Anda di halaman 1dari 8

Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

Tujuan
Percobaan
1. Mempelajari Jenis Jenis pengujian tak merusak
2. Mempelajari prinsip kerja pengujian tak merusak dengan metode ultrasonik dan
roughness test

Tinjauan Pustaka
o Non-destructice testing ( disingkat NDT ) adalah penggunaan metode fisik dalam
meninspeksi cacat yang mungkin terdapat pada material, komponen, ataupun rakitan
tanpa merusak kegunaan dari benda tersebut. NDT berperan penting dalam
mengontrol kualitas produk. Hal ini digunakan untuk memantau kualitas:
a. Bahan baku yang digunakan dalam konstruksi produk.
b. Proses fabrikasi yang digunakan dalam manufaktur produk
c. Produk yang telah selesai sebelum dikirim
Adapun manfaat penggunaan NDT adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keamanan dan keandalan produk selama operasi
2. Mengurangi biaya produk dengan mengurangi scrap dan material
konservasi, tenaga kerja, dan energy.
3. Meningkatkan reputasi sebagai produsen barang-barang berkualitas.
Metode NDT bervariasi dari yang sederhana hingga yang rumit. Inspeksi visual
adalah

metode yang paling sederhana dari kesemuanya. Sementara

cacat pada permukaan yang

kasat mata dapat diungkapkan oleh metode uji penetran

atau magnetic. Jika terdapat

cacat yang serius pada permukaan, dilakukan inspeksi

yang lebih rumit yaitu uji

ultrasonic

atau

radiografi.

Berikut

adalah

gambaran umum beberapa jenis NDT:


o Ultrasonic Thickness Gauge (UTG) merpukan alat yang digunakan dalam
pengujian tak merusak dengan metode ultrasonic. Gelombang ultrasonic
merupakan gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20Khz. Gelombang
ini dihasilkan oleh probe yang bekerja berdasarkan perubahan energy listrik
menjadi energy mekanik, ataupun sebaliknya. Perambatan gelombang

Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I

Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

ultrasonic dipengaruhi oleh sifat-sifat material yang dilalui, seperti massa


jenis, homogenitas, dan lainnya. Gelombang ultrasonic dapat digunakan untuk
mengetahui ketebalan material, serta keberadaan cacat didalam material
dengan menggunakan sifat-sifat tersebut

o Surface roughness test dilakukan untuk mengukur parameter kekasaran suatu


permukaan material. Alat pengukur sentuh ini akan menghasilakan profil dari
suatu permukaan, serta berbagai besaran kekasaran. Setiap permukaan
memiliki karakteristik yang dikenal dengan tekstur permukaan. Penentuan
sifat tekstur permukaan sebagai bentuk geometri tidaklah mudah. Oleh karena
itu digunakan beberapa acuan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi struktur
permukaan dalam kualitas yang terukur

Prosedur
Percobaan
Ultrasonic
Thickness Gauge
disiapkan

test piece disiapkan

Ketebalan diukur

Ultrasonic Thickness Gauge disiapkan

test piece disapkan untuk kalibrasi ketebalan


Test piece harus merupakan material yang sama dengan objek yang
akan diamati

Diukur ketebalan test set piece dengan menggunakan vernier calipers


( jangka lengkung)

Couplant diteteskan diatas test piece


Couplant ditetes

Pengukuran

Sentuhkan probe dengan test piece yang ketebalannya telah diukur


Sesuaikan nilai ketebalan
Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I

Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

Pengolahan Data
o Pelat Al velocity 6260
titik

Surface roughtness testing

Jangka sorong

2,1

2,05

2,0

2,0

2,0

2,025

2,0

2,01

2,0

2,01

Rata Rata

2,02

2,019

Steel velocity 5090

titik

Surface roughtness testing

Jangka sorong

1,8

1,7

1,8

1,6

1,8

1,8

1,9

1,8

1,9

1,8

Rata Rata

1,84

1,74

Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I

Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

Ra = 1,621 m
Rq = 2,224 m
Rt = 14,004 m
Sm = 0,123 m
Rp = 8,196 m
Rv = 5,848 m
Rmax = 13,992 m
Pc

5,0 % 10,0

Pembahasan
1. Resume pada percobaan
-

Ultrasonic Thickness Gauge


a. Pertama disiapkan dulu alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan
b. Pada alat penguji (UTG) harus dikalibrasi terlebih dahulu agar pengukuran
akurat.
c. Spesimen diberi larutan couplant pada permukaan sampel secara merata
d. Spesimen diukur, pengukuran dilakukan beberapa kali pengambilan data agar
akurat

Surface Roughness Test

Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I

Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

a. Pertama alat uji disiapkan dulu, bagian-bagian dari alat uji dipasang
b. Alat uji dikalibrasi dengan menggunakan spesimen kalibrasi
c. Pada saat pengujian indentor diatur ketinggianya
d. Lalu dilakukan uji kekasaran pada spesimen uji

2. Kekurangan dan Kelebihan UTG dan Surface Roughness


-

UTG
Kelebihan : Nilai ketelitian akan tinggi apabila kita mengukur spesimen yang
rata dan kita hanya cukup mengukur satu sisi saja untuk mengukur ketebalan pipa
berbentuk silinder

Kekurangan : Nilai ketelitian akan berkurang apabila kita mengukur pada


spesimen silinder atau plat yang melengkung(permukaan tidak rata). Kita hanya
dapat mengukur ketebalan pada material yang telah terdaftar pada alat uji,
sedangkan pada material yang belom terdaftar tidak bias di uji ketebalanya

Surface Rougness Test


Kelebihan : kita bisa menguji kekasaran pada seluruh material karna indentor
berbahan dasar intan. Ketelitian sangat besar, mencapai m
Kekurangan: Untuk spesimen yang tipis agak sulit dilakukan pengujian karna
biasanya indentor tidak bisa mencapai spesimen, dan alat uji tidak boleh
menerima gerakan atau guncangan

3. Nilai parameter pengujian surface roughness test


-

Ra
Adalah nilai rata rata kekasaran permukaan suatu spesimen. Nilainya
digunakan untuk menunjukan kekasaran, mendeteksi variasi perbedaan
pengujian dan juga menjadi parameter ketinggian puncak dan lembah.

Rq
Adalah nilai rata rata kuadrat dari ppengukuran kekerasan. Biasanya
digunakan untuk menunjukan standar deviasi profil ketinggian hasil
pengukuran.

Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I

Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

Rt
Adalah jarak vertikal titik tertinggi dan terendah dalam pengukuran.
Digunakan untuk menunjukan kekasaran pada seluruh permukaan sehingga
dapat melihat keseragaman kekasaran pada seluruh permukaan spesimen.

Sm
Adalah jarak rata rata antar puncak kekasaran suatu permukaan spesimen.

Rp
Nilai maksimum puncak atau nilai dari puncak yang tertinggi dari kekasaran
logam.

4. Analisis hasil print kertas uji surface roughness test


Nilai yang didapat :
-

Ra = 1.621 m

Rq = 2.244 m

Rt = 14.044 m

Sm = 0.123 m

Rp = 8.196 m

Rv = 5.848 m

Rmax = 13.992 m
nilai puncak tertinggi atau lembah terdalam sebesar 14.044 m. Didapat pula
bahwa jarak antara lembah terendah dan puncak tertinggi sebesar 13.992 m.
Puncak tertinggi dan lembah terdalam menandakan tingkat kekasaran suatu
spesimen dan dapat mempengaruhi tingkat laju suatu benda yang melewat
diatasnya. Nilai rata rata kekasaran yang didapat sebesar 1.621 m.

5. Untuk mengukur pipa atau berbentuk silinder keakuratan UTG akan menurun karna
pada permukaan probe harus menyentuh permukaan spesimen yang akan di uji secara
merata, lebih baik jika pipa berdiameter kecil dan masih bisa di jangkau dengan
jangka sorong maka lebih baik memakai jangka sorong, tapi apabila pipa yang
berdiameter besar seperti pipa yang dipakai pada company oil dan gas lebih baik kita
memakai UTG karna cukup mengukur dengan satu sisi saja.

Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I

Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

Apabila mengukur plat baja keakuratan akan semakin akurat karna probe akan
mencapai seleruh permukaan plat baja.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
1. Untuk menguji spesimen yang berbentuk silinder lebih baik memakai jangka sorong
apabila bagian yang mau di ujimasih terjangkau dengan jangka sorong
2. Surface Roughness dapat menguji material apasaja karna bahan dari identor dari intan
3. Jangka sorong memiliki keakuratan lebih besar dibadingkan menggunakan alat UTG
untuk mengukur ketebalan suatu benda atau logam karena ketelitian jangka sorong
0.01 mm sedangkan UTG 0.1 mm

Saran
1. Pemberian larutan couplant harus merata karna dapat mempengaruhi pengukuran
2. Penempatan probe harus merata ke spesimen agar pengukuran akurat

Daftar Pustaka
1. Davis, J.R. Metals Handbook Desk Edition, Second Edition. ASM International
Handbook Committee. 1998.
2. Basuki, Eddy agus. Diktat Transformasi Fasa dan Perlakuan Panas Logam.
Bandung. Departement Teknik Pertambangan. 2005
3. Reed-Hill, R.E, Abbaschian,Reza. Physical Metallurgy Principles fourth edition.2009
4. Callister, William D. Materials Science and Engineering An Introduction, Fifth
Edition New York: John wiley & Sons.2001.

Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I

Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Institut Teknologi dan Sains Bandung

5. Marcel Dekker, Inc, New York:Handbook of Aluminium Vol 1 Physical and


Metallurgy Processes

Lampiran

Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I

Anda mungkin juga menyukai