Ikan akan melakukan mekanisme homeostasi yaitu dengan berusaha untuk membuat
keadaan stabil sebagai akibat adanya perubahan variabel lingkungan. Mekanisme
homeostasis ini terjadi pada tingkat sel yaitu dengan pengaturan metabolisme sel,
pengontrolan permeabilitas membran sel dan pembuangan sisa metabolisme.
Suhu ekstrim, perbedaan osmotik yang tinggi, racun, infeksi dan atau stimulasi sosial
dapat menyebabkan stress pada ikan. Jika terjadi stress, maka ikan akan merespon
dengan cara:
1. Lethal factor, yaitu faktorr lingkungan yang merusak sistem integrasi dari
suatu organisme dan dapat menyebabkan kematian.
2. Controlling factor, yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas
molekuler pada mata rantai metabolisme.
3. Limiting factor, yaitu faktorr lingkungan mempengaruhi laju metabolisme
tetapi melalui pembatasan penyediaan nutrien atau pembuangan sisa
metabolisme.
4. Maskingfactor, yaitu faktor lingkungan yang merubah atau menghambat
bekerjanya faktor lain (tidak langsung).
5. Directive factor, yaitu faktor lingkungan yang menyebabkan gerakan atau
terganggunya aktivitas suatu organisme.
Suhu media juga berpengaruh terhadap aktifitas enzim yang terlibat proses
katabolisme dan anabolisme. Enzim metabolisme berpengaruh terhadap proses
katabolisme (menghasilkan energi) dan anabolisme (sintesa nutrien menjadi senyawa
baru yang dibutuhkan tubuh). Jika aktifitas enzim metabolisme meningkat maka laju
proses metabolisme akan semakin cepat dan kadar metabolit dalam darah semakin
tinggi. Tingginya kadar metabolit dalam darah menyebabkan ikan cepat lapar dan
memiliki nafsu makan tinggi, sehingga tingkat konsumsi pakan meningkat.
Konsumsi pakan yang tinggi akan meningkatkan jumlah energi yang masuk ke dalam
tubuh. Energi ini akan digunakan untuk proses-proses maintenance dan selanjutnya
digunakan untuk pertumbuhan.
G = f( W, M, B, P)
G = K - ( F + U + M )
Pertumbuhan (G) akan maksimum jika nilai K tinggi dan nilai F, U dan M diturunkan
serendah mungkin.
1. Menjaga agar kondisi ikan tetap sehat dan selera makannya selalu tinggi
2. Optimalisasi kondisi lingkungan
3. Feeding rate optimal
4. Frekuensi pemberian pakan didasarkan pada kapasitas lambung dan laju
pencernaannya
5. Pemilihan pakan yang cocok (ukuran, bentuk, warna)
6. Penambahan atractant