Anda di halaman 1dari 9

Pengertian ergonomi

Berdasarkan pengertian ergonomi menurut pusat kesehatan kerja departemen


kesehatan kerja RI, ergonomic yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomic ialah manusia pada saat
bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian
tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi.
Menurut pusat kesehatan kerja departemen kesehatan RI, upaya ergonomi antara lain
berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan,
pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh
manusia.
Definisi lain menyebutkan bahwa ergonomi adalah sebuah ilmu untuk fitting the job
to the worker, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi
manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar
mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.
Tujuan ergonomi
Dari beberapa pengertian diatas, ergonomi bisa dikatakan sebagai satu ilmu terapan
dalam mencapai keselamatan dan kesehatan kerja. Ilmu ini digunakan untuk membuat
pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya.
Tujuan dalam penerapan ergonomi ini adalah:

Angka cedera dan kesakitan dalam melakukan pekerjaan tidak ada/ terkurangi

Biaya terhadap penanganan kecelakaan atau kesakitan menjadi berkurang

Kunjungan untuk berobat bisa berkurang

Tingkat absentisme/ ketidak hadiran bisa berkurang

Produktivitas/ kualitas dan keselamatan kerja meningkat

Pekerja merasa nyaman dalam bekerja

Meningkatkan kesehatan fisik dan mental

Meningkatkan kesejahteraan social

Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, antropologis dan


budaya dari setiap system kerja

Ruang lingkup ergonomi


Ergonomi bisa dibagi menjadi beberapa bagaian untuk lebih memudahkan
pemahamannya. Ruang lingkup ergonomic adalah:

Ergonomi fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri, karakteristik


fisiologi dan biomekanika yang berhubungan dengan aktifitas fisik.

Ergonomi kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk didalamnya;


persepsi, ingatan dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian
elemen sistem.

Ergonomi organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk struktur


organisasi, kebijakan dan proses.

Ergonomi lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan dan


getaran.

Metode ergonomi
Beberapa metode dalam artikel ergonomi dari departemen kesehatan RI, dalam
menilai ergonomis atau tidaknya suatu lingkungan kerja, yaitu:
Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja
penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonmik checklist dan pengukuran lingkungan
kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
Treatment, pemecahan masalah ergonomic akan tergantung data dasar pada saat diagnosis.
Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela
yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan
menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit
kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak,
absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
Pendekatan aplikasi egonomi

Conceptual/ system ergonomics (pada saat perencanaan): Ergonomi sangat tepat untuk
diterapkan sebagai bagian dari perencanaan menyeluruh. To fit the job to the man.
Maksud upaya pertama kali yang harus dilakukan adalah menyesuaikan pekerjaan

(alat/mesin, cara kerja/organisasi kerja dan lingkungan kerja) terhadap manusia


pekerja (kemampuan, kebolehan dan batasan) apabila usaha ini tidak berhasil karena
alas an teknis dan ekonomis seperti: mesin terpaksa harus diimpor.

Curative ergonomics (perbaikan/ modifikasi ditempat kerja); usaha memanfaatkan


ergonomic untuk memperbaiki hal-hal yang sudah ada/ bejalan, dengan konsekuensi
biaya lebih mahal. To fit the man to the job.

Ergonomi fisik
Ergonomi fisik membahas mengenai antropometri, lingkungan fisik di tempat kerja,
dan biomekanik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain: posisi tubuh
(duduk, berdiri), posisi tubuh pada saat mengangkat, menjinjing beban.
a.

Antropometri dan aplikasinya dalam ergonomi


Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan

ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh
akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

Perancangan area kerja (work station, interior mobil, dan lain-lain)

Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan


sebagainya.

Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/ meja computer dan


lain-lain.

Perancangan lingkungan fisik


Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam

memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan
secara luas dalam hal: perancangan area kerja, perancangan peralatan kerja, perancangan
produk konsumtif, perancangan lingkungan kerja fisik. Data ini akan menentukan bentuk,
ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia
yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.
Antropometri merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang berhubungan dengan
dimensi tubuh manusia yang meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk
kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia. Data antropometri sangat diperlukan
untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja. Kenyamanan menggunakan alat

bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka
dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah,
nyeri, pusing.
b.

Pertimbangan desain antropometri dan faktor manusia

Setiap manusia mempunyai bentuk yang berbeda-beda, seperti: tinggi-pendek, kurusgemuk, tuamuda, normal-cacat.

Manusia mempunyai keterbatasan fisik, contoh: letak tombol operasional/ control


panel yang tidak sesuai dengan bentuk tubuh menyebakan terjadinya sikap paksa/
salah operasional.
Cara penggunaan antropometri dalam ergonomic fisik adalah dapat digunakan untuk

memperkirakan posisi tubuh yang baik dalam bekerja. Pengukuran dimensi struktur tubuh
(pengukuran dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak seperti berat, tinggi saat
duduk/ berdiri, ukuran kepala, tinggi, panjang lutut saat berdiri/ duduk, panjang lengan. Hal
ini dapat dilakukan dengan tujuan mencegah terjadinya fatigue/ kelelahan pada pekerja pada
saat melakukan pekerjaanya.
c.

Pedoman yang mengatur ketinggian landasan kerja pada posisi duduk perlu
pertimbangan sbb:

Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama

Jika memungkinakan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik

Ketinggian landasan dan tidak memerlukan fleksi tulang belakang yang berlebihan

Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari
bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun

d.

Pedoman kerja posisi berdiri


Kerja posisi berdiri lebih melelahkan dari pada posisi duduk dan energi yang

dikeluarkan lebih banyak 10%-15% dibandingkan posisi duduk.


Ketinggian landasan kerja posisi berdiri sbb:

Pekerjaan dengan ketelitian, tinggi landasan adalah 5-10 cm di atas tinggi siku berdiri.

Pekerjaan ringan, tinggi landasan adalah 10-15 cm di bawah tinggi siku berdiri.

Pekerjaan dengan penekanan, tinggi landasan adalah 15-40 cm di bawah tinggi siku
berdiri.

e.

Posisi duduk-berdiri mempunyai keuntungan secara biomekanis dimana tekanan pada


tulang belakang dan pinggang 30% lebih rendah dibandingkan dengan posisi duduk
maupun berdiri terus menerus.

f.

Kerja suatu saat duduk dan suatu saat berdiri

Kerja perlu menjangkau sesuatu >40 cm ke depan atau 15 cm diatas landasan

Tinjauan umum tentang mengangkat beban


Bermacam-macam cara dalam mengankat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,

punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:

Laki-laki dewasa 40 kg

Wanita dewasa 15-20 kg

Laki-laki (16-18th) 15-20 kg

Wanita (16-18th) 12-15 kg

g.

Metode mengangkat beban


Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetic dari pedoman

penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip:

Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung

Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan

Metoda ini termasuk 5 faktor dasar:

Posisi kaki yang benar

Punggung harus kuat

Posisi lengan dekat dengan tubuh

Mengangkat dengan benar

Menggunakan berat badan

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ditemukan beberapa bahaya potensial
dalam proses produksi di PT.B, salah satunya adalah faktor ergonomi. Faktor
ergonomi yang dimaksud yaitu sikap pekerja terutama pada bagian pengepakan barang.
Pada

perusahaan

ini

terdapat

ketidaksesuaian

dengan

prinsip

ergonomi.

ketidaksesuaian bagian tubuh saat bekerja yang diamati antara lain leher, punggung, lengan
, serta kaki,dimana sikap kerja lebih banyak menggunakan tubuh bagian atas, yang
mengakibatkaninteraksi yang tidak proporsional.
Untuk

permasalahan

dimensi

anatomi

tubuh

m a n u s i a b e r k a i t a n d e n g a n i n t e r a k s i dengan rancangan produk ataupun objek


yang

digunakan.

Dimensi

tubuh

seperti

panjang lengan, tangan, bahu, kaki dan bagian tubuh lain adalah penting di

tinggi postur,
dalam

sistem

rancangan kerja.
Solusi dari permasalahan ini biasanya adalah melalui penyesuaian sistem rancangan
dengan penyesuaian ukuran dengan penggunaannya. Pergerakan atau aktivitas dari
tubuh

manusia

adalah

masalah

koordinasi

dari

sistem

kerja.

Pekerjaan

yang

dirancang perusahaan kurang baik sehingga menghasilkan keefektivitasa


n t e r h a d a p sistem kerja yang ada. Oleh karena itu permasalahan ini banyak
berhubungan dengan ketegangan-ketegangan otot ataupun yang lainnya yang
berkaitan dengan sakit pada otot,saraf, dan tulang.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting dalam
setiap proses operasional, baik disektor tradisional ataupun disektor modern. Khususnya di
bidang industri, masalah besar yang selalu timbul adalah kecelakan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada umumnya menimbulkan beberapa permasalahan dan jika
tidak d i t a n g g u l a n g i s e c a r a c e r m a t d a p a t m e m b a w a a k i b a t b u r u k b a i k
b a g i p e k e r j a m a u p u n perusahaan. Semuanya ini merupakan biaya tambahan bagi perusa
haan yang akanmengakibatkan profitabilitas perusahaan menurun. Dan salah satu cara
denganmelakukan perancangan. Pada bagian pembuatan pola dan penjahitan sering terjadi ke

tegangan otot,tulang, saraf dan cepat lelah sehingga berdampak buruk pada kinerja
perusahaan.

Bagian

Ergonomi

Pengepakan

barang

1. Ketidaksesuaian bagian tubuh saat bekerja yang diamati antara l

secara manual

ain leher, punggung, lengan, serta kaki,dimana sikap kerja lebih

(posisi 89)

banyak

menggunakan

tubuh

bagian

atas,

yang

mengakibatkaninteraksi yang tidak proporsional.


2. Posisi tempat duduk yang tidak disesuaikan dengan tinggi
pekerja akibatnya pekerja suka membungkuk atau duduk
diganjal tumpukan kardus/ barang lain
3. Tempat duduk tanpa sandaran
4. Gerakan pengepakan kertas berulang

Penatalaksanaan

Diubah tempat duduk yang memenuhi syarat:

1. Tinggi dataran duduk yang diatur sesuai papan kaki yang sesuai dengan tinggi lutut,
sedangkan paha dalam keadaan datar.
2. Harus mempunyai sandaran tempat duduk yang menekan punggung
3. Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm.

Ubah posisi duduk

1. Duduk dengan punggung lurus dan bahu berada di belakang serta bokong menyentuh
belakang kursi.
2. Seluruh lengkung tulang belakang harus terdapat selama duduk.Caranya, duduklah di
ujung

kursi

dan

bungkukan

badan

terbentuk huruf C. Setelah itu, tegakkan badan buatlah lengkungan tubuh sebisa
mungkin.

seolah

3. Duduklah

dengan

lutut

tetap

setinggi

atau

sedikit

lebihtinggi panggul *gunakan penyangga kaki bila perlu dan sebaiknya kedua tungkai
tidak saling menyilang.
4. Selama duduk, istirahatkan siku atau lengan pada kursi atau meja, jaga bahu tetap
rileks.
5. Bila

berdiri

dari

posisi

duduk,

kedepan

pinggang,

segera

luruskan punggung dengan melakukan 10 kali gerakan membungkukan badan selama


berdiri.

Pekerjaan duduk sedapat mungkin diubah menjadi pekerjaan duduk. Jika tidak
memungkinkan kepada pekerja, diberi kesempatan berdiri beberapa saat.

Gerakan yang kontinu dapat disiasati dengan pemberian papan penyokong pada
sikap lengan yang melelahkan.

Kesimpulan
Masih banyak ditemukan pada sistem kerja manual terutama pada
jenis pekerjaan pengekapan kertas yang belum memperhatikan dan memenuhi persyaratan
ergonomi kerja, dimana peranan ergonomi sebagai suatu langkah yang perlu dilakukan guna
menghasilkan peralatan maupun metode yang sesuai dengan tubuh manusia sebagai pemakai.
Sikap kerja pada pekerja pengekapan barang secara manual yang tidak memenuhi
persyaratan kerja dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ketegangan otot, tulang, saraf
dan meningkatkan tingkat kelelahan kerja karena bertambahnya konsumsi energi kerja.

Saran
Usaha perawatan & perlindungan harus dilakukan secara terpadu untuk meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja.
Diperlukan tempat duduk yang memiliki sandaran & bantalan serta ketinggiannya
disesuaikan dengan TB pekerja
Edukasi para pekerja agar bekerja pada posisi pada sikap duduk dan berdiri
bergantian.

Daftar pustaka
1. Napitupulu N. Gambaran Penerapan Ergonomi. Jakarta: FKM UI; 2009.h.5-13.
2. FK Universitas sebelas maret Surakarta. Pengaruh sikap duduk pada kursi kerja yang
tidak

ergonomis.

2010.

Diunduh

http://eprints.uns.ac.id/6708/1/143641308201003121.pdf
2014.

dari

pada tanggal 28 Oktober

Anda mungkin juga menyukai