LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2012
DAFTAR ISI
I.
II.
III.
PEMBAHASAN .................................................................................................13
IV.
KESIMPULAN ..................................................................................................18
V.
BAB I
DASAR TEORI
Kelelahan otot (ergonomik) adalah ketidakmampuan otot untuk berkontraksi dan
memetabolisme bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan pengeluaran kerja yang
sama, walaupun impuls saraf berjalan secara normal dan potensial aksi normal menyebar ke
serabut otot. Kelelahan otot dapat timbul akibat kontraksi otot yang kuat dan lama. Pada
keadaan ini, kontraksi otot yang terjadi semakin lama semakin lemah, karena dalam serabut
otot kekurangan energi.
Tenaga mekanik yang timbl pada kontraksi otot merupakan hasil proses kimiawi
cadangan tenaga dalam otot. Adapun, sumber tenaga yang paling penting bagi kerja otot
adalah glukosa. Proses kimiawi ini akan mengubah glukosa menjadi tenaga (ATP) dan asam
laktat. Penumpukan asam laktat dalam otot akan mengirirtasi saraf yang melayani otot
tersebut,
sehingga akan terjadi nyeri pada otot. Bila mana keadaan ini berlanjut akan
membatasi kerja otot. Untuk mengubah asam latat menjadi glukosa kembali selama kontraksi
otot diperlukan penyediaan oksigen, yang dapat disediakan melalui alairan darah. Proses
metabolisme glukosa menjadi ATP yang memerlukan oksigen disebut metabolisme aerobik,
sedang yang tidak memerlukan energi disebut metabolisme anaerobik.
Gangguan sirkulasi darah mengakibatkan metabolisme glukosa dalam otot terganggu
sehingga terjadi penurunan kekuatan kontraksi. Pemijatan (massage) pada otot yang
mengalami kelelahan akan memperbaiki sirkulasi darah sehingga proses pemulihan dari
kelelahan berjalan lebih cepat.
BAB II
HASIL PERCOBAAN
Parameter
Kelelahan
(detik)
Jumlah
kontraksi
Ke 1
Tangan kiri
Tangan kanan
Tangan kiri
Tangan kanan
27
21
48
33
9
7
16
11
Ke 2
Kekuatan
kontraksi awal
(mm)
31
31
31
33
Parameter
Kelelahan
(detik)
Jumlah
kontraksi
Ke 1
Tangan kiri
Tangan kanan
Tangan kiri
Tangan kanan
21
33
30
33
7
11
10
11
Ke 2
Kekuatan
kontraksi awal
(mm)
32
29
32
32
Orang
Parameter
Kelelahan
(detik)
Jumlah
kontraksi
Orang ke 1
Tangan kiri
Tangan kanan
Tangan kiri
Tangan kanan
26,1
44,5
31,8
36,5
12
20
15
16
Orang ke 2
Kekuatan
Kontraksi awal
(mm)
33
35
25
30
Parameter
Kelelahan
(detik)
Orang ke 1
Tangan kiri
Tangan kanan
Tangan kiri
Tangan kanan
9,7
22,2
27,7
37,7
Orang ke 2
Jumlah
kontraksi
5
10
14
17
Kekuatan
Kontraksi awal
(mm)
33
33
25
28
kontraksi otot akan lebih besar setelah mengalami pemijatan, karena pemijatan lebih
efektif dalam menghilangkan kelelahan otot.
(4) Mengapa hal tersebut terjadi ?
Hal tersebut terjadi dikarenakan proses pemijatan yang kurang serta pemijatan yang
tidak benar sehingga didapatkan hasil kekuatan kontraksi otot setelah pemijatan lebih
kecil/lemah daripada setelah istirahat.
(5) Bagaimana perbedaan pengaruh pemijatan dan istirahat pada kecepatan timbulnya
kelelahan ?
Kecepatan timbulnya kelelahan berdasarkan percobaan yang dilakukan, setelah
dilakukan pemijatan kelelahan timbul lebih cepat dibandingkan setelah istirahat.
(6) Mengapa hal tersebut terjadi ?
Hal tersebut terjadi karena setelah pemijatan otot otot menjadi lemas dan pembuluh
darah mengalir dengan lancar, hal ini dapat menyebabkan kelelahan timbul lebih
cepat dibandingkan setelah istirahat.
Panjang
Awal
3,9 cm
Waktu
Nyeri
Suhu
Warna
Ekskresi
1 menit
18 detik
Biasa
Memerah
Berkeringat
Waktu
Nyeri
Suhu
Warna
Ekskresi
1 menit
57 detik
Biasa
Memerah
Berkeringat
Waktu
Nyeri
Suhu
Warna
Ekskresi
1 menit
21 detik
Biasa
Memerah
Berkeringat
Panjang
Awal
3,5 cm
Panjang
Awal
3,4 cm
b) Perempuan
Tangan Kanan
Banyak
Panjang
Awal
Waktu
Nyeri
Suhu
Warna
Ekskresi
20 kali
3,4 cm
49 detik
Biasa
Memerah
Berkeringat
Panjang
Awal
Waktu
Nyeri
Suhu
Warna
Ekskresi
21 kali
3,2 cm
45 detik
Biasa
Memerah
Berkeringat
Panjang
Awal
Waktu
Nyeri
Suhu
Warna
Ekskresi
6 kali
2,5 cm
25 detik
Biasa
Memerah
Berkeringat
Posisi Lengan
Lengan kanan
ke belakang
Lengan kiri
kebelakang
Lengan kanan
ke depan
Lengan kiri ke
depan
Lengan kanan
ke atas
Lengan kiri ke
atas
Lengan kanan
ke bawah
Lengan kiri ke
bawah
Waktu
(sekon)
Banyak
(kali)
Warna
kulit
Lebih
cerah
Lebih
cerah
113
56
79
40
52
Suhu
Turun
26
Terang
Biasa
Biasa
54
27
Terang
Biasa
146
75
Terang
Dingin
Sedikit
keringat
101
51
Lebih
terang
Dingin
Berkeringat
56
28
Terang
Biasa
Berkeringat
43
21
Terang
Biasa
Berkeringat
Waktu
(sekon)
Banyak
(kali)
Suhu
Ekskresi
keringat
76
40
Warna
kulit
Memerah
Dingin
berkeringat
62
32
Dingin
berkeringat
47
20
Biasa
42
21
Terang
Biasa
58
20
Terang
50
30
Terang
Turun
Ekskresi
keringat
Sedikit
keringat
Sedikit
keringat
Perempuan
No.
1
2
3
4
5
6
Posisi Lengan
Lengan kanan
ke belakang
Lengan kiri
kebelakang
Lengan kanan
ke depan
Lengan kiri ke
depan
Lengan kanan
ke atas
Lengan kiri ke
atas
Memerah
Memerah
Biasa
Dingin
biasa
Berkeringat
7
8
Lengan kanan
ke bawah
Lengan kiri ke
bawah
36
18
Terang
40
20
Terang
Dingin
Dingin
Berkeringat
Berkeringat
2.5. Pengaruh Kerja dan Kekuatan Pada Kelelahan Telapak dan Jari Tangan
Tangan
Kanan
Kiri
Orang Coba 1
Waktu
Jumlah
45 s
20
40 s
16
Orang Coba 2
Waktu
Jumlah
1 m 30 s
26
32 s
13
Awal
Akhir
Waktuangkatdumble
Jumlahgerakan
Orang coba 2
1.25
1.48
3.04
260
Orang Coba I
Orang Coba II
Awal
22
19
Akhir
25
24
50 sekon
01 menit 18 sekon
60
140
Waktu Angkat
Dumbell
Jumlah Gerakan
Anterior Fleksi
Lateral Fleksi
Rotasi
2.50 detik
6.30 detik
5.03 detik
2.08 detik
2.8.2. Bahu
- Bahu tegak,tangan terjuntai kebawah = 1.29 detik
- Bahu tegak, lengan atas sebidang = 1.07 detik
2.8.3.Punggung
- Badan dan kepala 135,tangan terjuntai kebawah = 1.29 detik
- Badan dan kepala 135, lengan atas sebidang bahu = 45 detik
Pertanyaan :
1. Bagaimana pengaruh Kelelahan pada ketelitian ? Jelaskan mekanismenya.
2. Bagaimana pengaruh kelelahan pada kecepatan dan keterampilan kerja ? jelaskan
mekanismenya.
3. Bagaimana pengaruh istirahat pada kelelahan ? jelaskan mekanismenya.
4. Bagaimana pengaruh infrared kelelahan ? jelaskan mekanismenya.
5. Bagaimana pengaruh pemijatan pada kelelahan ? jelaskan mekanismenya.
6. Bagaiman pengaruh dingin pada kelelahan ? jelaskan mekanismenya.
7. Bagaiman pengaruh panas pada kelelahan ? jelaskan mekanismenya.
8. Apakah posisi tubuh berpengaruh terhadap kecepatan timbulnya lelah ? Mengapa jelaskan
dan uraikan apa yang dapat dilakukan agar dokter gigi dapat mengurangi keletihan kerja.
10
Jawaban :
1. Kelelahan berpengaruh sangat besar terhadap ketelitian, karena semakin lelah
seseorang maka tingkat ketelitiannya akan semakin berkurang. Hal ini dikarenakan
kelelahan otot dapat menyebabkan terganggunya penyebaran sinyal saraf melalui
hubungan neuromuskular yang berakibat pada turunnya ketelitian orang coba.
2. Kelelahan sangat berhubungan dengan penurunan kecepatan kerja karena saat terjadi
kelelahan, terdapat penumpukan asam laktat (respirasi anaerob) yang menghasilkan
sedikit energi, sehingga energi yang diperlukan untuk beraktivitas kurang dan
menyebabkan penurunan kecepatan kerja karena kurangnya energi tersebut.
3. Istirahat dapat mengaembalikan fungsi otot kepada keadaan awal sebelum kelelahan.
Kelelahan otot yang terjadi dalam hal ini ditimbulkan karena adaya asam laktat yang
menumpuk dijaringan otot karena otot melakukan aktifitas yang berlebihan, ketika
beristirahat maka akan tersedia suplai oksigen normal yang diberikan ke otot sehingga
akan terjadi metabolisme asam laktat menjadi glukosa atau langsung dipakai sebagai
sumber energi.
4. Pengaruh penyinaran infrared pada otot yang mengalami kelelahan adalah dapat
mempercepat hilangnya kelelahan, karena dengan adanya penyinaran akan
menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh darah kapiler (vasodilatasi)
sehingga meningkatkan temperatur kulit dan memperbaiki sirkulasi darah.
5. Pemijatan pada kelelahan otot berpengaruh yaitu dapat mempercepat hilangnya
kelelahan, karena dengan adanya pemijatan, otot menjadi lemas dan pembuluh darah
halus menjadi melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi yang tersedia untuk
jaringan otot. Toksin yang menyebabkan pegalpun dapat segera dibawa aliran darah
untuk dibuang / dinetralkan.
6. Pengaruh dingin terhadap kelelahan adalah menyebabkan pembuluh darah mengalami
vasokontriksi sehingga suplai oksigen (O2) dalam pembuluh darah tidak lancar atau
berkurang. Hal ini berpengaruh pada otot yang cepat lelah saat melakukan pekerjaan
pasca pemberian suhu dingin tersebut.
7. Pengaruh panas terhadap kelelahan otot hampir sama dengan infrared yaitu
menyebabkan pembuluh darah mengalami vasodilatasi sehingga suplai oksigen (O2)
dalam pembuluh darah lancar. Hal ini berpengaruh pada semakin lamanya
kemampuan kerja otot saat melakukan pekerjaan jika dibandingkan dengan pemberian
suhu dingin.
11
8. Ya, karena posisi tubuh yang kurang baik dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan aliran darah kurang lancar sehingga tidak tersedia oksigen maupun
nutrisi yang cukup pada otot dan menyebabkan kelelahan otot terjadi lebih cepat.
Untuk mengurangi keletihan kerja, sebaiknya dilakukan istirahat apabila dirasakan
ada tanda tanda kelelahan, juga konsumsi makanan yang bergizi agar tersedia energi
yang cukup untuk aktivitas.
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
semakin
banyak ketahanan
terhadap
kelelahan
semakin
meningkat. (Guyton.1995:114).
Pada umumnya tangan kanan lebih sering digunakan atau difungsikan. Makin banyak
otot yang dipakai, makin besar ukuran dan kekuatannya. Dari berbagai posisi tangan baik
14
pada laki-laki / perempuan diperoleh bahwa tangan kiri lebih cepat merasakan lelah daripada
tangan kanan. Dari berbagai posisi tangan paling cepat lelah pada gerakan yang dilakukan
dari samping ke bawah (vertikal).
Kelelahan otot juga berbeda antara laki laki dan perempuan. Hal tersebut
dikarenakan massa otot laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
Adanya
3.5. Pengaruh Kerja dan Kekuatan Pada Kelelahan Telapak dan Jari Tangan
Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa tangan kanan lebih kuat
dibandingkan tangan kiri. Hal ini terjadi karena kedua orang coba bukanlah seorang yang
kidal, sehingga dalam keseharian orang coba tersebut lebih banyak beraktivitas menggunakan
tangan kanan daripada tangan kiri sehingga tangan kanan lebih terlatih untuk pekerjaanpekerjaan berat. Tangan kiri yang jarang digunakan untuk pekerjaan berat menjadi mudah
lelah ketika digunakan untuk pekerjaan berat.
3.6. Pengaruh Kelelahan Pada Kecepatan dan Keterampilan Halus
Pada percobaan pengaruh kelelahan pada kecepatan dan keterampilan halus ini, orang
coba memasukkan benang ke dalam jarum dan menguntai 25 manik-manik dengan kecepatan
setinggi mungkin.
Setelah dilakukan percobaan, didapatkan bahwa kelelahan dapat mempengaruhi
kecepatan dan keterampilan orang coba.Pada percobaan awal yang dilakukan oleh orang
pertama, kecepatan menguntai orang coba 1.27 detik, dan setelah orang coba melakukan
aktivitas yang melelahkan yaitu mengangkat dumbbell kecepatan meningkat menjadi 1.22
15
detik. Ini menunjukkan pertambahan kecepatan karena orang coba sudah pernah melakukan
percobaan yang sama. Dalam artian, orang coba menjadi terampil. Namun pada orang coba 2
kecepatan setelah diberi aktivitas yang melelahkan menjadi meningkat, dari kecepatanawal
1.25 detik menjadi 1.48 detik. Ini menunjukkan kelelahan mempengaruhi kecepatan orang
coba dalam menguntai manik-manik.
3.7. Pengaruh Kelelahan pada Ketelitian Kerja
Pada percobaan yang dilakukan, orang coba memfokuskan dirinya pada jarum,
benang, dan manik-manik. Orang coba memasukkan jarum ke dalam lubang manik-manik
dengan untaian warna yang berbeda. Misalnya untaian pertama terdiri atas beberapa warna
merah, maka untaian selanjutnya diganti warna putih. Aktivitas memasukkan jarum ke dalam
manik-manik membutuhkan konsentrasi yang tinggi, koordinasi yang baik pada mata dan
juga jari-jari tangan. Jika dilakukan terus menerus, maka dapat menimbulkan rasa lelah pada
mata yang digunakan untuk berfokus pada satu hal dalam waktu yang cukup lama. Hal itu
dapat menyebabkan kelelahan dan menurunkan tingkat ketelitian kerja. Menurut Sumamur
1989, kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam
bekerja, yang dapat disebabkan oleh:
a) Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)
b) Kelelahan fisik umum
c) Kelelahan syaraf
d) Kelelahan oleh lingkungan yang monoton
e) Kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai faktor secara menetap.
Dalam percobaan ini, kelelahan tidak hanya ditimbulkan oleh konsentrasi dalam
memasukkan jarum ke dalam lubang manik-manik, tetapi juga berasal dari aktivitas
menggerakkan siku dengan mengangkat dumbell. Setelah memasukkan jarum ke dalam
manik, orang coba juga mengangkat dumbell sampai merasa lelah, kemudian langsung
memasukkan jarum ke dalam manik-manik lagi.
Dari tabel hasil pengamatan di atas dapat dilihat bahwa jumlah rangkaian warna yang
berhasil tersusun pada benang setelah dilakukannya aktivitas mengangkat dumbell lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah rangkaian warna yang tersusun sebelum dilakukannya
aktivitas dumbell.
16
Hasil percobaan ini tidak sesuai dengan teori bahwa kelelahan otot dapat menurunkan
efisiensi dan juga ketelitian kerja. Hal ini ditunjukkan dengan hasil percobaan orang ke-1, di
mana pada awalnya dia memasukkan 22 rangkaian warna dalam benang, dan setelah
mengangkat dumbell jumlahnya menjadi 25. Kemudian pada orang kedua yang awalnya 19
untaian, menjadi 24 untaian warna setelah mengangkat dumbell. Walaupun kenaikannya
hanya sedikit, tapi itu membuktikan bahwa walaupun kelelahan, orang coba tetap dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik dan teliti seperti sebelum diadakannya aktivitas angkat
dumbell.
3.8. Pemulihan Kelelahan Otot pada Beberapa Posisi Tubuh
Posisi tubuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelelahan otot, karena pada
beberapa posisi tubuh seperti posisi ekstensi terjadi ketidakseimbangan kebutuhan energi oleh
karena posisi tubuh yang melawan gravitasi bumi, menyebakan cepat merasa lelah.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa posisi tubuh dapat
menyebabkan terjadinya kelelahan lebih cepat dan sebaliknya.
17
BAB IV
KESIMPULAN
18
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. dan Hall, John E. 2008. Buku Ajar fisiologi Kedokteran. Edisi11. EGC :
Jakarta, Indonesia
Ganong, William F. 1999.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC : Jakarta, Indonesia
Pearce, Evelyn C. 2002.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Ganong, William F. 2001. Fisiologi Kedokteran.EGC : Jakarta, Indonesia
19
20