Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

DALAM PERTAMBANGAN
Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
suatu perusahaan berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasif dan
prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit
kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitmen mengenai
apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi perusahaan untuk mewujudkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan hidup (K3LH).

SOP PENGANGKUTAN
1.

2.

3.

4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.

Sopir yang mengemudikan Dump Truck diwajibkan memiliki Surat Izin


Mengemudi untuk Dump Truck yang bisa didapatkan dari Kementerian
Perhubungan serta telah mengikuti serangkaian pelatihan dan pengenalan
medan yang diselenggarakan oleh perusahaan pertambangan.
Melengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD) meliputi :
a. Pelindung kepala yaitu safety helm
b. Pelindung mata dan muka, yaitu kacamata dan atau masker untuk
menghindari silau matahari atau debu-debu partikel kayu masuk ke
mata atau terhirup oleh pekerja
c. Sarung Tangan
d. Sepatu Lapangan
a. Gunakan pakaian yang berwarna cerah saat kerja sesuai dengan PDH
yang ditentukan oleh perusahaan.
Unit Dump truck yang digunakan harus memadai baik jumlah maupun
kondisinya. Oleh karena itu sebelum Dump Truck dioperasikan terlebih
dahulu periksa mesin, oli, bahan bakar, air, rem, ban dan peralatan lainnya.
Bak Unit Dump truck yang digunakan harus benar-benar bersih dan tutup
bak harus berfungsi dengan normal (layak dan memiliki kunci dikedua
sisinya)
Jangan memuat melebihi kapasitas truk
Kecepatan tidak boleh melampaui batas yang diperbolehkan yaitu maksimal
30 km/jam
Perhatikan rambu-rambu jalan saat mengemudi
Selalu laporkan jika ada gangguan ataupun kerusakan mesin
Truk tidak boleh dijalankan orang lain selain operator yang bertugas
Sebelum kegiatan hauling dilakukan harus dipastikan kondisi jalan hauling
dalam kondisi memadai.

Perawatan jalan untuk kelancaran pengangkutan batu bara sudah dilakukan


secara memadai meliputi :

1.

Pelapisan Ulang ( Re-surface )


a. Pelapisan kembali surface course dengan ketebalan 10 cm padat,
pada ruas / badan jalan yang mana surface course sudah sangat
tipis, dengan menggunakan material yang sesuai, diambil dari
lokasi terdekat ( tambang ).
b. Re-surface dilaksanakan bilamana :
o Agregat 3/5 cm dan 5/7 cm terlihat jelas dan menunjukan akan
terbongkar.
o Badan jalan yang bergelombang / keriting (baik arah
memanjang atau melintang)
c. Sistem pelaksanaan, dilakukan secara seleksi dari daerah ruas jalan
yang telah ditentukan. Dengan waktu yang ditargetkan tertentu.
d. Re-surface tidak boleh dilakukan pada saat hujan
e. Alur kerja re-surface
1) Penyeleksian & penumpukan material : Excavator
2) Pengangkutan material ke lokasi
perbaikan
: Excavator & DT
3) Penghamparan dan cutting
: Motor Grader / Dozer
4) Pemadatan
: Compactor
5) Penyiraman ( bila terlalu kering )
: Water Truck
6) Grading
: Motor Grader

2.

Perataan Ulang ( Grading )


a. Perataan kembali dengan grader pada badan jalan yang
berlombang, keriting dengan memanfaatkan material yang
terhambur/tersisih pada kiri/kanan jalan atau dengan mengikis
dengan pengikisan maksimal 5 cm.
b. Sistim pelaksanaan, seleksi dari area kerja yang telah ditentukan.
c. Grading harus dilaksanakan setiap hari secara reguler dengan target
minimal 7 km/hari/group unit perawatan jalan.
d. Grading pada bahu jalan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
maksimum grade bahu jalan adalah 6% atau beda tinggi kedua sisi
bahu jalan maksimum adalah 10 cm
e. Grading dibawah curahan "truck loader" harus dilakukan setiap
akhir shift dan menjelang istirahat.
f. Alur kerja Grading
1) Penyiraman
: Water Truck
2) Grading
: Gradder
3) Pemadatan
: Compactor
4) Penyiraman
: Water Truck
5) Gradding
: Gradder
Bila kondisi hujan maka item 1, 4, dan 5 tidak perlu dilakukan

3.

Pemadatan

a.

b.
c.

Untuk aktivitas pemadatan, minimal alat yang harus disediakan


adalah unit compactor dengan aktivitas kerja mengikuti re-surface
dan atau grading.
Minimal banyaknya lintasan pada setiap pemadatan adalah 3 x
lintasan
Kecepatan unit compactor saat melakukan pemadatan pada setiap
setiap lintasan adalah 1.5 km/jam.

4.

Penyiraman
a. Kondisi jalan hauling harus tetap lembab dan tidak berdebu baik
siang maupun malam hari.
b. Untuk menjaga kelembaban jalan dan mengurangi konsentrasi
debu terbang, digunakan water truck untuk penyiraman.
c. Jam kerja water truck harus mengikuti jam kerja unit hauling
(kecuali hari hujan).
d. Unit yang harus disiapkan :
1) unit water truck,
2) unit stasion pengisian air

5.

Drainage
a. Bagian kiri dan kanan jalan harus memiliki saluran air (parit)
yang selalu terjaga agar tidak tersumbat.
b. Gorong-gorong yang telah disediakan harus dipastikan dalam
kondisi tidak tersumbat.
c. Untuk menunjang pekerjaan tersebut kontractor harus
menyediakan 1 unit Backhoe atau Whell Excavator sekelas PC
200.
d. Genangan air yang terbentuk di kiri kanan jalan harus segera
dibuatkan aliran ke arah yang ditentukan kemudian.
e. Gorong-gorong:
o Diameter gorong-gorong bervariasi ; 1,00 m. 1,60 m dan 2,25
m. Jenis dan type gorong-gorong dipilih berdasarkan
keberadaan material, biaya dan kekuatannya.
o Pada kiri / kanan gorong-gorong dipasang wing wall dan
dibuat bak penampung lumpur sesuai dengan keadaan lokasi
gorong-gorong.

6.

Jembatan Beton ( Girder )


a. Kondisi lantai jembatan harus tetap terjaga dengan baik, sehingga
tidak terdapat material bekas grading atau re-surface yang
menyebabkan permukaan lantai jembatan bergelombang, atau
yang dapat menimbulkan beban kejut akibat lalu-lintas yang
melewatinya.

b.
c.

d.

e.

7.

Ruang diantara beton oprit jembatan dan Gilder jembatan harus


bersih dari tanah maupun material lain.
Pembersihan jembatan dilakukan secara berkala setiap minggu
satu kali untuk setiap jembatan, atau pada kondisi tertentu sesuai
instruksi.
Drainage di sekitar jembatan harus terjaga dengan baik sehingga
dapat menghindari erosi yang dapat mengakibatkan longsor pada
konkrit oprit maupun wing wall jembatan.
Besi pembatas (railing) jembatan harus selalu bersih dari tanah,
untuk mengurangi tingkat korosif yang terjadi.

Patok dan Rambu


a. Keberadaan jumlah patok dan rambu jalan harus selalu terjaga.
b. Perawatan patok dan rambu dilakukan secara berkala dalam setiap
bulannya sehingga kondisi patok dan rambu tetap dalam kondisi
standard.
c. Bilamana diperlukan diharapkan menambah pada daerah yang
dianggap rawan, ataupun mengganti patok-patok yang sudah tidak
memenuhi standard.
Standard Patok :
o Patok harus berdiri tegak baik di atas tanggul atau di sisi luar
bahu jalan
o Pada jalan lurus jarak antar patok adalah 100 meter.
o Pada daerah tikungan jarak antar patok dirapatkan sesuai
kebutuhan maximum jarak antar patok di daerah belokan adalah
30 meter.
o Scotch light ditempelkan pada 5 cm dari ujung bagian atas patok
serah jalan dan dapat terlihat oleh pengemudi.
o Warna scotch light pada patok sebelah kiri jalan adalah kuning,
sebelah kanan jalan adalah merah
o Ukuran Scotch light adalah 10 cm x 5 cm.
o Tinggi patok adalah 1.5 meter dari as jalan dan patok di cat
beruas-ruas dengan warna hitam dan putih.
o Patok harus bebas dari lindungan pohon, debu dan material lain
yang dapat mengakibatkan patok tertutupi.
Standard Rambu :
o Rambu ditempatkan daerah-daerah tertentu yang akan ditetapkan
kemudian sesuai kebutuhan.
o Rambu harus berdiri tegak baik di atas tanggul maupun di atas
tanah.
o Warna dan Ukuran Rambu harus sesuai standard rambu
o Cat pada rambu menggunakan cat pantul ( scotbrite )

o
o

8.

Cat rambu yang sudah buram harus segera dikondisikan ulang.


Rambu harus bebas dari lindungan pohon, debu dan material lain
yang dapat mengakibatkan rambu tertutupi.

Tanggul ( Safety Berm )


Perawatan pada tanggul harus selalu dilakukan dan bilamana
diperlukan harus membuat tanggul baru pada sta / km yang dianggap
rawan terutama bagian tikungan jalan dan jalan yang berbatasan
dengan jurang.
Standard Tanggul :
o Tinggi minimal adalah setinggi setengah ban kendaraan terbesar
yang beroperasi.
o Pada beberapa tempat terutama ditikungan tajam, dan
disampingnya jurang bisa dipasangi patok ( cat beruas-ruas hitam
dan putih ) setiap 5 meter.
o Lebar dasar tanggul minimal 50 cm.
o Tanggul ditempatkan 1.5 m dari badan jalan atau dibatas luar
bahu jalan
o Tanggul dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghambat
material lapisan atas ( surface course ) terbawa aliran air.
o Untuk tanggul-tanggul yang permanen, untuk lebih memperkuat
dan sebagai bagian dari penghijauan, bisa ditanami pohon-pohon.

9.

Pelaporan
Laporan untuk aktivitas road maintenance dan unit road maintenance
yang meliputi:
a. Laporan rencana kerja mingguan dan realisasi kerja mingguan
harus dibuat dan diserahkan pada hari pertama minggu
berikutnya.
b. Laporan rencana kerja bulanan dan realisasi kerja bulanan harus
dibuat dan diserahkan setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
c. Laporan Inventarisasi rambu, dan patok harus dilaporkan setiap
bulannya.
d. Rencana dan realisasi penambahan atau perubahan pada patok,
rambu, tanggul dan gorong-gorong harus di laporkan secara
tertulis dan dicatat dalam daftar inventarisasi.
e. Tingkat ketersedian unit road maintenance harus dilaporkan
setiap minggu dan bulannya bersamaan dengan laporan mingguan
dan bulanan lainnya.
f. Format laporan dengan menggunakan format yang telah
disepakati, diisi dengan lengkap dan jelas.

10.

Lain-lain

a. Penebangan terhadap pohon-pohon yang rimbun sehingga gelap


karena menutupi sinar matahari, ini bisa menyebabkan badan jalan
apabila terkena air hujan lama mengeringnya, sehingga akan cepat
rusak.
b. Pembersihan area bahu dan jalan, patok, rambu dan tanggul dari
tanaman rambat liar harus dilakukan secara berkala.
c. Apabila sedang melakukan aktivitas perawatan jalan, diharuskan
memasang rambu-rambu peringatan yang sesuai dengan standard.
d. Rambu peringatan dipasang berjarak 50 meter dari tempat
pelaksanaan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai