing-masing berukuran 3 x 3 m
dan 3 x 2 m. Terdapat dapur yang berukuran 3 x 1,5 m berlantaikan sebagaian
keramik dan sebagian semen, dengan kamar mandi di dalamnya yang berukuran 1 x
2 m beralaskan semen. Atap rumah terbuat dari genteng tanah liat, tidak ada plafon
dan ditutupi dengan terpal. Hal ini membuat pencahayaan di dalam rumah kurang.
Ventilasi hanya terdapat di ruang keluarga berukuran kira 30 x 100 cm. Terdapat
jendela pada ruang keluarga berukuran 1,5 x 1 m dan kamar utama beukuran 1 x 0,5
m. Cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah cukup kurang. Terdapat 6 buah
lampu, berwarna putih. Lampu berada di ruang tamu, dua kamar tidur, dapur dan
kamar mandi. Jarak antara sumber air dan kamar mandi sekitar 10 meter.

Gambar 1.7 Denah Rumah Keluarga Tn. Ahmad


Tabel.1.21 Faktor Internal Keluarga Tn. Ahmad
No
1

Faktor Internal
Kebiasaan merokok

Olah raga

Pola Makan

Permasalahan
Tn. Ahmad sudah merokok sejak 24 tahun yang lalu
dan menghabiskan 3 - 4 batang rokok perhari.
Keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan berolahraga.
Anak-anak Tn Ahmad masih berolahraga mengikuti
aktivitas di sekolah masing-masing
Keluarga ini mempunyai pola makan 2 - 3 kali sehari
pada pagi, siang dan malam hari. Ny. Dede jarang
memasak sendiri untuk makan keluarga, lebih sering

33

4
5
6

Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung
Mencuci tangan

Aktivitas sehari-hari

membeli makanan diluar, menu makanan yang sering


dimakan adalah tahu, tempe, ikan dan telur. Buah dan
susu jarang dikonsumsi.
Apabila sakit keluarga Tn. Ahmad berobat ke bidan.
Keluarga Tn. Ahmad memiliki kebiasaan menabung
Keluarga Tn. Ahmad tidak memiliki kebiasaan
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Meskipun keluarga tersebut mengetahui tentang
dampak dan manfaat mencuci tangan yang baik.
l. Tn. Ahmad berkerja sebagai pedagang mainan
keliling.
m. Ny. Dede bekerja sebagai buruh pabrik sepatu
n. An. Saipul sekarang sedang mengenyam
pendidikan SMK kelas 2 Jurusan Akuntansi
o. An. Iqbal sekarang sedang mengenyam
pendidikan SMK kelas 2 Jurusan Multimedia

Tabel 1.22 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Ahmad


No
1.

Kriteria
Luas Bangunan

2.

Ruangan
rumah

3.
4.

5.
6.

7.
8.

Permasalahan
Luas rumah 10 x 6 m dengan lantai keramik.

dalam Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran 3 x


2 m, dengan dua kamar tidur yang masing-masing
berukuran 3 x 3 m dan 3 x 2 m. Terdapat dapur yang
berukuran 3 x 1,5 m berlantaikan sebagaian keramik
dan sebagian semen, dengan kamar mandi di
dalamnya yang berukuran 1 x 2 m beralaskan semen.
Atap rumah terbuat dari genteng tanah liat, tidak ada
plafon dan ditutupi dengan terpal.
Ventilasi
Ventilasi hanya terdapat di ruang keluarga berukuran
kira 30 x 100 cm
Pencahayaan
g. Terdapat jendela pada ruang keluarga berukuran
1,5 x 1 m dan 1 x 0,5 m
h. Cahaya matahari yang masuk ke rumah kurang
i. Terdapat 6 buah lampu di dalam rumah, berwarna
putih. Lampu terdapat di ruang tamu, kamar tidur
dan dapur.
MCK
Terdapat kamar mandi berukuran 2 x 2 m, di
dalamnya terdapat bak mandi dan jamban.
Sumber Air
Dalam keseharian keluarga Tn. Ahmad menggunakan
air tanah yang dibor untuk kebutuhan Mencuci dan
mandi. Sementara untuk makan dan minum
menggunakan air galon
Saluran
pembuangan Limbah cair di buang di selokan.
limbah
Tempat
pembuangan Tidak ada tempat pembuangan sampah. Sampah
sampah
ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar di
belakang rumah.

34

9.

Lingkungan sekitar rumah

Bagian depan rumah Tn. Ahmad langsung


berhadapan dengan rumah adiknya dan bagian
samping berdampingan dengan rumah kakak yang
kedua. Rumahnya memiliki pekarangan, terdapat
kandang burung dan tumpukan galon-galon air.

1.2.2.5 Keluarga Tn Sofyan


Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Sofyan yang beranggotakan empat orang
anggota keluarga yang tingal dalam satu rumah. Keempat anggota tersebut di
antaranya:

Tabel 1.23 Tabel Keluarga Tn. Sofyan


N

Nama

o
1

Tn. Sofyan

Ny. Rosiah

Status

Jenis

Keluarg

Kelamin

a
Suami

Laki-laki

Istri

Perempu
an

Usia

Pendidi

Pekerjaa

Penghasila

kan

Karya-

Rp

wan

1.500.000/bul

37 th SD kelas

Swasta
Ibu

an
-

Rumah

40 th SMA

An. Rendi

Anak

Laki-laki

15 th SMK

Tangga
Pelajar

An. Dewi

Anak

Perempu

11 th SD

Pelajar

an
Keluarga binaan ini bertempat tinggal di RT 06/ RW 02, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga ini sudah
tinggal di Desa Pangkalan selama 16 tahun. Tn. Sofyan merupakan warga asli daerah
tersebut dan Ny. Rosiah Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri yang telah
menikah selama 16 tahun dan telah mempunyai dua orang anak, yaitu satu anak lakilaki dan satu anak perempuan. Tn. Sofyan berusia 40 tahun dengan latar pendidikan
lulus SMA. Tn. Sofyan sempat mengenyam pendidikan di perkuliahan selama kurang
lebih enam bulan, namun tidak dilanjutkan karena keterbatasan dana. Setelah itu, Tn.
Sofyan bekerja di Pabrik sebagai operator, namun Tn. Sofyan berhenti dikarenakan

35

masalah upah yang tidak cukup. Tn. Sofyan saat ini bekerja sebagai wirausaha
bidang teknis elektronik seperti memperbaiki televisi dan kipas. Tn. Sofyan
berpenghasilan sehari kurang lebih Rp.20.000,- sampai dengan Rp. 100.000,- dan
perbulan kurang lebih sebanyak Rp 1.500.000,-. Sedangkan Ny Rosiah memiliki latar
pendidikan hanya sampai kelas 5 SD. Ny. Rosiah tidak melanjutkan kembali
pendidikannya, hal ini juga dikarenakan keterbatasan dana. Ny. Rosiah membantu
keuangan keluarga dengan menjadi kontraan pekerja pabrik. Saat ini Ny. Rosiah
hanya menjadi Ibu Rumah Tangga karea kontrak kerjanya telah habis.
Ny. Rosiah melahirkan anak pertamanya dengan persalinan normal di bidan.
Selama kehamilannya, ia mengaku tidak mengalami kesulitan. Ny. Rosiah
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak kurang lebih 4 kali di bidan. Setelah
melahirkan anak pertamanya, ia menggunakan kontrasepsi oral selama dua bulan,
namun terdapat efek samping menstruasi yang berlebih sehingga ia menggantinya
dengan kontrasepsi suntik per tiga bulan. Ny. Rosiah memberikan asi selama kurang
lebih satu tahun dan saat usia anaknya dua bulan dibarengi dengan susu formula juga.
Empat tahun kemudian, Ny. Rosiah kembali hamil anak keduanya. Lahir dengan
persalinan normal di bidan dan melakukan pemeriksaan kehamilannya di bidan. Ny.
Rosiah memberikan asi pada anak keduanya selam 2 tahun. Kedua anaknya diberikan
imunisasi dasar yaitu hepatitis b, bcg, polio, Diphteria Tetanus Pertusis (DPT), dan
campak.
Anak pertama Tn. Sofyan dan Ny. Rosiah yang bernama An. Rendi berusia 15
tahun yang saat ini sedang menjalani pendidikan kelas 1 SMK bagian akuntasi.
Dalam hal pendidikan An. Rendi tidak pernah tinggal kelas. Kegiatan sehari-harinya
hanya bersekolah, tidak ada kegiatan tambahan seperti kursus. Adiknya bernama An.
Dewi yang berusia 11 tahun yang saat ini sedang menjalani pendidikan kelas 5 SD.
Selain bersekolah, kegiatan Dewi yaitu mengaji di daerah sekitar rumahnya.
Dalam keseharian keluarga Tn. Sofyan menggunakan air tanah yang di bor
untuk mandi dan masak. Namun, untuk minum mereka sudah menggunakan
menggunakan air galon. Tn. Sofyan mengatakan bila tidak ada air, mereka membeli
air isi ulang. Keluarga ini memiliki pola makan 2-3 kali sehari. Ny. Rosiah memasak
sendiri makanan untuk keluarganya. Makanan yang mereka makan yaitu sayurannya
seperti tahu, tempe dengan lauknya yaitu ikan atau ayam. Keluarga ini jarang makan

36

buah dan minum susu, sehingga kebutuhan gizinya kurang mencukupi. Keluarga ini
memiliki kebiasaan yang kurang baik sebelum dan sesudah makan yaitu mereka
jarang mencuci tangannya menggunakan sabun.
Tn. Sofyan memiliki kebiasaan merokok sejak usia muda sekitar sejak 20
tahun yang lalu. Dalam sehari Tn. Sofyan menghabiskan 1-2 batang sehari. Keluarga
ini memiliki kebiasaan berobat di klinik dokter dan bidan. Mereka tidak pernah
berobat ke puskesmas karena menurut mereka sistem bpjs rumit dan harus menunggu
lama bila ingin berobat.

Keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan berolahraga.

Bahkan hampir tidak pernah melakukan kegiatan olahraga. Anak-anaknya hanya


berolahraga bila ada pelajaran olahraga di sekolah.
Kelurga Tn. Sofyan memiliki kebiasaan buruk dalam membuang sampah.
Keluarga ini menumpuk sampahnya di depan rumah karena tidak ada pembuangan
sampah dan mereka juga sering membakar sampah di belakang rumah.
Rumah Tn. Sofyan terletak di kawasan padat penduduk, dalam satu
lingkungan rumah terdiri dari rumah-rumah saudaranya. Di depannya terdapat
perkarangan yang banyak penumpukan galon-galon air bekas. Luas rumah keluarga
ini 10 x 7 m dengan lantai keramik. Dalam rumah terdapat ruang keluarga
berukuran 3 x 2 m, dengan dua kamar tidur yang masing-masing berukuran 3 x 3 m
dan 3 x 2 m. Terdapat dapur yang berukuran 3 x 1,5 m berlantaikan sebagaian
keramik dan sebagian semen, dengan kamar mandi di dalamnya yang berukuran 1 x
2 m beralaskan semen. Atap rumah terbuat dari genteng tanah liat, tidak ada plafon
dan ditutupi dengan terpal. Hal ini membuat pencahayaan di dalam rumah kurang.
Ventilasi hanya terdapat di ruang keluarga berukuran kira 30 x 100 cm. Terdapat
jendela pada ruang keluarga berukuran 1,5 x 1 m dan kamar utama beukuran 1 x 0,5
m. Cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah cukup kurang. Terdapat 6 buah
lampu, berwarna putih. Lampu berada di ruang tamu, dua kamar tidur, dapur dan
kamar mandi. Jarak antara sumber air dan kamar mandi sekitar 10 meter.

37

Gambar 1.8. Denah Rumah Keluarga Tn. Sofyan


Tabel.1.24 Faktor Internal Keluarga Tn. Sofyan
No
1

Faktor Internal
Kebiasaan merokok

Olah raga

Pola Makan

4
5

Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung

Mencuci tangan

Aktivitas sehari-hari

Permasalahan
Tn. Sofyan sudah merokok sejak 20 tahun yang lalu
dan menghabiskan 1-2 batang rokok perhari.
Keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan berolahraga.
Bahkan hampir tidak pernah melakukan kegiatan
olahraga
Keluarga ini mempunyai pola makan 3 kali sehari
pada pagi, siang dan malam hari. Ny. Rosiah memasak
sendiri untuk makan keluarga, menu makanan yang
sering dimakan adalah tahu, tempe, ikan dan telur.
Buah dan susu jarang dikonsumsi.
Apabila sakit keluarga Tn. Sofyan berobat ke klinik
dokter atau bidan.
Keluarga Tn. Sofyan tidak memiliki kebiasaan
menabung
Keluarga Tn. Sofyan tidak memiliki kebiasaan
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Meskipun keluarga tersebut mengetahui tentang
dampak dan manfaat mencuci tangan yang baik.
p. Tn. Sofyan berkerja sebagai wirausaha
memperbaiki barang elektronik di rumah.
q. Ny. Rosiah bekerja sebagai Ibu rumah tangga
r. An. Rendi sekarang sedang mengenyam
pendidikan SMA kelas 1
s. An. Dewi sekarang sedang mengenyam
pendidikan SD kelas 5.

38

No
1.
2.

3.
4.

5.
6.

7.
8.

9.

Tabel 1.25 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sofyan


Kriteria
Permasalahan
Luas Bangunan
Luas rumah 10 x 7 m dengan lantai keramik.
Ruangan
rumah

dalam Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran 3 x


2 m, dengan dua kamar tidur yang masing-masing
berukuran 3 x 3 m dan 3 x 2 m. Terdapat dapur yang
berukuran 3 x 1,5 m berlantaikan sebagaian keramik
dan sebagian semen, dengan kamar mandi di
dalamnya yang berukuran 1 x 2 m beralaskan semen.
Atap rumah terbuat dari genteng tanah liat, tidak ada
plafon dan ditutupi dengan terpal.
Ventilasi
Ventilasi hanya terdapat di ruang keluarga berukuran
kira 30 x 100 cm
Pencahayaan
j. Terdapat jendela pada ruang keluarga berukuran
1,5 x 1 m dan 1 x 0,5 m
k. Cahaya matahari yang masuk ke rumah kurang
l. Terdapat 6 buah lampu di dalam rumah, berwarna
putih. Lampu terdapat di ruang tamu, kamar tidur
dan dapur.
MCK
Terdapat kamar mandi berukuran 1 x 2 m, di
dalamnya terdapat bak mandi dan jamban.
Sumber Air
Dalam keseharian keluarga Tn. Sofyan menggunakan
air tanah yang dibor untuk kebutuhan masak dan
mandi.
Saluran
pembuangan Limbah cair di buang di selokan.
limbah
Tempat
pembuangan Tidak ada tempat pembuangan sampah. Sampah
sampah
ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar di
belakang rumah.
Lingkungan sekitar rumah Bagian depan rumah Tn. Sofyan langsung

39

berhadapan dengan rumah adikmya dan bagian


samping berdampingan dengan rumah kakak yang
kedua. Rumahnya memiliki pekaranngan, terdapat
kandang burung dan tumpukan galon-galon air.

1.3 Penentuan Area Masalah


1.3.1 Rumusan Area Masalah
Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan
peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan
di daerah keluarga binaan, berdasarkan data yang terdapat di puskesmas serta
program-program yang ada dan mencari prioritas permasalahan berdasarkan
data yang ada.
Setelah mendapatkan data dari puskesmas, peneliti berkunjung ke
keluarga binaan masing-masing. Setiap peneliti menemukan area masalah
pada masing-masing keluarga binaan. Berikut hasil temuan tiap peneliti pada
keluarga binaan masing-masing :
1. Keluarga Ahmad Sayidi
a. Masalah Non Medis
Pengetahuan yang kurang mengenai merokok pasif

dan aktif
Kesadaran yang kurang untuk berolahrga
Pola makan yang kurang sehat dan bergizi.
Kebiasaan membuang sampah yang salah yaitu

dengan membakar sampah.


Kesadaran yang kurang dalam memberantas nyamuk.
Rendahnya pendapatan keluarga
Keadaan dapur yang tidak sesuai dengan standar
Ventilasi rumah yang kurang
Kurangnya kebersihan di dalam rumah
b. Masalah Medis
Penyakit dispepsia yang terkadang dialami oleh
anggota keluarga binaan
2. Keluarga Hendi
a. Masalah Non Medis
Kebiasaan merokok sang ayah.
Perilaku mencuci tangan yang kurang benar.
Kurangnya kesadaran berolahraga
Kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi pada
anak.
b. Masalah Medis

40

Penyakit diare yang terkadang dialami oleh anggota

keluarga binaan
Penyakit ISPA yang terkadang dialami oleh anggota

keluarga binaan
Penyakit hipertiroid yang diderita sang ibu.
3. Keluarga Gayong
a. Masalah Non Medis
Kebiasaan menumpuk barang bekas di sekitar rumah
Ventilasi rumah yang kurang
Kesadaran yang kurang dalam memberantas nyamuk
Kurangnya pencahayaan di dalam rumah
Pola makan yang kurang sehat dan bergizi.
Kebiasaan membakar sampah di belakang rumah
Rendahnya pendapatan keluarga
Keadaan dapur yang tidak sesuai dengan standar
Kesadaran untuk berolahraga
b. Masalah Medis
Cephalgia merupakan penyakit yang paling sering
dialami dialami oleh anggota keluarga binaan
4. Keluarga Ahmad Yani
a. Masalah Non Medis
Kurangnya pencahayaan di dalam rumah
Pola makan yang kurang sehat dan bergizi.
Kebiasaan membuang sampah yang salah yaitu

dengan membakar sampah.


Kesadaran yang kurang dalam memberantas nyamuk.
Kebiasaan tidak menggunakan anti nyamuk yang

aman
Rendahnya pendapatan keluarga
Keadaan dapur yang tidak sesuai dengan standar
Ventilasi rumah yang kurang
Ventilasi rumah tanpa kawat penangkal nyamuk
Kurangnya kebersihan di dalam rumah
Melahirkan di dukun
Perilaku mencuci tangan yang kurang baik
b. Masalah Medis
Tidak ada masalah medis
5. Keluarga Sofyan
a. Masalah Non Medis
Pengetahuan yang kurang mengenai merokok pasif
dan aktif

41

Kesadaran yang kurang untuk berolahrga


Kurangnya pencahayaan di dalam rumah
Pola makan yang kurang sehat dan bergizi.
Kebiasaan membuang sampah yang salah yaitu

dengan membakar sampah.


Kesadaran yang kurang dalam memberantas nyamuk.
Rendahnya pendapatan keluarga
Keadaan dapur yang tidak sesuai dengan standar
Ventilasi rumah yang kurang
Kurangnya kebersihan di dalam rumah
Kesadaran yang kurang dalam memanfaatkan

pelayanan kesehatan publik.


b. Masalah Medis
Penyakit dispepsia yang terkadang dialami oleh
anggota keluarga binaan
1.3.2

Penetapan Area Masalah


Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh

suatu kelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Proses penetapan
Metode

Delphi

dimulai

dengan

identifikasi

masalah

yang

akan

dicari

penyelesaiannya. (Harold, et all, 1975).

Gambar 1.9 Proses Metode Delphi

42

Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga


binaan yang bertempat tinggal di RT 06 / RW 02, Kampung Pangkalan, Desa
Pangkalan, maka dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan
area masalah yaitu Perilaku Pemberantasan Nyamuk DBD di Keluarga Binaan
di RT 06 / RW 02 Kampung Suka Karya, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Metode Delphi dalam penelitian
ini digunakan sebagai penentu area masalah.
1.3.3

Alasan Pemilihan Area Masalah


Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan

menganalisisa perilaku keluarga binaan dalam pengendalian nyamuk Aedes aegypti


sebagai vektor penyakit Demam Berdarah di wilayah Puskesmas Tegal Angus.
Jumlah pasien DBD yang tercatat di puskesmas Tegal Angus pada tahun 2014 adalah
ada 20 pasien. Jumlah pasien ini menyumbang peranan dalam angka Incidence Rate
kasus Demam Berdarah pada provinsi banten pada tahun 2014 sebanyak 25,37 per
100.000 penduduk.
Agama Islam menganjurkan kepada para pemeluknya agar senantiasa
berusaha mencegah penyakit lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak awal
diupayakan agar badan tetap sehat. Menjaga kesehatan saat sehat lebih baik daripada
meminum obat saat sakit. Dalam kaidah ushuliyyah dinyatakan bahwa mencegah
lebih baik daripada mengobati, serta menolak lebih mudah daripada menghilangkan
(Zuhroni, 2003). Sunnah nabi pada riwayat para sahabat menunjukan berbagai upaya
untuk melakukan tindakan pencegahan penyakit seperti dinyatakan dalam Al-Quran
serta hadist Rasulallah saw. Berkaitan dengan DBD berarti kita harus menjaga
kebersihan guna mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, hal ini sesuai
dengan hadist Nabi Muhammad saw sebagai berikut :

Artinya:
Diriwayatkan dari Saad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasululloh saw:
Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha
Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia

43

Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu


(HR. Tirmidzi).
Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan keterangan kader desa
setempat. Setelah berkunjung, mewawancarai dan melakukan observasi masingmasing keluarga binaan di Kampung Pangkalan, Desa Pangkalan terdapat berbagai
area permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:
1. Banyaknya tumpukan barang bekas yang bisa menjadi tempat bersarangnya
nyamuk
2. Ventilasi rumah tanpa kawat penangkal nyamuk.
3. Kebiasaan tidak menggunakan anti nyamuk yang aman (Contoh: kelambu,
4.
5.
6.
7.

raket nyamuk, anti nyamuk elektrik).


Kebiasaan membuang sampah dibelakang rumah dan di kali.
Tingkat ekonomi yang rendah.
Tingkat pendidikan yang rendah
Tidak menutup tempat-tempat penampungan air (Contoh: Ember atau bak
cuci)
Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi

langsung pada 5 keluarga binaan di Kampung Pangkalan, Desa Pangkalan. Masalah


diangkat

dengan

pertimbangan

dan

alasan

untuk

memperbaiki

perilaku

pemberantasan nyamuk DBD serta menjaga angka bebas jentik dan kejadian DBD
tetap rendah.

44

Anda mungkin juga menyukai