Anda di halaman 1dari 16

BAB III

BATUAN BEKU

3.1. Teori Dasar


Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk
dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari
magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi
batuan beku plutonik dan vulkanik.
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun
batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya
relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan
granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku
vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat
(misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih
kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi
rumah), dan dacite.
Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta
sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan
oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di
dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng
kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Magma dapat
membeku dibawah permukaan dan diatas permukan bumi. Bila terbentuk
didalam permukaan menjadi batuan beku dalam/ intrusive. Bila magma
dapat mencapai permukaan bumi dan membeku maka menjadi batuan beku
luar/ ekstrusif.

16

Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang


menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya
sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan
penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi
magma.
1. Intrusi magma
Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan
batu-batuan, tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma
dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
a) Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup
diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan
batuan tersebut.
b) Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling
atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
c) Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan
membeku di sela sela lipatan (korok).
d) Diaterma adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan
gunung berapi bentuknya seperti silinder memanjang.
2. Ekstrusi magma
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar
Permukaan bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi bila
tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi. Ekstrusi
magma dapat di bedakan menjadi:
a) Erupsi linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit bumi,
berbentuk kerucut gunung api.
b) Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang
permukaan bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri.

17

c) Erupsi areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi


karena letak Magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi,
sehingga terbentuk kawah gunung berapi yang sangat luas.
Kalsifikasi Batuan Beku Berdasarkan Sifat Kimianya :

Asam

Pembekuan magma ini tidak dipengaruhi air laut

(NaCl, Mg, SO2). Batuan beku yang mengandung kandungan silikat


(SiO2) lebih besar dari 66%. Pada umumnya terbentuk dekat dengan
permukaan bumi Batuan jenis ini cenderung berwarna cerah. Contohnya
adalah granit, andesit, diorit, pegmatit, granit.

Intermedit

Batuan yang memiliki kandungan silikat (SiO2)

antara 52%-66%. Pada umumnya merupakan batuan beku korok

Basa

Pembekuan magma dipengaruhi oleh air laut.

Batuan jenis ini cenderung berwarna gelap. Contohnya adalah basalt,


gabro.

Ultra basa

Batuan beku yang memiliki kandungan silikat

(SiO2) kurang dari 45. Biasanya terbentuk dekat dengan dapur magma
dan memiliki kandungan mineral gelap.
Tipe-tipe dari batuan beku :

Batuan beku dapat dibedakan berdasarkan sifat kimia serta tempat


terbentuknya. Ada hubungannya antara kedua pengklasifikasian tersebut.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan tempat terbentuknya :
a. Batuan Beku Dalam
Batuan beku dalam merupakan batuan beku yang terbentuk pada
kedalaman yang cukup besar yaitu pada dekat dengan dapur magma.
b. Batuan Beku Luar
Batuan beku luar merupakan batuan beku yang terbentuk dari
pembekuan magma pada permukaan bumi.
c. Batuan Beku Korok

18

Batuan beku korok adalah batuan beku yang terbentuk antara


daerah pembentukkan batuan beku dalam dengan daerah
pembentukkan batuan beku luar.

Menurut Walter Huang (1962), komposisi mineral dari penyusun batuan


beku dibagi 3 yaitu :
1. Mineral Utama
Yaitu mineral yang langsung terbentuk dari kristalisasi magma, dan
kehadirannya sangat menentukan dalam penamaan batuan beku.
Berdasarkan densitas dan warnanya, mineral utama dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
a) Mineral Felsik (mineral dengan warna terang dan density rata-rata
2,5-2,7 e.g kwarsa, alkali felsik, sodalit, nefelm, leusit, dan lain-lain).
b) Mineral Mafik ( mineral-mineral feromagnesa dengan warna gelap
dan density rata-rata 3,0-3,6 e.g olivine, piroksin, mika amfibol, dan
lain-lain).
2. Mineral Sekunder
Yaitu mineral-mineral ubahan dan mineral utama, didapat dari hasil
pelapukan, reaksi hydrothermal maupun hasil metamorfosisme terhadap
mineral utama. Dengan demikian mineral-mineral ini tidak ada
hubungannya dengan pembekuan magma. Mineral sekunder terdiri dari :
a. Kelompok kalsit
b. Kelompok serpentin
c. Kelompok klorit
d. Kelompok serisit
e. Kelompok kaolin

3. Mineral Sekunder

19

Yaitu mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma dan umumnya


jumlahnya sedikit serta kehadirannya dalam komposisi batuan beku
tidak mempengaruhi sifat batuan beku. Mineral tambahan terdiri dari :
a. Hematit
b. Kromot
c. Spene
d. Muscovit
e. Zeolit
Struktur Batuan Beku :

Pillow structure, struktur yang ditandai masa bentuk bantal khas


pada batuan ekstrusi bawah laut.

Vesikuler, lubang dengan arah teratur

Scoria, berlubang besar tidak teratur

Amogdaloidal, lubang-lubang terisi mineral sekunder

Xenolith, adanya fragmen / pecahan batuan yang masuk atau


tertanam ke dalam batuan beku.

Masif, adanya sifat aliran atau jejak gas atau tidak menunjukkan
adanya fragmen batuan lain.

Autobrecia, struktur yang terlihat pada lava yang memperlihatkan


fragmen dari lava tersebut.

Tekstur Batuan Beku, meliputi :


a. Derajat kristalisasi, yaitu holokristalin (terdiri dari kristal semua),
hypokristalin (terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas), dan
holohyalin (terdiri dari gelas semuanya).
b. Granularitas (ukuran buta), apabila kristalnya sangat halus disebut
afanitik sedangkan bila kristalnya dapat diamati dengan mata disebut
fanerik dan apabila semuanya terdiri dari masa gelas disebut glassy.
c. Bentuk kristal, apabila mineral dibatasi bidang kristal yang sempurna
disebut euhedral dan jika tidak sempurna disebut anhedral.

20

d. Hubungan antar kristal / relasi, adalah keseragaman ukuran kristal dalam


batuan. Relasi dikatakan Equigranular / Granular (bila butirnya seragam)
dan Inequigranular (bila butirnya tidak seragam)
Dasar Pengenalan Batuan Beku Berdasarkan Reaksi Bowen
Reaksi Bowen adalah suatu skema yang menunjukkan urutan kristalisasi
dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari 2 yaitu, urutan
kristalisasi mineral feromagnesa. Suatu cairan magma basa yang tidak jenuh
silika kristalisasinya akan mulai dengan olivinik diikuti oleh atau bersamaan
dengan Ca-plagioklas. Sebaliknya bila magma tersebut jenuh akan silika
maka piroksinlah yang akan terbentuk langsung. Dengan kata lain kata
sejarah kristalisasi olivine sangat bergantung pada kandungan SiO2 dalam
magma asal. Olivine dan piroksine merupakan pasangan incongruent
melting dimana olivine setelah pembentukannya bereaksi dengan larutan
sisi membentuk piroksin. Dilain pihak kristalisasi Ca-plagioklas pada fase
awal berangsur-angsur dengan bereaksi dengan larutan sisa berubah
komposisinya kea rah Na-plagioklas merupakan deret solid solution yang
terdiri dari reaksi yang bertahap.
Sesungguhnya Reaksi Bowen mempunyai makna yang lebih luas yaitu
dapat dijadikan pedoman klasifikasi batuan secara mineralogi. Reaksi
Bowen memberikan berbagai kemungkinan terbentuknya macam-macam
himpunan mineral yang dapat dipergunakan sebagai dasar tekstur. Urutan
kristalisasi mineral dalam Reaksi Bowen tidak semata-mata menunjukkan
successive crystallization tetapi juga overlapping.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat yang digunakan :
1.

Luv (magnifer)

2.

Lembar Praktikum

3.

Alat Tulis

4.

Tabel Batuan

21

3.2.2. Bahan yang digunakan :

Sampel batuan beku

3.3. Hasil Pengamatan

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN BEKU

Nama

Arry Try Fiatno

Kelas/No. Induk

S1-Teknik Perminyakan / 09.01.085

Kelompok

No. Contoh

Jenis Batuan

batuan beku asam

Warna

putih bintik hitam (segar), putih kecoklatan

(lapuk)
Tekstur

Derajat Kristalitas

holokristalin

Granularitas

fanerik

Bentuk Kristal

euhedral

Relasi

equigranular

Komposisi Mineral

Sebagai penokris

kwarsa

Sebagai matrik

biotite & hornblende

Struktur

masif

Ciri khusus

keras

Nama Batuan

granit

Genesa

batuan beku intrusif

Dosen Geologi

Asisten Praktikum

Ir. Norma Adriyani

Asfianty Abbas, ST

22

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN BEKU

Nama

Arry Try Fiatno

Kelas/No. Induk

S1-Teknik Perminyakan / 09.01.085

Kelompok

No. Contoh

Jenis Batuan

batuan beku intermediet

Warna

abu-abu (segar), abu-abu kecoklatan (lapuk)

Tekstur

Derajat Kristalitas

hypokristalin

Granularitas

porpiritik

Bentuk Kristal

subhedral

Relasi :

equigranular

Komposisi Mineral

Sebagai penokris

orthoclase

Sebagai matrik

biotite & quartz

Struktur

masif

Ciri khusus

terdapat bintik-bintik putih

Nama Batuan

porfiridasit

Genesa

batuan beku intrusif

Dosen Geologi

Asisten Praktikum

Ir. Norma Adriyani

Asfianty Abbas, ST

23

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN BEKU

Nama

Arry Try Fiatno

Kelas/No. Induk

S1-Teknik Perminyakan / 09.01.085

Kelompok

No. Contoh

Jenis Batuan

batuan beku basa

Warna

hitam (segar), hitam kecoklatan (lapuk)

Tekstur

Derajat Kristalitas

hypokristalin

Granularitas

fanerik

Bentuk Kristal

euhedral

Relasi

equigranular

Komposisi Mineral

Sebagai penokris

biotite

Sebagai matrik

quartz

Struktur

masif

Ciri khusus

hitam bintik-bintik kecoklatan

Nama Batuan

gabro

Genesa

batuan beku basa equigranular

Dosen Geologi

Asisten Praktikum

Ir. Norma Adriyani

Asfianty Abbas, ST

24

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN BEKU

Nama

Arry Try Fiatno

Kelas/No. Induk

S1-Teknik Perminyakan / 09.01.085

Kelompok

No. Contoh

Jenis Batuan

batuan beku ultra basa

Warna

hitam pekat (segar)

Tekstur

Derajat Kristalitas

holohyalin

Granularitas

glassy

Bentuk Kristal

anhedral

Relasi

equigranular

Komposisi Mineral

Sebagai penokris

pyroxene

Sebagai matrik

olivine

Struktur

masif

Ciri khusus

keras, hitam pekat

Nama Batuan

peridotit

Genesa

batuan beku ekstrusif

Dosen Geologi

Asisten Praktikum

Ir. Norma Adriyani

Asfianty Abbas, ST

25

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN BEKU

Nama

Arry Try Fiatno

Kelas/No. Induk

S1-Teknik Perminyakan / 09.01.085

Kelompok

No. Contoh

Jenis Batuan

batuan beku asam

Warna

putih abu-abu (segar)

Tekstur

Derajat Kristalitas

hypokristalin

Granularitas

fanerik

Bentuk Kristal

euhedral

Relasi

equigranular

Komposisi Mineral

Sebagai penokris

biotite

Sebagai matrik

plagioclase & quartz

Struktur

masif

Ciri khusus

putih berbintik abu-abu

Nama Batuan

granit

Genesa

batuan beku intrusif

Dosen Geologi

Asisten Praktikum

Ir. Norma Adriyani

Asfianty Abbas, ST

26

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN BEKU

Nama

Arry Try Fiatno

Kelas/No. Induk

S1-Teknik Perminyakan / 09.01.085

Kelompok

No. Contoh

Jenis Batuan

batuan beku intermedit

Warna

abu-abu (segar), abu-abu kecoklatan (lapuk)

Tekstur

Derajat Kristalitas

hypokristalin

Granularitas

porfiritik

Bentuk Kristal

subhedral

Relasi

equigranular

Komposisi Mineral

Sebagai penokris

orthoclase

Sebagai matrik

biotite & quartz

Struktur

masif

Ciri khusus

memiliki porfiritik

Nama Batuan

porfiridasit

Genesa

batuan beku intrusif

Dosen Geologi

Asisten Praktikum

Ir. Norma Adriyani

Asfianty Abbas, ST

27

3.4. Pembahasan
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair
dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Magma itu sendiri adalah
cairan atau silika pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat alamiah,
bersuhu 900 -1200 . Batuan yang terjadi dibangun oleh mineral-mineral
tertentu ataupun oleh sesuatu matriks dari silikat, mineral tersebut
ukurannya berbeda-beda tergantung dari kecepatan pembekuannya. Mineral
tertentu akan mengkristal pada temperatur tertentu juga. Urutan kristalisasi
tersebut seperti digambarkan dalam Bowen Reaction Series.
Klasifikasi Batuan Beku
Batuan Faneritik
Berbutir kasar dan sering dijumpa berupa :
Granit

komposisi feldspar dan kwarsa,

K-feldspar mineral

utamanya, membentuk kerak benua, sedangkan basalt membentuk kerak


samudra .
Diorit

mempunyai tekstur mirip granit tetapi komposisinya

berbeda, mineral utama Na-plagioklas feldspar.


Gabro

tekstur berbutir kasar, komposisi utamanya piroksen dan

Ca-plagioklas, warna hijau tua, abu-abu tua atau hitam.


Peridotit

hampir seluruh terdiri dari mineral olovin dan piroksen,

sangat jarang dijumpai diatas permukaan bumi.


Batuan Afanitik
Basalt

batuan khas yang bertekstur afanitik, mineral utamanya Ca-

plagioklas dan piroksen, berbutir sangat halus, berwarna gelap, pendinginan


terjadi di bagian dalam lava.

28

Andesit

komposisi utama adalah Na-plagioklas, piroksen dan

amfibol. Andesit merupakan tipe lava yang sering dijumpai setelah basalt,
banyak terdapat di bagian dalam benua.
Riolit

komposisi sama dengan granit, mengandung fenokrist

feldspar, kwarsa dan mika. Termasuk kelompok felsite ( bertekstur afanitik


berwarna terang).
3.5. Kesimpulan dan Saran
3.5.1. Kesimpulan
Jadi, jenis-jenis dari batuan dapat dibedakan dengan melihat dari
sifat-sifat fisik batuan yaitu melalui warna ( color ), cerat ( streak ),
kilap ( luster ), berat jenis ( specific gravity ), bentuk kristal,
kekerasan dan belahan ( clevage ). Kita juga dapat membedakan
dengan melihat tekstur dari batuan itu yaitu melalui derajat
kristalisasi, granularitas, relasi, dll. Selain ciri-ciri diatas, ada pula
komposisi dan struktur untuk membedakan jenis-jenis batuan.
3.5.2. Saran
Demi kelancaran dan keberhasilan proses pratikum geologi, dimohon
agar sebelum diadakan pratikum, kita sudah diberikan teori atau
berupa penjelasan mengenai tema dari pratikum itu sendiri agar kita
dapat mengetahui dan memahami teori yang akan di praktikan. Dan
apabila pada saat pratikum, kita tidak lagi dijelaskan secara
mendetail mengenai teori tetapi mengenai alat-alat atau bahan yang
dipratikumkan sehingga kita dapat menggunakan waktu dengan
efisien dan tidak terbuang sia-sia.

29

3.6. Lampiran

30

31

Anda mungkin juga menyukai