PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis, manajemen menaruh perhatian
besar pada peluang-peluang laba dari serangkaian alternative tindakan yang dihadapinya.
menyangkut alternatif tindakan yang melibatkan perubahan tingkat kegiatan usaha, laba
tidaklah selalu berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan usaha. Hal ini
diakibatkan oleh pola perilaku biaya. Konsekuensinya kalangan manajer perlu menyadari
bahwa evaluasi-evaluasi yang lebih cermat dapat dilakukan terhadap peluang-peluang
laba dengan cara mempelajari hubungan-hubungan di antara biaya, volume penjualan,
dan laba. Kajian-kajian terhadap faktor faktor tersebut seyogyanya akan membuahkan
keputusan-keputusan yang lebih sehat.
Analisis Biaya, Volume dan Laba merupakan alat yang menyediakan informasi
bagi manajemen mengenai hubungan antara biaya, laba, bauran produl, dan volume
penjualan suatu produk atau pun jasa. Analisis biaya volume laba (cost-volume-profit
analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang mendsari hubungan-hubungan
antara biaya,volume, dan laba. Analisis biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis
titik impas (break-even analysis) karena signifikansiume mengacu pada sebuah pemicu
biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahanperubahan pendapatan, biaya, dan laba. Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan
yang kompleks karena hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang seluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen. Sebagai contoh, harga jual
sebuah produk dipengaruhi tidak hanya oleh biaya produksi saja, yang biasanya berada
dibawah kendali manajemen, tetapi juga oleh perubahan-perubahan trend perilaku
konsumen dan tindakan-tindakan pesaing yang umumnya diluar wilayah kendali
manajemen.
1|Page
Analisis titik impas itu sendiri digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan
bauran produk yang diperlukan hanya untuk menutup semua biaya yang terjadi selama
satu periode tersebut. Titik impas adalah titik dimana biaya dan pendapatan adalah sama.
Sehingga dalam keadaan ini perusahaan tidak mengalami untung maupun rugi atau bias
juga dikatakan laba yang dicapai adalah (0). Dalam konsep ini berarti jika penjualan jatuh
dibawah titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian sedangkan sebaliknya
jika perusahaan mengalami kenaikan penjualan maka perusahaan dapat dikatakan telah
mengalami keuntungan dalam operasi perusahaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis B-V-L dan Model dari Analisis B-V-L?
2. Apa yang dimaksud analisis B-V-L untuk Perencanaan Titik Impas?
3. Apa yang dimaksud analisis B-V-L untuk Perencanaan Pendapatan Biaya?
4. Bagaimana penerapan B-V-L dalam suatu perusahaan?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami tentang analisis B-V-L beserta dengan model dari
analisis B-V-L
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang analisis B-V-L dalam Perencanaan Tititk
Impas
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang analisis B-V-L dalam Perencanaan Pendapatan
Biaya
4. Mahasiswa dapat menetahui serta memahami penerapan B-V-L di dalam perusahaan
D. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, secara sistematika kami membaginya menjadi 3
BAB yang berhubungan dengan makalah diuraikan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Sistematika
Penulisan, dan Tujuan Penulisan.
Bab II Pembahasan terdiri dari Model Analisis Biaya, Volume, dan Laba, Analisis BVL
Untuk Perencanaan Titik Impas, Analisis BVL Untuk Perencanaan Pendapatan Biaya
Bab III Penutup terdiri dari: Kesimpulan dan Saran.
Daftar Pustaka
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
3|Page
(1989)
mengatakan
bahwa
analisis
biaya-volume-laba
seringkali secara sederhana dijelaskan sebagai analisis impas, hal ini kurang tepat
karena analisis impas hanya merupakan salah satu bagian dari konsep analisis
biaya-volume-laba. Namun demikian juga harus menyadari bahwa analisis impas
adalah bagian kunci dari analisis biaya-volume-laba. Titik berat analisis impas
adalah pada tingkat berapa penjualan dapat menghasilkan laba sama dengan nol,
sedangkan analisis biaya-volume-laba menekankan sampai seberapa jauh
perubahan-perubahan pada biaya, volume dan harga jual berakibat pada
perubahan laba perusahaan.
Menurut Matz (1992) analisis biaya-volume-laba biasanya disusun dari
angka-angka anggaran tahunan, tetapi angka-angka dari laporan bulanan juga
dapat digunakan. Selanjutnya, analisis ini dapat digunakan pada kelompok
produk, saluran distribusi, metode penjualan tertentu dan juga penentuan laba.
Tujuan B-V-L adalah untuk menentukan volume penjualan dan bauran
produk yang diperlukan untuk mencapai target laba. B-V-L didasarkan pada
hubungan akuntansi berikut ini:
Setara dengan
4|Page
Margin Kontribusi
5|Page
Margin Keamanan
Keterangan
MS
SB
SBE
6|Page
1. Harga jual produk per unit yang dianggarkan tetap konstan pada berbagai
tingkat volume penjualan dalam periode yang bersangkutan.
2. Semua biaya yang dianggarkan dapat dikelompokkan ke dalam elemen
biaya tetap dan biaya variabel yang mempunyai tingkat variabilitas terhadap
produk yang diproduksi atau dijual, bukan terhadap dasar kegiatan yang
lain.
3. Harga dari biaya yang dianggarkan tetap konstan pada berbagai tingkat
kegiatan sehingga biaya dapat dianggarkan dalam garis lurus.
4. Kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak berubah misalnya karena ekspansi,
karena perubahan kapasitas yang dimiliki akan merubah pula pola hubungan
biaya-volume dan laba.
7|Page
1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya tetap per satuan berubah karena
adanya perubahan volume kegiatan. contoh dalam pengambilan keputusan
pembelian generator listrik untuk keperluan perusahaan, perusahaan akan
memperhitungkan permintaan pasar dalam jangka panjang terhadap produk
yang dihasilkan. Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, maka
biaya tetap harus dapat dipecah menjadi :
a) Committed Fixed Cost
Committed Fixed Cost sebagian besar berupa biaya tetap yang
timbul dari kepemilikan pabrik, equipment dan organisasi pokok.
Dalam hal ini Committed Fixed Cost berupa semua biaya yang tetap
dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan
8|Page
Fixed
Cost
ini
dapat
dihentikan
sama
sekali
2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya variabel perusahaan unit konstan (tetap)
dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya bahan baku merupakan
contoh biaya variabel yang berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi. bila dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya
maka biaya variabel dapat digolongkan menjadi :
a) Enginereed Variable Cost
Hampir semua biaya variabel merupakan Enginereed Variable
Cost. Enginereed Variable Cost merupakan biaya yang antara masukan
dan keluarannya mempunyai hubungan erat dan nyata. Contoh
Enginereed Variable Cost adalah biaya bahan baku.
b) Discreationary Varible Cost
Telah disebutkan di atas bahwa hamper semua biaya variabel
merupakan Enginereed Variable Cost, tapi ada beberapa biaya variabel
yang pantas untuk dikelompokkan ke dalam Discretionary Variable
Cost. Hal ini disebabkan karena Discretionary Variable Cost tersebut
9|Page
10 | P a g e
11 | P a g e
variabel, tetapi
juga
akan
meningkatkan
penjualan
yang
dihaarapkan.
c) Proyek modernisasi dan otomatisasi
Apabila terjadi peningkatan investasi peralatan produksi yang
mampu menekan biaya
variabel
12 | P a g e
a) Pendekatan Persamaan
Pendekatan persamaan memanfaatkan data-data dari laporan laba
rugi yang disusun dengan format kontribusi. Persamaannya adalah sebagai
berikut.
penerapan
pada
analisis
hubungan
Biaya-Volume-Laba
Sekarang
Revisi
Peningkatan
Penjualan &
%
Penjualan
Biaya Iklan
Penjualan
$ 100,000
$ 130,000
100%
30,000
(-/-)
B.
60,000
Variabel
A
Margin
78,000
60%
18,000
40,000
52,000
40%
kontribusi
12,000
(-/-)Beban
35,000
45,000
tetap
Laba bersih
5,000
7,000
$ 12,000
$ 52,000
$ 40,000
12,000
$ 10,000
$ 2,000
14 | P a g e
Perhitungan II
Peningkatan Margin Kontribusi
($30,000 x 40% rasio CM)
(-/-) Peningkatan biaya iklan
Peningkatan Laba Bersih
$ 12,000
10,000
$ 2,000
$ 43,200
40,000
$ 13,200
15 | P a g e
Total
Margin
Kontribusi
$ 48,000
Margin
Kontribusi
sekarang
$ 40,000
Margin
Kontribusi
Perubahan
dalam
biaya
Peningkatan
biaya
8,000
tetap
(-/-)
iklan
Penurunan Laba Bersih
$ 15,000
($ 7,000)
Sebelum Revisi
Total
Sesudah Revisi
Unit
$ 100,000
$ 250
$ 138,000
$ 230
$ 38,000
(-/-) B. Variabel
60,000
150
90,000
150
30,000
Margin kontribusi
40,000
$ 100
48,000
$ 80
8,000
35,000
Penjualan
Laba bersih
5,000
Selisih
50,000
15,000
F.$ 2,000
($ 7,000)
16 | P a g e
Total
Margin
Kontribusi
$ 39,100
$ 40,000
Margin
Kontribusi
(900)
Perubahan
gaji
menjadi komisi
Penurunan Laba Bersih
$ 6,000
$ 5,100
Sebelum Revisi
Sesudah
Revisi
Total
Per
Total
Unit
Penjualan
$ 100,000
Per
Selisih
Unit
$ 250
$ 115,000
$ 250
(-/-) B. Variabel
60,000
150
75,900
165
Margin
40,000
$ 100
39,100
$ 85
$ 15,000
15,900
$
900
17 | P a g e
kontribusi
(-/-) Beban tetap
Laba bersih
35,000
29,000
( 6,000)
5,000
$ 10,100
$ 5,100
$ 150
$ 20
$ 170
18 | P a g e
2008
2009
2010
Rokok Rush
3.039.940 pak
3.869.310 pak
1.982.820 pak
Rokok Exo
2.026.620 pak
2.579.540 pak
1.321.880 pak
Total
5.066.560 pak
6.448.850 pak
3.304.700 pak
2009
2010
2011
Rokok Rush
3.236.230 pak
4.103.350 pak
2.385.050 pak
Rokok Exo
2.157.480 pak
2.735.560 pak
1.572.030 pak
Total
5.393.710 pak
6.838.910 pak
3.957.910 pak
Harga/Unit
Vol. Penjualan
Hasil Penjualan
(Rp)
(pak)
(Rp)
3.039.940 pak
12.266.157.900
Rokok Exo
2.026.620 pak
8.177.411.700
5.066.560 pak
20.443.569.600
Total
4.035
19 | P a g e
Harga/Unit
Vol. Penjualan
Hasil Penjualan
(Rp)
(pak)
(Rp)
3.869.310 pak
17.624.707.050
Rokok Exo
2.579.540 pak
11.749.804.700
4.555
Total
29.374.511.750
Harga/Unit
Vol. Penjualan
Hasil Penjualan
(Rp)
(pak)
(Rp)
1.982.820 pak
9.319.254.000
Rokok Exo
1.321.880 pak
6.212.836.000
4.700
Total
15.532.090.000
Harga/Unit
Vol. Penjualan
Hasil Penjualan
(Rp)
(pak)
(Rp)
3.236.230 pak
12.621.297.000
Rokok Exo
2.157.480 pak
9.061.416.000
4.200
Total
21.682.713.000
Harga/Unit
Vol. Penjualan
Hasil Penjualan
(Rp)
(pak)
(Rp)
4.103.350 pak
17.849.572.500
Rokok Exo
2.735.560 pak
12.993.910.000
Total
4.750
30.843.482.500
20 | P a g e
Harga/Unit
Vol. Penjualan
Hasil Penjualan
(Rp)
(pak)
(Rp)
2.358.050 pak
10.611.225.000
Rokok Exo
1.572.030 pak
7.781.548.500
4.950
Total
18.392.773.500
2008 (Rp)
2009 (Rp)
2010 (Rp)
2.655.435.600
4.798.396.000
1.786.588.500
357.751.800
624.455.400
198.750.600
77.980.900
301.123.500
51.000.000
628.975.000
1.805.644.300
515.375600
7.998.985.000
11.255.467.800
4.687.500.000
Penolong
80.600.000
272.000.000
71.650.000
b) Biaya Listrik
18.500.000
25.000.000
16.450.000
455.433.300
877.800.500
218.500.000
4.388.678.400
5.334.780.900
3.871.010.650
252.678.000
170.000.000
80.500.000
b) Saos
c) Cengkeh
2) BTKL
3) Biaya overhead
Pabrik
a) Bahan
c) Biaya
Reparasi &
pemeliharaan
d) Biaya Bahan
Bakar
e) Depresiasi
f) Asuransi
Biaya Non Produksi
1) Biaya Adm &
21 | P a g e
Umum
855.750.000
903.845.700
485.365.750
62.000.000
82.000.000
51.500.500
25.350.000
25.000.000
17.350.000
a) Biaya Iklan
250.688.500
198.500.000
155.000.000
b) Perjalanan
80.000.000
105.000.000
55.000.000
15.780.000
32.500.000
21.500.000
a) Biaya Gaji
b) Biaya Pos dan
Telepon
c) Supplies
Kantor
2) Biaya Pemasaran
Dinas
c) Biaya
Pengiriman
TOTAL
18.204.586.500
26.811.514.100 12.283.041.600
2008 (Rp)
2009 (Rp)
2010 (Rp)
2.825.785.900
4.798.396.000
1.786.588.500
359.750.000
624.455.400
198.750.600
80.880.000
301.123.500
51.000.000
710.500.000
1.805.644.300
515.375600
8.000.985.000
11.255.467.800
4.687.500.000
h) Biaya Listrik
80.600.000
272.000.000
71.650.000
i) Biaya Reparasi
18.500.000
25.000.000
16.450.000
650.500.000
877.800.500
218.500.000
4.388.678.400
5.334.780.900
3.871.010.650
b) Saos
c) Cengkeh
5) BTKL
6) Biaya overhead
Pabrik
g) Bahan Penolong
& pemeliharaan
j) Biaya Bahan
Bakar
k) Depresiasi
22 | P a g e
l) Asuransi
252.678.000
170.000.000
80.500.000
855.750.000
903.845.700
485.365.750
62.000.000
82.000.000
51.500.500
25.350.000
25.000.000
17.350.000
d) Biaya Iklan
250.688.500
198.500.000
155.000.000
e) Perjalanan
80.000.000
105.000.000
55.000.000
15.780.000
32.500.000
21.500.000
Dinas
f) Biaya
Pengiriman
TOTAL
18.204.586.500
26.811.514.100 12.283.041.600
2008/2009
2009/2010
2010/2011
( Rp)
(Rp)
(Rp)
4.388.678.400
5.334.780.900
3.871.010.650
22.497.500
87.539.700
63.947.300
23 | P a g e
c) Biaya Reparasi
14.489.300
11.206.500
8.851.400
252.687.000
170.000.000
80.500.000
855.750.000
903.845.700
485.365.750
62.000.000
82.000.000
51.500.500
25.350.000
25.000.000
17.350.000
250.688.500
198.500.000
155.000.000
80.000.000
105.000.000
55.000.000
5.952.140.700
6.917.872.800
4.788.525.600
& Pemeliharaan
d) Asuransi
3. Biaya Pemasaran
a) Iklan/promosi
b) Perjalanan dinas
2008 (Rp)
2009 (Rp)
2010 (Rp)
2.655.435.600
4.798.396.000
1.786.588.500
b) Saos
357.751.800
624.455.400
198.750.600
c) Cengkeh
77.980.900
301.123.500
51.000.000
628.975.000
1.805.644.300
515. 375600
24 | P a g e
7.998.985.000
11.255.467.800
4.687.500.000
58.102.500
184.460.300
7.702.700
4.010.700
13.793.500
7.598.600
455.433.300
877.800.500
218.500.000
15.780.000
32.500.000
21.500.000
12.207.601.700
19.719.557.800
8.187.679.500
Pemeliharaan
d) Biaya bahan bakar
4. Biaya Pemesanan
a) Biaya pengiriman
2009 (Rp)
2010 (Rp)
2011 (Rp)
2.825.785.900
5.188.745.200
1.850.800.500
359.750.000
650.750.000
210.050.500
80.880.000
510.567.800
55.000.000
710.500.000
1.805.644.400
550.985.700
8.000.985.000
11.500.000.000
5.100.041.500
58.102.500
184.460.300
7.702.700
pemeliharaan
4.010.700
13.793.500
7.598.600
650.500.000
950.000.000
375.500.000
21.000.000
35.000.000
30.000.000
b) Saos
c) Cengkeh
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead pabrik
a) Bahan Penolong
b) Biaya Listrik
4. Biaya Pemasaran
a) Biaya Pengiriman
25 | P a g e
12.711.514.100
20.768.961.200
8.187.679.500
Biaya Tetap
Biaya Variabel
(Rp)
(Rp)
Biaya Listrik
22.497.500
58.102.500
14.489.300
4.010.700
Biaya Tetap
Biaya Variabel
(Rp)
(Rp)
Biaya Listrik
87.539.680
184.460.320
11.206.528
13.793.472
Biaya Listrik
Biaya Reparasi & Pemeliharaan
Biaya Tetap
Biaya Variabel
(Rp)
(Rp)
63.947.340
7.702.660
8.851.430
7.598.570
26 | P a g e
Rokok Exo
Total
3.236.230
2.157.480
Harga Jual
Rp.3.900
Rp.4.200
Penjualan
Rp.12.621.297.000
Rp.9.061.416.000
Rp.21.682.713.000
Biaya Variabel
Rp.8.029.782.500
Rp.4.681.731.600
Rp.12.711.514.100
CM
Rp.4.591.514.500
Rp.4.379.684.400
Rp.8.971.198.900
Biaya Tetap
Rp.3.571.284.420
Rp.2.380.856.280
Rp.5.952.140.700
Laba Bersih
Rp.1.020.230.080
Rp.1.998.828.120
Rp.3.019.058.200
Rasio Contribution Margin (RCM ) tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut:
Rokok Exo
4.103.350
2.735.560
Rp.4.350
Rp.4.750
Total
Penjualan
Biaya Variabel
Rp.12.104.882.500
Rp.8.734.078.700 Rp.20.838.961.200
CM
Rp.5.744.690.000
Rp.4.259.831.300 Rp.10.004.521.300
Biaya Tetap
Rp.4.150.723.680
Rp.2.767.149.120
Rp.6.917.872.800
Laba Bersih
Rp.1.593.966.320
Rp.1.492.682.180
Rp.3.086.648.500
Rasio Contribution Margin (RCM ) tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut:
pada rokok Rush yaitu sebesar 33%. Artinya peningkatan penjualan rokok Exo sebesar
Rp.12.993.910.000 untuk tahun 2010, manajemen dapat menentukan contribution
margin sebesar Rp.4.259.831.300 memperoleh laba Rp.1.492.682.180.
Laporan anggaran laba kontribusi tahun 2011
Rokok Rush
Unit yang terjual
Harga Jual
Penjualan
Rokok Exo
2.358.050
1.572.030
Rp.4.500
Rp.4.950
Rp.10.611.225.000
Total
Rp.7.781.548.500 Rp.18.392.773.500
Biaya Variabel
Rp.4.716.100.000
Rp.3.471.579.500
CM
Rp.5.895.125.000
Rp.4.309.969.000 Rp.10.205.094.000
Biaya Tetap
Rp.2.873.115.360
Rp.1.915.410.240
Rp.4.788.525.600
Laba Bersih
Rp.3.022.009.640
Rp.2.394.558.760
Rp.5.416.568.400
Rp.8.187.679.500
Rasio Contribution Margin (RCM ) tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:
Tahun 2011 PR. Kreatifa Hasta Mandiri memiliki ratio contribution margin
(RCM) 55%. Hal ini berarti bahwa PR. Kreatifa Hasta Mandiri merencanakan
peningkatan penjualan sebesarRp.18.392.773.500, manajemen dapat menentukan
contribution margin sebesar Rp.10.205.094.000 dan memperoleh laba sebesar
Rp.5.416.568.400. Melalui perhitungan masing-masing produk maka produksi rokok
29 | P a g e
Rush lebih diutamakan, karena ratio margin contribution rokok Rush lebih besar dari
pada rokok Exo yaitu sebesar 56%. Artinya peningkatan penjualan rokok Rush sebesar
Rp. 10.611.225.000 untuk tahun 2011, manajemen dapat menentukan contribution
margin sebesar Rp. 5.895.125.000 memperoleh laba Rp. 3.022.009.640.
Dalam perhitungan RCM untuk masing-masing produk maka dapat diketahui
bahwa produk yang memiliki RCM lebih besar dapat diutamakan dalam produksinya.
Berikut adalah produk yang diutamakan produksinya pada tahun 2009,2010, dan 2011 :
Keterangan
2009
2010
2011
Produksi diutamakan
Rokok Exo
Rokok Exo
Rokok Rush
RCM
48%
33%
56%
Laba
Rp.1.998.828.120
Rp.1.492.682.180
Rp.3.022.009.640
sedangkan
untuk
produk
rokok
Exo
sebesar
memperbanyak produksi rokok Exo karena BEP rokok Exo lebih kecil daripada
rokok Rush.
2. BEP tahun 2010 adalah:
sedangkan
untuk
produk
rokok
Exo
sebesar
sedangkan
untuk
produk
rokok
Exo
sebesar
2.
Margin of Safety (MOS) total tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut:
32 | P a g e
3.
Margin of Safety (MOS) total tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:
33 | P a g e
kecil MOS berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian, dalam hal ini
terdapat penurunan jumlah penjualan yang nyata.
Margin of Safety menunjukan jarak antara penjualan yang direncanakan
dengan penjualan pada break even. Melalui perhitungan margin of safety masingmasing produk dari tahun 2009, 2010 dan 2011, produk yang memiliki margin of
safety lebih kecil menunjukan hasil penjualan produk tersebut lebih rawan
mengalami kerugian. Berikut ini adalah produk rokok yang lebih rawan
mengalami kerugian dalam produksinya pada tahun 2009, 2010 dan 2011 yang
disajikan dalam tabel:
Produk
MOS
MOS
dalam rupiah
2009
Rokok Rush
22%
Rp. 2.776.685.340
2010
Rokok Rush
28%
Rp. 4.997.880.300
2011
Rokok Rush
51%
Rp. 5.411.724.750
34 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Analisis Biaya-Volume-Laba (B-V-L) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena analisis B-V-L menekankan keterkaitan
antara biaya kuantitas yang terjual, dan harga, maka semua informasi keuangan perusahaan
terkandung di dalam analisis B-V-L ini.
Dalam kasus PR. Kreatifa Mandiri menunjukkan bahwa management perusahaan tersebut
ingin merencanakan laba yang diperoleh perusahaan sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Dimana perusahaan ini menggunakan analisis Break Event Point dalam mengklasifikasikan
Biaya yang ada dalam perusahaan. Setelah melakukan pengklasifikasian, perusahaan membuat
data realisasi biaya tetap, data realisasi biaya variabel, dan data realisasi biaya semi variabel.
Dari data total realisasi tersebut perusahaan dapat melakukan perhitungan Rasio Contribution
Margin (RCM) sangat penting dalam menentukan kebijakan bisnis, karena menunjukan
bagaimana contribution margin akan dipengaruhi oleh total penjualan. Selain itu perusahaan juga
akan menghitung Break Event Point (BEP) dimana manager perusahaan ingin mengatahui total
penjualan yang harus dilakukan agar perusahaan berada pada kondisi tidak untung dan juga tidak
rugi. Setelah itu perusahaan juga akan menghitung Margin of Safety (MOS), perhitungan ini
berguna bagi perusahaan untuk mengetahui tingkat resiko yang ada dalam produksi masingmasing jenis produk.
Perhitungan yang dijelaskan diatas akan digunakan untuk menentukan kebijakan yang
akan diambil oleh perusahaan untuk dapat memperoleh laba seperti yang diharapkan perusahaan.
Setidaknya perhitungan diatas akan memperkecil kemungkinan terjadinya kerugian yang akan
dialami oleh perusahaan.
35 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.google.co.id
http://feuh-kel11.blogspot.com/2013/09/analisis-hubungan-biaya-volume-laba-bv.html
http://catatanlengkapfatma.blogspot.com/2013/12/analisis-biaya-volume-laba.html
http://aristiyan.blogspot.com/2013/10/analisis-biaya-volume-laba.html
36 | P a g e