Anda di halaman 1dari 135

HUBUNGAN ANTARA PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA


DI MTs NEGERI LAWANG
SKRIPSI

Oleh:
NURUL HIDAYATI
06110076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010

HUBUNGAN ANTARA PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN


DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI MTs NEGERI LAWANG

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
NURUL HIDAYATI
06110076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN


DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI MTs NEGERI LAWANG
SKRIPSI

Oleh:
Nurul Hidayati
06110076

Telah Disetujui
Pada Tanggal 13 Juli 2010
Dosen Pembimbing,

Dr. H. Agus Maimun M.Pd


NIP. 19650817 199803 1 003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),

Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I


NIP. 19651205 199403 1

ii

HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI MTs NEGERI LAWANG

SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Nurul Hidayati (06110076)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Pada tanggal: 29 Juli 2010
Panitia ujian

Tanda Tangan

Ketua Sidang,
:__________________________

Dr. H. Agus Maimun M. Pd


NIP. 19650817 199803 1 003
Sekretaris Sidang
Mohammad Samsul Ulum, M.
NIP. 19720806 200003 1 001

:__________________________

Pembimbing,
Dr. H. Agus MaimunM.Pd
NIP. 19650817 199803 1 003

:__________________________

Penguji Utama,
Dr. Sugeng Listyo Prabowo. M. Pd :__________________________
NIP.19690526 200003 1 003
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MA
NIP. 19620507 199503 1 001

iii

Syukur Alhamdulillah hamba panjatkan kepada Allah SWT atas terselesai

kannya Skripsi ini tepat Waktu


Karya ini dipersembahkan
Kepada Ayah dan Ibu tercinta
(Bpk. Nursidin dan ibu Bonirah)
Yang telah sabar, mendidik, menyayangi, senantiasa
memberikan kasih sayang, memanjatkan doa setulus hati
dan pengorbanan beliau kepada hamba
Adikku tersayang Baiaturohani
yang selalu memberiku semangat dan dukungan
Para Guru dan Dosen yang telah mendidikku selama ini
Terima kasih atas ilmu yang telah diajarkan kepadaku
Sahabat-sahabatku PAI Angkatan 2006
Semua rekan dan rekanita IPNU-IPPNU
Sahabat- sahabat IKSAN KAMPUS dan TKD UIN
Tetep semangat dan selalu kompak
Sahabat- sahabatku mabna Averous kamar 8 angkatan 2006
Sahabatku Mabna Khodijah al-Kubro
39 dan 34 angkatan 2006
Aku selalu merindukan kalian semua
Dan para pecinta ilmu pengetahuan dimanapun berada
Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya

iv

HALAMAN MOTTO

!
"#

% &'(

Departemen Agama RI , Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta : Karya Agung Surabaya, edisi
Revisi Tahun 2006, hal 904

Dr. H. Agus Maimun, M.Pd.


Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal
: Skripsi Nurul Hidayati
Lamp : 4 (empat) Eksemplar

Malang, 23 Juli 2010

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Di
Malang

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi tersebut di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi

:
:
:
:

Nurul Hidayati
06110076
Pendidikan Agama Islam
Hubungan Antara pengelolaan Perpustakaan
Dengan Motivasi Belajar Siswa di MTs Negeri
Lawang

Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah


layak diajukan untuk diujikan.
Demikian mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Dr. H. Agus Maimun M.Pd


NIP. 19650817 199803 1 003

vi

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Malang, 13 Juli 2010

Nurul Hidayati

vii

BIODATA MAHASISWA

Nama

: Nurul Hidayati

NIM

: 06110076

Tempat Tanggal Lahir

: Malang, 21 Mei 1988

Fak./Jur./Prog. Studi

: Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Tahun Masuk

: 2006

Alamat Rumah

: Jln Lesti Utara No 30 A RT/RW 7/3, Ngaglik Batu


65311

Alamat Malang

: Jln Lesti Utara No 30 A RT/RW 7/3, Ngaglik Batu


65311

No Telp. Rumah/HP

: (0341) 3191868/ 085755152382

Pendidikan

: MI Darul Ulum Batu


MTs An-Nur Bululawang
MA An-Nur Bululawang

Malang, 2010
Mahasiswa

(Nurul Hidayati)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT Dzat yang maha berilmu di
atas mereka yang merasa diri berilmu, serta pencipta Maha Sempurna di atas
segala yang dianggap sempurna oleh cipta-duga, rekayasa-logika, dusta terpola.
Ungkapkan sholawat serta salam tertuju kepada Rasulullah Saw Insan
termulia yang telah menghabiskan waktu hanya untuk menuntun umat
pengikutnya ke arah keselamatan hidup.
Adapun benar skripsi sulit untuk dapat terwujud manakala penulis tidak
dapat dukungan dari berbagai pihak, baik berupa saran maupun kritik, lebihlebih bantuan yang bersifat moral. Karena itulah sepatutnya diucapkan
terimakasih yang tak terhingga, terutama penulis tujukan kepada yang terhormat
:
1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Bapak

Dr. H. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri ( UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.


3. Bapak Drs. Moh. Padil M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Bapak Dr. H. Agus Maimun M. Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan kontribusi pengetahuan dalam menyelesaikan
tugas skripsi ini.
5. Ayah dan ibuku tercinta (Nursidin dan Bonirah) yang selalu memberi
dukungan materiil dan spirituil, serta doa dan kasih sayang yang tiada tara.
6. Doa dan terima kasih kepada adikku Baiaturohani, nenekku dan juga
saudara-saudariku di Batu lek pool, mbak erna terimakasih atas doa dan
motivasinya, adek ully dan adek cha-cha yang telah memberi banyak
inspirasi pada penulis, dan kepada saudara yang ada di jogja dan Mataram
yang selalu member doa dan selalu

menjadi sumber inspirasi yang

senantiasa mengilhami dan memotivasi jiwa ini untuk terus berkarya.


ix

7. Terimakasih kepada keluarga pak Toha, budhe Utari, linda, ela dan mbak
ida yang telah memfasilitasi penulis sampai selesai skripsi ini, dan kepada
Retno vian yang juga telah membantu penulis sehingga terselesaikanya
skripsi ini.
8. Bapak H. Achmad Said M.Ag selaku kepala sekolah MTs Negeri Lawang
Malang yang telah banyak memberikan kontribusi pengetahuan agama serta
pencerahan spiritual bagi penulis.
9. Ibu Sasi dan ibu Khoirul Badriyah serta seluruh guru MTs Negeri Lawang
Malang yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam rangka
menyusun skripsi ini.
10. Teman-teman mahad averous kamar 8 angkatan 2006-2007 risna, lilies,
ava, nurul, teman-teman mahad khodijah kamar 39 mbak zaky, nofi dan 34
angkatan 2007-2008 nisa, nia, luluk, chui, teman-teman kost Jl. Sumber
sari Gg 3 145 A fitri, mbak diah, iqlila, arfi, nurul kecil, mbak lia, firda vivi
mbak dika, sahabatku elok maslicha mochtar, lulu ul mufarrocha, dan fitri
yuniarti.
11. Untuk teman-teman IKSAN KAMPUS, TKD, IPNU-IPPNU dan temanteman kampus tercinta di UIN MALIKI Malang angkatan 2006 yang
namanya tidak mungkin penulis sebutkan satupersatu.
Pada akhirnya, kepada Allah jualah dimohon damba dan asa, semoga
kebaikan dan pertolongan yang penulis dapatkan, khususnya dalam penyelesaian
skripsi ini mendapatkan balasan yang sempurna dari Allah SWT.
Amin Yaa Robbal Alamin
Malang, 13 Juli 2010
Penulis

Nurul Hidayati

DAFTAR TABEL

1.1.

Tabel Jabaran Variabel, indicator dan sumber

3.1.

Tabel Kisi- kisi Angket

3.2.

Skor Jawaban Angket

3.3

Klasifikasi Skor Angket

3.4.

Pedoman Interpretasi Nilai Korelasi

4.1.

Struktur Organisasi MTs Negeri Lawang

4.2.

Struktur Tata Usaha MTs Negeri Lawang

4.3.

Keadaan Guru MTs Negeri Lawang

4.4.

Daftar Guru MTs Negeri Lawang

4.5.

Data Keadaan Siswa MTs Negeri Lawang

4.6.

Struktur Organisasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang

4.7.

Denah Ruang Perpustakaan MTs Negeri Lawang

4.8.

Data Jumlah Buku Perpustakaan MTs Negeri Lawang

4.9.

Jadwal Kelas ke Perpustakaan MTs Negeri Lawang

4.10. Data Pengunjung Perpustakaan MTs Negeri Lawang


4.11. Grafik Pengunjung Perpustakaan MTs Negeri Lawang
4.12. Data Peminjaman Buku Perpustakaan MTs Negeri Lawang
4.14. Grafik Peminjaman Buku Perpustakaan MTs Negeri Lawang
4.15. Uji Validitas
4.16. Klasifikasi Jawaban Siswa
4.17. Korelasi Motivasi Belajar dan Pengolahan Perpustakaan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Instrumen Penelitian

Lampiran II

SPSS

Lampiran III

Angket

Lampiran IV

Dokumentasi Penelitian

xii

DAFTAR GAMBAR

Foto 1. Foto MTs Negeri Lawang Malang


Foto 2. Foto Perpustakaan MTs Negeri Lawang Malang
Foto 3. Foto Keadaan Perpustakaan MTs Negeri Lawang Malang
Foto 4. Foto Buku-buku perpustakaan MTs Negeri Lawang Malang

xiii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
HALAMAN NOTA DINAS .................................................................................vi
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
ABSTRAK ........................................................................................................ xvii
BAB

PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................5
D. Kegunaan Penelitian .....................................6
E. Hipotesis Penelitian ...................................................................7
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian .............................7

xiv

G. Definisi Operasional .................................................................8


H. Tinjauan Pustaka ........................................................................9
I. Sistematika Pembahasan ...........................................................9
BAB

II

KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 11


A. Pembahasan Tentang Perpustakaan Sekolah .......................... 11
1. Sejarah Perpustakaan .........................................................11
2. Pengertian Perpustakaan Sekolah ......................................11
3. Fungsi Perpustakaan Sekolah ............................................19
4. Tujuan Perpustakaan Sekolah ............................................26
5. Peran Perpustakaan Sekolah ..............................................29
6. Pengelolaan Perpustakaan .................................................31
7. Macam-macam dan Jenis Perpustakaan .............................39
8. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perpustakaan ...42
B. Motivasi Belajar ...................................................................... 43
1. Pengertian Motivasi Belajar ................................................43
2. Macam-macam Motivasi Belajar .........................................52
3. Pentingnya Motivasi dalam Belajar .....................................56
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ..........59
5. Motivasi Belajar Perspektif Islam........................................63

BAB

III

METODOLOGI PENELITIAN..................................................63
A. Lokasi Penelitian ................................................................72
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................................72
C. Data dan Sumber Data ...........................................................73

xv

D. Populasi dan Sampel ...............................................................75


E. Instrumen Penelitian ...............................................................75
F. Pengumpulan Data ..................................................................77
G. Analisis Data ..........................................................................80
BAB

IV

HASIL PENELITIAN ..................................................................83


1. Latar Belakang Objek ....................................................................83
a. Sejarah Berdirinya MTs Negeri Lawang Malang.....................83
b. Visi dan Misi MTs Negeri Lawang Malang .............................85
c. Struktur Organisasi MTs Negeri Lawang Malang....................86
d. Sarana Prasarana MTs Negeri Lawang Malang .......................90
e. Data tentang Pengelolaan Perpustakaan ...................................91
2. Pengujian Hipotesis........................................................................99
a. Uji Validitas..............................................................................99
b. Reliabilitas Angket .................................................................100
c. Uji chi-square..........................................................................102

BAB

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................106


A. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah ........................................106
B. Motivasi Belajar Siswa ..........................................................107
C. Hubungan Antara Pengelolaan Perpustakaan dengan
Motivasi Belajar siswa di MTs Negeri Lawang.....................110

BAB

VI

PENUTUP.....................................................................................112
A. Kesimpulan ...........................................................................112
B. Saran.......................................................................................113

xvi

DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xvii

ABSTRAK
Hidayati, Nurul. Hubungan Antara Pengelolaan Perpustakaan dengan
Motivasi Belajar Siswa di MTs Negeri Lawang Malang. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr. H. Agus Maimun M. Pd.
Kata kunci: Pengelolaan Perpustakaan, motivasi belajar siswa
Keberadaan perpustakaan sangat penting karena perpustakaan adalah
merupakan jantung dari pendidikan yang menghidupkan sekolah dimana
pendidikan itu dilangsungkan, keberadaan perpustakaan di lingkungan sekolah
merupakan keharusan demi terciptanya proses pembelajaran yang baik dan dapat
di pertanggung jawabkan secara akademik. Oleh karenanya secara operasional,
pengelolahan perpustakaan harus benar-benar diposisikan secara tepat.
Dalam belajar, motivasi memegang peranan yang penting. Motivasi
merupakan pendorong siswa dalam belajar. Oleh karena itu peneliti mengambil
rumusan masalah 1. Bagaimana pengelolaan perpustakaan di MTs Negeri lawang,
2. Bagaimana motivasi belajar siswa dengan adanya perpustakaan di MTs Negeri
lawang 3. Apakah ada hubungan antara pengelolaan perpustakaan dengan motivasi
belajar siswa di MTs Negeri Lawang.
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui Untuk pengelolaan
perpustakaan sekolah yang ada di MTs Negeri Lawang, untuk mengetahui
beberapa hal tentang motivasi belajar siswa dengan adanya perpustakaan di MTs
Ne MTs Negeri lawang,.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan jenisnya berupa korelasi
yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel.
Metode pengumpulan data berupa angket, dokumentasi dan observasi. Dari
populasi sebanyak 265 siswa, sehingga yang dijadikan sampel berjumlah 70 siswa
atau 25%. Analisa data yang digunakan adalah chi-square dengan menggunakan
komputer program SPSS for Windows.
Hasil dari korelasi motivasi belajar dan pengelolaan perpustakaan, dipilih
tingkat signifikansi 0,05 Nilai chi-square dengan tingkat signifikansi 0,05
adalah 0,05;(3-1) (5-1)=15,51(nilai chi-square tabel) Penarikan kesimpulan:
tolak Ho,
terima Ho. Dari out
put terlihat bahwa nilai chi-square hiting adalah 13.196 yang mana nilainya
kurang dari chi-square tabel sebesar 15,51. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara motivasi belajar dengan pengelolaan perpustakaan di MTs
Negeri Lawang,

xviii

Abstract
Hidayati, Nurul. Relations between management of library and students
motivation of studying in State MTs of Lawang-Malang. Thesis, Islamic
education Department, Tarbiyah Faculty, State Islamic University (UIN) Maulana
Malik Ibrahim of Malang. Dr. H. Agus Maimun, M.Pd.
Key words: management of library, students motivation of studying
Existence of library is very important because it is heart of education. It
make school be life where its education is done. Existence of library in the circle
of the school is necessity for make good learning process and can be responsible.
So that, management of library have to doing properly by operationally.
Motivasion has the important rule in learning process. Motivasion is
students organizer in learning. Therefore, the researcher took some problem
statement, such as : 1. How does library management at MTs N Lawang, 2. How
does students motivation in learning, 3. Is there any correlation between library
and students motivation at MTs N lawang.
The aim of this research for knowing management of library in State MTs
of Lawang-Malang, for knowing about students motivation of studying in its
relations with existence library in State MTs of Lawang-Malang and for knowing
the relations between management of library and students motivation of studying.
This research is quantitative research and has kind of correlation which aim
to find relations between two variables. Method of data collecting are
questionnaire, documentation and observation. From 265 students as population,
was taken 70 students as sample or 25%. Data analysis which was used was ChiSquare, it used SPSS for windows.
The result of correlation between studying motivation and management
there was 0,05 point of chi-square value with the level of significant is 0,05 is
. 0,05: (3-1)(5-1)= 15,51 (chi square table) and the researcher concludes =
statistic >
table reject Ho,
statistic <
table accept Ho. From the out
put shows that the value of chi-square statistic is 13,196 wich its value is lesser
than chi-square table (5,51). That means there is correlation between student
motivation with library management at MTs N Lawang.

xix

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kita semua menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa amat bergantung pada
kualitas sumber daya manusianya. Demikian pula dalam upaya mewujudkan
masyarakat Indonesia yang berkualitas tinggi tidak bisa lepas dari pendidikan.
Kegiatan memajukan pendidikan di Indonesia telah dilakukan antara lain melalui
peningkatan pendidikan yang diwujudkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1 menyebutkan,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah
adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan
unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan
bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran. Artinya,
penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah
dengan

mengadakan

bahan

bacaan

bermutu

yang

sesuai

kurikulum,

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1.

menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan


penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di
sekolah.2
Keberadaan perpustakaan sangat penting karena perpustakaan adalah
merupakan jantung dari pendidikan yang menghidupkan sekolah dimana
pendidikan itu dilangsungkan, keberadaan perpustakaan di lingkungan sekolah
merupakan keharusan demi terciptanya proses pembelajaran yang baik dan dapat
di pertanggung jawabkan secara akademik. Oleh karenanya secara operasional,
pengelolahan perpustakaan harusbenar-benar diposisikan secara tepat.3
Arti penting perpustakaan dalam dunia pendidikan karena adanya kebutuhan
darisekolah itu sendiri karena adanya kebutuhan dan perubahan yang terjadi
dalam lembagapendidikan.Masalah kebutuhan perpustakaan suatu sekolah adalah
kehadirannya sangat di perlukan karena dapat menunjang kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdiankepada masyarakat.4
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa peranan perpustakaan
sekolahsangat penting artinya. Karena kehadiran perpustakaan sebagai pusat dan
penyebarinformasi sehingga membantu proses belajar mengajar dalam rangka
mengkaji IlmuPengetahuan yang sedang berkembang.
Perpustakaan dengan unsur utama buku bisa mengantarkan siswa sebagai
individukedunia yang lebih luas, bahkan juga sebagai alat penghubung dalam
menghubungkanperistiwa masa lalu, kini dan yang akan datang. Karena di
2

Sulistyo BasukiPengantar Ilmu Perpustakaan. PT Gramedia pustaka utama. Jakarta 1993 hal 15
ImasMaesaroh, Panduan Teknis Pengelolaan Perpustakaan, Surabaya, 2001, hal 7
4
A. Zainuri , Minat Baca Mahasisiwa IAIN Sunan Ampel di Perpustakaan Dalam Agama dan
Kemasyarakatan, Surabaya, 2001, hal 7

dalamnya mengandung ide-idemanusia dari zaman ke zaman, pengetahuan serta


budayanya, sehingga generasi mudatidak ketinggalan informasi.
Penyelenggaraan

perpustakaan

sekolah

sebenarnya

bukan

hanya

mengumpulkanbuku-buku atau bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan


ini di harapkan dapatmembantu murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam
proses belajar mengajarpada tiap-tiap sekolah tersebut.
Untuk itulah hendaknya perpustakaan sekolah disesuaikan dengan
kurikulum,karena untuk menunjang proses belajar-mengajar di sekolah yang lebih
penting lagi bahwa koleksi bahan perpustakaan sekolah harus memenuhi tuntunan
kurikulum.
Dalam

belajar,

motivasi

memegang

peranan

yang

penting.Motivasimerupakan pendorong siswa dalam belajar.Intensitas belajar


siswa sudah tentu dipengaruhi oleh adanya motivasi. Siswa yang ingin
mengetahui sesuatudari apa yang dipelajarinya adalah sebagai tujuan yang ingin
siswa capaiselama belajar. Karena siswa mempunyai tujuan ingin mengetahui
sesuatuitulah akhirnya terdorong untuk mempelajarinya.Oleh karena itu,
motivasitidak dapat dipisahkan dari aktivitas belajar siswa.
Siswa

dengan

motivasi

belajar

yang

tinggi

yaitu

siswa

yang

berusahamembuat aktivitas akademiknya menjadi lebih berarti dan bermakna


sertaberusaha

untuk

mengambil

tersebut.Peran

orangtua

dan

keuntungan

peran

guru

dari

adalah

aktivitas
dua

faktor

akademik
penting

dalammengembangkan motivasi belajar siswa. Karena dengan motivasi yang

kuat,maka hambatan apapun yang ditemui akan dengan sendirinya secara


gigihpula usaha untuk mengatasinya.5
Adanya proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan motivasisiswa
lebih banyak ditentukan dalam lingkungan keluarga. Kesadaran akantanggung
jawab mendidik dan membina anak secara terus-menerus perludikembangkan
kepada semua orangtua, mereka juga perlu dibekali teori-teoripendidikan modern
sesuai dengan perkembangan zaman.
Upaya pemberian motivasi belajar kepada anak didik bukan hanya tugas
orang tua akan tetapi juga menjadi tugas sekolah. Hal ini mengingat karena
sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sebagai suatu tempat untuk
menuntut ilmu bagi siswa, disekolah pula sebagian kepribadian anak akan
terbentuk.

Upaya perpustakaan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang salah


satunya melalui pengelolaan perpustakaan, pengelolaan yang baik saja kurang
dapat berhasil apabila tidak diikuti oleh guru sebagai pendidik dikelas dalam
memberi semangat belajar kepada siswa melalui pemberian tugas kepada siswa,
dengan pemberian tugas ini siswa akan tertarik untuk mengetahui beberapa hal
yang dipertanyakan dalam tugas sehingga siswa termotivasi untuk belajar yang
salah satunya dengan belajar diperpustakaan sebagai pusat persediaan buku.6
Berangkat dari fenomena yang ada, dari hasil peninjuan awal peneliti dapat
diketahui bahwa, perpustakaan yang ada di MTs Negeri Lawang telah dikelola

SupardiSadarjoen, Pernak-pernik Hubungan Orangtua-Remaja Anak Bertingkah Orangtua


Mengekang.(Jakarta: Kompas, 2005), hal. 117
6
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Rajawali Pers, 2001, hlm 25

dengan baik dan dapat digunakan sebagai sarana penunjang pengetahuan bagi
warga sekolah khususnya bagi siswa. Pengelolaan perpustakaan telah sesuai
dengan prosedur umum sebagaimana mestinya, selain buku pelajaran juga ada
buku-buku penunjang lain seperti buku-buku umum, koran dsb.
Dengan banyaknya kegunaan perpustakaan sekolah dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa, penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan motivasi
belajar siswa khususnya dalam proses pengelolaan perpustakaan. Berdasarkan hal
tersebut penulis mengambil judul Hubungan Antara Pengelolaan Perpustakaan
dengan Motivasi belajar siswa
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas secara umum dapat ditarik beberapa
masalah yang berhubungan dengan pengelolaan perpustakaan terhadap motivasi
belajar siswa, dalam latar belakang dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan perpustakaan di MTs N Lawang?
2. Bagaimana Motivasi belajar siswa dengan adanya perpustakaan di MTs N
Lawang?
3. Adakah hubungan antara pengelolaan perpustakaan sekolah yang ada di
MTs N Lawang dengan motivasi belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan titik akhir dari suatu tindakan atau kegiatan
seorang yang ingin dicapai, dan dalam penelitian mempunyai tujuan yang hendak
dicapai yaitu :

1.

Untuk menjelaskan bagaimana pengelolaan perpustakaan sekolah yang ada


di MTs Negeri Lawang

2.

Untuk menjelaskan beberapa hal tentang motivasi belajar siswa dengan


adanya perpustakaan di MTs Negeri Lawang

3.

Untuk

menjelaskan

Apakah

ada

hubungan

antara

pengelolaan

perpustakaan dengan motivasi belajar siswa.


D. Kegunaan Penelitian:
Dengan meneliti pengaruh pengelolaan perpustakan sekolah terhadap
motivasi belajar siswa diharap akan memberi manfaat bagi:
a. Kegunaan bagi siswa
Dengan ini siswa akan dapat mengetahui pentingnya keberadaan perpustakaan
sebagai media yang dapat membantu dalam meningkatkan motivasi dalam
belajar siswa.
b. Kegunaan bagi pengelola
Sebagai tambahan pengetahuan dalam mengelola perpustakaan sekolah
sehingga akan dapat dimanfaatkan oleh angotanya.
c. Kegunaan bagi sekolah
Sebagai tambahan informasi yang berguna untuk meningkatkan mutu
perpustakaan untuk menuju pada hasil yang lebih baik.
d. Kegunaan bagi peneliti
Dapat dijadikan sebagai media untuk memperdalam dan perluasan
pengelolaan serta menambah khazanah kepustakaan.
e. Kegunaan bagi pembaca

Adanya tulisan ini agar dapat bermanfaat dan member konstribusi bagi
dunia akademik.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Ha= Adahubunganya antara pengelolaan perpustakaan dengan motivasi
belajar siswa
H0= Tidak ada hubunganya antara pengelolaan perpustakaan dengan
motivasi belajar siswa
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini digunakan sebagai pembatasan masalah yang
diteliti sehingga penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan. Ruang
lingkup penelitian ini hanya terbatas pada
Tabel.1, JabaranVaribel, Indikator Instrumen dan Sumber Data
Variabel

Indikator

A. Perpustakaan Sekolah
1. Edukatif: Kegiatan belajar
perpustakaan
di perpustakaan
2.
Informatif:
Pemanfaatan
bahan pustaka

Instrumen

Sumber
data

Observasi,

Perpust

Angket

Sekola

Pengelolaan

3.

Motivasi

Administratif:
Peminjaman
bahan pustaka

(Sumber: Supriyadi)
B.Motivasi Belajar
-Keaktifan berkunjung ke
Perpustakaan

belajar

- Disiplin dalam perpustakaan


- Selalu mengikuti peraturan
-Dorongan guru
-Belajar untuk menambah
pengetahuan.

Angket

Siswa

1. Pengelolaan Perpustakaan yang ada di MTs Negeri lawang


2. Motivasi Belajar Siswa, cara mengetahui motivasi belajar siswa tersebut
dengan cara mengisi angket yang sudah disediakan oleh peneliti dan
didalamnya berisikan tentang pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
antara pengelolaan perpustakaan dengan motivasi belajar siswa.
G. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman dan kejelasan tentang arah penulisan
skripsi ini, maka penulis memaparkan definisi yang tertera di dalam judul
penulisan ini yaitu:
Perpustakaan Sekolah adalah suatu tempat yang tersendiri yang memuat bukubukubahan-bahan pustaka lainnya untuk di baca, kajian atau untuk refrensi
ataukeinginan yang digunakan oleh para anggotanya atau masyarakat
umumnya.
Motivasi adalah Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untukmelakukan sesuatu.Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakansebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yangmenimbulkan,

menjamin

kelangsungan

dan

memberikan

kegiatanbelajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.

arah

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untukmemperoleh


suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi denganlingkungannya
H. Tinjauan Pustaka
Melihat pada penelitian terdahulu yang telah di teliti oleh Andani dengan
judul Pengelolaan Perpustakaan dengan Motivasi Belajar siswa di MTs Hasyim
Asyari Batu bahwa antara pengelolaan dengan pengelolaan perpustakaan belajar
siswa terdapat hubungan yang baik, terbukti dari analisis 62% siswa termotivasi
untuk selalu belajar dalam perpustakaan.
Kemudian dari segi pengelolaan di MTs Hasyim Asyari Batu sudah cukup
baik hal itu juga terbukti dari hasil analisis peneliti yang mana 60% siswa sudah
puas dengan adanya pengelolaan perpustakaan yang ada di MTs Hasyim Asyari
Batu.
Dari penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwasanya pengelolaan
perpustakaan dengan motivasi belajar siswa di MTs Hasyim Asyari Batu sudah
baik.
I. Sistematika Pembahasan
Supaya pembahasan dalam skripsi nanti terdapat kesinambungan dan
sistematis, maka dalam penulisannya ini mencangkup VI BAB, berdasarkan
pembahasan sebagai berikut:
BAB I

: Pendahuluan
Berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis, Ruang Lingkup dan

10

Keterbatasan Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika


Pembahasan.

BAB II

: Kajian Pustaka
Dalam bab ini membahas dua permasalahan pokok yaitu
pengelolaan perpustakaan dan motivasi belajar siswa.

BAB III

: Metode Penelitian
Berisi tentang Lokasi Penelitian, Pendekatan dan Jenis
Penelitian, Data dan Sumber Data, Populasi dan Sampel,
Instrument Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

BAB IV

: Hasil Penelitian
Dalam bab ini dibahas latar belakang objek yang meliputi
sejarah

berdirinya

Madrasah,

penyajian

data

mengenai

pengelolaan perpustakan, motivasi belajar siswa serta pengaruh


antara kedua variable tersebut.
BAB V

: Pembahasan Hasil Penelitian


Berisi tentang bahasan bahasan hasil penelitian dan hubungan
antara dua variable.

BAB VI

: Penutup
Berisi tentang Kesimpulan dan Saran

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Perpustakaan Sekolah
1. Sejarah Perpustakaan
Istilah perpustakaan sudah dari dulu ada dan sampai sekarang juga masih
ada, bahkan perpustakaan sekarang sudah banyak kontribusi bagi masyarakat,
perpustakaan pertama didirikan pada tanggal 772 S.M oleh Raja Sargon dari
Assyria.7
Aristoteles di dalam mempersiapkan dan menyusun karya-karya ilmunya,
tidak sekedar mengkhayal dan melamun guna mendapat ilham untuk
mengemukakan ide-idenya serta teori-teorinya, tetapi Beliau menyusunnya
dengan menggunakan buku-buku teks sebagai reference.
Beliaulah yang betul-betul di samping sebagai sebagai filsuf juga guru besar
dalam ilmu perpustakaan dengan jasanya dalam pengelompokan beberapa cabang
ilmu pengetahuan serta jasanya mendidik dan memberikan bimbingan kepada
kaisar Iskandar Agung dari Macedonia. Mengapa kita menyebutkan guru besar
dalam ilmu peprustakaan, karena beliau telah popular dan dikenal pada zamannya,
mengklasifikasikan Ilmu dan penyusun perpustakaan yang tertatur baik dan
mempunyai koleksi yang komplit, sehingga seorang muridnya yang setia

Dra. Noerhayati Soedibyo, Pengelolaan Perpustakaan Jilid I, Bandung : Alumni, 1987, hal 74

11

12

Demetrius (Negarawan Athena), selalu menggunakan perpustakaan itu walaupun


studi formalnya sudah selesai.8
Pada waktu masa kemajuan Islam I yaitu pada masa Bani Umayyah umat
Islam sudah mempunyai semacam lembaga Pendidikan Islam yang disebut kuttab,
para guru yang mengajar pada kuttab ini pada mulanya adalah orang-orang Non
Muslim, terutama orang-orang Yahudi dan Nasrani. Karena itulah, bagi umat
Islam pengajaran kuttab itu sebagai tempat belajar keterampilan membaca dan
menulis saja, sedangkan pengajaran Al-Qur'an dan dasar ajaran Islam diberikan
dan diajarkan di masjid-masjid oleh para guru khusus.
Pada awal perkembangan pendidikan Islam telah terdapat dua jenis lembaga
pendidikan dan pengajaran, yaitu : kuttab yang mengajarkan kecakapan menulis
dan membaca Al-Qur'an serta dasar-dasar agama Islam kepada anak-anak dan
merupakan tingkat dasar. Selanjutnya, untuk kepentingan pengajaran menulis dan
membaca bagian anak, yang sekaligus memberikan pelajaran Al-Qur'an dan
dasar-dasar pengetahuan agama Islam, di adakanlah kuttab-kuttab yang terpisah
dari masjid agar anak-anak tidak mengganggu ketenangan dan kebersihan masjid.9
Dinasti Abbasiyah (133-656 H/750-1208 ), yaitu pada masa Harun AlRasyid dan Al-Makmun, yang mana Bagdad menjadi pusat persentuhan budaya
dan Ilmu Pengetahuan. Pada zaman ini khalifah Harun Al- Rasyid adalah khalifah
yang banyak memanfaatkan kekayaan Negara untuk keperluan sosial, mendirikan

Dra. Noerhayati Soedibyo, Op Cit, hal 75


Dra. Hj. Enung K. Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ,Bandung: CV. Pustaka
Setia,2006, hal 114

13

rumah sakit, lembaga pendidikan kedokteran dan lembaga pendidikan farmasi,


serta pemandian umum.
Dalam tradisi ini terdapat Jundishapur Academy, lembaga yang menjadi
tempat menyimpan puisi-puisi dan cerita-cerita untuk raja pada zaman Sasania,
Harun Al-Rasyid melanjutkan tradisi itu dengan mendirikanKhizanat Al-Hikmat
yang berfungsi sebagai perpustakaan, tempat penerjemah dan penelitian.
Sejak abad ke 9 M, Bayt Al-Hikmat dijadikan tempat penerjemah
karyakarya filosof klasik di bawah bimbingan Hunayyan ibn Ishaq, meraka
menerjemahkan buku-buku filsafat karya Galen, Aristoteles, dan Plato dan di Bayt
Al-Hikmat juga terdapat observatorium astronomi untuk meneliti perbintangan.10
Pada dinasti Fatimiah dibangun juga pepustakaan Dar al-Ulum digabungkan
dengan Dar al-Hikmah yang berisi berbagai buku-buku Ilmu Pengetahuan
sehingga melahirkan sejumlah ulama.11
Dari pengertian di atas sudah jelas di zaman kemajuan Islam I perpustakaan
sebagai tempat penerjemah dan tempat buku-buku kuno, tapi istilah sekarang
perpustakaan selain di jadikan tempat-tempat buku-buku juga tempat membaca.
2. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Sebelum penulis mendefinisikan perpustakaan sekolah, sebaiknya terlebih
dahulu penulis memaparkan arti atau definisi perpustakaan, sebab kata "sekolah"

10

DR. Jaih Mubarak, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam, januari: Pustaka Bani Quraisy, 2004,
hal119-120
11
Ibid., hal 163

14

pada istilah "perpustakaan sekolah" merupakan kata yang menerangkan kata


"perpustakaan". Memahami perpustakaan secara umum merupakan dasar
memahami perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan bagian dari
perpustakaan secara umum.12
Perpustakaan sekolah tumbuh dan berkembang seiiring dengan perubahan
kebijakan pendidikan Indonesia. Pertumbuhan secara mencolok tentang
perpustakaan terjadi sejak tahun 1980-an. Pada waktu berbagi kebijakan tentang
perpustakaan sekolah mulai muncul. Salah satunya adalah surat keputusan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/0/1981 tentang pokok-pokok kebijakan
pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia.13
Perpustakaan bukan hal yang baru dalam kalangan masyarakat , karena
dimana-mana telah diselenggarakan atau didirikan perpustakaan yang mana
pemerintah pun telah mendukung dan menghimbau tentang hal tersebut. Sebagai
upaya mengmbangkan potensi diri, yaitu minat baca. Masyarakat telah mengenal
berbagai jenis perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, kantor
bahkan perpustakaan masjid.
Bahkan sekarang ini sedang digalakkan tentang perpustakaan umum, baik
yang ditingkat kabupaten sampai desa. Walaupun bukan merupakan hal yang baru
bagi masyarakat. Namun masih banyak yang memberikan defenisi yang salah

12

Drs. Ibarahim Bafadol,M. Pd, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara,
Cetakan Keempat, 2005, hal 1
13
Darmono, Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajeman dan Tata Kerja Perpustakaan,
Jakarta.: Grasindo, 2007, hal 12

15

tentang perpustakaan. Banyak orang yang beranggapan bahwa perpustakaan


adalah tumpukan buku-buku yang ada disuatu tempat tertentu dan disebut
perpustakaan. Karena cirri perpustakaan adalah adanya bahan pustaka atau sering
juga disebut koleksi pustaka.14
Dizaman ini orang saling bertukar fikiran dan informasi yang memakai
produk tekhnologi antara lain seperti film,slide, mikro film dan lain sebagainya.
Semua tersebut dapat diterima di perpustakaan sebagai koleksi bahan pustaka
karena koleksi bahan pustaka sumber informasi.15
Kata perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka, yang mendapat imbuan
(per) dan (an), sehingga berarti tempat atau kumpulan bahan pustaka. Sedang
bahan pustaka adalah wadah informasi, dapat berupa buku dan non buku.
Perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama adalah bagian integral dari
lembaga pendidikan tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang dikelolah dan
diatur secara sistematik untuk digunakan oleh murid dan guru sebagai sumber
bahan informasi, dalam rangka menunjang program belajar dan mengajar di
sekolah.16

14

Drs. Ibarahim Bafadol,M. Pd,Cet 4 , 2005, Op Cit, hal 2

15

Stella Team Staf Pengajar SMP, Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1991,
hal17
16

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah


Menengah Tingkat Pertama. Jakarta: Balai Pustaka., 1998, hal 1
11 Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, Yogyakarta: Kanisius, 1991, hal3
12 Ibarahim Bafadol, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Bumi Aksara, Cetakan
Pertama,1992 hal 3

16

Adjat Sakti dan kawan-kawan dan kamus kecil perpustakaan member


definisi : "Perpustakaan adalah lembaga yang menghimpun pustaka dan
menyediakan sarana bagi orang untuk memanfaatkan koleksi pustaka tersebut".17
Menurut Ibrahim Bafadal dalam bukunya yang berjudul "pengelolaan
perpustakaan sekolah" Beliau mendefinisikan perpustakaan sebagai berikut:
"Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu
yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan (non
book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga
dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya ".18
Menyimak apa yang dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal mengenai
pengertian perpustakaan, maka dengan demikian perpustakaan sekolah merupakan
unit kerja dari suatu sekolah yang menyelenggarakannya.
Dalam perpustakaan sekolah adalah:"perpustakaan yang diselenggarakan
dilembaga-lembaga sekolah yang menunjang program belajar mengajar dilembaga
pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar, sekolah menengah umum
maupun sekolah lanjutan".19
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang
kegiatan belajar mengajar siswa yang memegang peranan yang sangat penting
dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan disekolah. Hakikat perpustakaan
sekolah adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya.
Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau
tempat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa.

19

Supriyadi, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Malang, 1994, hal 6

17

Darmono menerjemahkan perpustakaan sebagai salah satu organisasi


sumber belajar yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan dan bahan
pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat tertentu maupun
masyarakat umum. Lebih luas lagi pengertian perpustakaan sekolah adalah salah
satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola
dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh
pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang
menyenangkan.20
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat digaris bawahi bahwa
perpustakaan adalah suatu lembaga yang bertugas untuk memberikan pelayanan
mengenai berbagai macam informasi-informasi dan merupakan suatu tempat
untuk mengumpulkan, menyimpan pengetahuan serta mengorganisasi dan
mengajukan bahan pustaka (bacaan dan lain-lain ) dengan suatu sistem tertentu
untuk melayani kebutuhan pelayanannya.
Dan perpustakaan juga dapat menumbuhkan minat para pembaca, ajaran
agama Islam pun memberikan tuntunan dan sekaligus anjuran kepada umat
manusia untuk membaca, bahkan ayat Al-Quran pertama yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW. Adalah perintah untuk membaca sebagaimana
yang tercantum dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:

20

Darmono, Op Cit, hal 2-3

18

Artinya : "Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu yang


menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar
(manusia ) dengan perantara kalam (tulis baca) dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.21
Dari riwayat ini kita mengetahui bahwa permulaan surat ini merupakan
wahyu pertama yang di turunkan oleh Allah dan awal Rahmat yang di curahkan.
Adapun sambungan surat ini diturunkan sesudah di kenal luas dalam masyarakat
Mekkah bahwa Muhammad adalah seorang Nabi, setelah Beliau mengajak
kaumnya di Mekkah untuk beriman kepada Allah dan ada beberapa orang yang
mengimaninya.
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy menafsirkan bahwa Tuhan yang
telah menjadikan alam berkuasa, menjadikan kamu seorang yang pandai
membaca, walaupun kamu tidak mempelajarinya sebelum ini. Sebagian ahli tafsir
mengatakan : Makna Iqra bismi rabbika adalah Bacalah apa yang diterangkan
kepadamu dengan menyebut nama Allah pada waktu memulai membaca Maka
maknanya : Bacalah al-Quran dengan nama Tuhanmu. Bisa pula kata bi (bismi)
diartikan alaa sehingga berarti : atas (atas nama Tuhanmu). Ayat ini menjadi

21

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, , Jakarta: Karya Agung Surabaya, Edisi
Revisi tahun 2006, hal 904

19

dalil yang tegas, yang menunjukkan tentang keutamaan belajar membaca,


menulis, dan keutamaan ilmu pengetahuan.22
Ayat ini merupakan ayat yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang memberikan pelajaran dan menyerukan kepada setiap manusia supaya
giat membaca guna menambah ilmu pengetahuan. Maka membaca buku sekedar
mengenal dan mengejah kata-kata, tapi jauh lebih dalam lagi yaitu dapat
memahami gagasan yang disampaikan kata-kata yang dibacanya itu.
Karena membaca merupakan suatu proses penalaran dari kegiatan pencarian
informasi melalui penerjemahan lambang-lambang yang tertulis. Sehingga dengan
aktivitas membaca seseorang dapat mempelajari rahasia ala mini, dan dengan
membaca seseorang dapat menguasai Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi sebagai
kebutuhan dalam hidupnya.
3. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Pada umumnya perpustakaan berfungsi sebagai pusat dokumentasi dan
pusat pelestarian hasil budaya bangsa dalam bentuk karya cipta dan rekaman,
serta pusat penanganan informasi bagi masyarakat. Smith dkk dalam buku
ensiklopedianya yang bejudul "Educator's Encyclopedia" menyatakan "School
Library is a center forlearning", yang artinya perpustakaan sekolah itumerupakan
sumber belajar. Memang apabila ditinjau secara umum perpustakaan sekolah itu

22

Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur, Jakarta : PT.
Pustaka Rizki Putra, Cetakan kedua, Edisi kedua, maret 2003, hal 4643-4646.

20

sebagai pusa belajar, sebab kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan
murid-murid adalah belajar.23
Secara umum, perpustakaan mengemban beberapa fungsi umum sebagai
berikut:
1) Fungsi Informasi

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan cetak,


terekam maupun koleksi lainya agar penggunaan perpustakaan dapat :
a. Mengambil dari berbagai ide buku yang ditulis oleh para ahli dari
berbagai bidang ilmu,
b. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam
berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih
informasi yang layak yang sesuai dengan kebutuhanya,
c. Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi yang
tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan,
d. Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
2) Fungsi Pendidikan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan
cetak, terekam maupun koleksi lainya sebagai sarana untuk menerapkan
tujuan pendidikan. Melalui fungsi ini manfaat yang diperoleh adalah:

23

Drs. Ibarahim Bafadol,M. Pd,Cet 4 , 2005, Op Cit, hal 6

21

a. Agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk mendidik diri


sendiri secara berkesinambungan,
b. Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki
pengguna

yaitu

dengan

mempertinggi

kreatifitas

dan

kegiatan

intelektual,
c. Mempertinggi sikap sosial dan menciptakan yang demokratis,
d. Mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru.
3) Fungsi Kebudayaan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan
cetak, terekam maupun koleksi lainya yang dapat dimanfaatkan oleh
pengguna untuk :

a. Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai


informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf
hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun
secara kelompok,
b. Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan, yang
merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni,
c. Mendorong tumbuhnya kreativitas dalam kesenian,
d. Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta
menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis,
e. Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal
penguasaa ahli teknologi.
4) Fungsi Rekreasi

22

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan


cetak, terekam maupun koleksi lainya untuk :

a. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani,


b. Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan
dan pemanfaatan waktu senggang,
c. Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif.
5) Fungsi Penelitian
Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai
informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan
meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi, sesuai dengan kebutuhan
lembaga.

6) Fungsi Deposit
Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan
melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yng diterbitkan di
wilayah Indonesia. Perpustakaan yang menjalankan fungsi deposit secara
nasional

adalah

Perpustakaan

Nasional

sebagai

fungsi

deposit

Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan yang ditunjuk oleh UU


No 4 Tahun 1990 yaitu Undang-Undang serah Simpan Karya Cetak dan
Karya Rekam untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan, dan
mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di
wilayah Republik Indonesia, atau karya cetak dan karya rekam tentang

23

Indonesia yang diterbitkan di luar negeri dan oleh lembaga atau importer
diedarkan di wilayah Republik Indonesia.24
Secara khusus Smith dkk mengungkapkan dalam buku Ensiklopedi yang
berjudul the educators Encyclopedia menyatakan school library is center for
learning yang artinya perpustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar, jika
ditinjau secara umum, perpustakan sekolah sebagai pusat belajar, sebab kegiatan
yang paling tampak pada setiap kunjungan murid-murid adalah belajar, akan
tetapi apabila ditinjau dari sudut tujuan, murid-murid mengunjungi perpustakaan
maka yang tujuanya belajar, berlatih memperoleh informasi atau hanya sekedar
mengisi waktu luang yang sifatnya rekreatif. Bertitik tolak dari apa yang
diungkapkan smitt diatas.25
Berdasarkan uraian diatas, jeaslah bahwa salah satu tugas pokok dari
perpustakaan adalah The Preservation Of Knowledge artinya mengumpulkan,
memelihara, dan mengembangkan semua ilmu pengetahuan serta gagasan
manusia dari zaman ke zaman.

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada dilingkungan sekolah


yang merupakan bagian yang tidak terpisahakan dari kegiatan sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan dalam hal ini

sekolah harus mampu disamping

motivasi para siswanya dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar

24
Darmono. Perpustakaan Sekolah; Pendekatan aspek Manajemen dan Tata Kerja. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2007
25
Drs. Ibrahim Bafadal MPd. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Bumi aksara Yogyakarta 1993.
Hal 6-8

24

secara optimal. Untuk itu harus berusaha membiasakan anak didik untuk
memanfaatkan sumber belajar (perpustakaan) sumber belajar yang dimaksud
adalah segala sumber yang dapat digunakan oleh para siswa baik secara mandiri
maupun berkelompok dalam proses belajar mengajar. Dan sebagaian besar
sumber belajar dapat diperoleh diperpustakaan, karena perpustakan merupakan
inti dari setiap program pendidikan.
Untuk berfungsi sebagaimana mestinya, pererpustakaan sekolah harus
mempunyai koleksi yang lengkap dan relevan dengan kurikulum sekolah yang
bersangkutan, dengan demikian perpustakaan mempunyai nilai guna yang
merupakan sumber karya bagi para siswa maupun guru dalam proses belajar
mengajar.
Lebih lanjut Supriyadi dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan
menyebutkan beberapa fungsi perpustakaan yang ada di perguruan tinggi sebagai
berikut :
a)

Dari segi proses pelayanan dapat berfungsi sebagai berikut :


1. Pusat pengumpulan informasi
2. Pusat pelestarian informasi
3. Pusat pengolahan informasi
4. Pusat pemanfaatan informasi
5. Pusat penyebarluasan informasi

b)

Dari segi program perguruan tinggi dapat berfungsi sebagai berikut:

25

1. Pusat pelayanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran


2. Pusat pelayanan informasi untuk program penelitian
3. Pusat pelayanan informasi untuk program pengabdian kepada masyarakat.
c)

Dari segi pelaksanaanya dapat berfungsi sebagai berikut :


1. Fungsi yang bersifat akademis edukatif
2. Fungsi yang bersifat administrative teknis.26
Dalam sebuah buku yang disusun Nur Hayati Soedibyo terdapat ulasan

fungsi perpustakaan sebagai berikut:


a. Jantung dari semua program pendidikan Universitas atau institute yang
bersangkutan, yang harus mampu membantu dan menjadi pusat dari
kegiatankegiatan akademis lembaga pendidikannya.
b. Pusat alat-alat peraga pengajaran atau Instructional Material Center.
c. Clearing House (pusat pengumpulan atau penyimpanan )bagi semua
penerbitan dari dan tentang penerbitan daerahnya maupun dalam bidang
satu tugas pokok perpustakaan yakni The Preservation of Knowledge.
d. Social Center dan pusat kegiatan kultural masyarakat setempat.27

26

27

Supriyadi, Op Cit, hal 7


Dra. Noerhayati Soedibyo, Op Cit,hlm 51-53

26

Menurut Nur Hayati S, secara singkat fungsi dan manfaat perpustakaan


sekolah pada umumnya dan perpustakaan sekolah pada khususnya, dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. Perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan
b. Perpustakaan sebagai sumber pengembangan kurikulum
c. Perpustakaan sebagai sarana proses belajar mengajar
d. Perpustakaan sebagai sarana pengalaman dan pembinaan minat baca
e. Perpustakaan dapat dijadikan sebagai penanaman disiplin
f. Perpustakaan dapat dijadikan sebagai tempat penelitian.
Dengan demikian, maka perpustakaan mempunyai Intrucsional Function,
yaitu fungsi mendukung dan mengajukan pendidikan serta pengajaran di dalam
proses belajar mengajar. Untuk itulah perpustakaan dapat di katakan sebagai unit
pengajaran dan bukan semata-mata sebagai unit administratif.
Disamping itu aktivitas di perpustakaan akan memberikan pelayanan untuk
kepentingan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk kepentingan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Mengingat pentingnya perpustakaan bagi suatu lembaga pendidikan, maka
menjadi tugas kita semua untuk menjaga melestarikan perpustakaan agar segala
kebutuhan bagi peserta anak didik dan masyarakat dapat terpenuhi sehingga dapat
mencapai kemajuan dan perkembangan yang diharapkan.

27

4. Tujuan Perpustakaan Sekolah


Secara umum perpustakaan mempunyai tujuan untuk memberi layanan
informasi, literature dan informasi kepada masyarakat. Sedangkan tujuan khusus
dari perpustakaan berbeda-beda sesuai dengan jenis perpustakaannya, karena
setiap jenis perpustakaan melayani kelompok masyarakat yang berbeda.28
Dalam tujuan tersebut tergambar dengan jelas arah dan capaian yang
dimaksudkan dalam penyelenggaran perpustakaan sekolah, yang dalam jangka
panjangnya adalah untuk menambah dasar-dasar pengetahuan untuk menjadi
fondasi bagi perkembagan selanjutnya. Dan semua itu, mengacu kepada
pelaksanaan

pembangunan

jangka

panjang

Negara

kita

yang

lebih

menitikberatkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia.29


Telah kita ketahui bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan
hanya mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan
adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu
mendorong siswa serta guru dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam proses
belajar mengajar.
Oleh sebab itu bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus
dapat menunjang proses belajar mengajar. Agar dapat menunjang proses belajar

28

Perpustakaan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan, Jakarta : Perpustakaan


Nasional, 1998, hal 59.
29
Drs. Pawit M. Yusuf, M.S, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Bandung :
KencanaPrenada Media Group, 2007, hal 3-4.

28

mengajar, maka dalam pengadaan bahan hendaknya mempertimbangkan


kurikulum sekolah serta selera pembaca yang dalam hal ini siswa.
Perpustakaan sekolah akan tampak bermanfaat apabila benar-benar
mempelancar pencapaian tujuan proses belajar-mengajar di sekolah. Secara terinci
tujuan (manfaat) perpustakaan sekolah baik yang diselenggarakan di sekolah dasar
maupun menengah.
Tentang hal ini dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal dalam bukunya yang
berjudul pengelolaan perpustakaan sekolah beliau mengatakan sebagai berikut :
a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid
terhadapmembaca.
b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid.
c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang
akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat penguasaan tekhnik membaca.
e. Perpustakaan sekolah dapat membantu mempercepat perkembangan
kecakapan membaca.
f. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid kearah tanggung jawab.
g.

Perpustakaan

sekolah

dapat

menyelesaikantugas-tugas sekolah.

memperlancar

murid-murid

dalam

29

h. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar guru-guru dalam menemukan


sumber pengajaran.
i. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid, guru dan anggota staf
sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi.30
Sedangkan menurut Sulistyo Basuki perpustakaan sekolah bertujuan
menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan
yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif,
membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar
dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien serta
memberikan dasar kearah studi mandiri.31
Tujuan perpustakaan itu sendiri sangat penting karena tujuan perpustakaan
tersebut dapat menunjang program belajar bagi murid dan mengajar bagi guru
agar tujuan umum dan khusus pendidikan tercapai secara optimal.
Dari dua pendapat diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa tujuan
perpustakaan sekolah adalah untuk menumbuhkan kecintaan murid-murid
terhadap membaca, untuk memperkaya pengalaman, menanamkan kebiasaan
mandiri, serta mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat
belajar untuk bertanggung jawab atas hasil karyanya. Dan dalam hal ini

30

Ibrahim Bafadal, Op Cit, hal 5-6


Sulistyo Basuki, Periodesasi Perpustakaan Indonesia, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994,
hal 5-6

31

30

perpustakaan sekolah juga bertujuan untuk memperkaya dan memperlancar semua


kegiatan proses belajar mengajar yang telah diprogramkan, mempertinggi kwalitas
pelaksanaan program serta membantu anggota staf sekolah dalam mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern.
5. Peran Perpustakaan Sekolah
Dalam buku pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah menengah
tingkat pertama karya depertemen pendidikan dan kebudayaan dijelaskan bahwa
perpustakaan sekolah berperan sebagai salah satu sarana pendidikan yang bersifat
teknis edukatif dan bersama-sama dengan unsur-unsur pendidikan lainnya ikut
menentukan berhasilnya proses pendidikan.32
Perpustakaan sekolah mempunyai sumbangan yang sangat besar nilainya
sebagai upaya meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar guna mencapai
tujuan belajarnya,dan memberi kontrubusi bagi pendidikan apalagi terhadap
Pendidikan Agama Islam.
Dengan adanya perpustakaan sekolah dapat memperluas penghidupan,
pengajaran guru, dan memberikan kemungkinan kepada siswa memburu informasi
secara aktif. Siswa tidak hanya menelan materi pelajaran yang diberikan oleh guru
kelas, akan tetapi secara kritis menjaring dan mengola informasi yang ditemuinya
di perpustakaan.
Suatu proses pendidikan yang tidak ditunjang oleh fasilitas perpustakaan
yang memadai akan menghasilkan output pendidikan yang tidak mampu mencapai
32

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op Cit, hal 13

31

mutu yang optimal. Tidak dapat disangkal lagi bahwa timblnya ilmu pengetahuan
dan tekhnologi serta berkembangnya berbagai ilmu pengetahuan adalah jasa
perpustakaan sebagai sumber.
Dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan proses belajar mengajar
dan transformasi ilmu pengetahuan yang terjadi lebih aktif dan dinamis, karena
siswa berkesempatan untuk aktif dan berusaha mengembangkan daya fakir, kreasi,
bakat, dan membiasakan memperkaya pengetahuan dan memperluas informasi
secara mandiri dengan memanfatkan alternatif sumber belajar yang tersedia.
Belbagai bahan-bahan pelajaran yang dibutuhkan oleh guru dapat disediakan
secara efisien dan ekonomis serta kualitasnya yang dijamin.
Ditinjau dari sisi pandang yang lebih luas, maka peran perpustakaan
merupakan agen perubahan, pembangunan, dan agen budaya dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan selalu terjadi dari waktu ke waktu
sesuai perubahan zaman seiring dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu,
eksplorer, da berbudaya. Dalam hal ini termasuk perubahan nilai-nilai, pengayaan
dan pencerahan kehidupan manusia agar tetap seimbang antara hal-hal yan
gbersifat fisik jasmaniah dan kejiwaan rohaniah dan tidak terjebak pada hal-hal
yang bersifat materi belaka dan terhindar dan kehancuran karena tindakan orangorang yang kurang bertanggung jawab.
Berdasarkan beberapa peran perpustakaan sekolah seperti yang telah
disebutkan diatas, dapat dinyatakan betapa penting dan berartinya perpustakaan
sekolah.

32

6. Pengelolaan Perpustakaan
Perpustakaan itu biasa efektif dan efesien dalam pemanfaatannya salah satu
aspek yang perlu diperhatikan diantranya dengan melakukan pengelolaan pada
perpustakaan itu dengan baik, yaitu dengan cara sebagai berikut :
a. Pengolahan koleksi bahan pustaka
Guru mengadakan koleksi bahan pustaka sesuai dengan dana yang
ada. Dalam mengoreksi/ membeli buku tersebut hendaknya diperhatikan
kaitannya dengan mata pelajaran yang diajarkan disekolah serta disesuaikan
dengan tingkatan intelegensi anak didik tersebut.
b. Pengelohan bahan pustaka
Pengelohan bahan pustaka adalah kegiatan yang berkenan dengan
koleksi bahan pustaka tiba di perpustakaan sampai tersusun di rak dan siap
dipergunakan oleh murid dan guru.
Secara teknik perpustakaan kegiatan ini meliputi :

33

c. Inventarisasi
Inventarisasi adalah pencatatan koleksi bahan pustaka sebagai bukti
bahwa bahan pustaka tersebut sudah menjadi hak milik perpustakaan.33
1. Klasifikasi
Klasifikasi menurut Richardson, Klasifikasi itu adalah kegiatan
mengelompokkan koleksi dan menempatkan barang-barang .
Berdasarkan penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang
dimaksud

klasifikasi

buku

adalah

suatu

proses

memilih

dan

megelompokkan buku-buku perpustakaan atau bahan pustaka lainnya atas


dasar tertentu serta diletakkan disuatu tempat.34
Megklasifikasi buku-buku perpustakaan baik perpustakaan umum atau
perpustakaan sekolah, baik baik di perpustakaan yang sederhana ataupun di
perpustakaan yang sudah maju sangatlah penting ini bertujuan untuk
mempermudah murid atau mengguna perpustakaan yang lain untuk
mendapatkan atau menemukan buku-buku yang diinginkan.
2. Pembuatan Katalog
Katalogisasi adalah pendaftaran judul-judul buku menjadi katalog,
penyusunan judul-judul buku atau kepustakaan dalam daftar.35

33

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op Cit., hal 28


Ibrahim Bafadal, Op Cit, hal 51
35
Plus A Partanto dan M. Dahlan Al- Barry, Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta : Arkola
Surabaya,1994, hal 315
34

34

Dahulu katalog dipergunakan untuk istilah daftar orang yang wajib militer
tetapi sekarang sudah berubah artinya menjadi "suatu daftar yang disusun dengan
cara yang sitematis dan masuk akal". katalogisasi:membuat uraian singkat tentang
keterangan suatu koleksi yang bisa mewakili dari koleksi yang bersangkutan
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa katalog perpustakaan
adalah daftar buku dari suatu perpustakaan. Daftar ini disusun sedemikian rupa
sehingga orang dapat dengan cepat dan mudah menemuka buku yang dicari dan
katalogisasi bertujuan untuk mempermudah pencarian buku pustaka yang
diinginkan sebelum mencari keruangan tempat buku itu disimpan.
Dari katalog itu kita mengetahui dimana letak buku beserta kodenya serta
ruangan dimana tempat buku itu disimpan sehingga penemuan buku dapat
berjalan dengan cepat tanpa harus memilah-milah dan memakan waktu yang lama.
3. Pemeliharaan Koleksi Perpustakaan
Pemeliharaan ialah kegiatan atau tindakan melindungi koleksi, perabot, dan
perlengkapan perpustakaan dari bahaya kemusnahan.36
Koleksi perpustakaan sekolah adalah kumpulan sumber informasi dalam
berbagai bentuk yang telah dipilih sesuai dengan tujuan program pendidikan
sekolah yang bersangkutan, mencakup dan menunjang semua bidang studi,
memberikan

36

pengetahuan

umum

yang

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op Cit, hal 15

sesuai

dengan

tingkat

35

kecerdasan,kemampuan baca, dan perkembangan jiwa murid dan tuntutan profesi


guru.37
Agar koleksi buku-buku tetap baik dan tidak mudah rusak maka perlu
dilakukan pemeliharaan untuk mencegah timbulnya unsur-unsur yang dapat
merusak buku.
Ditinjau dari bahannya koleksi terdiri dari dua macam, yaitu :
a. Koleksi yang terbuat dari bahan kertas meliputi : buku, terbitan berkala,
guntingan surat kabar, peta, bagan, gambar, denah, lembaran lepas, dan
lainlain. Cara merawat koleksi dari bahan kertas ada dua macam, yaitu yang
bersifat dari pencegahan dan yang bersifat perbaikan.
b. Koleksi yang terbuat dari bahan bukan kertas, koleksi jenis ini sangat peka
terhadap kerusakan sehingga apabila rusak tidak dapat diperbaiki. Jadi
perawatannya bersifat pencegahan semata-mata.38
Hal ini sangat penting dilaksanakan, karena keutuhan dan kerapian pustaka
akan besar pengaruhnya terhadap pemakainya. Buku-buku yang sebagian telah
rusak dan kurang teratur susunannya pasti akan menimbulkan rasa kurang senang
bahkan sangat mengurangi gairah atau selera untuk membacanya.

37
38

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op Cit, hal 15


Ibid, hal 72-73

36

4. Pembinaan Koleksi Perpustakaan


Koleksi perpustakaan sekolah seharusnya selalu tumbuh selaras dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tidak saja koleksi itu harus
selalu ditambah, tetapi juga harus dijaga agar koleksi itu selalu yang mutakhir.39
d. Sirkulasi Bahan Pustaka
Sirkulasi bahan pustaka meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan pencatatan pada pemijaman bahan pustaka harus diadakan
pencatatan / registrasi dari anggota perpustakaan. Untuk calon anggota harus
mendaftar dan bersedia memenuhi syarat-syarat sebagai tanda pernyataan
menjadi anggota baru perpustakaan. Setelah itu ia diberi kartu anggota dan
berhak menggunakan fasilitas dan meminjaman buku yang ia inginkan.
2. Pelayanan peminjaman bahan pustaka
Sistem peminjaman ini ada dua sistem, yaitu :
a. Sistem Tebuka
Adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara
langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka
yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan.
b. Sistem tertutup

39

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op Cit, hal 15

37

Adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak mamungkinkan


pemakaiperpustakaan mengambil sendiri dahan pustaka di perpustakaan.
3. Peraturan Perpustakaan
Agar proses pelayanan sirkulasi dapat berjalan lancar, perlu dibuatkan
peraturan perpustakaan sebagai dasar tata terbit dalam menjalankan segala
kegiatan itu. Peraturan perpustakaan itu secara resmi dituangkan sebagai peraturan
sekolah yang ditanda-tangani oleh kepala sekolah yang perlu ditaati, baik oleh
murid maupun oleh guru. Peraturan perpustakaan itu hendaknya singkat, padat,
tetapi jelas dan isinya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Persyaratan
b. Waktu buka tutup
c. Jumlah buku yang dipinjam
d. Buku yang dapat dipinjam
e. Jangka waktu peminjaman
f. Perpanjangan waktu
g. Sanksi keterlambatan pengambalian
h. Sanksi kerusakan dan kehilangan buku yang dipinjam
i. Mulai berlakunya peraturan tersebut.40
e. Organisasi Personil
Agar pelaksanaan atau kegiatan dalam perpustakaan itu dapat berjalan
dengan lancar, baik dan teratur untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka
tenaga pelaksanaan bertanggung jawab sepenuhnya.
40

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op Cit, hal 15

38

Petugas perpustakaan merupakan salah satu sarana pokok didalam


menentukan keberhasilan perpustakaan. Betapapun baik dan penuhnya lengkap
sarana perpustakaan yang lainnya apabila tidak diikuti dengan kualitas dan
kuantitas. petugas akan mempengaruhi optimalisasi pelayanan perpustakaan.
Petugas perpustakaan sekolah adalah guru, pegawai yang bertugas pokok
melaksanakan

tugas

kegiatan

kerja

di

perpustakaan

sekolah

sehingga

perpustakaan itu dapat berfungsi dengan semestinya. Karena peraturannya yang


dinamis, kualitas petugas perpustakaan sekolah ini sangat menentukan tinggi
rendahnya pelayanan perpustakaan sekolah dalam menunjang program belajar dan
mengajar.
Menurut Supriyadi agar pelayanan di perpustakaan dapat berjalan dengan
lancar dan baik, maka diperlukan adanya tenaga pengelola yang mampu dan
cakap, baik tingkat profesionalnya, teknis maupun rutin.
Dalam mengorganisasikan personil ini, harus diatur dan dibedakan menurut
tugas dan tanggung jawabnya, antara lain :
1. Teknisi, bertugas mencatat, menyiapkan, mengatalog buku yang
keluarmasuk
2. Petugas pelayanan melayani siswa dalam peminjaman buku
3. Petugas referens, bertugas menyediakan bahan referens dan mengatur buku
sesuai kelompoknya.

39

f. Perlengkapan Perpustakaan Sekolah


Untuk

mendukung

fungsi

dan

tujuan

perpustakaan

optimaldibutuhkan perlengkapan perpustakaan sekolah seperti :


1. Buku inventaris koleksi buku ;
2. Buku inventaris koleksi bukan buku ;
3. Kartu inventaris surat kabar ;
4. Kartu inventaris majalah ;
5. Cap inventaris ;
6. Cap perpustakaan ;
7. Bantalan cap ;
8. Buku klasifikasi ;
9. Kartu katalog ;
10. Mesin tulis ;
11. Kertas label ;
12. Selotip ;
13. Formulir kartu buku ;
14. Formulir lembaran tanggal kembali ;
15. Kantong kartu buku ;
16. Lem ;
17. Lembaran indeks ;
18. Kartu petunjuk, formulir bon permintaan pinjam ;
19. Formulir pemilihan koleksi ;
20. Perlengkapan penjilidan dan meja, kursi dll ;41

41

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op Cit, hal 15

agar

dapat

40

g. Administrasi Perpustakaan Sekolah


Kegiatan administrasi perpustakaan adalah kegiatan pencatatan buku-buku
pustaka kedalam buku induk perpustakaan sampai buku tersebut siap dipinjam.
Dalam hal ini pun, kegiatan administrasi perpustakaan merupakan kegiatan
administrasi, dalam arti ketatausahaan. Kegiatan ini meliputi : menghimpun,
mengelola, mengadakan, mengirim dan menyimpan.
7. Macam-macam dan Jenis Perpustakaan
Yang menentukan jenis-jenis perpustakaan adalah tujuan didirikan koleksi
yang

dimiliki

oleh

masyarakat

pemakai

perpustakaan

tersenut.

IFLA

(Internasional Federation of Library Association)


Mengelompokkan kedalam lima jenis perpustakaan yaitu : Perpustakaan
Nasional, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Perguruan
Tinggi dan Perpustakaan Sekolah
a. Perpustakaan Nasional
Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Negara pada tingkat nasional
sebagai tempat untuk mendokumentasikan seluruh penerbitan yang dilakukan di
Negara yang bersangkutan. Fungsinya diarahkan untuk melestarikan semua
informasi yang pernah diterbitkan dan disebarluaskan oleh Negara yang
bersangkutan.
Fungsi semacam ini yng disebut dengan fungsi deposit. Kelengkapan
koleksi merupakan tugas utama, dan ini dijadikan tumpuan harapan bagi

41

perpustakaan-perpustakaan kecil yang tersebar di seluruh penjuruh Negara dalam


hal sumber informasi. Perpustakaan nasional ini biasanya bertugas untuk
mengkoordinasikan

penerbitan,

pelayanan

dan

penglolaan

perpustakaanperpustakaan kecil yang lain. Oleh sebab itu fungsi utamanya lebih
kepada dokumentatif.
b. Perpustakaan Umum
Yang

dimaksud

perpustakaan

umum

adalah

perpustakaan

yang

diselenggarakan dan disajikan kepada setiap warga masyarakat setempat atau


sekitarnya. Tujuannya lebih diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan,
kecerdasan dan kemampuan masyarakat umum setempat dalam rangka
mempertinggi tingkat hidup mereka.
Oleh karena itu koleksinya yang baik, sesuai dengan interest dan mata
pencarian utama dari masyarakat itu. Misalnya untuk masyarakat nelayan akan
lebih tepat sasaran apabila disediakan koleksi tentang perikanan, cara manangkap
ikan, dan lain sebagainya.
c. Perpustakaan Khusus
Yang

dimaksud

perpustakaan

khusus

adalah

perpustakaan

yang

diselenggarakan oleh suatu badan atau lembaga tertentu. Misalnya pemerintah


kabupaten dapat mempunyai perpustakaan khusus, perpustakaan ini hanya
disediakan untuk para pegawai pemerintah daerh tersebut, DPR dan sebagainya
untuk membantu mereka dalam malaksanakan tugasnya sehari-hari.

42

d. Perpustakaan Perguruan Tinggi


Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang bergabung
dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi baik yang berupa perpustakaan
unversitas, perpustakaan fakultas, akademik maupun perpustakaan lembaga
penelitian di lingkungan perpustakaan perguruan tinggi yang diselenggarakan
dengan maksud untuk menunjang program Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu
program belajar mengajar di perguruan tinggi, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
e. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk
mengumpulkan, menyimpan, megelola dan mengatur koleksi bahan pistaka secara
sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus
sarana belajar yang menyenangkan.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana edukatif di sekolah yang
langsung dibutuhkan untuk mempertinggi daya serap kemapuan penalaran murid
dalam dalam proses pendidikan serta membatu memperluas cakrawala
pengetahuan guru dalam kegiatan mengajar.
Sesuai dengan fungsinya maka koleksi perpustakaan sekolah yang baik
adalah sesuai dengan kebutuhan belajar dan menagajr di sekolah yang
bersangkutan. Ini berarti bahwa koleksi harus mendukung kurikulum sekolah.
Baik tidaknya koleksi dapat dilihat dari segi relevan tidaknya koleksi itu dengan
daftar satuan peljaran yang termuat dalam kurikulum.

43

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Perpustakaan


Dalam rangka mewujudkan peran dan fungsi perpustakaan yang semaksimal
mungkin, maka perpustakaan sekolah atau pendidikan formal harus mengelola
perpustakaan yang sesuai dengan pedoman yang berlaku di Indonesia. Disamping
itu agar pengelolaan perpustakaan dapat berguna dengan efektif dan efesien perlu
juga diperlihatkan beberapa faktor yang menentukan keberhasilan perpustakaan
itu. Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Faktor internal
dan faktor eksternal. Untuk lebih jelasnya kedua factor tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah segala sesuatu yang ada di
dalam perpustakaan yang berpengaruh terhadap kelancaran pelayanan dengan
melaksanakan fungsi perpustakaan Dalam hal ini meliputi :
1. Koleksi bahan pustaka
2. Petugas perpustakaan
3. Sarana penunjang
4. Struktur Organisasi
b. Faktor Eksternal

44

Yang dimaksud dengan faktor eksternal disini adalah segala sesuatu yang
ada di luar perpustakaan yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan dalam
melaksanakan fungsi perpustakaan. Faktor ekstrnal meliputi :
1. Pemakai perpustakaan
2. Lokasi perpustakaan
B. MOTIVASI BELAJAR
1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa dan Tipe-Tipe Motivasi.
Sebelum dibahas mengenai motivasi belajar, terlebih dahulu akan
dipaparkan pandangan tentang arti dari belajar. Pemaparan tentang belajar
dimaksudkan untuk memperoleh kesamaan persepsi terhadap belajar,
selanjutnya dikaitkan dengan motivasi.
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar
tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti
perpustakaan, museum, taman, dan lain sebagainya.
Ditinjau dari segi guru, kegiatan belajar siswa tersebut ada yang tergolong
dirancang dalam desain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan
guru, bila siswa belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas
belajar sekolah. Disamping itu, ada juga yang bukan rancangan dari guru yaitu
siswa belajar karena berdasarkan keinginannya sendiri.42

42

Dimyati dan Mudjiono, op.cit, hal. 78

45

Thorndike, salah seorang pendiri dari aliran teori belajar tingkah laku
mengemukakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (termasuk
pikiran, perasaan atau gerakan) dan respons (yang juga bisa pikiran, perasaan atau
gerakan).43
Winkel juga berpendapat bahwa belajar pada manusia bisa dirumuskan
sebagai

suatu

aktivitas

mental-psikis

yang

berinteraksi

aktif

dengan

lingkungannya dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,


ketrampilan, dan sikap. Perubahan tersebut bersifat relative konstan dan
berbekas.44
Menurut Uno, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.45
Dari beberapa teori yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu
dengan lingkungannya secara formal, informal dan nonformal. Belajar
menunjukkan suatu proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman tertentu.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling berkaitan dan
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relative permanen

43

Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya-Analisis di Bidang Pendidikan,


(Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2007), hal. 11
44
45

Uno, op.cit, hal. 22


Ibid

46

dan potensial terjadi sebagai hasil dari penguatan (reinforced practice) yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan belajar yang
keduanya mempunyai makna sendiri-sendiri namun apabila dijadikan satu akan
mempunyai satu arti kata, oleh karenanya sebelum membahas mengenai motivasi
belajar penulis akan membahas pengertian kedua kata tersebut.
Sebelum membahas kata motivasi perlu difahami terlebih dahulu mengenai
makna dari kata motif, kata motif muncul terlebih dahulu sebelum kata
motivasi,motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu
untuk melakukan aktifitas-aktivitas tertentu guna mencapai satu tujuan46
Pendapat ini sejalan degan pendapar Sardirman A.M beliau mengartikan
motif sebagai berikut, Kata motif diartikan sebagi daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagi daya penggerak
dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan, bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan).47
Untuk lebih lengkapnya pengertian motif yang dipakai dalam pembahasan
skripsi ini penulis mengambil satu pendapat dari Jamaludin wafal, beliau
mengemukakan bahwa, motif adalah sesuatu yang abstrak yaitu suatu dorongan/
kekuatan dari dalam diri manusia sebagai perantara pada tingkah lakunya untuk

46
47

Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta, rajawali Pers, 1991, hlm 70


Jamalul Wafal, Psikologi Dakwah, edisi I 1993 hlm 59

47

menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar mencapai apa yang menjadi tujuan
sesuai dengan yang dikehendaki.48
Jadi motif disini adalah penggerak seseorang dalam melakukan sebuah
aktivitas dalam hidupnya, aktivitas tersebut ada yang mengarah pada hal yang
positif dan ada pula yang mengarah pada hal yang negatif, dorongan yang positif
seperti dorongan untuk belajar, membantu orang lain, menyelamatkan diri dan
sebagainya sedangkan dorongan yang negatif seperti dorongan untuk malas
belajar, manipu, mencuri dan sebagianya. Sir Verston menganggap motif
merupakan tahap awal dari proses motivasi, karena itu Wis Winkel menanamkan
ini baru merupakan suatu kondisi/ kesiapsiagaan saja, sebab motif-motif ini tidak
selamanya aktif. Motif ini hanya aktif pada saat-saat tertentu saja.49
Berawal dari kata motif tersebut muncul kata motifasi yang dalam
pengambilan pengertian tersebut penulis juga mengambil beberapa pemikiran
beberapa ahi, hal ini dikarenakan pengertian motifasi yang diungkapkan
disesuaikan dengan ilmu yang sedang dipelajari, ini sesuai dengan pendapat dari
Martin Handoko yang mengatakan Dikalangan para ahli muncul berbagai
pendapat tentang motivasi masing-masing ahli memberikan pengertian dengan
titik berat yang berbeda sesuai dengan hasil penelitian yang mereka pelajari.50

48

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Rajawali Pers, 2001, hlm 71
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta, 1993 hlm 128
50
Martin Handoko, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Jakarta, Kanisius, 2002 hlm 9
49

48

Jadi secara etimologi motivasi berarti dorongan/ daya penggerak yang ada
dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai suatu
tujuan.
Sedangkan secara terminology motivasi mempunyai beberapa pengertian
yang disampaikan oleh para ahli berdasarkan sudut pandang masing-masing.
1.

Sudjono Trimo memberikan pengertian bahwa

Motivasi adalah merupakan suatu kekuatan penggerak dalam perilaku


individu bik yang akan menentukan arah maupun daya tahan tiap perilak
manusia yang didalamnya terkandung pula insur-unsur emosional insane
yang bersangkutan51
2.

Menurut Saartain,
Motivasi adalah suatu pernyataan yang komplek didalam suatu organisasi
yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang52

3.

Menurut Cliffort T. Morgan,


Motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek dari
pada motivasi. Ketiga aspek tersebut adalah keadaan yang mendorong
tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh tingkah
laku tersebut (motivation behavior) dan tujuan dari pada tingkah laku
tersebut (goal or endsoft such behavior).53

51

Sudjono Trimo, Pengantar Pendidikan, Bandung, Remaja Karya, 86, hlm 173
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Karya, 1988, hlm 70
53
Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rineka Karya, 1993, hlm 69

52

49

4.

Menurut Mc. Donald yang dikutip dari Sardiman


Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai
dengan perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.54

Dari definisi tersebut yang disapaikan oleh Sardiman tersebut ada tiga
elemen penting yang ada dalam motivasi yaitu :
1.

Motivasi mengawali perubahan energy pada individu, perubahan energy


tersebut akan Nampak dalam aktivitas yang dilakukan.

2.

Motivasi ditandai dengan munculnya perasaan dari individu, dalam hal ini
motivasi banyak berhubungan dengan persoalan kejiwaan dan emosi dalam
menentukan tingkah laku seseorang.

3.

Motivasi akan dipengaruhi karena adanya tujuan yang menyangkut masalah


kebutuhanya.
Dari beberapa definisi diatas motivasi dapat dipandang dari 2 segi yaitu segi

fungsi dan dari segi proses, dari segi fungsi motivasi adalah sebagai daya
penggerak untuk melakukan aktivitas demi mencapai tujuan yang akan dicapai.
Jika seseorang punya keimanan untuk belajar dan ingin sukses maka itu akan
termotivasi untuk mencapainya. Sedangkan dari segi proses berarti motivasi dapat
dirangsang oleh faktor luar, untuk menimbulkan motivasi timbul didalam diri
seseorang seuah proses untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, disini
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa

54

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, rajawali Pers, 2001

50

yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang
dikehendaki.
Sedangkan pengertian belajar dapat didefinisikan menurut beberapa ahli
antara lain
1. Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning

mengemukakan

bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seorang


terhadap suatu situasi-situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman
yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perbuatan tingkah laku itu
dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon bawaan, kematangan atau
keadaan sesaat seorang misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagianya..
2. Morgan dalam buku Introduction to Psycology berpendapat bahwa belajar
adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah lak yang
terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.
3. Witherington dalambukunya Educational Psycology mengemukakan bahwa,
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan sikap,
kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.55
Dari banyaknya deinisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku individu baik fisik seperti berjalan, bicara,
bekerja dan sebagainya maupun psikis yang berjalan relative menetap dan terjadi
setelah melalui pengalaman, latihan serta interaksi dengan lingkngan sehingga
melibatkan proses kognitif.
55

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Karya, 1988, hlm 81-82

51

Walaupun dalam pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku


namun perubahan yang timbul akibat proses kematangan, lelah dan jenuh tidak
dapat disebut sebagai belajar karena perubahan tersebut terjadi secara alamiah,
perubahantersebut dicontohkan pada seorang bayi dimana perkembangan yang
dialaminya adalah sesuatu yang pasti terjadi pada bayi lain.
Dari definisi belajar diatas dapat dikemukakan bahwa cirri-ciri belajar
antara lain :
1. Belajar

merupakan suatu perubahan dalam tingkah

laku

dimana

perubahanitu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik tetapi juga
ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.
2. Belajar merupakan suatu perubahan yang melalui latihan dan pengalaman,
dalam arti perubahan-perubahan yang disebaban oleh pertumbuhan dan
kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang
terjadi pada seorang bayi.
3. Untuk dapat disebut sebagai beajar maka perubahan itu harus merupakan
akhir dari suatu periode yang cukup panjang.
4. Mengenai lama belajar tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti, disini
berart harus dikesampingkan perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh
kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian/ kepekaan seseorang yang hanya
bersifat sementara.
Hal tersebut juga dapat kita lihat dalam bagan mengenai motivasi,
yaitu:

52

Motif

Tingkah Laku

Tujuan

Kelegaan
Dorongan

Pemuasan

Sumber: Psikologi untuk Membimbing, (1988, hal: 107)


GAMBAR 2.1
Bagan Motivasi

Dalam membahas masalah penggertian masalah motivasi belajar siswa


penulis mengambil beberapa pendapat dari beberapa para ahli. Menurut tadjab
motivasi belajar adalah,
Keseluruhan daya pengerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan.56
Pengertian motivasi belajar tersebut juga diperjelas dengan pendapat dari
Amier Dien Indrakusuma, beliau berpendapat, Motivasi belajar adalah kekuatan/
tenaga pengerak yang memberikan dorongan terhadap kegiatan belajar
mengajar.57
Dari beberapa pengertian motivasi dan belajar diatas dapatdiambil sebuah
kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah segala tenaga yang dapat

56

Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya, Karya aditama, 1993, hlm 102
Amier Dien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional, 1973 hlm
162
57

53

membangkitkan gairah siswa untuk belajar mencapai tujuan belajar yang


diinginkanya.
Uraian diatas menunjukkan pentingnya motivasi dalam memberikan
semangat belajar, sehingga siswa dapat termotivasi dengan memiliki energy yang
banyak untuk melakukan kegiatan belajar serta dapat memberikan arah yang sama
untuk kegiatanya demi mencapai tujuan akhir belajar.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi belajar, pada umumnya
dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Motivasi Instrinsik
Menurut Sardiman, motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.58
Sedangkan menurut Thorburgh motivasi instrinsik adalah keinginan
bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam individu tanpa
dipengaruhi oleh lingkungan.59
Tadjab menyatakan bahwasanya motivasi instrinsik adalah suatu aktivitas
belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan
dan dorongan secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar.60
58

Sardiman.A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Ed. 1, (Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada, 2006), hal. 89
59
Prayitno. Motivasi dalam Mengajar, (Jakarta: Depdikbud, 1989), hal. 10

54

Dalam motivasi instrinsik juga terdapat ciri-ciri yang saling berkaitan. Hal
yang mempengaruhi motivasi instrinsik menurut Sardiman yaitu:61
1. Tekun dalam menghadapi tugas.
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan, tidak mudah putus asa dan tida cepat puas
dengan hasil yang diperolehnya.
3. Menunjukkan minat terhadap suatu tugas.
4. Dapat mempertahankan pendapatnya.
5. Lebih senang bekerja mandiri.
6. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
7. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Klausemeir mengemukakan bahwa tingkah laku individu yang memiliki
motivasi instrinsik dapat digambarkan sebagai berikut:62
1. Berusaha menyelesaikan tugas secara benar dan tepat waktu.
2. Merasa bertanggung jawab akan keberhasilannya dalam belajar serta
melaksanakan kegiatan belajar di dalam maupun di luar sekolah.
3. Memiliki sifat mengarahkan atau mengontrol diri sendiri dalam
memanfaatkan sarana sekolah maupun benda-benda milik pribadinya.
4. Berusaha mencapai dan meningkatkan hubungan sosial dengan temannya.
5. Melaksanakan kegiatan belajar bukan hanya sekedar syarat minimal,
melainkan ia selalu ingin menjadi yang terbaik.

60

Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abditama, 1994), hal. 104
Sardiman, op.cit, hal. 83
62
Prayitno, op.cit. hal 94

61

55

b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman yaitu motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar.63
Menurut Prayitno diartikan sebagai tujuan individu untuk melakukan
kegiatan yang terletak di luar aktivitas sendiri.64
Tadjab menyatakan bahwasanya motivasi ekstrinsik adalah suatu kegiatan
belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar itu sendiri.65
Dari pengertian motivasi ekstrinsik di atas, terdapat beberapa hal yang
saling mempengaruhi, yaitu:
1. Sikap pengajar
Dapat menunjukkan kehangatan, antusias, perhatian, dan berkeinginan agar
siswa merasa terdorong dalam berprestasi.
2. Metode mengajar
Memilih metode belajar yang baik dan tepat, karena pemilihan metode yang
tidak tepat dapat merendahkan motivasi belajar siswa. Selain itu pengajar juga
memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berperan aktif dalam kegiatan
belajar.

63

Sardiman, op.cit, hal. 90


Prayitno, op.cit, hal. 14
65
Tadjab, op.cit, hal.103

64

56

3. Materi pelajaran
Adanya bahan ajar yang berupa materi pelajaran. Dalam hal ini, materi
pelajaran tersebut disampaikan guru untuk siswa-siswanya selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung di lingkungan sekolah.
4. Penilaian
Predikat yang diberikan guru kepada siswanya untuk mengetahui sejauh
mana penguasaan materi siswa, keefektifan metode yang disampaikan dan
keberhasilan siswa dari kegiatan belajar mengajar.66 Penilaiannya berupa prestasi
hasil belajar atau penilaian tentang sikap, tingkah laku, dan kepribadian siswa
secara meyeluruh.67
Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa Allah swt juga tidak menyukai
hambanya yang berputus asa dalam melakukan sesuatu sebelum mereka berusaha,
hal ini terdapat dalam firman-Nya yang berbunyi:
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa macam-macam
motivasi belajar yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
instrinsik adalah suatu keadaan yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, tanpa ada rangsangan dari luar
(seperti: tekun, minat terhadap tugas, mandiri dan tidak putus asa dalam belajar).
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah suatu keadaan yang datangnya dari luar

66
67

Prayitno, op.cit, hal 86


Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hal.246

57

individu dan dipengaruhi oleh rangsangan dari luar (seperti: sikap pengajar,
metode mengajar, materi pelajaran, dan penilaian).
3. Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
motivasi belajar adalah:68
a. Dapat membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil.
b. Dapat mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacammacam, ada yang acuh tak acuh, ada yang bermain, di samping ada yang
bersemangat belajar.
c. Dapat meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara
bermacam-macam

peran,

seperti:

sebagai

penasihat,

instruktur,

penyemangat dan pendidik.


d. Dapat memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa pedagogis.
Adanya motivasi sangat berpengaruh pada semangat belajar yang nantinya
dapat menambah pengetahuannya, karena dengan ilmu pengetahuan seseorang
hamba itu dapat menduduki tempat orang-orang yang berbakti dan pangkatpangkat yang tinggi.
Ada beberapa cara untuk memperkuat motivasi seseorang supaya siswa
dapat berbuat baik. Hal ini dapat pula berlaku untuk memperkuat motivasi dalam

68

Dimyati dan Mudjiono, op.cit , hal. 85-86

58

kegiatannya belajar agar menjadi baik dan lebih cepat. Menurut Soetomo, secara
umum dapat diuraikan sebagai berikut:69
a. Memperpadukan motif-motif kuat yang sudah ada

Motif yang sudah ada apabila motif itu kuat, akan dapat mendorong
individu untuk berbuat baik. Demikian pula apabila kita mengetahui lebih
dari satu motif yang ada pada siswa, maka motifmotif kuat itu dapat
diperpadukan menjadi motif yang lebih kuat lagi. Misalnya: motif untuk ingin
menonjolkan diri, akan menyebabkan siswa itu berusaha untuk berhasil dalam
belajar dan melebihi orang lain.

b. Memperjelas tujuan-tujuan sementara

Seseorang akan berbuat lebih baik dan efektif apabila dia mengetahui
dengan pasti apa tujuan perbuatannya itu. Oleh karena itu, dalam
membimbing anak dalam belajar perlu memperjelas lagi tujuan dari belajar.

c. Merumuskan tujuan-tujuan sementara


Apabila dikatakan sebagai tujuan belajar, biasanya tujuan itu terlalu
jauh dan sukar untuk dicapai. Oleh karena itu, perlu dikemukakan tujuantujuan sementara yang dapat dicapai dalam
waktu yang tidak terlalu lama.

69

Soetomo, op.cit, hal. 141-143

59

d. Merangsang pencapaian kegiatan


Sehubungan tujuan sementara, ada kaidah perbuatan individu yang
menyatakan bahwa makin dekat individu kepada pencapaian tujuan maka
makin besar usaha untuk mencapai tujuan itu. Hal demikian dapat kita
gunakan untuk merangsang anak untuk mencapai tujuan itu. Caranya adalah
dengan selalu membuat anak sadar bahwa dia sedang mendekati tujuan yang
akan dicapainya.
e. Persaingan diri sendiri
Persaingan semacam ini dapat dilakukan dengan member tugas dalam
berbagai kegiatan yang harus dilakukan sendiri. Dengan sendirinya siswa
akan membandingkan kemampuannya dalam mengerjakan pekerjaan yang
lain dan akan mempergunakan upaya yang digunakan pada waktu
mengerjakan pekerjaan yang baik.
f. Pemberian contoh yang positif
Ada kebiasaan guru untuk membebankan pekerjaan itu pada siswa
saja, yang mana setelah memberikan tugas, misalnya guru meninggalkan
kelas untuk bekerja. Kebiasaan ini memang kurang baik. Untuk menggiatkan
anak bekerja setelah mendapatkan tugas, sebaiknya guru memberikan contoh
yang positif dalam melakukan pekerjaan dengan menyelesaikan tugas-tugas
tertentu, sehingga siswa-siswa dapat melihat bahwa guru sedang bekerja
dengan baik. Dengan demikian diharapkan juga siswa akan bekerja dan
belajar sebaik yang dilakukan oleh gurunya.

60

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya motivasi


belajar pada dasarnya untuk memberikan semangat siswa pada kegiatan
belajar. Sehingga dalam hal ini, motivasi belajar mempunyai peranan penting,
yaitu: menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat dalam belajar,
mencapai tujuan belajar yang optimal, menentukan ragam kendali terhadap
rangsangan belajar dan menentukan ketekunan dalam belajar.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Adanya

pemberian

motivasi

belajar

bagi

siswa

bertujuan

untuk

membangkitkan dan menggairahkan proses pencapaian puncak kreativitas dan


prestasi belajarnya seoptimal mungkin. Keberadaan motivasi juga berarti bagi
kegiatan belajar.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar, yaitu:
a. Faktor internal, meliputi situasi dan kondisi baik jasmani maupun rohani
siswa (berupa kesehatan fisik, kepribadian, watak, tingkah laku, cita-cita
dan lain-lain).
b. Faktor eksternal, meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa (berupa
keadaan alam, tradisi tempat tinggal, pergaulan teman sebaya, dan kehidupa
masyarakat)70

70

Dimyati dan Mudjiono, op.cit , hal. 99

61

c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.71
Selain

itu,

hal-hal

yang

mempengaruhi

dalam

motivasi

belajar,

diantaranya:72
a. Kemasakan
Untuk mengerti motivasi individu harus diperhatikan kemasakannya
baik fisik, psikis maupun sosial. Karena jika tidak diperhatikan akan
menimbulkan frustasi yang akhirnya mengurangi kapasitas belajar siswa.
b. Usaha yang bertujuan goal dan ideal
Tiap usaha untuk membuat goal dan yang lebih kuat adalah suatu
langkah menuju ke motivasi yang efektif.
c. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
Apabila

goal

sudah

terang

dan

siswa

diberitakan

tentang

kemajuannya, maka dorongan untuk usaha akan semakin besar. Kemajuan


perlu diberitahukan, karena dengan mendapatkan kemajuan ini siswa akan
merasa puas. Sesuai dengan low of effect dari Thorndike, kepuasan ini akan
membawa kepada usaha yang lebih besar.

71
72

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hal. 130
Ibid, hal. 130-135

62

d. Penghargaan dan hukuman


Penghargaan dapat berupa material atau yang lain seperti: sosial,
kedudukan, promosi yang berupa spiritual adalah pujian. Hukuman
merupakan motivasi negatif karena didasarkan rasa takut. Sehingga
kemungkinan dapat menghilangkan inisiatif, moral dan aspek pribadi.
e. Partisipasi
Adanya keinginan mengambil bagian dalam aktivitas-aktivitas siswa
untuk berpartisipasi yang dapat menimbulkan inisiatif dan memberikan
terwujudnya ide-ide yang lebih kreatif.
f. Perhatian insentif
Adanya perhatian termasuk salah satu cara untuk dapat memotivasi
siswa pada saat mereka sedang belajar. Motivasi yang baik adalah apabila
seluruh kepribadian orang yang belajar dapat ditimbulkan.
Menurut

pendapat

Dimyati

dan

Mudjiono,

motivasi

belajar

dipengaruhi oleh lima faktor, diantaranya:73


1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral,
kemauan dan nilai-nilai kehidupan serta perkembangan kepribadian. Cita-cita
yang akan dicapai siswa akan memperkuat semangat belajar dan

73

Dimyati dan Mudjiono, op.cit , hal. 97-100

63

mengarahkan perilaku belajar, sebab tercapainya suatu cita-cita akan


mewujudkan aktualisasi diri.
2. Kemampuan siswa
Kemampuan

siswa

untuk

mempelajari

sesuatu

akan

semakin

mendorong untuk mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan. Karena


keberhasilan yang dicapai dengan kemampuan yang dimilikinya tersebut akan
memuaskan dan menyenangkan hatinya.
3. Kondisi siswa
Kondisi yang meliputi jasmani dan rohani dapat mempengaruhi
motivasi belajar. Siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan
mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, siswa yang sehat, kenyang, dan
gembira akan mudah memusatkan perhatian saat siswa tersebut belajar.
4. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan yang berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya. Karena dengan kondisi lingkungan yang aman, tentra
maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

64

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran


Unsur-unsur yang dinamis ini merupakan unsure yang berkembang
mengikuti perkembangan zaman yang nantinya dapat membangkitkan
keinginan siswa untuk belajar.
6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah (adanya tertib
belajar, membina disiplin belajar dan membina tertib pergaulan serta
lingkungan) dan luar sekolah (keluarga, lembaga agama, pusat pendidikan
yang lain).
Dari uraian di atas, dapat simpulkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi
oleh faktor internal (seperti: kesehatan fisik, kepribadian, watak, dan tingkah laku)
dan faktor eksternal (seperti: keadaan alam, tradisi tempat tinggal, pergaulan
teman sebaya, kehidupan masyarakat, penghargaan, dan perhatian). Motivasi ini
perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal sebagai perwujudan
kemandirian yang terwujud dalam cita-cita, kondisi, dan kemampuan siswa dalam
mengatasi kondisi lingkungan dan dinamika siswa dalam belajar
5. Motivasi Belajar Perspektif Islam
Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan pijakan yang jelas
tentang tujuan dan hakikat pendidikan, yakni memberdayakan potensi fitrah
manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat
memfungsikan dirinya sebagai hamba yang siap menjalankan risalah yang

65

dibebankan kepadanya sebagai khalifah di muka bumi. Oleh karena itu,


pendidikan merupakan suatu proses membina seluruh potensi manusia sebagai
makhluk yang beriman dan bertaqwa, berfikir, dan berkarya yang bertujuan untuk
kemaslahatan diri dan lingkungannya.74
Pendidikan dalam Islam memperoleh tempat dan posisi yang sangat tinggi,
karena melalui pendidikan tersebut orang dapat memperoleh ilmu, dan dengan
ilmu orang juga dapat mengenal Tuhannya. Karena ilmu sangat menentukan,
maka pendidikan sebagai sebuah proses perolehan ilmu harus terus-menerus
dilakukan, di mana pun dan kapan pun berada.
Disamping itu, pendidikan dapat mencerahkan kehidupan masyarakat yang
terdiri dari orang-orang yang berpengetahuan cukup dan terdidik, merupakan
masyarakat yang unggul karena anggota-anggotanya dapat mencapai keunggulan
dan kemakmuran.
Ilmu pengetahuan adalah kawan di waktu sendirian, sahabat di waktu sunyi,
petunjuk jalan kepada agama, pendorong ketabahan di saat dalam kekurangan dan
kesukaran.75
Rasulullah saw bersabda:
Artinya: Mencari ilmu pengetahuan adalah kewajiban atas setiap orang
Islam (diriwayatkan oleh Ibnu Abdilbarr).76

74

Fahmy Alaydroes, Latar Belakang, Visi dan Format Sekolah Islam Terpadu.
www.jsit.or.id.Akses: 30 April 2010
75
Imam Alghazali, Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Mukmin, (Bandung: CV.
Diponegoro:1975), hal. 22

66

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam ajaran Islam memerintahkan kaum


Muslimin agar menuntut ilmu dan mempunyai motivasi yang tinggi. Mengejar
pendidikan merupakan kewajiban bagi setiap pemeluk agama Islam baik laki-laki
maupun wanita. Disamping itu, Islam mengajarkan kaum Muslimin agar berupaya
sekuat mungkin untu mengejar pendidikan sebagai kemajuan, bahkan jika hal itu
harus dilakukan dengan bepergian jauh ke negeri Cina.
Allah swt meninggikan pangkat sesuatu kaum karena ilmu pengetahuan
yang dimiliki. Allah swt juga menjadikan mereka sebagai pemimpin, penghulu,
dan pembimbing yang diikuti petunjuknya. Mereka juga sebagai penunjuk ke
jalan kebaikan, sepak terjangnya dicontoh, kelakuannya ditiru dan diteladani.

& %

#$!

! "
'

Artinya: Allah swt mengangkat orang-orang yang beriman dari


golonganmu semua dan juga orang-orang yang dikaruniai ilmu
pengetahuan hingga beberapa derajat (QS. Mujadalah; 11).77
Allah swt menciptakan manusia dan membekalinya dengan motivasi yang
dapat menggerakkannya untuk melakukan proses pemenuhan yang nantinya akan
menjadi sarana untuk dapat mempertahankan eksistensinya agar tidak binasa.78

76

Almath, op.cit, hal. 206-207


As-Syarif, op.cit, hal. 321
78
Muhammad Az-Zabalawi, Pendidikan Remaja antara Islam dan Ilmu Jiwa, (Jakarta:
GemaInsani Press, 2007), hal. 248
77

67

Motivasi adalah potensi fitrah yang terpendam, yang dapat mendorong


manusia untuk dapat melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan kepada
dirinya atau memuaskan kebutuhan primernya, atau menolak bahaya yang dapat
membawa kesakitan dan kesedihan kepadanya.79
Motivasi menurut Najaati yaitu kekuatan penggerak, yang membangkitkan
vitalitas pada diri makhluk hidup, menampilkan perilaku dan mengarahkannya ke
satu atau beberapa tujuan tertentu.80
As-Samaaluuthy juga mengungkapkan bahwa:Motivasi diartikan kondisi
internal (fisik ataupun mental, fitrah maupun perolehan) yang merangsang
perilaku, menentukan jenis dan orientasinya, serta mengantarkannya untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang dapat memuaskan salah satu aspek dari
kehidupan manusia81
Pemahaman Islam mengenai belajar, sangat berorientasi pada motivasi
internal. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa manusia ditekankan untuk
menuntut ilmu dari buaian sampai liang lahat. Pemahaman ini kemudian dijadikan
konsep untuk menggiatkan belajar seumur hidup (long life education).
Seperti yang telah di ungkapkan oleh Rosulullah SAW yang artinyaCarilah
ilmu mulai dari ayunan sampai masuk liang lahat (Hadits Tirmidzi).82

79

Ibid, hal. 191


Az-Zabalawi op.cit, hal. 191
81
Ibid
82
Dhofier dkk, op.cit, hal. 45
80

68

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa suatu proses pendidikan tersebut
harus dilakukan sejak anak dilahirkan (min al-mahdi) sampai ia meninggal (ila alLahdi). Demikian pentingnya pendidikan itu, sehingga harus dilakukan secara
terus-menerus oleh manusia sampai akhir hayatnya. Melalui pendidikan itu juga
nantinya dapat memajukan kehidupan.
Selain hadits tersebut juga disebutkan dalam hadits Turmudzi yang
Artinya:Dari Abu Darda r.a saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
Barang siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah swt akan
memudahkan jalannya menuju surga (HR Turmudzi).83
Dari sini dapat diketahui bahwasanya dalam ajaran Islam sangat
menganjurkan manusia untuk menuntut ilmu lebih tinggi, sehingga nantinya akan
menjadi motivasi seseorang untuk dapat rajin dan giat dalam belajar setiap saat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dalam
perspektif Islam yaitu kekuatan penggerak atau potensi fitrah yang terpendam
(kondisi dalam diri individu), yang dapat mendorong manusia untuk melakukan
sesuatu yaitu dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, sehingga dapat
mengarahkannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, Allah
swt menciptakan manusia dan membekalinya dengan motivasi yang dapat
menggerakkannya untuk melakukan proses pemenuhan dalam kegiatan belajar.
Sehingga Allah swt akan meninggikan pangkat kaum yang mempunyai ilmu

83

Dhofier dkk, op.cit, hal. 38

69

pengetahuan, karena Islam memerintahkan kaum muslimin baik laki-laki maupun


perempuan agar menuntut ilmu dan mempunyai motivasi yang tinggi.
C. Pembahasan Mengenai Hubungan Pengelolaan Perpustakaan Dengan
Motivasi Belajar Siswa.
Telah diketahui bahwa salah satu media dari proses pembelajaran adalah
perpustakan, melalui perpustakaan inilah semua anggota perpustakaan sekolah
terutama siswa dan guru dapat melengkapi pengetahuan yang diperolehnya
melalui buku panduan wajib yang ada pada kurikulum sehingga pengetahuan yang
diperolehnya

tersebut

dapat

dikembangkannya

sendiri

sesuai

dengan

perkembangan teknologi.
Dengan perpustakaan pula siswa dapat memahami pengetahuan lain yang
tidak diajarkan dibangku sekolah sehingga gambaran masa depanya telah terlukis
dalam benaknya sesuai dengan kegemaran serta potensi yang ada pada dirinya.
Pengelolaan perpustakaan meliputi berbagai macam kegiatan yang dimulai
dengan penginvestasian buku hingga penatan buku dirak, apabila pengelolaan ini
dilakukan dengan baik sesuai dengan peraturan yangf baku dilaksanakan maka
akan menimbulkan suasana yang nyaman untuk belajar dan berkreasi.
Kenyamanan pada perpustakaan tersebut menyebabkan siswa tidak
mengalami kejenuhan untuk berada didalamnya bahkan semakin termotivasi
untuk semakin giat belajar dan menggali lebih banyak lagi ilmu pengetahuan
sehingga mereka tidak akan ketinggalan dengan perkembangan teknologi serta

70

mampu untuk turut serta didalamnya dalam rangka mencapai tujuan kehudupan
yang sebenarnya yaitu mencapai sebuah kebahagiaan.
Keterkaitan lain dari danya pengelolaan perpustakan dengan motivasi
belajar siswa dapat dilihat dari adanya pengembangan materi pelajaran yang ada
dibuku panduah yang selalu berkembang dan tidak menutup kemungkinan bagi
siswa untuk membutuhkan kamus dan buku pelengkap lain yang belum
dimilikinya sehingga mereka membutuhkan sarana untuk mendapatkan literature
tersebut yang dalam hal ini adalah perpustakaan.
Seperti telah diketahui bahwa waktu penyampaian materi peljaran yang ada
di buku panduan sangatlah sempit apabila dibandingkan dengan tujuan akhir yang
ingin dicapai dari materi yang diajarkan, misalnya materi pelajaranaqidah akhlak
pada sub pokok bahasan aklakhul mahmudah, tujuan umum dari materi tersebut
agar siswa dapat berakhlak dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, tujuan ini
sangatlah luas dan menyangkut berbagai aspek seperti akhlak dalam bergaul,
menghormati guru, berbicara dan masih banyak lagi aspek pergaulan lain yang
harus dilaksanakan peserta didik dalam kehidupanya. Tidaklah mungkin bagi
seorang guru untuk menyampaikan materi akhlak mahmudah tersebut dengan
contoh yang sejelas mungkn sehingga lembaga pendidikan membutuhkan sarana
dan prasarana lain yang memadai yang dapat membantu siswa memahami materi
pelajaran yang diajarkan, sarana tersebut tidak lain adalah perpustakaan yang
apabila pemanfaatnaya adapat di optimalkan nmaka akan sangat membantu siswa
memahami materi akhlakul mahmudah yang diajarkan dan tujuan umumnya dari

71

materi tersebut adalah agar dapat tercapainya yaitu siswa dalam berakhlak yang
baik di lingkungan hidupnya.
Motivasi belajar merupakan suatu hal yang paling penting diberikan kepada
siswa karena tanpa hal tersebut siswa akan merasa cepat jenuh dengan materi
pelajaran yang diperolehnya dibangku sekolah yang pada akhirnya akan
menghambat keberhasilan pembelajaran. Pentingnya motivasi tersebut menuntut
pendidik untuk memahami kepribadian masing-masing peserta didik agar dapat
diketahui kelebihan dan kekurangannya yang dapat dijadikan pegangan untuk
memberikan bentuk motivasi yang tepat, misalnya bagi seorang siswa yang
mempunyai tingkat kemalasan tinggi pada mata pelajaran matematika maka
bentuk motivasi yang sebaiknya diberikan adalah dengan memberikan acungan
jempol ketika jawaban benar.
Dan pentingnya perpustakaan sebagai sarana pendidikan dan motivasi
sabagi sarana untuk mencapai keberhasilan pembelajaran maka sudah sewajarnya
apabila perpustakaan dikelola dengan baik disetiap aspeknya, baik pengadaan
bahan pustaka maupun mengelolanya. Apabila salah satu dari pengelolaan kurang
mendapatkan perhatian maka akn mengganggu rutinitas perpustakaan dan bahkan
juga akan mengganggu kegiatan perpustakaan yang lain.
Dari uraian tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa dengan
pengelolaan perpustakaan yang baik sebagai salah satu media pembelajaran akan
meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada hakekatnya sebagian dari

72

motivasi tersebut telah ada pada dirinya sendiri yang dikembangkannya dengan
perkembangan lingkungan belajar yang ada di sekelilingnya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
MTs Negeri Lawang terletak di Jalan Mandiri no 9, Desa Bendorejo,
Kecamatan lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Email/Website
mtsnlawang@yahoo.com.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan teknik korelasi. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan
data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2005
:12). Creswel (Alsa, 2003 : 13) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan
(skor atau nilai, peringkat atau frekuensi), yang dianlisis dengan menggunkan
ststistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya
spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu
mempengaruhi variabel lain.
Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional adalah penelitian yang
dimaksud untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel
atau beberapa variabel (Arikunto, 2005 : 247). Dengan teknik korelasi, maka
dapat mengetahui hubungan variabel yang satu dengan yang lain. Jenis
penelitian korelasional karena bertujuan untuk melihat hubungan antara

73

74

pengelolaan perpustaan sekolah dengan moivasi belajar siswa. Sehingga


penelitian ini dimaksud mengungkap fenomena yang ada pada obyek dan
menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif. Adapun rancangan dalam penelitian ini adalah :
Gambar 3.1
Bagan rancangan penelitian
Pengolahan
Perpustakaan
sekolah
(X)

Motivasi belajar
siswa
(Y)

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode kuantitatif yang artinya
jenis penelitian yang hasil akhirnya berbentuk bilangan-bilangan dan bersifat
homogen serta tehnik yang digunakan adalah tehnik purposive random sampling
yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan /
pertimbangan peneliti secara random / tanpa pandang bulu atau dengan cara
undian pada anggota sampling, dari hasil undian maka ditetapkan untuk dijadikan
sampel.

C. Data dan Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

75

seperti dokumen dan lain-lain.84 Sehingga beberapa sumber data yang


dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:
1.

Sumber data utama (primer) yaitu sumber data yang di ambil peneliti
melalui angke dan observasi.

2.

Sumber data tambahan (sekunder), yaitu sumber data di luar kata-kata


dan tindakan yakni sumber data tertulis, antara lain:
a. Profil MTs Negeri Lawang Malang
b. Dokumentasi-dokumentasi dari sekolah dan Perpustakaan
c. Observasi langsung terkait Pengelolaan Perpustakaan dengan
motivasi belajar siswa.
d. Penyebaran angket.
e. Struktur Organisasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang Malang
f. Data Pengunjung Perpustakaan MTs Negeri Lawang Malang

Dari keterangan di atas, maka sumber data utama yang menjadi sumber
informasi dalam penelitian ini adalah ketua Perpustakaan, yang nantinya akan
memberikan pengarahan kepada peneliti dalam pengambilan sumber data, dan
memberikan informasi serta rekomendasi kepada informan lainnya seperti
petugas sirkulasi, petugas pelayanan, dan lain-lainnya. Sehingga semua datadata yang diperlukan peneliti terkumpul sesuai dengan kebutuhan penelitian.

84

J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 157

76

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang yang menjadi sasaran

studi.85

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII, VIII dan IX di MTs
Negeri Lawang Malang Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Sampel
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Cara mengambil sampel
dalam penelitian ini adalah dengan sampling acak strata (Stratified Random
Sampling). Melalui penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 60
siswa yaitu 20 siswa perwakilan dari kelas VI, 20 perwakilan dari kelas VIII,
dan 20 siswa perwakilan dari kelas IX.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah daftar yang berisi serangkaian
pernyataan tertulis yang berisi sejumlah item mengenai sesuatu yang akan
diteliti dan harus dijawab oleh responden atau yang sering disebut angket.
Penyusunan angket pengolahan perpustakaan mengacu kepada

aspek

pengolahan bahan, inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi penataan dan


pelayanan serta koleksi buku(pengolahan perpustakaa sekolah) kemudian
angket tentang motivasi belajar meliputi tingkah laku, tujuan, dorongan dan
kepuasan serta pengaruh belelajar siswa. Dalam tiap-tiap variable terdiri dari
10 item dan jumlah keseluruhanya adalah 20 item soal dengan perincian
sebagai berikut:

85

Ibid..

77

TABEL 3.2
KISI-KISI ANGKET

Variabel

Indikator Variabel

Pengolahan
perpustakaan
sekolah

a. Sistim kerja perpustakaan,

b. Perkembangan Perpustakaan

Motivasi belajar
siswa

Nomor Angket
Positif Negatif
(+)
(-)
1,2,
3,4,
5,6.
10,11,
19, 20

c.
Pengaruh
perpustakaan
terhadap motivasi siswa
d. motivasi belajar
adanya perpustakaan

7,8,
12,13,
15,18
siswa 9,16,
17,

14

TABEL 3.3
SKOR JAWABAN ANGKET
PENGOLAHAN PERPUSTAKAAN DAN MOTIVASI BELAJAR

Positif (+)

Negatif (-)

Jawaban

Skor

Jawaban

Skor

Sangat Setuju

Sangat Setuju

Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Ragu-ragu

Sangat tdk setuju

Sangan tdk
setuju

Kemudian hasil seluruh jawaban siswa dengan melihat rata-rata jumlah


skor, dengan klasifikasi sebagai berikut:

78

TABEL 3.4
KLASIFIKASI SKOR ANGKET PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN
SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Keterangan Jumlah Skor
Klasifikasi
Jawaban
55-61
Rendah
62-68
Sedang
69-77
Tinggi

Dalam penelitian ini peneliti menguji hubungan antara pengelolaan


perpustakaan sekolah dengan motivasi belajar siswa di MTs Negeri lawang.
1. Variabel bebas (independent variable) pengelolan perpustakaan.
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah motivasi belajar siswa yang
diukur pada angket.
F. Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data. Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan sistematika
fenomena yang diselidiki. Jenis observasi yang dipakai adalah observasi tak
terstruktur. Dalam hal ini peneliti tidak mempersiapkan catatan tentang
tingkah laku tertentu apa saja yang harus diamati. Peneliti mengamati arus
peristiwa dan mencatatnya atau meringkasnya untuk kemudian dianalisis.86
Peneliti mengamati kondisi (gedung, kelas, lingkungan, sarana-prasarana,
dan motivasi datang ke perpustakaan, dll) di MTs Negeri Lawang. Peneliti
mulai melakukan observasi pada tanggal 10 April 2010.
86
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunujuk Praktis Untuk Peneliti Pemula (Yogyakarta:
UGM Press, 2006), hlm. 74

79

b. Angket
Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan
melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah
pengawasan peneliti. Responden ditentukan berdasarkan teknik sampling.
Angket yang dipakai adalah kuesioner tertutup yaitu peneliti menyediakan
jawaban-jawaban yang dapat dipilih oleh responden untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan.87
Angket pada penelitian ini untuk mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa dengan pengolahan perpustakaan
sekolah yang tersedia. Penyebaran angket dilakukan pada hari senin 12
April 2010 setelah upacara bendera. Angket dibagikan sendiri oleh peneliti
kepada 70 siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Responden
terdiri dari 20 siswa yang nasing-masing perwakilan dari kelas VII, VIII dan
IX. Jenis angket yang dipakai adalah angket tertutup. Peneliti sudah
menyediakan jawaban yang dapat dipilih oleh responden untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Pilihan jawaban yang disediakan adalah sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, dan sangan tidak setuju. Skor untuk jawaban
sangat setuju 4, setuju 3, ragu-ragu 2 dan sangat tidak setuju 1.

87

Yuswianto, loc. Cit.

80

c. Dokumentasi.
Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen baik tertulis, gambar maupun elektronik.88 Dalam
penelitian ini mengambil dokumentasi Data jumlah buku yang ada di
perpustakaan MTs Negeri Lawang, Program kerja perpustakaan di MTs
Negeri Lawang, grafik data peminjaman buku harian di perpustakaan MTs
Negeri Lawang, grafik data pengunjung perpustakaan MTs Negeri Lawang,
sruktur organisasi, tata tertip perpustakaan dan denah lokasi perpustakaan di
MTs Negeri Lawang, yang dapat diperoleh dari Guru Petugas Perpustakaan
di MTs

Negeri

Lawang pada tanggal 14 April 2010. Selain itu juga

mengambil data tentang sejarah berdirinya MTs Negeri Lawang, profil


sekolah, struktur organisasi, jumlah siswa, jumlah guru dan sarana prasarana
pada tanggal 19 april 2010.
d. Wawancara
Wawancara adalah adalah alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan
pula. Wawancara penelitian ini hanya sebagai penguat hasil angket.
Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara terstruktur. Yaitu
pedoman wawancara yang pertanyaan dan alternative jawaban yang
diberikan kepada subjek telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pewawancara,
agar jawabannya dapat dengan mudah dikelompokkan dan dianalisis.89

88

Nana Syaodih Sukma, op.cit., hlm. 221

89
Donald Ary, dkk, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, terj., Arief Furchan, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1982), hlm. 248

81

Peneliti melakukan wawancara kepada petugas perpustakaan pada tanggal


24 April 2010. Sedangkan wawancara dengan 2 perwakilan siswa kelas VII
dan VIII pada tanggal 24 April 2010.
G. Analisis Data
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis atau mengolah data
yang diperoleh agar dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah
diajukan. yaitu:90
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih
mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instrmen dikatakan valid apabila
mampu mengkur apa yang diinginkan. Menurut Suharsimi, secara spesifik uji
validitas dilakukan dengan rumus Product Moment. Dalam hal ini peneliti
menggunakan komputer program SPSS 15.0.
Rumus:

Keterangan :
r = koefisien determinan

n = jumlah sample

t = nilai sebaran
Dalam hal analisis item, Masrun menyatakan bahwa item yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang
tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi

90

Moh. Nazir, Metodologi penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 346-355.

82

pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau
r = 0,3. Jadi kalau korelasi anatara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka
butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.91
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan arti bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, dan dapat diandalkan.
Untuk menguji reliabilitas suatu instrumen dapat dilakukan dengan rumus
Alpha Cronbach. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Menurut
Mohd Majid Konting (2000), nilai reliabilitas Alpha Cronbach dengan nilai 0,6
sering digunakan sebagai nilai reliabilitas dalam penelitian.92
Rumus Alpha Cronbach: 93
r11 = ( k ) (1 (k - 1)

Keterangan:
r11= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b = jumlah varians butir
2
= varians total
t

91

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, 2008 hal 188
Iskandar. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. (Jakarta : Gaung Persada Press, 2009), hal 95
93
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), (Jakarta.PT Rineka Cipta,
2006), hal 196
92

83

3) Pengujian hipotetsis
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara
terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris.
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu
kepputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis tersebut. Dalam
suatu penelitian, hipotesis merupakan pedoman karena data yang dikumpulkan
adalah data yang berhubungan dengan variabel-variabel yang dinyatakan dalam
hipotesis tersebut.94
Adapun pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:95
Uji chi- Square
Uji Perbedaan antara dua variable atau lebih, dan dalam penelitian ini di
gunakan rumus:

Frekuensi yang diobservasi


Frekuensi yang diharapkan
chi- Square

94
95

Iqbal Hasan, op. cit., hlm. 31.


Ibid., hlm. 61-63.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Data
1. Latar Belakang Objek
a. Sejarah Berdirinya MTs Negeri Lawang
MTs Negeri Lawang terletak di
Kecamatan

lawang,

Kabupaten

Jalan Mandiri no 9, Desa Bendorejo,

Malang,

Jawa

Timur,

Email/Website

mtsnlawang@yahoo.com.
MTsN Malang III Fillial di Lawang semula adalah Madrasah Tsanawiyah
AlMaarif Lawang yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1983 atas prakarsa Bapak
H.M.Farchan Ketua Lembaga Pendidikan AlMaarif Lawang. Prakarsa tersebut
dilimpahkan kepada Bapak Drs. Masyhudi Ahmad dengan modal sebesar Rp
10.000,- modal tersebut digunakan untuk segala sesuatu yang berkenaan dengan
persiapan tahun ajaran baru 1983/1984. Alhamdulillah Madrasah Tsanawiyah
AlMaarif Lawang dapat berdiri dengan murid tahun pertama berjumlah 24 orang,
menempati gedung Sekolah Dasar Islam Jalan Untung Suropati 530 Lawang.
Kepala Sekolahnya adalah Drs. Masyhudi Ahmad, Wakil Kepala Sekolah Bapak
H.M.Farchan dibantu oleh staf pengajar : Ibu Kus mardiyah, Bapak Mohammad
Suud, Bapak N. Chanafi M., Ibu Masyitah, Bapak Iman Aruman, Bapak Rahmat
Suyono, Bapak H. Achmad Hadi (Kepala Kelurahan Kec. Lawang), Bapak
Mundzir Maruf, BA (Kepala KUA Kec. Lawang), Bapak Achmad Ramelan dan

84

85

staf Tata Usaha yaitu Ibu Fitriyatul Masruro. Mereka semua dengan ikhlas
mengabdikan dirinya bersama-sama demi tegak dan bangunnya Madrasah.
Pada tahun ajaran 1984/1985 murid kelas 1 berjumlah 30 orang, pada
tahun ini pemerintah memberi kepercayaan kepada Madrasah bagaimana kalau
sekiranya dinegerikan. Setelah melalui pertemuan Dewan Guru, Pengurus
Yayasan dan tokoh-tokoh masyarakat mereka sepakat menerima penawaran
tersebut. Setelah diadakan pemeriksaan oleh Team Penjajakan persiapan Fillial
Kanwil. Depag. Prop. Jawa Timur, maka dinyatakan memenuhi syarat dan
ditetapkan sebagai Madrasah Tsanawiyah Persiapan Fillial Negeri Lawang.
Pada tahun ajaran 1985/1986 murid kelas 1 berjumlah 49 orang, keadaan
Madrasah makin lama makin berkembang dengan dibantu oleh Pengurus BP.3
antara lain : Bapak Moh. Naim, Bapak Achmad Subandi, Bapak serma Saimin,
Bapak Kasiyan dan Ibu Arbaniyah.
Pada tahun ajaran 1986/1987 Madrasah dinyatakan resmi menjadi
Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang III Fillial di Lawang dengan murid kelas 1
berjumlah 106 orang, sehingga murid keseluruhan akhir tahun ajaran 1986/1987
tercatat berjumlah 166 orang.
Kemudian pada tahun 1993/1994 Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang
III Fillial di Lawang dinyatakan resmi menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri
Lawang dengan SK Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 244 Tanggal 25
Oktober 1993 tentang Pembukaan dan Penegrian Madrasah hingga sampai
sekarang tahun 2003/2004 dengan jumlah muris kelas 1 = 206, kelas 2 = 197,
kelas 3 = 190, sehingga jumlah keseluruhan menjadi 593.

86

Semoga Allah SWT. senantiasa member rohmat, taufik serta hidayah-Nya


kepada seluruh keluarga Besar MTsN Lawang. Amin.96
b. Visi, dan Misi MTs Negeri Lawang
Visi :
Unggul Prestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa
1. Unggul dalam pembinaan keagamaan Islam.
2. Unggul dalam peningkatan prestasi UNAS.
3. Unggul dalam prestasi Bahasa Arab.
4. Unggul dalam prestasi Bahasa Inggris.
5. Unggul dalam prestasi Olahraga.
6. Unggul dalam prestasi Kesenian.
7. Memiliki lingkungan Madrasah yang nyaman dan kondusif untuk
belajar.
8. Mendapatkan kepercayaan dari masyar
Misi :
1. Menumbuhkembangkan sikap dan amaliah keagamaan Islam
2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga
setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi
yang dimiliki
3. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga Madrasah baik dalam prestasi akademik maupun non akademik
4. Menciptakan lingkungan Madrasah yang sehat, bersih dan indah
5. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal
6. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
Madrasah dan Komite Madrasah.97

96
97

Dokumentasi MTs Negeri Lawang 2010


Dokumentasi MTs Negeri Lawang 2010

87

c. Struktur Organisasi di MTs Negeri Lawang


Struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang merupakan
jajaran penyelenggara, pengelolaan, pengembangan dan keberhasilan dalam
mencapai visi dan misinya, adapun struktur organisasi MTsN Lawang sebagai
berikut :
TABEL I

4.1 Struktur Organisasi MTsN Lawang Tahun Pelajaran


2009/201098
KEPALA SEKOLAH
H. ACHMAD SAID, M. AG

KOMITE SEKOLAH
Drs. H. QISMUL HADI

TATA USAHA
LAILI AVIATI

WAKA MADRASAH
Urusan Sarpras
Drs. Trijahyono
Budiharjo

Kord. MGMP Matematika


Dra.DiyahSuryaningsih

Urusan Kurikulum
Dra. Diyah
Suryaningsih

Urusan Hub. Kerjasama Masy.


Tiyas Untoyo, S.Pd

Kord. MGMP
SosKewarganageraan
TiyasUntoyo, S.Pd

Kord. MGMP Agama

Kord. MGMP IPS

Jauhardi, S. Pd

Drs. Wardi

Kord. MGMP B. Indonesia

Kord. MGMP B. Inggris

Drs. Imam Hujali

RokhanaIdayani, S. Pd

Kord. MGMP IPA

Wali Kelas

NurulProklamasinta

Guru Mata
Pelajaran

Guru (BP)

Tenaga
Kependidik

SISWA
98

Company Profile Mtsn Lawang, Tahun 2008

88

Selanjutnya adalah deskripsi tentang struktur organisasi tata usaha


Madrassah Tsanawiyah Negeri Lawang sebagai berikut :
TABEL II
4.2 Struktur Organisasi Tata Usaha MTsN Lawang Tahun
Ajaran 2009/201099
KEPALA SEKOLAH
H. ACHMAD SAID, M. AG

KAUR TATA USAHA


LAILI AVIATI

BENDAHARA GAJI
Drs. SUTITO

ADM. SURAT
KHOIRUL BANYAH

BENDAHARA KMT
ERNA FIDIYAH, BA

OPERATOR KOMPUTER
IMAM BASORI

INVENTARIS
MAX DJAJAPRAWIRA

PERPUSTAKAAN
Drs. SASI EKANI W.

KEBERSIHAN
IRVAN AGUNG MARETNO

99

Company Profile Mtsn Lawang, Tahun 2008

PRESENSI
KOMARIA ULFAH

SECURITY
MUASIM

89

4.3 Keadaan Guru di MTs Negeri Lawang100


Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah Guru
PNS
KEMENAG

PNS
DIKNAS

PT

PTT

JUMLAH

11

14

17

23

25

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

GTT

40

4.4 Daftar Guru MTs Negeri Lawang101


Nama
Jenis

NIP

ACHMAD SAID

LAKI-LAKI

195405131979031002

WARSI

PEREMPUAN

196807011993032003

ROKHANA IDAYANI

PEREMPUAN

196202231987032003

SAADIH SIDIK

LAKI-LAKI

196905061998031002

DEWI MASITAH

PEREMPUAN

150384486

SRI MASDIENI

PEREMPUAN

150392667

DIYAH SURYANINGSIH

PEREMPUAN

196904231995032001

TIYAS UNTOYO

LAKI-LAKI

196112231989031001

ULUMIN NADHIROH

PEREMPUAN

196304271992032001

SIH WIAJENG

PEREMPUAN

132136012

NURUL PROKLAMASINTA

PEREMPUAN

197108171995122001

ERNAWATI WAHYU NURDIA

PEREMPUAN

197112181997032007

ASMU'I

LAKI-LAKI

196907031994031005

SUTITO

LAKI-LAKI

196705111995031001

ERNA FIDIAH

PEREMPUAN

195912041987032002

EMY DWISTYOWATI

PEREMPUAN

196703121994122004

IMAM HUJALI

LAKI-LAKI

196408252003121001

INDAH AFIFA

PEREMPUAN

197208062003122001

UMI KULSUM

PEREMPUAN

RUSMIATI

PEREMPUAN

SASI EKANI WARDATININGSIH

PEREMPUAN

TRI TJAHJONO BUDI RAHARDJO

LAKI-LAKI

196609041994031002

SAIPUL HADI

LAKI-LAKI

132160062

HIMYATUL AMANAH

PEREMPUAN

WARDI

LAKI-LAKI

MAHMIYAH

PEREMPUAN

100

Dokumentasi MTs Negeri Lawang 2010

101

Dokumentasi MTs Negeri Lawang 2010

197806092005012006
150398471
197504302007102001

90

27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

AHMAD SUNYOTO

LAKI-LAKI

SUPRAYITNO

LAKI-LAKI

AHMAD BAHAUDIN

LAKI-LAKI

HILMATUL AZZAH TSANIYATI

PEREMPUAN

ENY SETIYOWATI

PEREMPUAN

LAILI AVIATI

PEREMPUAN

196204211991032003

MAX DJAJAPRAWIRA

LAKI-LAKI

196604241989031003

KOMARIA ULFAH

PEREMPUAN

IMAM BASORI

LAKI-LAKI

MU'ASIM

LAKI-LAKI

IRVAN AGUNG MARETNO

LAKI-LAKI

150402720
-

KHAIRUL BARIYAH

PEREMPUAN

IDA LAILATUL FITRIYAH

PEREMPUAN

M. CHOIRUL ANWAR

LAKI-LAKI

4.5 Data keadaan siswa tahun 2009/2010102


Data siswa

Kelas IX
202
Jumlah

Kelas VIII
204

Kelas VII
246
652

d. Sarana Prasarana di MTs Negeri Lawang


MTs Negeri Lawang memiliki 24 Ruang Kelas, 2 Laboratorium IPA, 1
Laboratorium Bahasa, 2 Laboratorium Komputer, 1 Ruang Multimedia, 1 Ruang
Media, 1 Ruang Perpustakaan, 1 Ruang Guru, 1 Ruang KTU, 1 Ruang TU, 1
Ruang Kepala Sekolah, 1 Ruang Wakil Kepala Sekolah, 1 Ruang Kurikulum, 1
Ruang Tamu, 1 Ruang BK, 1 Koperasi, 1 Lapangan Basket, 1 Lapangan Voli, 1
Aula, 1 Masjid, 2 Kamar Mandi Guru, 12 Kamar Mandi Siswa, Gudang, 2 Tempat
Parkir, 1 Ruang UKS, 1 Ruang OSIS, Dapur dan 2 Kantin. MTs ini mempunyai
kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Seni Musik Banjari, qiraah, Drum
band,Bola Voli, danBola Basket.103

102

Dokumentasi MTs Negeri Lawang 2010

103

Dokumentasi MTs Negeri Lawang 2010

91

e. Data tentang pengelolaan Perpustakan di MTs Negeri Lawang


4.6 Struktur Organisasi Perpustakaan
Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang104

KEPALA SEKOLAH
H. ACHMAD SAID, M. AG

PENANGGUNG
JAWAB TEHNIS
KHOIRUL BADRIYAH

UMUM
SASI E

SIRKULASI
KHOIRUL

PENANGGUNG
JAWAB
Dra. SASI EKANI W

PELAYANAN
ENI S

GURU BIDANG
STUDI

SISWA KELAS
VII, VIII, IX

4.7 Tata Tertib MTs Negeri Lawang105


1. Siswa tidak diperkenankan membawa tas, makanan dan minuman di
dalam ruangan perpustakaan
2. Letakkan tas pada tempat yang telah disediakan
3. Siswa harus mengisi buku daftar kunjungan apabila masuk kedalam
perpustakaan
4. Letakkan tas pada tempat yang telah disediakan
5. Siswa tidak diperkenankan bergurau di dalam ruangan perpustakaan

104

Dokumentasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang 2010

105

Dokumentasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang 2010

92

6. Setelah membaca buku diharapka meletakkan pada tempat semula


7. Peminjaman buku paling banyak 3 buku dalam sekali peminjaman
8. Waktu peminjaman 5 hari
9. Pengembalian buku melebihi batas waktu yang telah ditentukan akan
dikenakan denda Rp. 300,- per buku
10. Siswa wajib membawa kartu anggota perpustakaan sendiri apabila
hendak meminjam buku
11. Dilarang membawa buku tanpa seizing petugas

93

4.8Denah Ruang Perpustakaan MTs Negeri Lawang106

R
A
K
1

Rak 2

Rak 3

R
a
k
5

R
a
k
4

Meja baca 1
Lemari
M
e
J
a
2

Rak 6
Meja baca 2

Meja 1

Rak Koran
M
e
J
a
4

Meja 3

komputer
Rak 7
Audio

Keterangan :
U
Rak 1
koleksi buku pelajaran kelas VII
Rak 2
koleksi buku pelajaran kelas VIII
Rak 3
koleksi buku pelajaran kelas IX
Rak 4
koleksi buku pegangan guru
Rak 5
koleksi buku fiksi dan non fiksi / umum
Rak 6
koleksi buku baru
S
Rak 7
koleksi buku penunjang dan pegangan guru
Meja 1 meja absen
Meja 2 meja pengembalian buku
Meja 3 meja peminjaman bukMeja 4
meja untuk meletakkan tas dan buku siswa

106

Dokumentasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang 2010

94

4.9 Data jumlah Buku Perpustakaan MTs Negeri Lawang 107


JUDUL
BUKU

Aqidah
B. arab
SKI
Fiqih
Qurdist
MTK
B.ing
B.ind
Biologi
Fisika
Kimia
IPA
Ekonomi
Sejarah
Geografi
IPS
PKN
Sosiologi
Penjakes
Kertakes
TIK
JUMLAH

Pegangan guru
Jml.
Judul
2
1
2
2
1
11
5
15
9
8
3
6
4
4
3
4
1
2
1
5
2
91

Jml.
Buku
8
11
21
21
1
78
34
65
72
64
6
41
15
17
13
19
9
4
14
29
10
552

Buku Siswa
Jml.
Judul
3
5
3
4
5
5
6
2
2
5
1
4
2
3
5
55

Jml.
Buku
530
672
450
678
723
1108
1291
788
953
1146
130
514
454
474
529
10440

Buku
Penunjang
Jml.
Jml.
Judul
Buku
2
7
3
98
2
3
3
5
3
5
2
2
1
1
2
2
2
2
20
125

Jumlah Judul Buku Fiksi dan Non fiksi = 199 Judul Buku
Jumlah Total Buku Fiksi dan Non fiks i= 13.118
4.10 Jadwal kunjungan kelas ke Perpustakaan108
Kelas
VII A
VII B
VII C
VII D
VII E

Minggu 1
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
-

Minggu 2
Senin

107

Dokumentasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang 2010

108

Dokumentasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang 2010

Minggu 3
-

Minggu 4
-

95

VIII A
VIII B
VIII C
VIII D
VIII E
IX A
IX B
IX C
IX D

Selasa
Rabu
Kamis
-

Senin
Selasa
Rabu
Kamis
-

Senin
Selasa

4.11 Data pengunjung Perpustakaan MTs Negeri Lawang


109

Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
juni

109

2007-2008
96
1490
1375
850
850
1020
170
1275
1190
425
170
255

Dokumentasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang 2010

2008-2009
104
1615
1275
170
765
1020
340
935
850
850
595
190

2009-2010
154.
2125
1955
310
1955
2890
765
3145
2210
2635
1000
205

96

4.12 Grafik data Pengunjung Perpustakaan


MTs Negeri Lawang110

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya rata-rata


siswa berkunjung ke perpustakaan sekolah semakin meningkan jadi motivasi
siswa untuk selalu datang keperpustakaan sekolah sudah baik, jika di
prosentasekanrata-rata tiap bulan dan tiap tahun 20 % angka meningkat.
Berdasarkan Hasil wawancara denganKhoirulBadriyah Pengurus
Perpustakaan sekolah mengatakan bahwa:
kedatangan siswa ke perpustakaan biasanya bukan hanya untuk
meminjam buku saja, akan tetapi banyak juga sebagian siswa datang ke
perpustakaan untuk sekedar belajar atau jika ada jam kosong tidak sedikit dari
mereka yang datang ke perpustakaan. 111

110

Dokumentasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang 2010

111

Wawancara dengan Khoirulbadriyah Pengurus Perpustakaan MTs Negeri Lawang

97

4.13 Data peminjaman Buku harian Perpustakaan


MTs Negeri Lawang112
Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
juni

2007-2008
298
275
170
170
204
34
255
238
85
34
51

2008-2009
323
255
34
153
204
68
187
170
170
119
38

2009-2010
425
391
62
391
578
153
628
442
527
200
41

4.14 Grafik data Peminjaman Buku Harian Perpustakaan


MTs Negeri Lawang113

112

Dokumentasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang 2010

113

Dokumentasi Perpustakaan MTs Negeri Lawang 2010

98

Melihat hasil dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setiap harinya
jumlah siswa yang meminjam buku semakin meningkat, dari hasil tersebut dapat
disimpulkan pula pula kedatangan siswa ke perpustakaan untuk menambah
pengetahuan mereka sudah cukup baik terbukti pada bulan bulan Februari tahun
2010 mencapai 629 buku yang keluar atau di pinjam oleh siswa.

2. PENGUJIAN HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho: Terdapat hubungan positif dan signifikan antara hubungan pengelolaan
perpustakaan dengan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Lawang.
H1: Terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara hubungan pengelolaan
perpustakaan dengan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Lawang.
Dari hipotesis di atas, peneliti memiliki dugaan sementara bahwa
terdapat pengaruh positif yang signifikan terhadap hubungan pengelolaan
perpustakaan dengan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Lawang.
1. Uji Validitas
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap pengelolaan
perpustakaan, peneliti menggunakan angket.Namun terlebih dahulu item
pertanyaan pada angket diuji validitas dan reliabilitas sebelum digunakan
untuk mengumpulkan data.
Setiap variable dikatakan valid jika:
= 0,1985, jadi r dikatakan valid jika r

99

Keterangan :
r = koefisien determinan

n = jumlah sample

t = nilai sebaran

Tabel 4.15
Uji Validitas
Item
Pertanyaan
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20

Harga Koefisien R

Keterangan

333
099
558
422
428
299
292
025
436
606
500
585
560
475
-265
-091
660
713
492
633

V
T
V
V
V
V
V
T
V
V
V
V
T
V
T
T
V
V
V
V

100

Dari 20item soal, setelah di uji validitas dengan program SPSS 15.0 for
Windows ada 5 item soal yang tidak valid.Sehingga dalam penelitian ini hanya 15
item soal yang dipakai.(Angket bisa dilihat di lampiran).
2. Reliabilitas Angket
Setelah instrument diuji validitas, maka selanjutnya item soal yang
valid diuji reliabilitas.Teknik yang dipakai adalah teknik belah dua (splithalf-method) dengan SPSS 15.0 for windows.

Case Processing Summary

Cases

N
70

Valid
Excluded(a)
Total

%
100.0

.0

70

100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.


Reliability Statistics
Cronba
ch's
Alpha
.833

N of
Item
s
20

Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa harga koefisien


alfa hitung untuk variable >0,1985, yaitu 0,833>0,1985. Maka dapat
disimpulkan bahwa angket ini reliable.Dengan demikian semua pertanyaan
untuk variable dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Dari hasil angket 15 item soal yang valid diperoleh data yang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

101

Setelah jumlah skor dibagi oleh jumlah responden (5981: 70), maka
hasil yang diperoleh adalah 85,4428571. Hal tersebut dapat kita lihat pada
tabel berikut ini :
TABEL 4.16
KLASIFIKASI JUMLAH SKOR JAWABAN SISWA

Klasifikasi

Jumlah Siswa

50-65
66-85
86-100

2
30
38

Keterangan
Jumlah Skor
Rendah
Sedang
Tinggi

Prosentase
(%)
2,8
42,9
54,3

Skor jawaban harapan maksimal adalah 100, dan skor jawaban minimalnya
adalah 25.Namun dalam jawaban angket, diperoleh skor jawaban maksimal adalah
100, dan skor jawaban minimal adalah 54.
Dari tabel klasifikasi jumlah skor siswa, diperoleh hasil bahwa sebanyak 2
siswa (2,8%) menganggap bahwa tingkat motivasi belajar siswa dengan adanya
perpustakaan adalah rendah. Dari 30 siswa (42,9%) memberikan jawaban bahwa
tingkat motivasi belajar siswa dengan adanya perpustakaan adalah sedang. dan
sebanyak 38 siswa (54,3%) menganggap bahwa tingkat motivasi belajar siswa
dengan adanya perpustakaan adalah tinggi. Jadi, tingkat motivasi belajar siswa
dengan adanya perpust akaan menurut pendapat siswa dianggap tinggi, yakni
antara sebanyak 38 siswa (54,3%).
Motivasi belajar siswa diambil dari angket yang telah disebarkan oleh
peneliti yang kemudian diolah dan disimpulkan dalam pernyataan.

102

3.

Uji Hipotesis dengan Chi-Square


Untuk mengetahui perbedaan antara motivasi belajar dan pengelolaan
perpustakaan, terlebih dahulu dilakukan uji hipotesis dengan metode analisis
statistik Chi-Square, dengan rumus :
2

f 0 fe
fe

Frekuensi yang diobservasi


Frekuensi yang diharapkan
chi- Square

TABEL 4.17
Analisis data tentang
pengelolaan Perpustakaan sekolah
Skor
jawaban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

5
SS
15
1
21
20
15
26
19
25
19
33

4
S
38
46
30
42
35
26
44
43
39
32

3
RR
17
23
12
8
17
18
7
2
10
3

2
TS

1
STS
0
0
6
0
3
0
0
0
1
1

Jumlah
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1

70
70
70
70
70
70
70
70
70
70

TABEL 4.18
Analisis data tentang
motivasi belajar siswa
Skor
jawaban
1
2
3
4

5
SS
17
26
23
28

4
S
27
31
28
29

3
RR
21
11
18
10

2
TS
4
0
1
2

1 Jumlah
STS
1
70
1
70
0
70
1
70

103

2
25
29
25
12
24

5
6
7
8
9
10

41
37
28
32
44
34

26
8
12
11
10
9

1
0
1
1
3
1

0
0
0
1
0
2

70
70
70
70
70
70

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
perpust1 *
motivasi1

Missing

Percent

70

100,0%

Total

Percent

,0%

70

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
McNemar-Bowker Test

Value
13.196(a)
17.327

Asymp. Sig.
(2-sided)

df
8
8

.105
.027

9.922

.002

.(b)

N of Valid Cases

70

a 9 cells (60.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is .21.
b Computed only for a PxP table, where P must be greater than 1.

Anlisis Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengelolaan perpustakaan
dengan motivasi belajar siswa
H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara pengelolaan perpustakaan
dengan motivasi belajar siswa.
Dipilih tingkat signifikansi 0,05 Nilai chi-square dengan tingkat signifikansi
0,05 adalah

0,05;(3-1) (5-1)=15,51(nilai chi-square tabel)

Percent
100,0%

104

Penarikan kesimpulan:
tolak Ho
terima Ho
Dari out put terlihat bahwa nilai chi-square hiting adalah 13.196 yang mana
nilainya

kurang dari chi-square tabel sebesar 15,51. Jadi dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara motivasi belajar dengan pengelolaan perpustakaan di


MTs Negeri Lawang, seperti pada tabel di chi-square di atas..

BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Berdasarkan

hasil penelitian dapat diketahui bahwa Pengelolaan

perpustakaan MTs Negeri Lawang Malang sudah baik, hal itu dapat ditunjukan
dari 54,3% responden menjawab baik.
Seperti pendapat ahli bahwasanya Perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama adalah bagian integral dari lembaga pendidikan tempat menyimpan
koleksi bahan pustaka yang dikelolah dan diatur secara sistematik untuk
digunakan oleh murid dan guru sebagai sumber bahan informasi, dalam rangka
menunjang program belajar dan mengajar di sekolah.114
Koleksi perpustakaan mencakup kumpulan sumber informasi dalam
berbagai bentuk yang telah dipilih sesuai dengan tujuan program pendidikan
sekolah yang bersangkutan, mencakup dan menunjang semua bidang studi,
memberikan

pengetahuan

umum

yang

sesuai

dengan

tingkat

kecerdasan,kemampuan baca, dan perkembangan jiwa murid dan tuntutan profesi


guru.115
Selain dari pada itu, di perpustakaan MTs Negeri Lawang Malang juga
diterapkan denda bagi yang terlambat mengembalikan buku sebesar Rp 100 setiap
harinya per- buku, dan dikenakan denda wajib mengganti bagi siswa yang
menghilangkan buku. Kalau buku yang dihilangkan tidak ada dipasaran, siswa

114

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah


Menengah Tingkat Pertama. Jakarta: Balai Pustaka., 1998, hal 1
115
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op Cit, hal 15

105

106

bisa menggantinya dengan buku lain yang kadar isi dan harganya hampir sama.
Dengan membayar denda siswa dibiasakan disiplin.
Koleksi perpustakaan sekolah seharusnya selalu tumbuh selaras dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tidak saja koleksi itu harus
selalu ditambah, tetapi juga harus dijaga agar koleksi itu selalu yang mutakhir.116
Agar proses pelayanan sirkulasi dapat berjalan lancar, perlu dibuatkan
peraturan perpustakaan sebagai dasar tata terbit dalam menjalankan segala
kegiatan itu. Peraturan perpustakaan itu secara resmi dituangkan sebagai peraturan
sekolah yang ditanda-tangani oleh kepala sekolah yang perlu ditaati, baik oleh
murid maupun oleh guru. Peraturan perpustakaan itu hendaknya singkat, padat,
tetapi jelas dan setiap perpustakaan hendaknya menggunakan

peraturan

tersebut.117
Jadi dapat di simpulkan bahwa perpustakaan yang ada di MTs Negeri
Lawang Malang sudah baik..
B. Motivasi Belajar Siswa MTs Negeri Lawang
Dari hasil penelitian tentang motivasi diperoleh data bahwa pada siswa MTs
Negeri Lawang rata-rata memiliki tingkat motivasi belajar pada kategori cukup
baik yaitu berjumlah 63,33 % dari 70 responden.
Sebelum orangtua mencap anaknya tidak mempunyai motivasi belajar,
hendaknya mereka mengerti dulu tentang motivasi, seperti yang diungkapkan oleh

116
117

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op Cit, hal 15


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op Cit, hal 15

107

Gunarsa, Guru Besar di Pasca Sarjana Universitas Indonesia, bahwa motivasi


adalah dorongan atau tenaga penggerak untuk melakukan sesuatu.118
Dengan adanya perpustakaan membuat siswa termotiasi untuk lebih giat
belajar 52% terbukti bahwa setiap jam kosong banyak dari siswa yang
memanfaatkan untuk pergi keperpustakaan.
Ditinjau dari segi guru, kegiatan belajar siswa tersebut ada yang tergolong
dirancang dalam desain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan
guru, bila siswa belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas
belajar sekolah. Disamping itu, ada juga yang bukan rancangan dari guru yaitu
siswa belajar karena berdasarkan keinginannya sendiri.119
Dengan begitu motivasi yang diharapkan bisa tumbuh pada diri anak tidak
akan terwujud, walaupun mereka menjalankan apa yang diperintahkan
orangtuanya. Karena motivasi yang tercipta pada dirinya bukan berasal dari
dorongan diri sendiri, melainkan dari paksaan.
Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi yaitu siswa yang berusaha
membuat aktivitas akademiknya menjadi lebih berarti dan bermakna serta
berusaha untuk mengambil keuntungan dari aktivitas akademik tersebut. Seperti
yang telah dikemukakan Azra bahwa pendidikan merupakan proses penyiapan
generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya
secara lebih efektif dan efisisen.120

118
119

120

Sulistyo, op.cit, hal. 7


Dimyati dan Mudjiono, op.cit, hal. 78

Hemlan Elhany, Manusia dan Pendidikan (Studi atas Pemikiran Hasan Langgulung), (STAIN
Jurai Siwo Metro, 2004), Majalah Tarbawiyah Vol.1 No.1 Ed. Januari 2004, hal. 49

108

Al-Quran mengajarkan bahwa kewajaran dan keseimbangan merupakan


pondasi utama yang harus dijaga oleh seorang muslim dalam perilakunya ketika ia
ingin memenuhi dorongan motivasi-motivasinya, baik ia remaja, pemuda, orang
dewasa atau orang lanjut usia.121
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam
diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai
suatu tujuan.122
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan semangat
belajar, sehingga siswa yang termotivasi kuat akan memiliki energi yang banyak
untuk melakukan kegiatan belajar.
Islam menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk menyebarkan
ilmu pengetahuan teoritis dan empiris, yang mampu memahami Al- Quran
membantu memahami keagungan ayat-ayat Allah swt di alam semesta, dan
menunjukkan bukti kekuasaandan ke-esaan_Nya. Rasulullah saw mendorong
umat manusia untuk menuntut ilmu.
Dalam As-Sunnah Tirmidzi meriwayatkan dari Hurairah bahwa Rasulullah
saw bersabda:
Artinya: Barangsiapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka
Allah swt akan memudahkan baginya mendapatkan jalan menuju surga (HR.
Turmudzi).123
121
122

123

Az-Zabalawi op.cit, hal. 195


Tadjab, op.cit, hal. 102
Az-Zabalawi op.cit, hal. 232

109

C. Hubungan Antara Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dengan Motivasi


Belajar Siswa
Perpustakaan adalah bagian integral dari lembaga pendidikan tempat
menyimpan koleksi bahan pustaka yang dikelolah dan diatur secara sistematik
untuk digunakan oleh murid dan guru sebagai sumber bahan informasi, dalam
rangka menunjang program belajar dan mengajar di sekolah.124
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam
diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai
suatu tujuan.125
Dari pendapat di atas, jika dihubungkan dengan penelitian yang mengukur
hubungan pengelolaan perpustakaan dengan motivasi belajar siswa MTs Negeri
lawang dengan bantuan komputer program SPSS dipilih tingkat signifikansi 0,05
Nilai chi-square dengan tingkat signifikansi 0,05 adalah

0,05;(3-1) (5-

1)=15,51(nilai chi-square tabel)


Penarikan kesimpulan:
tolak Ho
terima Ho
Dari out put terlihat bahwa nilai chi-square hiting adalah 13.196 yang mana
nilainya kurang dari chi-square tabel sebesar 15,51.

124

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah


Menengah Tingkat Pertama. Jakarta: Balai Pustaka., 1998, hal 1

125

Tadjab, op.cit, hal. 102

110

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan


antara pengelolaan perpustakaan dengan motivasi belajar siswa yang mana dapat
diketahui nilai t hitung adalah 6,08 sedangkan t tabel adalah 1,67. sehingga t
hitung > t tabel yang artinya H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara motivasi belajar dengan pengelolaan perpustakaan di MTs
Negeri Lawang,

yang berarti semakin baik pengelolaan perpustakaan maka

semakin tinggi motivasi belajar siswa, begitu juga sebaliknya apabila pengelolaan
semakin rendah, maka semakin rendah pula motivasi belajar siswa. .

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari skripsi dan analisis data yang penulis paparkan pada bab-bab
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai inti dari pembahasan pada skripsi
ini sebagai berikut :
1. Pengelolaan Perpustakaan MTs Negeri Lawang
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Pengelolaan perpustakaan
MTs Negeri Lawang Malang sudah baik, hal itu dapat diketahui dari hasil
penelitian yang mana 54,3% dari responden menjawab baik.
2. Motivasi Belajar siswa MTs Negeri Lawang
Dari hasil penelitian tentang motivasi diperoleh data bahwa pada siswa
MTs Negeri Lawang rata-rata memiliki tingkat motivasi belajar pada kategori
sedang yaitu berjumlah 63,33 % dengan 70 responden.
Dengan adanya perpustakaan membuat siswa termotiasi untuk lebih giat
belajar 52% terbukti bahwa setiap jam kosong banyak dari siswa yang
memanfaatkan untuk pergi keperpustakaan.
3. Hubungan Antara Pengelolaan Perpustakaan dengan motivasi Belajar
Siswa
Hasil dari korelasi motivasi belajar dan pengelolaan perpustakaan, jika
dihubungkan dengan penelitian yang

mengukur hubungan pengelolaan

perpustakaan dengan motivasi belajar siswa MTs Negeri lawang dengan


bantuan komputer program SPSS dipilih tingkat signifikansi 0,05 Nilai chi-

111

112

square dengan tingkat signifikansi 0,05 adalah

0,05;(3-1) (5-1)=15,51(nilai

chi-square tabel)
Penarikan kesimpulan:
tolak Ho
terima Ho
Dari out put terlihat bahwa nilai chi-square hiting adalah 13.196 yang mana
nilainya kurang dari chi-square tabel sebesar 15,51.
B. SARAN
Dari kesimpulan yang ada serta melihat situasi yang ada di MTs Negeri
Lawang-Malang maka ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan :
1. Pihak sekolah dan guru hendaknya lebih memperhatikan perkembangan siswa
tingkat belajar, oleh sebab itu perkembangan perpustakaan juga penting untuk
di perhatikan agar siswa tidak tertinggal pada kemajuan IPTAK dan IMTEK
dengan adanya perpustakaan yang baik maka siswa akan termotivasi untuk
belajar maupun berkunjung ke perpustakaan.
2. Para siswa hendaknya lebih giat belajar untuk menambah pengetahuan diri
dan selalu mempertahankan motivasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
3. Dalam upaya pengembangan kemajuan penelitian di masa mendatang
diharapkan agar tidak hanya meneliti hubungan pengelolaan perpustakaan
dengan motivasi belajar siswa, akan tetapi meneliti yang lebih internal dalam
pengelolaan perpustakaan sekolah dengan motivasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Al- Barry M. Dahlan , Partanto Plus A . 1994. Kamus Ilmiah Populer.
Yogyakarta : Arkola Surabaya.
Ahmadi, Abu. (1991). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Alaydroes,
Fahmi. Latar belakang: Visi dan Format Sekolah Islam Terpadu.
Ariknto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
_______________. 2002 . Prosedur Suatu Pendekatan. Jakarta Rineka
Cipta.
As-Syarif, Al Malik Fahd. (1418H). Al-Quran dan Terjemahan. Madinah
Percetakan Al-Quran Raja Fahd
Asy Syanqithi, Syaik. 2007. Tafsir Adhwaul BayanTafsir Al-Quran dengan
Alquran jilid III,. Jakarta: Pustaka Azam.
Azwar, Saifuddin. (1999). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
---------------------. (2000). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
---------------------. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Az-zabalawi, Muhammad Sayyid. (2007). Pendidikan Remaja Antara Islam dan
Bernadib. (1989). Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi Offset
Bafadol, Ibarahim . 1992. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta:
BumiAksara.
________________. 2005. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Basuki, Sulistyo. 1994. Periodesasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajeman dan Tata
Kerja Perpustakaan. Jakarta.: Grasindo.
Depag RI. 1992. Al-Quran dan Terjemah. Jakarta: PT. Toraja.
_______________ 2006. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Karya
Agung
Surabaya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah Menengah Tingkat Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.
Dhofier, Zamakhsyari dkk. (1986). Mengasuh Anak Menurut Ajaran Islam. Jakarta:
UNICEF Indonesia
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Gerungan. (2001). Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset 141
------------. (1983). Psikologi Sosial. Jakarta
Gunarsa, Y. S.D. dan Gunarsa, S.D. (1988). Psikologi untuk Membimbing. Cet. 6.
Jakarta: Gunung Mulia.
Gunarsa, S.D. (1976). Psikologi untuk Keluarga. Jakarta: BPK. Gunung Mulia
Hamalik, Oemar. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Handoko, Martin. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:
Kanisisus

113

114

Hasbi ash-Shiddieqy , Teungku Muhammad. 2003. Tafsir Al-Quranul Majid


An-Nur. Jakarta: PT. Pustaka Rizki Putra.
Hurlock, E.B. (1997). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
http://www.1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200101/psikologi.pdf.Akses11
Desember 2006
http://ganeca.blogspirit.com/ge_mozaik_juni_2005.Akses:11Desember 2006
http://www.jsit.or.id. Akses: 30 April 2010
Ismail, Habshah. (2000) Studi Korelasi Antara Pola Asuh Otoriter Orangtua
dengan Agresivitas Remaja. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Surabaya (tidak diterbitkan)
Komandoko, Gamal. (2006). 20 Kiat Membangkitkan Motivasi Belajar Anak.
Yogyakarta: Cakrawala
Maesaroh, Imas. 2001. Panduan Teknis Pengelolaan Perpustakaan,. Surabaya.
Mangoendaan, Yenny. (2001). Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa. On-line. No.1 TH. XXVIII. Jakarta:
Mardailis. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta :Bumi Aksara.
Margono, S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineke Cipta.
Moleong, J. Lexy. 2000. Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya
_____________. 2007 . Metodologi Penelitian Kualitatif . Jakarta: PT
Remaja
Rosdakarya.
Prayitno. (1989). Motivasi dalam Mengajar. Jakarta: Depdikbud
Rukiati K. Enung. 2006. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Ed. 1.. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Soedibyo, Noerhayati. 1987. Pengelolaan Perpustakaan Jilid I. Bandung :
Alumni.
_____________ 1987. Pengelolaan Perpustakaan Jilid II. Bandung: PT Alumni.
Soetminah. 1991. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta:
Kanisius.
Sulistyo, Stephen K. (2006). Kiat Menumbuhkan Motivasi (Kunci Keberhasilan:
Motivasi). Jakarta: PT. MNI Global. Tabloid Mom & Kiddie_Ed. 3, hal: 7-8
Supriyadi. 1994. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Malang.
Stella Team Staf Pengajar SMP. 1991. Membina Perpustakaan Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Suprayogo, Imam. 2004. Pedoman Pendidikan UIN Malang. UIN Malang.
Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
-------------------. (2004). Psikologi Belajar Ed. Revisi, Cet. 3. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas). Pasal 1.
Uno, Hamzah. B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya_Analisis di Bidang
Pendidikan. Ed. 1. Cet. 1. Jakarta: Bumi Aksara
Walgito, Bimo. (2001). Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi

115

Yusuf, M. Pawit. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.


Bandung: Kencana Prenada Media Group.
Zuhairini (dkk.). 1993. Metodologi Pendidikan Agama. Solo: Ramadhani.

Anda mungkin juga menyukai