Anda di halaman 1dari 15

KRITISI JURNAL

Hyperbaric Oxygen (HBO) Therapy in Treatment of Diabetic


Foot Ulcers
Long-Term Follow-Up
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Khusus Blok Sistem Endokrin

Disusun Oleh :
GADIS MUTIARA PUSPITA IKA
0910723026

ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

1. Mengidentifikasi jurnal
a. Judul
Hyperbaric oxygen (HBO) therapy in treatment of diabetic foot ulcers
Long-term follow-up
b. Pengarang
Majid Kalani, Gun Jorneskog, Nazanin Naderi, Folke Lind, Kerstin Brismar
c. Nama dan edisi jurnal
Journal of Diabetes and Its Complications 16 (2002) 153158 PII: S10568727(01)00182-9

2. Identifikasi masalah/topik penelitian dalam jurnal


a. Topik
Topik penelitian dalam jurnal ini adalah menyelidiki jangka panjang efek
terapi HBO sebagai pengobatan tambahan dalam pengobatan ulkus kaki
kronis pada pasien diabetes dengan hipoksia perifer.
b. Latar belakang masalah
Penyandang diabetes mellitus perlu memberikan perhatian lebih
terhadap kesehatan kakinya, karena diabetes dapat menimbulkan komplikasi
yang dikenal dengan istilah kaki diabetik (diabetic foot). Kaki diabetik
merupakan salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari perhatian.
Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat
menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan amputasi.
Kaki diabetik merupakan komplikasi yang serius dan mahal dari
diabetes.

Meningkatnya

prevalensi

diabetes

di

dunia

menyebabkan

peningkatan kasus amputasi kaki karena komplikasi diabetes. Studi


epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada
penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti setiap 30 detik ada kasus
amputasi kaki karena diabetes di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, beberapa penelitian melaporkan bahwa angka
kematian ulkus gangren pada penyandang diabetes melitus berkisar 17%32%, sedangkan angka laju amputasi berkisar antara 15%-30%. Para ahli
diabetes memperkirakan sampai kejadian amputasi dapat dihindarkan
dengan perawatan kaki yang baik. (Fakultas Kedokteran UI, hal.283).
Umumnya kaki diabetik didahului dengan adanya ulkus (luka). Hanya
sekitar dua pertiga dari ulkus yang dapat sembuh dengan cepat, sisanya

berakhir dengan amputasi. Rata-rata diperlukan waktu sekitar enam bulan


untuk penyembuhan ulkus. Baik ulkus maupun amputasi memiliki dampak
yang besar pada kualitas hidup penyandang diabetes, yakni terbatasnya
kebebasan bergerak, terisolasi secara sosial, dan menimbulkan stres
psikologis.
Kaki diabetik juga merupakan masalah ekonomi yang nyata, mengingat
penyandang

diabetes

dengan

kaki

diabetik

umumnya

membutuhkan

perawatan yang lama, rehabilitasi, biaya yang tidak sedikit, dan risiko
amputasi yang besar.
Menurut Dr. dr. Aris Wibudi, SpPD selaku Ketua Umum PB PEDI
(Perhimpunan
sebenarnya

Edukator
dapat

Diabetes

dicegah.

Indonsia),

Dengan

komplikasi

menerapkan

kaki
strategi

diabetik
yang

menggabungkan upaya pencegahan, perawatan jika terjadi ulkus pada kaki,


penanganan medis yang sesuai, kadar gula darah yang terkendali, serta
edukasi terhadap penyandang diabetes dan tenaga medis, dapat menurunkan
kemungkinan risiko amputasi sampai 85%.
Salah satu penanganan/terapi penunjang yang dapat dilakukan
terhadap penderita ulkus kaki diabetik adalah terapi Hiperbarik Oksigen
(HBO). Terapi HBO merupakan suatu bentuk terapi dengan cara memberikan
oksigen murni 100% kepada pasien dalam suatu hyperbaric chamber/
ruangan hiperbarik yaitu suatu ruangan yang memiliki tekanan udara lebih
besar dari udara atmosfir normal (1 atm atau 760 mmHg).
Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang
mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran
darah), yang pada keadaan tersebut reaksi radikal bebas sangat meningkat.
Dengan pemaparan OHB maka RB dapat berhenti. Manfaat lain dari
pemberian OHB adalah: meningkatnya daya hidup sel dan jaringan,
membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini penting
untuk proses penyembuhan luka; meningkatkan kemampuan butir darah putih
(lekosit) dalam membasmi penyakit; membunuh kuman secara langsung; dan
mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi (penyakit akibat
salah prosedur menyelam) (Jerry, 2012).
c. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek jangka panjang dari
HBO dalam pengobatan ulkus kaki diabetik.

3. Analisis metodologi penelitian dalam jurnal


a. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi prospektif. Analisis prospektif
adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan
dalam sistem ahli yang dapat menggabungkan pembuat keputusan dalam
rangka menyusun kembali beberapa perencanaan dengan pendekatan yang
berbeda. Masing-masing solusi yang dihasilkan berasal dari pendekatan
yang direncanakan dan bukan dari suatu rumusan yang bisa masing-masing
kasus (Bourgeois : 2002 dalam Rizqi Azhari Amoro : 2012).
Tahapan analisis prospektif menurut Bourgeois (2002), yaitu;
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

menerangkan tujuan studi


melakukan identifikasi kriteria
mendiskusikan kriteria yang telah ditentukan
analisis pengaruh antar criteria
merumuskan kondisi factor
membangun dan memilih scenario
implikasi skenario.

b. Partisipan
Jumlah Sample
Tiga puluh delapan pasien diabetes (30 laki-laki) yang mana terdiri
dari 30 pasien laki-laki dan 8 pasien perempuan dengan ulkus kaki
yang kronis dan mengalami hipoksia perifer. Dalam studi prospektif ini
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A/kelompok terapi ajuvan
HBO yang terdiri dari 17 orang dan kelompok B/kelompok konvensional
dengan jumlah partisipan 21 orang
Syarat:
Kategori pasien diabetes yang menjadi subjek penelitian ini ditunjukkan
pada tabel 1, yaitu:
1) Pasien IDDM maupun NIDDM dengan rata-rata durasi diabetes 27
14 tahun
2) Mengalami ulkus kaki kronis (durasi ulkus >2bulan) disertai hipoksia
jaringan perifer.

3) Nilai basal tekanan O2 transkutan (tcPO2) <40 mmHg, yang


meningkat menjadi 100 mmHg atau setidaknya tiga kali nilai basal
saat menghirup oksigen murni.
4) Nilai rata-rata tekanan darah kaki 5125 mmHg
5) Usia rata-rata adalah 60 13 tahun,
6) Pasien yang tidak memenuhi syarat untuk operasi rekonstruksi
vaskular atau angioplasty
7) Semua pasien dengan pengobatan insulin.

c. Instrument
transduser elektrokimia sebagai pengukur TcPO2

tensimeter dan stetoskop sebagai pengukut tekanan darah

Laser Doppler fluxmetry digunakan untuk menunjukkan aliran darah

dimulai selama deflasi manset dari nilai suprasystolic


Manset untuk mengukur tekanan darah di dasar kaki
Monofilament 10 g untuk mengukur kulit kering dan penurunan

sensasi
Menggunakan garpu (fork) untuk mengukur sensasi getaran
Antibiotik profilaksis untuk mengatasi infeksi
sepatu pelindung nonweight dengan bantalan
ruang akrilik monoplace (model 2500B, Sechrist Industries,

Anaheim, CA) bertekanan oksigen 100%


alat-alat untuk dokumentasi

d. Waktu
Penelitian dilakukan dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1995
dengan waktu tindak lanjut adalah 3 tahun.
e. Pengumpulan Data
1. Pengukuran tekanan darah perifer dan tcPO2
Semua pasien diminta untuk menahan diri dari merokok dan kopi
setidaknya 2 jam sebelum penyelidikan. TcPO2 dan tekanan darah

perifer diukur dalam posisi terlentang setelah periode aklimatisasi 20


menit. Suhu ruangan dipertahankan antara 22 dan 24 C.
TcPO2 adalah

pengukuran

tekanan

parsial

oksigen

pada

permukaan kulit dengan sensor elektrokimia yang dilengkapi dengan


membran permeabel O2. Transduser elektrokimia tersebut difiksasi
pada kulit. Tempat pengukuran dibersihkan dengan menggunakan
larutan disinfeksi (chlorhexidin spirit). Tekanan parsial oksigen kulit
ditentukan dengan mengukur pengurangan oksigen saat ini dengan
cara mengukur sel. Untuk meningkatkan permeabilitas kulit terhadap
molekul oksigen di tempat pengukuran, transduser dipanaskan sampai
44 C. Periode kalibrasi rata-rata 10 menit, dan hasil pengukuran tcPO2
direkam di atas kertas. Nilai referensi ditentukan dengan menempatkan
transduser di dada sisi kanan daerah

subclavicular. Setelah itu,

transduser ditempatkan pada dorsum kaki di ruang intermetatarsal


pertama.
Ketika nilai tcPO2 konstan didapat, setelah 10 menit, pasien mulai
menghirup oksigen murni selama 10 menit melalui kotak plastik yang
ditempatkan di atas kepala pasien. Kotak tersebut memiliki tempat
masuknya O2 di satu sisi dan arus keluar udara pada sisi lain, dan
diisolasi di leher pasien untuk mencegah masuknya udara luar ke
dalam kotak.
Tekanan darah diukur dalam posisi terlentang setelah 20 menit
istirahat. Tekanan darah sistolik dan diastolik lengan diukur dengan
metode Rocci Riva. Metode Riva Rocci adalah pengukuran tekanan
darah dengan cara palpasi, yaitu dengan meraba arteri radialis pada
pergelangan tangan pasien dan tekanan dalam manset dinaikkan
dengan memompa sampai denyut nadi (denyut arteri radialis)
menghilang. Tekanan dalam manset kemudian diturunkan dengan
memutar tombol pada pompa perlahan-lahan yaitu dengan kecepatan
kira-kira 3 mm/dt. Saat di mana denyut arteri teraba kembali
menunjukkan tekanan darah sistolis. Metode palpasi dilakukan sebelum
melakukan aktivitas auskultasi untuk menentukan tinggi tekanan yang
diharapkan.

Tekanan darah sistolik kaki dinilai dengan merekam tekanan


dalam manset miniatur yang ditempatkan di sekitar dasar jari kaki yang
besar. Laser Doppler fluxmetry digunakan untuk menunjukkan ketika
aliran darah dimulai pada deflasi manset dari nilai suprasystolic.
e.2. Perawatan pasien dan pengobatan HBO
Dalam perawatan pasien diabetes ini semua pasien (38 orang)
diperlakukan sebagai pasien rawat jalan menurut program yang
dikembangkan oleh tim perawatan kaki (diabetologist, perawat
diabetes, ahli penyakit kaki, orthotist), dengan kunjungan rutin setiap 46 minggu. Semua pasien diabetes tersebut dirujuk karena ulkus kaki
kronis yang tidak sembuh. Ulkus kaki dinilai menggunakan sebuah
protokol ulkus dan kaki, meliputi luas dan kedalaman ulkus, tandatanda infeksi (edema, eritema, debit cairan), tanda-tanda iskemia (nadi
kaki, nekrosis), dan tanda-tanda neuropati (kulit kering, sensasi
menurun menggunakan monofilamen 10 g, penurunan sensasi getaran
menggunakan garpu).
Semua pasien juga menjalani pemeriksaan kultur dan diberi obat
antibiotik profilaksis sesuai indikasi untuk mencegah atau mengurangi
infeksi pada luka. Obat diberikan sampai luka sembuh dan tak satu pun
dari pasien memiliki infeksi yang dalam atau full-thickness gangren.
Selain itu, semua pasien juga diterapi dengan bantalan pelindung
sepatu yang tidak sempit, orthosis, perbaikan kontrol metabolik,
tekanan darah, dan nutrisi.
Pada semua pasien, kaki yang mengalami hipoksia adalah yang
memiliki tcPO2 < 40 mmHg, tetapi karena risiko operasi meningkat,
pasien tersebut tidak memenuhi syarat untuk pembedahan rekonstruksi
vaskular atau angioplasty sehingga terapi HBO sangat berguna bagi
pasien ini. Tujuh belas dari 38 pasien menjalani 40-60 sesi terapi HBO
(empat pasien pertama menjalani 40 sesi HBO, 13 pasien yang tersisa
menjalani 60 sesi) dan melanjutkan program pengobatan yang sama
seperti yang dilakukan pasien dalam kelompok kontrol. Sesi perawatan
harian diberikan tekanan 250 kPa, setara dengan 15 m H 2O, di suatu
acrylic monoplace chamber bertekanan oksigen 100%, sehingga pasien

bernapas tanpa masker atau kerudung. Lama perawatan adalah 90


menit dan frekuensi sesi perawatan adalah lima kali seminggu.

4. Analisis hasil penelitian


Oksigen adalah suatu gas yang merupakan unsur vital dalam proses
metabolisme seluruh sel tubuh. Adanya kekurangan oksigen dapat menyebabkan
kematian jaringan dan mengancam kehidupan seseorang. Tetapi tidak banyak
orang yang tahu, selain dalam proses pernafasan dan metabolisme, oksigen juga
memiliki peran dalam pembentukan kolagen dan perbaikan jaringan sehingga
pemberian oksigen yang tepat dapat membantu dalam proses penyembuhan luka.
Terapi oksigen hiperbarik (HBOT = Hyperbaric Oxygen Therapy) merupakan
suatu bentuk terapi dengan cara memberikan oksigen murni 100% kepada pasien
dalam suatu hyperbaric chamber/ ruangan hiperbarik yaitu suatu ruangan yang
memiliki tekanan udara lebih besar dari udara atmosfir normal (1 atm atau 760
mmHg). Dalam kondisi normal, oksigen dibawa oleh sel darah merah ke seluruh
tubuh. Tekanan udara yang tinggi, akan menyebabkan jumlah oksigen yang
dibawa oleh sel darah merah meningkat hingga 400%.
Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang mengalami
hipoksia (kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran darah), yang pada
keadaan tersebut reaksi radikal bebas sangat meningkat. Dengan pemaparan
OHB maka RB dapat berhenti. Manfaat lain dari pemberian OHB adalah:
meningkatnya daya hidup sel dan jaringan, membentuk neovaskularisasi dan
proliferasi jaringan yang hal ini penting untuk proses penyembuhan luka;
meningkatkan kemampuan butir darah putih (lekosit) dalam membasmi penyakit;
membunuh kuman secara langsung; dan mengobati penyakit emboli udara serta
penyakit dekompresi (penyakit akibat salah prosedur menyelam) (Jerry, 2012).
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki efek jangka panjang terapi ajuvan
HBO dalam pengobatan ulkus kaki kronis pada pasien diabetes dengan hipoksia
perifer. Karakteristik kedua kelompok pasien yang dirawat baik dengan HBO (n =
17), atau konvensional (n = 21), ditunjukkan pada Tabel 1. Luas ulkus rata-rata
pada awal sebelum masuk dalam penelitian adalah secara signifikan lebih besar
di kelompok HBO dibandingkan dengan kelompok konvensional (1077 1528,
449 924 mm2, P = .03, Tabel 1). Pasien yang menderita Diabetes Tipe 1 adalah
sedikit lebih banyak pada kelompok HBO (65%) dibandingkan dengan kelompok
konvensional (43%) dan usia rata-rata pasien yang diobati dengan HBO secara

signifikan lebih muda dari usia rata-rata pasien yang dirawat secara konvensional
(Tabel 1). Durasi Diabetes, tekanan darah kaki, HbA1c (HbA1c nilai referensi:
<5,2%) dan nilai tcPO2 sebelum maupun selama menghirup O2 di dorsum kaki,
adalah sama pada kedua kelompok.
Pada akhir waktu tindak lanjut (3 tahun), 13 dari 17 pasien (76%) pada
kelompok HBO telah sembuh dengan kulit utuh dan dua pasien (12%) diamputasi
di bawah lutut (Tabel 2). Sementara pada kelompok konvensional terdapat 10
pasien dari 21 pasien (48%) telah sembuh dan 7 pasien (33%) diamputasi di
bawah lutut (Tabel 2). Selama waktu tindak lanjut, dua pasien di grup HBO dan
tiga pasien di grup pengobatan konvensional meninggal, dan pasien yang tersisa
(1 orang) di kelompok konvensional menunjukkan peningkatan penyembuhan
ulkus.

Penyebab kematian pada dua pasien dalam kelompok HBO adalah


kegagalan multiorgan pada satu kasus dan satu lagi karena gagal jantung
progresif, dan tidak satupun dari mereka meninggal selama waktu terapi HBO.
Pada kelompok konvensional, dua pasien meninggal karena infark serebral dan
satu pasien gagal jantung progresif setelah infark miokard akut
Waktu rata-rata penyembuhan ulkus kaki di kelompok HBO dan kelompok
konvensional adalah sama pada kedua kelompok HBO dan control, yaitu 15 7
dan 15 4 bulan, masing-masing (P = .8, kisaran 3-30 dan 8-18 bulan, masingmasing). Meskipun penderita diabetes Tipe I dan luas ulkus lebih besar pada
pasien dalam kelompok HBO, menunjukkan bahwa terapi HBO mempercepat
penyembuhan ulkus pada pasien ini. Di sisi lain, usia secara signifikan berbeda
antara kedua kelompok, dan pasien kelompok perlakuan HBO yang lebih muda

mengalami potensial penyembuhan luka lebih baik dari kelompok pasien yang
lebih tua.
Tiga dari empat pasien (75%) hanya menjalani 40 sesi HBO sembuh dengan
kulit utuh dalam waktu 9 bulan (kisaran 3-9 bulan), dibandingkan dengan 79% dari
mereka yang mendapat 60 sesi. Satu Pasien yang tersisa meninggal akibat gagal
jantung progresif 5 bulan setelah masuk dalam studi.
Total ada sembilan pasien yang menunjukkan gangguan penyembuhan ulkus
dan diamputasi selama waktu tindak lanjut (2 pasien dari kelompok HBO dan 7
pasien dari kelompok konvensional). Tidak ada perbedaan yang signifikan pada
nilai basal tcPO2 dan tekanan darah kaki pada pasien ini (24,0 10,4 dan 42,2
29,5, masing-masing) dibandingkan dengan mereka 23 pasien yang sembuh
dengan kulit utuh (25,6 9,6 dan 56,1 24,6), (P = .7 dan P = .2, masing-masing)
(Tabel 3). Namun, selama menghirup oksigen murni nilai tcPO2 secara signifikan
lebih tinggi pada pasien yang sembuh ( n = 23, 234 110 mmHg) dibandingkan
dengan mereka yang diamputasi (n 9 =, 142 65, P = .03). Sembilan pasien yang
diamputasi 61 38 minggu (kisaran 13-124) pada dasarnya telah memburuk
dengan gangren progresif dengan atau tanpa infeksi (Tabel 3).

Dua pasien mengalami efek samping; satu pasien mengalami katarak yang
diasumsikan disebabkan oleh pengobatan HBO, dan satu pasien memiliki

masalah dengan rasa sakit di telinga yang merasa lega setelah pengobatan lokal
dengan decongestant.
Jadi, berdasarkan hasil penelitian ini terbukti bahwa sebuah proses
penyembuhan ulkus yang efektif bergantung pada

pasokan oksigen yang

memadai ke daerah ulkus. Terapi HBO terbukti memberikan efek positif dan aman
dalam pengobatan hipoksia ulkus kaki diabetik. Terapi ini mempercepat laju
penyembuhan, mengurangi kebutuhan untuk amputasi, dan meningkatkan jumlah
luka yang benar-benar sembuh pada tindak lanjut jangka panjang.

5. Aplikasi hasil penelitian di Indonesia


Terapi hiperbarik oksigen sudah diterapkan di Indonesia sebagai terapi
tambahan terhadap pengobatan ulkus kaki diabetik. Pada tahun 1960,
pengobatan hiperbarik mulai digunakan oleh TNI AL yang selanjutnya
dikembangkan untuk mengatasi kasus-kasus cedera penyelaman seperti
keracunan gas pernapasan dan penyakit dekompresi. Di samping sebagai
pengobatan utama untuk penyakit-penyakit akibat penyelaman, saat ini
hiperbarik juga digunakan di Indonesia sebagai pengobatan tamahan dan
pengobatan pilihan lain dalam terapi untuk memantu penyembuhan berbagai
penyakit klinis seperti penyembuhan luka infeksi, luka bakar, membantu
penyembuhan komplikasi DM, serta untuk kesehatan dan kebugaran,
terutama untuk pasien lanjut usia (Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 120/MENKES/SK/II/2008 Tentang standar pelayanan medik
hiperbarik menteri kesehatan republik indonesia).
Jadi untuk meningkatkan kualitas dari terapi HBO ini diperlukan peran
perawat. Peran Perawat, adalah sebagai berikut:
perawat tidak bekerja secara independent namun perawat bekerja secara
interdependent (bersama tim kesehatan lain) maupun secara dependent,
dimana perawat mendapatkan peran yang sangat penting dalam proses
penyembuhan klien sekaligus mencegah komplikasi, sehingga derajat
kesehatan yang optimal dapat tercapai. Untuk itu perawat menggunakan
sistim asuhan keperawatan secara komprehensif dengan menerapkan
metode proses keperawatan didalam menyelesaikan masalah kesehatan
klien.

Peran perawat sebagai edukator yakni meningkatkan tingkat pengetahuan


pasien terhadap terapi HBO
peran perawat coordinator, peran ini dilaksanakan untuk mengarahkan
klien, dan mengorganisasikan pelayanan tim kesehatan
peran perawat sebagai kolaborator adalah perawat disini bekerja bersama
tim kesehatan lain
peran perawat sebagai konsultan yakni sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan kepada
klien.
perawat juga sebagai pembaharu dengan mengadakan perencanaan
perubahan yang sistematis dan metode yang terarah untuk menangani
asuhan keperawatan pada klien dengan terapi HBO
perawat berperan sebagai advokat, untuk membantu

keluarga

mengintrepretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan kesehatan.


Peran perawat dalam promotif yakni dengan melakukan pendidikan
kesehatan mengenai penyakit klien, upaya pencegahan dan merawat
penyakit, mencegah terjadinya komplikasi lanjut pada klien
upaya rehabilitatif yakni perawat berperan meningkatkan derajat kesehatan
dilakukan dengan tuntas hingga perawatan home care.
Perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemakaian HBO
sebagai terapi multidisiplin.

6. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN JURNAL


Kelebihan
Pada jurnal ini memiliki informasi yang lengkap dan detail, refrensi yang
diambil banyak dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penelitian ini menggunakan metode waktu jangka panjang karena waktu
tindak lanjut lebih lama dipilih untuk menyelidiki efek jangka panjang dari
terapi HBO, karena penyembuhan ulkus kaki diabetik, terutama pada
pasien dengan penyakit oklusi arteri perifer, mungkin diperlukan beberapa
bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Jadi sangat akurat hasil yang di dapat.
Prosedur

dan

langkah-langkah

pengumpulan data hingga hasil

yang

digunakan

jelas

dari

mulai

Terapi HBO (Hyperbaric Oxygen therapy) sangat berpotensi pada


penyembuhan ulkus dan pengurangan laju amputasi pada pasien diabetes
dengan kaki kronis dan hipoksia lokal. Serta biaya HBO yang lebih murah
dibanding dengan amputasi
Kekurangan
Pada penelitian dalam jurnal ini kelompok yang mendapat terapi HBO
adalah

kelompok

dengan

usia

lebih

muda

dibanding

kelompok

konvensional, sehingga tidak diketahui efek HBO pada kelompok yang lebih
tua.
Peneliti tidak mengukur tekanan oksigen transkutan (tcPO2) pada luka,
melainkan hanya pada ruang intermetatarsal pertama pada dorsum.

Daftar Pustaka
Rizqi Azhari Amoro. Strategi Pengembangan Agrowisata di PT Perkebunan
Nusantara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang dengan Pendekatan Analisis
Prospektif. Universitas Sumatera Utara. Medan, 2012
Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

120/MENKES/SK/II/2008 Tentang standar pelayanan medik hiperbarik menteri


kesehatan republik indonesia

Anda mungkin juga menyukai